B. Terapi lini kedua: Jika gejala menetap setelah 2 minggu. Dosis AH1-ns dinaikkan,
dapat mencapai 4 kali dosis biasa, dengan mempertimbangkan ukuran utbuh pasien.
C. Terapi lini ketiga: Bila gejala tetap setelah 1-4 minggu. Mengubah jenis antihistamin
menjadi AH1 sedasi atau AH1-ns golongan lain, ditambah dengan antagonis
leukotrien (misalnya zafirlukast atau montelukast). Jika timbul eksaserbasi lesi, beri
kortikosteroid sistemik (prednisolon 10-30mg) selama 3-7 hari
D. Terapi lini keempat: Bila gejala menetap setelah 1-4 minggu. Tambhakn antihistamin
H2 dan imunoterapi (siklosporin A, omalizumab, imunoglobulin intravena (IVIG),
plasmafresis, takrolimus oral, metotreksat, hidrosiklorokuin, dan dapson). Untuk
eksaserbasi lesi, berikan kortikosteroid sistemik (prednisolon 10-30 mg) selama 3-7
hari
Terapi topikal dapat diberikan untuk mengurangi gatal: bedak kocok atau losio yang
mengandung mentol 0,5-1% atau kalamin.
Pada urtikaria luas atau disertai dengan angioedema, perlu dilakukan rawat inap dan
kortikosteroid sistemik (metilprednisolon 40-200 mg) untuk waktu singkat.
ASMA
Terapi medikamentosa
A. Terapi pelega
a. Agonis -2 kerja singkat
b. Kortikosteroid sistemik
c. Antikolinergik
d. Aminofilin
e. Adrenalin
B. Terapi pengontrol (Controller)
a. Kortikosteroid inhalasi
b. Kortikosteroid sistemik
c. Sodium kromoglikat
d. Nedokromil sodium
e. Methyl xanthin
f. -2 agonis kerja lama
g. Leukotrien modifiers
h. Antihistamin (antagonis H1) generasi kedua