Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FAKTOR LUAR DALAM FOTOSINTESIS

I. LATAR BELAKANG

Semua mahkluk hidup sangat memerlukan makanan agar dapat tumbuh dan hidup. Manusia
mengkomsumsi beras, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan yang
semuanya diperoleh atau berasal dari tumbuhan. Manusia juga mengkomsumsi daging, ikan, susu,
dan telur yang semuanya diperoleh atau berasal dari hewan. Dengan demikian, nutrisi (makanan)
manusia di peroleh dari tumbuhan dan hewan. Sedangkan, hewan memperoleh makanan atau
nutrisinya dari tumbuhan atau hewan lainnya. Berdasarkan makanan yang dikomsumsinya, hewan
dibagi menjadi 3 jenis diantaranya, hewan karnivora atau biasa disebut dengan pemakan daging
contohnya adalah buaya, komodo dan burung elang. Lalu, jenis hewan lainnya yaitu hewan
herbivora atau biasa disebut dengan pemakan tumbuhan contohnya adalah kelinci, gajah dan kuda.
Dan jenis hewan yang lainnya yaitu hewan omnivora yang biasa disebut dengan pemakan daging
dan tumbuhan atau hewan pemakan keduanya contohnya adalah ayam, bebek dan panda.
Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri untuk memenuhi segala
kebutuhan makanan dan energinya. Untuk membangun tubuhnya dan mendapatkan energi, manusia
dan hewan mengambil zat-zat yang berasal dari tumbuhan sebagai sumber makanannya. Hal ini
menunjukan bahwa manusia dan hewan sangat bergantung kepada tumbuhan demi kelangsungan
hidupnya.
Seperti halnya manusia dan hewan yang merupakan makhluk hidup yang membutuhkan
energi, tumbuhanpun demikian. Tumbuhan juga sangat membutuhkan energi dan makanan untuk
kelangsungan hidupnya. Tumbuhan dapat memperoleh energi dan makanan melalui sebuah proses.
Fotosintesislah proses yang dapat memberikan energi dan makanan bagi tumbuhan.
Namun, berbeda dengan manusia dan hewan yang memperoleh makanan dan energinya
dari mahkluk hidup lain yakni dari tumbuhan dan hewan, tumbuhan merupakan makhluk hidup
yang dapat membuat makanannya sendiri. Akan tetapi, bukan sembarang tumbuhan yang dapat
membuat makanannya sendiri. Tumbuhan yang dapat membuat makanan sendiri adalah tumbuhan
yang mempunyai klorofil. Dengan fotosintesislah tumbuhan bisa menghasilkan makanan dan
memperoleh energinya demi kelangsungan hidupnya.
Fotosintesis adalah peristiwa sintesis atau penyusunan zat organik yang terdiri dari gula dari
zat anorganik yang terdiri dari air dan karbon dioksida dengan bantuan energi cahaya atau foton
matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa atau karbohidrat dan oksigen. Hampir semua
makhluk hidup sangat bergantung pada hasil fotosintesis. Sehingga fotosintesis menjadi sangat
penting bagi kehidupan di bumi. Organisme yang mampu menyusun senyawa organik dari senyawa
anorganik dinamakan organisme autrotof.

II. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
A. Apa yang dimaksud dengan Fotosintesis ?
B. Dimana tempat terjadinya Fotosintesis?
C. Bagaimana proses Fotosintesis?
D. Apa saja faktor luar yang mempengaruhi Fotosintesis?

III. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Fotosintesis.
2. Mengetahui tempat terjadinya fotosintesis.
3. Mengetahui proses terjadinya Fotosintesis.
4. Mengetahui faktor luar yang mempengaruhi Fotosintesis.

