Anda di halaman 1dari 32

Tugas 10 (REVISI)

Dosen : Ir. Supratignyo Aji, MT.


Mata Kuliah : Teknik Evaluasi Perencanaan
Tanggal Penyerahan : 21 Mei 2019

ANALISIS KINERJA KABUPATEN KARAWANG


Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Teknik Evaluasi Perencanaan

Oleh:

Januar Wisnu Sukma (153060059)


Raden Guswin S (153060075)
Kevin Daniel Hutagalung (153060087)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2019
BAB 1
TINJAUAN TEORI

1.1 Definisi Evaluasi


Secara umum pengertian evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan
informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana
perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada
selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila
dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. Dalam pengertian yang
lain, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan, sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai. Pendapat yang sama
juga dikemukakan oleh Wrightstone, dkk (1956) yang mengemukakan
bahwa pengertian evaluasi adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan
ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan.
Proses evaluasi pada umumnya memiliki tahapan-tahapannya sendiri.
Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah bahwa prosesnya
sejalan dengan fungsi evaluasi itu sendiri. Berikut ini dipaparkan salah satu tahapan
evaluasi yang sifatnya umum digunakan.
 Menentukan apa yang akan dievaluasi. Dalam bidang apapun, apa saja yang
dapat dievaluasi, dapat mengacu pada suatu program kerja. Di sana banyak
terdapat aspek-aspek yang sekiranya dapat dan perlu dievaluasi. Tetapi,
umumnya yang diprioritaskan untuk dievaluasi adalah hal-hal yang
menjadi key-success factors-nya
 Merancang (desain) kegiatan evaluasi. Sebelum evaluasi dilakukan, harus
ditentukan terlebih dahulu desain evaluasinya agar data apa saja yang
dibutuhkan, tahapan-tahapan kerja apa saja yang dilalui, siapa saja yang
akan dilibatkan, serta apa saja yang akan dihasilkan menjadi jelas.
 Pengumpulan data. Berdasarkan desain yang telah disiapkan, pengumpulan
data dapat dilakukan secara efektif dan efisien, yaitu sesuai dengan kaidah-
kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
 Pengolahan dan analisis data. Setelah data terkumpul, data tersebut diolah
untuk dikelompokkan agar mudah dianalisis dengan menggunakan alat-alat
analisis yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat
dipercaya. Selanjutnya, dibandingkan antara Fakta dan harapan/rencana
untuk menghasilkan gap. Besar gap akan disesuaikan dengan tolok ukur
tertentu sebagai hasil evaluasinya.
 Pelaporan hasil evaluasi. Agar hasil evaluasi dapat dimanfatkan bagi pihak-
pihak yang berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan
secara tertulis.
1.1.1 Tujuan Evaluasi
Evaluasi dalam kebijakan di lakukan untuk mengetahui apakah suatu regulasi
layak atau tidak untuk di implementasikan sehingga dapat di pertimbangkan
(menentukan) apakah rencana tersebut memenuhi persyaratan untuk di lanjutkan
atau di berhentikan, selain itu, tujuan evaluasi kebijakan diantaranya:
1. Menentukan tingka kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka dapat
diketahui derajat pencapain tujuan dan sasaran.
2. Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut, evaluasi
ditujuakn untuk melihat dampak dari suatu kebijakan, baik dampak positif
maupun negatif.
3. Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan. Evaluasi juga bertujuan
untuk mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
terjadi, dengan cara membandingkan antara tujuan dan sasaran dengan
pencapaian target.
Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang. Tujuan akhir
dari evaluasi adalah untuk memberikan masukan bagi proses kebijakan ke depan
agar di hasilkan kebijakan yang lebih baik (menjadi bahan feedback)
1.1.2 Tahapan Evaluasi
Penerapan evaluasi pada manajemen organisasi memiliki tahapan-tahapan yang
harus dilaksanakan. Berikut tahapan evaluasi yang harus diketahui :

1. Perencanaan. Evaluasi yang diterapkan pada tahap perencanaan dalam


menetapkan prioritas dari berbagai alternatif pilihan dan possibility akan
suatu metode dalam pencapaian tujuan.
2. Pelaksanaan. Kegiatan evaluasi pada tahapan ini adalah menganalisa dan
menentukan level perkembangan pada penerapan kegiatan dibandingkan
dengan perencanaan.

3. Setelah Pelaksanaan. Hampir serupa pada tahap pelaksanaan namun


evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan memiliki obyek yang berbeda untuk
dianalisa. Tahapan ini membandingkan perencanaan dengan hasil
pelaksanaan. Bagaimana dampak yang dihasilkan pada kegiatan yang telah

dilaksanakan. Apakah sesuai dengan harapan atau tidak.

