Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Islam (Ma’rifatul Islam)

27 March 2010AdminLeave a commentGo to comments


Islam merupakan perwujudan aturan hidup yang telah diwahyukan oleh Allah SWT
kepada manusia. Oleh karena itu Islam disebut juga Diinullah. Diin memiliki makna
yang berbeda dari agama (milah). Islam memiliki ciri dan sifat tertentu yang
menggambarkan kehidupan manusia secara keseluruhan.
Pemahaman Islam yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya adalah Islam,
menyeluruh, lengkap dan sempurna berdasarkan Al Qur’an dan sebagaimana yang
dicontohkan Rasulullah SAW. Islam merupakan agama para Nabi mulai dari Adam
AS sampai Nabi yang terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Islam memiliki beberapa makna yang menggambarkan sifat Islam itu sendiri,
antara lain : Islam Diil Al-Anbiya Wal Mursalin, Islam Minhajul Hayah (pedoman
hidup), Ahkamullah fi kitabihi wa sunnah rasulihi (hukum Allah yang ada dalam Al-
Qur’an dan As Sunnah), Ash-shirath al mustaqim (jalan yang lurus) dan Salamah
dunia wal akhirat (selamat dunia dan akhirat).
Diharapkan setelah memahami Islam secara menyeluruh kita dapat memperbaiki
amal ibadah kita di dunia sebagai wujud pelaksanaan tujuan kita diciptakan di bumi
ini, QS. Adzariyat (51) : 56
Makna Islam
Secara bahasa Islam berarti :
a. Al Wajh (menundukan wajah), QS. An Nisaa’ (4) : 125
b. Al Istislam (berserah diri), QS. Ali Imran (3) : 83
c. As Salaamah (suci, bersih), QS. As Syuara (26) : 89
d. As Salaam (selamat/sejahtera), QS. Al An’am (6) : 54
e. As Salm (perdamaian), QS. Muhammad (47) : 35
Secara istilah Islam berarti :
Islam dalam Al-Qur’an disebut Ad Diin mengandung arti sistem kehidupan yang
menyeluruh termasuk ibadah, kemasyarakatan, politik dan jihad. Islam mencakup
keseluruhan hidup. Islam secara lengkap menyediakan keperluan manusia untuk
mengatur kehidupan oleh karena itu Islam itu tinggi dan tiada yang
menandinginya, QS. Ali Imran (3) : 19
Islam bagaikan sebuah bangunan yang sempurna dengan pondasi aqidah yang kuat
dan sendi tiang berupa ibadah kepada Allah dan diperindah dengan akhlak yang
mulia. Peraturan dalam syariat Allah adalah yang memperkuat bangunan tersebut,
manakala da’wah dan jihad merupakan pagar-pagar yang menjaga dari kerusakan
musuh-musuh Islam. Islam juga memperhatikan suatu keseimbangan dimana
Islam sebagai diin tidak hanya mengejar kepentingan akhirat tapi juga kepentingan
dunia. Islam menggambarkan suatu keutuhan dan kesatuan dengan berbagai aspek
kesempurnaan. Dengan demikian Islam adalah agama yang komprehensif yang
mengatur semua yang ada di alam agar kembali kepada hukum Allah, pencipta
alam ini.
Kesempurnaan Islam
Setiap muslim diperintah oleh Allah SWT untuk masuk dan memeluk Islam secara
keseluruhan agar kita memahami bahwa Islam itu sempurna maka kita pertama-
tama harus menyadari dan memahami bahwa Islam itu sempurna dilihat dari
berbagai aspek, yaitu :
a. Syumuliyatuz Zaman
Islam sebagai aturan hidup sepanjang masa menunjukkan bahwa Islam
diperuntukkan kepada semua alam semesta tidak terkecuali. Manusia sebagai
khalifah bertugas menjaga, membangun dan memelihara melalui penutup nabi
yaitu Muhammad SAW, beliau membawa risalah yang sama dengan nabi Adam AS
sebagai khatam al anbiya (penutup nabi) maka seluruh risalah yang dibawa para
nabi sebelumnya dilengkapi dan disempurnakan sehingga berlaku bagi seluruh
manusia, tidak hanya untuk umat Rasulullah SAW pada saat itu saja, namun
berlaku hingga akhir jaman, QS. As Saba (34) : 28
b. Syumuliyah Al Minhaj (kesempurnaan Pedoman)
Islam sebagai minhaj yang sempurna didasari kepada asas Aqidah, dibina dari
akhlak dan ibadah kemudian didukung oleh da’wah dan jihad. Asas dari Islam
adalah aqidah. Tanpa aqidah maka tidak akan kuat bangunan Islam karena ibarat