IV. PEMBAHASAN
A. Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari karbon dioksida (CO2) dan
air (H2O) dengan bantuan sinar matahari. Tumbuhan mampu melakukan fotosintesis
karena mempunyai sel-sel yang mengandung klorofil (zat hijau daun). Dalam fotosintesis,
energi cahaya matahari diserap oleh klorofil dan diubah menjadi energi kimia yang disimpan
dalam bentuk karbohidrat atau senyawa organik lainnya. Di dalam tumbuhan karbohidrat
diubah menjadi protein, lemak, vitamin, atau senyawa yang lain. Senyawa-senyawa organik
ini selain dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri, juga dimanfaatkan oleh manusia dan
hewan herbivora sebagai bahan makanan. Fotosintesis melibatkan banyak reaksi kimia yang
kompleks.
Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi pada proses fotosintesis dapat dituliskan sebagai
berikut.

Dari reaksi di atas, dapat diketahui syarat-syarat agar berlangsung proses


fotosintesis, yaitu sebagai berikut.
a. Karbon dioksida (CO2), diambil oleh tumbuhan dari udara bebas melalui stomata
(mulut daun).
b. Air, diambil dari dalam tanah oleh akar dan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu
(xilem).
c. Cahaya matahari.
d. Klorofil (zat hijau daun), sebagai penerima energi dari cahaya matahari untuk
melangsungkan proses fotosintesis.

Glukosa diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan melalui floem. Hasil fotosintesis ini
digunakan tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila kebutuhan
glukosa sudah cukup, maka kelebihan glukosa yang ada akan diubah menjadi karbohidrat
dan disimpan sebagai cadangan makanan di dalam akar, batang, buah, atau biji. Dalam akar
misalnya kentang, dalam batang misalnya tebu, dalam buah seperti durian, rambutan, dan
pepaya, dalam biji misalnya kacang hijau.

B. Tempat Terjadinya Fotosintesis


Proses fotosintesis terjadi di daun yang berwarna hijau karena mengandung klorofil
yang dapat menyerap sinar matahari. Daun memiliki permukaan atas dan bawah
yang dilindungi lapisan epidermis yang mempunyai lapisan lilin.
Fungsi lapisan lilin mencegah penguapan air (transpirasi)yang berlebihan. Lapisan
epidermis tersusun atas sel-sel epidermis, di antara sel-selnya terdapat stomata. Fungsi
stomata adalah untuk pertukaran CO2 dan O2 dalam proses fotosintesis dan respirasi.
Di antara epidermis bawah dan atas terdapat jaringan palisade. Sel-selnya
mengandung kloroplas yang berfungsi menyerap cahaya matahari untuk digunakan sebagai
tenaga dalam proses fotosintesis. Di dalam kloroplas inilah proses fotosintesis terjadi.
Dalam kloroplas terdapat pigmen warna hijau, yaitu klorofil.