1.1.3 Metode Evaluasi


Metode yang digunakan dalam pekaksanaan evaluasi program adalah dengan
menggunakan pendekatan PART (The Program Assessment Rating Tool) yang
merupakan alat diagnosis yang digunakan untuk mengetahui efektivitas program
secara keseluruhan dalam rangka:
(i) menilai kinerja program, dan
(ii) mengarahkan kearah perbaikan kinerja program.
Penilaian program yang dilakukan dengan menggunakan PART bersifat
menyeluruh, mulai dari seberapa baik program didesain, seberapa baik program
dilaksanakan, hingga seperti apa hasil yang dicapai. Tahapan dari analisis PART ini
meliputi enam tahapan, yaitu :
a. Pemilihan program dari penentuan unit analisis.
Program dapat merupakan kumpulan program atau kegiatan yang dikelola
sebagai satu entitas atau yang memiliki satu sasaran yang jelas. Kriteria –
kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan penggabungan program
untuk dinilai dengan menggunakan PART (baik program yang ditangani
sendiri oleh satu K/L maupun yang bersifat lintas K/L) adalah :
(iii) memiliki tujuan yang sejalan misalnya dalam hal penerima manfaat,
karakteristik, dan target populasinya;
(iv) memiliki kesamaan desain dan pengelolaan,
(v) memiliki keterkaitan dalam budgeting, dimana program-program
yang akan dikombinasikan tersebut dikelola sebagai single unit; dan
(vi) mendukung sasaran outcome jangka panjang yang sejalan.
b. Penentuan tipe program.
Program dibagi ke dalam tujuh kategori untuk keperluan pertanyaan
tambahan yang bersifat khas bagi masing-masing kategori/tipe program, yaitu
:
(i) Direct federal Program,
(ii) Competitive Grant program,
(iii) Block/Formula Grant program,
(iv) Regulatory-Based Program,
(v) Capital Assets and Service Acquisition Program,
(vi) Credit Program, dan
(vii) Research and Development Program
c. Penentuan bobot pertanyaan
Dalam PART terdapat setidaknya 25 butir pertanyaan yang lazim dikemukakan
dalam kuisioner PART yang kemudian dikelompokkan ke dalam empat bagian,
yaitu:
(i) Tujuan dan Desain Program
(ii) Rencana strategis
(iii) Manajemen Program, dan
(iv) Hasil Program/Akuntabilitas.
d. Pemilihan ukuran kinerja
Perlu dilakukan penilaian atas kualitas ukuran (kinerja) program, sehingga
dapat diketahui: apakah ukuran-ukuran tersebut relevan dengan konteks,
memiliki metodologi yang benar, dan dapat diverifikasi dengan data yang
reliabel.
e. Mekanisme Evaluasi
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan evaluasi
efektivitas desain program adalah:
1) Penentuan sasaran yang akan dicapai oleh program tersebut;
2) penentuan indikator sasaran program;
3) Penentuan stakeholder yang mendapatkan manfaat;
4) Penentuan instansi yang terlibat dalam pelaksanaan program;
5) Penyusunan format evaluasi program;
6) Penentuan metode analisis dalam hal ini menggunakan metode PART.
f. Waktu Pelaksanaan Evaluasi
Evaluasi efektivitas desain program pembangunan, baik program jangka
menengah maupun tahunan dilaksanakan setiap tahun, setelah berakhirnya
tahun anggaran dan sebelum penyusunan rencana program selanjutnya.

1.1.4 Kriteria Evaluasi


Evaluasi mempunyai karakteristik yang membedakannya dari metodemetode
analisis kebijakan lainnya yaitu:
1. Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada
penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari sesuatu kebijakan dan
program.
2. Interdependensi Fakta-Nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik ”fakta”
maupun “nilai”.
3. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau. Tuntutan evaluatif, berbeda dengan
tuntutan-tuntutan advokat, diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu,
ketimbang hasil di masa depan.
4. Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai
kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara.
(Dunn, 2003:608-609)
Berdasarkan penjelasan di atas, karakteristik evaluasi terdiri dari empat
karakter. Yang pertama yaitu fokus nilai, karena evaluasi adalah penilaian dari suatu
kebijakan dalam ketepatan pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan. Kedua yaitu
interdependensi fakta-nilai, karena untuk menentukan nilai dari suatu kebijakan bukan
hanya dilihat dari tingkat kinerja tetapi juga dilihat dari bukti 32 atau fakta bahwa
kebijakan dapat memecahkan masalah tertentu. Ketiga yaitu orientasi masa kini dan
masa lampau, karena tuntutan evaluatif diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu
sehingga hasil evaluasi dapat dibandingkan nilai dari kebijakan tersebut. Keempat yaitu
dualitas nilai, karena nilai-nilai dari evaluasi mempunyai arti ganda baik rekomendasi
sejauh berkenaan dengan nilai yang ada maupun nilai yang diperlukan dalam
mempengaruhi pencapaian tujuan-tujuan lain.

Tabel 1.1
Kriteria Evaluasi
Tipe Kriteria Pertanyaan Ilustrasi

Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah Unit pelayanan


dicapai?
Efisiensi Seberapa banyak usaha Unit biaya
diperlukan untuk mencapai hasil Manfaat bersih
yang diinginkan? Rasio biaya-manfaat
Kecukupan Seberapa jauh pencapaian hasil Biaya tetap
yang diinginkan memecahkan (masalah tipe I)
masalah? Efektivitas tetap
(masalah tipe II)
Perataan Apakah biaya dan manfaat Kriteria Pareto
didistribusikan dengan merata Kriteria kaldorHicks
kepada kelompok-kelompok Kriteria Rawls
tertentu?
Resposivitas Apakah hasil kebijakan Konsistensi dengan
memuaskan kebutuhan, survai warga negara
preferensi atau nilai
kelompokkelompok tertentu?
Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang Program publik harus
diinginkan benar-benar berguna merata dan
atau bernilai? efisien
(Sumber: Dunn, 2003:610)
Berdasarkan kriteria di atas, evaluasi membagi beberapa tipe kriteria
diantaranya: efektivitas merupakan suatu alternatif mencapai hasil (akibat) yang
diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan. Intinya adalah efek dari
suatu aktivitas. Kedua yaitu efisiensi, berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan
untuk menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Ketiga, kecukupan merupakan
sejauhmana tingkat efektivitas dalam memecahkan masalah untuk memuaskan
kebutuhan, nilai atau kesempatan yang menumbuhkan masalah

1.2 Definisi Kinerja


Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan
selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005:50).
Sedangkan Mathis dan Jackson (2006:65) menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya
adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai. Manajemen kinerja adalah
keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau
organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di
perusahaan tersebut.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja, ialah:

a. Efektifitas dan efisiensi


Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan
bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak
dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga
mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien.
Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka
kegiatan tersebut efesien (Prawirosentono, 1999:27).
b. Otoritas (wewenang)
Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam
suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi
kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai
dengan kontribusinya (Prawirosentono, 1999:27). Perintah tersebut
mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam
organisasi tersebut.
c. Disiplin
Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku
(Prawirosentono, 1999:27). Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan
karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja
dengan organisasi dimana dia bekerja.
d. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam
membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan
tujuan organisasi.