rumah aqidah adalah pondasinya, kekuatan rumah dan bangunan dipengaruhi oleh
kekuatan pondasi itu sendiri.
Pada sebuah rumah bila aqidah diibaratkan sebagai pondasinya maka akhlaq dan
ibadah sebagai bangunan yang akan mengokohkan dengan membentuk bagaimana
rupa rumah tersebut, semakin bagus ibadah dan akhlaknya semakin bagus bentuk
dan rupa rumah tersebut. untuk memperindah rumah tersebut perlu ada hiasan di
rumah tersebut dengan da’wah dan jihad melalui dukungan da’wah dan jihad, maka
pondasi tetap kuat dan kukuh, bangunan terpelihara dengan baik, hiasan rumah
yang utama adalah atapnya dengan atap maka rumah yang dibangun akan
berfungsi dengan baik. Tanpa atap, sebagus apapun bentuk bangunannya tidak
akan dapat berfungsi dengan baik, QS. Ali Imran (5) : 104
c. Syumuliyah Al Makan
Seluruh tempat di muka bumi ini adalah tempat yang sesuai dengan Islam.
Demikian pula siapa pun orangnya dan darimana pun asalnya, tetap di bawah
naungan Islam. Semua itu diciptakan oleh Allah. Karena hanya Allah penciptanya
maka seluruh makhluk dan alam dimana pun sama, sama-sama diciptakan Allah
sehingga Islam yang dijadikan sebagai pedoman hidup maka Islam berlaku bagi
seluruh makhluknya dimana pun mereka berada. QS. Al Baqarah (2) : 163-164.
Sistem yang terkandung dalam Islam
Sebagai sebuah pedoman hidup bagi umat manusia dulu, kini dan yang kan datang,
Islam memiliki kesempurnaan sehingga fleksibel di segala jaman dan lengkap
sehingga dapat dipergunakan di segala jaman pula, diantara sistem yang
terkandung di dalam Islam ialah:
1. Islam Sebagai Akhlaq
Islam sebagai diin tidak hanya berisi tentang cara peribadatan namun Islam
mempunyai sistem akhlaq yang membedakannya dengan sistem moral/tingkah
laku buatan manusia. Akhlaq Islam adalah akhlaq yang berpandukan kepada Al
Qur’an. Islam mengajarkan hubungan Allah sebagai khalik dan manusia sebagai
makhluk. Maksudnya, akhlaq adalah tingkah laku makhluk yang diridhai Khalik.
Sistem akhlaq dalam pandangan Islam mencakup seluruh kehidupan alam dan
manusia dengan berlandaskan kepada prinsip-prinsip dasar alam dan manusia.
Manhaj yang bersesuaian dengan tashawur umum ini bersumber dari Allah SWT,
oleh karena itu Islam dapat melahirkan perilaku amal saleh dan akhlaq yang mulia.
Namun amat disayangkan hal yang tragis terjadi sekarang adalah seorang muslim
bekerjasama dengan orang yang memusuhi Islam dan mengesampingkan kaum
muslimin karena terikat oleh satu ide atau ikatan.
Hal ini terjadi karena aqidah mu’min belum mantap di hati mu’min tersebut. ia
belum pernah mendapat pendidikan Islam yang benar dan belum mendapat
kesempatan hidup di lingkungan Islami yang membudayakan akhlaq Islami, berarti
ia masih memiliki hati nurani dan fitrah yang benar.
Secara umum bentuk-bentuk akhlaq itu dibagi menjadi lima, yaitu:
1. Akhlaq kepada Allah, QS. Al Baqarah (2) : 186
2. Akhlaq kepada Rasul, QS. An Nisaa’ (4) : 80
3. Akhlaq kepada diri sendiri, QS. Al Baqarah (2) : 43-44
4. Akhlaq kepada sesama, QS. Al Baqarah (2) : 83
5. Akhlaq kepada alam, QS. Al Baqarah (2) : 30
Dengan kelima akhlaq di atas, maka seorang mu’min akan meninggalkan perbuatan
tercela dan menghiasi diri dengan perbuatan mulia.
2. Islam Sebagai Pedoman Hidup
a. Konsep keyakinan, QS. Al baqarah (2) : 255
b. Konsep moral (akhlaq), QS. Al A’raf (7) : 96
c. Konsep tingkah laku, QS. Al Baqarah (2) : 138
d. Syu’ur (perasaan), QS. Ar Rum (30) : 30
e. Konsep pendidikan (tarbawi), QS. Al Baqarah (2) : 151, Hadits “Tuntutlah ilmu
dari buaian hingga akhir hayat” (HR. Muslim)
f. Konsep sosial (ijtima’i), QS. Ar Rum (30) : 22, An Nur (24) : 2-10
g. Konsep politik (as siyasi), QS. Yusuf (12) : 40
h. Konsep ekonomi (Iqtishadi), QS. Al Baqarah (2) : 275-276
i. Konsep kemiliteran (Al Asykaari), QS. Al Anfaal (8) : 60
j. Konsep hukum/peradilan (Al Jinaa’i), QS. An Nisaa’ (4) : 65

Anda mungkin juga menyukai