C. Proses Terjadinya Fotosintesis


Proses fotosintesis tidak berlangsung untuk semua sel tetapi khusus ada sel yang
mengandung pigmen fotosintetik karena proses fotosintesis dipengaruhi oleh kemampuan
daun menyerap spektrum cahaya. Perbedaan ini disebabkan perbedaan pigmen pada jaringan
daun. Kloroplas merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang berperan penting dalam
proses fotosintesis untuk menyerap energi matahari.
Kloroplas atau zat hijau daun terdapat pada semua tumbuhan berwarna hijau.
Kloroplas mengandung klorofil. Pigmen fotosintesis ini terdapat pada membran tilakoid.
Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk
akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma.Klorofil sendiri hanya merupakan
sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem. Fotosistem
adalah unit dari tumbuhan untuk menangkap energi matahari (klorofil)
Proses fotosintesis dimulai dengan energi cahaya diserap oleh protein berklorofil
yang biasa disebut pusat reaksi fotosintesis. Pada tumbuhan, protein ini tersimpan di dalam
organel yang disebut kloroplas, sedangkan pada bakteri, protein ini tersimpan pada
membran plasma. Sebagian energi cahaya yang dikumpulkan klorofil disimpan dalam
bentuk adenosin trifosfat (ATP). Sisa energi digunakan untuk memisahkan elektron dari zat
seperti air. Elektron ini digunakan dalam reaksi yang mengubah karbondioksia menjadi
senyawa organik. Pada tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, ini dilakukan dalam suatu
rangkaian reaksi yang disebut siklus Calvin, namun rangkaian reaksi yang berbeda
ditemukan pada beberapa bakteri, misalnya siklus Krebs terbalik pada Chlorobium. Banyak
organisme fotosintesis memiliki adaptasi mengonsentrasikan atau menyimpan
karbondioksida untuk membantu mengurangi proses boros yang disebut fotorespirasi yang
menghabiskan sebagian dari gula yang dihasilkan selama fotosintesis.
Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu
pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri. Pada dasarnya,
rangkaian reaksi fotosintesis dibagi dua bagian utama yaitu reaksi terang (memerlukan
cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
1. Reaksi Terang
Pada reaksi terang, energi yang berasal dari matahari ( energi cahaya) akan diserap
oleh klorofil dan diubah menjadi energi kimia (untuk mensintesis NADPH dan ATP) di
dalam kloroplas. Reaksi terang terjadi di dalam grana. Salah satu pigmen yang berperan
secara langsung dalam reaksi terang adalah klorofil a. Di dalam membran tilakoid, klorofil
bersama-sama dengan protein dan molekul organik berukuran kecil lainnya membentuk
susunan yang disebut fotosistem. Beberapa ratus klorofil a, klorofil b, dan karotenoid
membentuk suatu kumpulan sebagai “pengumpul cahaya” yang disebut kompleks antena.
Sebelum sampai ke pusat reaksi, energi dari partikel-partikel cahaya (foton) akan
dipindahkan dari satu molekul pigmen ke molekul pigmen yang lain. Pusat reaksi
merupakan molekul klorofil pada fotosistem, yang berfungsi sebagai tempat terjadinya
reaksi kimiawi (reaksi cahaya) fotosintesispertama kalinya.
Di dalam membran tilakoid terdapat 2 macam fotosistem berdasarkan urutan
penemuannya, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Setiap fotosistem tersebut mempunyai
klorofil pusat reaksi yang berbeda, tergantung dari kemampuan menyerap panjang
gelombang cahaya. Klorofil pusat reaksi pada fotosistem I disebut P700, karena mampu
menyerap panjang gelombang cahaya 700 nm (spektrumnya sangat merah), sedangkan pada
fotosistem II disebut P680 (spektrum merah).
Cahaya yang mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II akan membuatnya
melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi elektron ini
digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam
sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang
harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi elektron
dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini
adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air,
bukan dari karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang
mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain
sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi
sulfida atau hidrogen.
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi
fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang
akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.
Dalam fotosistem terdapat ratusan antena atau klorofil. Oleh karena itu, aliran
elektron pada reaksi terang akan mengikuti suatu rute tertentu. Ada dua aliran elektron pada
reaksi terang yaitu, aliran elektron Non-siklik dan aliran elektron siklik.
a. Aliran elektron Non-siklik
Langkah awal dari reaksi terang adalah transfer elektron tereksitasi dari klorofil
pusat reaksi menuju molekul khusus yang disebut akseptor elektron primer. Air (H2O)
diuraikan menjadi 2 ion hidrogen dan 1 atom oksigen kemudian melepaskan