Menurut A. A. Prabu Mangkunegara dalam bukunya Evaluasi Kinerja SDM


(2005:20) manajemen kinerja merupakan proses perencanaa, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian terhadap pencapaian kinerja dan dikomunikasikan
secara terus menerus oleh pimpinan kepada karyawan, antara karyawan dengan
atasannya langsung. Selanjutnya A. A. Prabu Mangkunegara mengemukakan tujuan
dari pelaksanaan manajemen kinerja, bagi para pimpinan dan manajer adalah :
a. Mengurangi keterlibatan dalam semua hal;
b. Menghemat waktu, karena para pegawai dapat mengambil berbagai
keputusan sendiri dengan memastikan bahwa mereka memiliki
pengetahuan serta pemahaman yang diperlukan untuk mengambil
keputusan yang benar
c. Adanya kesatuan pendapat dan menguarangi kesalahpahaman diantara
pegawai tentang siapa yang mengerjakan dan siapa yang
bertanggungjawab;
d. Mnegurangi frekuensi situasi dimana atasan tidak memiliki informasi
pada saat dibutuhkan;
e. Pegawai mampu memperbaiki kesalahannya dan mengidentifikasikan
sebab-sebab terjadinya kesalahan atau inefesiensi.
1.2.1 Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang ditetapkan berdasarkan output dan outcome.
Fungsi indikator kinerja adalah :
1. Memperjelas apa, berapa dan bagaimana kemajuan pelaksanaan
kegiatan/program dan kebijakan
2. Menciptakan kesepakatan yang dibangun oleh berbagai pihak terkait.
3. Membangun dasar bagi pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja.
4. Merupakan ukuran keberhasilan (akuntabilitas) Satuan Kerja dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
1.3 Definisi Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan
tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau
organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu.
Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau
penghargaan kepada pekerja.

1.3.1 Tujuan Evaluasi Kinerja


Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan
perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian
sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau
penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai. Hasil
evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan.

1.3.2 Fungsi Evaluasi Kinerja


Fungsi evaluasi kinerja yang dikemukakan Wirawan (2009) sebagai berikut :
1. Memberikan balikan kepada aparatur ternilai mengenai kinerjanya.
Ketika merekrut pegawai (ternilai), aparatur harus melaksanakan
pekerjaan yang ditugaskan kepadanya sesuai dengan uraian tugas,
prosedur operasi, dan memenuhi standar kinerja.
2. Alat promosi dan demosi.
Hampir disemua sistem evaluasi kinerja, hasil evaluasi digunakan untuk
mengambil keputusan memberikan promosi kepada aparatur ternilai yang
kinerjanya memenuhi ketentuan pembarian promosi. Promosi dapat
berupa kenaikan gaji, pemberian bonus atau komisi, kenaikan pangkat
atau menduduki jabatan tertentu. Sebaliknya, jika kinerja aparatur ternilai
tidak memenuhi standar atau buruk, instansi menggunakan hasilnya
sebagai dasar untuk memberikan demosi berupa penurunan gaji, pangkat
atau jabatan aparatur ternilai.
3. Alat memotivasi ternilai.
Kinerja ternilai yang memenuhi standar, sangat baik, atau superior,
evaluasi kinerja merupakan alat untuk memotivasi kinerja aparatur. Hasil
evaluasi dapat digunakan instansi untuk memotivasi aparatur agar
mempertahankan kinerja yang superior dan meningkatkan kinerja baik
atau sedang.
4. Penentuan dan pengukuaran tujuan kinerja.
Sistem evaluasi kinerja yang menggunakan prinsip manajemen by
objectives, evaluasi kinerja dimulai dengan menentukan tujuan atau
sasaran kerja aparatur ternilai pada awal tahun.
5. Konseling kinerja buruk.
Evaluasi kinerja, tidak semua aparatur mampu memenuhi standar
kinerjanya atau kinerjanya buruk. Hal itu mungkin karena ia menghadapi
masalah pribadi atau ia tidak berupaya menyelesaikan pekerjaannya
secara masksimal. Bagi aparatur seperti ini penilai akan memberikan
konseling mengenai penyebab rendahnya kinerja ternilai dan
mengupayakan peningkatan kinerja ditahun 39 mendatang. Konseliang
dapat dilakukan sebelum evaluasi kinerja jika atasan dapat mengetahui
kelambanan aparatur.
6. Pemberdayaan aparatur.
Evaluasi kinerja merupakan alat untuk memberdayakan aparatur agar
mampu menaiki tangga atau jenjang karier. Evaluasi kinera menentukan
apakah kinerja aparatur dapat dipergunakan sebagai ukuran untuk
meningkatkan kariernya. (Wirawan, 2009:24)

1.3.3 Sasaran Evaluasi Kinerja


Sasaran-sasaran evaluasi kinerja Aparatur yang dikemukakan Agus Sunyoto
(1999) dalam bukunya Kualitas Kinerja Aparatur (edisi kelima) sebagai berikut :
1. Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan
dan periodik, baik kinerja aparatur maupun kinerja organisasi.
2. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para aparatur melalui audit
keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan
kemampuan dirinya. Atas dasar evaluasi kebutuhan pelatihan itu dapat
menyelenggarakan program pelatihan dengan tepat.
3. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan
tanggung jawab perorangan dan kelompok sehingga untuk periode yang
selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat oleh karyawan, mutu dan baku
yang harus dicapai, sarana dan prasaranan yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja karyawan.
4. Menemukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan
kalau mendasarkan hasil diskusi antara karyawan dan pimpinannya itu
untuk menyusun suatu proposal mengenai sistem bijak (merit system) dan
sistem promosi lainnya, seperti imbalan (reward system recommendation).
(Sunyoto, 1999:1)
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Gambaran Umum APBD Kabupaten Karawang


Menurut UU No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 14, ” Anggaran pendapatan dan
belanja daerah yang selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah.” Sedangkan menurut
UU No. 33 Tahun 2004 menyatakan, bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
atau yang disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Secara umum, sumber dana bagi daerah terdiri atas pendapatan asli daerah, dana
perimbangan, dan pinjaman daerah, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Tiga sumber
pertama langsung dikelola oleh pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) sedangkan yang lainnya dikelola oleh Pemerintah Pusatmelalui
kerjasama dengan Pemerintah Daerah. Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi
fiscal secara legal dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Selain itu,
terdapat juga undang-undang nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi
daerah yang mengatur hal-hal mengenai kewenangan Pemerintah Daerah untuk
memungut pajak dan transfer ke daerah.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten
Karawang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2008 tentang
sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, kecamatan dan kelurahan. Adapun
tugas pokok dan fungsi DPPKAD yang tercantum dalam pasal 289 peraturan bupati
no. 43 tahun 2008 tentang struktur organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan aset Daerah Kabupaten Karawang. Dari anggaran murni
Kabupaten Karawang sendiri terbagi kedalam pemasukan dan pengeluaran yang
dilakukan Kabupaten Karawang guna mencapai taget/ sasaran pembangunan yang ada
di Kabupaten Karawang. Untuk sumber pendapatan sendiri didapatkan dari Pendapatan
Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan pendapatan lain – lain yang sah, sedangkan
untuk belanja pemerintah daerah Kabupaten Karawang sendiri terbagi menjadi belanja
langsung dan tidak langsung, Sedangkan untuk pendapatan daerah Kabupaten
Karawang sendiri terjadi penurunan dari tahun dasar (2011) menuju tahun selanjutnya
yaitu sekitar 500 Miliyar Rupiah. Dan mengalami kenaikan lagi pada tahun 2013 –
2015 karena adanya peningkatan dari pajak daerah, retribusi daerah dan laba usaha
BUMN yang ada di Kabupaten Karawang.
Tabel 1 Rekapitulasi APBD Kabupaten Karawang Tahun 2011 – 2015