O2. Elektron yang berasal dari air (H2O) menggantikan elektron yang hilang pada
P680. Sebagaimana sistem transportasi elektron pada respirasi aerobik, transport
electron pada reaksi terang ini melalui rantai transport elektron menuju fotosistem I
(P700). Secara berturut-turut, rantai elektron tersebut yiatu: plastokuinon (Pq),
merupakan pembawa elektron; kompleks sitokrom dan plastosianin (Pc), merupakan
protein yang mengan dung tembaga. Adanya aliran elektron ini akan menghasilkan
energi-energi yang kemudian tersimpan sebagai ATP. Pembentukan ATP yang
menggunakan energi cahaya melalui aliran elektron non siklis pada reaksi terang ini
disebut fotofosforilasi non siklik.
Setelah elektron mencapai fotosistem I (P700), elektron ditangkap oleh akseptor
primer fotosistem I. Elektron melalui rantai transport elektron ke-dua, yaitu melalui
protein yang mengandung besi atau feredoksin (Fd). Selanjutnya, enzim NADP+
reduktase mentransfer elektron ke NADP+ sehingga membentuk NADPH yang
menyimpan elektron berenergi tinggi dan berfungsi dalam sintesis gula dalam siklus
berikutnya yaitu siklus Calvin. Dengan demikian, reaksi terang menghasilkan ATP dan
NADPH.
b. Aliran elektron siklik
Pada aliran elektron siklis ini, elektron dari akseptor primer fotosistem I
dikembalikan ke fotosistem I (P700) melalui feredoksin, kompleks sitokrom, dan
plastosianin. Oleh karena itu, pada aliran siklis ini menyebabkan produksi ATP
bertambah tetapi tidak terbentuk NADPH serta tidak terjadi pelepasan molekul O2.
2. Reaksi Gelap (Siklus Calvin)
Bahan-bahan yang dihasilkan dari reaksi terang akan digunakan dalam siklus Calvin.
ATP digunakan sebagai sumber energy dan NADPH sebagai tenaga pereduksi untuk
penambahan elektron berenergi tinggi. Siklus Calvin terjadi pada bagian kloroplas yaitu
stroma. Pada reaksi gelap ini, bahan untuk fotosintesis CO2 nantinya akan dibentuk menjadi
molekul gula setelah melalui 3 tahapan, antara lain:
a. Fiksasi Karbom
Pada tahap ini, gula berkarbon 5 yang disebut ribulosa 1,5 bisfosfat (RuBP)
mengikat CO2 membentuk senyawa interme diate yang tidak stabil, sehingga terbentuk
3-fosfogliserat. Pembentukan tersebut dikatalisis oleh enzim RuBP karboksilase atau
rubisko. Sebagian besar tumbuhan dapat melakukakan fiksasi karbon dan menghasilkan
senyawa (produk) pertama berkarbon 3, yaitu 3-fosfo gliserat. Oleh karena itu,
tumbuhan yang dapat memfiksasi CO2 ini disebut tumbuhan C3. Contohnya adalah
tanaman padi, gandum, dan kedelai. Pada beberapa tumbuhan, fiksasi karbon
mendahului siklus Calvin dengan cara membentuk senyawa berkarbon 4 sebagai produk
pertamanya. Tumbuhan seperti ini disebut tumbuhan C4. Contohnya adalah tebu,
jagung, dan anggota rumput-rumputan.
Tidak seperti pada tumbuhan C3 dan C4, tumbuhan kaktus dan nanas membuka
stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari. Pada saat stomata
terbuka, tumbuhan mengikatkan CO2 pada berbagai asam organik. Cara fiksasi karbon
ini pertama kali di temukan pada tumbuhan famili Crassulaceae (tumbuhan penyimpan
air) dan disebut metabolisme asam krasulase (Crassulacean Acid Metabolism) sehingga
tumbuhannya disebut tumbuhan CAM. Asam organik (senyawa intermediate) yang
dibuat pada malam hari disimpan dalam vakuola sel mesofi l sampai pagi hari. Pada
siang hari (stomata tertutup), reaksi terang dapat memasukkan ATP dan NADPH untuk
siklus Calvin. Pada saat itu, asam organik melepaskanCO2 dan memasuki molekul gula
(RuBP) dalam kloroplas. Dengan demikian, baik tumbuhan C3, C4, maupun CAM akan
menggunakan siklus Calvin setelah fiksasi CO2 untuk membentuk molekul gula dari
karbondioksida.
b. Reduksi
Setiap molekul 3-PGA menerima gugus fosfat dari ATP sehingga terbentuk 1,3
bisfosfogliserat. Elektron dari NADPH mereduksi 1,3 bisfosfogliserat dan terbentuk 6
molekul gliseraldehid 3-fosfat (G3P), yang dikatalisis oleh G3P dehidrogenase. Satu
molekul G3P akan keluar sebagai molekul gula atau glukosa dan senyawa organik lain
yang diperlukan tumbuhan, sedangkan 5 molekul G3P yang lain akan masuk ke tahapan
regenerasi.
c. Pembentukan kembali (regenerasi) RuBP
Pada tahapan terakhir siklus Calvin ini, RuBP sebagai pengikat CO2 dibentuk
kembali oleh 5 molekul G3P. RuBP siap untuk mengikat CO2 kembali dan siklus Calvin
dapat berlanjut kembali. Dengan demikian, molekul gula tidak akan terbentuk hanya
dengan reaksi terang atau siklus Calvin saja. Oleh karena itu, kedua proses tersebut
merupakan gabungan proses untuk terjadinya fotosintesis. Pada proses
fotosintesisjuga menghasilkan molekul gula. Gula yang dibuat dalam kloroplas tersebut
akan digunakan untuk proses respirasi tumbuhan atau menyusun senyawa organik
lainnya dalam sel tumbuhan. Gula tersebut akan diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan,
dalam bentuk gula sederhana seperti glukosa. Molekul-molekul gula berlebih yang
terbentuk selama fotosintesis dan tidak diedarkan, akan menumpuk atau disimpan di
dalam plastida sebagai sumber cadangan energy dalam bentuk amilum atau pati
(polisakarida).

D. Faktor Luar yang mempengaruhi Fotosintesis


Pada proses fotosintesis terdapat faktor luar yang mempengaruhi, yaitu :
a. Nutrisi
Tumbuhan memerlukan setidaknya enam belas elemen penting. Karbon, hidrogen,
oksigen, fosfor, potasium, nitrogen, sulfur, kalsium dan magnesium diperlukan dalam
jumlah relatif banyak dan disebut makronutrien. Zat besi, klor, tembaga, mangan, seng,
boron, dan molybdenum diperlukan dalam jumlah sedikit dan disebut mikronutrien.

Elemen-elemen penting didapat dari lingkungan dengan jumlah dan bentuk yang
berbeda-beda. Setelah diserap, zat-zat tersebut dapat menjadi bagian struktur tumbuhan dan
berfungsi dalam metabolisme. Zat-zat tersebut juga dapat menjadi zat pemacu dan
penghambat enzim serta mempengaruhi tekanan osmosis sel.
Berikut disajikan tabel unsur makro dan mikro bagi tumbuhan dan gejala kekurangan
(defisiensi) unsur tersebut.
Tabel Unsur-Unsur Penting bagi Tumbuhan

Semua unsur yang diperlukan oleh tumbuhan terkecuali karbon, didapatkan melalui
akar. Absorpsi ini dibantu oleh luas penampang akar dan adanya ion-ion pada membran sel.
Dengan adanya pengetahuan tentang unsur-unsur yang diperlukan tumbuhan, manusia
mulai mengembangkan cara pemupukan, hidroponik dan kultur jaringan. Hidroponik adalah
cara pembudidayaan tanaman tanpa tanah. Sebagai penggantinya, tumbuhan ditanam pada air
yang mengandung unsur-unsur yang diperlukannya. Selain air, penanaman hidroponik dapat
juga dilakukan pada medium pasir dan kerikil
Kultur jaringan merupakan teknik pengembangbiakan tanaman dalam medium
bernutrisi dan dilakukan secara aseptik. Jaringan yang digunakan bermacam-macam, bahkan
sel pun dapat digunakan. Hasil kultur jaringan berupa tanaman baru yang sifatnya sama
dengan induknya dalam jumlah yang banyak.