ANGGARAN MURNI ANGGARAN MURNI ANGGARAN MURNI ANGGARAN MURNI ANGGARAN MURNI
NO URAIAN
2015 2014 2013 2012 2011

1. PENDAPATAN 3,638,400,458,397.00 3,198,281,323,336.00 2,691,829,177,177.00 2,459,485,410,941.00 3,059,982,564,197.00

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 943,596,855,369.00 909,147,525,752.00 660,841,119,615.00 658,597,372,181.00 378,630,051,818.00

1.1.1 Pajak Daerah 620,393,000,000.00 554,228,363,507.00 466,028,000,475.00 477,595,086,584.00 240,875,370,850.00

1.1.2 Retribusi Daerah 104,236,118,000.00 129,306,846,320.00 59,406,479,316.00 35,256,065,679.00 4,094,694,489.00

1.1.3 Laba Badan Usaha Milik Negara - - 8,127,522,922.00 6,376,152,271.00 226,986,664.00

1.1.4 Penerimaan Dinas-dinas - - - - 34,387,072,414.00


Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah
1.1.5 yg dipisahkan 8,742,286,092.00 7,316,691,914.00 - - -
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
1.1.6 yang Sah 210,225,451,277.00 218,295,624,011.00 127,279,116,902.00 139,370,067,647.00 99,045,927,401.00

1.2 DANA PERIMBANGAN 2,151,419,145,460.00 1,580,220,357,071.00 1,528,879,268,723.00 1,413,869,849,941.00 1,168,329,344,076.00

1.2.1 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 368,128,614,000.00 267,117,867,071.00 288,808,848,723.00 332,856,838,941.00 254,720,673,675.00

1.2.2 Dana Alokasi Umum (DAU) 1,250,725,634,000.00 1,188,478,470,000.00 1,134,530,200,000.00 1,004,178,461,000.00 814,562,743,000.00

1.2.3 Dana Alokasi Khusus (DAK) 532,564,897,460.00 124,624,020,000.00 105,540,220,000.00 76,834,550,000.00 99,045,927,401.00
ANGGARAN MURNI ANGGARAN MURNI ANGGARAN MURNI ANGGARAN MURNI ANGGARAN MURNI
NO URAIAN
2015 2014 2013 2012 2011
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
1.3 YG SAH 543,384,457,568.00 708,913,440,513.00 502,108,788,839.00 387,018,188,819.00 1,513,023,168,303.00

1.3.1 Hibah - 6,378,469,599.00 1,737,111,000.00 1,129,337,000.00 250,625,979,186.00


1.3.2 Dana Darurat - - - - 131,269,421,165.00
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
1.3.3 atau Pemerintah Daerah Lainnya 343,038,132,568.00 1,351,608,528.00 212,414,962,839.00 147,494,101,989.00 54,949,692,552.00
Dana Penyesuaian dan Otonomi
1.3.4 Khusus 200,346,325,000.00 293,321,154,086.00 247,349,527,000.00 164,132,014,000.00 261,615,332,400.00
Bantuan Keuangan dari Provinsi
1.3.5 atau Pemerintah Daerah Lainnya - 364,789,871,000.00 40,607,188,000.00 74,262,735,830.00 814,562,743,000.00
Bagi Hasil Retribusi dari Provinsi dan
1.3.6 Pemerintah Daerah lainnya - 43,072,337,300.00 - - -
- - - -

2. BELANJA 4,095,043,487,419.00 3,151,609,949,963.00 2,761,942,438,446.00 2,416,221,176,178.00 2,721,384,333,536.00

2.1 BELANJA LANGSUNG 2,027,803,165,541.46 1,570,823,976,525.00 1,431,127,060,994.00 1,258,266,184,262.00 717,921,081,438.00

2.1.1 Belanja Pegawai 241,042,837,400.00 241,000,382,968.00 238,761,474,173.68 200,137,074,570.00 166,298,493,045.00

2.1.2 Belanja Barang dan Jasa 1,040,522,556,696.46 736,972,196,228.00 620,951,437,202.32 412,360,875,555.00 353,694,685,163.00

2.1.3 Belanja Modal 746,237,771,445.00 592,851,397,329.00 571,414,149,618.00 645,768,234,137.00 197,927,903,230.00

2.2 BELANJA TIDAK LANGSUNG 2,067,240,321,877.54 1,580,785,973,438.00 1,330,815,377,452.00 1,157,954,991,916.00 2,003,463,252,098.00

2.2.1 Belanja Pegawai 1,521,587,674,724.54 1,260,757,734,138.00 1,081,059,712,806.00 962,293,081,316.00 827,140,350,649.00

2.2.2 Belanja Bunga - - - - 827,140,350,649.00


ANGGARAN MURNI ANGGARAN MURNI ANGGARAN MURNI ANGGARAN MURNI ANGGARAN MURNI
NO URAIAN
2015 2014 2013 2012 2011

2.2.3 Belanja Subsidi - - - - 99,359,403,000.00

2.2.4 Belanja Hibah 76,156,638,500.00 130,914,160,300.00 113,105,500,000.00 89,547,007,000.00 31,979,662,400.00

2.2.5 Belanja Bantuan Sosial 25,042,400,000.00 52,224,000,000.00 17,400,531,000.00 9,889,584,550.00 99,359,403,000.00


Belanja Bagi Hasil Kepada
Propinsi/Kabupaten/Kota dan
2.2.6 Pemerintah Desa 50,725,000,000.00 45,465,375,000.00 43,024,174,644.00 33,480,254,050.00 31,979,662,400.00
Belanja bantuan Keuangan Kepada
Propinsi/Kabupaten/Kota/
2.2.7 Pemerintah desa dan partai Politik 392,228,608,653.00 91,424,704,000.00 75,867,911,002.00 62,745,065,000.00 86,504,420,000.00