b. Cahaya
Tumbuhan memerlukan cahaya sebagai syarat terjadinya fotosintesis. Tanpa
fotosintesis, tumbuhan tidak dapat menyintesis makanannya. Hal ini berakibat terganggunya
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Bukti yang sangat jelas terlihat pada tumbuhan
yang hidup di tempat gelap. Tumbuhan tersebut tumbuh cepat dengan batang yang lebih
panjang, ramping, dan rapuh serta daun yang tidak lebar dan pucat. Pertumbuhan tumbuhan di
tempat gelap ini disebut etiolasi. Pada tumbuhan yang tumbuh di tempat terang, tumbuh lebih
pendek, batang kokoh, dan daun hijau, lebar, serta lebih tebal.

Pertumbuhan kecambah di (a) tempat gelap dan (b) di tempat terang.

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terutama perbungaan juga dipengaruhi oleh


lamanya pencahayaan. Pada daerah dengan empat musim, lama siang hari dapat mencapai
16–20 jam sehingga dikenal tiga macam tumbuhan, yaitu tumbuhan berhari pendek,
tumbuhan berhari panjang, dan tumbuhan berhari netral. Respons tumbuhan terhadap
lamanya pencahayaan ini disebut fotoperiodisme. Meskipun penelitian lebih lanjut
menegaskan bahwa fotoperiodisme dipengaruhi lamanya gelap dan bukan lamanya
penyinaran. Akan tetapi istilah tumbuhan berdasarkan lamanya penyinaran masih tetap
digunakan. Oleh karena itu, tumbuhan berhari pendek sebenarnya adalah tumbuhan
bermalam panjang dan tumbuhan berhari panjang sebenarnya adalah tumbuhan bermalam
pendek. Gambar berikut memperlihatkan perbedaan pengaruh lama pencahayaan terhadap
tumbuhan berhari pendek dan tumbuhan berhari panjang.
c. Air
Tumbuhan sangat membutuhkan air, CO2, dan mineral untuk pertumbuhannya. Air
dan CO2 merupakan bahan utama untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Gas CO2
diambil melalui stomata dan lentisel. Sedangkan air dan mineral diambil dari tanah melalui
akar, kecuali pada tumbuhan tertentu, seperti tanaman kantong semar (Venus sp. atau
Nephentes sp.). Tanaman tersebut memperoleh senyawa nitrogen (protein asam amino) dan
mineral dari serangga yang masuk ke dalam perangkapnya.

Gambar diatas menunjukkan berbedaan tanaman yang memperoleh CO2 yang cukup
dan yang tidak. Perbandingannya diperlihatkan pada pertumbuhan (a) tanaman yang cukup
CO2 dan (b) tanaman yang kekurangan CO2.
Air merupakan faktor eksternal yang juga sangat diperlukan dalam perkecambahan
biji. Air digunakan saat masa perkecambahan untuk mengaktifkan enzim-enzim dalam biji.
Perkecambahan biji akan tertunda (dormansi) tanpa air. Mineral sangat diperlukan untuk
proses pertumbuhan pada tanaman. Misalnya pembentukan klorofil sangat membutuhkan
mineral Mg. Tumbuhan yang kekurangan magnesium terlihat menguning. Mineral yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) makroelemen dan (2)
mikroelemen. Makroelemen adalah elemen mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar,
sedangkan mikroelemen adalah elemen mineral yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah
sedikit.
Beberapa fungsi air dalam pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut:
 Air merupakan pengatur untuk membuka dan menutupnya stomata dalam
mengontrol fotosintesis.
 Air merupakan pelarut universal
 Penjaga kelembapan
 Membantu perkecambahan biji
d. Gravitasi
Akar tumbuhan selalu tumbuh mengarah ke bawah. Peristiwa ini disebut
gravitropisme. Proses ini dipengaruhi oleh kalsium dan IAA. Hal ini menyebabkan batang
tumbuh ke atas dan akar tumbuh ke bawah. IAA pada batang menyebabkan pemanjangan
batang, sedangkan pada akar akan menghambat pertumbuhan akar. Gravitropisme penting
bagi tumbuhan karena:
1. pertumbuhan akar ke bawah meningkatkan kemungkinan akar mendapat air dan mineral;
2. batang dan daun akan mendapatkan cahaya matahari untuk fotosintesis.

e. Oksigen
Setiap makhluk hidup, termasuk tumbuhan memerlukan oksigen untuk respirasi
aerob dalam tubuh. Melalui respirasi aerob, tumbuhan dapat memperoleh energi untuk
pertumbuhannya. Biji-biji pada tumbuhan tidak akan berkecambah tanpa adanya oksigen.
Khusus pada proses perkembangan tumbuhan, selain ditentukan oleh faktor-faktor di
atas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, di antaranya adalah letak sel dalam
jaringan. Bagaimana letak sel dapat mempengaruhi perkembangan tumbuhan? Perhatikan
gambar berikut.

Penampang melintang batang berkayu


Pada gambar di atas tampak adanya jaringan kambium yang merupakan jaringan
meristem sekunder. Meristem sekunder terletak di daerah lingkaran kambium. Meristem
sekunder berfungsi memperbesar diameter batang tanaman karena kambium selalu
membelah ke arah samping. Sel-sel kambium yang terletak di bagian dalam akan
terdiferensiasi menjadi xilem, sedangkan bagian luarnya akan terdiferensiasi menjadi floem.
Kambium kemudian akan membelah kembali dan terjadi lagi pengulangan proses seperti di
atas.
Setelah memperlajari dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, diharapkan agar kita dapat mempraktekkannya
untuk menanam suatu jenis tumbuhan yang akan dapat tumbuh dan berkembang lebih baik.

f. Suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena
berhubungan dengan kemampuan melakukan fotosintesis, translokasi, respirasi, dan
transpirasi. Tumbuhan memiliki suhu optimum untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu
optimum merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman secara ideal. Selain
suhu optimum, tanaman juga mempunyai suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima
olehnya. Suhu maksimum merupakan suhu tertinggi yang memungkinkan tumbuhan masih
dapat bertahan hidup. Suhu minimum merupakan suhu terendah yang memungkinkan
tumbuhan bertahan hidup. Sebagian besar tumbuhan memerlukan temperatur sekitar 10°–
38°C untuk pertumbuhannya.