2.2.8 Belanja Tidak Terduga 1,500,000,000.00 - 357,548,000.00 - -


- - - -

SURPLUS/DEFISIT (456,643,029,022.00) 46,671,373,373.00 (70,113,261,269.00) 43,264,234,763.00 338,598,230,661.00


Sumber : BPS, Karawang Dalam Angka 2012 – 2016
2.2 Gambaran Umum RPJMD Kabupaten Karawang
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, penyusunan RPJMD Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 sebagai
dokumen perencanaan pembangunan disusun sebagai satu kesatuan yang utuh
dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah, sehingga dalam
penyusunannya, harus memperhatikan RPJM Nasional Tahun 2014-2019, RPJMD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-
2029, RPJPD Kabupaten Karawang Tahun 2005-2025 dan RTRW Kabupaten
Karawang Tahun 2011-2031.

Kemudian, pelaksanaan RPJMD Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021


dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai suatu
dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten Karawang yang memuat
prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja OPD. RPJMD Kabupaten
Karawang Tahun 2016-2021 mempunyai fungsi pokok sebagai pedoman dalam
penyusunan Rencana Strategis OPD (Renstra OPD), merumuskan visi dan misi
kepala daerah terpilih ke dalam tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam kurun
waktu tahun 2016-2021, serta perumusan strategi untuk mencapai tujuan dan
sasaran pembangunan daerah dimaksud dalam bentuk program beserta kerangka
pendanaannya selama tahun 2016-2021.

Untuk pelaksanaan lebih lanjut, RPJMD akan dijabarkan ke dalam Rencana


Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Pasal 5 Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) mengungkap hal sebagai berikut : Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi
pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat
Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai
dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan
yang bersifat indikatif. RPJMD 20162021 merupakan dokumen perencanaan yang
memuat strategi kebijakan umum, dan kerangka ekonomi makro yang merupakan
penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Aksi serta prioritas pembangunan daerah
yang mengakomodasi aspirasi masyarakat yang ada dalam lingkup wilayah
Kabupaten.

2.2.1 Arah Kebijakan


Arah kebijakan merupakan pedoman yang akan mengarahkan pilihan-pilihan
strategi yang akan menjadi fokus penanganan permasalahan yang hendak diselesaikan
dalam setiap tahunnya setiap periode tahunan selama lima tahun sehingga memiliki
kesinambungan untuk setiap periode dalam tujuan dan sasaran sesuai dengan visi misi yang
telah ditetapkan.

Tabel 1 Arahan Pembangunan Menurut RPJMD Kabupaten Karawang 2016-2021

No. Arahan Kebijakan Pembangunan

1. Pelaksanaan pembangunan prasarana transportasi jalan yang mengacu


pada sistem informasi transportasi;
2. Pelaksanaan pembangunan transportasi massal (Trans Karawang)
3. Persiapan dan pelaksanaan prasarana dan sarana manajemen lalulintas
4. Peningkatan fasilitas layanan publik khususnya transportasi (CCTV)
5. Perencanaan dan pembangunan perlintasan tidak sebidang kereta api
6. Meningkatkan Kemantapan Infrastruktur Yang Berkeselamatan Untuk
Pemenuhan Pelayanan Dasar Dalam Rangka Mendukung Peningkatan Kualitas
Pendidikan, Kesehatan, Perekonomian, Perdagangan, Jasa, Aktivitas Sosial
Budaya, Pertanian, Industri, Pariwisata dan Pemerintahan Dengan
Memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Untuk
Mewujudkan Karawang Yang Mandiri, Maju dan Berdaya Saing
7. Pengembangan dan Penanganan Infrastruktur Wilayah Kabupaten Sebagai
Daya Dukung dan Penunjang Dalam Melayani Pusat Kegiatan Wilayah (PKW),
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Pusat Wilayah Terpadu (PWT), mencakup :
a. Sektor Strategis
b. Sektor Pertanian
c. Sektor Perdagangan dan Jasa
d. Sektor Industri
e. Sektor Pariwisata
f. Penyesuaian Pengembangan Wilayah Sesuai Dengan RTRW / RDTR
8. Jaringan prasarana wilayah di wilayah pengembangan dan kawasan
strategis,
9. Pembangunan Jalan
10. Peningkatan Kontruksi Jalan Kabupaten
11. Penurapan Jalan Kabupaten
12. Pemeliharaan Rutin Jalan Kabupaten
13. Pemeliharaan Berkala / Periodik Jalan Kabupaten
No. Arahan Kebijakan Pembangunan

14. Rehabilitasi Jalan Kabupaten


15. Pemeliharaan Rutin Jembatan Kabupaten
16. Rehabilitasi Jembatan Kabupaten
17. Peningkatan Jembatan Kabupaten
18. Pembangunan Saluran Drainase Jalan Kabupaten
19. Rehabilitasi Saluran Drainase Jalan Kabupaten
20. Pembangunan Trotoar Jalan Kabupaten
21. Pembangunan Saluran Irigasi Tersier Kabupaten
22. Rehabilitasi Saluran Irigasi Tersier Kabupaten / Dinormalisasi / Dipelihara
23. Pembangunan Saluran Irigasi Sekunder Kabupaten
24. Rehabilitasi Saluran Irigasi Sekunder Kabupaten
25. Rehabilitasi Saluran Pembuang Kabupaten
26. Pembangunan Bendung / Situ / Embung / Folder Saluran Air Kabupaten Yang
Terbangun
27. Rehabilitasi Bendung / Situ / Embung / Folder Saluran Air Kabupaten
28. Pembangunan Pengaman Abrasi Pantai
29. Rehabilitasi/Normalisasi Muara
30. Pembangunan terminal integrated pasar rengasdengklok;
31. Revitalisasi dan pembangunan pasar tradisional;
32. Pembangunan sarana olah raga;
33. Pembangunan TPA, WTP dan IPLT sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan,
34. Pengembangan kawasan agribisnis, dan agro wisata
35. Pembangunan Hutan Kota dan RTH dengan membangun keterlibatan
masyarakat dan swasta
Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2021