g. Karbondioksida (CO2)
Konsentrasi karbondioksida di atmosfir pada lantai hutan diperkirakan 0,03 persen
volume 300 ppm. Di dalam hutan konsentrasi karbon dioksida biasanya lebih tinggi.
Ketersediaan CO2 biasanya dapat menjadi faktor pembatas fotosintesis. Hal ini merupakan
kasus yang sangat mungkin terjadi dalam tajuk pohon hutan yang rapat atau tajuk tanaman
pertanian selama siang hari bila fotosintesis aktif mengambil CO2 dari udara dan
pencampuran atmosfir sangat sedikit karena stagnasi udara.
Dengan menurunnya konsentrasi CO2 sekitar daun level minimal dicapai yang disebut
konsentrasi kompensasi CO2, yang dibawahnya tidak terdapat lagi hasil positif fotosintesis
netto. Umumnya untuk tumbuhan C3 konsentrasi CO2 minimal ini adalah 50 sampai 100
ppm namun seperti yang disebutkan sebelumnya pada proses fotosintesis terdapat kelompok
tumbuhan C4 tidak menunjukkan foto respirasi yang mempunyai kemampuan fotosintesis
yang sangat tinggi dan dapat berfungsi pada konsentrasi CO2 antara 0 dan 10 ppm.
Konsentrasi CO2 atmosfer di dalam hutan tidak stabil gradien vertikal terjadi yang
berfluktuasi harian dan musiman dari atas tajuk ke bawah lantai hutan. Fluktuasi kosentrasi
terutama disebabkan oleh:
1. Jumlah CO2 yang keluar dari lapisan permukaan tanah yang terkontrol oleh kecepatan
dekomposisi bahan organik juga oleh suhu tanah kandungan air dan tekstur.
2. Derajat campuran atmosfir yang bergantung pada gerakan angin dan turbulensi yang
ditimbulkan perbedaan pemanasan oleh penyinaran matahari.
3. Jumlah relatif CO2 yang diambil dan dikeluarkan oleh tumbuhan.
4. Transfer massa udara oleh pola cuaca.
5. Kelerengan,
Karbondioksida mempunyai massa yang lebih berat dibanding udara dan cenderung
turun ke lantai hutan ketika turbulensi rendah. Konsekuensinya semi dan tumbuhan yang
berdaun dekat dengan tanah mungkin mendapatkan keuntungan ekologis karena biasanya
terkena konsentrasi CO2 di atas rata rata. Namun pada level CO2 yang lebih tinggi lagi bisa
menjadi racun bagi tumbuhan.

h. Kelembapan
Tanah lembap sangat cocok untuk pertumbuhan, terutama saat perkecambahan biji.
Hal ini karena tanah lembap menyediakan cukup air untuk mengaktifkan enzim dalam biji
serta melarutkan makanan dalam jaringan.
Tingkat pengaruh kelembapan udara atau tanah pada tumbuhan berbeda-beda. Ada
tanaman yang membutuhkan kelembapan udara dan kelembapan tanah yang tinggi,
misalnya lumut hati. Sebaliknya, ada juga tanaman yang tumbuh dengan baik pada dengan
kelembapan udara dan tanah kelembapan rendah, misalnya Aloe vera (lidah buaya) dan
beberapa jenis tanaman anggrek.

i. Unsur Hara
Unsur hara pohon hutan mempengaruhi fotosintesis dalam dua cara langsung dengan
jalan mempengaruhi efisiensi proses dan tidak langsung berpengaruh terhadap produksi
fotosintesis total pohon. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan fotosintesis pucuk
yang baru dalam tahun pemupukan naik 78 persen sebagai akibat bertambahnya nitrogen
daun terkena suhu dan kondisi air yang baik dan bila kecepatan fotosintesis bertambah
hanya bila daun yang diperlukan terkena intensitas cahaya yang lebih tinggi daripada 2000
fc (seperlima cahaya matahari penuh).
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat di tarik dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut:
1. Fotosintesis merupakan proses pembentukan senyawa oganik (gula) dari karbon dioksida
dengan bantkuan energy cahaya di dalam struktur klorofil..
2. Rangkaian reaksi fotosintesis dibagi dua bagian utama yaitu reaksi terang (memerlukan
cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
3. Factor luar yang mempengaruhi fotosintesis, yaitu :
 Nutrisi
 Cahaya
 Air
 Gravitasi
 Oksigen
 Suhu
 Karbondioksida
 Kelembapan
 Unsur Hara

DAFTAR PUSTAKA

http://makalahfotosintesisryanrihi.blogspot.co.id/
http://fotosintesistumbuhan-rani.blogspot.co.id/p/materi.html
http://artikelpengertianmakalah.blogspot.co.id/2015/04/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi.html
http://mudahbiologi.blogspot.co.id/2014/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://athulfadhli.blogspot.co.id/2013/06/faktor-eksternal-dari-pertumbuhan.html
http://www.pintarbiologi.com/2014/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://www.silvikultur.com/Pengaruh_Lingkungan_Terhadap_Fotosintesis.html

Anda mungkin juga menyukai