2.2.2 Kinerja Pelaksanaan APBD di Kabupaten karawang


APBD merupakan instrumen paling utama dalam kebijakan fiskal
daerah sebagaimana kewenangan yang diserahkan sesuai undang-undang
otonomi daerah. APBD dikatakan sebagai instrumen kebijakan utama
pemerintah daerah karena APBD adalah intisari dari apa yang harus
dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam satu tahun ke depan sebagai
rangkaian tak terpisahkan dari kebijakan masa lalu dan tujuan yang
akan dicapai pada masa yang akan datang
Tabel 2 Realisasi pendapatan daerah, rata-rata proporsi (%) dan rata-rata
pertumbuhan (%) Tahun 2011 – 2015 (Dalam Juta Rupiah)

Sumber : RPJMD Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021

Berdasarkan data realisasi APBD, pendapatan tahun 2015 sebesar


Rp. 3,6 Trilyun atau selama 5 tahun secara rata-rata tumbuh sebesar
12,40 persen dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp. 2 Triliyun.
Pertumbuhan pendapatan diperoleh dari PAD dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 22,78 persen, Dana Perimbangan dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 6,20 persen, Lain-lain pendapatan daerah yang sah
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 16,50 persen. Sedangkan secara proporsi,
dana perimbangan merupakan penyumbang pendapatanterbesar dengan rata-rata
sebesar 72,67 persen, Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 29,57 persen,
sedangkan PAD rata-rata menyumbang 25,51 persen.
Rasio PAD terhadap Total Pendapatan Daerah ini menunjukkan tingkat
kemandirian daerah. Semakin tinggi rasio ini semakin baik karena semakin rendah
tingkat ketergantungan daerah terhadap pendapatan yang bersumber dari dana
transfer pemerintah pusat. Rasio kemandirian Kabupaten Karawang tahun 2011-
2015 mengalami penurunan pada tahun 2013 kemudian sampai tahun 2015 terus
meningkat.

A. Kapasitas Fiskal Daerah


Kapasitas fiskal adalah kemampuan pemerintah daerah untuk membiayai
sendiri kegiatan pemerintahan daerah yang dijalankan, tanpa tergantung
bantuan dari luar, termasuk dari pemerintah pusat. Berdasarkan data tahun
2011 –2015 nilai rata-rata kapasitas fiskal Kabupaten Karawang sebesar
25,91% persen, atau masih relatif rendah. Rendahnya kapasitas fiskal terlihat
dari masih rendahnya kontribusi PAD dimana nilai rata-rata Tax effort tahun
2015 (yang diukur berdasarkan rasio antara penerimaan pajak daerah dan
retribusi daerah terhadap PDRB non migas) dapat dinilai kemampuan
membayar pajak masyarakat karawang relatif masih kecil (kurang dari 1
persen). Namun demikian dari data tersebut tampak kecenderungan rasio
kemampuan fiskal Kabupaten Karawang yang terus naik, artinya kapasitas
fiskal Kabupaten Karawang semakin meningkat.
1.
Tabel 4 Realisasi pendapatan daerah dan Realisasi Belanja Daerah Tahun 2011 – 2015 (Dalam Juta
Rupiah)
2.

Sumber : RPJMD Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021

B. Rasio Pertumbuhan
APBD Tahun 2015 telah mencapai angka Rp 3,6 Triliun atau selama periode
2011 – 2015 rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 14,16 persen dari angka tahun
2011 sebesar Rp. 1,86 Trilyun. Rasio APBD terhadap PDRB pada periode 2011-
2015 memperlihatkan kecenderungan yang semakin meningkat, hal ini
memperlihatkan bahwa kemampuan belanja pemerintah (Government expenditure)
semakin meningkat dalam pembentukan PDRB. Adapun fungsi APBD lebih
bersifat stimulus terhadap berjalannya kinerja perekonomian makro daerah.

Tabel 5 Perkembangan dan Pertumbuhan APBD, Rasio APBD terhadap


PDRB Seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2011 – 2015
Sumber : RPJMD Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021

Berdasarkan data time series dengan menggunakan rumus


eksponensial diperoleh rata-rata pertumbuhan PAD per tahun
sebesar 22.78 persen sehingga diproyeksi pada akhir tahun 2020
realisasi PAD mencapai angka Rp. 2,95 Trilyun . Performa APBD
Kabupaten Karawang yang surplus pada tahun 2011, 2012, 2014
dan 2015 serta defisit pada tahun 2013 diperlihatkan pada Tabel
3.6. Pertumbuhan pendapatan sebesar 12.40 persen, sedangkan
pertumbuhan belanja mencapai 14,16 persen, yang memunculkan
defisit APBD dalam trend cenderung semakin besar.
Walaupun defisit dimaksud masih dapat ditutupi dengan penerimaan pembiayaan
yang sebagian besar dikontribusi melalui penerimaan
SilPa tahun sebelumnya, namun hal tersebut memperlihatkan pula
lemahnya kinerja perencanaan sehingga berdampak pada kinerja
pelaksanaan dan penyerapan anggaran. Oleh sebab itu perlu adanya
reorientasi dalam penyusunan formulasi APBD yang lebih
mengedepankan optimalisasi Pendapatan Asli Daerah tanpa
menghambat investasi, pengelolaan belanja yang efektif dan efisien
berbasis pada kinerja riil serta pengembangan skema alternatif
pembiayaan.
I. Realisasi APBD Kabupaten Karawang

Tabel 6 Realisasi APBD Kabupaten Karawang Tahun 2010 - 2015 (Dalam Juta Rupiah)

Sumber : RPJMD Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021


II. Pengawasan RAPDB di Kabupaten Karawang
Dengan pertimbangan kinerja pelaksanaan APBD di Kabupaten Karawang,
maka Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang diharuskan untuk berupaya
meningkatkan PAD sebagai sumber utama pendapatan daerah secara wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan. kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi
daerah perlu terus diupayakan melalui proses Analisa dan perencanaan yang matang
tanpa menimbulkan high cost economy terhadap perkembangan arus investasi agar
pembangunan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan target dalam RPJMD.
Selain itu, sebagai tindakan pengawasan RAPBD di Kabupaten Karawang,
perlu adanya penetapan indikator kinerja daerah terhadap capaian kinerja
penyelenggaraan urusan pemerintahan Kabupaten Karawang yang diperhatikan setiap
tahun perencanaan program sesuai target RPJMD dan yang telah direncanakan pada
rencana spasial yang terdapat dalam indikasi program RTRW Kabupaten Karawang.
2.2.3 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Bidang Pekerjaan Umum & Penataaan Ruang Kabupaten karawang
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Indikator Kinerja Perangkat
No. Pemerintahan Kinerja Awal Daerah
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun2021 Kondisi Kinerja pada
dan Program Prioritas Program RPJM Penanggun
akhir periode
Pembangunan (outcome) D g Jawab
RPJMD
(Tahun
targe Rp (juta) target Rp (juta) targe Rp (juta) targe Rp (juta) targe Rp (juta) targe Rp (juta) target Rp (juta)
2015)
t t t t t
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

3. Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang
Proporsi panjang
jalan dan Dinas
Program Pembangunan jembatan Pekerjaan
Jalan dan Jembatan kabupaten dalam 0 0 5 unit 85.000.000.00 5 100.000.000.00 5 100.000.000.00 5 100.000.000.00 5 100.000.000.00 25 unit 485.000.000.00 Umum dan
kondisi baik dan 0 unit 0 unit 0 unit 0 unit 0 0 Penataan
sedang Ruang
Program Pembangunan (jalan&jembatan
Saluran )
Drainase/Gorong- gorong Proporsi Dinas
drainase dan Pekerjaan
Program Pembangunan gorong-gorong 50 10 26.163.798.250 10 km 28.800.000.00 10 30.000.000.000 10 32.000.000.000 10 35.000.000.000 10 42.000.000.000 60 km 193.963.798.25 Umum dan
Turap/Talud/Bronjong kabupaten dalam km 0 km km km km 0 Penataan
kondisi baik Ruang
Dinas
50 10 14.925.783.000 10 km 16.400.000.00 10 20.000.000.000 10 22.000.000.000 10 25.000.000.000 10 28.000.000.000 60 km 126.325.783.00 Pekerjaan
km 0 km km km km 0 Umum dan
Penataan
Ruang
Program Proporsi panjang
Rehabilitasi/Pemeliharaa jalan dan Dinas
n Jalan dan Jembatan jembatan 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % Pekerjaan
kabupaten dalam 25.263.639.000 40.800.000.00 50.000.000.000 60.000.000.000 70.000.000.000 80.000.000.000 326.063.639.00 Umum dan
kondisi baik dan 0 0 Penataan
sedang Ruang
(jalan&jembatan
)
Program Tanggap Dinas
Darurat Jalan/Jembatan/ 4 Pekerjaan
Bangunan/Sumberdaya 0 0 0 4 18.000.000.00 0 0 0 0 0 0 0 0 kegiata 18.000.000.000 Umum dan
Air kegiata 0 n Penataan
n Ruang
Program Pembangunan Ketersediaan Dinas
Sistem Informasi/Data data base jalan 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % Pekerjaan
Base Pekerjaan umum dan jembatan 2.850.000.000 4.700.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 90 % 27.550.000.000 Umum dan
dan Penataan Ruang Penataan
Ruang
Program Peningkatan Proporsi sarana
Sarana dan Prasarana prasarana Dinas
Pekerjaan Umum dan pekerjaan umum 90 % 16.196.500.000 90 % 22.800.000.00 90 % 22.800.000.000 90 % 25.000.000.000 90 % 29.000.000.000 90 % 34.000.000.000 90 % 149.796.500.00 Pekerjaan
Penataan Ruang dan penataan 0 0 Umum dan
ruang dalam Penataan
kondisi baik Ruang
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Indikator Kinerja Perangkat
No. Pemerintahan Kinerja Awal Daerah
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun2021 Kondisi Kinerja pada
dan Program Prioritas Program RPJM Penanggun
akhir periode
Pembangunan (outcome) D g Jawab
RPJMD
(Tahun targe Rp (juta) target Rp (juta) targe Rp (juta) targe Rp (juta) targe Rp (juta) targe Rp (juta) target Rp (juta)
2015)
t t t t t
Program Pengembangan Cakupan Dinas
dan Pengelolaan Jaringan ketersediaan Pekerjaan
Irigasi, Rawa dan air untuk 10 30.265.337.450 10 km 33.300.000.00 10 34.300.000.000 10 35.000.000.000 10 38.000.000.000 10 45.000.000.000 60 km 215.865.337.45 Umum dan
Jaringan Pengairan pertanian km 0 km km km km 0 Penataan
Lainnya Ruang
Program Pengembangan,
Pengelolaan dan Embung dan Dinas
Konservasi Sungai, sungai terkelola 3 37.053.012.200 4 Buah 40.750.000.00 4 42.000.000.000 4 45.850.000.000 4 49.000.000.000 4 55.000.000.000 23 269.65.3012.20 Pekerjaan
Danau dan Sumberdaya baik Buah 0 Buah Buah Buah Buah Buah 0 Umum dan
Air Lainnya Penataan
Ruang
Program Pembangunan Infrastruktur Dinas
Infrastruktur Perdesaan pedesaan dalam 90 174.573.242.40 90 % 30.000.000.00 90 50.000.000.000 90 % 50.000.000.000 90 50.000.000.000 90 % 50.000.000.000 90 % 404.573.242.40 Pekerjaan
% 0 0 % % 0 Umum dan
Sumber : Lakip 2017 Kabupaten Karawang
BAB III
ANALISIS

3.1 Capaian Indikator Kinerja


Tahun 2017 Pemerintah Kabupaten Karawang mulai melaksanakan
tahapan-tahapan pembangunan, namun dalam pelaksanaan pada tahun 2017
tersebut belum mengikuti secara penuh Visi Pemerintah Kabupaten
Karawang sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 yang berbunyi:
“KARAWANG YANG MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN MAKMUR”
Hal ini dikarenakan penetapan RPJMD Perubahan Kabupaten Karawang
Tahun 2016-2021 dilakukan pada pertengahan tahun 2017 sedangkan
penetapan kinerja yang menjadi dasar pengkuran kinerja sasaran dilakukan
pada awal tahun 2017.

Untuk penerimaan pembiayaan daerah pada anggaran tahun 2017


ditetapkan sebesar Rp. 315.160.718.100,00 yang direncanakan berasal dari
Silpa (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) Tahun Anggaran sebelumnya
dengan realisasi sebesar Rp 315.160.718.100,00 atau mencapai 100 %.
Pengeluaran pembiayaan pada anggaran tahun 2017 ditetapkan sebesar Rp.
11.000.000.000,00 yang terdiri dari Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah sebesar Rp 11.000.000.000,00 Sampai dengan akhir
bulan Desember 2017 pengeluaran pembiayaan daerah direalisasikan
sebesar Rp. 2.500.000.000,00 atau sebesar 22,73 %.

Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Pemerintah Kabupaten


Karawang tahun 2016 menunjukan hasil sebagai berikut :
Tabel Capaian Indikator Kinerja Utama Bidang Pekerjaan Umum & Penataan Ruang Kabupaten Karawang Tahun 2017
N SASARAN KONDISI REALISASI REALISASI CAPAIAN Evaluasi
INDIKATOR TARGET CAPAIAN PROGRAM ANGGARAN ANGGARAN
O STRATEGIS AWAL (2017) ANGGARAN (%)
KINERJA (2017)
(2016)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11,00
1 Meningkatnya 1 Panjang jaringan jalan 608,75 698,75 705,58 100,98 Program Pelayanan Administrasi
kualitas kabupaten dalam Perkantoran 2.602.378.250,00 2.207.723.160,00 84,83 Sudah Melebihi
dan kuantitas kondisi baik Program Peningkatan Sarana dan Target dan sisa
Prasarana Aparatur 3.855.808.350,00 3.262.180.950,00 84,60
pelayanan Anggaran dapat di
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
infrastruktur di 850.000.000,00 739.590.000,00 87,01 alokasikan untuk
Kabupaten Program Peningkatan Kapasitas Target di tahun berikut
Sumber - - -
Karawang Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan 2.715.200.000,00 1.763.110.900,00 64,93
Keuangan
Program Pembangunan Jalan dan
Jembatan 53.618.108.000,00 44.977.153.700,00 83,88
Program Pembangunan Saluran
Drainase 26.400.949.150,00 25.835.013.650,00 97,86
/ Gorong-Gorong
Program Pembangunan Turap / Talud /
Bronjong 25.384.142.250,00 24.732.599.350,00 97,43
Program Rehabilitasi / Pemeliharaan
Jalan dan Jembatan 48.687.190.300,00 44.724.060.650,00 91,86
Program Tanggap Darurat Jalan /
Jembatan / Bangunan / Sumber Daya 12.710.154.000,00 12.567.549.000,00 98,88
Air
Program Pembangunan Sistem
Informasi
/ Data Base Pekerjaan Umum dan 6.541.100.000,00 5.705.612.050,00 87,23
Penataan Ruang
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Pekerjaan Umum dan 43.575.533.750,00 42.930.953.732,00 98,52
Penataan Ruang
Program Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan 47.814.357.450,00 45.995.345.108,00 96,20
Jaringan Pengairan Lainnya
Program Pengembangan, Pengelolaan,
dan Konservasi Sungai, Danau 29.816.624.500,00 28.525.352.150,00 95,67
dan Sumber Daya Air Lainnya
Program Pembangunan Infrastruktur
Perdesaan 286.540.452.150,00 268.826.328.700,00 93,82
Program Konservasi Wilayah Pesisir 5.910.333.500,00 5.903.833.500,00 99,89
Program Peningkatan Jalan dan
Jembatan 248.400.140.350,00 236.319.596.400,00 95,14
Program Perencanaan Tata Ruang 2.484.000.000,00 2.122.448.500,00 85,44
2 Panjang Saluran Irigasi 672,72 772,72 835,6 108,14 Program Peningkatan Sarana dan Sudah Melebihi Target
Kabupaten yang Prasarana Pemerintah dan Fasilitas
kondisinya baik 98.037.454.000,00 71.595.823.600,00 73,03 dan sisa Anggaran
Umum dapat di alokasikan
untuk Target di tahun
berikut
Sumber : Lakip 2017 Kabupaten Karawang & Analisis
BAB IV
KESIMPULAN

Dari penerimaan pembiayaan daerah pada anggaran tahun 2017 ditetapkan sebesar Rp.
315.160.718.100,00 yang direncanakan berasal dari Silpa (Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran) Tahun Pengeluaran pembiayaan pada anggaran tahun 2017 ditetapkan sebesar
Rp. 11.000.000.000,00 yang terdiri dari Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
sebesar Rp 11.000.000.000,00 Sampai dengan akhir bulan Desember 2017 pengeluaran
pembiayaan daerah direalisasikan sebesar Rp. 2.500.000.000,00 atau sebesar 22,73 %.

Dalam sector bidang Infrastrukur Sudah Melebihi Target yang di rencanakan yaitu dalam
indicator program Panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik sebesar 698,75
menjadi 705,58 dengan capaian 100.98% sedangan indicator program Panjang Saluran
Irigasi Kabupaten yang kondisinya baik sebesar 772,72 dengan capaian 835,6 dengan
capaian 108,14%, hal ini tidak ada perubahan baik itu program maupun anggaran. Untuk
anggaran dalam infrastruktur rata – rata tidak melebihi dari target upaya ini untuk
mengalokasikan dana untuk rencana target di tahun berikutnya jika terjadi kekurangan
atau kendala dalam pembangunan.
Daftar Pustaka

https://pengertianahli.id/2014/03/pengertian-evaluasi-apa-itu-evaluasi.html
(Diakses pkl 21:55, 25 April 2019)
https://jurnalmanajemen.com/pengertian-evaluasi/ (Diakses pkl 20.14, 28 April
2019)
https://www.kompasiana.com/radityaindrawan/55290305f17e611b2c8b459c/eval
uasi-program-pembangunan-menggunakan-metode-analisis-part-the-program-
assessment-rating-tool (Diakses pkl 18:42, 8 Mei 2019)
https://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-indikator-faktor-
mempengaruhi-kinerja.html (Diakses pkl 19:28, 10 Mei 2019)
https://shelmi.wordpress.com/2009/02/27/evaluasi-kinerja/ (Diakses pkl 19:33, 10
Mei 2019)
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/454/jbptunikompp-gdl-naslenmerr-22693-2-
babii.pdf
(Diakses pkl 19:46, 10 Mei 2019)
RJMD Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Karawang Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai