Anda di halaman 1dari 85

MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON

MATRIKS PENELAAHAN MATERI MUATAN TEKNIS


RANCANGAN PERDA TENTANG RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
TUJUAN PENATAAN BAGIAN
1
WILAYAH PERKOTAAN
SWK I Bagian Kedua Bagian Kesatu Paragraf 2 Sistem Perkotaan Nasional: Pusat Tujuan dalam Raperda RDTR SWK I
Tujuan Tujuan Penataan Ruang dan Wilayah Kota Pengembangan Wilayah Kegiatan Nasional Cirebon (I/C/1) sudah konsisten dengan Materi Teknis
Pasal 3 Pasal 2 Pasal 11 dengan arahan pengembangan: dan sudah spesifik sesuai dengan kondisi
(1) Tujuan SWK I tercapainya ruang SWK I Tercapainya ruang SWK I yang aman,nyaman, Penataan Ruang Wilayah Kota bertujuan (1) Pembagian WP sebagaimana - I: Revitalisasi dan Percepatan objektif kebutuhan Kota Cirebon yang
yang aman,nyaman, produktif, dan produktif, dan berkelanjutan dengan fungsi utama mewujudkan Kota sebagai PKN dan pusat dimaksud pada Pasal 10, terdiri atas : Pengembangan Kota-Kota Pusat diinginkan 20 tahun yang akan datang.
berkelanjutan dengan fungsi utama sebagai kawasan pelabuhan, perikanan, dan pelayanan regional berbasis perdagangan a. WP Ciayumajakuning sebagai Pertumbuhan Nasional
sebagai kawasan pelabuhan, pariwisata, guna menunjang terwujudnya kehidupan dan jasa didukung sektor pariwisata, penjabaran dari Kawasan Andalan - C/1:Pengembangan/Peningkatan
perikanan, dan pariwisata, guna yang sejahtera. pendidikan dan budaya yang berlandaskan Ciayumajakuning yang antisipatif fungsi
menunjang terwujudnya kehidupan nilai-nilai religius. terhadap perkembangan
yang sejahtera. pembangunan wilayah perbatasan, Termasuk kedalam Kawasan
SWK Mewujudkan SWK II sebagai pusat pelayanan regional meliputi Kabupaten Cirebon, Kota Andalan Darat Tujuan dalam Raperda RDTR SWK II
(2) Tujuan SWK II mewujudkan SWK II
II perdagangan dan jasa didukung sektor wisata, Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kawasan Cirebon-Indramayu- sudah konsisten dengan Materi Teknis
sebagai pusat pelayanan regional
pendidikan dan budaya yang berlandaskan nilai-nilai Kabupaten Majalengka, Kabupaten Majalengka-Kuningan (Ciayumaja dan sudah spesifik sesuai dengan kondisi
perdagangan dan jasa didukung sektor
religius. Kuningan, dan sebagian wilayah di Kuning) dan Sekitarnya objektif kebutuhan Kota Cirebon yang
wisata, pendidikan dan budaya yang
Kabupaten Sumedang (II/A/2), (II/D/2), (I/F/2), (I/C/2) diinginkan 20 tahun yang akan datang.
berlandaskan nilai-nilai religius.
Paragraf 2 I – IV: Tahapan Pengembangan
SWK (3) Tujuan SWK III Mewujudkan SWK III Tujuan penataan ruang SWK III Kota Cirebon Rencana Pengembangan Sistem A : Pengembangan dan Tujuan dalam Raperda RDTR SWK III
III tata ruang yang aman, nyaman, Mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, produktif, Perkotaan Pengendalian Kawasan sudah konsisten dengan Materi Teknis
1. 1. Tujuan Penataan BWP produktif, efisien, dan berkelanjutan efisien, dan berkelanjutan dengan berorientasi kepada Pasal 18 Andalan untuk Sektor Pertanian dan sudah spesifik sesuai dengan kondisi
dengan berorientasi kepada pelayanan pelayanan perumahan dan pendidikan (1) Sistem perkotaan di Daerah terdiri atas A/2 : Pengembangan Kawasan objektif kebutuhan Kota Cirebon yang
perumahan dan pendidikan : Andalan untuk Pertanian diinginkan 20 tahun yang akan datang.
SWK (4) Tujuan SWK IV Mewujudkan SWK IV Tujuan penataan ruang SWK IV Kota Cirebon a. penetapan Kawasan Perkotaan C : Rehabilitasi dan Pengembangan Tujuan dalam Raperda RDTR SWK IV
IV tata ruang yang aman, nyaman, Mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, produktif, Bodebek, Kawasan Perkotaan Kawasan Andalan untuk sektor sudah konsisten dengan Materi Teknis
produktif, efisien, dan berkelanjutan efisien, dan berkelanjutan dengan berorientasi kepada Bandung Raya, dan Cirebon Pertambangan dan sudah spesifik sesuai dengan kondisi
dengan berorientasi kepada pelayanan pelayanan pertanian campuran dan pariwisata sebagai PKN, dengan peran C/2 : Pengembangan Kawasan objektif kebutuhan Kota Cirebon yang
pertanian campuran dan pariwisata menjadi pusat koleksi dan distribusi Andalan untuk Pertambangan diinginkan 20 tahun yang akan datang.
skala internasional, nasional atau D : Rehabilitasi dan Pengembangan
beberapa provinsi; Kawasan Andalan untuk industri
pengolahan
Kota Cirebon diarahkan sebagai kota inti D/2 : Pengembangan Kawasan
dari PKN dengan sarana dan prasarana Andalan untuk Industri
minimal PKN yang terintegrasi dengan Pengolahan
wilayah pengaruhnya, serta menjadi F : Rehabilitasi dan Pengembangan
simpul utama pelayanan jasa dan Kawasan Andalan untuk sektor
perdagangan, dan industri di Daerah Perikanan
bagian timur, serta untuk kegiatan wisata F/2 : Pengembangan Kawasan
budaya dan religi; Andalan untuk Perikanan
SWK I Tabel IV.2 Luas Rencana Pola Ruang berdasarkan Terlampir dan BAB IV Bagian Kedua BAB IV Rencana Pola Ruang dalam RDTR
Jenis Zona SWK I (Ha) tergambarkan RENCANA POLA RUANG Rencana Pola Ruang RENCANA POLA RUANG WILAYAH sudah sesuai dengan arahan Permen PU
Kelurahan Jenis Zona
Kode Luas / dalam Pasal 41 Paragraf 1 NASIONAL No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
Zona Ha
Kelurahan IPAL KH‐3 3,23
Lampiran a Umum Bagian Kesatu PZ
Kesenden Perdagangan dan K‐1 6,85 Raperda, (1) Rencana pola ruang wilayah kota Pasal 25 Umum
Jasa Tunggal Materi Teknis, meliputi : (1) Rencana pola ruang wilayah provinsi, Pasal 50
Permukiman R3 15,06 dan Album a. kawasan lindung; dan terdiri atas: (1) Rencana pola ruang wilayah
Kepadatan Sedang
RTH RTH 2,03 Peta b. kawasan budidaya. a. kawasan lindung provinsi; dan nasional terdiri atas:
Pasal 8 Sempadan Pantai PS‐1 8,05 (2) Rencana pola ruang wilayah kota b. arahan pengembangan kawasan a. kawasan lindung nasional; dan
(1) Untuk mewujudkan sasaran penataan Tambak PL‐4 26,24 digambarkan dalam peta budidaya yang memiliki nilai b. kawasan budi daya yang
Kelurahan Perdagangan dan K‐1 3,99 sebagaimana tercantum dalam strategis provinsi. memiliki nilai strategis
ruang SWK I sebagaimana dimaksud Kebonbaru Jasa Tunggal
dalam Pasal 7, dilakukan pembagian: Permukiman R3 12,85 Lampiran III yang merupakan bagian (2) Rencana pola ruang wilayah provinsi nasional.
a. zona dan sub zona kawasan; dan Kepadatan Sedang tidak terpisahkan dari Peraturan digambarkan dalam peta sebagaimana
b. blok dan sub blok kawasan.
RTH RTH 6,20 Daerah ini. tercantum dalam Lampiran V, yang
Sempadan Pantai PS‐1 2,82 merupakan bagian tidak terpisahkan
(2) Pembagian zona dan sub zona serta Tambak PL‐4 0,00
2 RENCANA POLA RUANG dari Peraturan Daerah ini.
pembagian blok dan sub blok kawasan Kelurahan Fasilitas K‐5 5,10
di SWK I sebagaimana dimaksud pada Pegambiran Pedagangan
Industri I‐4 3,63
ayat (1), digambarkan dalam Peta Pariwisata PL‐3 2,67
Rencana Pola Ruang SWK I pada Pelabuhan SPU‐2 6,19
Lampiran I dengan skala 1 : 5.000, Perkantoran dan L‐3 17,06
yang merupakan bagian tidak Perdagangan Jasa
Perkantoran KT1 2,55
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pemerintahan
Permukiman R4 2,24
Kepadatan Rendah
Permukiman R3 27,27
Kepadatan Sedang
Pertanian PL‐1 14,93
RTH RTH 5,18
Sempadan Pantai PS‐1 19,54
Sempadan Sungai PS‐2 1,48
Tambak PL‐4 35,50
Kelurahan IPAL KH‐3 3,29

1
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
Lemah Perkantoran dan L‐3 7,49
Wungkuk Perdagangan Jasa
Permukiman R3 12,17
Kepadatan Sedang
RTH RTH 2,28
Sempadan Pantai PS‐1 6,76
Kelurahan Fasilitas Pelayanan SPU‐3 3,94
Panjunan Kesehatan
Pelabuhan SPU‐2 41,25
Perdagangan dan K‐1 1,19
Jasa Tunggal
Pergudangan K‐4 6,03
Perkantoran dan L‐3 1,69
Perdagangan Jasa
Permukiman R3 13,00
Kepadatan Sedang
RTH RTH 3,02
RTH Lapangan Bola SPU‐4 4,57
Sempadan Pantai PS‐1 3,03
Sempadan Sungai PS‐2 1,28
Kelurahan Perkantoran dan L‐3 3,98
Kesepuhan Perdagangan Jasa
Permukiman R3 13,16
Kepadatan Sedang
RTH RTH 0,74
Sempadan Pantai PS‐1 5,66
Sempadan Sungai PS‐2 0,75
Tambak PL‐4 4,69
Total 378,20
SWK Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Terlampir dan Rencana Pola Ruang dalam RDTR
II Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas tergambarkan sudah sesuai dengan arahan Permen PU
yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau dalam No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona Lampiran PZ
Pasal 46 budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 Raperda,
(1) Untuk mewujudkan sasaran penataan m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Materi Teknis,
ruang SWK II sebagaimana dimaksud pada tabel dibawah ini. dan Album
dalam Pasal 44, dilakukan pembagian: Peta
a. zona dan sub zona kawasan; dan
b. blok dan sub blok kawasan.
(2) Pembagian zona dan sub zona serta
pembagian blok dan sub blok kawasan
di SWK II sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), digambarkan dalam Peta
Rencana Pola Ruang SWK II pada
Lampiran I dengan skala 1 : 5.000,
yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

SWK Pasal 91 Untuk melihat rencana pola ruang kawasan lindung Terlampir dan Rencana Pola Ruang dalam RDTR
III (1) Rencana pola ruang di SWK III, terdiri dan budidaya dapat dilihat pada tabel tergambarkan sudah sesuai dengan arahan Permen PU
atas: Tabel 4.2 Luas Rencana Pola Ruang SWK III Tahun dalam No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
a. kawasan lindung; dan 2032 Lampiran PZ
b. kawasan budidaya. Raperda,
(2) Setiap orang dalam pemanfaatan Materi Teknis,
ruang di SWK III wajib memperhatikan dan Album
penetapan kawasan lindung dan Peta
kawasan budidaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), yang
disajikan dalam Peta Rencana Pola
Ruang SWK III pada Lampiran I
dengan skala 1 : 5.000 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini.

2
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
SWK Pasal 131 Dalam beberapa hal, batasan secara administrasi juga Terlampir dan Rencana Pola Ruang dalam RDTR
IV (1) Rencana pola ruang di SWK IV, terdiri menjadi pertimbangan yang sangat penting. Kegiatan tergambarkan sudah sesuai dengan arahan Permen PU
atas: yang ada di SWK IV Kota Cirebon dapat dilihat pada dalam No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
a. kawasan lindung; dan tabel berikut : Lampiran PZ
b. kawasan budidaya. Tabel 4.1 Raperda,
(2) Setiap orang dalam pemanfaatan Jenis Kegiatan Yang Ada di SWK IV Kota Cirebon Materi Teknis,
ruang di SWK IV wajib memperhatikan dan Album
penetapan kawasan lindung dan Peta
kawasan budidaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), yang
disajikan dalam Peta Rencana Pola
Ruang SWK IV pada Lampiran I
dengan skala 1 : 5.000 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini
SWK I Pasal 10 Kawasan lindung yang utama yang ada di SWK I Terlampir dan Bagian Kedua Paragraf 2 Bagian Kedua Rencana zona lindung dalam RDTR
(1) Rencana Kawasan Lindung adalah kawasan yang berfungsi melindungi daerah tergambarkan Kawasan Lindung Rencana Kawasan Lindung Kawasan Lindung Nasional sudah sesuai dengan arahan Permen PU
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 setempat/perlindungi setempat dan kawasan cagar dalam Pasal 42 Pasal 26 Paragraf 1 No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
ayat (1) huruf a meliputi: budaya. Lampiran (1) Kawasan lindung sebagaimana Rencana pola ruang kawasan lindung Jenis dan Sebaran Kawasan Lindung PZ serta RTRW Kota Cirebon
a. Zona perlindungan setempat; Raperda, dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) provinsi sebagaimana dimaksud pada Nasional
b. Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH) Materi Teknis, huruf a meliputi : Pasal 25 ayat (1) huruf a, meliputi : Pasal 51
Kota; dan Album a. kawasan perlindungan setempat; a. menetapkan kawasan lindung Kawasan lindung nasional terdiri
(2) Pengembangan kawasan lindung Peta b. kawasan rawan bencana; provinsi sebesar 45% dari luas atas:
dititikberatkan pada penetapan fungsi c. kawasan suaka dan cagar seluruh wilayah Daerah yang meliputi a. kawasan yang memberikan
kawasan dalam upaya budaya; dan kawasan lindung berupa kawasan perlindungan terhadap kawasan
mempertahankan kawasan yang d. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota; hutan dan kawasan lindung di luar bawahannya;
memiliki fungsi lindung. (2) Pengembangan kawasan lindung kawasan hutan, yang ditargetkan b. kawasan perlindungan setempat;
SWK Pasal 48 Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan dititikberatkan pada penetapan fungsi untuk dicapai pada tahun 2018; c. kawasan suaka alam, pelestarian Rencana zona lindung dalam RDTR
II Rencana kawasan lindung di SWK II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan kawasan dalam upaya b. mempertahankan kawasan hutan alam, dan cagar budaya; sudah sesuai dengan arahan Permen PU
sebagaimana yang dimaksud pada pasal 47 dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam mempertahankan kawasan yang minimal 30% dari luas Daerah Aliran d. kawasan rawan bencana alam; No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
ayat (1) huruf a terdiri atas zona: sejumlah 34 blok Lampiran memiliki fungsi lindung. Sungai (DAS); e. kawasan lindung geologi; dan PZ serta RTRW Kota Cirebon
a. Zona Perlindungan setempat; Raperda, c. mempertahankan kawasan resapan f. kawasan lindung lainnya.
b. Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH); Materi Teknis, air atau kawasan yang berfungsi
c. Zona Suaka Alam dan Cagar Budaya; dan Album hidroorologis untuk menjamin
d. Zona Rawan bencana; Peta ketersediaan sumberdaya air; dan
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan d. mengendalikan pemanfaatan ruang Rencana zona lindung dalam RDTR
2. 1. Zona Lindung III teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan kawasan lindung yang berada di luar sudah sesuai dengan arahan Permen PU
Pasal 92 dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam kawasan hutan sehingga tetap No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
Rencana Kawasan Lindung sebagaimana  Sempadan Sungai Lampiran berfungsi lindung. PZ serta RTRW Kota Cirebon
dimaksud pada pasal 91 ayat (1) terdiri atas:  Sempadan Rel KA Raperda,
a. Zona perlindungan setempat;  Jalur Hijau Sutet Materi Teknis,
b. Zona RTH;  RTH dan Album
c. Zona Suaka Alam dan Cagar Budaya;  Cagar Budaya Peta
d. Zona rawan bencana; dan

SWK Pasal 132 Jenis zona lindung yang terdapat di SWK IV Kota Terlampir dan Rencana zona lindung dalam RDTR
IV (1) Rencana Kawasan Lindung Cirebon meliputi kawasan yang memberikan tergambarkan sudah sesuai dengan arahan Permen PU
sebagaimana yang dimaksud pada perlindungan terhadap kawasan perlindungan dalam No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
pasal 131 ayat (1) huruf a terdiri atas: setempat. Rencana zona lindung di wilayah SWK IV Lampiran PZ serta RTRW Kota Cirebon
a. Zona perlindungan setempat; Kota Cirebon meliputi : Raperda,
b. Zona RTH; dan 1) Sempadan sungai Materi Teknis,
(2) Peta rencana kawasan lindung 2) Sempadan jalan tol dan Album
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Peta
tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini.
1. Zona hutan lindung
2. Zona yang memberikan
perlindungan terhadap
zona di bawahnya
a. Gambut
b. Resapan Air
SWK I Di SWK I, kawasan lindung setempat dan kawasan Terlampir dan Pasal 43 Pasal 28 Rencana zona perlindungan setampat
lindung yang memberi tergambarkan Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam RDTR sudah sesuai dengan
perlindungan setempat meliputi: dalam (1) Kawasan perlindungan setempat pada Pasal 26, terdiri dari: arahan Permen PU No. 20/2011 tentang
Pasal 11 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42
 Sempadan pantai penetapannya dilakukan Lampiran b. kawasan perlindungan setempat, Pedoman RDTR & PZ serta RTRW Kota
3. Zona perlindungan (1) Zona perlindungan setempat ayat 1 huruf a adalah meliputi :
berdasarkan ketentuan Keppres 32/1990 tentang Raperda, meliputi : Cirebon
setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal a. daerah sempadan sungai meliputi 4
Pengelolaan Kawasan Lindung), yaitu selebar Materi Teknis, 1. sempadan pantai;
10 ayat 1 huruf a adalah meliputi : (empat) sistem sungai yaitu Kali
100 meter. dan Album 2. sempadan sungai;
 Sempadan sungai (penetapannya dilakukan Peta Kedungpane, Kali Sukalila, Kali 3. kawasan sekitar waduk dan
berdasarkan ketentuan Keppres 32/1990 tentang Kesunean dan Kali Kalijaga; danau/situ;

3
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
Pengelolaan Kawasan Lindung), yaitu dengan b. sempadan pantai di sepanjang 4. kawasan sekitar mata air;
ketentuan sebagai berikut: pantai Cirebon, meliputi wilayah 5. RTH di Kawasan Perkotaan;
- Sekurang‐kurangnya 100 meter di kiri kanan Kelurahan Kesenden, Kelurahan
sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak Panjunan, Kelurahan Kebon Baru,
sungai yang berada di luar pemukiman. Kelurahan Lemahwungkuk dan
- Untuk sungai di kawasan permukiman berupa Kelurahan Pegambiran
sempadan sungai yang diperkirakan cukup c. sempadan embung di Kelurahan
untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 Kalijaga dan Kelurahan Larangan;
meter. dan
Arahan pengembangannya adalah bahwa seluruh d. sempadan rel kereta api meliputi
daerah tersebut di atas dihijaukan menjadi Ruang Kelurahan Kesenden, Kelurahan
Terbuka Hijau (RTH) yang tidak didirikan bangunan Kejaksan, Kelurahan Pekiringan,
apapun di atasnya, melainkan ditanami dengan Kelurahan Kesambi, Kelurahan
berbagai jenis pohon / vegetasi sesuai dengan kondisi Drajat, Kelurahan Lemahwungkuk
lingkungan, baik berupa hutan semak, taman perdu, dll dan Kelurahan Pegambiran
sejenisya dan bisa juga dimanfaatkan untuk keperluan
estetika kota.
SWK Pasal 49 Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan Rencana zona perlindungan setampat
II (1) Rencana Zona Perlindungan Setempat teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan dalam RDTR sudah sesuai dengan
sebagaimana dimaksud pada pasal 48 dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam arahan Permen PU No. 20/2011 tentang
huruf a yaitu Kawasan Sempadan sejumlah 34 blok Lampiran Pedoman RDTR & PZ serta RTRW Kota
Sungai, terletak di seluruh DAS di Raperda, Cirebon
Wilayah SWK II Materi Teknis,
(2) Rencana pengembangan kawasan dan Album
perlindungan setempat sebagaimana Peta
dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
jalur hijau di sepanjang sempadan
sungai
SWK Pasal 93 Zona perlindungan setempat di SWK III kota Terlampir dan Rencana zona perlindungan setampat
III (1) Zona Perlindungan Setempat Cirebon Meliputi: tergambarkan dalam RDTR sudah sesuai dengan
sebagaimana dimaksud pada pasal a. Zona Sempadan Sungai dalam arahan Permen PU No. 20/2011 tentang
92 ayat (1) huruf a, meliputi: b. Sub Zona Sempadan Danau/Situ/Embung Lampiran Pedoman RDTR & PZ serta RTRW Kota
a. Kawasan Sempadan Sungai, c. Sub Zona Sempadan Jalan Kereta Api; Raperda, Cirebon
terletak di seluruh DAS di Wilayah Materi Teknis,
SWK III dan Album
b. Kawasan Sempadan Peta
Danau/Situ/Embung, terletak di
Kelurahan Kalijaga dan Kelurahan
Larangan.
(2) Rencana pengembangan zona
perlindungan setempat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi jalur hijau di sepanjang
sempadan sungai, dan di sekitar
Sempadan Danau/Situ/Embung.
SWK Pasal 133 Jenis zona lindung yang terdapat di SWK IV Kota Terlampir dan Rencana zona perlindungan setampat
IV (1) Zona Perlindungan Setempat, Cirebon meliputi kawasan yang memberikan tergambarkan dalam RDTR sudah sesuai dengan
sebagaimana dimaksud pada pasal perlindungan terhadap kawasan perlindungan dalam arahan Permen PU No. 20/2011 tentang
132 ayat (1) huruf a terdiri dari setempat. Rencana zona lindung di wilayah SWK IV Lampiran Pedoman RDTR & PZ serta RTRW Kota
peruntukan: Kota Cirebon meliputi : Raperda, Cirebon
a. Peruntukan Sempadan Sungai, 1) Sempadan sungai Materi Teknis,
terletak di Wilayah SWK IV 2) Sempadan jalan tol dan Album
b. Peruntukan Sempadan Jalan Tol, Peta
terletak di Wilayah SWK IV
(2) Rencana pengembangan kawasan
perlindungan setempat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
jalur hijau di sepanjang sempadan
sungai dan sempadan jalan tol.
SWK I Tabel IV.2 Luas Pola Ruang Sempadan Pantai di Terlampir dan Pasal 43 Pasal 30 Pasal 56  Rencana zona perlindungan setampat
SWK I tergambarkan Kawasan perlindungan setempat, meliputi (1) Sempadan pantai sebagaimana sempadan pantai dalam RDTR sudah
Pasal 11 Pola Luas dalam (1) Kawasan perlindungan setempat : dimaksud dalam Pasal 52 ayat
Kelurahan sesuai dengan arahan Permen PU No.
b. peruntukan sempadan pantai di Ruang (Ha) Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 a. Sempadan pantai, terletak di (2) huruf a ditetapkan dengan kriteria: 20/2011 tentang Pedoman RDTR & PZ
sepanjang pantai Cirebon, meliputi Kelurahan Kebonbaru 2,82 Raperda, ayat 1 huruf a adalah meliputi : Kabupaten Bekasi, Kabupaten a. daratan sepanjang tepian laut serta RTRW Kota Cirebon
wilayah Kelurahan Kesenden, Kelurahan Kesenden 8,05 Materi Teknis, b. sempadan pantai di sepanjang pantai Subang, Kabupaten Karawang, dengan jarak paling sedikit 100
a. Sempadan Pantai  Lokasi rencana masih seperti RTRW
Kelurahan Kebon Baru, Kelurahan Sempadan Kelurahan Kesepuhan 5,66
dan Album Cirebon, meliputi wilayah Kelurahan Kabupaten Indramayu, Kabupaten (seratus) meter dari titik pasang
Pantai Kelurahan Lemah
hanya menyebutkan kelurahan belum
Lemahwungkuk, Kelurahan Panjunan, Peta Kesenden, Kelurahan Panjunan, Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten air laut tertinggi ke arah darat;
(PS-1) Wungkuk 6,76 spesifik ke dalam blok/sub blok
Kelurahan Kesepuhan dan Kelurahan Kelurahan Kebon Baru, Kelurahan Sukabumi, Kabupaten Cianjur, atau
Pegambiran. Kelurahan Panjunan 3,03
Lemahwungkuk dan Kelurahan Kabupaten Garut, Kabupaten b. daratan sepanjang tepian laut
Kelurahan Pegambiran 19,54
Total 45,86
Pegambiran Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis; yang bentuk dan kondis fisik

4
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
(3) Kawasan sempadan pantai yang pantainya curam atau terjal
merupakan bagian dari kawasan dengan jara proporsional
SWK perlindungan setempat seluas ± 68 terhadap bentuk dan kondisi
II (enam puluh delapan) hektar terdiri dari : fisik pantai.
SWK a. s
III empadan pantai Kesenden mulai
SWK dari Sungai Kedung Pane sampai
IV Sungai Sukalila lebar sempadan
adalah 50 (lima puluh) - 100
(seratus) meter;
b. sempadan pantai Pelabuhan
Cirebon mulai dari Sungai Sukalila
sampai Taman Ade Irma Suryani
lebar sempadan adalah 0 (nol) - 50
(lima puluh) meter;
c. sempadan pantai Cangkol mulai dari
Taman Ade Irma Suryani sampai
Cangkol lebar sempadan adalah 10
(sepuluh) – 50 (lima puluh) meter;
d. sempadan pantai Kesunean mulai
dari Cangkol sampai Sungai
Kesunean lebar sempadan adalah
10 (sepuluh) - 50 (lima puluh) meter;
e. sempadan pantai Pelabuhan
Perikanan Kejawanan mulai dari
Sungai Kesunean sampai
Pegambiran Estate lebar sempadan
adalah 50 (lima puluh) - 100
(seratus) meter; dan
f. sempadan pantai Kalijaga mulai dari
Pegambiran Estate sampai Sungai
Kalijaga lebar sempadan adalah 50
(lima puluh) - 100 (seratus) meter.
SWK I Tabel IV.2 Luas Pola Ruang Sempadan Sungai di Terlampir dan Pasal 43 Pasal 30 Pasal 56  Rencana zona perlindungan setampat
SWK I tergambarkan (1) Kawasan perlindungan setempat Kawasan perlindungan setempat, meliputi (2) Sempadan sungai sebagaimana sempadan sungai dalam RDTR sudah
Pasal 11 Luas
Pola Ruang Kelurahan dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 : dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2) sesuai dengan arahan Permen PU
a. peruntukan sempadan sungai di (Ha) Lampiran ayat 1 huruf a adalah meliputi : b. Sempadan sungai, terletak di seluruh huruf b ditetapkan dengan No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
sepanjang Kali Tangkil, Kali Sukalila, Sempadan Kelurahan Kesepuhan 0,75 Raperda, a. daerah sempadan sungai meliputi 4 DAS; kriteria: & PZ serta RTRW Kota Cirebon
Kali Cipadu, Kali Kesunean dan Sungai (PS- Kelurahan Panjunan 1,28 Materi Teknis, (empat) sistem sungai yaitu Kali a. daratan sepanjang tepian
Sungai Kalijaga; 2) Kelurahan Pegambiran 1,48
dan Album Kedungpane, Kali Sukalila, Kali sungai bertanggul dengan
Total 3,51
Peta Kesunean dan Kali Kalijaga; lebar paling sedikit 5 (lima)
SWK Pasal 49 Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi (2) Kawasan sempadan sungai yang meter dari kaki tanggul  Rencana zona perlindungan setampat
II (1) Rencana Zona Perlindungan teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang merupakan bagian dari kawasan sebelah luar; sempadan sungai dalam RDTR sudah
Setempat sebagaimana dimaksud dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok perlindungan setempat seluas ± 193 b. daratan sepanjang tepian sesuai dengan arahan Permen PU
pada pasal 48 huruf a yaitu Kawasan sejumlah 34 blok (seratus sembilan puluh tiga) hektar terdiri sungai besar tidak bertanggul No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
Sempadan Sungai, terletak di seluruh dari : di luar kawasan permukiman & PZ serta RTRW Kota Cirebon
DAS di Wilayah SWK II a. sungai bertanggul di luar kawasan dengan lebar paling sedikit  Lokasi Spesifik nama
(2) Rencana pengembangan kawasan perkotaan, ditetapkan sekurang- 100 (seratus) meter dari tepi sungai/blok/sublok belum dijabarkan
perlindungan setempat sebagaimana kurangnya 5 (lima) meter di sebelah sungai; dan dalam Raperda dan Materi Teknis
dimaksud pada ayat (1) dilakukan luar sepanjang kaki tanggul meliputi c. daratan sepanjang tepian
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi Kali Tangkil, Kali Kemlaka, Kali anak sungai tidak bertanggul
jalur hijau di sepanjang sempadan Cideng, Kali Kedung Bima, Kali di luar kawasan permukiman
c. Sempadan Sungai sungai Kedung Pane dan Kali Kijing; dengan lebar paling sedikit
SWK Zona Sempadan Sungai Terlampir dan b. sungai bertanggul di kawasan 50 (lima puluh) meter dari tepi  Rencana zona perlindungan setampat
III Kawasan sempadan sungai di SWK III Kota Cirebon tergambarkan perkotaan yang mempunyai sungai. sempadan sungai dalam RDTR sudah
kondisinya sangat beragam. Terdapat di 2 (dua) sistem aliran kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga)
dalam sesuai dengan arahan Permen PU
Pasal 93 sungai yaitu Kesunean, dan Kalijaga. Setiap sistem sungai meter, garis sempadan ditetapkan
memiliki sub sistem berupa anak sungai. Kawasan sempadan Lampiran No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
(1) Zona Perlindungan Setempat Raperda, sekurang- kurangnya 10 (sepuluh)
sungai yang merupakan bagian dari kawasan perlindungan & PZ serta RTRW Kota Cirebon
sebagaimana dimaksud pada pasal 92 Materi Teknis, meter dihitung dari tepi sungai
setempat seluas 88,71 Ha.  Lokasi Spesifik nama
ayat (1) huruf a, meliputi: Kriteria kawasan sempadan sungai di SWK III dalam RTRW dan Album meliputi Kali Sigujeg, Kali Bedeng, sungai/blok/sublok belum dijabarkan
a. Kawasan Sempadan Sungai, Kota Cirebon adalah sebagai berikut: Peta Kali Sijarak I, Kali Sijarak II, Kali dalam Raperda dan Materi Teknis
terletak di seluruh DAS di Wilayah a. Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan Langensari, Kali Sirabun, Kali
SWK III perkotaan, ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima) Penyuken, dan Kali Saladara;
(2) Rencana pengembangan zona meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul meliputi c. sungai tak bertanggul di kawasan
perlindungan setempat sebagaimana Kali Kedung Pane.
b. Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan
perkotaan yang mempunyai
dimaksud pada ayat (1) dilakukan kedalaman tidak lebih lebih dari 3
perkotaan, ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga)
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul meliputi (tiga) meter, garis sempadan
jalur hijau di sepanjang sempadan Kali Sijarak. ditetapkan sekurang- kurangnya 10
sungai, dan di sekitar Sempadan C. Garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam (sepuluh) meter dihitung dari tepi
Danau/Situ/Embung. kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 sungai meliputi Kali Kayu Walang,
(lima belas) meter dihitung dari tepi sungai meliputi Kali Kali Cikijing, Kali Sigemplo dan Kali
Kesunean dan Kali Cikalong.
Cikenis;

5
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
SWK Kriteria kawasan perlindungan setempat dalam wilayah Terlampir dan d. sungai tak bertanggul di kawasan  Rencana zona perlindungan setampat
IV SWK IV Kota Cirebon adalah sebagai berikut : tergambarkan perkotaan yang mempunyai sempadan sungai dalam RDTR sudah
a. Jalur Sempadan Sungai dalam kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sesuai dengan arahan Permen PU
Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri Lampiran sampai dengan 20 (dua puluh) No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
kanan sungai, termasuk sungai Raperda, meter, garis sempadan ditetapkan & PZ serta RTRW Kota Cirebon
buatan/kanal/saluran/irigasi primer, yang mempunyai Materi Teknis, sekurang-kurangnya 15 (lima belas)  Lokasi Spesifik nama
manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian dan Album meter dihitung dari tepi sungai sungai/blok/sublok belum dijabarkan
fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan Peta meliputi Kali Suba, Kali Kesunean, dalam Raperda dan Materi Teknis
sungai dilakukan untuk melindungi fungsi sungai dari Kali Lunyu, Kali Cikalong, Kali
kegiatan budidaya yang dapat mengganggu dan Kedung Menjangan, Kali Kedung
merusak kondisi sungai dan mengamankan aliran Jumbleng, Kali Kedung Mendeng,
sungai. Kali Surapandan, dan Kali Cadas
Kriteria jalur sempadan sungai adalah : Ngampar; dan
 Sekurang-kurangnya 5 meter di sebelah luar e. sungai bertanggul di kawasan
sepanjang kaki tanggul di luar kawasan perkotaan yang berbatasan dengan
perkotaan dan 3 meter disebelah luar jalan, garis sempadannya adalah tepi
sepanjang kaki tanggul di dalam kawasan bahu jalan yang bersangkutan yaitu
Pasal 133 perkotaan; Kali Sukalila.
(1) Zona Perlindungan Setempat,  Sekurang-kurangnya 100 meter di kanan kiri
sebagaimana dimaksud pada pasal 132 sungai besar dan 50 meter di kanan kiri sungai
ayat (1) huruf a terdiri dari peruntukan: kecil yang tidak bertanggul di luar kawasan
Peruntukan Sempadan Sungai, terletak perkotaan;
di Wilayah SWK IV  Sekurang-kurangnya 10 meter dari tepi sungai
untuk sungai yang mempunyai kedalaman tidak
lebih dari 3 meter;
 Sekurang-kurangnya 15 meter dari tepi sungai
untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih
dari 3 meter sampai dengan 20 meter;
 Sekurang-kurangnya 30 meter dari tepi sungai
untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih
dari 20 meter; dan
 Ketentuan garis sempadan sungai diatur lebih
lanjut oleh peraturan daerah yang berlaku.
Penetapan kawasan sempadan sungai dialokasikan
secara proporsional dan situasional sesuai
karakteristik lingkungan sungai. Dalam rangka
pengamanan kawasan sempadan sungai akan
dilakukan penertiban berbagai macam kegiatan /
hunian tidak berijin, khususnya pada sungai yang
berfungsi primer dan sekunder.
SWK I Pasal 43 Pasal 56
SWK (3) Kawasan sekitar danau atau
II (1) Kawasan perlindungan setempat waduk sebagaimana dimaksud
SWK Sub Zona Sempadan Danau/Situ/Embung Terlampir dan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dalam Pasal 52 ayat (2) huruf c  Rencana zona perlindungan setampat
III Kawasan sempadan embung merupakan suatu tergambarkan ayat 1 huruf a adalah meliputi : ditetapkan dengan kriteria: sempadan danau/waduk dalam RDTR
kawasan perlindungan terhadap rencana pembuatan dalam c. sempadan embung di Kelurahan a. daratan dengan jarak 50 (lima sudah sesuai dengan arahan Permen
embung di lokasi Kelurahan Kalijaga dan Kelurahan Lampiran Kalijaga dan Kelurahan Larangan; puluh) meter sampai dengan PU No. 20/2011 tentang Pedoman
Larangan dengan lebar sempadan sebesar 5 – 10 Raperda, dan 100 (seratus) meter dari titik RDTR & PZ serta RTRW Kota
meter. Kawasan sempadan Embung yang merupakan Materi Teknis, d. sempadan rel kereta api meliputi pasang air danau atau waduk Cirebon
bagian dari kawasan perlindungan setempat adalah dan Album Kelurahan Kesenden, Kelurahan tertinggi; atau  Lokasi blok/sublok belum dijabarkan
seluas 0,8 Ha. Peta Kejaksan, Kelurahan Pekiringan, b. daratan sepanjang tepian dalam Raperda
Pasal 93 Kelurahan Kesambi, Kelurahan danau atau waduk yang
Untuk menjaga sempadan embung dari penggunaan
(1) Zona Perlindungan Setempat Drajat, Kelurahan Lemahwungkuk lebarnya proporsional terhadap
ruang yang tidak tepat, maka pada kawasan
sebagaimana dimaksud pada pasal 92 dan Kelurahan Pegambiran. bentuk dan kondisi fisik danau
sempadan perlu dilakukan upaya penanaman pohon
ayat (1) huruf a, meliputi: (3) Kawasan sempadan embung yang atau waduk.
sebagai kawasan penghijauan.
a. Kawasan Sempadan merupakan bagian dari kawasan
d. Sekitar Danau Atau Danau/Situ/Embung, terletak di perlindungan setempat adalah kawasan
Waduk Kelurahan Kalijaga dan perlindungan terhadap rencana
Kelurahan Larangan. pembuatan embung di lokasi Kelurahan
(2) Rencana pengembangan zona Kalijaga dan Kelurahan Larangan
perlindungan setempat sebagaimana dengan lebar sempadan sebesar 5
dimaksud pada ayat (1) dilakukan (lima) - 10 (sepuluh) meter seluas ±1
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi (satu) hektar.
jalur hijau di sepanjang sempadan (4) Kawasan sempadan rel kereta api yang
sungai, dan di sekitar Sempadan merupakan bagian dari kawasan
Danau/Situ/Embung. perlindungan setempat adalah kawasan
sempadan yang berada di sepanjang
jalur rel yang melewatinya dengan lebar
Sub Zona Sempadan Jalan Kereta Api; sempadan sebesar 10 (sepuluh) m dari
Kriteria jalur sempadan jalan kereta api yaitu kawasan as rel seluas ± 24 (dua puluh empat)
di sisi kiri dan kanan rel kereta api dengan jarak hektar yang meliputi lokasi Kelurahan
sekurang-kurangnya 10 meter dari as rel seluas 4,05 Sukapura, Kelurahan Kejaksan,
Ha. Kelurahan Pekalangan, Kelurahan

6
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
SWK Pekalipan, Kelurahan Kesambi,
IV Kelurahan Pulasaren, Kelurahan
Jagasatru, Kelurahan Drajat, Kelurahan
Larangan dan Kelurahan Pegambiran.

e. Sekitar Mata Air


f. Lindung Spiritual dan
Kearifan Lokal
SWK I
SWK
II
SWK
III
SWK Terlampir dan  Letak/lokasi Sempadan jalan tol
g. Sempadan Jalan Tol IV Pasal 133 Kriteria kawasan perlindungan setempat dalam wilayah tergambarkan belum disebutkan secara spesifik
(1) Zona Perlindungan Setempat, SWK IV Kota Cirebon adalah sebagai berikut : dalam dalam Raperda dan Materi Teknis
sebagaimana dimaksud pada pasal 132 b. Jalur sempadan jaln tol Lampiran
ayat (1) huruf a terdiri dari peruntukan: Kriteria jalur sempadan jalan tol yaitu kawasan di sisi Raperda,
b. Peruntukan Sempadan Jalan Tol, kiri dan kanan jalan tol dengan jarak sekurang- Materi Teknis,
terletak di Wilayah SWK IV kurangnya 50 meter. dan Album
Peta
Pasal 46 Pasal 30 Pasal 56  Rencana zona ruang terbuka hijau
(1) Kawasan RTH sebagaimana dimaksud Kawasan perlindungan setempat, meliputi (4) Ruang terbuka hijau kota dalam RDTR belum sesuai dengan
dalam Pasal 42 ayat (1) huruf d, memiliki : sebagaimana dimaksud dalam arahan Permen PU No. 20/2011
proporsi paling sedikit 30% (tiga puluh e. RTH di Kawasan Perkotaan, tersebar di Pasal 52 ayat (2) huruf d tentang Pedoman RDTR & PZ serta
persen) dari luas wilayah kota, terdiri Kabupaten/Kota. ditetapkan dengan kriteria: RTRW Kota Cirebon
atas : a. lahan dengan luas paling  Letak RTH Kota Belum dijabarkan
a. RTH publik dengan proporsi paling sedikit 2.500 (dua ribu lima dalam lokasi per blok/sub blok
sedikit 20% (dua puluh persen) dari ratus) meter persegi;
luas wilayah kota; dan b. berbentuk satu hamparan,
b. RTH privat dengan berbentuk jalur, atau
proporsi paling sedikit 10% (sepuluh kombinasi dari bentuk satu
persen) dari luas wilayah kota. hamparan dan jalur; dan
(5) Upaya mencapai 30% (tiga puluh persen) c. didominasi komunitas
luas RTH Kota Cirebon dilakukan dengan : tumbuhan.
a. mempertahankan luas
RTH kota eksisting yaitu kurang lebih
905,06 (sembilan ratus lima koma nol
enam) hektar atau kurang lebih
23,75% (dua puluh tiga koma tujuh
puluh lima persen), yang terdiri dari
Ruang Terbuka Hijau Publik seluas
4. Zona RTH Kota kurang lebih 341,46 (tiga ratus empat
puluh satu koma empat puluh enam)
hektar atau kurang lebih 8,96%
(delapan koma sembilan puluh enam
persen) dan Ruang Terbuka Hijau
Privat seluas kurang lebih 563,61
(lima ratus enam puluh tiga koma
enam puluh satu) hektar atau kurang
lebih 14,79% (empat belas koma tujuh
puluh sembilan persen);
b. rencana penambahan luas
Ruang Terbuka Hijau Publik kurang
lebih seluas 421,31 (empat ratus dua
puluh satu koma tiga puluh satu)
hektar atau kurang lebih 11,06 %
(sebelas koma nol enam persen).
c. pada akhir tahun perencanaan RTH
Publik Kota Cirebon akan mencapai
kurang lebih 762,77 (tujuh ratus enam
puluh dua koma tujuh puluh tujuh) Ha
atau kurang lebih 20,02% (dua puluh
koma nol dua persen).
SWK I Pasal 46  Rencana zona ruang terbuka hijau
(4) Rencana pengembangan RTH publik dalam RDTR belum sesuai dengan
Kota seluas 421,31 (empat ratus dua arahan Permen PU No. 20/2011
puluh satu koma tiga puluh satu) hektar tentang Pedoman RDTR & PZ serta
a. Taman RT atau sekitar kurang lebih 11,06 % RTRW Kota Cirebon
(sebelas koma nol enam persen) dari  Letak RTH Kota Belum dijabarkan
luas wilayah kota, meliputi : dalam lokasi per blok/sub blok
SWK SWK II (Pasal 50) Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan a. di Kecamatan Harjamukti, dengan  Rencana zona ruang terbuka hijau

7
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
II (2) RTH Publik sebagaimana dimaksud teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan luas kurang lebih 226,30 (dua ratus dalam RDTR sudah sesuai dengan
pada ayat (1) huruf a dikembangkan dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam dua puluh enam koma tiga puluh) arahan Permen PU No. 20/2011
oleh Pemerintah Kota dan tersebar sejumlah 34 blok Lampiran hektar yang terdiri atas : tentang Pedoman RDTR & PZ serta
diseluruh wilayah SWK II, meliputi: Raperda, 1. R RTRW Kota Cirebon
a. taman unit lingkungan; Materi Teknis, TH taman RT kurang lebih  Letak RTH Kota Belum dijabarkan
b. taman sepanjang sempadan dan Album seluas 11,23 (sebelas koma dalam lokasi per blok/sub blok
Sungai, jalan, dan SUTT; Peta dua puluh tiga) hektar;
c. kawasan pemakaman. b. di Kecamatan Lemahwungkuk,
d. RTH Perdagangan dengan luas kurang lebih 70,25
(3) RTH taman unit lingkungan (tujuh puluh koma dua puluh lima)
sebagaimana dimaksud pada ayat hektar yang terdiri atas :
(2) huruf a, dikembangkan secara 1. RTH taman RT kurang lebih
bertahap berada di Pusat-Pusat unit seluas 5,75 (lima koma tujuh
lingkungan SWK II. puluh lima) hektar;
SWK RTH eksisting yang tersebar di SWK III Kota Cirebon Terlampir dan c. di Kecamatan Pekalipan, dengan  Rencana zona ruang terbuka hijau
III terdiri dari RTH perkantoran, RTH kawasan hijau, RTH tergambarkan luas kurang lebih 42,03 (empat dalam RDTR sudah sesuai dengan
olah raga, RTH pemakaman, RTH sempadan rel dalam puluh dua koma nol tiga) hektar arahan Permen PU No. 20/2011
kereta api, RTH sempadan sungai dan RTH jalur hijau Lampiran yang terdiri atas : tentang Pedoman RDTR & PZ serta
jalan. Luas RTH eksisting di SWK III adalah 29,45 Ha. Raperda, 1. RTH taman RT kurang lebih RTRW Kota Cirebon
SWK III (Pasal 94 ayat (2)) : Materi Teknis, seluas 4,65 (empat koma  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
a. taman Pusat lingkungan; dan Album enam puluh lima) hektar; belum sinkron, terjadi perbedaan
Peta d. di Kecamatan Kesambi dengan luas nomenklatur dan arahan rencananya.
kurang lebih 46,38 (empat puluh Belum dicantumkan dalam dokumen
enam koma tiga puluh delapan) Materi Teknis
hektar yang terdiri atas :  Letak RTH Kota Belum dijabarkan
1. RTH taman RT kurang lebih dalam lokasi per blok/sub blok
SWK Pasal 134 seluas 7,63 (tujuh koma enam  Rencana zona ruang terbuka hijau
IV (2) R puluh tiga) hektar; dalam RDTR sudah sesuai dengan
TH Publik sebagaimana dimaksud e. di Kecamatan Kejaksan dengan arahan Permen PU No. 20/2011
pada ayat (1) huruf a dikembangkan luas kurang lebih 36,36 (tiga puluh tentang Pedoman RDTR & PZ serta
oleh Pemerintah Kota dan tersebar di enam koma tiga puluh enam) hektar RTRW Kota Cirebon
seluruh wilayah SWK IV, meliputi : yang terdiri atas :  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
a. taman Pusat lingkungan; 1. RTH taman RT kurang lebih belum sinkron, terjadi perbedaan
b. taman sepanjang sempadan seluas 4,58 (empat koma lima nomenklatur dan arahan rencananya.
Sungai, jalan tol dan jalan; puluh delapan) hektar; Belum dicantumkan dalam dokumen
c. kawasan pemakaman; Materi Teknis
d. RTH Perdagangan.  Letak RTH Kota Belum dijabarkan
dalam lokasi per blok/sub blok
(3) RTH taman unit lingkungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, dikembangkan secara
bertahap di Pusat-Pusat unit
lingkungan SWK IV.
Pasal 46 Belum dijabarkan dan digambarkan
(4) Rencana pengembangan RTH publik dalam RDTR per SWK
Kota seluas 421,31 (empat ratus dua
puluh satu koma tiga puluh satu) hektar
atau sekitar kurang lebih 11,06 %
(sebelas koma nol enam persen) dari
luas wilayah kota, meliputi :
a. di Kecamatan Harjamukti, dengan
luas kurang lebih 226,30 (dua ratus
dua puluh enam koma tiga puluh)
hektar yang terdiri atas :
2. RTH taman RW kurang lebih
seluas 9,50 (sembilan koma lima
puluh) hektar;
b. Taman RW
b. di Kecamatan Lemahwungkuk,
dengan luas kurang lebih 70,25
(tujuh puluh koma dua puluh lima)
hektar yang terdiri atas :
2. RTH taman RW kurang lebih
seluas 5,25 (lima koma dua
puluh lima) hektar;
c. di Kecamatan Pekalipan, dengan
luas kurang lebih 42,03 (empat
puluh dua koma nol tiga) hektar
yang terdiri atas :
2. RTH taman RW kurang lebih
seluas 4,88 (empat koma
delapan puluh delapan) hektar

8
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
d. di Kecamatan Kesambi dengan luas
kurang lebih 46,38 (empat puluh
enam koma tiga puluh delapan)
hektar yang terdiri atas :
2. RTH taman RW kurang lebih
seluas 6,88 (enam koma
delapan puluh delapan) hektar;
e. di Kecamatan Kejaksan dengan
luas kurang lebih 36,36 (tiga puluh
enam koma tiga puluh enam) hektar
yang terdiri atas :
2. RTH taman RW kurang lebih
seluas 4,38 (empat koma tiga
puluh delapan) hektar;
SWK I Pasal 12 Tabel IV.2 Luas Rencana Pola Ruang Zona RTH SWK Pasal 46  Rencana zona ruang terbuka hijau
(1) Rencana Zona RTH sebagaimana I (2) RTH publik eksisting sebagaimana taman kota dalam RDTR sudah
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) Pola
Kelurahan
Luas dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi sesuai dengan arahan Permen PU
huruf c, memiliki proporsi paling sedikit Ruang (Ha) kawasan seluas kurang lebih 341,46 No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
30% (tiga puluh persen) dari luas Kelurahan Kebonbaru 6,2 (tiga ratus empat puluh satu koma empat & PZ serta RTRW Kota Cirebon
wilayah kota, terdiri atas : Ruang Kelurahan Kesenden 2,03 enam) hektar atau sekitar kurang lebih  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Terbuka Kelurahan Kesepuhan 0,74
a. RTH publik dengan proporsi 8,96 (delapan koma sembilan puluh belum sinkron, terjadi perbedaan
Hijau Kelurahan Lemah Wungkuk 2,28
paling sedikit 20% (dua puluh (RTH) enam) persen dari luas wilayah kota nomenklatur dan arahan rencananya.
Kelurahan Panjunan 3,02
persen) dari luas SWK I; dan Kelurahan Pegambiran 5,18
yang meliputi : Belum dicantumkan dalam dokumen
b. RTH privat dengan proporsi Total 19,45 b. di Kecamatan Lemahwungkuk, Materi Teknis
paling sedikit 10% (sepuluh dengan luas kurang lebih 126,36  Letak RTH taman Kota Belum
persen) dari luas SWK I. (seratus dua puluh enam koma tiga dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
(2) Rencana Zona RTH publik puluh enam) hektar yang terdiri atas : blok
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 1. RTH taman kota seluas kurang
huruf a meliputi kawasan: lebih 10,86 (sepuluh koma
a. di Kelurahan Panjunan delapan puluh enam) hektar;
b. di Kelurahan Pegambiran c. di Kecamatan Pekalipan, dengan luas
c. di Kelurahan Kesepuhan kurang lebih 15,76 (lima belas koma
d. di Kelurahan Lemahwungkuk tujuh puluh enam) hektar yang terdiri
e. di Kelurahan Kebonbaru atas :
f. di Kelurahan Kesenden 1. RTH taman kota seluas kurang
(3) Rencana RTH privat sebagaimana lebih 0,84 (nol koma delapan
dimaksud pada ayat (1) huruf a puluh empat) hektar;
meliputi area di dalam kavling d. di Kecamatan Kejaksan dengan luas
bangunan yang tidak tertutup kurang lebih 29,48 (dua puluh
bagunan, yang tersebar di seluruh sembilan koma empat puluh delapan)
kawasan terbangun. hektar yang terdiri atas :
SWK Pasal 50 Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan 1. RTH taman kota seluas kurang  Rencana zona ruang terbuka hijau
II (1) Rencana Zona RTH sebagaimana teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan lebih 2,94 (dua koma sembilan taman kota dalam RDTR sudah
c. Taman Kota dimaksud dalam pasal 48 huruf b, dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam puluh empat) hektar; sesuai dengan arahan Permen PU
tersebar di seluruh wilayah di SWK II sejumlah 34 blok Lampiran (4) Rencana pengembangan RTH publik No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
meliputi: Raperda, Kota seluas 421,31 (empat ratus dua & PZ serta RTRW Kota Cirebon
a. RTH Publik dan Materi Teknis, puluh satu koma tiga puluh satu) hektar  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
b. RTH Privat dan Album atau sekitar kurang lebih 11,06 % belum sinkron, terjadi perbedaan
(2) RTH Publik sebagaimana dimaksud Peta (sebelas koma nol enam persen) dari nomenklatur dan arahan rencananya.
pada ayat (1) huruf a dikembangkan luas wilayah kota, meliputi : Belum dicantumkan dalam dokumen
oleh Pemerintah Kota dan tersebar a. di Kecamatan Harjamukti, dengan Materi Teknis
diseluruh wilayah SWK II, meliputi: luas kurang lebih 226,30 (dua ratus  Letak RTH taman Kota Belum
a. taman unit lingkungan; dua puluh enam koma tiga puluh) dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
b. taman sepanjang sempadan hektar yang terdiri atas blok
Sungai, jalan, dan SUTT; 5. RTH taman Kota seluas kurang
c. kawasan pemakaman. lebih 43,20 (empat puluh tiga
d. RTH Perdagangan koma dua puluh) hektar;
SWK Pasal 94 Zona ruang terbuka hijau terdiri dari: Terlampir dan b. di Kecamatan Lemahwungkuk,  Rencana zona ruang terbuka hijau
III (1) Zona RTH sebagaimana dimaksud a. Taman kota dan taman lingkungan dengan lokasi tergambarkan dengan luas kurang lebih 70,25 (tujuh taman kota dalam RDTR sudah
dalam pasal 92 ayat (1) huruf b, tersebar dalam puluh koma dua puluh lima) hektar sesuai dengan arahan Permen PU
tersebar di seluruh wilayah di SWK III b. Pemakaman dengan lokasi tersebar Lampiran yang terdiri atas : No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
yang mempunyai arahan penyediaan Kawasan ruang terbuka hijau berdasarkan dasar Raperda, 5. RTH taman Kota seluas kurang & PZ serta RTRW Kota Cirebon
sampai akhir tahun rencana meliputi: kepemilikan terdiri dari : Materi Teknis, lebih 5,17 (lima koma tujuh belas)  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
a. RTH Publik dan a. RTH publik; dan Album hektar; belum sinkron, terjadi perbedaan
b. RTH Privat b. RTH private. Peta c. di Kecamatan Pekalipan, dengan luas nomenklatur dan arahan rencananya.
(2) RTH Publik sebagaimana dimaksud Luas ruang terbuka hijau paling sedikit adalah 30% kurang lebih 42,03 (empat puluh dua Belum dicantumkan dalam dokumen
pada ayat (1) huruf a dikembangkan (tiga puluh persen), terdiri dari: koma nol tiga) hektar yang terdiri atas Materi Teknis
oleh Pemerintah Kota dan tersebar a. RTH publik (20%); :  Letak RTH taman Kota Belum
diseluruh wilayah SWK III, meliputi: b. RTH private (10%). 5. RTH taman kota seluas kurang dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
a. taman Pusat lingkungan; Rencana pengembangan kawasan ruang terbuka hijau lebih 3,00 (tiga koma nol nol) blok
b. taman sepanjang sempadan terdiri dari: hektar;
Sungai, jalan, dan a. intensifikasi dan ekstensifikasi RTH; d di Kecamatan Kesambi dengan luas
Danau/Situ/Embung; b. mempertahankan fungsi dan menata RTH; kurang lebih 46,38 (empat puluh enam

9
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
c. kawasan pemakaman. c. mengembalikan fungsi RTH yang telah beralih koma tiga puluh delapan) hektar yang
d. RTH Perdagangan fungsi secara bertahap. terdiri atas :
RTH eksisting yang tersebar di SWK III Kota Cirebon 5. RTH taman Kota seluas kurang
terdiri dari RTH perkantoran, RTH kawasan hijau, RTH lebih 3,00 (tiga koma nol nol)
olah raga, RTH pemakaman, RTH sempadan rel hektar;
kereta api, RTH sempadan sungai dan RTH jalur hijau e. di Kecamatan Kejaksan dengan luas
jalan. Luas RTH eksisting di SWK III adalah 29,45 Ha. kurang lebih 36,36 (tiga puluh enam
SWK Pasal 134 koma tiga puluh enam) hektar yang  Rencana zona ruang terbuka hijau
IV (1) Zona RTH sebagaimana dimaksud terdiri atas : taman kota dalam RDTR sudah
dalam pasal 132 ayat (1) huruf b, 5. RTH taman kota seluas kurang sesuai dengan arahan Permen PU
tersebar di seluruh wilayah di SWK IV lebih 4,41 (empat koma empat No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
yang mempunyai arahan penyediaan puluh satu) hektar; & PZ serta RTRW Kota Cirebon
sampai akhir tahun rencana dengan  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
proporsi sebagai berikut : belum sinkron, terjadi perbedaan
a. RTH Publik nomenklatur dan arahan rencananya.
b. RTH Privat Belum dicantumkan dalam dokumen
(2) RTH Publik sebagaimana dimaksud Materi Teknis
pada ayat (1) huruf a dikembangkan  Letak RTH taman Kota Belum
oleh Pemerintah Kota dan tersebar di dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
seluruh wilayah SWK IV, meliputi: blok
a. taman Pusat lingkungan;
b. taman sepanjang sempadan
Sungai, jalan tol dan jalan;
c. kawasan pemakaman;
d. RTH Perdagangan.
SWK I Pasal 46  Rencana zona ruang terbuka hijau
(2) RTH publik eksisting sebagaimana pemakaman dalam RDTR belum
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi sesuai dengan arahan Permen PU
kawasan seluas kurang lebih 341,46 No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
(tiga ratus empat puluh satu koma empat & PZ serta RTRW Kota Cirebon
enam) hektar atau sekitar kurang lebih  Letak RTH pemakaman belum
8,96 (delapan koma sembilan puluh dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
enam) persen dari luas wilayah kota blok
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan yang meliputi :  Rencana zona ruang terbuka hijau
(Pasal 50) a. di Kecamatan Harjamukti, dengan luas
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan pemakaman dalam RDTR belum
(5) RTH kawasan pemakaman kurang lebih 93,85 (sembilan puluh
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam sesuai dengan arahan Permen PU
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tiga koma delapan lima) hektar yang
sejumlah 34 blok Lampiran No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
huruf c, dikembangkan secara terdiri atas :
Raperda, & PZ serta RTRW Kota Cirebon
bertahap melalui revitalisasi 1. RTH taman pemakaman seluas
Materi Teknis,  Letak RTH pemakaman belum
pemakaman dan perluasan tempat 46,16 (empat puluh enam koma
dan Album dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
pemakaman umum di SWK II enam belas) hektar;
Peta blok
SWK RTH eksisting yang tersebar di SWK III Kota Cirebon Terlampir dan b. di Kecamatan Lemahwungkuk,  Rencana zona ruang terbuka hijau
III terdiri dari RTH perkantoran, RTH kawasan hijau, RTH tergambarkan dengan luas kurang lebih 126,36 pemakaman dalam RDTR sudah
olah raga, RTH pemakaman, RTH sempadan rel dalam (seratus dua puluh enam koma tiga sesuai dengan arahan Permen PU
kereta api, RTH sempadan sungai dan RTH jalur hijau Lampiran puluh enam) hektar yang terdiri atas : No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
jalan. Luas RTH eksisting di SWK III adalah 29,45 Ha. Raperda, 2. RTH taman pemakaman seluas & PZ serta RTRW Kota Cirebon
Materi Teknis, kurang lebih 5,61(lima koma
 Dokumen Raperda dan Materi Teknis
(Pasal 94 ayat (2)) : dan Album enam puluh satu) hektar;
belum sinkron, terjadi perbedaan
c. kawasan pemakaman Peta d. di Kecamatan Kesambi dengan luas
d. Pemakaman nomenklatur dan arahan rencananya.
kurang lebih 76,01 (tujuh puluh enam
Belum dicantumkan dalam dokumen
koma nol satu) hektar yang terdiri atas
Materi Teknis
:
 Letak RTH pemakaman Belum
1. RTH taman pemakaman seluas
dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
kurang lebih 8,41 (delapan koma
blok
empat puluh satu) hektar;
SWK  Rencana zona ruang terbuka hijau
e. di Kecamatan Kejaksan dengan luas
IV kurang lebih 29,48 (dua puluh taman kota dalam RDTR sudah
sembilan koma empat puluh delapan) sesuai dengan arahan Permen PU
hektar yang terdiri atas : No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
3. RTH taman pemakaman seluas & PZ serta RTRW Kota Cirebon
kurang lebih 2,75 (dua koma  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
(Pasal 134) : belum sinkron, terjadi perbedaan
(5) RTH kawasan pemakaman tujuh puluh lima) hektar;
(4) Rencana pengembangan RTH publik nomenklatur dan arahan rencananya.
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Belum dicantumkan dalam dokumen
huruf c, dikembangkan secara Kota seluas 421,31 (empat ratus dua
puluh satu koma tiga puluh satu) hektar Materi Teknis
bertahap melalui revitalisasi
atau sekitar kurang lebih 11,06 %  Letak RTH pemakaman Belum
pemakaman dan perluasan tempat
(sebelas koma nol enam persen) dari dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
pemakaman umum di SWK IV
luas wilayah kota, meliputi : blok
a. di Kecamatan Harjamukti, dengan luas
kurang lebih 226,30 (dua ratus dua
puluh enam koma tiga puluh) hektar
yang terdiri atas :
6. RTH taman pemakaman seluas

10
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
kurang lebih 10 (sepuluh) hektar;
b. di Kecamatan Lemahwungkuk,
dengan luas kurang lebih 70,25 (tujuh
puluh koma dua puluh lima) hektar
yang terdiri atas :
6. RTH taman pemakaman seluas
kurang lebih 15 (lima belas)
hektar;
c. di Kecamatan Pekalipan, dengan luas
kurang lebih 42,03 (empat puluh dua
koma nol tiga) hektar yang terdiri atas
:
6. RTH taman pemakaman seluas
kurang lebih 8 (delapan) hektar;
d. di Kecamatan Kesambi dengan luas
kurang lebih 46,38 (empat puluh enam
koma tiga puluh delapan) hektar yang
terdiri atas:
6. RTH taman pemakaman seluas
kurang lebih 2,00 (dua koma nol
nol) hektar;
e. di Kecamatan Kejaksan dengan luas
kurang lebih 36,36 (tiga puluh enam
koma tiga puluh enam) hektar yang
terdiri atas :
6. RTH taman pemakaman seluas
kurang lebih 3,00 (tiga koma nol
nol) hektar;
Pasal 46 Belum dijabarkan dalam RDTR masing-
(4) Rencana pengembangan RTH publik masing SWK
Kota seluas 421,31 (empat ratus dua
puluh satu koma tiga puluh satu) hektar
atau sekitar kurang lebih 11,06 %
(sebelas koma nol enam persen) dari
luas wilayah kota, meliputi :
a. di Kecamatan Harjamukti, dengan luas
kurang lebih 226,30 (dua ratus dua
puluh enam koma tiga puluh) hektar
yang terdiri atas :
3. RTH taman Kelurahan seluas
kurang lebih 4,50 (empat koma
lima puluh) hektar;
b. di Kecamatan Lemahwungkuk,
dengan luas kurang lebih 70,25 (tujuh
puluh koma dua puluh lima) hektar
yang terdiri atas :
3. RTH taman Kelurahan seluas
kurang lebih 3,60 (tiga koma
enam puluh) hektar;
e. Taman Kelurahan
c. di Kecamatan Pekalipan, dengan luas
kurang lebih 42,03 (empat puluh dua
koma nol tiga) hektar yang terdiri atas
:
3. RTH taman Kelurahan seluas
kurang lebih 3,60 (tiga koma
enam puluh) hektar;
d. di Kecamatan Kesambi dengan luas
kurang lebih 46,38 (empat puluh enam
koma tiga puluh delapan) hektar yang
terdiri atas :
3. RTH taman Kelurahan seluas
kurang lebih 4,50 (empat koma
lima puluh) hektar;
e. di Kecamatan Kejaksan dengan luas
kurang lebih 36,36 (tiga puluh enam
koma tiga puluh enam) hektar yang
terdiri atas :
3. RTH taman Kelurahan seluas
kurang lebih 3,60 (tiga koma
enam puluh) hektar;
Pasal 46 Belum dijabarkan dalam RDTR masing-
f. Taman Kecamatan (4) Rencana pengembangan RTH publik masing SWK
Kota seluas 421,31 (empat ratus dua

11
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
puluh satu koma tiga puluh satu) hektar
atau sekitar kurang lebih 11,06 %
(sebelas koma nol enam persen) dari
luas wilayah kota, meliputi :
a. di Kecamatan Harjamukti, dengan luas
kurang lebih 226,30 (dua ratus dua
puluh enam koma tiga puluh) hektar
yang terdiri atas :
4. RTH taman Kecamatan seluas
kurang lebih 2,4 (dua koma
empat) hektar;
b. di Kecamatan Lemahwungkuk,
dengan luas kurang lebih 70,25 (tujuh
puluh koma dua puluh lima) hektar
yang terdiri atas :
4. RTH taman Kecamatan seluas
kurang lebih 2,30 (dua koma tiga
puluh) hektar;
c. di Kecamatan Pekalipan, dengan luas
kurang lebih 42,03 (empat puluh dua
koma nol tiga) hektar yang terdiri atas
:
4. RTH taman Kecamatan seluas
kurang lebih 2,40 (dua koma
empat puluh) hektar;
d. di Kecamatan Kesambi dengan luas
kurang lebih 46,38 (empat puluh enam
koma tiga puluh delapan) hektar yang
terdiri atas :
4. RTH taman Kecamatan seluas
kurang lebih 2,40 (dua koma
empat puluh) hektar;
e. di Kecamatan Kejaksan dengan luas
kurang lebih 36,36 (tiga puluh enam
koma tiga puluh enam) hektar yang
terdiri atas :
4. RTH taman Kecamatan seluas
kurang lebih 2,40 (dua koma
empat puluh) hektar;
SWK I Pasal 46  Rencana zona ruang terbuka hijau
(2) RTH publik eksisting sebagaimana jalur hijau jalan dalam RDTR sudah
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi sesuai dengan arahan Permen PU
kawasan seluas kurang lebih 341,46 No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
(tiga ratus empat puluh satu koma empat & PZ serta RTRW Kota Cirebon
enam) hektar atau sekitar kurang lebih  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
8,96 (delapan koma sembilan puluh belum sinkron, terjadi perbedaan
enam) persen dari luas wilayah kota nomenklatur dan arahan rencananya.
yang meliputi : Belum dicantumkan dalam dokumen
a. di Kecamatan Harjamukti, dengan luas Materi Teknis
kurang lebih 93,85 (sembilan puluh  Letak RTH jalur hijau jalan Belum
tiga koma delapan lima) hektar yang dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
terdiri atas : blok
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan 2. RTH jalur hijau jalan seluas 8,88  Rencana zona ruang terbuka hijau
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan (delapan koma delapan puluh jalur hijau jalan dalam RDTR sudah
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam delapan) hektar; sesuai dengan arahan Permen PU
g. Jalur Hijau Jalan sejumlah 34 blok Lampiran b. di Kecamatan Lemahwungkuk, No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
(Pasal 50) Raperda, dengan luas kurang lebih 126,36 & PZ serta RTRW Kota Cirebon
(4) RTH taman sepanjang sempadan Materi Teknis, (seratus dua puluh enam koma tiga  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
jaringan jalan, sungai dan SUTTET dan Album puluh enam) hektar yang terdiri atas : belum sinkron, terjadi perbedaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Peta 3. RTH jalur hijau jalan seluas nomenklatur dan arahan rencananya.
huruf b, dikembangkan secara kurang lebih 45,96 (empat puluh Belum dicantumkan dalam dokumen
bertahap. lima koma sembilan puluh enam) Materi Teknis
hektar;  Letak RTH jalur hijau jalan Belum
d. di Kecamatan Kesambi dengan luas dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
kurang lebih 76,01 (tujuh puluh enam blok
koma nol satu) hektar yang terdiri atas
SWK  Rencana zona ruang terbuka hijau
:
III jalur hijau jalan dalam RDTR sudah
2. RTH jalur hijau jalan seluas
Pasal 94 ayah (2) sesuai dengan arahan Permen PU
kurang lebih 20,72 (dua puluh
c. taman sepanjang sempadan Sungai, No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
koma tujuh puluh dua) hektar;
jalan, dan Danau/Situ/Embung; & PZ serta RTRW Kota Cirebon
e. di Kecamatan Kejaksan dengan luas
kurang lebih 29,48 (dua puluh  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
belum sinkron, terjadi perbedaan

12
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
sembilan koma empat puluh delapan) nomenklatur dan arahan rencananya.
hektar yang terdiri atas : Belum dicantumkan dalam dokumen
2. RTH jalur hijau jalan seluas Materi Teknis
kurang lebih 6,48 (enam koma  Letak RTH jalur hijau jalan Belum
empat puluh delapan) hektar; dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
(4) Rencana pengembangan RTH publik blok
SWK Kota seluas 421,31 (empat ratus dua  Rencana zona ruang terbuka hijau
IV puluh satu koma tiga puluh satu) hektar jalur hijau jalan dalam RDTR sudah
atau sekitar kurang lebih 11,06 % sesuai dengan arahan Permen PU
(sebelas koma nol enam persen) dari No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
luas wilayah kota, meliputi : & PZ serta RTRW Kota Cirebon
a. di Kecamatan Harjamukti, dengan luas  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
kurang lebih 226,30 (dua ratus dua belum sinkron, terjadi perbedaan
puluh enam koma tiga puluh) hektar nomenklatur dan arahan rencananya.
yang terdiri atas : Belum dicantumkan dalam dokumen
7. RTH jalur hijau jalan seluas Materi Teknis
Pasal 134
kurang lebih 20 (dua puluh)  Letak RTH jalur hijau jalan Belum
(5) RTH taman sepanjang sempadan hektar;
jaringan jalan, jalan tol, dan sungai dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
b. di Kecamatan Lemahwungkuk, blok
dan sebagaimana dimaksud pada ayat dengan luas kurang lebih 70,25 (tujuh
(2) huruf b, dikembangkan secara
puluh koma dua puluh lima) hektar
bertahap.
yang terdiri atas :
7. RTH jalur hijau jalan seluas
kurang lebih 10 (sepuluh) hektar;
c. di Kecamatan Pekalipan, dengan luas
kurang lebih 42,03 (empat puluh dua
koma nol tiga) hektar yang terdiri atas
:
7. RTH jalur hijau Jalan seluas
kurang lebih 0,50 (nol koma lima
puluh) hektar;
Pasal 46 Belum dijabarkan/diuraikan dalam
(2) RTH publik eksisting sebagaimana masing-masing RDTR SWK
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi
kawasan seluas kurang lebih 341,46
(tiga ratus empat puluh satu koma empat
enam) hektar atau sekitar kurang lebih
8,96 (delapan koma sembilan puluh
enam) persen dari luas wilayah kota
yang meliputi :
a. di Kecamatan Harjamukti, dengan luas
kurang lebih 93,85 (sembilan puluh
tiga koma delapan lima) hektar yang
terdiri atas :
5. RTH hutan kota seluas 14,47
(empat belas koma empat puluh
tujuh) hektar
(2) Rencana pengembangan RTH publik
Kota seluas 421,31 (empat ratus dua
puluh satu koma tiga puluh satu) hektar
atau sekitar kurang lebih 11,06 %
(sebelas koma nol enam persen) dari
h. Hutan Kota
luas wilayah kota, meliputi :
a. di Kecamatan Harjamukti, dengan luas
kurang lebih 226,30 (dua ratus dua
puluh enam koma tiga puluh) hektar
yang terdiri atas :
8. RTH hutan kota seluas kurang
lebih 114,47 (seratus empat
belas koma empat puluh tujuh)
hektar;
b. di Kecamatan Lemahwungkuk,
dengan luas kurang lebih 70,25 (tujuh
puluh koma dua puluh lima) hektar
yang terdiri atas :
8. RTH hutan kota seluas kurang
lebih 10 (sepuluh) hektar;
c. di Kecamatan Pekalipan, dengan luas
kurang lebih 42,03 (empat puluh dua
koma nol tiga) hektar yang terdiri atas
:
8. RTH hutan kota seluas kurang
lebih 10,00 (sepuluh koma nol

13
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
nol) hektar; dan
Pasal 46 Belum dijabarkan/diuraikan dalam
(2) RTH publik eksisting sebagaimana masing-masing RDTR SWK
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi
kawasan seluas kurang lebih 341,46
(tiga ratus empat puluh satu koma empat
enam) hektar atau sekitar kurang lebih
8,96 (delapan koma sembilan puluh
enam) persen dari luas wilayah kota
yang meliputi :
a. di Kecamatan Harjamukti, dengan luas
kurang lebih 93,85 (sembilan puluh
tiga koma delapan lima) hektar yang
terdiri atas :
6. RTH lapangan olah raga seluas
4,24 (empat koma dua puluh
empat) hektar.
b. di Kecamatan Lemahwungkuk,
dengan luas kurang lebih 126,36
(seratus dua puluh enam koma tiga
puluh enam) hektar yang terdiri atas :
7. RTH lapangan olah raga seluas
kurang lebih 4,32 (empat koma
tiga puluh dua ) hektar.
d. di Kecamatan Kesambi dengan luas
kurang lebih 76,01 (tujuh puluh enam
koma nol satu) hektar yang terdiri atas
:
5. RTH lapangan olah raga seluas
kurang lebih 9,96 (sembilan koma
sembilan puluh enam) hektar.
e. di Kecamatan Kejaksan dengan luas
i. Lapangan Olah Raga kurang lebih 29,48 (dua puluh
sembilan koma empat puluh delapan)
hektar yang terdiri atas :
6. RTH lapangan olah raga seluas
kurang lebih 3,98 (tiga koma
sembilan puluh delapan) hektar.
(2) Rencana pengembangan RTH publik
Kota seluas 421,31 (empat ratus dua
puluh satu koma tiga puluh satu) hektar
atau sekitar kurang lebih 11,06 %
(sebelas koma nol enam persen) dari
luas wilayah kota, meliputi :
a. di Kecamatan Harjamukti, dengan luas
kurang lebih 226,30 (dua ratus dua
puluh enam koma tiga puluh) hektar
yang terdiri atas :
10. RTH lapangan olah raga seluas
kurang lebih 10 (sepuluih)
hektar.
b. di Kecamatan Lemahwungkuk,
dengan luas kurang lebih 70,25 (tujuh
puluh koma dua puluh lima) hektar
yang terdiri atas :
12. RTH lapangan olah raga seluas
kurang lebih 5 (lima) hektar.
c. di Kecamatan Pekalipan, dengan luas
kurang lebih 42,03 (empat puluh dua
koma nol tiga) hektar yang terdiri atas
:
9. RTH lapangan olah raga seluas
kurang lebih 5,00 (lima koma nol
nol) hektar.
SWK I
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan  Rencana zona ruang terbuka hijau
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan perdagangan dalam RDTR sudah
SWK II (Pasal 50) dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam sesuai dengan arahan Permen PU
(6) RTH kawasan Perdagangan sejumlah 34 blok Lampiran
j. Perdagangan No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Raperda, & PZ
huruf d, dikembangkan secara Materi Teknis,  Belum sesuai dengan RTRW Kota
bertahap dan Album Cirebon
Peta  Letak RTH perdagangan Belum
14
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
blok
SWK Terlampir dan  Rencana zona ruang terbuka hijau
III tergambarkan perdagangan dalam RDTR sudah
dalam sesuai dengan arahan Permen PU
Lampiran No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
Raperda, & PZ
RTH eksisting yang tersebar di SWK III Kota Cirebon Materi Teknis,  Belum sesuai dengan RTRW Kota
terdiri dari RTH perkantoran, RTH kawasan hijau, RTH dan Album Cirebon
(Pasal 94 ayat (2)) : Peta
olah raga, RTH pemakaman, RTH sempadan rel  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
d. RTH Perdagangan
kereta api, RTH sempadan sungai dan RTH jalur hijau belum sinkron, terjadi perbedaan
jalan. Luas RTH eksisting di SWK III adalah 29,45 Ha. nomenklatur dan arahan rencananya.
Belum dicantumkan dalam dokumen
Materi Teknis
 Letak RTH perdagangan Belum
dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
blok
SWK  Rencana zona ruang terbuka hijau
IV perdagangan dalam RDTR sudah
sesuai dengan arahan Permen PU
No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
& PZ
(Pasal 134 ayat (2)) :  Belum sesuai dengan RTRW Kota
(6) RTH kawasan Perdagangan Cirebon
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
huruf d, dikembangkan secara belum sinkron, terjadi perbedaan
bertahap. nomenklatur dan arahan rencananya.
Belum dicantumkan dalam dokumen
Materi Teknis
 Letak RTH perdagangan Belum
dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
blok
SWK I Pasal 45 Pasal 33 Pasal 57
SWK Kawasan suaka alam dan cagar budaya Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu (9) Kawasan cagar budaya dan ilmu  Rencana suaka alam dan cagar
II Pasal 51 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat Pengetahuan, meliputi : pengetahuan sebagaimana budaya dalam RDTR sudah sesuai
(1) huruf c meliputi : g. Gua Sunyaragi, Keraton Kasepuhan, dimaksud dalam Pasal 52 ayat (3) dengan arahan Permen PU No.
Zona Suaka Alam dan Cagar Budaya a. K Keraton Kanoman, dan Keraton huruf i ditetapkan dengan kriteria 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 awasan Keraton Kasepuhan di Kacirebonan, Makam Sunan Gunung sebagai hasil budaya manusia PZ serta RTRW Kota Cirebon
huruf c, terdiri atas: Kelurahan Kasepuhan Kecamatan Jati dan Gedung Negara Badan yang bernilai tinggi yang  Zona suaka alam dan cagar budaya
a. Kawasan Keraton; Lemahwungkuk seluas kurang lebih 19 Koordinasi Pemerintahan dan dimanfaatkan untuk belum diuraikan dalam dokumen
b. Kawasan Goa Sunyaragi; (sembilan belas) hektar; Pembangunan Wilayah III, terletak di pengembangan ilmu materi teknis.
c. Kawasan Pecinan; b. K Kota Cirebon; pengetahuan.  Letak suaka alam dan cagar budaya
d. Kawasan Kampung Arab. awasan Keraton Kanoman di Kelurahan r. Kawasan cagar budaya dan ilmu belum dijabarkan dalam lokasi per
Lemahwungkuk Kecamatan pengetahuan lainnya, tersebar di blok/sub blok
SWK Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat Terlampir dan Lemahwungkuk seluas kurang lebih 18 kabupaten/kota.  Rencana suaka alam dan cagar
III kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan tergambarkan (delapan belas) hektar; budaya dalam RDTR sudah sesuai
cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar dalam c. K dengan arahan Permen PU No.
Pasal 95 budaya, dan kawasan cagar budaya di darat dan/atau Lampiran awasan Keraton Kacerbonan di 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
5. Zona suaka alam dan
Zona suaka alam dan cagar budaya di air yang perlu dilestarikan keberadaannya, karena Raperda, Kelurahan Pulasaren Kecamatan PZ serta RTRW Kota Cirebon
cagar budaya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, Materi Teknis, Pekalipan seluas kurang lebih 5 (lima)  Letak suaka alam dan cagar budaya
ayat (1) huruf c, terdiri atas kawasan Situs pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui dan Album hektar; dalam Raperda belum dijabarkan
Kalijaga (Taman Kera) proses penetapan. Peta d. K dalam lokasi per blok/sub blok
Zona cagar budaya di SWK III Kota Cirebon meliputi awasan Gua Sunyaragi di Kelurahan
kawasan Makam Kalijaga yang terletak di Blok 14 Sunyaragi Kecamatan Kesambi
dengan luas sekitar 20,87 Ha. seluas kurang lebih 2 (dua) hektar;
SWK e. K
IV awasan Etnis Arab di Kelurahan
Panjunan Kecamatan Lemahwungkuk
seluas kurang lebih 10 (sepuluh) hektar;
dan
f. K
awasan Etnis Cina di Kelurahan
Lemahwungkuk Kecamatan
Lemahwungkuk seluas kurang lebih 14
(empat belas) hektar
a. Suaka Alam
b. Cagar Budaya dan
Ilmu Pengetahuan
c. Suaka Alam Laut dan
Perairan lainnya
d. Suaka Margasatwa
dan Suaka

15
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
Margasatwa Laut
e. Cagar Alam dan Cagar
Alam Laut
f. Pantai Berhutan Bakau
g. Nasional dan Taman
Nasional Laut
h. Taman Hutan Raya
i. Taman Wisata Alam
dan Taman Wisata
Alam Laut
SWK I Pasal 44 Pasal 34 Pasal 58
SWK (1) Kawasan rawan bencana sebagaimana Kawasan rawan bencana alam, meliputi : (2) Kawasan rawan gelombang  zona rawan bencana alam dalam
Pasal 52 dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) huruf c Kawasan rawan banjir, tersebar di pasang sebagaimana dimaksud
II RDTR sudah sesuai dengan arahan
(1) Kawasan rawan bencana b adalah kawasan yang memiliki Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, dalam Pasal 52 ayat (4) huruf b Permen PU No. 20/2011 tentang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal kecenderungan terjadi rawan gelombang Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, ditetapkan dengan kriteria Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
48 huruf d, terdiri dari: pasang, genangan banjir dan rawan Kabupaten Majalengka, Kabupaten kawasan sekitar pantai yang Kota Cirebon
a. rawan bencana kebakaran di kebakaran. Indramayu, Kabupaten Subang, rawan terhadap gelombang  Zona rawan bencana alam belum
permukiman padat; dan Kabupaten Bandung, Kabupaten pasang dengan kecepatan antara diuraikan dalam dokumen materi
b. rawan genangan banjir Karawang dan Kabupaten Bekasi. 10 sampai dengan 100 kilometer teknis.
6. Zona rawan bencana per jam yang timbul akibat angin
alam SWK SWK III memiliki zona rawan bencana yaitu berupa Terlampir dan  zona rawan bencana alam dalam
Pasal 96 kencang atau gravitasi bulan atau
III kawasan yang memiliki kecenderungan terjadi tergambarkan RDTR sudah sesuai dengan arahan
Zona rawan bencana sebagaimana matahari.
genangan banjir dan rawan kebakaran; dalam Permen PU No. 20/2011 tentang
dimaksud dalam Pasal 92 ayat (1) huruf d, (3) Kawasan rawan banjir
Lampiran Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
terdiri dari: sebagaimana dimaksud dalam
Raperda, Kota Cirebon
a. rawan bencana kebakaran di Pasal 52 ayat (4) huruf c
Materi Teknis,
permukiman padat; ditetapkan dengan kriteria
dan Album
b. rawan genangan banjir kawasan yang diidentifikasikan
Peta
SWK sering dan/atau berpotensi tinggi
IV mengalami bencana alam banjir.
a. Tanah Longsor
Pasal 44 Pasal 58 Belum termuat dalam RDTR SWK I
(2) Kawasan rawan gelombang pasang (2) Kawasan rawan gelombang
meliputi wilayah seluas ± 4 (empat) pasang sebagaimana dimaksud
hektar berada di Kelurahan Kesenden, dalam Pasal 52 ayat (4) huruf b
Kelurahan Panjunan, Kelurahan ditetapkan dengan kriteria
Lemahwungkuk dan Kelurahan kawasan sekitar pantai yang
b. Gelombang Pasang
Pegambiran. rawan terhadap gelombang
pasang dengan kecepatan antara
10 sampai dengan 100 kilometer
per jam yang timbul akibat angin
kencang atau gravitasi bulan atau
matahari.
SWK I Pasal 44 Pasal 34 Pasal 58
(3) Kawasan rawan genangan banjir Kawasan rawan bencana alam, (3) Kawasan
meliputi wilayah seluas ± 3 (tiga) meliputi : rawan
hektar berada di kawasan Jalan c Kawasan rawan banjir, tersebar di banjir
Pemuda dan Jalan Terusan Pemuda, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, sebagaima
kawasan Kampung Sukasari, Kabupaten Cirebon, Kota na
Kawasan Jl. Dr. Cipto Cirebon, Kabupaten Majalengka, dimaksud
mangunkusumo, kawasan Gunung Kabupaten Indramayu, Kabupaten dalam
Sari - Jl. Ampera, kawasan Perumnas Subang, Kabupaten Bandung, Pasal 52
Burung, kawasan Perumnas Gunung, Kabupaten Karawang dan ayat (4)
kawasan Kali Tanjung dan Kawasan Kabupaten Bekasi. huruf c
Majasem. ditetapkan
SWK I
dengan
kriteria
kawasan
c. Banjir yang
diidentifikas
ikan sering
dan/atau
berpotensi
tinggi
mengalami
bencana
alam banjir.
SWK Pasal 52  zona rawan bencana alam genangan
II (3) Rencana penanganan rawan bencana banjir dalam RDTR sudah sesuai
genangan banjir sebagaimana dengan arahan Permen PU No.
dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
dari : PZ serta RTRW Kota Cirebon
a. rehabilitasi dan penataan saluran  Zona rawan bencana alam genangan

16
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
drainase jalan; banjir belum diuraikan dalam
b. peningkatan kapasitas saluran dokumen materi teknis.
drainase jalan; dan  Letak rawan bencana alam genangan
c. pengendalian terhadap alih fungsi banjir dalam Materi Teknis dan
lahan. Raperda belum dijabarkan dalam
lokasi per blok/sub blok
SWK a) Kawasan rawan genangan banjir meliputi 5  zona rawan bencana alam genangan
III (lima) titik rawan genangan saat hujan turun banjir dalam RDTR sudah sesuai
yaitu : dengan arahan Permen PU No.
SWK III (Pasal 96) :
1. Kawasan Jl. Ciptomangunkusumo (Kali 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
b. rawan genangan banjir
Cimanggu, Kali Sukalila) karena tingkat PZ serta RTRW Kota Cirebon
Pasal 96 ayat
endapan tinggi dan juga adanya 3 bottle  Zona rawan bencana alam genangan
(3) Rencana penanganan rawan bencana
neck (penyempitan) yaitu di depan SMA banjir belum diuraikan dalam
genangan banjir sebagaimana
2, depan kantor Bappeda, Samping dokumen materi teknis.
dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
Rumah Dinas Sekda.  Letak rawan bencana alam genangan
dari :
2. Kawasan Gunung Sari – Jl Ampera banjir dalam Materi Teknis dan
a. rehabilitasi dan penataan saluran
(karena dimensi saluran terbatas). Raperda belum dijabarkan dalam
drainase jalan;
3. Kawasan Perumnas Burung (karena lokasi per blok/sub blok
b. peningkatan kapasitas saluran
dimensi saluran terbatas).
drainase jalan; dan
4. Kawasan Perumnas Gunung (karena
c. pengendalian terhadap alih fungsi
dimensi saluran terbatas).
lahan.
5. Kawasan Majasem (akibat banjir kiriman
dari Kabupaten).

SWK
IV
SWK I Pasal 44
SWK (4) Kawasan rawan kebakaran  zona rawan bencana alam kebakaran
II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam RDTR sudah sesuai dengan
Pasal 52 huruf c seluas kurang lebih 47,37 (empat arahan Permen PU No. 20/2011
(2) Rencana penanganan rawan bencana puluh tujuh koma tiga puluh tujuh) Hektar tentang Pedoman RDTR & PZ serta
kebakaran sebagaimana dimaksud meliputi kawasan perumahan RTRW Kota Cirebon
pada ayat (1) huruf a, terdiri dari: kepadatan tinggi di Kelurahan  Zona rawan bencana alam kebakaran
a. pengembangan sistem proteksi Pekalipan, Kelurahan Jagasatru, belum diuraikan dalam dokumen
kebakaran pada bangunan; dan Kelurahan Panjunan, Kelurahan materi teknis.
b. peningkatan cakupan pelayanan Kasepuhan dan Kelurahan Kecapi.  Letak rawan bencana alam kebakaran
penangulangan bencana kebakaran. dalam Materi Teknis dan Raperda
belum dijabarkan dalam lokasi per
blok/sub blok
d. Kebakaran SWK b) Kawasan rawan kebakaran adalah wilayah  zona rawan bencana alam kebakaran
III pemukiman padat penduduk di Kelurahan dalam RDTR sudah sesuai dengan
SWK III Kecapi. arahan Permen PU No. 20/2011
Pasal 96 ayat 2 yaitu :
tentang Pedoman RDTR & PZ serta
(2) Rencana penanganan rawan bencana
RTRW Kota Cirebon
kebakaran sebagaimana dimaksud
 Zona rawan bencana alam kebakaran
pada ayat (1) huruf a, terdiri dari:
belum diuraikan dalam dokumen
a. pengembangan sistem proteksi
materi teknis.
kebakaran pada bangunan; dan
b. peningkatan cakupan pelayanan  Letak rawan bencana alam kebakaran
penangulangan bencana kebakaran. dalam Materi Teknis dan Raperda
belum dijabarkan dalam lokasi per
blok/sub blok
SWK
IV
7. Zona lindung lainnya
a. Kawasan Cagar Alam
Geologi
b. Kawasan Rawan
Bencana Alam
Geologi
c. Kawasan Yang
Memberikan
Perlindungan
Terhadap Air Tanah
d. Kawasan Lindung
Lainnya,
e. Ramsar
f. Taman Buru
g. Kawasan Perlindungan
Plasma Nutfah
h. Kawasan Pengungsian
Satwa
17
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
i. Kawasan Terumbu
Karang
j. Kawasan Koridor bagi
Jenis satwa Atau
Biota Laut Yang
Dilindungi
SWK I Tabel IV.2 Luas Rencana Pola Ruang Zona Terlampir dan Bagian Ketiga Bagian Ketiga  zona Budidaya dalam RDTR sudah
Budidaya di SWK I tergambarkan Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya Kawasan Budi Daya yang Memiliki sesuai dengan arahan Permen PU
Pasal 13 Jenis Zona
Kode Luas / dalam Pasal 47 Nilai Strategis Nasional No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
Zona Ha Lampiran (1) Kawasan budidaya sebagaimana Paragraf 1 & PZ serta RTRW Kota Cirebon
(1) Rencana pengembangan Kawasan
Permukiman Kepadatan Raperda, dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) Kawasan Budi Daya
Budidaya sebagaimana dimaksud dalam R3 93,51
Sedang
Pasal 9 ayat (1) huruf b meliputi: Materi Teknis, huruf b meliputi : Pasal 63
Permukiman Kepadatan
a. Rencana zona perumahan; Rendah
R4 2,24 dan Album a. kawasan peruntukan perumahan; Kawasan budi daya terdiri atas:
b. Rencana zona perdagangan dan Perdagangan dan Jasa Tunggal K‐1 12,03 Peta b. kawasan peruntukan a. kawasan peruntukan hutan
jasa; Fasilitas Pedagangan K‐5 5,1 perdagangan dan jasa; produksi;
c. Rencana zona perkantoran; Perkantoran Pemerintahan KT1 2,55 c. kawasan peruntukan b. kawasan peruntukan hutan rakyat;
d. Rencana zona industri; Pergudangan K‐4 6,03 perkantoran; c. kawasan peruntukan pertanian;
e. Rencana zona peruntukan lainnya; Perkantoran dan Perdagangan d. kawasan peruntukan industri; d. kawasan peruntukan perikanan;
L‐3 30,22
f. Rencana zona sarana pelayanan Jasa e. kawasan peruntukan pariwisata; e. kawasan peruntukan
umum; Industri I‐4 3,63 f. kawasan peruntukan pertanian; pertambangan;
g. Rencana zona peruntukan khusus Pertanian PL‐1 14,93 g. kawasan peruntukan perikanan; f. kawasan peruntukan industri;
Pariwisata PL‐3 2,67 h. kawasan peruntukan evakuasi g. kawasan peruntukan pariwisata;
h. Rencana zona peruntukan
Tambak PL‐4 66,43 bencana; h. kawasan peruntukan permukiman;
campuran
Pelabuhan SPU‐2 47,44 i. ruang bagi kegiatan sektor dan/atau
i. Rencana zona ruang terbuka non Fasilitas Pelayanan Kesehatan SPU‐3 3,94
hijau informal; i. kawasan peruntukan lainnya
RTH Lapangan Bola SPU‐4 4,57
j. ruang terbuka non hijau;
IPAL KH‐3 6,52
k. kawasan peruntukan pendidikan
Total Budidaya 301,81
tinggi;
SWK Pasal 53 Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan l. kawasan peruntukan  zona Budidaya dalam RDTR sudah
II (1) Rencana kawasan budidaya di SWK II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan fasilitas kesehatan; sesuai dengan arahan Permen PU
sebagaimana dimaksud pada pasal 47 dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam m. kawasan peruntukan No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
ayat (1) huruf b, terdiri atas zona : sejumlah 34 blok Lampiran fasilitas peribadatan; dan & PZ serta RTRW Kota Cirebon
a. perumahan; Raperda, n. kawasan pertahanan dan
b. perdagangan dan Jasa; Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Materi Teknis, keamanan negara;
c. perkantoran; Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas dan Album (2) Rencana kawasan budidaya
d. industri; yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau Peta dititikberatkan pada pengembangan
e. sarana pelayanan umum; 29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona dan keserasian masing-masing
f. peruntukan khusus; budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 kawasan bagi kegiatan sosial ekonomi
g. ruang terbuka non hijau; m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kemasyarakatan
h. peruntukan campuran; pada tabel dibawah ini.
2. 2. Zona Budidaya
(2) Rencana pengembangan kawasan
budidaya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diarahkan pada kegiatan
sebagai berikut:
a. penanganan dan pengendalian alih
fungsi bangunan dan guna lahan
yang tidak sesuai dengan
peruntukannya khususnya di
kawasan yang berfungsi lindung;
b. intensifikasi bangunan dan guna
lahan yang masih memungkinkan
khususnya di pusat kota;dan
c. peremajaan kawasan yang
menurun kualitas fisiknya di
kawasan kumuh.
SWK Kawasan Budidaya terbagi kedalam : Terlampir dan  zona Budidaya dalam RDTR sudah
III 1) zona perumahan di SWK III yang dapat dirinci tergambarkan sesuai dengan arahan Permen PU
ke dalam perumahan dengan kepadatan: tinggi, dalam No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
Pasal 97 sedang dan rendah; Lampiran & PZ serta RTRW Kota Cirebon
(1) Rencana Kawasan Budidaya 2) zona perdagangan dan jasa yang meliputi Raperda,
sebagaimana yang dimaksud pada perdagangan jasa deret dan perdagangan jasa Materi Teknis,
pasal 91 pasal (1) huruf b, terdiri atas tunggal; dan Album
zona: 3) zona perkantoran yang meliputi perkantoran Peta
a. Perumahan; pemerintah dan perkantoran swasta;
b. Perdagangan dan Jasa; 4) zona sarana pelayanan umum yang meliputi
c. Perkantoran; sarana pelayanan umum pendidikan, sarana
d. Industri; pelayanan umum transportasi, sarana
e. Sarana pelayanan umum; pelayanan umum kesehatan, sarana pelayanan
f. Peruntukan khusus; umum olahraga, sarana pelayanan umum
g. Ruang terbuka non hijau. sosial budaya, sarana pelayanan umum
peribadatan;
5) zona Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH);
6) zona lainnya (yaitu: zona yang tidak selalu ada
18
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
di kawasan perkotaan) antara lain seperti
pertanian.
SWK Pasal 135 a. Zona Perumahan yang dapat dirinci ke dalam Terlampir dan  zona Budidaya dalam RDTR sudah
IV (1) Rencana Kawasan Budidaya, perumahan dengan kepadatan rendah. Bila tergambarkan sesuai dengan arahan Permen PU
sebagaimana dimaksud pada pasal diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam dalam No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
131 ayat (1) huruf b terdiri atas: rumah deret, rumah tunggal, rumah taman, dan Lampiran & PZ serta RTRW Kota Cirebon
a. Zona perumahan; sebagainya. Raperda,
b. Zona perkantoran; b. Zona Perkantoran yang meliputi perkantoran Materi Teknis,
c. Zona peruntukan lainnya.; pemerintahan. dan Album
d. Zona peruntukan khusus; c. Zona Sarana Pelayanan Umum yang meliputi Peta
e. Zona peruntukan campuran sarana pelayanan umum pendidikan, sarana
f. Zona Sarana pelayanan umum pelayanan umum transportasi, sarana pelayanan
(2) Rencana pengembangan kawasan umum kesehatan, sarana pelayanan umum
budidaya sebagaimana dimaksud olahraga, sarana pelayanan umum peribadatan,
pada ayat (1) diarahkan pada sarana pelayanan umum TPU, dan sarana
kegiatan sebagai berikut: pelayanan umu kawasan bekas Galian C.
a. penanganan dan pengendalian d. Zona Industri yang meliputi industri kecil.
alih fungsi bangunan dan guna e. Zona Peruntukan Khusus (yang selalu ada di
lahan yang tidak sesuai dengan wilayah perkotaan namun tidak termasuk ke
peruntukannya khususnya di dalam zona sebagaimana dimaksud pada
kawasan yang berfungsi lindung; angka 1 sampai dengan angka 4) meliputi
b. intensifikasi bangunan dan guna zona untuk keperluan pertahanan dan
lahan yang masih memungkinkan keamanan dan zona Tempat Pengolahan Akhir
khususnya di pusat kota; dan (TPA).
c. peremajaan kawasan yang f. Zona Peruntukan Lainnya (yaitu : zona yang
menurun kualitas fisiknya di tidak selalu ada di kawasan perkotaan) terdiri
kawasan kumuh. dari zona pertanian dan pariwisata.
(3) Peta rencana kawasan budidaya g. Zona Peruntukan Campuran (yaitu : zona
sebagaimana dimaksud pada ayat yang dikembangkan untuk menampung
(1) tercantum dalam Lampiran I yang beberapa peruntukan fungsi dan/atau bersifat
merupakan bagian tidak terpisahkan terpadu) meliputi zona perumahan dan
dari Peraturan Daerah ini. perdagangan/jasa.
1. Zona perumahan
a. Perumahan Kepadatan
Sangat Tinggi
SWK I Kawasan untuk permukiman. Kawasan permukiman Terlampir dan Pasal 48 Pasal 51 Pasal 71  zona perumahan kepadatan tinggi
diarahkan untuk menempati sebagian besar SWK I tergambarkan (1) Kawasan peruntukan perumahan (1) Pengembangan kawasan (1) Kawasan peruntukan permukiman dalam RDTR sudah sesuai dengan
kecuali di pusat‐pusat pelayanan, kawasan lindung, dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 permukiman perkotaan, ditetapkan ditetapkan dengan kriteria: arahan Permen PU No. 20/2011
dan kawasan pelabuhan, dan kawasan pariwisata. Lampiran ayat (1) huruf a meliputi: dengan ketentuan sebagai berikut: a.berada di luar kawasan yang tentang Pedoman RDTR & PZ serta
Kebutuhan lahan untuk permukiman dihitung Raperda, a. kawasan peruntukan perumahan a. pengembangan permukiman ditetapkan sebagai kawasan RTRW Kota Cirebon
berdasarkan pertimbangan sebagai berikut : Materi Teknis, kepadatan tinggi; perkotaan di kawasan rawan rawan bencana;  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
 Setiap Kepala Keluarga (KK) membutuhkan 1 unit dan Album (2) Kawasan perumahan kepadatan tinggi bencana alam dan bencana alam b.memiliki akses menuju pusat belum sinkron, terjadi perbedaan
Pasal 14 rumah. Peta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) geologi, dilaksanakan dengan kegiatan masyarakat di luar nomenklatur dan arahan rencananya.
(1) Rencana zona perumahan  Bahwa setiap rumah tangga (KK) diasumsikan huruf a seluas kurang lebih 869 (delapan persyaratan teknis; kawasan; dan/atau  Letak perumahan kepadatan tinggi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal terdiri dari 5 orang. ratus enam puluh sembilan) hektar b. berada di luar kawasan yang c. memiliki kelengkapan dalam Materi Teknis dan Raperda
13 ayat (1) huruf a meliputi :  Permukiman yang dikembangkan di SWK I dengan KDB 60-75% (enam puluh ditetapkan sebagai kawasan prasarana, sarana, dan utilitas belum dijabarkan dalam lokasi per
a. perumahan kepadatan tinggi; terutama dikembangkan untuk permukiman sampai dengan tujuh puluh lima persen), rawan bencana gunung api; pendukung. blok/sub blok
(2) Rencana perumahan kepadatan tinggi kepadatan tinggi, dengan tetap memperhatikan KLB maksimum 1,2 (satu koma dua) c. memiliki akses menuju pusat (2) Kriteria teknis kawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kondisi permukiman eksisting yang memiliki diarahkan di SWK I meliputi Kelurahan kegiatan masyarakat di luar peruntukan permukiman
huruf a dengan KDB dan KLB kepadatan sedang dan kepadatan rendah. Yang Kesenden, Kelurahan Kebon Baru, kawasan; ditetapkan oleh menteri yang
maksimum diarahkan di Kelurahan dimaksud dengan permukiman kepadatan tinggi Kelurahan Panjunan, Kelurahan d. memiliki kelengkapan prasarana, tugas dan tanggung jawabnya di
Kebonbaru, Kesenden, Kesepuhan, adalah permukiman yang bisa menampung 100 – Lemahwungkuk, Kelurahan Pegambiran, sarana, dan utilitas pendukung; bidang perumahan dan
Lemahwungkuk, Pegambiran, dan 1000 unit rumah per hektar; Kelurahan Pekiringan, Kelurahan dan permukiman.
b. Perumahan Kepadatan Panjunan. Kesambi, Kelurahan Pekalangan, e. sesuai kriteria teknis kawasan
 Distribusi kepadatan penduduk penduduk dan
Tinggi Kelurahan Jagasatru, Kelurahan peruntukan permukiman yang
perumahan akan disesuaikan dengan kondisi dan
ketersediaan lahan pada masing‐masing Pulasaren, Kelurahan Kesambi, ditetapkan berdasarkan ketentuan
kelurahan; Kelurahan Drajat, Kelurahan Sunyaragi, peraturan perundang-undangan.
 Pembatasan perkembangan permukiman guna Kelurahan Pekiringan, Kelurahan (2) Pengembangan kawasan
mengendalikan pertumbuhan kepadatan terutama Pekalipan, Kelurahan Kasepuhan, dan permukiman perkotaan diarahkan
pada permukiman yang mempunyai kepadatan Kelurahan Kecapi. untuk :
rumah sangat tinggi. (5) Pengelolaan kawasan peruntukan a. mengembangkan kawasan
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan perumahan antara lain : permukiman vertikal pada
 zona perumahan kepadatan tinggi
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan a. setiap kawasan perumahan kawasan perkotaan dengan
dalam RDTR sudah sesuai dengan
Pasal 54 dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam dilengkapi dengan sarana dan intensitas pemanfaatan ruang
arahan Permen PU No. 20/2011
(1) pengembangan zona perumahan sejumlah 34 blok Lampiran prasarana permukiman sesuai hirarki menengah hingga tinggi;
tentang Pedoman RDTR & PZ serta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal Raperda, dan tingkat pelayanan masing- b. kawasan perkotaan yang memiliki
RTRW Kota Cirebon
53 ayat (1) huruf a, meliputi: Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Materi Teknis, masing; karakteristik intensitas
 Dokumen Raperda dan Materi Teknis
a. perumahan kepadatan tinggi; Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas dan Album b. perumahan pusat kota diarahkan pemanfaatan ruang menengah
belum sinkron, terjadi perbedaan
(2) Pengembangan secara vertikal yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau Peta pada penyediaan hunian yang layak hingga tinggi, mencakup kawasan
nomenklatur dan arahan rencananya.
diperkenankan pada kawasan 29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona dan dilayani oleh sarana dan perkotaan yang menjadi kota inti
perumahan kepadatan tinggi.  Letak perumahan kepadatan tinggi
budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 prasarana permukiman yang PKN;
memadai; c. mengendalikan kawasan dalam Raperda belum dijabarkan
m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lokasi per blok/sub blok
19
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
pada tabel dibawah ini. c. pengembangan hunian vertikal layak permukiman horizontal pada
huni di kawasan permukiman kawasan perkotaan dengan
kepadatan tinggi; intensitas pemanfaatan ruang
d. pengembangan kawasan perumahan menengah, termasuk kota mandiri
berdasarkan ketentuan luasan dan kota satelit; dan
kapling rumah; d. kawasan perkotaan yang memiliki
e. pengembangan kawasan siap karakteristik intensitas
bangun dan lingkungan siap bangun pemanfaatan ruang menengah,
yang berdiri sendiri; dan mencakup kawasan perkotaan
f. pembangunan kawasan olah raga selain yang berfungsi sebagai kota
terpadu di pusat pelayanan kota dan inti PKN.
pembangunan sarana olah raga di (3) Pengembangan kawasan
sub pusat pelayanan kota. permukiman perdesaan, diarahkan
pada pengembangan ruang
permukiman horisontal dengan
mempertimbangkan kegiatan dalam
kawasan perdesaan, mencakup
SWK kegiatan pertanian, perkebunan,
III kehutanan, peternakan, perikanan,
SWK pengelolaan sumberdaya alam,
IV pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan
ekonomi.
SWK I Tabel IV.2 Luas Rencana Perumahan Kepadatan Terlampir dan Pasal 48  zona perumahan kepadatan sedang
Sedang tergambarkan (1) Kawasan peruntukan perumahan dalam RDTR sudah sesuai dengan
Pola Ruang Kelurahan
Luas dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 arahan Permen PU No. 20/2011
(Ha) Lampiran ayat (1) huruf a meliputi: tentang Pedoman RDTR & PZ serta
Kelurahan Kebonbaru 12,85 Raperda, b. kawasan peruntukan RTRW Kota Cirebon
Kelurahan Kesenden 15,06 Materi Teknis, perumahan kepadatan sedang  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Permukiman Kelurahan Kesepuhan 13,16
dan Album (3) Kawasan peruntukan perumahan belum sinkron, terjadi perbedaan
Kepadatan Kelurahan Lemah
Sedang (R-3) Wungkuk
12,17 Peta kepadatan sedang sebagaimana nomenklatur dan arahan rencananya.
Kelurahan Panjunan 13 dimaksud pada ayat (1) huruf b seluas  Letak perumahan kepadatan sedang
Kelurahan Pegambiran 27,27 kurang lebih 848 (delapan ratus empat dalam Materi Teknis dan Raperda
Total 93,51 puluh delapan) hektar dengan KDB 45- belum dijabarkan dalam lokasi per
60% (empat puluh lima sampai dengan blok/sub blok
SWK enam puluh persen), KLB maksimum 1 
II diarahkan di Kelurahan Sunyaragi,
SWK a) Perumahan Kepadatan Sedang [R-3] Terlampir dan Kelurahan Karyamulya, Kelurahan  zona perumahan kepadatan sedang
III Perumahan kepadatan sedang merupakan zona tergambarkan Harjamukti, Kelurahan Larangan, dalam RDTR sudah sesuai dengan
dengan wilayah yang memiliki kepadatan bangunan dalam Kelurahan Kecapi, dan Kelurahan arahan Permen PU No. 20/2011
40 (empat puluh)-100 (seratus) rumah/hektar. Lampiran Pegambiran. tentang Pedoman RDTR & PZ serta
Perumahan kepadatan sedang di SWK III Raperda, 5) Pengelolaan kawasan peruntukan RTRW Kota Cirebon
diarahkan pada setiap blok dengan luas lahan Materi Teknis, perumahan antara lain :  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Pasal 98 a. setiap kawasan perumahan
c. Perumahan Kepadatan sekitar 836,26 Ha. dan Album belum sinkron, terjadi perbedaan
(1) pengembangan zona perumahan dilengkapi dengan sarana dan
Sedang Pengembangan perumahan kepadatan sedang di Peta nomenklatur dan arahan rencananya.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 prasarana permukiman sesuai hirarki
arahkan melalui:  Letak perumahan kepadatan sedang
ayat (1) huruf a, meliputi peruntukan : dan tingkat pelayanan masing-
1. Pengaturan intensitas bangunan agar tetap dalam Materi Teknis dan Raperda
a. perumahan kepadatan sedang; masing;
rendah yaitu KDB Mak 60 % belum dijabarkan dalam lokasi per
(2) Pengembangan secara vertikal b. perumahan pusat kota diarahkan
2. Pembangunan perumahan dengan kavling blok/sub blok
diperkenankan pada kawasan pada penyediaan hunian yang layak
besar, Sedang dan Kavling Kecil
perumahan kepadatan sedang sampai dan dilayani oleh sarana dan
3. Penyediaan dan peningkatan kualitas prasarana
tinggi. prasarana permukiman yang
dan sarana lingkungan perumahan,
4. Mendorong pembuatan sumur resapan dan memadai;
biopori, dan c. pengembangan hunian vertikal layak
5. Peningkatan peran masyarakat/swasta dalam huni di kawasan permukiman
penyediaan ruang untuk pedestrian, RTH dan kepadatan tinggi;
fasilitas sosial/fasilitas umum lainnya. d. pengembangan kawasan perumahan
berdasarkan ketentuan luasan
SWK kapling rumah;
IV e. pengembangan kawasan siap
bangun dan lingkungan siap bangun
yang berdiri sendiri; dan
f. pembangunan kawasan olah raga
terpadu di pusat pelayanan kota dan
pembangunan sarana olah raga di
sub pusat pelayanan kota.
SWK I Luasan Rencana Pola Ruang Perumahan Kepadatan Terlampir dan Pasal 48  zona perumahan kepadatan rendah
Rendah berdasarkan tabel rencana pola ruang seluas tergambarkan (1) Kawasan peruntukan perumahan dalam RDTR sudah sesuai dengan
kurang lebih 2,24 hektar terletak di Kelurahan dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 arahan Permen PU No. 20/2011
d. Perumahan Kepadatan Pegambiran Lampiran ayat (1) huruf a meliputi: tentang Pedoman RDTR & PZ serta
Rendah
Tabel IV.2 Luas Rencana Pola Ruang Raperda, c. kawasan peruntukan RTRW Kota Cirebon
Pola Ruang Kelurahan
Luas Materi Teknis, perumahan kepadatan rendah  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
(Ha) dan Album (4) Kawasan peruntukan perumahan belum sinkron, terjadi perbedaan

20
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
Permukiman Peta kepadatan rendah sebagaimana nomenklatur dan arahan rencananya.
Kepadatan Kelurahan Pegambiran 2,24 dimaksud pada ayat (1) huruf c seluas  Letak perumahan kepadatan rendah
Rendah (R-4) kurang lebih 217 (dua ratus tujuh belas) dalam Materi Teknis dan Raperda
hektar dengan KDB 30-45% (tiga puluh belum dijabarkan dalam lokasi per
sampai dengan empat puluh lima blok/sub blok
SWK persen), KLB maksimum 0,6 (nol koma
II enam) diarahkan di Kelurahan
SWK b) Perumahan Kepadatan Rendah [R-4] Terlampir dan Argasunya.  zona perumahan kepadatan rendah
III Perumahan kepadatan rendah merupakan zona tergambarkan 5) Pengelolaan kawasan peruntukan dalam RDTR sudah sesuai dengan
dengan wilayah yang memiliki kepadatan bangunan dalam perumahan antara lain : arahan Permen PU No. 20/2011
10 (sepuluh) sampai dengan 40 (empat puluh) Lampiran a. setiap kawasan perumahan tentang Pedoman RDTR & PZ serta
rumah/hektar. Perumahan kepadatan rendah di Raperda, dilengkapi dengan sarana dan RTRW Kota Cirebon
SWK III diarahkan pada blok 1,2,3,4,8,9,18 dan 19 Materi Teknis, prasarana permukiman sesuai hirarki  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
dengan luas lahan sekitar 218,03 Ha. dan Album dan tingkat pelayanan masing- belum sinkron, terjadi perbedaan
Pengembangan perumahan kepadatan rendah di Peta masing; nomenklatur dan arahan rencananya.
Pasal 98 arahkan melalui: b. perumahan pusat kota diarahkan  Letak perumahan kepadatan rendah
Pembatasan pembangunan pada kawasan a. Pengaturan intensitas bangunan agar tetap pada penyediaan hunian yang layak dalam Raperda belum dijabarkan
perumahan kepadatan rendah di Kawasan rendah yaitu KDB Mak 60 % dan dilayani oleh sarana dan dalam lokasi per blok/sub blok
SWK III khususnya Kelurahan Argasunya b. Pembangunan perumahan dengan kavling prasarana permukiman yang
besar, Sedang dan Kavling Kecil memadai;
c. Penyediaan dan peningkatan kualitas c. pengembangan hunian vertikal layak
prasarana dan sarana lingkungan perumahan, huni di kawasan permukiman
d. Mendorong pembuatan sumur resapan dan kepadatan tinggi;
biopori, dan d. pengembangan kawasan perumahan
e. Peningkatan peran masyarakat/swasta dalam berdasarkan ketentuan luasan
penyediaan ruang untuk pedestrian, RTH dan kapling rumah;
fasilitas sosial/fasilitas umum lainnya. e. pengembangan kawasan siap
SWK Pasal 136 bangun dan lingkungan siap bangun  zona perumahan kepadatan rendah
IV (1) pengembangan zona perumahan yang berdiri sendiri; dan dalam RDTR sudah sesuai dengan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal f. pembangunan kawasan olah raga arahan Permen PU No. 20/2011
135 ayat (1) huruf a, meliputi: terpadu di pusat pelayanan kota dan tentang Pedoman RDTR & PZ serta
a. perumahan kepadatan rendah. pembangunan sarana olah raga di RTRW Kota Cirebon
(2) Pengendalian pengembangan sub pusat pelayanan kota.  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
secara horizontal pada persil dan belum sinkron, terjadi perbedaan
kawasan yang melebihi kepadatan nomenklatur dan arahan rencananya.
bangunan maksimum, KDB  Letak perumahan kepadatan rendah
maksimum dan KLB maksimum, dalam Materi Teknis dan Raperda
kapasitas prasarana terbatas, atau belum dijabarkan dalam lokasi per
tingkat pelayanan jalan rendah. blok/sub blok
(3) Pembatasan pembangunan pada
kawasan perumahan kepadatan
rendah di Kawasan SWK IV.
e. Perumahan Kepadatan
Sangat Rendah
SWK I Kawasan Perdagangan dan jasa di sepanjang jalan Terlampir dan Pasal 49 Pasal 49  zona perdagangan dan jasa dalam
arteri sekunder yaitu Jalan Samadikun, Jl. tergambarkan (1) Rencana kawasan peruntukan (1) Pengembangan kawasan RDTR sudah sesuai dengan arahan
Pasal 15 Sisingamangaraja, Jl. Benteng, dan Jalan Yos dalam perdagangan dan jasa sebagaimana perdagangan dan jasa, diarahkan Permen PU No. 20/2011 tentang
(1) Rencana zona perdagangan dan jasa Sudarso. Lampiran dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) huruf untuk: Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Tabel IV.2 Luas Rencana Pola Ruang Perdagangan Raperda, b dikembangkan seluas ± 568 (lima a. mengembangkan kegiatan Kota Cirebon
ayat (1) huruf b dikembangkan yang dan Jasa Materi Teknis, ratus enam puluh delapan) hektar perdagangan dan jasa guna  Letak perdagangan dan jasa dalam
meliputi : Pola Ruang Kelurahan
Luas dan Album meliputi : mewujudkan PKN, PKNp, PKW, Materi Teknis dan Raperda belum
(Ha) Peta a. pasar tradisional; PKWp dan PKL sebagai kawasan dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
a. di Kelurahan Panjunan
Fasilitas Kelurahan Pegambiran 5,1 b. pusat perbelanjaan; dan perkotaan sesuai dengan blok
b. di Kelurahan Pegambiran Pedagangan (k-5)
c. di Kelurahan Kebonbaru c. toko modern. fungsinya; dan
Perdagangan dan Kelurahan Kebonbaru 3,99
d. di Kelurahan Kesenden Jasa Tunggal (K-
b. membatasi perluasan kegiatan
Kelurahan Kesenden 6,85
1) Kelurahan Panjunan 1,19
perdagangan dan jasa di
Total 12,03 perkotaan pada kawasan yang
2. Zona perdagangan dan SWK Pasal 55 Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi telah berkembang pesat dan
 zona perdagangan dan jasa dalam
jasa kawasan yang berfungsi lindung.
II (1) Rencana pengembangan zona teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang RDTR sudah sesuai dengan arahan
perdagangan dan jasa sebagaimana dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok (2) Pengembangan kawasan
Permen PU No. 20/2011 tentang
perdagangan dan jasa ditetapkan
dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) huruf sejumlah 34 blok Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
b, terdiri atas: dengan ketentuan :
Kota Cirebon
a. berada pada simpul perkotaan
a. Perdagangan dan jasa tunggal;  Letak perdagangan dan jasa dalam
b. Perdagangan dan jasa kopel; dan setingkat PKN untuk melayani
Raperda belum dijabarkan dalam
kegiatan lintas provinsi;
c. Perdagangan dan jasa deret. lokasi per blok/sub blok
(2) Rencana pengembangan kegiatan b. berada pada simpul perkotaan
setingkat PKW untuk melayani
zona perdagangan dan jasa terdiri atas:
kegiatan lintas kabupaten/kota;
a. Jasa;
dan
b. Perdagangan;
c. memiliki prasarana berupa
c. Sektor Informal.
jaringan jalan, pelabuhan laut
SWK Pasal 99 Sebaran perdagangan dan jasa di SWK III Terlampir dan  zona perdagangan dan jasa dalam
dan/atau bandara, prasarana
III (1) Rencana pengembangan zona terkonsentrasi pada daerah sekitar jalan-jalan utama, tergambarkan RDTR sudah sesuai dengan arahan

21
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
perdagangan dan jasa sebagaimana akan tetapi untuk jenis warung penyebarannya hampir dalam listrik, telekomunikasi, dan air Permen PU No. 20/2011 tentang
dimaksud dalam Pasal 97 ayat (1) menyeluruh terdapat disetiap kelurahan. Jumlah ini Lampiran baku, serta fasilitas penunjang Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
huruf b, terdiri atas peruntukan: dipengaruhi oleh karakter ekonomi masyarakat, Raperda, kegiatan ekonomi kawasan. Kota Cirebon
a. Perdagangan dan jasa tunggal; sehingga menyebabkan perkembangan jumlah sarana Materi Teknis, (3) Pengembangan kawasan  Letak perdagangan dan jasa dalam
b. Perdagangan dan jasa kopel; dan pertokoan dan perdagangan dengan signifikan. dan Album perdagangan dan jasa diarahkan Materi Teknis dan Raperda belum
c. Perdagangan dan jasa deret. Peta untuk: dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
a. peningkatan sistem informasi blok
SWK pasar dan penguasaan akses
IV pasar lokal, regional, nasional dan
internasional;
b. peningkatan sistem distribusi
penyediaan kebutuhan pokok
masyarakat yang efektif dan
efisien;
c. peningkatan perlindungan
konsumen, pasar tradisional dan
kesadaran penggunaan produksi
dalam negeri; dan
d. penguatan akses dan jaringan
perdagangan ekspor.
SWK I Kawasan Perdagangan dan jasa di sepanjang jalan Terlampir dan Dalam dokumen Rancangan Peraturan
arteri sekunder yaitu Jalan Samadikun, Jl. tergambarkan Daerah belum disebutkan adanya zona
Sisingamangaraja, Jl. Benteng, dan Jalan Yos dalam perdagangan dan jasa tunggal
Sudarso. Lampiran
Tabel IV.2 Luas Rencana Pola Ruang Perdagangan Raperda,
dan Jasa Materi Teknis,
Luas dan Album
Pola Ruang Kelurahan
(Ha) Peta
a. Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan Kelurahan Kebonbaru 3,99
Tunggal Jasa Tunggal (K- Kelurahan Kesenden 6,85
1) Kelurahan Panjunan 1,19
Total 12,03
SWK
II
SWK
III
SWK
IV
b. Perdagangan dan Jasa
Kopel
c. Perdagangan dan Jasa
Deret
SWK I Pasal 49 Belum dijabarkan/diurakan dalam SWK I
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan (2) Pengembangan pasar tradisional
 zona perdagangan dan jasa pasar
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tradisional dalam RDTR sudah sesuai
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam huruf a terdiri atas :
dengan arahan Permen PU No.
sejumlah 34 blok Lampiran a. pengembangan kegiatan
20/2011 tentang Pedoman RDTR &
Raperda, perdagangan skala besar untuk jenis
Pasal 55 PZ serta RTRW Kota Cirebon
Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Materi Teknis, sayuran, ikan dan sejenisnya
(5) Kawasan perdagangan sebagaimana  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas dan Album terdapat di Pasar Kanoman
dimaksud pada ayat (2) huruf b terdiri belum sinkron, terjadi perbedaan
yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau Peta Kelurahan Lemahwungkuk, Pasar
atas: nomenklatur dan arahan rencananya.
29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona Pagi Kelurahan Kejaksan, dan Pasar
a. pasar tradisional;  Letak lokasi pasar tradisional dalam
budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 Jagastru Kelurahan Jagasatru; dan
b. pusat perbelanjaan berupa grosir, Materi Teknis dan Raperda belum
m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat b. pengembangan kegiatan
eceran aglomerasi, dan eceran dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
pada tabel dibawah ini. perdagangan kebutuhan sehari-hari
tunggal/toko; dan blok
untuk skala kecil dan menengah
c. Toko modern terdapat di Pasar Kramat di
d. Pasar Tradisional (6) Rencana pengembangan pasar Kelurahan Kesenden, Pasar Drajat
tradisional sebagaimana dimaksud di Kelurahan Drajat, Pasar
pada ayat (5) huruf a terdiri atas : Perumnas di Kelurahan Kecapi,
a. Revitalisasi Pasar Kanoman, Pasar Kalitanjung di Kelurahan
b. pengaturan dan penataan pasar Harjamukti, Pasar Balong di
yang masih sesuai dengan Kelurahan Pekalipan, dan Pasar
peruntukannya dan relokasi pasar Gunung Sari di Kelurahan
Lingkungan kelurahan/kecamatan Pekiringan.
dan sekitarnya yang sudah tidak (5) Rencana pengelolaan
sesuai peruntukannya kawasan peruntukan
perdagangan dan jasa meliputi:
a. mengutamakan aspek fungsi,
estetika dan kebersihan
lingkungan;
SWK Pasal 99 Rencana zona perdagangan mengacu pada Peraturan b. mengakomodasikan ketersediaan  zona perdagangan dan jasa pasar
III (6) Rencana pengembangan pasar Walikota kota Cirebon No. 23 Tahun 2010 Tentang lahan untuk kegiatan sektor tradisional dalam RDTR sudah sesuai

22
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
tradisional sebagaimana dimaksud pada Penataan Letak Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan informal; dengan arahan Permen PU No.
ayat (5) huruf a terdiri atas : TokoModern/Minimarket di Kota Cirebon pada bab III c. mengakomodasikan ketersediaan 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
a. penataan kembali Pasar pasal 4 dan bab IV pasal 6. Rencana pendirian took lahan untuk ruang terbuka hijau PZ serta RTRW Kota Cirebon
Harjamukti, modern dan pasar tradisional akan ditentukan dan sarana sosialisasi  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
b. pengaturan dan pengendalian berdasarkan parameter : masyarakat; belum sinkron, terjadi perbedaan
pasar yang masih sesuai dengan a. Struktur penduduk menurut mata pencaharian d. membentuk citra kawasan nomenklatur dan arahan rencananya.
peruntukannya dan relokasi pasar dan pendidikan sebagai kawasan bisnis yang  Letak lokasi pasar tradisional dalam
Lingkungan kelurahan/kecamatan b. Tingkat ekonomi pendapatan rumah tangga maju dan berwawasan global Materi Teknis dan Raperda belum
dan sekitarnya yang sudah tidak c. Kepadatan penduduk dengan tidak meninggalkan dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
sesuai peruntukannya d. Kemitraan dengan UKM local karakter lokal; dan blok
e. Pertumbuhan pasar tradisional sebagai sarana e. menyediakan lahan parkir untuk
bagi UMKM local mengakomodasi kegiatan
f. Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate perdagangan dan jasa.
social responsibility)
SWK
IV
SWK I Belum dijabarkan/diurakan dalam SWK I
SWK Pasal 55 Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Pasal 49  zona perdagangan dan jasa pusat
II (7) Rencana pengembangan pusat teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang (3) Pengembangan pusat perbelanjaan perbelanjaan dalam RDTR sudah
perbelanjaan sebagaimana dimaksud dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan arahan Permen PU
pada ayat (5) huruf b terdiri atas : sejumlah 34 blok huruf b terdiri atas : No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
a. Warung, dengan skala pelayanan a. pengembangan pasar swalayan & PZ serta RTRW Kota Cirebon
minimum 250 penduduk, lokasi di Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona atau plaza diarahkan pada  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
tengah kelompok permukiman, Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas kawasan yang baru berkembang belum sinkron, terjadi perbedaan
luasan lahan minimum 100 m2, yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau khususnya pada Sub Pusat nomenklatur dan arahan rencananya.
dengan radius pencapaian 500 m. 29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona Pelayanan Kota di kawasan  Letak lokasi pusat perbelanjaan dalam
b. Pertokoan, dengan skala budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 Ciremai Raya terletak di Raperda belum dijabarkan dalam
pelayanan minimum 2.500 m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Kelurahan Kecapi dan kawasan lokasi per blok/sub blok
penduduk, lokasi di pusat pada tabel dibawah ini. Majasem, terletak di Kelurahan
permukiman (RW), luasan lahan Karyamulya; dan
minimum 1.200 m2, 1 % terhadap b. pengembangan kegiatan
wilayah yang dilayani. perdagangan skala besar (grosir)
c. Pusat perbelanjaan, dengan skala di sekitar pusat kota yaitu di
pelayanan minimum 30.000 sekitar Jl. Karanggetas, Jl.
penduduk, lokasi di pusat Pasuketan dan Jl. Pekiringan.
lingkungan, luasan lahan minimum (5) Rencana pengelolaan
13.500 m2 0,9 – 1 % terhadap kawasan peruntukan
wilayah yang dilayani. perdagangan dan jasa meliputi:
d. Pusat perbelanjaan dan niaga, a. mengutamakan aspek fungsi,
dengan skala pelayanan minimum estetika dan kebersihan
120.000 penduduk, lokasi di pusat lingkungan;
Kecamatan (Kota) berdekatan b. mengakomodasikan ketersediaan
dengan simpul transportasi, luasan lahan untuk kegiatan sektor
lahan minimum 36.000 m2 0,6 % informal;
e. Pasar Perbelanjaan
terhadap wilayah yang dilayani c. mengakomodasikan ketersediaan
SWK Pasal 99 Rencana zona perdagangan mengacu pada Peraturan lahan untuk ruang terbuka hijau  zona perdagangan dan jasa pusat
III (7) Rencana pengembangan pusat Walikota kota Cirebon No. 23 Tahun 2010 Tentang dan sarana sosialisasi perbelanjaan dalam RDTR sudah
perbelanjaan sebagaimana dimaksud Penataan Letak Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan masyarakat; sesuai dengan arahan Permen PU
pada ayat (5) huruf b terdiri atas : TokoModern/Minimarket di Kota Cirebon pada bab III d. membentuk citra kawasan No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
a. Warung, dengan skala pelayanan pasal 4 dan bab IV pasal 6. sebagai kawasan bisnis yang & PZ serta RTRW Kota Cirebon
minimum 250 penduduk, lokasi di maju dan berwawasan global  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
tengah kelompok permukiman, luasan dengan tidak meninggalkan belum sinkron, terjadi perbedaan
lahan minimum 100 m2, dengan karakter lokal; dan nomenklatur dan arahan rencananya.
radius pencapaian 500 m. e. menyediakan lahan parkir untuk  Letak lokasi pusat perbelanjaan dalam
b. Pertokoan, dengan skala pelayanan mengakomodasi kegiatan Materi Teknis dan Raperda belum
minimum 2.500 penduduk, lokasi di perdagangan dan jasa. dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
pusat permukiman (RW), luasan blok
lahan minimum 1.200 m2, 1 %
terhadap wilayah yang dilayani.
c. Pusat perbelanjaan, dengan skala
pelayanan minimum 30.000
penduduk, lokasi di pusat lingkungan,
luasan lahan minimum 13.500 m2 0,9
– 1 % terhadap wilayah yang dilayani.
d. Pusat perbelanjaan dan niaga,
dengan skala pelayanan minimum
120.000 penduduk, lokasi di pusat
Kecamatan (Kota) berdekatan
dengan simpul transportasi, luasan
lahan minimum 36.000 m2 0,6 %
terhadap wilayah yang dilayani.
SWK

23
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
IV
SWK I Terlampir dan Pasal 49  zona perdagangan dan jasa toko
tergambarkan (4) Pengembangan toko modern modern dalam RDTR sudah sesuai
dalam sebagaimana tercantum pada ayat (1) dengan arahan Permen PU No.
Lampiran huruf c terdiri atas : 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
Pasal 15 Raperda, a. pengembangan toko modern
Kawasan Perdagangan dan jasa di sepanjang jalan PZ serta RTRW Kota Cirebon
(2) Pengembangan toko modern (mini Materi Teknis, (mini market) di Jalan Kesunean,
arteri sekunder yaitu Jalan Samadikun, Jl.  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
market) di Jalan Kesunean, Jalan dan Album Jalan Jendral Sudirman, Jalan
Sisingamangaraja, Jl. Benteng, dan Jalan Yos belum sinkron, terjadi perbedaan
Kapten Samadikun, Pelabuhan, dan Peta Jendral Ahmad Yani, Jalan
Sudarso. nomenklatur dan arahan rencananya.
Jalan Pangeran Diponegoro Rajawali Raya, Jalan Tentara  Letak lokasi toko modern dalam
Pelajar, Jalan Kapten Materi Teknis dan Raperda belum
Samadikun, Jalan DR Wahidin, dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
Jalan Pemuda, Jalan Nyi Mas blok
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Gandasari, Jalan Sunyaragi,  zona perdagangan dan jasa toko
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang Jalan Gunung Galunggung, modern dalam RDTR sudah sesuai
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok Pelabuhan, Jalan Pangeran dengan arahan Permen PU No.
sejumlah 34 blok Diponegoro, Jalan Pekalipan, 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
Jalan Kalitanjung, Jalan Kalijaga, PZ serta RTRW Kota Cirebon
Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Jalan Perjuangan, Jalan  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas Evakuasi, Pegambiran belum sinkron, terjadi perbedaan
yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau Residence, Jalan Kartini, Jalan nomenklatur dan arahan rencananya.
29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona Kesambi, Jalan Ciremai Raya;  Letak lokasi toko modern dalam
budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 dan Raperda belum dijabarkan dalam
Pasal 55 b. perdagangan modern
(8) Pengembangan toko modern (mini m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat lokasi per blok/sub blok
pada tabel dibawah ini. (supermarket) lokasinya tersebar
market) sebagaimana dimaksud pada di Pusat dan Sub Pusat
ayat (5) huruf c di Jalan Rajawali Raya, Pelayanan Kota meliputi Jalan
Jalan Tentara Pelajar, Jalan DR Kartini, Jalan Siliwangi, Jalan
Wahidin, Jalan Pemuda, Jalan Nyi Mas Cipto, Jalan Rajawali, Jalan
Gandasari, Jalan Sunyaragi, Jalan Ciremai Raya, Jl. By Pass Brigjen
f. Toko Modern
Pekalipan, Pegambiran Residence, Dharsono, Jl. By Pass Ahmad
Jalan Kartini, dan Jalan Kesambi Yani.
(5) Rencana pengelolaan
kawasan peruntukan
perdagangan dan jasa meliputi:
a. mengutamakan aspek fungsi,
estetika dan kebersihan
lingkungan;
b. mengakomodasikan ketersediaan
lahan untuk kegiatan sektor
informal;
SWK Rencana zona perdagangan mengacu pada Peraturan Terlampir dan c. mengakomodasikan ketersediaan  zona perdagangan dan jasa toko
III Walikota kota Cirebon No. 23 Tahun 2010 Tentang tergambarkan lahan untuk ruang terbuka hijau modern dalam RDTR sudah sesuai
Penataan Letak Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dalam dan sarana sosialisasi dengan arahan Permen PU No.
TokoModern/Minimarket di Kota Cirebon pada bab III Lampiran masyarakat; 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
Pasal 99
pasal 4 dan bab IV pasal 6. Raperda, d. membentuk citra kawasan PZ serta RTRW Kota Cirebon
(8) Rencana pengembangan toko modern
Rencana pendirian minimrket akan ditentukan dengan Materi Teknis, sebagai kawasan bisnis yang  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
(mini market) sebagaimana dimaksud
parameter : dan Album maju dan berwawasan global belum sinkron, terjadi perbedaan
pada ayat (5) huruf c terletak di Jalan
a. Kepadatan penduduk Peta dengan tidak meninggalkan nomenklatur dan arahan rencananya.
Jendral Sudirman, Jalan Jendral Ahmad
b. Perkembangan permukiman baru karakter lokal; dan  Letak lokasi toko modern dalam
Yani, Jalan Rajawali Raya, Jalan
c. Aksesibilitas wilayah (arus lalu lintas) e. menyediakan lahan parkir untuk Raperda belum dijabarkan dalam
Gunung Galunggung, Jalan Kalijaga,
d. Dukungan/ketersediaan infrastruktur mengakomodasi kegiatan lokasi per blok/sub blok
Jalan Ciremai Raya;
e. Keberadaan pasar tradisional dan warung/took perdagangan dan jasa.
di wilayah sekitar yang lebih kecil daripada
minimarket.

SWK
IV
3. Zona perkantoran
SWK I Pasal 50  zona perkantoran pemerintah dalam
(1) Rencana kawasan peruntukan RDTR sudah sesuai dengan arahan
perkantoran sebagaimana dimaksud Permen PU No. 20/2011 tentang
dalam Pasal 47 ayat (2) huruf c Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
Pasal 16 dikembangkan seluas ± 11 (sebelas) Kota Cirebon
Rencana zona perkantoran sebagaimana hektar meliputi :  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
a. Perkantoran dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf c a. perkantoran pemerintahan; dan belum sinkron, terjadi perbedaan
Pemerintah dikembangkan di Kelurahan Pegambiran (2) Pengembangan perkantoran nomenklatur dan arahan rencananya.
(Kantor Pemerintahan) pemerintahan sebagaimana dimaksud  Letak lokasi zona perkantoran
pada ayat (1) huruf a meliputi : pemerintah dalam Raperda belum
a. penataan perkantoran dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
pemerintah terutama yang blok
SWK Pasal 56 Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan terletak di Jl. Siliwangi,  zona perkantoran pemerintah dalam

24
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
II (1) Rencana pengembangan zona teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan diperuntukan mempertahankan RDTR sudah sesuai dengan arahan
perkantoran sebagaimana dimaksud dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam fungsi dan bentuk penampilan Permen PU No. 20/2011 tentang
dalam Pasal 53 ayat (1) huruf c, sejumlah 34 blok Lampiran bangunan; dan Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
meliputi : Raperda, b. pengembangan perkantoran Kota Cirebon
a. Perkantoran pemerintah; dan Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Materi Teknis, pemerintah dengan skala  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
b. Perkantoran swasta. Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas dan Album pelayanan kota di kawasan Bima belum sinkron, terjadi perbedaan
(2) Rencana pengembangan zona yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau Peta Kelurahan Sunyaragi dan nomenklatur dan arahan rencananya.
perkantoran sebagaimana dimaksud 29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona kawasan Kebon Pelok di  Letak lokasi zona perkantoran
dalam ayat (1) diarahkan untuk budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 Kelurahan Kalijaga. pemerintah dalam Raperda belum
mempertahankan perkantoran m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
pemerintah yang sudah ada. pada tabel dibawah ini. blok

SWK Rencana Pengembangan Zona Perkantoran Terlampir dan  zona perkantoran pemerintah dalam
III Dengan di dasarkan pada kebutuhan pengembangan untuk tergambarkan RDTR sudah sesuai dengan arahan
sarana pemerintahan maka rencana pengembangan zona dalam Permen PU No. 20/2011 tentang
pemerintahan di SWK III meliputi:
1) Menata dan meningkatan zona perkantoran
Lampiran Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
pemerintahan yang telah ada saat ini melalui Raperda, Kota Cirebon
pembangunan sarana dan prasarana pendukung seperti: Materi Teknis,  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
 Bangunan pos keamanan, dan Album belum sinkron, terjadi perbedaan
 Saran peribadatan, Peta nomenklatur dan arahan rencananya.
 Ruang terbuka hijau
 Letak lokasi zona perkantoran
 Ruang terbuka non hijau
 Hidran Kebakaran pemerintah dalam Raperda belum
 Area Parkir dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
2) Untuksarana perkantoran skala pelayanan desa di blok
Pasal 100 arahkan untuk dikembangkan sarana pendukung kantor
Rencana pengembangan zona perkantoran kelurahan/Desa berupa:
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97  Pos Kamtib
ayat (1) huruf c, yaitu mempertahankan  Agen Pelayanan Pos
perkantoran pemerintah yang sudah ada  Loket Pembayaran Air Bersih
 Loket Pembayaran Listrik
 Telepon Umum, Bis Surat, Bak Sampah Kecil
 Parkir Umum
Sarana pendukung pemerintahan ini dapat di kembangkan
pada setiap kantor Desa yang Di SWK III
3) Untuk perkantoran skala pelayanan kecamatan di arakan
untuk dapat dikembangkan sarana kantor berupa:
 Kantor Polisi
 Pos Pemadan Kebakaran
 Stasiun Telepon Otomat dan Agen Pelayanan
Gangguan Telepon
 Balai Nikah/KUA/BP4
 Telepon Umum, Bis Surat, Bak Sampah Kecil, Area
Parkir Umum
SWK  zona perkantoran pemerintah dalam
IV RDTR sudah sesuai dengan arahan
Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
Pasal 137
Kota Cirebon
Rencana pengembangan zona perkantoran
 Dokumen Raperda dan Materi Teknis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 135
belum sinkron, terjadi perbedaan
ayat (1) huruf b, mempertahankan
nomenklatur dan arahan rencananya.
perkantoran pemerintah yang sudah ada
 Letak lokasi zona perkantoran
pemerintah dalam Raperda belum
dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
blok
Pasal 50 Belum diuraikan dalam RDTR masing-
(1) Rencana kawasan peruntukan masing SWK
b. Perkantoran Swasta perkantoran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 47 ayat (2) huruf c
dikembangkan seluas ± 11 (sebelas)

25
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
hektar meliputi :
b. perkantoran swasta.
(3) Pengembangan perkantoran swasta
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b meliputi Jalan Siliwangi di
Kelurahan Kejaksan, Jalan Kartini,
Jalan Pemuda dan Jalan Dr Cipto
Mangunkusumo di Kelurahan
Pekiringan, Jalan Wahidin di
Kelurahan Sukapura, dan Jalan Yos
Sudarso di Kelurahan
Lemahwungkuk.
SWK I Kebutuhan lahan untuk fasilitas pelayanan di SWK I Terlampir dan  zona SPU dalam RDTR sudah sesuai
disajikan pada tabel‐tabel berikut: tergambarkan dengan arahan Permen PU No.
Tabel IV.1 dalam 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
Kebutuhan Lahan Untuk Pelayanan Lingkungan (m2) Lampiran PZ serta RTRW Kota Cirebon
SWK I Tahun 2032 Raperda,  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Pasal 22 Kebutuhan Materi Teknis, belum sinkron, terjadi perbedaan
Rencana zona sarana pelayanan umum No. Jenis Fasilitas dan Album
Luas Lahan nomenklatur dan arahan rencananya.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Peta
1 Perdagangan dan Jasa 25.341
ayat (1) huruf f terdiri dari peruntukan :
2 Kesehatan 14.338
a. Transportasi
b. Kesehatan 3 Pendidikan 217.665
c. Olahraga 4 Pertahanan 10.000
Keamanan &
Pemerintahan
Jumlah 267.344
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2012

SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan  zona SPU dalam RDTR sudah sesuai
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan dengan arahan Permen PU No.
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
sejumlah 34 blok Lampiran PZ serta RTRW Kota Cirebon
Raperda,  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Materi Teknis, belum sinkron, terjadi perbedaan
Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas dan Album nomenklatur dan arahan rencananya.
yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau Peta
29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona
Pasal 58 budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76
Rencana zona sarana pelayanan umum m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 pada tabel dibawah ini.
ayat (1) huruf e terdiri dari peruntukan :
4. Zona sarana pelayanan a. Pendidikan
umum b. Transportasi
c. Kesehatan
d. Olah raga
e. Sosial budaya
f. Peribadatan

SWK Pasal 102  zona SPU dalam RDTR sudah sesuai


III Rencana zona sarana pelayanan umum dengan arahan Permen PU No.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
ayat (1) huruf e terdiri dari peruntukan : PZ serta RTRW Kota Cirebon
a. Pendidikan  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
b. Transportasi belum sinkron, terjadi perbedaan
c. Kesehatan nomenklatur dan arahan rencananya.
d. Olahraga
e. Peribadatan
SWK Pasal 141  zona SPU dalam RDTR sudah sesuai
IV Rencana zona sarana pelayanan umum dengan arahan Permen PU No.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 135 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
ayat (1) huruf f terdiri dari peruntukan : PZ serta RTRW Kota Cirebon
a. Pendidikan  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
b. Transportasi belum sinkron, terjadi perbedaan
c. Kesehatan nomenklatur dan arahan rencananya.
d. Olahraga
26
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
e. Peribadatan
SWK I Kebutuhan lahan untuk fasilitas pelayanan di SWK I Terlampir dan Pasal 58  zona SPU Pendidikan dalam RDTR
disajikan pada tabel‐tabel berikut: tergambarkan Kawasan peruntukan pendidikan tinggi belum sesuai dengan arahan Permen
Tabel IV.1 dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat PU No. 20/2011 tentang Pedoman
Kebutuhan Lahan Untuk Pelayanan Lingkungan (m2) Lampiran (1) huruf k, terdiri atas : RDTR & PZ serta RTRW Kota
SWK I Tahun 2032 Raperda, a. pengembangan kawasan pendidikan Cirebon
Kebutuhan Materi Teknis, tinggi seluas kurang lebih 34 (tiga puluh  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
No. Jenis Fasilitas dan Album empat) hektar di sekitar Majasem
Luas Lahan belum sinkron, terjadi perbedaan
1 Perdagangan dan Jasa 25.341 Peta Kelurahan Karyamulya di Kecamatan nomenklatur dan arahan rencananya.
2 Kesehatan 14.338 Kesambi; dan  Letak lokasi SPU Pendidikan dalam
3 Pendidikan 217.665 b. pengembangan perguruan tinggi seluas Materi Teknis dan Raperda belum
kurang lebih 30 (tiga puluh) hektar di dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
4 Pertahanan 10.000
Kelurahan Argasunya dan Kelurahan blok
Keamanan &
Kalijaga di Kecamatan Harjamukti.
Pemerintahan
Jumlah 267.344
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2012
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi  zona SPU Pendidikan dalam RDTR
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang sudah sesuai dengan arahan Permen
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok PU No. 20/2011 tentang Pedoman
sejumlah 34 blok RDTR & PZ serta RTRW Kota
Cirebon
Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas belum sinkron, terjadi perbedaan
Pasal 59 yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau nomenklatur dan arahan rencananya.
Peruntukan pendidikan sebagaimana 29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona  Letak lokasi SPU Pendidikan dalam
dimaksud dalam Pasal 58 huruf a budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 Raperda belum dijabarkan dalam
dikembangkan, yaitu: m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat lokasi per blok/sub blok
a. Mengembangkan pendidikan tinggi pada tabel dibawah ini.
dengan prasarana dan sarana
pendukung yang memadai.
b. Merelokasikan kegiatan pendidikan
yang tidak mampu menyediakan
prasarana, sarana, dan parkir, dan/atau
tidak sesuai lagi lokasinya.
c. Pendidikan TK, SD ada pada skala
Kelurahan.
a. Pendidikan d. Pendidikan SMP, SMA

SWK Pasal 103 Berdasarkan data penyebaran fasilitas pendidikan  zona SPU Pendidikan dalam RDTR
III Peruntukan pendidikan sebagaimana SWK III maka dengan menggunakan Standar Cipta sudah sesuai dengan arahan Permen
dimaksud dalam Pasal 102 huruf a Karya bahwa jumlah penduduk pendukung minimal PU No. 20/2011 tentang Pedoman
dikembangkan, yaitu: untuk tingkat TK adalah 1.250 orang per unit, SD RDTR & PZ serta RTRW Kota
a. Mengembangkan pendidikan tinggi adalah 1.600 orang per unit, sementara untuk SLTP Cirebon
dengan prasarana dan sarana dan SLTA adalah 4.800 orang per unit.  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
pendukung yang memadai mendukung. Sarana pendidikan diarahkan pada blok 2,3,4,5,6,14 belum sinkron, terjadi perbedaan
b. Merelokasikan kegiatan pendidikan dan 16 yang meliputi Kelurahan Argasunya, Kalijaga, nomenklatur dan arahan rencananya.
yang tidak mampu menyediakan Karyamulya dan Kelurahan Sunyaragi dengan luas  Letak lokasi SPU Pendidikan dalam
prasarana, sarana, dan parkir, dan/atau 61,74 Ha. Raperda belum dijabarkan dalam
tidak sesuai lagi lokasinya. lokasi per blok/sub blok
c. Pendidikan TK, SD ada pada skala
Kelurahan.
d. Pendidikan SMP, SMA ada pada pusat
pelayanan tersier.
SWK Pasal 142  zona SPU Pendidikan dalam RDTR
IV Peruntukan pendidikan sebagaimana sudah sesuai dengan arahan Permen
dimaksud dalam Pasal 141 huruf a PU No. 20/2011 tentang Pedoman
dikembangkan, yaitu: RDTR & PZ serta RTRW Kota
a. Mengembangkan pendidikan tinggi Cirebon
dengan prasarana dan sarana  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
pendukung yang memadai mendukung. belum sinkron, terjadi perbedaan
b. Merelokasikan kegiatan pendidikan nomenklatur dan arahan rencananya.
yang tidak mampu menyediakan  Letak lokasi SPU Pendidikan dalam
prasarana, sarana, dan parkir, dan/atau Raperda belum dijabarkan dalam
tidak sesuai lagi lokasinya. lokasi per blok/sub blok
c. Pendidikan TK, SD ada pada skala
Kelurahan.

27
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
d. Pendidikan SMP, SMA ada pada pusat
pelayanan tersier.
SWK I Kawasan Pelabuhan Cirebon di Kelurahan Terlampir dan Pasal 25  zona SPU Transportasi dalam RDTR
Pegambiran tergambarkan (1) Jaringan prasarana Lalu Lintas dan sudah sesuai dengan arahan Permen
Pasal 23 dalam Angkutan Jalan (LLAJ) sebagaimana PU No. 20/2011 tentang Pedoman
Peruntukan transportasi sebagaimana Tabel IV.2 Luas Rencana Pola Ruang Lampiran dimaksud dalam Pasal 23 huruf b RDTR & PZ serta RTRW Kota
dimaksud dalam Pasal 22 huruf a Luas Raperda, meliputi : Cirebon
Pola Ruang Kelurahan
dikembangkan di Kelurahan Panjunan dan (Ha) Materi Teknis, a. terminal penumpang; dan  Letak lokasi SPU Transportasi dalam
Kelurahan Pegambiran. Pelabuhan Kelurahan Panjunan 41,25 dan Album b. terminal barang. Materi Teknis dan Raperda belum
(SPU-2) Kelurahan Pegambiran 6,19 Peta (2) Terminal penumpang sebagaimana dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
Total 47,44 dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : blok
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan a. Terminal tipe A Harjamukti di  zona SPU Transportasi dalam RDTR
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan Kecamatan Harjamukti; dan sudah sesuai dengan arahan Permen
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam b. Terminal tipe C Dukuh Semar di PU No. 20/2011 tentang Pedoman
sejumlah 34 blok Lampiran Kelurahan Kecapi. RDTR & PZ serta RTRW Kota
Raperda, (3) Terminal barang sebagaimana dimaksud Cirebon
Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Materi Teknis, pada ayat (1) huruf b meliputi Terminal  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas dan Album Cirebon di Kelurahan Panjunan belum sinkron, terjadi perbedaan
yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau Peta Kecamatan Lemahwungkuk. nomenklatur dan arahan rencananya.
Pasal 60 29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona  Letak lokasi SPU Transportasi dalam
budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 Pasal 27 Raperda belum dijabarkan dalam
Peruntukan transportasi sebagaimana
m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat (1) Jaringan perkereta apian sebagaimana lokasi per blok/sub blok
dimaksud dalam Pasal 58 huruf b
pada tabel dibawah ini. dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) huruf
dikembangkan yaitu:
b meliputi:
a. Mempertahankan dan meningkatkan
a. stasiun kereta api.
prasarana dan sarana pendukung
(3) Stasiun kereta api sebagaimana
fasilitas terminal dan stasiun kereta api
dimaksud pada ayat (1) huruf b
yang ada, agar tingkat pelayanan dapat
meliputi :
lebih optimal.
a. Stasiun Kejaksan di Kelurahan
b. Mengembangkan terminal dan statisun
Kejaksan Kecamatan Kejaksan; dan
kereta api.
b. Stasiun Parujakan di Kelurahan
Pekalangan Kecamatan Pekalipan.
b. Transportasi
Pasal 28
(1) Tatanan kepelabuhanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) huruf
a terdiri atas:
a. pelabuhan utama yaitu Pelabuhan
Cirebon di Kelurahan Panjunan
SWK Pasal 104 Kecamatan Lemahwungkuk; dan  zona SPU Transportasi dalam RDTR
III Peruntukan transportasi sebagaimana b. terminal khusus perikanan di sudah sesuai dengan arahan Permen
dimaksud dalam Pasal 102 huruf b Kelurahan Pegambiran Kecamatan PU No. 20/2011 tentang Pedoman
dikembangkan yaitu: Lemahwungkuk. RDTR & PZ serta RTRW Kota
a. Mempertahankan dan meningkatkan (3) Pengembangan kapasitas layanan Cirebon
prasarana dan sarana pendukung Pelabuhan Cirebon sebagai pelabuhan  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
fasilitas Bandara Udara Penggung yang utama dan penyediaan fasilitas- fasilitas belum sinkron, terjadi perbedaan
ada, agar tingkat pelayanan dapat lebih pendukungnya dengan tahapan sebagai nomenklatur dan arahan rencananya.
optimal. berikut :  Letak lokasi SPU Transportasi dalam
b. Mengembangkan Bandara Udara a. mengoptimalkan fungsi Pelabuhan Raperda belum dijabarkan dalam
Penggung menjadi bandara nasional Cirebon; dan lokasi per blok/sub blok
untuk kelas penumpang. b. pembangunan fasilitas-fasilitas
SWK penunjang yang mampu  zona SPU Transportasi dalam RDTR
IV mendukung peningkatan kapasitas sudah sesuai dengan arahan Permen
Pasal 143 pelayanan Pelabuhan Cirebon. PU No. 20/2011 tentang Pedoman
Peruntukan transportasi sebagaimana RDTR & PZ serta RTRW Kota
dimaksud dalam Pasal 141 huruf b Pasal 29 Cirebon
dikembangkan yaitu meningkatkan jumlah (1) Tatanan kebandarudaraan sebagaimana  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
prasarana dan sarana angkutan umum yang dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4) huruf belum sinkron, terjadi perbedaan
melalui jalur dari Kelurahan Kalijaga menuju a meliputi Bandar Udara Cakrabhuwana nomenklatur dan arahan rencananya.
Kelurahan Argasunya atau sebaliknya. di Kelurahan Harjamukti Kecamatan  Letak lokasi SPU Transportasi dalam
Harjamukti sebagai bandara Raperda belum dijabarkan dalam
pengumpan. lokasi per blok/sub blok
SWK I Kebutuhan lahan untuk fasilitas pelayanan di SWK I Pasal 59  zona SPU Kesehatan dalam RDTR
disajikan pada tabel‐tabel berikut: Kawasan peruntukan pusat kesehatan sudah sesuai dengan arahan Permen
Tabel IV.1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat PU No. 20/2011 tentang Pedoman
Kebutuhan Lahan Untuk Pelayanan Lingkungan (m2) (1) huruf l berupa pengembangan pusat RDTR & PZ serta RTRW Kota
Pasal 24 SWK I Tahun 2032 kawasan kesehatan seluas kurang lebih 31 Cirebon
Peruntukan kesehatan sebagaimana (tiga puluh satu) hektar di Kawasan Kesambi,
c. Kesehatan Kebutuhan  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
dimaksud dalam Pasal 22 huruf b No. Jenis Fasilitas Kelurahan Kesambi dan Kecamatan
Luas Lahan belum sinkron, terjadi perbedaan
dikembangkan di Kelurahan Panjunan. Kesambi.
1 Perdagangan dan Jasa 25.341 nomenklatur dan arahan rencananya.
2 Kesehatan 14.338  Letak lokasi SPU Kesehatan dalam
3 Pendidikan 217.665 Raperda belum dijabarkan dalam
lokasi per blok/sub blok
28
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
4 Pertahanan 10.000
Keamanan &
Pemerintahan
Jumlah 267.344
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2012

Tabel IV.2 Luas Rencana Pola Ruang


Luas
Pola Ruang Kelurahan
(Ha)
Fasilitas Pelayanan Kelurahan
Kesehatan (SPU-3) Panjunan 3,94
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan  zona SPU Kesehatan dalam RDTR
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan sudah sesuai dengan arahan Permen
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam PU No. 20/2011 tentang Pedoman
sejumlah 34 blok Lampiran RDTR & PZ serta RTRW Kota
Raperda, Cirebon
Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Materi Teknis,  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas dan Album belum sinkron, terjadi perbedaan
Pasal 61 yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau Peta nomenklatur dan arahan rencananya.
Peruntukan kesehatan sebagaimana 29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona  Letak lokasi SPU Kesehatan dalam
dimaksud dalam Pasal 58 huruf c budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 Raperda belum dijabarkan dalam
dikembangkan yaitu: m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat lokasi per blok/sub blok
a. Mempertahankan dan meningkatkan pada tabel dibawah ini.
prasarana dan sarana pendukung
fasilitas kesehatan yang ada, agar
tingkat pelayanan setiap jenis fasilitas
kesehatan dapat lebih optimal.
b. Mewujudkan keseimbangan
penyebaran prasarana dan sarana
pendukung fasilitas kesehatan di setiap
blok perencanaan dan unit lingkungan.
c. Mengembangkan Fasilitas puskesmas.

SWK Dilihat dari jumlah sarana kesehatan yang ada, Terlampir dan  zona SPU Kesehatan dalam RDTR
Pasal 105
III penambahan unit-unit sarana kesehatan baru yang tergambarkan sudah sesuai dengan arahan Permen
Peruntukan kesehatan sebagaimana
serupa tidak diperlukan karena sarana kesehatan yang dalam PU No. 20/2011 tentang Pedoman
dimaksud dalam Pasal 102 huruf c
ada telah mampu mencukupi kebutuhan penduduk. Lampiran RDTR & PZ serta RTRW Kota
dikembangkan yaitu:
Namun demikian, jika memperhitungkan kondisi Raperda, Cirebon
a. Mempertahankan dan meningkatkan
sarana menurut standar pemenuhan kebutuhan Materi Teknis,  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
prasarana dan sarana pendukung
fasilitas suatu daerah otonom maka tetap dilakukan dan Album belum sinkron, terjadi perbedaan
fasilitas kesehatan yang ada, agar
perlu dibuat proyeksi kebutuhan sarana yang dapat Peta nomenklatur dan arahan rencananya.
tingkat pelayanan setiap jenis fasilitas
dikembangkan di Kota Cirebon.  Letak lokasi SPU Kesehatan dalam
kesehatan dapat lebih optimal.
Selain itu juga, Kota Cirebon memerlukan sarana Raperda belum dijabarkan dalam
b. Mewujudkan keseimbangan penyebaran
kesehatan yang lebih memadai dan lebih luas cakupan lokasi per blok/sub blok
prasarana dan sarana pendukung
pelayanannya yaitu rumah sakit. Keberadaan rumah
fasilitas kesehatan di setiap blok
sakit ini diharapkan dapat melengkapi ataupun
perencanaan dan unit lingkungan.
mengintegrasikan fungsi-fungsi pelayanan kesehatan
c. Mengembangkan Fasilitas puskesmas
pada skala kecil ke dalam skala pelayanan yang lebih
ada pada skala tersier.
besar/skala kota.
SWK Pasal 144  zona SPU Kesehatan dalam RDTR
IV Peruntukan kesehatan sebagaimana sudah sesuai dengan arahan Permen
dimaksud dalam Pasal 141 huruf c PU No. 20/2011 tentang Pedoman
dikembangkan yaitu: RDTR & PZ serta RTRW Kota
a. Mempertahankan dan meningkatkan Cirebon
prasarana dan sarana pendukung  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
fasilitas kesehatan yang ada, agar belum sinkron, terjadi perbedaan
tingkat pelayanan setiap jenis fasilitas nomenklatur dan arahan rencananya.
kesehatan dapat lebih optimal.  Letak lokasi SPU Kesehatan dalam
b. Mewujudkan keseimbangan Raperda belum dijabarkan dalam
penyebaran prasarana dan sarana lokasi per blok/sub blok
pendukung fasilitas kesehatan di setiap
blok perencanaan dan unit lingkungan.
c. Mengembangkan Fasilitas puskesmas
ada pada skala tersier.
SWK I Pasal 25 Tabel IV.2 Luas Rencana Pola Ruang Terlampir dan Pasal 46  zona SPU Olah Raga dalam RDTR
d. Olah Raga Peruntukan olahraga sebagaimana Pola Ruang Kelurahan Luas (Ha) tergambarkan (2) RTH publik eksisting sebagaimana sudah sesuai dengan arahan Permen
dimaksud dalam Pasal 22 huruf c dalam dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi PU No. 20/2011 tentang Pedoman

29
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
dikembangkan di Kelurahan RTH Lapangan Bola Kelurahan Lampiran kawasan seluas kurang lebih 341,46 RDTR & PZ serta RTRW Kota
4,57
Lemahwungkuk, Kelurahan Kesenden, (SPU-4) Panjunan Raperda, (tiga ratus empat puluh satu koma empat Cirebon
Kelurahan Pegambiran dan Kelurahan Materi Teknis, enam) hektar atau sekitar kurang lebih  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Kesepuhan . dan Album 8,96 (delapan koma sembilan puluh belum sinkron, terjadi perbedaan
Peta enam) persen dari luas wilayah kota nomenklatur dan arahan rencananya.
yang meliputi :  Letak lokasi SPU Olah Raga dalam
a. di Kecamatan Harjamukti, dengan luas Raperda belum dijabarkan dalam
kurang lebih 93,85 (sembilan puluh lokasi per blok/sub blok
SWK Pasal 62 Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi tiga koma delapan lima) hektar yang  zona SPU Olah Raga dalam RDTR
II Peruntukan olah raga sebagaimana teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang terdiri atas : sudah sesuai dengan arahan Permen
dimaksud dalam Pasal 58 huruf d dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok 6. RTH lapangan olah raga seluas PU No. 20/2011 tentang Pedoman
dikembangkan mencakup: sejumlah 34 blok 4,24 (empat koma dua puluh RDTR & PZ serta RTRW Kota
a. Mempertahankan dan meningkatkan empat) hektar. Cirebon
prasarana dan sarana pendukung b. di Kecamatan Lemahwungkuk,  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
fasilitas olahraga yang ada, agar tingkat dengan luas kurang lebih 126,36 belum sinkron, terjadi perbedaan
pelayanan setiap jenis fasilitas olahraga (seratus dua puluh enam koma tiga nomenklatur dan arahan rencananya.
dapat lebih optimal. puluh enam) hektar yang terdiri atas :  Letak lokasi SPU Olah Raga dalam
b. Mewujudkan keseimbangan 7. RTH lapangan olah raga seluas Raperda belum dijabarkan dalam
penyebaran prasarana dan sarana kurang lebih 4,32 (empat koma lokasi per blok/sub blok
pendukung fasilitas olahraga di setiap tiga puluh dua ) hektar.
blok perencanaan dan unit lingkungan. d. di Kecamatan Kesambi dengan luas
SWK Pasal 106 kurang lebih 76,01 (tujuh puluh enam  zona SPU Olah Raga dalam RDTR
III Peruntukan olahraga sebagaimana koma nol satu) hektar yang terdiri atas sudah sesuai dengan arahan Permen
dimaksud dalam Pasal 102 huruf d : PU No. 20/2011 tentang Pedoman
dikembangkan yaitu: 5. RTH lapangan olah raga seluas RDTR & PZ serta RTRW Kota
a. Mempertahankan dan meningkatkan kurang lebih 9,96 (sembilan koma Cirebon
prasarana dan sarana pendukung sembilan puluh enam) hektar.  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
fasilitas olahraga yang ada, agar tingkat e. di Kecamatan Kejaksan dengan luas belum sinkron, terjadi perbedaan
pelayanan setiap jenis fasilitas olahraga kurang lebih 29,48 (dua puluh nomenklatur dan arahan rencananya.
dapat lebih optimal. sembilan koma empat puluh delapan)  Letak lokasi SPU Olah Raga dalam
b. Mewujudkan keseimbangan penyebaran hektar yang terdiri atas : Raperda belum dijabarkan dalam
prasarana dan sarana pendukung 6. RTH lapangan olah raga seluas lokasi per blok/sub blok
fasilitas olahraga di setiap blok kurang lebih 3,98 (tiga koma
perencanaan dan unit lingkungan. sembilan puluh delapan) hektar.
c. Mengembangkan Fasilitas olahraga (2) Rencana pengembangan RTH publik
bertaraf nasional dan internasional. Kota seluas 421,31 (empat ratus dua
SWK puluh satu koma tiga puluh satu) hektar  zona SPU Olah Raga dalam RDTR
IV atau sekitar kurang lebih 11,06 % sudah sesuai dengan arahan Permen
(sebelas koma nol enam persen) dari PU No. 20/2011 tentang Pedoman
luas wilayah kota, meliputi : RDTR & PZ serta RTRW Kota
a. di Kecamatan Harjamukti, dengan luas Cirebon
Pasal 145 kurang lebih 226,30 (dua ratus dua  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
puluh enam koma tiga puluh) hektar belum sinkron, terjadi perbedaan
Peruntukan olahraga sebagaimana yang terdiri atas : nomenklatur dan arahan rencananya.
dimaksud dalam Pasal 141 huruf d 10. RTH lapangan olah raga seluas
 Letak lokasi SPU Olah Raga dalam
dikembangkan yaitu: kurang lebih 10 (sepuluih)
Raperda belum dijabarkan dalam
a. Mempertahankan dan meningkatkan hektar.
lokasi per blok/sub blok
prasarana dan sarana pendukung b. di Kecamatan Lemahwungkuk,
fasilitas olahraga yang ada, agar tingkat dengan luas kurang lebih 70,25 (tujuh
pelayanan setiap jenis fasilitas olahraga puluh koma dua puluh lima) hektar
dapat lebih optimal. yang terdiri atas :
b. Mewujudkan keseimbangan 12. RTH lapangan olah raga seluas
penyebaran prasarana dan sarana kurang lebih 5 (lima) hektar.
pendukung fasilitas olahraga di setiap c. di Kecamatan Pekalipan, dengan luas
blok perencanaan dan unit lingkungan. kurang lebih 42,03 (empat puluh dua
koma nol tiga) hektar yang terdiri atas
:
9. RTH lapangan olah raga seluas
kurang lebih 5,00 (lima koma nol
nol) hektar.
SWK I
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi  zona SPU Sosial Budaya dalam
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang RDTR sudah sesuai dengan arahan
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok Permen PU No. 20/2011 tentang
Pasal 63
sejumlah 34 blok Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
Peruntukan sosial budaya sebagaimana
e. Pelayanan Umum Kota Cirebon
dimaksud dalam Pasal 58 huruf e
Sosial Budaya Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
dikembangkan mencakup:
Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas belum sinkron, terjadi perbedaan
a. penyediaan oleh masyarakat;
yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau nomenklatur dan arahan rencananya.
b. optimalisasi sarana dan prasarana
29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona  Letak lokasi SPU Sosial Budaya
sosial budaya;
budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 dalam Raperda belum dijabarkan
m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lokasi per blok/sub blok
pada tabel dibawah ini.
30
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya

SWK
III
SWK
IV
SWK I Pasal 60  zona SPU Peribadatan dalam RDTR
belum sesuai dengan arahan Permen
Kawasan peruntukan fasilitas peribadatan PU No. 20/2011 tentang Pedoman
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat RDTR & PZ
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi (1) huruf m meliputi pengembangan Islamic  zona SPU Peribadatan dalam RDTR
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang Center seluas ± 3 (tiga) hektar di Kelurahan sudah sesuai dengan arahan Permen
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok Kejaksan. PU No. 20/2011 tentang Pedoman
sejumlah 34 blok RDTR & PZ serta RTRW Kota
Cirebon
Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas belum sinkron, terjadi perbedaan
yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau nomenklatur dan arahan rencananya.
Pasal 64 29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona  Letak lokasi SPU Peribadatan dalam
Peruntukan peribadatan sebagaimana budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 Raperda belum dijabarkan dalam
dimaksud dalam Pasal 58 huruf f m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat lokasi per blok/sub blok
dikembangkan mencakup: pada tabel dibawah ini.
a. penyediaan oleh masyarakat;
b. optimalisasi sarana dan prasarana
peribadatan;
c. pengembangan sarana dan prasarana
peribadatan di SWK II
d. peningkatan sarana dan prasarana
pendukung peribadatan

f. Peribadatan

SWK Dalam Pedoman Standar Pelayanan Minimal  zona SPU Peribadatan dalam RDTR
III Pasal 107 ditentukan beberapa sarana peribadatan antara lain sudah sesuai dengan arahan Permen
Peruntukan peribadatan sebagaimana langgar, masjid, dan gereja, dimana 1 langgar PU No. 20/2011 tentang Pedoman
dimaksud dalam Pasal 102 huruf e melayani 2.500 penduduk, 1 masjid melayani 30.000 RDTR & PZ serta RTRW Kota
dikembangkan mencakup: penduduk, 1 gereja juga melayani 30.000 penduduk. Cirebon
a. penyediaan oleh masyarakat; Meskipun terjadi perbedaan jumlah yang signifikan,  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
b. optimalisasi sarana dan prasarana besarnya jumlah dan persebaran sarana peribadatan belum sinkron, terjadi perbedaan
peribadatan; tergantung dari jumlah dan persebaran (kepadatan) nomenklatur dan arahan rencananya.
c. pengembangan sarana dan prasarana penduduk pada tiap-tiap kelurahan, sehingga hal ini  Letak lokasi SPU Peribadatan dalam
peribadatan di SWK III berpengaruh pula pada cakupan pelayanan dari Raperda belum dijabarkan dalam
d. peningkatan sarana dan prasarana masing-masing sarana. Dari kondisi ini dapat diketahui lokasi per blok/sub blok
pendukung peribadatan bahwa tidak diperlukan penambahan unit sarana
peribadatan dikarenakan skala pelayanan yang ada
sudah mencukupi kebutuhan penduduk.
SWK Pasal 146  zona SPU Peribadatan dalam RDTR
IV Peruntukan peribadatan sebagaimana sudah sesuai dengan arahan Permen
dimaksud dalam Pasal 141 huruf e PU No. 20/2011 tentang Pedoman
dikembangkan mencakup: RDTR & PZ serta RTRW Kota
a. penyediaan oleh masyarakat; Cirebon
b. optimalisasi sarana dan prasarana  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
peribadatan; belum sinkron, terjadi perbedaan

31
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
c. pengembangan sarana dan nomenklatur dan arahan rencananya.
prasarana peribadatan di SWK IV  Letak lokasi SPU Peribadatan dalam
d. peningkatan sarana dan prasarana Raperda belum dijabarkan dalam
pendukung peribadatan lokasi per blok/sub blok
SWK I Terlampir dan Pasal 51 Pasal 48 Pasal 69  zona industri dalam RDTR sudah
Tabel IV. 2 Luas Rencana Pola Ruang tergambarkan (1) Rencana kawasan peruntukan industri (1) Pembangunan lokasi industri (1) Kawasan peruntukan industri sesuai dengan arahan Permen PU
Pasal 17
Pola Ruang Kelurahan Luas (Ha) dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ditetapkan dengan ketentuan sebagai ditetapkan dengan kriteria: No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
Rencana zona industri sebagaimana
Kelurahan Lampiran ayat (1) huruf d dikembangkan seluas ± berikut : a. berupa wilayah yang dapat & PZ serta RTRW Kota Cirebon
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf d Industri (I-4) 3,63
Pegambiran Raperda, 68 (enam puluh delapan) hektar meliputi a. kewajiban perusahaan industri dimanfaatkan untuk kegiatan
dikembangkan di Kelurahan Pegambiran
Pergudangan Kelurahan Materi Teknis, : berlokasi di kawasan industri industri;
dan Kelurahan Panjunan 6,03
(K-4) Panjunan dan Album a. industri kecil dan mikro; dan kecuali untuk industri yang b. tidak mengganggu kelestarian
Peta b. industri menengah. memerlukan lokasi khusus, fungsi lingkungan hidup;
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan (2) Pengembangan industri kecil dan mikro industri mikro, kecil dan dan/atau  zona industri dalam RDTR sudah
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menengah, serta industri di c. tidak mengubah lahan sesuai dengan arahan Permen PU
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam huruf a meliputi : kabupaten/kota yang belum produktif. No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
sejumlah 34 blok Lampiran a. industri makanan dan minuman memiliki kawasan industri, (2) Kriteria teknis kawasan & PZ serta RTRW Kota Cirebon
Raperda, diarahkan di Kelurahan Drajat, sesuai ketentuan peraturan peruntukan industri ditetapkan
Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Materi Teknis, Kelurahan Pekiringan, Kelurahan perundang-undangan; oleh menteri yang tugas dan
Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas dan Album Pekalipan, Kelurahan Jagasatru, b. memenuhi ketentuan teknis, tata tanggung jawabnya di bidang
yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau Peta dan Kelurahan Pekalangan; ruang dan lingkungan untuk industri.
29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona b. industri kulit, barang dari kulit, dan kegiatan industri, serta efisien,
budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 alas kaki diarahkan di memberikan kemudahan dan
Pasal 57 m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Kelurahan Harjamukti; dan dayatarik bagi investasi;
(1) Rencana pengembangan zona industri pada tabel dibawah ini. c. industri kayu, barang-barang dari c. tidak mengganggu kelestarian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal kayu (tidak termasuk mebeller), dan fungsi lingkungan hidup dan
53 ayat (1) huruf d, meliputi : barang-barang anyaman dari rotan, menjamin pemanfaatan
a. Industri kecil dengan kegiatannya bambu dan sejenisnya diarahkan di sumberdaya alam yang
industri ringan dan industri rumah Kelurahan Harjamukti, Kelurahan berkelanjutan;
tangga; Argasunya, Kelurahan Sunyaragi, d. tidak mengubah kawasan
b. Industri dan pergudangan. Kelurahan Kalijaga. pertanian berlahan basah dan
(3) Pengembangan industri menengah beririgasi teknis; dan
sebagaimana dimaksud pada e. menyediakan lahan bagi
ayat (1) huruf b meliputi : kegiatan usaha mikro, kecil dan
5. Zona industri
a. industri pengolahan tembakau menengah.
diarahkan di Kelurahan Panjunan; (2) Pengembangan kawasan industri
b. industri tekstil diarahkan di diarahkan untuk:
Kelurahan Pegambiran; b. mengembangkan kawasan
c. industri pakaian jadi diarahkan di industri di koridor Bandung-
Kelurahan Pekalangan; dan Cirebon dan koridor Sukabumi-
d. industri penerbitan, percetakan dan Bogor;
SWK Pasal 101 reproduksi media rekaman (3) Pembangunan lokasi industri yang  zona industri dalam RDTR sudah
III (1) Rencana pengembangan zona industri diarahkan di Kelurahan Harjamukti. dilakukan di luar kawasan industri sesuai dengan arahan Permen PU
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 (4) Rencana pengelolaan kawasan atau zona industri, ditetapkan dengan No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
ayat (1) huruf d, terdiri dari peruntukan: peruntukan industri meliputi : ketentuan sebagai berikut: & PZ serta RTRW Kota Cirebon
a. industri dan pergudangan; dan a. pembatasan pengembangan a. memperhatikan keseimbangan  dalam dokumen materi teknis belum
b. pergudangan peruntukan industri dan dan kelestarian sumberdaya terdapat muatan zona industri
SWK pergudangan di kawasan alam serta mencegah timbulnya
IV Pegambiran; dan kerusakan dan pencemaran
b. pemindahan kawasan pergudangan lingkungan hidup;
di Jalan Pekalipan dan Parujakan b. dilengkapi dengan unit
diarahkan ke kawasan Harjamukti. pengolahan limbah;
c. memperhatikan pasokan air
bersih dari sumber air
permukaan;
d. industri ramah lingkungan dan
memenuhi kriteria ambang
limbah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
dan
e. pengelolaan limbah secara
terpadu untuk industri dengan
lokasi berdekatan.
a. Industri Kimia Dasar
b. Industri Mesin dan
logam dasar
c. Industri Kecil
d. Aneka Industri
SWK I Pasal 51 
e. Industri Rumah Pengembangan industri kecil dan mikro
Tangga/Kecil SWK Pasal 57 Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)  zona industri rumah tangga/kecil
II (2) Rencana pengembangan peruntukan teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang dalam RDTR sudah sesuai dengan

32
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
industri kecil sebagaimana dimaksud dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok huruf a meliputi : arahan Permen PU No. 20/2011
pada ayat (1) huruf a diarahkan terdiri sejumlah 34 blok a. industri makanan dan minuman tentang Pedoman RDTR & PZ serta
atas: diarahkan di Kelurahan Drajat, RTRW Kota Cirebon
a. untuk mempertahankan industri Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Kelurahan Pekiringan, Kelurahan  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
kecil yang ada di lingkungan Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas Pekalipan, Kelurahan Jagasatru, belum sinkron, terjadi perbedaan
perumahan; yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau dan Kelurahan Pekalangan; nomenklatur dan arahan rencananya.
b. pengembangan fasilitas kota yang 29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona b. industri kulit, barang dari kulit, dan  Letak lokasi industri rumah
menunjang kegiatan industri budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 alas kaki diarahkan di tangga/kecil dalam Raperda belum
rumah tangga; dan m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Kelurahan Harjamukti; dan dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
c. revitalisasi bangunan pada tabel dibawah ini. c. industri kayu, barang-barang dari blok
tua/bersejarah menjadi bagian dari kayu (tidak termasuk mebeller), dan
industri rumah tangga. barang-barang anyaman dari rotan,
bambu dan sejenisnya diarahkan di
Kelurahan Harjamukti, Kelurahan
Argasunya, Kelurahan Sunyaragi,
Kelurahan Kalijaga.

SWK
III
SWK
IV
f. Industri Ringan
g. Industri Sedang
h. Industri Besar
SWK I Terlampir dan Pasal 51  zona industri pergudangan kecil
tergambarkan (3) Pengembangan industri menengah dalam RDTR sudah sesuai dengan
dalam sebagaimana dimaksud pada arahan Permen PU No. 20/2011
Tabel IV. 2 Luas Rencana Pola Ruang
Lampiran ayat (1) huruf b meliputi : tentang Pedoman RDTR & PZ serta
Pola Ruang Kelurahan Luas (Ha)
Raperda, a. industri pengolahan tembakau RTRW Kota Cirebon
Kelurahan Materi Teknis, diarahkan di Kelurahan Panjunan;
Industri (I-4) 3,63  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Pegambiran dan Album b. industri tekstil diarahkan di belum sinkron, terjadi perbedaan
Pergudangan Kelurahan Peta Kelurahan Pegambiran;
6,03 nomenklatur dan arahan rencananya.
(K-4) Panjunan c. industri pakaian jadi diarahkan di  Letak lokasi industri pergudangan
Kelurahan Pekalangan; dan dalam Raperda belum dijabarkan
d. industri penerbitan, percetakan dan dalam lokasi per blok/sub blok
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan reproduksi media rekaman  zona industri pergudangan kecil
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan diarahkan di Kelurahan Harjamukti. dalam RDTR sudah sesuai dengan
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam (4) Rencana pengelolaan kawasan arahan Permen PU No. 20/2011
sejumlah 34 blok Lampiran peruntukan industri meliputi : tentang Pedoman RDTR & PZ serta
Raperda, a. pembatasan pengembangan RTRW Kota Cirebon
Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Materi Teknis, peruntukan industri dan  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas dan Album pergudangan di kawasan belum sinkron, terjadi perbedaan
i. Industri dan Pasal 57 yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau Peta Pegambiran; dan nomenklatur dan arahan rencananya.
pergudangan (3) Rencana pengembangan peruntukan 29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona b. pemindahan kawasan pergudangan  Letak lokasi industri pergudangan
industri dan pergudangan sebagaimana budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 di Jalan Pekalipan dan Parujakan dalam Raperda belum dijabarkan
dimaksud pada ayat (1) huruf b m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diarahkan ke kawasan Harjamukti. dalam lokasi per blok/sub blok
diarahkan terdiri atas: pada tabel dibawah ini.
a. Pembatasan pengembangan
peruntukan industri dan
pergudangan di kawasan
Pegambiran; dan
b. Pemindahan kawasan
pergudanagn di jalan Pekalipan
dan Parujakan diarahkan ke
kawasan Harjamukti.

33
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya

SWK  zona industri pergudangan kecil


III dalam RDTR sudah sesuai dengan
Pasal 101 arahan Permen PU No. 20/2011
(2) Rencana pengembangan industri dan tentang Pedoman RDTR & PZ serta
pergudangan sebagaimana dimaksud RTRW Kota Cirebon
pada ayat (1) huruf a adalah industri  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
dan pergudangan yang terletak di belum sinkron, terjadi perbedaan
Kawasan Pegambiran (Kelurahan nomenklatur dan arahan rencananya.
Pegambiran)  Letak lokasi industri pergudangan
dalam Raperda belum dijabarkan
dalam lokasi per blok/sub blok
SWK
IV
SWK I Terlampir dan  zona khusus dalam RDTR sudah
Pasal 26 Tabel IV.2 Rencana Pola Ruang tergambarkan sesuai dengan arahan Permen PU
Rencana zona peruntukan khusus Pola Luas dalam No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
Kelurahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Ruang (Ha) Lampiran & PZ serta RTRW Kota Cirebon
ayat (1) huruf g terdiri dari peruntukan : IPAL (KH- Kelurahan Kesenden 3,23 Raperda,
a. Pertahanan dan keamanan 3) Kelurahan Lemah Wungkuk 3,29 Materi Teknis,
b. IPAL Total 6,52 dan Album
Peta
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi  zona khusus dalam RDTR sudah
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang sesuai dengan arahan Permen PU
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
sejumlah 34 blok & PZ serta RTRW Kota Cirebon

Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona


Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas
yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau
29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona
budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76
m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Pasal 65 pada tabel dibawah ini.
Rencana zona peruntukan khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53
ayat (1) huruf f yaitu peruntukan :
a. pertahanan dan keamanan; dan
6. Zona khusus b. IPAL.

SWK  zona khusus dalam RDTR sudah


Pasal 108
III sesuai dengan arahan Permen PU
(1) Rencana zona peruntukan khusus
No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
& PZ serta RTRW Kota Cirebon
102 ayat (1) huruf f yaitu peruntukan
 penjelasan zona khusus dalam Materi
IPAL
Teknis belum dijelaskan/diuraikan
SWK Pasal 139  zona khusus dalam RDTR sudah
IV (3) Rencana pengembangan zona sesuai dengan arahan Permen PU
peruntukan khusus sebagaimana No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
dimaksud dalam Pasal 135 ayat (1) & PZ serta RTRW Kota Cirebon
huruf d, terdiri atas :  penjelasan zona khusus dalam Materi
a. Pertahanan dan keamanan; Teknis belum dijelaskan/diuraikan
b. TPPAS.
SWK I Pasal 61  zona khusus pertahanan dan
keamanan dalam RDTR sudah sesuai
Pasal 27 Kawasan pertahanan dan keamanan Negara dengan arahan Permen PU No.
Peruntukan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
a. Pertahanan dan (1) huruf n meliputi :
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 PZ serta RTRW Kota Cirebon
Keamanan a. Korem-063/Gunung Jati;
huruf a dikembangkan di Kelurahan  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Kesenden dan Kelurahan Kesepuhan. b. Kodim 06141 Kota Cirebon; dan belum sinkron, terjadi perbedaan
c. Lanal Cirebon. nomenklatur dan arahan rencananya.
 Letak lokasi zona khusus pertahanan

34
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
dan keamanan dalam Raperda belum
dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
blok
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan  zona khusus pertahanan dan
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan keamanan dalam RDTR sudah sesuai
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam dengan arahan Permen PU No.
sejumlah 34 blok Lampiran 20/2011 tentang Pedoman RDTR &
Raperda, PZ serta RTRW Kota Cirebon
Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Materi Teknis,  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas dan Album belum sinkron, terjadi perbedaan
yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau Peta nomenklatur dan arahan rencananya.
29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona  Letak lokasi zona khusus pertahanan
budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 dan keamanan dalam Raperda belum
m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
Pasal 66 pada tabel dibawah ini. blok
Peruntukan pertahanan dan keamanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65
diarahkan untuk mempertahankan
perkantoran dan instalasi pertahanan dan
keamanan yang ada.

SWK
III
SWK  zona khusus pertahanan dan
IV keamanan dalam RDTR sudah sesuai
dengan arahan Permen PU No.
Pasal 139
20/2011 tentang Pedoman RDTR &
(4) Rencana pengembangan peruntukan
PZ serta RTRW Kota Cirebon
pertahanan dan keamanan
 Dokumen Raperda dan Materi Teknis
sebagaimana dimaksud pada ayat
belum sinkron, terjadi perbedaan
(1) huruf a, diarahkan untuk
nomenklatur dan arahan rencananya.
mengembangkan perkantoran dan
instalasi pertahanan dan keamanan;  Letak lokasi zona khusus pertahanan
dan keamanan dalam Raperda belum
dijabarkan dalam lokasi per blok/sub
blok
SWK I Terlampir dan Pasal 36  zona khusus IPAl dalam RDTR sudah
tergambarkan (1) Rencana pengembangan sistem sesuai dengan arahan Permen PU
Tabel IV.2 Rencana Pola Ruang dalam pengelolaan air limbah Kota No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
Pasal 28 Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
Pola Luas & PZ serta RTRW Kota Cirebon
Peruntukan IPAL sebagaimana dimaksud Kelurahan
Raperda, huruf b meliputi :
Ruang (Ha)  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
dalam Pasal 26 huruf b dikembangkan di Kelurahan Kesenden 3,23 Materi Teknis, a. sistem pembuangan air limbah
IPAL (KH- belum sinkron, terjadi perbedaan
Kelurahan Lemahwungkuk dan Kelurahan 3) Kelurahan Lemah Wungkuk 3,29 dan Album termasuk sistem pengolahan nomenklatur dan arahan rencananya.
Kesenden. Total 6,52 Peta berupa Instalasi Pengolahan Air  Letak lokasi zona khusus IPAL dalam
Limbah (IPAL); Raperda belum dijabarkan dalam
(2) Sistem pembuangan air limbah lokasi per blok/sub blok
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)  zona khusus IPAl dalam RDTR sudah
b. IPAL huruf a termasuk sistem pengolahan
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan sesuai dengan arahan Permen PU
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam berupa Instalasi Pengolahan Air Limbah No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
sejumlah 34 blok Lampiran (IPAL) meliputi sistem pengolahan & PZ serta RTRW Kota Cirebon
Pasal 67 Raperda, limbah secara Off Site yaitu sistem  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
Peruntukan IPAL sebagaimana dimaksud Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Materi Teknis, pengolahan dari persil ke saluran belum sinkron, terjadi perbedaan
dalam Pasal 65 diarahkan untuk Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas dan Album menuju ke : nomenklatur dan arahan rencananya.
mempertahankan IPAL yang ada. yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau Peta a. IPAL Kesenden di Kelurahan  Letak lokasi zona khusus IPAL dalam
29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona Kesenden Kecamatan Kejaksan; Raperda belum dijabarkan dalam
budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 b. IPAL Ade Irma Suryani di Kelurahan lokasi per blok/sub blok
m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Panjunan Kecamatan
pada tabel dibawah ini. Lemahwungkuk;

35
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
c. IPAL Gelatik di Kelurahan Larangan
Kecamatan Harjamukti; dan
d. IPAL Rinjani di Kelurahan Larangan
Kecamatan Harjamukti.

SWK  zona khusus IPAl dalam RDTR sudah


III sesuai dengan arahan Permen PU
No. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
Pasal 108 & PZ serta RTRW Kota Cirebon
(2) Peruntukan IPAL sebagaimana  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
dimaksud dalam ayat (1) diarahkan belum sinkron, terjadi perbedaan
untuk mempertahankan IPAL yang ada. nomenklatur dan arahan rencananya.
 Letak lokasi zona khusus IPAL dalam
Raperda belum dijabarkan dalam
lokasi per blok/sub blok
SWK
IV
SWK I Pasal 37
(1) Rencana sistem persampahan Kota
SWK sebagaimana dimaksud dalam Pasal
II 34 huruf c meliputi:
SWK b. pengelolaan di Tempat Pengelolaan
III dan Pemrosesan Akhir Sampah
SWK (TPPAS).  zona khusus TPPAS dalam RDTR
IV (3) Rencana pengelolaan di TPPAS sudah sesuai dengan arahan Permen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PU No. 20/2011 tentang Pedoman
huruf b meliputi : RDTR & PZ serta RTRW Kota
c. Tempat Pemrosesan a. TPPAS Kopi Luhur di Kelurahan Cirebon
Akhir (TPA) Pasal 139 Argasunya Kecamatan Harjamukti  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
(3) Rencana pengelolaan TPPAS dengan kapasitas kurang lebih 645 belum sinkron, terjadi perbedaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (enam ratus empat puluh lima) m3; nomenklatur dan arahan rencananya.
huruf b, diarahkan TPPAS Kopi Luhur b. pembangunan Tempat Pemrosesan  Letak lokasi zona khusus TPPAS
menggunakan sanitary landfill dengan Akhir Sampah Regional di dalam Raperda belum dijabarkan
mengintegrasikan 3R. Kabupaten sekurang-kurangnya dalam lokasi per blok/sub blok
yang dapat menampung sampah
kurang lebih 222.077 (dua ratus dua
puluh dua ribu tujuh puluh tujuh)
liter/hari.

7. Zona lainnya
a. Pertanian
Pasal 53 Pasal 42 Pasal 66 Di RTRW Kota terdapat kawasan
(1) Kawasan peruntukan pertanian (1) Pengembangan kawasan pertanian (1) Kawasan peruntukan pertanian pertanian tanaman pangan , belum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 pangan diarahkan untuk : ditetapkan dengan kriteria: diuraikan/dijabarkan dalam RDTR
ayat (1) huruf f dikembangkan seluas a. Kawasan pertanian pangan a.memiliki kesesuaian lahan
kurang lebih 367 (tiga ratus enam puluh irigasi teknis, tersebar di untuk dikembangkan sebagai
tujuh) hektar meliputi : Kabupaten Bogor, Kabupaten kawasan pertanian;
a. tanaman pangan; Sukabumi, Kabupaten Cianjur, b.ditetapkan sebagai lahan
(2) Kawasan tanaman pangan sebagaimana Kabupaten Bandung, Kabupaten pertanian pangan abadi;
dimaksud pada ayat (1) huruf a dengan Garut, Kabupaten Tasikmalaya, c. mendukung ketahanan
- Pertanian Lahan luas keseluruhan kurang lebih 345 (tiga Kabupaten Ciamis, Kabupaten pangan nasional; dan/atau
Basah ratus empat puluh lima) hektar terdapat Cirebon, Kabupaten Kuningan, d.dapat dikembangkan sesuai
di Kecamatan Kesambi, Kecamatan Kabupaten Majalengka, dengan tingkat ketersediaan
Lemahwungkuk dan Kecamatan Kabupaten Sumedang, air.
Harjamukti. Kabupaten Indramayu, (2) Kriteria teknis kawasan
Kabupaten Karawang, peruntukan pertanian ditetapkan
Kabupaten Bekasi, Kabupaten oleh menteri yang tugas dan
Subang, Kabupaten Purwakarta, tanggung jawabnya di bidang
Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota pertanian.
Depok, Kota Bandung, Kota
Cimahi, Kota Cirebon, Kota
36
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
Tasikmalaya, dan Kota Banjar.
 Sawah Irigasi
Teknis
 Sawah Irigasi
Non Teknis
SWK I Pasal 53  Sub zona Hortikultura dalam RDTR
(1) Kawasan peruntukan pertanian belum sesuai dengan arahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 Permen PU No. 20/2011 tentang
ayat (1) huruf f dikembangkan seluas Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
kurang lebih 367 (tiga ratus enam puluh Kota Cirebon
tujuh) hektar meliputi :  Di RTRW Kota terdapat kawasan
b. hortikultura; dan hortikultura, belum tergambarkan
(3) Kawasan hortikultura sebagaimana dalam RDTR
SWK dimaksud pada ayat (1) huruf b tersebar  Sub zona Hortikultura dalam RDTR
II di semua Kecamatan dengan luas belum sesuai dengan arahan
kurang lebih 119 (seratus sembilan Permen PU No. 20/2011 tentang
belas) hektar. Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
Kota Cirebon
 Di RTRW Kota terdapat kawasan
hortikultura, belum tergambarkan
dalam RDTR
SWK  Sub zona Hortikultura dalam RDTR
III belum sesuai dengan arahan
- Hortikultura Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
Kota Cirebon
 Di RTRW Kota terdapat kawasan
hortikultura, belum tergambarkan
dalam RDTR
SWK  Sub zona Hortikultura dalam RDTR
IV sudah sesuai dengan arahan
Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
Pasal 138 Kota Cirebon
(2) Rencana peruntukan pertanian  Dokumen Raperda dan Materi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Teknis belum sinkron, terjadi
huruf a yaitu tanaman holtikultura dan perbedaan nomenklatur dan
peternakan. arahan rencananya.
 Letak lokasi sub zona hortikultura
dalam Raperda dan Materi Teknis
belum dijabarkan dalam lokasi per
blok/sub blok
b. Perkebunan
SWK I Pasal 53 Pasal 44  Sub zona peternakan dalam RDTR
(1) Kawasan peruntukan pertanian (1) Kawasan peternakan mencakup belum sesuai dengan arahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 penetapan lokasi yang digunakan Permen PU No. 20/2011 tentang
ayat (1) huruf f dikembangkan seluas untuk kepentingan pengembangan Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
kurang lebih 367 (tiga ratus enam puluh peternakan termasuk penyediaan Kota Cirebon
tujuh) hektar meliputi : rumah potong hewan, berupa  Di RTRW Kota terdapat kawasan
c. peternakan. penyediaan lahan yang memenuhi peternakan, belum tergambarkan
(4) Kawasan peternakan sebagaimana persyaratan teknis peternakan dan dalam RDTR
SWK dimaksud pada ayat (1) huruf c dengan kesehatan hewan.
II komoditas utama sapi potong, domba (2) Pengembangan kawasan peternakan
SWK dan kambing di Kelurahan Argasunya diselenggarakan dalam rangka
III dan Kelurahan Pegambiran Kecamatan mencukupi kebutuhan pangan,
SWK Harjamukti dengan luas keseluruhan barang dan jasa asal hewan secara  Sub zona peternakan dalam RDTR
c. Peternakan
IV kurang lebih 5 (lima) hektar. mandiri, berdaya saing dan belum sesuai dengan arahan
berkelanjutan, bagi peningkatan Permen PU No. 20/2011 tentang
kesejahteraan peternak dan Pedoman RDTR & PZ serta RTRW
masyarakat sekitarnya. Kota Cirebon
(3) Pengembangan kawasan peternakan  Di RTRW Kota terdapat kawasan
dapat dilaksanakan secara tersendiri peternakan, belum tergambarkan
dan/atau terintegrasi dengan dalam RDTR
budidaya tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, perikanan,
kehutanan, dan bidang lainnya yang
terkait.
(4) Kawasan peternakan tersebar di
Kabupaten.
SWK I Pasal 21 Kawasan pertanian perikanan dikembangkan di Terlampir dan Pasal 54 Pasal 67  Kawasan perikanan sudah
d. Perikanan
Peruntukan perikanan sebagaimana Kelurahan Kasenden dan Kelurahan Pegambiran; tergambarkan (1) Kawasan peruntukan perikanan (1) Kawasan peruntukan perikanan direncanakan lokasinya akan tetapi

37
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
dimaksud dalam Pasal 18 huruf c Tabel IV.2 Luas Rencana Pola Ruang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ditetapkan dengan kriteria: belum belum sesuai dengan
dikembangkan yang meliputi : Luas Lampiran ayat (1) huruf g adalah : a. wilayah yang dapat arahan Permen PU No. 20/2011
Pola Ruang Kelurahan
a. di Kelurahan Pegambiran (Ha) Raperda, a. perikanan tangkap; dimanfaatkan untuk tentang Pedoman RDTR & PZ
b. di Kelurahan Kesepuhan Kelurahan Kesenden 26,24 Materi Teknis, b. kawasan peruntukan perikanan budi kegiatan penangkapan, budi serta RTRW Kota Cirebon
Tambak (PL-
c. di Kelurahan Kesenden Kelurahan Kesepuhan 4,69 dan Album daya; dan daya, dan industri
4)  Arahan kawasan peruntukan
Kelurahan Pegambiran 35,5
Peta c. kawasan peruntukan pengolahan pengolahan hasil perikanan; perikanan sebaiknya mengikuti
Total 66,43
dan pemasaran hasil perikanan. dan/atau arahan berdasarkan kategori
b. tidak mengganggu RTRW Kota dan pedoman RDTR. ‘
kelestarian lingkungan  Letak lokasi sub zona perikanan
hidup. dalam Raperda dan Materi Teknis
(2) Kriteria teknis kawasan belum dijabarkan dalam lokasi per
peruntukan perikanan ditetapkan blok/sub blok
oleh menteri yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang
perikanan.
SWK
II
SWK
III
SWK
IV
Pasal 54 Alokasi Perikanan tangkap pada SWK I
(2) Kawasan peruntukan perikanan tangkap Arahan kawasan peruntukan perikanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebaiknya mengikuti RTRW Kota.
huruf a terdiri atas :
a. kawasan perikanan tangkap di laut ,
selanjutnya disebut perikanan laut,
dengan jalur penangkapan ikan
dengan batas 0 (nol) sampai 4
(empat) mil laut di Kelurahan
Kesenden, Kelurahan Kebonbaru
Kecamatan Kejaksan, Kelurahan
Panjunan, Kelurahan
Lemahwungkuk, Kelurahan
Pegambiran Kecamatan
Lemahwungkuk;
b. kawasan perikanan tangkap di
perairan umum di Kelurahan
Kesenden dan Kelurahan
Kebonbaru Kecamatan Kejaksan;
- Perikanan Tangkap
dan
c. sarana dan prasaranan penunjang
kegiatan perikanan tangkap meliputi
Pelabuhan Perikanan Nusantara
Kejawanan di Kelurahan
Pegambiran Kecamatan
Lemahwungkuk, Tempat
Pelelangan Ikan Kebon Melati di
Kelurahan Kesenden Kecamatan
Kejaksan, Tempat Pelelangan Ikan
Pesisir di Kelurahan Panjunan
Kecamatan Lemahwungkuk,
Tempat Pelelangan Ikan Cangkol di
Kelurahan Lemahwungkuk
Kecamatan Lemahwungkuk, dan
Tempat Pelelangan Ikan PPN
Kejawanan di Kelurahan
Pegambiran Kecamatan
Lemahwungkuk.
Pasal 54 Alokasi Perikanan tangkap pada RDTR
(3) Kawasan peruntukan perikanan budi masing-masing SWK disesuaikan dengan
daya sebagaimana dimaksud pada ayat arahan kawasan peruntukan perikanan
(1) huruf b seluas kurang lebih 97 sebaiknya mengikuti RTRW Kota.
(sembilan puluh tujuh) hektar terdiri atas
:
- Perikanan a. kawasan perikanan budi daya air
budidaya tawar terletak di Kelurahan Kalijaga
Kecamatan Harjamukti dan
Kelurahan Kesambi Kecamatan
Kesambi;
b. kawasan perikanan budi daya air
payau di Kelurahan Kesenden,
Kelurahan Kebon Baru Kecamatan
38
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
Kejaksan dan Kelurahan
Lemahwungkuk Kecamatan
Lemahwungkuk;
c. kawasan perikanan budi daya air
laut di Kelurahan Kesenden
Kecamatan Kejaksan; dan
d. sarana dan prasarana perikanan
budi daya meliputi pusat benih
UPTB Balai Pengembangan
Budidaya Ikan Air/Balai Budidaya
Tawar (UPTD- BPBIAT) di
Kelurahan Harjamukti Kecamatan
Harjamukti, laboratorium uji mutu.
Pasal 54 Alokasi Perikanan tangkap pada RDTR
(3) Kawasan peruntukan perikanan budi masing-masing SWK disesuaikan dengan
daya sebagaimana dimaksud pada ayat arahan kawasan peruntukan perikanan
(1) huruf b seluas kurang lebih 97 sebaiknya mengikuti RTRW Kota.
(sembilan puluh tujuh) hektar terdiri atas
:
a. kawasan perikanan budi daya air
tawar terletak di Kelurahan Kalijaga
Kecamatan Harjamukti dan
Kelurahan Kesambi Kecamatan
Kesambi;
b. kawasan perikanan budi daya air
payau di Kelurahan Kesenden,
Kelurahan Kebon Baru Kecamatan
Kejaksan dan Kelurahan
Lemahwungkuk Kecamatan
Lemahwungkuk;
c. kawasan perikanan budi daya air
laut di Kelurahan Kesenden
Kecamatan Kejaksan; dan
d. sarana dan prasarana perikanan
budi daya meliputi pusat benih
UPTB Balai Pengembangan
Budidaya Ikan Air/Balai Budidaya
Tawar (UPTD- BPBIAT) di
Kelurahan Harjamukti Kecamatan
Harjamukti, laboratorium uji mutu.
(4) Kawasan peruntukan pengolahan dan
pemasaran hasil perikanan sebagaimana
- Pengolahan Ikan
dimaksud pada ayat (1) huruf c seluas
kurang lebih 10 (sepuluh) hektar terdiri
atas :
a. pengolahan hasil perikanan meliputi
supplier ikan dan udang,
pengolahan ikan asin, di Kelurahan
Panjunan Kecamatan
Lemahwungkuk;
b. kawasan pemasaran hasil
perikanan yaitu Pelabuhan
Perikanan Nusantara Kejawanan
di Kelurahan Pegambiran
Kecamatan Lemahwungkuk,
Tempat Pelelangan Ikan Kebon
Melati di Kelurahan Kesenden
Kecamatan Kejaksan, Tempat
Pelelangan Ikan Pesisir di
Kelurahan Panjunan Kecamatan
Lemahwungkuk, Tempat
Pelelangan Ikan Cangkol di
Kelurahan Lemahwungkuk
Kecamatan Lemahwungkuk,
Tempat Pelelangan Ikan PPN
Kejawanan di Kelurahan
Pegambiran Kecamatan
Lemahwungkuk; dan
c. pemasaran ikan hias di Kelurahan
Harjamukti Kecamatan Harjamukti.

e. Pertambangan

39
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
- Bahan Galian A
- Bahan Galian B
- Bahan Galian C
- Mineral dan
Batubara
- Minyak dan Gas
Bumi
- Panas Bumi
- Air Tanah
SWK I Tabel IV.2 Luas Rencana Pola Ruang Terlampir dan Pasal 52 Pasal 50 Pasal 70  Penetapan Zona Pariwisata sudah
Pola Ruang Kelurahan
Luas tergambarkan (1) Rencana kawasan peruntukan Pengembangan kawasan pariwisata, (1) Kawasan peruntukan pariwisata sesuai dengan arahan Permen PU
(Ha) dalam pariwisata sebagaimana dimaksud terbagi ke dalam tiga jalur mencakup : ditetapkan dengan kriteria: No. 20/2011 tentang Pedoman
Pariwisata Lampiran dalam Pasal 47 ayat (1) huruf e a. Kawasan wisata unggulan yang a.memiliki objek dengan daya RDTR dan RTRW Kota Cirebon
Kelurahan Pegambiran 2,67
Pasal 19 (PL-3)
Raperda, dikembangkan seluas ± 23 (dua puluh terletak pada jalur utara, meliputi : tarik wisata; dan/atau  Rencana lokasi sudah di plotkan
Peruntukan pariwisata sebagaimana Materi Teknis, tiga) hektar meliputi : 1. Kawasan Wisata Budaya Pesisir b.mendukung upaya pelestarian namun pengelompokan kategori
dimaksud dalam Pasal 18 huruf a dan Album a. pariwisata alam; Cirebon; dan budaya, keindahan alam, dan sub zona pariwisata belum dibagi
dikembangkan di Kelurahan Lemahwungkuk Peta b. pariwisata budaya; dan 2. Kawasan Wisata Unggulan lingkungan. secara spesifik.
dan Kelurahan Pegambiran. c. pariwisata buatan. lainnya. (2) Kriteria teknis kawasan  Letak lokasi sub zona pariwisata
f. Pariwisata peruntukan pariwisata ditetapkan dalam Raperda dan Materi Teknis
oleh menteri yang tugas dan belum dijabarkan dalam lokasi per
tanggung jawabnya di bidang blok/sub blok
SWK pariwisata
II
SWK
III
SWK
IV
SWK I Pasal 52 Rencana dalam RTRW belum di plotkan
(2) Pengembangan pariwisata alam di dalam RDTR
SWK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
II huruf a meliputi obyek wisata Pantai
- Pariwisata Alam Kejawanan di Kelurahan Pegambiran
SWK Rencana dalam RTRW belum di plotkan
III dan Taman Kera di Kelurahan Kalijaga. di dalam RDTR
SWK
IV
SWK I Pasal 52 Rencana dalam RTRW belum di plotkan
(4) Pembangunan wisata buatan di dalam RDTR
SWK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Rencana dalam RTRW belum di plotkan
II huruf c di Kelurahan Pegambiran, di dalam RDTR
SWK Kelurahan Kesenden, dan Taman Ade Rencana dalam RTRW belum di plotkan
- Pariwisata Buatan III Irma Suryani di Kelurahan di dalam RDTR
SWK Pasal 138 Lemahwungkuk. rencana lokasi belum disebuktan dalam
IV (3) Rencana peruntukan pariwisata RDTR sebagaimana tercantum dalam
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) RTRW
huruf b yaitu pengembangan pariwisata
buatan.
SWK I Pasal 52 Rencana dalam RTRW belum di plotkan
(3) Pengembangan wisata budaya di dalam RDTR
SWK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Rencana dalam RTRW belum di plotkan
II huruf b meliputi obyek wisata Keraton di dalam RDTR
Kesepuhan di Kelurahan Kasepuhan,
Keraton Kanoman di Kelurahan
- Pariwisata Budaya SWK Rencana dalam RTRW belum di plotkan
Lemahwungkuk, Keraton Kacirebonan di
III di dalam RDTR
Kelurahan Pulasaren, dan Taman Gua
Sunyaragi di Kelurahan Sunyaragi.
SWK Rencana dalam RTRW belum di plotkan
IV di dalam RDTR

SWK I Pasal 30 Pasal 57  Berbeda dengan arahan RTRW


Rencana zona ruang terbuka non hijau Kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Rencana pengembangan kawasan RTNH  Belum Tercantum dalam Materi
ayat (1) huruf i dikembangkan di Median sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat Teknis
Jalan Kalijaga Kelurahan Pegambiran (1) huruf j seluas kurang lebih 3 (tiga) hektar
g. Ruang Terbuka Non
SWK Pasal 68 Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan terdiri atas :  Penetapan Zona RTNH
Hijau
II (1) Rencana pengembangan zona RTNH teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan a. kawasan perkantoran pemerintah di disesuaikan dengan kondisi yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam kawasan Bima Kelurahan Sunyaragi dan ada, berdasarkan kondisi real
53 ayat (1) huruf g terdiri atas : sejumlah 34 blok Lampiran kawasan Kebon Pelok di Kelurahan eksisting saat ini dan pengendalian
a. RTNH publik; dan Raperda, Kalijaga; dan ke depan. sesuai dengan arahan
b. RTNH privat. Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Materi Teknis, b. perkantoran swasta di Kelurahan Permen PU No. 20/2011 tentang
40
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
(2) RTNH publik sebagaimana dimaksud Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas dan Album Kejaksan. Pedoman RDTR dan RTRW Kota
pada ayat (1) huruf a, adalah lapangan yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau Peta Cirebon
terbuka non hijau yang dapat diakses 29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona  Dokumen Raperda dan Materi
oleh masyarakat secara bebas. budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 Teknis belum sinkron, terjadi
(3) RTNH privat sebagaimana dimaksud m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbedaan nomenklatur dan
pada ayat (1) huruf b, adalah plaza pada tabel dibawah ini. arahan rencananya
milik swasta atau perorangan yang  Letak lokasi sub zona RTNH dalam
dapat diakses oleh masyarakat sesuai Raperda belum dijabarkan dalam
ketentuan yang ditetapkan. lokasi per blok/sub blok.

SWK Pasal 109  Penetapan Zona RTNH


III (1) Rencana pengembangan zona RTNH disesuaikan dengan kondisi yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal ada, berdasarkan kondisi real
102 ayat (1) huruf g terdiri atas : eksisting saat ini dan pengendalian
a. RTNH publik; dan ke depan. sesuai dengan arahan
b. RTNH privat. Permen PU No. 20/2011 tentang
(2) RTNH publik sebagaimana dimaksud Pedoman RDTR dan RTRW Kota
pada ayat (1) huruf a, adalah lapangan Cirebon
terbuka non hijau yang dapat diakses  Dokumen Raperda dan Materi
oleh masyarakat secara bebas. Teknis belum sinkron, terjadi
(3) RTNH privat sebagaimana dimaksud perbedaan nomenklatur dan
pada ayat (1) huruf b, adalah plaza arahan rencananya
milik swasta atau perorangan yang  Letak lokasi sub zona RTNH dalam
dapat diakses oleh masyarakat sesuai Raperda belum dijabarkan dalam
ketentuan yang ditetapkan. lokasi per blok/sub blok.
SWK
IV
SWK I Pasal 56
(1) Rencana peruntukan ruang bagi
SWK Pasal 55 Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi kegiatan sektor informal sebagaimana  Penetapan Sub Zona Ruang
II (9) Rencana pengembangan ruang sektor teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang dimaksud dalam Pasal 47 huruf i Sektor Informal disesuaikan
informal sebagaimana dimaksud pada dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok meliputi : dengan kondisi yang ada,
ayat (2) huruf c, terdiri atas: sejumlah 34 blok a. penyediaan kawasan peruntukan berdasarkan kondisi real eksisting
a. pembatasan ruang publik yang ruang bagi kegiatan sektor informal saat ini dan pengendalian ke
diperbolehkan dan tidak Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona pada setiap pengembangan pusat- depan. sesuai dengan arahan
diperbolehkan untuk kegiatan Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas pusat pelayanan di pusat kota yaitu Permen PU No. 20/2011 tentang
sektor informal; yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau di Jalan Siliwangi, Jalan Kartini dan Pedoman RDTR dan RTRW Kota
b. kewajiban dan insentif bagi sektor 29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona Jalan Karanggetas; Cirebon
formal dalam penyediaan ruang budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 b. pengembangan kawasan peruntukan  Dokumen Raperda dan Materi
paling kurang 10 % dari luas lantai m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat ruang bagi kegiatan sektor informal Teknis belum sinkron, terjadi
luas lahan terbangun untuk pada tabel dibawah ini. pada pusat-pusat perbelanjaan dan perbedaan nomenklatur dan
kegiatan sektor informal; perkantoran yaitu di Jalan Kartini, arahan rencananya
c. pemanfaatan ruang publik untuk Jalan Tentara Pelajar, Jalan  Letak lokasi sub zona Ruang
kegiatan PKL hanya diperbolehkan Siliwangi, Jalan Karanggetas, Jalan sektor Informal dalam Raperda
h. Ruang Sektor Informal pada lokasi dan waktu sesuai Pekiringan, Jalan Pasuketan, Jalan belum dijabarkan dalam lokasi per
dengan yang ditetapkan oleh Brigjen Dharsono, Jalan Dr. Cipto blok/sub blok.
peraturan perundangan; dan Mangunkusumo, Jalan Ciremai
d. ketentuan lainnya yang harus Raya, Jalan Kalijaga Permai, Jalan
diatur adalah batas gangguan Rajawali; dan
yang diijinkan, ketentuan c. penyediaan kawasan peruntukan
ketertiban, kebersihan, dan ruang bagi kegiatan sektor informal
keindahan kota, perlindungan di Kelurahan Kesenden dan
terhadap fungsi utama ruang Kelurahan Pekiringan.
publik, serta keamanan dan (2) Arahan pengelolaan sektor informal
keselamatan pengguna ruang meliputi :
publik. a. pengaturan sektor informal pada
SWK malam hari pada ruas Jalan
Pasal 99  Penetapan Sub Zona Ruang
III (9) Rencana pengembangan ruang sektor Pasuketan, Jalan Pekiringan dan
Sektor Informal disesuaikan
informal sebagaimana dimaksud dalam Jalan Karanggetas;
dengan kondisi yang ada,
Pasal 97 ayat (2) huruf c, terdiri atas: b. pengembangan sektor informal pada
berdasarkan kondisi real eksisting
a. pembatasan ruang publik yang tempat yang telah ditentukan; saat ini dan pengendalian ke
41
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
diperbolehkan dan tidak c. mengembangkan ciri khas di setiap depan. sesuai dengan arahan
diperbolehkan untuk kegiatan sektor ruang yang diperuntukkan bagi Permen PU No. 20/2011 tentang
informal; sektor informal; dan Pedoman RDTR dan RTRW Kota
b. kewajiban dan insentif bagi sektor d. memberikan bantuan fasilitas yang Cirebon
formal dalam penyediaan ruang memadai untuk mendukung kegiatan  Dokumen Raperda dan Materi
paling kurang 10 % untuk kegiatan sektor informal. Teknis belum sinkron, terjadi
sektor informal; perbedaan nomenklatur dan
c. pemanfaatan ruang publik untuk arahan rencananya
kegiatan PKL hanya diperbolehkan  Letak lokasi sub zona Ruang
pada lokasi dan waktu sesuai dengan sektor Informal dalam Materi
yang ditetapkan oleh peraturan Teknis dan Raperda belum
perundangan; dan dijabarkan dalam lokasi per
d. ketentuan lainnya yang harus diatur blok/sub blok.
adalah batas gangguan yang
diijinkan, ketentuan ketertiban,
kebersihan, dan keindahan kota,
perlindungan terhadap fungsi utama
ruang publik, serta keamanan dan
keselamatan pengguna ruang publik.
SWK
IV
i. Hutan Produksi
terbatas
j. Hutan Produksi tetap
k. Hutan Produksi yang
dapat dikonversi
l. Hutan Rakyat
SWK I Tabel IV.2 Luas Rencana Pola Ruang Terlampir dan Pasal 53  Penetapan Zona Pertanian Lahan
Pola Ruang Kelurahan
Luas tergambarkan (1) Kawasan peruntukan pertanian Kering sudah sesuai dengan
(Ha) dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 arahan Permen PU No. 20/2011
Pertanian Kelurahan Pegambiran 14,93 Lampiran ayat (1) huruf f dikembangkan seluas tentang Pedoman RDTR
Raperda, kurang lebih 367 (tiga ratus enam puluh  Penetapan Zona Pertanian Lahan
Pasal 20 Materi Teknis, tujuh) hektar meliputi : Kering belum sesuai dengan
Peruntukan pertanian sebagaimana dan Album b. hortikultura; dan RTRW Kota Cirebon
dimaksud dalam Pasal 18 huruf b berupa Peta (3) Kawasan hortikultura sebagaimana  Dokumen Raperda dan Materi
pertanian lahan kering dikembangkan di dimaksud pada ayat (1) huruf b tersebar Teknis belum sinkron, terjadi
Kelurahan Pegambiran. di semua Kecamatan dengan luas perbedaan nomenklatur dan
m. Pertanian lahan kurang lebih 119 (seratus sembilan arahan rencananya
kering belas) hektar.  Letak lokasi sub zona pertanian
lahan kering dalam Raperda belum
dijabarkan dalam lokasi per
blok/sub blok.
SWK
II
SWK
III
SWK
IV
SWK I Kawasan Perdagangan dan jasa di sepanjang jalan Terlampir dan  Penetapan Zona Pertanian Lahan
arteri sekunder yaitu Jalan Samadikun, Jl. tergambarkan Kering sudah sesuai dengan
Pasal 29 Sisingamangaraja, Jl. Benteng, dan Jalan Yos dalam arahan Permen PU No. 20/2011
Rencana zona peruntukan campuran Sudarso. Lampiran tentang Pedoman RDTR
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Tabel IV.2 Luas Rencana Pola Ruang Campuran Raperda,  Dokumen Raperda dan Materi
ayat (1) huruf h berupa peruntukan Luas Materi Teknis, Teknis belum sinkron, terjadi
Pola Ruang Kelurahan
(Ha) dan Album perbedaan nomenklatur dan
perkantoran dan perdagangan/jasa
Perkantoran dan Kelurahan Kesepuhan 3,98 Peta
dikembangkan di Kelurahan arahan rencananya.
Perdagangan Jasa Kelurahan Lemah 7,49
Lemahwungkuk, Kelurahan Kesepuhan, dan (L-3) Wungkuk  Letak lokasi sub zona pertanian
Kelurahan Pegambiran. Kelurahan Panjunan 1,69 lahan kering dalam Raperda dan
Kelurahan Pegambiran 17,06 Materi Teknis belum dijabarkan
n. Zona Peruntukan dalam lokasi per blok/sub blok.
Total 30,22
campuran
SWK Pembagian zona sudah tergambarkan dalam materi Terlampir dan  Penetapan Zona Pertanian Lahan
II teknis yang diuraikan melalui tabel rencana pola ruang tergambarkan Kering sudah sesuai dengan
dan digambarkan dalam peta per masing-masing blok dalam arahan Permen PU No. 20/2011
Pasal 69 sejumlah 34 blok Lampiran tentang Pedoman RDTR
Rencana zona peruntukan campuran Raperda,  Dokumen Raperda dan Materi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 Rencana pola ruang SWK II dibagi menjadi Zona Materi Teknis, Teknis belum sinkron, terjadi
ayat (1) huruf h yaitu peruntukan perumahan Lindung dan Zona Budidaya, untuk Zona lindung luas dan Album perbedaan nomenklatur dan
dan perdagangan/jasa. yang diperuntukan yaitu 3.966.287,38 m2 atau Peta arahan rencananya.
29,33% dari luas SWK II, sedangkan untuk zona  Letak lokasi sub zona pertanian
budidaya luas yang diperuntukan yaitu 9.556.909,76 lahan kering dalam Raperda belum
m2 atau 70,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dijabarkan dalam lokasi per
42
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
pada tabel dibawah ini. blok/sub blok.

SWK Belum diplotkan rencana zona campuran.


III
SWK  Penetapan Zona Pertanian Lahan
IV Kering sudah sesuai dengan
arahan Permen PU No. 20/2011
tentang Pedoman RDTR
Pasal 140
 Dokumen Raperda dan Materi
Rencana pengembangan zona peruntukan
Teknis belum sinkron, terjadi
campuran sebagaimana dimaksud dalam
perbedaan nomenklatur dan
Pasal 135 ayat (1) huruf e, yaitu peruntukan
arahan rencananya.
perumahan dan perdagangan/jasa;
 Letak lokasi sub zona pertanian
lahan kering dalam Raperda belum
dijabarkan dalam lokasi per
blok/sub blok.
SWK I Pasal 31 Rencana sistem jaringan prasarana SWK 1 terdiri atas Terlampir dan Penjabaran rencana pengembangan
(2) Rencana jaringan prasarana kota terdiri Rencana Sistem Jaringan Pergerakan sebagai tergambarkan jaringan prasarana sudah sesuai dengan
atas : prasarana utama, Rencana Sistem Prasarana Energi dalam arahan Permen PU No. 20/2011 tentang
a. Rencana pengembangan jaringan (listrik), Rencana Sistem Drainase, Pengembangan Lampiran Pedoman RDTR
pergerakan; Sistem Penyediaan Air Bersih, Rencana Sistem Raperda,
b. Rencana sistem jaringan energi Telekomunikasi (Sistem Pola Jaringan Kabel Telepon), Materi Teknis,
listrik; Rencana Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan dan Album
c. Rencana sistem jaringan energi (Rencana Sistem Pengelolaan Limbah Padat/Rencana Peta
gas; Sistem Persampahan).
d. Rencana pengembangan jaringan
telekomunikasi;
e. Rencana pengembangan jaringan
air minum;
f. Rencana pengembangan jaringan
pengelolaan air limbah;
g. Rencana sistem drainase; dan
h. Rencana pengembangan prasarana
persampahan.
SWK Pasal 70 Rencana jaringan prasarana kota digambarkan dalam Terlampir dan  Penjabaran rencana
II (1) Rencana jaringan prasarana kota terdiri peta per masing-masing blok sejumlah 34 blok tergambarkan pengembangan jaringan prasarana
RENCANA JARINGAN atas : dalam sudah sesuai dengan arahan
3 a. Rencana pengembangan jaringan Lampiran
PRASARANA Permen PU No. 20/2011 tentang
pergerakan; Raperda, Pedoman RDTR
b. Rencana sistem jaringan energi Materi Teknis,  Dokumen Raperda dan Materi
listrik; dan Album Teknis belum sinkron, terjadi
c. Rencana sistem jaringan energi Peta perbedaan nomenklatur dan
gas; arahan rencananya.
d. Rencana sistem jaringan
telekomunikasi;
e. Rencana sistem jaringan air
minum;
f. Rencana pengembangan jaringan
pengelolaan air limbah;
g. Rencana sistem drainase; dan
h. Rencana pengembangan
prasarana persampahan
SWK Pasal 110 Terlampir dan  Penjabaran rencana
III (1) Rencana jaringan prasarana kota terdiri tergambarkan pengembangan jaringan prasarana
atas : dalam sudah sesuai dengan arahan
a. Rencana pengembangan jaringan Lampiran Permen PU No. 20/2011 tentang
pergerakan; Raperda, Pedoman RDTR
b. Rencana sistem jaringan energi Materi Teknis,  Dokumen Raperda dan Materi
43
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
listrik; dan Album Teknis belum sinkron, terjadi
c. Rencana sistem jaringan energi Peta perbedaan nomenklatur dan
gas; arahan rencananya.
d. Rencana sistem jaringan
telekomunikasi;
e. Rencana sistem jaringan air
minum;
f. Rencana pengembangan jaringan
pengelolaan air limbah;
g. Rencana sistem drainase; dan
h. Rencana pengembangan
prasarana persampahan.
SWK Pasal 147 Terlampir dan  Penjabaran rencana pengembangan
IV (1) Rencana jaringan prasarana kota terdiri tergambarkan jaringan prasarana sudah sesuai
atas : dalam dengan arahan Permen PU No.
a. Rencana pengembangan jaringan Lampiran 20/2011 tentang Pedoman RDTR
pergerakan; Raperda,  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
b. Rencana sistem jaringan energi Materi Teknis, belum sinkron, terjadi perbedaan
listrik; dan Album nomenklatur dan arahan rencananya.
c. Rencana sistem jaringan energi Peta
gas;
d. Rencana sistem jaringan
telekomunikasi;
e. Rencana sistem jaringan air minum;
f. Rencana pengembangan jaringan
pengelolaan air limbah;
g. Rencana sistem drainase; dan
h. Rencana pengembangan prasarana
persampahan.
(2) Rencana jaringan prasarana kota
digambarkan dalam peta sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini.
SWK I Pasal 32 Paragraf 1 Pasal 20 Bagian Ketiga  Penjabaran rencana pengembangan
(1) Rencana pengembangan Jaringan Rencana Sistem Jaringan Prasarana Utama (1) Rencana pengembangan Sistem Jaringan Transportasi jaringan pergerakan sudah sesuai
Pergerakan sebagaimana dimaksud Pasal 22 infrastruktur jalan dan perhubungan Nasional dengan arahan Permen PU No.
dalam Pasal merupakan sistem jaringan (1) Rencana Sistem Jaringan Prasarana sebagaimana dimaksud pada Pasal Pasal 17 20/2011 tentang Pedoman RDTR
transportasi yang terdiri atas : Utama sebagaimana dimaksud dalam 19 ayat (1) huruf a, terdiri atas : (1) Sistem jaringan transportasi  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
a. sistem jaringan transportasi darat; Pasal 21 huruf a merupakan sistem a. pengembangan jaringan jalan nasional sebagaimana dimaksud belum sinkron, terjadi perbedaan
dan jaringan transportasi yang terdiri atas : primer yang melayani distribusi dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b nomenklatur dan arahan rencananya.
b. sistem jaringan transportasi laut; a. sistem jaringan transportasi darat; barang dan jasa yang terdiri atas:
(4) Rencana sistem jaringan transportasi b. sistem jaringan transportasi laut; menghubungkan PKN, PKNp, a.sistem jaringan transportasi
darat sebagaimana dimaksud pada ayat dan PKW, PKWp dan PKL; darat;
(1) huruf a yaitu sistem jaringan jalan. c. sistem jaringan transportasi udara. b. pengembangan jaringan jalan b.sistem jaringan transportasi
(5) Rencana sistem jaringan transportasi laut (2) Rencana sistem transportasi darat tol dalam kota maupun laut; dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antarkota sebagai penghubung c. sistem jaringan transportasi
huruf b meliputi: huruf a meliputi : antarpusat kegiatan utama; udara.
a. tatanan kepelabuhanan; dan a. sistem jaringan jalan; dan c. pengembangan jaringan kereta (2) Sistem jaringan transportasi darat
b. alur pelayaran. b. sistem jaringan perkereta apian. api yang berfungsi sebagai terdiri atas jaringan jalan nasional,
SWK Pasal 71 Rencana jaringan pergerakan digambarkan dalam peta (3) Rencana sistem jaringan transportasi penghubung antar PKN serta jaringan jalur kereta api, dan  Penjabaran rencana pengembangan
II (1) Rencana pengembangan jaringan per masing-masing blok sejumlah 34 blok laut sebagaimana dimaksud pada ayat antara PKN dengan PKNp dan jaringan transportasi sungai, jaringan pergerakan sudah sesuai
pergerakan sebagaimana dimaksud (1) huruf b meliputi: PKWp; danau, dan penyeberangan. dengan arahan Permen PU No.
1. Pengembangan jaringan pada Pasal 70 ayat (1) huruf a terdiri a. tatanan kepelabuhanan; dan d. pengembangan bandara dan (3) Sistem jaringan transportasi laut 20/2011 tentang Pedoman RDTR
pergerakan atas: b. alur pelayaran. pelabuhan nasional maupun terdiri atas tatanan  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
a. sistem jaringan transportasi darat; (4) Rencana sistem jaringan transportasi internasional serta terminal kepelabuhanan dan alur belum sinkron, terjadi perbedaan
b. sistem jaringan transportasi kereta udara sebagaimana dimaksud pada guna memenuhi kebutuhan pelayaran. nomenklatur dan arahan rencananya.
api; ayat (1) huruf c meliputi: pergerakan barang dan jasa (4) Sistem jaringan transportasi udara
SWK Pasal 111 a. tatanan kebandar udaraan; dan dari dan ke Daerah dalam skala terdiri atas tatanan  Penjabaran rencana pengembangan
III (1) Rencana pengembangan jaringan b. KKOP. regional, nasional, maupun kebandarudaraan dan ruang jaringan pergerakan sudah sesuai
pergerakan sebagaimana dimaksud internasional; dan udara untuk penerbangan. dengan arahan Permen PU No.
pada pasal 110 ayat (1) huruf a terdiri e. pengembangan sistem 20/2011 tentang Pedoman RDTR
atas: angkutan umum massal dalam  Dokumen Raperda dan Materi Teknis
a. sistem jaringan transportasi darat; rangka mendukung belum sinkron, terjadi perbedaan
b. sistem jaringan transportasi kereta pengembangan pusat kegiatan nomenklatur dan arahan rencananya.
api; utama.
SWK Rencana sistem jaringan jalan di SWK IV adalah  Penjabaran rencana
Pasal 148
IV sebagai berikut : pengembangan jaringan
(1) Rencana pengembangan jaringan
1. Rencana Peningkatan Jaringan Jalan pergerakan sudah sesuai dengan
pergerakan sebagaimana dimaksud
Rencana jaringan jalan di SWK IV adalah arahan Permen PU No. 20/2011
pada pasal 147 ayat (1) huruf a terdiri
perbaikan dan peningkatan jalan yang ada di tentang Pedoman RDTR
atas:
wilayah SWK IV terutama jalan-jalan yang  Dokumen Raperda dan Materi
a. sistem jaringan transportasi darat;
rusak dan jalan-jalan lingkungan yang masih
44
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
berupa jalan tanah. Perbaikan jalan di lakukan Teknis belum sinkron, terjadi
untuk memudahkanmobilitas mayarakat di perbedaan nomenklatur dan
wilayah perencanaan. arahan rencananya.
2. Rencana Peningkatan Jembatan
Peningkatan jembatan yang kritis
penanganannya adalah peningkatan jembatan
yang terputus di permukiman pesantren benda.
Kondisi jembatan saat ini mengalami rusak
berat, kondisi jembatan yang rusak
mengakibatkan pergerakan menjadi terganggu.
Sejalan dengan rencana peningkatan dan
pembangunan jaringan jalan baru maka
dibutuhkan perbaikan jembatan-jembatan yang
rusak dan peningkatan kondisi jembatan yang
ada di SWK IV.

SWK I Jaringan jalan yang ada di SWK 1 yang termasuk Pasal 24 a. Pengembangan infrastruktur jalan, Pasal 18  Substansi rencana sistem jaringan
katagori jalan nasional ada 4 jalan, diantaranya Jl. (1) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud meliputi: (1) Jaringan jalan nasional jalan sudah sesuai dengan arahan
Kapten Samadikun, Jl. Sisingamangaraja, Jl. Benteng dalam Pasal 23 huruf a terdiri atas :  Pembangunan jalan tol Kanci - sebagaimana dimaksud dalam Permen PU No. 20/2011 tentang
dan Jln. Yos Sudarso. a. jaringan jalan arteri primer; Pejagan di Kota Cirebon; Pasal 17 ayat (2) terdiri atas Pedoman RDTR
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Jalan b. jaringan jalan arteri sekunder;  Pembangunan jalan lingkar jaringan jalan arteri primer,
Meliputi : c. jaringan jalan kolektor primer; Kadipaten di Kabupaten jaringan jalan kolektor primer,
Peningkatan Jalan Arteri Primer Jl. Slamet Riyadi, Jl. d. jaringan jalan kolektor sekunder; Majalengka; dan jaringan jalan strategis nasional,
Dipenogoro, Jl. Samadikun, Jl. Sisingamangaraja, JL. dan  Peningkatan kapasitas dan dan jalan tol.
Banteng, Jl. Yos Sudarso. e. jalan lingkungan. kondisi ruas jalan strategis. (2) Jaringan jalan arteri primer
Rencana jaringan jalan pada umumnya terdiri dari 3 (2) Jalan Arteri Primer sebagaimana dikembangkan secara menerus
yaitu rencana penyesuaian hirarki dan dimensi jalan dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi dan berhierarki berdasarkan
terhadap kondisi eksisiting, rencana perbaikan Jalan By Pass, Jalan Slamet Riyadi, kesatuan sistem orientasi untuk
perkerasan jalan dan rencana pembangunan jalan Jalan Siliwangi, Jalan Diponegoro, Jalan menghubungkan:
baru. Samadikun, Jalan Sisingamangaraja, a.antar-PKN;
Dalam merencanakan jaringan jalan, perlu Jalan Benteng, Jalan Yos Sudarso, b.antara PKN dan PKW;
diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Jalan Kesunean, dan Jalan Kalijaga. dan/atau
1. Lebar jalur ideal dan minimum untuk masing- c. PKN dan/atau PKW dengan
masing kelas jalan adalah: bandar udara pusat
o untuk arteri primer ideal 3,75 m dan penyebaran skala pelayanan
minimum 3,5 m, primer/sekunder/tersier dan
o untuk arteri sekunder ideal 3,50 m dan pelabuhan
minimum 3 m, internasional/nasional.
o untuk kolektor primer ideal 3,25 m dan (3) Jaringan jalan kolektor primer
Pasal 33
minimum 2,75 m, dikembangkan untuk
(1) Sistem jaringan jalan sebagaimana
o untuk kolektor sekunder ideal 3 m dan menghubungkan antar-PKW dan
dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) terdiri
minimum 2,75 m. antara PKW dan PKL.
atas :
2. Lebar bahu minimum adalah 0,5 m.
b. jaringan jalan arteri primer;
3. Untuk utilitas, disarankan:
a. Jaringan jalan arteri c. jaringan jalan kolektor sekunder;
o Untuk utilitas yang berada di atas muka
primer d. jaringan jalan lokal.
tanah paling tidak 0,6 m dari tepi paling
(2) Jalan Arteri Primer sebagaimana
luar bahu jalan atau sisi luar perkerasan
dimaksud pada ayat (1) huruf a
jalan.
meliputi Jalan Kasunean, Jalan Yos
o Untuk utilitas yang berada di bawah muka
Sudarso, Jalan Benteng, dan Jalan
tanah harus ditempatkan paling tidak 1,2
Sisingamangaraja.
m dari sisi paling luar bahu jalan atau sisi
luar perkerasan jalan.
4. Untuk jalan dengan 2 arah yang memiliki 4 lajur
diwajibkan menyediakan median dengan lebar
minimal 1 m. Selain berfungsi sebagai
pembatas, median dapat dimanfaatkan untuk
beberapa fungsi sesuai dengan lebarnya,
diantaranya sebagai :
o Ruang penempatan fasilitas pendukung
jalan.
o Dimanfaatkan sebagai jalur hijau.
o Cadangan jalur.
o Penempatan fasilitas untuk mengurangi
silau dari sinar lampu kendaraan yang
berlawanan arah.
5. Jalur hijau berfungsi sebagai elemen pelestarian
nilai estetis lingkungan, usaha mereduksi polusi
udara dan jalur hijau pada median dibuat dengan
mempertimbangkan pengurangan silau cahaya
lampu dari kendaraan berlawanan. Lebar jalur
hijau ideal minimal 2 m namun dapat
disesuaikan dengan ketersediaan lahan.

45
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
SWK Pasal 71 Rencana jaringan transportasi darat digambarkan  Substansi rencana sistem jaringan
II (2) Rencana sistem jaringan dalam peta per masing-masing blok sejumlah 34 blok jalan sudah sesuai dengan arahan
transportasi darat sebagaimana Permen PU No. 20/2011 tentang
dimaksud pada ayat (1) huruf a, Pedoman RDTR
diarahkan untuk:  Dokumen Raperda dan Materi
a. Memelihara fungsi jaringan jalan Teknis belum sinkron, terjadi
primer dengan membatasi jalan perbedaan nomenklatur dan
akses lokal dan pengendalian arahan rencananya.
pemanfaatan ruang di sepanjang
jaringan jalan.
b. Meningkatkan fungsi jaringan jalan
yang sudah ada dan
pembangunan jaringan jalan baru
untuk peningkatan kapasitas
jaringan jalan.
c. Mengembangkan jalan-jalan
penghubung yang diprioritaskan,
yaitu: dibukanya barat-timur.
d. Melengkapi rambu dan marka
jalan pada seluruh ruas jalan kota
dalam rangka meningkatkan
keamanan dan ketertiban lalu
lintas.
e. Membangun jalan-jalan tembus
sebagai jalan alternatif untuk
melengkapi hirarki jalan.
f. Menghilangkan secara bertahap
kegiatan parkir di badan jalan
khususnya pada kawasan-
kawasan rawan macet.
g. Fasilitas parkir disediakan secara
memadai dan terintegrasi dengan
pusat-pusat kegiatan. Penetapan
Iokasi parkir On street, 0ff street,
gedung parkir.
h. Pemisahan moda angkutan dalam
dan luar kota.
SWK Pasal 111  Kondisi pergerakan yang cukup tinggi pada  Substansi rencana sistem jaringan
III (2) Rencana sistem jaringan transportasi umumnya terjadi di sekitar Jalan Bypass, Jalan jalan sudah sesuai dengan arahan
darat sebagaimana dimaksud dalam Ciremai Raya, Jalan Sudirman dan Jalan Permen PU No. 20/2011 tentang
ayat (1) huruf a, terdiri atas: Kalitanjung. Pedoman RDTR
a. Memelihara fungsi jaringan jalan  ruas CORR (Cirebon Auto Ringroad), yaitu  Dokumen Raperda dan Materi
primer dengan membatasi jalan dengan membuka jalan baru untuk memudahkan Teknis belum sinkron, terjadi
akses lokal dan pengendalian akses. perbedaan nomenklatur dan
pemanfaatan ruang di sepanjang  Jalan baru ini menghubungkan Kota Cirebon ke arahan rencananya.
jaringan jalan. daerah Beber, Kabupaten Cirebon, yang
b. Meningkatkan fungsi jaringan jalan berdekatan dengan pintu masuk tol.
yang sudah ada dan pembangunan
jaringan jalan baru untuk
peningkatan kapasitas jaringan
jalan.
c. Membangun jalan baru Cirebon
Outer Ring Road.
d. Melengkapi rambu dan marka jalan
pada seluruh ruas jalan kota dalam
rangka meningkatkan keamanan
dan ketertiban lalu lintas.
e. Membangun jalan-jalan tembus
sebagai jalan alternatif untuk
melengkapi hirarki jalan.
f. Menghilangkan secara bertahap
kegiatan parkir di badan jalan
khususnya pada kawasan-kawasan
rawan macet.
g. Fasilitas parkir disediakan secara
memadai dan terintegrasi dengan
pusat-pusat kegiatan. Penetapan
Iokasi parkir On street, 0ff street,
gedung parkir.
h. Pemisahan moda angkutan dalam
dan luar kota.
SWK Pasal 148 Rencana sistem jaringan jalan di SWK IV adalah  Substansi rencana sistem jaringan
IV (2) Rencana sistem jaringan transportasi sebagai berikut : jalan sudah sesuai dengan arahan

46
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
darat sebagaimana dimaksud dalam 1. Rencana Peningkatan Jaringan Jalan Permen PU No. 20/2011 tentang
ayat (1) huruf a, terdiri atas: Rencana jaringan jalan di SWK IV adalah Pedoman RDTR
a. Memelihara fungsi jaringan perbaikan dan peningkatan jalan yang ada di  Dokumen Raperda dan Materi
jalan primer dengan membatasi wilayah SWK IV terutama jalan-jalan yang Teknis belum sinkron, terjadi
jalan akses lokal dan rusak dan jalan-jalan lingkungan yang masih perbedaan nomenklatur dan
pengendalian pemanfaatan berupa jalan tanah. Perbaikan jalan di lakukan arahan rencananya.
ruang di sepanjang jaringan untuk memudahkanmobilitas mayarakat di
jalan. wilayah perencanaan.
2. Rencana Peningkatan Jembatan
Peningkatan jembatan yang kritis
penanganannya adalah peningkatan jembatan
yang terputus di permukiman pesantren benda.
Kondisi jembatan saat ini mengalami rusak
berat, kondisi jembatan yang rusak
mengakibatkan pergerakan menjadi terganggu.
Sejalan dengan rencana peningkatan dan
pembangunan jaringan jalan baru maka
dibutuhkan perbaikan jembatan-jembatan yang
rusak dan peningkatan kondisi jembatan yang
ada di SWK IV.

Pasal 24 Belum diuraikan/diplotkan dalam RDTR


(3) Jalan Arteri Sekunder sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi
b. Jaringan jalan arteri Jalan Tuparev, Jalan RA. Kartini, Jalan
arteri sekunder Veteran, Jalan Ariodinoto, Jalan
Pulasaren, Jalan Lawanggada, Jalan
Kesambi, Jalan Sudirman, dan Jalan
Penggung Raya.
Pasal 24 Belum diuraikan/diplotkan dalam RDTR
(4) Jalan Kolektor Primer sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c
c. Jaringan jalan
meliputi Jalan Kanggraksan, Jalan
kolektor primer
Kalitanjung, Jalan Kesambi, Jalan Dr.
Cipto Mangunkusumo, dan Jalan
dr.Wahidin Sudirohusodo.
SWK I Rencana jaringan jalan pada umumnya terdiri dari 3 Pasal 24  Substansi rencana sistem jaringan
yaitu rencana penyesuaian hirarki dan dimensi jalan (5) Jalan Kolektor Sekunder sebagaimana jalan sudah sesuai dengan arahan
terhadap kondisi eksisiting, rencana perbaikan dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi Permen PU No. 20/2011 tentang
perkerasan jalan dan rencana pembangunan jalan Jalan Ciremai Raya, Jalan Permata Pedoman RDTR
baru. Harjamukti, Jalan Pramuka, Jalan  Dokumen Raperda dan Materi
Dalam merencanakan jaringan jalan, perlu Penggung Raya, Jalan Argasunya, Jalan Teknis belum sinkron, terjadi
diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Kopiluhur, Jalan Cadas Ngampar, Jalan perbedaan nomenklatur dan
1. Lebar jalur ideal dan minimum untuk masing- Cibogo, dan Jalan Kedung Mendeng. arahan rencananya.
masing kelas jalan adalah:
o untuk arteri primer ideal 3,75 m dan
minimum 3,5 m,
o untuk arteri sekunder ideal 3,50 m
dan minimum 3 m,
o untuk kolektor primer ideal 3,25 m
dan minimum 2,75 m,
o untuk kolektor sekunder ideal 3 m
Pasal 33
dan minimum 2,75 m.
(3) Jalan kolektor sekunder sebagaimana
2. Lebar bahu minimum adalah 0,5 m.
d. Jaringan jalan dimaksud pada ayat (1) huruf b
3. Untuk utilitas, disarankan:
kolektor sekunder meliputi Jalan Kesenden Baru, Jalan
o Untuk utilitas yang berada di atas
Kapten Samadikun, dan Jalan
muka tanah paling tidak 0,6 m dari tepi
Nelayan.
paling luar bahu jalan atau sisi luar
perkerasan jalan.
o Untuk utilitas yang berada di bawah
muka tanah harus ditempatkan paling
tidak 1,2 m dari sisi paling luar bahu jalan
atau sisi luar perkerasan jalan.
4. Untuk jalan dengan 2 arah yang memiliki 4 lajur
diwajibkan menyediakan median dengan lebar
minimal 1 m. Selain berfungsi sebagai
pembatas, median dapat dimanfaatkan untuk
beberapa fungsi sesuai dengan lebarnya,
diantaranya sebagai :
o Ruang penempatan fasilitas
pendukung jalan.
o Dimanfaatkan sebagai jalur hijau.
o Cadangan jalur.

47
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
o Penempatan fasilitas untuk
mengurangi silau dari sinar lampu
kendaraan yang berlawanan arah.
5. Jalur hijau berfungsi sebagai elemen pelestarian
nilai estetis lingkungan, usaha mereduksi polusi
udara dan jalur hijau pada median dibuat dengan
mempertimbangkan pengurangan silau cahaya
lampu dari kendaraan berlawanan. Lebar jalur
hijau ideal minimal 2 m namun dapat
disesuaikan dengan ketersediaan lahan.
SWK Rencana jaringan pergerakan digambarkan dalam peta  Substansi rencana sistem jaringan
II per masing-masing blok sejumlah 34 blok jalan sudah sesuai dengan arahan
Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan arahan
rencananya.
SWK
III
SWK Rencana sistem jaringan jalan di SWK IV adalah  Substansi rencana sistem jaringan
IV sebagai berikut : jalan sudah sesuai dengan arahan
1. Rencana Peningkatan Jaringan Jalan Permen PU No. 20/2011 tentang
Rencana jaringan jalan di SWK IV adalah Pedoman RDTR
Pasal 148 ayat (3)
perbaikan dan peningkatan jalan yang ada di  Dokumen Raperda dan Materi
b. pemanfaatan ruang di sepanjang
wilayah SWK IV terutama jalan-jalan yang Teknis belum sinkron, terjadi
jaringan jalan.
rusak dan jalan-jalan lingkungan yang masih perbedaan nomenklatur dan arahan
c. Meningkatkan fungsi jaringan jalan
berupa jalan tanah. Perbaikan jalan di lakukan rencananya.
yang sudah ada dan pembangunan
untuk memudahkanmobilitas mayarakat di
jaringan jalan baru untuk peningkatan
wilayah perencanaan.
kapasitas jaringan jalan.
2. Rencana Peningkatan Jembatan
d. Melengkapi rambu dan marka jalan
Peningkatan jembatan yang kritis
pada seluruh ruas jalan kota dalam
penanganannya adalah peningkatan jembatan
rangka meningkatkan keamanan dan
yang terputus di permukiman pesantren benda.
ketertiban lalu lintas.
Kondisi jembatan saat ini mengalami rusak
e. Membangun jalan-jalan tembus
berat, kondisi jembatan yang rusak
sebagai jalan alternatif untuk
mengakibatkan pergerakan menjadi terganggu.
melengkapi hirarki jalan.
Sejalan dengan rencana peningkatan dan
f. Pengadaaan moda transportasi umum
pembangunan jaringan jalan baru maka
untuk wilayah SWK IV.
dibutuhkan perbaikan jembatan-jembatan yang
rusak dan peningkatan kondisi jembatan yang
ada di SWK IV.

SWK I Pasal 33 Peningkatan Jalan Lokal dan Jalan lingkungan yang Pasal 24  Substansi rencana sistem jaringan
(4) Jaringan jalan lokal sebagaimana ada di SWK 1, yang menghubungkan antar (6) Jaringan jalan lingkungan sebagaimana jalan sudah sesuai dengan arahan
dimaksud pada ayat (1) huruf c permukiman dan antar fungsi kegiatan. dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputi Permen PU No. 20/2011 tentang
meliputi semua jalan penghubung semua jalan penghubung antara jalan Pedoman RDTR
antara jalan kolektor sekunder dengan Rencana jaringan jalan pada umumnya terdiri dari 3 kolektor sekunder dengan pusat-pusat  Dokumen Raperda dan Materi
pusat-pusat permukiman. yaitu rencana penyesuaian hirarki dan dimensi jalan permukiman. Teknis belum sinkron, terjadi
terhadap kondisi eksisiting, rencana perbaikan perbedaan nomenklatur dan arahan
perkerasan jalan dan rencana pembangunan jalan rencananya.
baru.
Dalam merencanakan jaringan jalan, perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Lebar jalur ideal dan minimum untuk masing-
masing kelas jalan adalah:
o untuk arteri primer ideal 3,75 m dan
e. Jaringan jalan lokal minimum 3,5 m,
primer o untuk arteri sekunder ideal 3,50 m dan
minimum 3 m,
o untuk kolektor primer ideal 3,25 m dan
minimum 2,75 m,
o untuk kolektor sekunder ideal 3 m dan
minimum 2,75 m.
2. Lebar bahu minimum adalah 0,5 m.
3. Untuk utilitas, disarankan:
o Untuk utilitas yang berada di atas
muka tanah paling tidak 0,6 m dari tepi
paling luar bahu jalan atau sisi luar
perkerasan jalan.
o Untuk utilitas yang berada di bawah muka
tanah harus ditempatkan paling tidak 1,2
m dari sisi paling luar bahu jalan atau sisi
48
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
luar perkerasan jalan.
4. Untuk jalan dengan 2 arah yang memiliki 4 lajur
diwajibkan menyediakan median dengan lebar
minimal 1 m. Selain berfungsi sebagai
pembatas, median dapat dimanfaatkan untuk
beberapa fungsi sesuai dengan lebarnya,
diantaranya sebagai :
o Ruang penempatan fasilitas pendukung
jalan.
o Dimanfaatkan sebagai jalur hijau.
o Cadangan jalur.
o Penempatan fasilitas untuk mengurangi
silau dari sinar lampu kendaraan yang
berlawanan arah.
5. Jalur hijau berfungsi sebagai elemen
pelestarian nilai estetis lingkungan,
usaha mereduksi polusi udara dan
jalur hijau pada median dibuat
dengan mempertimbangkan
pengurangan silau cahaya lampu dari
kendaraan berlawanan. Lebar jalur
hijau ideal minimal 2 m namun dapat
disesuaikan dengan ketersediaan
lahan.
SWK Rencana jaringan pergerakan digambarkan dalam peta  Substansi rencana sistem jaringan
II per masing-masing blok sejumlah 34 blok jalan sudah sesuai dengan arahan
Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
SWK
III
SWK Rencana sistem jaringan jalan di SWK IV adalah  Substansi rencana sistem jaringan
IV sebagai berikut : jalan sudah sesuai dengan arahan
1. Rencana Peningkatan Jaringan Jalan Permen PU No. 20/2011 tentang
Pasal 148 ayat (3) Rencana jaringan jalan di SWK IV adalah Pedoman RDTR
a. pemanfaatan ruang di sepanjang perbaikan dan peningkatan jalan yang ada di  Dokumen Raperda dan Materi
jaringan jalan. wilayah SWK IV terutama jalan-jalan yang Teknis belum sinkron, terjadi
b. Meningkatkan fungsi jaringan jalan rusak dan jalan-jalan lingkungan yang masih perbedaan nomenklatur dan
yang sudah ada dan pembangunan berupa jalan tanah. Perbaikan jalan di lakukan arahan rencananya.
jaringan jalan baru untuk peningkatan untuk memudahkanmobilitas mayarakat di
kapasitas jaringan jalan. wilayah perencanaan.
c. Melengkapi rambu dan marka jalan 2. Rencana Peningkatan Jembatan
pada seluruh ruas jalan kota dalam Peningkatan jembatan yang kritis
rangka meningkatkan keamanan dan penanganannya adalah peningkatan jembatan
ketertiban lalu lintas. yang terputus di permukiman pesantren benda.
d. Membangun jalan-jalan tembus Kondisi jembatan saat ini mengalami rusak
sebagai jalan alternatif untuk berat, kondisi jembatan yang rusak
melengkapi hirarki jalan. mengakibatkan pergerakan menjadi terganggu.
e. Pengadaaan moda transportasi umum Sejalan dengan rencana peningkatan dan
untuk wilayah SWK IV. pembangunan jaringan jalan baru maka
dibutuhkan perbaikan jembatan-jembatan yang
rusak dan peningkatan kondisi jembatan yang
ada di SWK IV.
f. Jaringan jalan lokal
sekunder
g. Jaringan jalan
lingkungan primer
h. Jaringan jalan
lingkungan sekunder
Pasal 24 Belum di uraikan dalam RDTR SWK
(7) Rencana pengembangan jalan meliputi
i. Jaringan jalan lainnya pengembangan jalan dengan jalur
Kawasan Pelandakan - Wanacala -
Argasunya - Larangan.
1) Jalan masuk dan
keluar terminal
barang serta
terminal
penumpang

49
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
2) Jaringan jalan
moda
transportasi
umum
3) Jalan masuk dan
keluar pintu
SWK I Pasal 27
SWK Pasal 71 Rencana jaringan jalur kereta api digambarkan dalam  Substansi rencana jaringan jalur
(1) Jaringan perkereta apian sebagaimana
II (3) Rencana sistem jaringan peta per masing-masing blok sejumlah 34 blok kerteta api sudah sesuai dengan
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) huruf
transportasi kereta api sebagaimana arahan Permen PU No. 20/2011
b meliputi :
dimaksud pada ayat (1) huruf b, tentang Pedoman RDTR
a. jaringan jalur kereta api umum
dilakukan melalui :  Dokumen Raperda dan Materi
(2) Jaringan jalur kereta api umum
a. Pemantapan stasiun kereta api Teknis belum sinkron, terjadi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Parujakan sebagai stasiun perbedaan nomenklatur dan
huruf a meliputi :
regional dan pembangunan arahan rencananya.
a. pengembangan kereta api komuter
stasiun kereta baru dengan fungsi
dan reaktivasi jalur KA antar Kota
pengembangan transportasi masal
Cirebon - Kadipaten - Kertajati
berbasis rel.
dengan jalur pada Kota Cirebon
b. Menghilangkan kegiatan yang
melewati Kelurahan Kejaksan;
mengganggu lalu lintas kereta api
b. pengembangan reaktivasi jalur KA
di sepanjang jalur kereta api.
Stasiun Cangkring - Stasiun
c. Mengembangkan sistem elevated
Pelabuhan Cirebon;
track pada jalur kereta api yang
c. jalur KA lintas utara yang
melintasi kota.
menghubungkan kota Cikampek -
d. Mengamankan Double track (Jalur
Jatibarang - Cirebon dengan jalur
Ganda), menghilangkan gangguan
pada Kota Cirebon melewati
sepanjang lintasan, meningkatkan
Kelurahan Kejaksan;
j. Jaringan jalur kereta keamanan perlintasan dan
d. jalur kereta api Cirebon - Kroya
api pemeliharaan pintu serta
dengan jalur pada Kota Cirebon
pembangunan perlintasan tidak
melewati Kelurahan Pekalangan -
sebidang (fly over).
Kelurahan Pekalipan - Kelurahan
SWK Pasal 111  Substansi rencana jaringan jalur
Pulasaren - Kelurahan Jagasatru -
III (3) Rencana sistem jaringan transportasi kerteta api sudah sesuai dengan
Kelurahan Lemahwungkuk -
kereta api sebagaimana dimaksud arahan Permen PU No. 20/2011
Kelurahan Pegambiran; dan
dalam ayat (1) huruf b, dilakukan tentang Pedoman RDTR
e. jalur Kereta Api Stasiun Cangkring -
dengan cara :  Dokumen Raperda dan Materi
Stasiun Pelabuhan Cirebon dengan
a) Menghilangkan kegiatan yang Teknis belum sinkron, terjadi
jalur pada Kota Cirebon melewati
mengganggu lalu lintas kereta api perbedaan nomenklatur dan
Kelurahan Kesenden.
di sepanjang jalur kereta api. arahan rencananya.
b) Mengembangkan sistem elevated
track pada jalur kereta api yang
melintasi kota.
c) Mengamankan Double track (Jalur
Ganda), menghilangkan gangguan
sepanjang lintasan, meningkatkan
keamanan perlintasan dan
pemeliharaan pintu serta
pembangunan perlintasan tidak
sebidang (fly over).
SWK
IV
SWK I Pada transportasi laut, SWK I ini dari segi supply Kota Pasal 28  Substansi rencana jaringan jalur
Cirebon telah dilengkapi dengan Pelabuhan Laut (1) Alur pelayaran sebagaimana dimaksud kerteta api sudah sesuai dengan
Pasal 34
Cirebon dan Pelabuhan Perikanan Kejawanan. Status dalam Pasal 22 ayat (3) huruf b berada arahan Permen PU No. 20/2011
(1) Tatanan kepelabuhanan sebagaimana
Pelabuhan Laut Cirebon adalah pelabuhan pada wilayah laut di Kelurahan Panjunan tentang Pedoman RDTR
dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) huruf a
Internasional, sementara Pelabuhan Perikanan dan Kelurahan Lemahwungkuk,  Dokumen Raperda dan Materi
terdiri atas:
Kejawanan adalah pelabuhan regional. Pemanfaatan terutama pada perairan dengan Teknis belum sinkron, terjadi
a. pelabuhan utama yaitu Pelabuhan
pelabuhan Cirebon hingga saat ini dilakukan untuk kedalaman sedang dan dalam dengan perbedaan nomenklatur dan
Cirebon di Kelurahan Panjunan
bongkar muat barang terutama barang tambang rute perjalanan Banjarmasin, arahan rencananya.
Kecamatan Lemahwungkuk; dan
(Batubara). Adapun aktiftas komersial untuk kapal Palembang, Selat Panjang dan Thailand.
b. terminal khusus perikanan di
penumpang sudah tidak dilakukan lagi. Adapun luas
Kelurahan Pegambiran Kecamatan
k. Jalur pelayaran areal pelabuhan adalah sebesar 76 hektar untuk
Lemahwungkuk.
kawasan darat, dan 8.400 hektar untuk kawasan
(2) Alur pelayaran sebagaimana dimaksud
perairan. Pelabuhan laut ini dilengkapi dengan
dalam Pasal 23 ayat (3) huruf b berada
berbagai fasilitas untuk mendukung fungsi pelabuhan
pada wilayah laut di Kelurahan Panjunan
Cirebon sebagai pelabuhan Internasional, artinya dari
dan Kelurahan Lemahwungkuk, terutama
segi supply sebenarnya sudah sangat siap. Namun
pada perairan dengan kedalaman sedang
dari sisi demand, sepertinya hal ini belum optimal.
dan dalam dengan rute perjalanan
Pangsa pasar yang memanfaatkan pelabuhan Cirebon
Banjarmasin, Palembang, Selat Panjang
di wilayah Cirebon sendiri masih lebih memilih
dan Thailand.
menggunakan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta
daripada Pelabuhan Cirebon. Beberapa rintisan rute

50
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
pengapalan perdana untuk ekspor barang dari
Pelabuhan Cirebon telah dilakukan namun semuanya
tidak berlanjut. Sudah saatnya ke depan konsep
pengembangan pelabuhan difokuskan pada
pengembangan dan peningkatan demand, karena dari
segi supply telah mencukupi.
SWK
II
SWK
III
SWK
IV
Pasal 39 Belum teruraikan dan terplotkan dalam
Rencana jaringan pejalan kaki sebagaimana RDTR
dimaksud dalam Pasal 34 huruf e meliputi
l. Jalur pejalan
penyediaan dan pemanfaatan jaringan
kaki/sepeda
pejalan kaki pada koridor perdagangan dan
jasa serta fasilitas umum di Jalan Siliwangi-
Karanggetas.
SWK I Proyeksi Kebutuhan listrik di SWK 1 domestik yaitu Pasal 31  Pengembangan PLTA Waduk  Substansi rencana jaringan energi
terdiri dari rumah dan beberapa kategorinya, yaitu type Jatigede di Kabupaten Sumedang; listrik sudah sesuai dengan arahan
rumah besar, sedang, dan kecil dimana kebutuhan (1) Rencana sistem jaringan energi  Pengembangan PLTU di Kabupaten Permen PU No. 20/2011 tentang
untuk type rumah besar yaitu 1300 kw, sedang 900 kw, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 Indramayu dan Kabupaten Cirebon; Pedoman RDTR
dan kecil 450. Sedangkan untuk kebutuhan listrik non huruf a, terdiri atas :  Pengembangan Sumber Energi  Dokumen Raperda dan Materi
domestik ialah sarana 25% dan jalan 15%, untuk lebih Sudah a. jaringan pipa minyak dan gas bumi; Panas Bumi Gunung Tampomas di Teknis belum sinkron, terjadi
jelasnya mengenai kebutuhan Proyeksi energi listrik digambarkan b. jaringan transmisi listrik; dan Kabupaten Sumedang. perbedaan nomenklatur dan
ialah sebagai berikut. dalam bentuk c. pembangkit tenaga listrik. arahan rencananya.
Pasal 35 (2) Rencana jaringan pipa minyak dan gas
peta (baik
(1) Rencana sistem jaringan energi listrik Tabel V-7
bumi sebagaimana dimaksud pada ayat
dalam
Rencana Kebutuhan Energi Listrik di SWK 1 Kota Cirebon (liter/jiwa) Tahun 2032

terdiri atas : TYPE RUMAH

(1) huruf a, yaitu pengembangan jalur


No Kelurahan Jumlah
Penduduk
Type
Besar
Type
Sedang
Type
Kecil
Type
Besar
Type
Sedang
Type
Kecil dokumen
a. jaringan transmisi listrik; dan (Jiwa) (unit) (unit) (unit) 1300 900 450
gas di Kota Cirebon meliputi Kecamatan
materi teknis,
b. pembangkit tenaga listrik
A B C D E F G H I
1
2
Panjunan
Pegambiran
8.185
6.518
164
130
491
391
982
782
213
169
442
352
442
352 lampiran Kejaksan, Kecamatan Kesambi,
3
4
Kebonbaru
Kasepuhan
4.614
6.979
92
140
277
419
554
837
120
181
249
377
249
377
Raperda, serta Kecamatan Pekalipan, Kecamatan
5
6
Lemahwungkuk
Kesenden
7.994
4.160
160
83
480
250
959
499
208
108
432
225
432
225
album peta) Lemahwungkuk dan sebagian
Jumlah
Kebutuhan
Listrik Sarana Jalan
Total
Kebutuhan Kebutuhan Kecamatan Harjamukti.
25% 15% Listrik

(3) Rencana jaringan transmisi listrik


untuk Gardu Distribusi
Rumah (KW) (KW) (KW) (KW) 200 KVA
J K L M
1.097
873
274
218
165
131
1.535
1.223
8
6
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
618
935
155
234
93
140
866
1.309
4
7
huruf b terdiri atas :
1.071
557
268
139
161
84
1.500
780
7
4
a. jaringan distribusi tenaga listrik
Sumber : Hasil Analisis, 2012
melalui Saluran Udara Tegangan
SWK Pasal 72 Rencana jaringan energi kelistrikan dan proyeksi Tinggi (SUTT) terletak di Kelurahan  Substansi rencana jaringan energi
II Rencana Sistem Jaringan Energi Listrik kebutuhan listrik digambarkan dalam peta per masing- Pekiringan, Kelurahan Sunyaragi, listrik sudah sesuai dengan arahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 masing blok sejumlah 34 blok Kelurahan Kesambi, Kelurahan Permen PU No. 20/2011 tentang
ayat (1) huruf b, terdiri dari : Karyamulya, Kelurahan Harjamukti, Pedoman RDTR
a. Penambahan kapasitas jaringan listrik. Kelurahan Kecapi, Kelurahan  Dokumen Raperda dan Materi
2. Pengembangan jaringan b. Pengembangan jaringan listrik dengan Larangan, dan Kelurahan Teknis belum sinkron, terjadi
energi/kelistrikan sistem kabel udara dan bawah tanah Pegambiran; perbedaan nomenklatur dan
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana b. jaringan distribusi tenaga listrik arahan rencananya.
jaringan listrik. melalui Saluran Udara Tegangan
SWK A. Rencana Kebutuhan Energi (Listrik) Menengah terletak menyebar  Substansi rencana jaringan energi
III Rencana kebutuhan dan suplai listrik didasarkan pada terdapat di Kecamatan Kejaksan, listrik sudah sesuai dengan arahan
asumsi perkembangan jumlah kepala keluarga (KK) Kecamatan Kesambi, Kecamatan Permen PU No. 20/2011 tentang
yang ada di SWK III. Setiap keluarga diasumsikan Harjamukti dan Kecamatan Pedoman RDTR
mempunyai jumlah anggota sebanyak 5 (lima) orang. Lemahwungkuk;  Dokumen Raperda dan Materi
Dengan memperhatikan karakteristik kondisi sosial c. jaringan distribusi tenaga listrik Teknis belum sinkron, terjadi
penduduk maka beberapa asumsi yang dipergunakan melalui Saluran Udara Tegangan perbedaan nomenklatur dan
Pasal 112
untuk menghitung kebutuhan listrik, diantaranya Rendah tersebar di seluruh Kota arahan rencananya.
Rencana Sistem Jaringan Energi Listrik
adalah : Cirebon; dan pengembangan dan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110
- Kebutuhan domestik standar kebutuhan listrik peningkatan jaringan listrik melalui
ayat (1) huruf b, terdiri dari :
sebesar 1.300 watt/rumah Saluran Udara Tegangan
a. Penambahan kapasitas jaringan
- Kebutuhan non domestik : Menengah terletak menyebar di
listrik.
 Penerangan jalan umum 10% dari Kecamatan Harjamukti.
b. Pengembangan jaringan listrik
kebutuhan domestik. d. gardu Induk meliputi:
dengan sistem kabel udara dan
 Pelayanan umum diasumsikan 30% dari 1. gardu Induk di Kelurahan
bawah tanah
kebutuhan domestik Sukapura Kecamatan
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana
B. Pola Sistem Jaringan Energi Listrik Kejaksan dengan kapasitas
jaringan lstrik.
Dalam peningkatan pelayanan jaringan listrik perlu kurang lebih 250 MW; dan
diperhatikan adanya ketentuan pembangunan jaringan 2. gardu Induk di Kelurahan
listrik, dimana dalam pengembangan jaringan listrik. Sunyaragi Kecamatan
khususnya untuk pengembangan jaringan SUTT dan Sunyaragi dengan kapasitas
SUTET diperlukan areal konservasi pada sekitar kurang lebih 200 MW.
jaringan yaitu sekitar 20 meter pada setiap sisi tiang (4) Rencana pembangkit tenaga listrik
listrik untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan

51
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
bagi masyarakat. sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pengembangan gardu induk untuk sistem jaringan huruf c, terdiri atas :
distribusi tenaga listrik berada di Kelurahan Sunyaragi. a. sumber energi listrik berasal dari
Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali
SWK Rencana Pengembangan (STLJB); dan  Substansi rencana jaringan energi
IV Dalam pemenuhan pelayanan listrik di Wilayah b. pengembangan PLTG Sunyaragi di listrik sudah sesuai dengan arahan
perencanaan perlu mendapatkan perhatian, tentang Kecamatan Sunyaragi dengan Permen PU No. 20/2011 tentang
Pemeliharaan jaringan dan penggunaan jaringan kabel kapasitas kurang lebih 600 MW. Pedoman RDTR
listrik, dimana ada jaringan listrik perlu adanya  Dokumen Raperda dan Materi
pengamanan jalur yang harus bebas dari penggunaan Teknis belum sinkron, terjadi
lahan lainnya, misalnya adanya batas ketinggian perbedaan nomenklatur dan
maksimum pohon. arahan rencananya.
 Sumber daya listrik adalah sumber energi yang
merupakan kebutuhan dasar masyarakat
Kecamatan, namun demikian sumber energi ini
Pasal 149 mudah sekali rnengalami kebocoran, salah satu
Rencana Sistem Jaringan Energi Listrik penyebabnya adalah dengan adanya pencurian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 daya oleh konsurnen.
ayat (1) huruf b, terdiri dari :  Sepanjang kawasan yang terlintas Saluran
a. Penambahan kapasitas jaringan Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran
listrik. Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
b. Pengembangan jaringan listrik sebaiknya diarahkan untuk pemanfaatan jalur
dengan sistem kabel udara dan hijau.
bawah tanah  Skenario pengembangan jaringan listrik yaitu
c. Pemeliharaan sarana dan akan dikembangkan pada kawasan perumahan-
prasarana jaringan lstrik. perurnahan baru dan dilakukan peningkatan
pada kualitas maupun kuantitas jaringan listrik.
Gardu-gardu listrik yang ada di SWK IV. Secara
keseluruhan sumber listrik yang secara keseluruhan
berasal den sistern koneksi listrik Jawa – Bali.
Distribusi jaringan yang terpasang saat ini melalui
jaringan jalan yang ada, baik disekitar jalan utama
Kecamatan atau Kelurahan maupun jalan penghubung
antar kelompok pemukiman. Pengembangan jaringan
listrik diarahkan terutama untuk mendukung
pengembangan Blok atau sebagai faktor pengarah
perkembangan Kecamatan maupun Kelurahan.
a. Jaringan subtransmisi
SWK I Pasal 35 Pasal 31
(2) Rencana jaringan transmisi listrik (3) Rencana jaringan transmisi listrik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a terdiri atas : huruf b terdiri atas :
a. jaringan distribusi tenaga listrik a. jaringan distribusi tenaga listrik
melalui Saluran Udara Tegangan melalui Saluran Udara Tegangan
Menengah terletak menyebar Tinggi (SUTT) terletak di Kelurahan
terdapat di Kelurahan Kebonbaru, Pekiringan, Kelurahan Sunyaragi,
dan Kelurahan Kesenden. Kelurahan Kesambi, Kelurahan
b. jaringan distribusi tenaga listrik Karyamulya, Kelurahan Harjamukti,
melalui Saluran Udara Tegangan Kelurahan Kecapi, Kelurahan
Rendah tersebar di seluruh SWK I; Larangan, dan Kelurahan
SWK Rencana jaringan energi kelistrikan dan proyeksi Pegambiran;  Substansi rencana jaringan energi
II kebutuhan listrik digambarkan dalam peta per masing- b. jaringan distribusi tenaga listrik listrik sudah sesuai dengan arahan
masing blok sejumlah 34 blok melalui Saluran Udara Tegangan Permen PU No. 20/2011 tentang
Menengah terletak menyebar Pedoman RDTR
b. Jaringan distribusi terdapat di Kecamatan Kejaksan,  Dokumen Raperda dan Materi
primer Kecamatan Kesambi, Kecamatan Teknis belum sinkron, terjadi
Harjamukti dan Kecamatan perbedaan nomenklatur dan
Lemahwungkuk; arahan rencananya.
SWK c. jaringan distribusi tenaga listrik
III melalui Saluran Udara Tegangan
SWK Rendah tersebar di seluruh Kota
IV Cirebon; dan pengembangan dan
peningkatan jaringan listrik melalui
Saluran Udara Tegangan
Menengah terletak menyebar di
Kecamatan Harjamukti.
d. gardu Induk meliputi:
1. gardu Induk di Kelurahan
Sukapura Kecamatan
Kejaksan dengan kapasitas
kurang lebih 250 MW; dan
2. gardu Induk di Kelurahan

52
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
Sunyaragi Kecamatan
Sunyaragi dengan kapasitas
kurang lebih 200 MW.
(4) Rencana pembangkit tenaga listrik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, terdiri atas :
a. sumber energi listrik berasal dari
Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali
(STLJB); dan
b. pengembangan PLTG Sunyaragi di
Kecamatan Sunyaragi dengan
kapasitas kurang lebih 600 MW.
- SUTUT
- SUTET
Pasal 31
(3) Rencana jaringan transmisi listrik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b terdiri atas :
a. jaringan distribusi tenaga listrik
melalui Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) terletak di Kelurahan
Pekiringan, Kelurahan Sunyaragi,
Kelurahan Kesambi, Kelurahan
Karyamulya, Kelurahan Harjamukti,
Kelurahan Kecapi, Kelurahan
Larangan, dan Kelurahan
Pegambiran;
b. jaringan distribusi tenaga listrik
- SUTT
melalui Saluran Udara Tegangan
Menengah terletak menyebar
terdapat di Kecamatan Kejaksan,
Kecamatan Kesambi, Kecamatan
Harjamukti dan Kecamatan
Lemahwungkuk;
c. jaringan distribusi tenaga listrik
melalui Saluran Udara Tegangan
Rendah tersebar di seluruh Kota
Cirebon; dan pengembangan dan
peningkatan jaringan listrik melalui
Saluran Udara Tegangan
Menengah terletak menyebar di
Kecamatan Harjamukti.
d. gardu Induk meliputi:
1. gardu Induk di Kelurahan
Sukapura Kecamatan
Kejaksan dengan kapasitas
- Gardu Induk kurang lebih 250 MW; dan
2. gardu Induk di Kelurahan
Sunyaragi Kecamatan
Sunyaragi dengan kapasitas
kurang lebih 200 MW.
- Gardu Hubung
c. Jaringan distribusi
sekunder
- Jaringan distribusi
- Gardu Distribusi
d. Jaringan pipa minyak
SWK I Pasal 36 Pasal 31  Substansi rencana jaringan gas
Rencana Sistem Jaringan Energi Gas terdiri bumi sudah sesuai dengan arahan
atas : (1) Rencana sistem jaringan energi Permen PU No. 20/2011 tentang
a. Penambahan jumlah pengguna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 Pedoman RDTR
jaringan gas untuk rumah tangga; huruf a, terdiri atas :  Dokumen Raperda dan Materi
b. Pengembangan jaringan perpipaan a. jaringan pipa minyak dan gas bumi; Teknis belum sinkron, terjadi
e. Jaringan gas bumi gas dengan sistem bawah tanah; (2) Rencana jaringan pipa minyak dan gas perbedaan nomenklatur dan
c. Optimalisasi jaringan perpipaan gas; bumi sebagaimana dimaksud pada ayat arahan rencananya.
d. Pemeliharaan sarana dan prasarana (1) huruf a, yaitu pengembangan jalur
jaringan perpipaan gas. gas di Kota Cirebon meliputi Kecamatan
SWK Pasal 73 Rencana jaringan energi gas digambarkan dalam peta Kejaksan, Kecamatan Kesambi,  Substansi rencana jaringan gas
II per masing-masing blok sejumlah 34 blok Kecamatan Pekalipan, Kecamatan bumi sudah sesuai dengan arahan
Rencana Sistem Jaringan Energi Gas Lemahwungkuk dan sebagian Permen PU No. 20/2011 tentang

53
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 Kecamatan Harjamukti. Pedoman RDTR
ayat (1) huruf c, terdiri atas :  Dokumen Raperda dan Materi
a. Penambahan jumlah pengguna Teknis belum sinkron, terjadi
jaringan gas untuk rumah tangga; perbedaan nomenklatur dan
b. Pengembangan jaringan perpipaan gas arahan rencananya.
dengan sistem bawah tanah;
c. Optimalisasi jaringan perpipaan gas;
d. Pemeliharaan sarana dan prasarana
jaringan perpipaan gas.
SWK Pasal 113  Substansi rencana jaringan gas
III bumi sudah sesuai dengan arahan
Rencana Sistem Jaringan Energi Gas Permen PU No. 20/2011 tentang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 Pedoman RDTR
ayat (1) huruf c, terdiri atas :  Dokumen Raperda dan Materi
a. Penambahan jumlah pengguna jaringan Teknis belum sinkron, terjadi
gas untuk rumah tangga; perbedaan nomenklatur dan
b. Pengembangan jaringan perpipaan gas arahan rencananya.
dengan sistem bawah tanah;
c. Optimalisasi jaringan perpipaan gas;
d. Pemeliharaan sarana dan prasarana
jaringan perpipaan gas.
SWK Pasal 150  Substansi rencana jaringan gas
IV Rencana Sistem Jaringan Energi Gas bumi sudah sesuai dengan arahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 Permen PU No. 20/2011 tentang
ayat (1) huruf c, terdiri atas : Pedoman RDTR
a. Penambahan jumlah pengguna jaringan  Dokumen Raperda dan Materi
gas untuk rumah tangga; Teknis belum sinkron, terjadi
b. Pengembangan jaringan perpipaan gas perbedaan nomenklatur dan
dengan sistem bawah tanah; arahan rencananya.
c. Optimalisasi jaringan perpipaan gas;
d. Pemeliharaan sarana dan prasarana
jaringan perpipaan gas.
SWK I Sambungan telekomunikasi di SWK 1 hanya sebagian Pasal 32 Pengembangan infrastruktur  Substansi rencana jaringan
yang terlayani, karena dilihat dari perekonomian telekomunikasi perdesaan di Kabupaten telekomunikasi sudah sesuai
masyarakat di SWK 1, proyeksi kebutuhan sambungan (1) Rencana Sistem Jaringan Kuningan, dan Kabupaten Indramayu. dengan arahan Permen PU No.
telekomunikasi pada tahun 2032 adalah kelurahan Telekomunikasi sebagaimana dimaksud 20/2011 tentang Pedoman RDTR
Panjunan yaitu sebanyak 334, dan kelurahan yang dalam pada Pasal 30 huruf b meliputi :  Dokumen Raperda dan Materi
total kebutuhan sambungan telekomunikasi ialah a. pengembangan infrastruktur dasar Teknis belum sinkron, terjadi
kelurahan Kebonbaru dan Kesenden yaitu 153 dan telekomunikasi; perbedaan nomenklatur dan
154, untuk lebih jelasnya proyeksi kebutuhan b. jaringan telekomunikasi nirkabel; arahan rencananya.
sambungan telekomunikasi dari tahun 2012 – 2032 dan
dapat dilihat pada tabel berikut. c. peningkatan pelayanan jaringan
Tabel V-8 Sudah telekomunikasi.
Pasal 37 Proyeksi Kebutuhan Sambungan Telekomunikasi di SWK 1 Kota Cirebon (liter/jiwa) Tahun 2012
Penduduk Sarana Sosial digambarkan (2) Rencana pengembangan infrastruktur
(1)Rencana Pengembangan Jaringan Kecamatan / (Jiwa) Rumah Telepon Total

dalam bentuk
No dan Umum Wartel Warnet
Kelurahan Tangga Umum Kebutuhan

Telekomunikasi meliputi :
3% Rumah
Tangga dasar telekomunikasi sebagaimana
A B C D E F G H I peta (baik dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa
a. pengembangan infrastruktur dasar Tahun 2032
1 PANJUNAN dalam jaringan telepon fixed line atau sistem
telekomunikasi;
8.128 325 10 3 3 1 341
2
dokumen
PEGAMBIRAN 6.182 247 7 2 2 1 259

b. jaringan telekomunikasi nirkabel;


3 KEBONBARU 4.373 175 5 1 1 0 183
kabel yang merata di semua kecamatan
materi teknis,
4 KASEPUHAN 6.938 278 8 2 2 1 291

dan 5 LEMAHWUNGKUK 7.927 317 10 3 3 1 333 terutama di Kecamatan Harjamukti.


6 KESENDEN 4.036 161 5 1 1 0 169
lampiran (3) Jaringan telekomunikasi nirkabel
c. peningkatan pelayanan jaringan
LAPORAN AKHIR
SWK 1 37.583 1.503 45 13 13 3 1.577
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Raperda, serta sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
telekomunikasi. Gambar 5.7
PEDOMAN PERENCANAAN OVERHEAD SYSTEM album peta) huruf b berupa menara telekomunikasi
3. Pengembangan jaringan JARINGAN LISTRIK DAN TELEPON

telekomunikasi yang berupa penggunaan tower


bersama untuk penempatan beberapa
antena dari beberapa penyelenggara
telekomunikasi di Kecamatan Kejaksan,
Kecamatan Kesambi, Kecamatan
Lemahwungkuk, Kecamatan Pekalipan,
Minimum 3 meter dan Kecamatan Harjamukti.
(4) Rencana peningkatan pelayanan
Minimum 3 meter Diatas panggung

Di atas tanah pekarangan Minimum 3,5 meter


Minimum 6 meter diatas jalan

Dinas Pekerjaan Umum,


Di atas pedestrian

Hal. 1
jaringan telekomunikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :
Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral

SWK Pasal 74 A. Jaringan Telekomunikasi via Kabel  Substansi rencana jaringan


II Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi Pengembangan jaringan telekomunikasi di SWK II a. penetapan radius lokasi dan
telekomunikasi sudah sesuai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 diarahkan untuk perluasan dan optimalisasi layanan pemanfaatan menara
dengan arahan Permen PU No.
ayat (1) huruf d, terdiri dari : telefon kabel melalui : telekomunikasi atau tower bersama;
20/2011 tentang Pedoman RDTR
a. Menyebarkan fasiitas telekomunikasi 1. Mengoptimalkan sarana jaringan b. pembatasan terhadap
 Dokumen Raperda dan Materi
umum di lokasi strategis seperti telekomunikasi yang sudah ada, pembangunan menara
Teknis belum sinkron, terjadi
telepon umum dan warung 2. Menambah lingkup layanan dan telekomunikasi atau tower baru;
perbedaan nomenklatur dan
telekomunikasi. langganan dengan membangun titik-titik c. peningkatan pelayanan di
arahan rencananya.
b. Memelihara sarana dan prasarana baru sebanyak 8 titik yang tersebar di fasilitas umum di Kelurahan
fasilitas telekmunikasi wilayah SWK II. Kejaksan dan Kelurahan Kalijaga;
c. Memperbaiki fasilitas telekomunikasi d. peningkatan pelayanan di fasilitas

54
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
yang rusak. B. Jaringan Telekomunikasi nir Kabel kebudayaan di Kelurahan
Arahan untuk pengembangan telekomunikasi nir kabel Sunyaragi;
di SWK II wajib mempertimbangkan dan e. peningkatan pelayanan di fasilitas
melaksanakan ketentuan di bawah ini: pendidikan di Kelurahan
1. Setiap kegiatan pembangunan menara Karyamulya, Kelurahan Kalijaga
bersama telekomunikasi wajib mengikuti dan Kelurahan Argasunya; dan
ketentuan yang berlaku di dalam f. peningkatan pelayanan di fasilitas
Peraturan Kota Cirebon Nomor 9 Tahun kesehatan di Kelurahan Kesambi.
2012 tentang Penyelenggaraan Menara
Bersama Telekomunikasi
2. Setiap kegiatan pembangunan menara
BTS wajib mempertimbangkan batasan
maksimal ketinggian berdasarkan KKOP
dan mendapatkan rekomendasi dari Dinas
Perhubungan Informatika dan Komunikasi
Kota Cirebon sebagai pihak yang
berkompeten
3. Setiap kegiatan pembangunan menara
bersama juga wajib melakukan
sinkronisasi dengan pola ruang yang
berlaku (RTRW dan RDTR) dan mendapat
rekomendasi dari Dinas Pekerjaan Umum
Perumahan Energi dan Sumberdaya
Mineral sebagai pihak yang berkompeten.

SWK Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi  Substansi rencana jaringan


III mengacu pada Perda Kota Cirebon Nomor 9 Tahun telekomunikasi sudah sesuai
2012 Tentang Penyelenggaraan Menara Bersama dengan arahan Permen PU No.
Telekomunikasi yaitu Penataan menara bersama 20/2011 tentang Pedoman RDTR
telekomunikasi di Kota berpedoman pada Cell Plan  Dokumen Raperda dan Materi
yang terdiri dari Zona Cell Plan Menara Eksisting dan Teknis belum sinkron, terjadi
Pasal 114 Zona Cell Plan Menara Baru. Pada Zona Cell Plan perbedaan nomenklatur dan
Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi paling banyak diperkenankan berdiri 2 (dua) menara arahan rencananya.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 bersama telekomunikasi sedangkan pada Zona Cell
ayat (1) huruf d, terdiri dari : Plan Menara Eksisting tidak diperkenankan untuk
a. Menyebarkan fasiitas telekomunikasi pembangunan menara baru, kecuali baru berdiri 1
umum di lokasi strategis seperti telepon (satu) menara bersama telekomunikasi.
umum dan warung telekomunikasi. Sebagai daerah perkotaan, SWK III telah dilayani oleh
b. Memelihara sarana dan prasarana jaringan telekomunikasi dari PT. TELKOM. Namun
fasilitas telekmunikasi melihat kondisi saat ini dimana penggunaan telepon
c. Memperbaiki fasilitas telekomunikasi genggam sangat meningkat dan semakin banyaknya
yang rusak. penyedia jasa layanan telekomunikasi (wartel, warnet),
jumlah pelanggan sambungan telepon rumah tidak
akan mengalami peningkatan yang berarti. Saat ini PT.
TELKOM sedang menggalakkan kembali kampanye
penggunaan telepon tetap (Fixed Telephone) sebagai
pengganti penggunaan telepon genggam.

SWK Pasal 151  Substansi rencana jaringan


IV Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi telekomunikasi sudah sesuai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 dengan arahan Permen PU No.
ayat (1) huruf d, terdiri dari : 20/2011 tentang Pedoman RDTR
a. Menyebarkan fasiitas telekomunikasi  Dokumen Raperda dan Materi
umum di lokasi strategis seperti telepon Teknis belum sinkron, terjadi
umum dan warung telekomunikasi. perbedaan nomenklatur dan
b. Memelihara sarana dan prasarana arahan rencananya.
fasilitas telekmunikasi
c. Memperbaiki fasilitas telekomunikasi
yang rusak.

SWK I Pasal 32  Substansi rencana jaringan


Pasal 37
(1) Rencana Sistem Jaringan telekomunikasi sudah sesuai
(2) Rencana pengembangan jaringan
Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dengan arahan Permen PU No.
telekomunikasi sebagaimana dimaksud
a. Pengembangan dalam pada Pasal 30 huruf b meliputi : 20/2011 tentang Pedoman RDTR
pada ayat (1) huruf a berupa jaringan
infrastruktur dasar a. pengembangan infrastruktur dasar  Dokumen Raperda dan Materi
telepon fixed line atau sistem kabel
telekomunikasi, telekomunikasi; Teknis belum sinkron, terjadi
yang merata di semua kelurahan yang
berupa penetapan (2) Rencana pengembangan infrastruktur perbedaan nomenklatur dan
ada di SWK I.
pusat automalisasi dasar telekomunikasi sebagaimana arahan rencananya.
sambungan telepon SWK dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa
II jaringan telepon fixed line atau sistem
SWK kabel yang merata di semua kecamatan
III terutama di Kecamatan Harjamukti.

55
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
SWK
IV
b. Jaringan
telekomunikasi
telepon kabel
- Penetapan stasiun
telepon otomat
- Penetapan Rumah
Kabel
- Penetapan Kotak
Pembagi
SWK I Pasal 37 Sebaran BTS digambarkan dalam Bentuk Peta Pasal 32  Substansi rencana jaringan
(3) Rencana jaringan telekomunikasi Jaringan Telekomunikasi Gambar 5.8 telekomunikasi sudah sesuai
Sudah
nirkabel sebagaimana dimaksud pada (1) Rencana Sistem Jaringan dengan arahan Permen PU No.
digambarkan
ayat (1) huruf b berupa menara Telekomunikasi sebagaimana dimaksud 20/2011 tentang Pedoman RDTR
dalam bentuk
telekomunikasi yang berupa dalam pada Pasal 30 huruf b meliputi :  Dokumen Raperda dan Materi
peta (baik
penggunaan tower bersama untuk b. jaringan telekomunikasi nirkabel; Teknis belum sinkron, terjadi
dalam
penempatan beberapa antena dari dan perbedaan nomenklatur dan
dokumen
c. Jaringan beberapa penyelenggara (3) Jaringan telekomunikasi nirkabel arahan rencananya.
materi teknis,
telekomunikasi telekomunikasi di Kelurahan Panjunan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
lampiran
telepon nirkabel, Kelurahan Pegambiran, Kelurahan huruf b berupa menara telekomunikasi
Raperda, serta
berupa lokasi menara Kesepuhan, Kelurahan yang berupa penggunaan tower
album peta)
telekomunikasi (BTS) Lemahwungkuk, Kelurahan bersama untuk penempatan beberapa
Kebonbaru, dan Kelurahan Kesenden. antena dari beberapa penyelenggara
SWK telekomunikasi di Kecamatan Kejaksan,
II Kecamatan Kesambi, Kecamatan
SWK Lemahwungkuk, Kecamatan Pekalipan,
III dan Kecamatan Harjamukti.
SWK
IV
d. Sistem televisi kabel,
termasuk penetapan
lokasi stasiun
transmisi
e. Jaringan serat optic
SWK I Pasal 37 Pasal 32  Substansi rencana jaringan
(4) Rencana peningkatan pelayanan (1) Rencana Sistem Jaringan telekomunikasi sudah sesuai
jaringan telekomunikasi sebagaimana Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dengan arahan Permen PU No.
dimaksud pada ayat (1) huruf c dalam pada Pasal 30 huruf b meliputi : 20/2011 tentang Pedoman RDTR
meliputi : c. peningkatan pelayanan jaringan  Dokumen Raperda dan Materi
a. penetapan radius lokasi dan telekomunikasi. Teknis belum sinkron, terjadi
pemanfaatan menara (4) Rencana peningkatan pelayanan perbedaan nomenklatur dan
telekomunikasi atau tower jaringan telekomunikasi sebagaimana arahan rencananya.
bersama; dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :
b. pembatasan terhadap a. penetapan radius lokasi dan
pembangunan menara pemanfaatan menara
telekomunikasi atau tower baru. telekomunikasi atau tower bersama;
f. Peningkatan pelayanan SWK b. pembatasan terhadap
jaringan II pembangunan menara
telekomunikasi SWK telekomunikasi atau tower baru;
III c. peningkatan pelayanan di
SWK fasilitas umum di Kelurahan
IV Kejaksan dan Kelurahan Kalijaga;
d. peningkatan pelayanan di fasilitas
kebudayaan di Kelurahan
Sunyaragi;
e. peningkatan pelayanan di fasilitas
pendidikan di Kelurahan
Karyamulya, Kelurahan Kalijaga
dan Kelurahan Argasunya; dan
f. peningkatan pelayanan di fasilitas
kesehatan di Kelurahan Kesambi.
SWK I Akses air bersih selain bersumber dari PDAM, Sudah Pasal 34  Revitalisasi dan optimalisasi waduk  Substansi rencana jaringan air
sebagian masyarakat juga berusaha mendapatkan air digambarkan Infrastruktur perkotaan sebagaimana dan danau/situ; minum sudah sesuai dengan
bersih melalui sumur pompa tangan, sumur gali dan dalam bentuk dimaksud dalam Pasal 30 huruf d meliputi :  Pengembangan infrastruktur arahan Permen PU No. 20/2011
lainnya. Belum seluruh wilayah SWK 1 dapat terpenuhi peta (baik a. sistem penyediaan air minum; pengendali banjir; tentang Pedoman RDTR
4. Pengembangan jaringan
kebutuhan air bersihnya, sehingga harus adanya dalam  Peningkatan kondisi jaringan irigasi.  Dokumen Raperda dan Materi
air minum
pelayanan tambahan untuk masyarakat yang belum dokumen Pasal 35 Teknis belum sinkron, terjadi
terpenuhi kebutuhannya. Kebutuhan air bersih di SWK materi teknis, (1) Rencana sistem penyediaan air minum perbedaan nomenklatur dan
1 berdasarkan jumlah penduduk dapat dilihat pada lampiran Kota sebagaimana dimaksud dalam arahan rencananya.
Tabel berikut. Raperda, serta Pasal 34 huruf a meliputi :

56
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
album peta) a. sistem penyediaan air minum
Tabel V-3
Rencana Kebutuhan Air Bersih di SWK 1 Kota Cirebon (liter/jiwa)
Kebutuhan Air Kebutuhan Air Kebutuhan Air Kebutuhan Air Kebutuhan Air
dengan jaringan perpipaan; dan
No. Kelurahan
bersih 2012 bersih 2017 bersih 2022 bersih 2027 bersih 2032

1 Panjunan 954.963 961.758 968.552 975.347 982.141 b. sistem penyediaan air minum
2 Pegambiran 620.832 661.162 701.492 741.823 782.153
dengan bukan jaringan perpipaan.
3 Kebonbaru 437.988 466.900 495.813 524.725 553.638
(7) Peningkatan kapasitas sistem
penyediaan air minum dengan
4 Kasepuhan 822.953 822.777 827.668 832.558 837.448

5 Lemahwungkuk 927.039 935.108 943.177 951.246 959.315

6 Kesenden 439.677 454.550 469.424 484.297 499.171


pemanfaatan sumber air alternatif dari :
Jumlah 4.203.453 4.302.256 4.406.126 4.509.996 4.613.866 a. mata air Cigorowong terletak di tepi
Sumber : Hasil Analisis, 2012 Sungai Cipager Kecamatan
SWK Pasal 75 Rencana jaringan air bersih dan proyeksi kebutuhan Mandirancan Kabupaten Kuningan;  Substansi rencana jaringan air
II Rencana Sistem Penyediaan Air Minum air bersih digambarkan dalam peta per masing-masing b. mata air Talaga Herang terdiri dari minum sudah sesuai dengan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 blok sejumlah 34 blok 3 (tiga) kelompok mata air yaitu arahan Permen PU No. 20/2011
ayat (1) huruf e, terdiri dari : kelompok mata air Talaga Herang, tentang Pedoman RDTR
a. peningkatan pasokan air baku dari mata air Cileles dan mata air  Dokumen Raperda dan Materi
sumber mata air yang ada; Cikuda Kabupaten Majalengka; dan Teknis belum sinkron, terjadi
b. optimalisasi jaringan air baku dan c. mata air Cipadung terdiri dari 2 perbedaan nomenklatur dan
menambah pengadaan pompa; (dua) kelompok mata air yaitu arahan rencananya.
c. rehabilitasi sarana dan prasarana air kelompok mata air Cipadung dan
baku; mata air objek wisata Hutan
d. peningkatan pelayanan Lindung Prabu Siliwangi Kabupaten
e. Meningkatkan cakupan wilayah Majalengka.
pelayanan distribusi air bersih PDAM
f. Menurunkan tingkat kebocoran air
sampai dengan 40% tahun 2022 dan
35% tahun 2032.
g. Minimalisasi masalah ketersediaan
sumber air bersih.
SWK Sistim pelayanan air bersih dalam perencanaan  Substansi rencana jaringan air
III prasarana dan sarana air minum di SWK III yang minum sudah sesuai dengan
mencakup 8 (delapan) Kelurahan menggunakan sistim arahan Permen PU No. 20/2011
pelayanan dengan sistim perpipaan gravitasi dan tentang Pedoman RDTR
Pasal 115
sistim pepompaan.  Dokumen Raperda dan Materi
Rencana Sistem Penyediaan Air Minum
Sistem perpipaan gravitasi melayani 8 (delapan) Teknis belum sinkron, terjadi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110
Kelurahan dengan sumber dari mata air dan sistim perbedaan nomenklatur dan
ayat (1) huruf e, terdiri dari :
pemompaan melayani 1 (satu) Kelurahan dengan arahan rencananya.
a. peningkatan pasokan air baku dari
sumber air berasal dari air tanah berupa sumur dalam (
sumber mata air yang ada;
1 Kelurahan ) dan sumur dangkal ( 8 Kelurahan).
b. optimalisasi jaringan air baku dan
Pelayanan air bersih per-Kelurahanan didasarkan
menambah pengadaan pompa;
pada kondisi alam rencana daerah pelayanan dengan
c. rehabilitasi sarana dan prasarana air
memperhitungkan tingkat penyebaran dan kepadatan
baku;
penduduk. Direncanakan menggunakan sistim
d. peningkatan pelayanan
perpipaan secara gravitasi bila sumber air dari mata
e. Meningkatkan cakupan wilayah
air, sedangkan bila sumber air bersih dari sumur dalam
pelayanan distribusi air bersih PDAM
atau sumur dangkal dengan sistim pemompaan.
f. Menurunkan tingkat kebocoran air
Sistim jaringan transmisi dan distribusi serta bangunan
sampai dengan 40% tahun 2022 dan
penunjang direncanakan :
35% tahun 2032.
- Sistim pelayanan Kran Umum (KU) atau Hydran
g. Minimalisasi masalah ketersediaan
Umum (HU),
sumber air bersih
- Cakupan pelayanan mencakup 60% sapai
dengan 100% jumlah penduduk,
- Jarak penempatan KU dan HU minimal sejauh
200 meter.
SWK Pasal 152  Substansi rencana jaringan air
IV Rencana Sistem Penyediaan Air Minum minum sudah sesuai dengan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 arahan Permen PU No. 20/2011
ayat (1) huruf e, terdiri dari : tentang Pedoman RDTR
a. P  Dokumen Raperda dan Materi
eningkatan pasokan air baku dari Teknis belum sinkron, terjadi
sumber mata air yang ada; perbedaan nomenklatur dan
b. O arahan rencananya.
ptimalisasi jaringan air baku dan
menambah pengadaan pompa;
c. R
ehabilitasi sarana dan prasarana air
baku;
d. P
eningkatan pelayanan
e. M
inimalisasi masalah ketersediaan
sumber air bersih.
SWK I Pasal 38 Pasal 35  Substansi rencana jaringan air
a. Sistem penyediaan
(1) Rencana pengembangan jaringan air (1) Rencana sistem penyediaan air minum minum sudah sesuai dengan
air minum wilayah
minum meliputi : Kota sebagaimana dimaksud dalam arahan Permen PU No. 20/2011
57
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
a. sistem penyediaan air minum Pasal 34 huruf a meliputi : tentang Pedoman RDTR
dengan jaringan perpipaan; dan a. sistem penyediaan air minum  Dokumen Raperda dan Materi
b. sistem penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan; dan Teknis belum sinkron, terjadi
dengan bukan jaringan perpipaan. b. sistem penyediaan air minum perbedaan nomenklatur dan
dengan bukan jaringan perpipaan. arahan rencananya.
SWK
II
SWK
III
SWK
IV
SWK I Rencana pengembangan sistem jaringan utilitas di Pasal 35  Substansi rencana jaringan air
SWK 1 tahun 2032 diarahkan pada upaya peningkatan (2) Sistem penyediaan air minum dengan minum sudah sesuai dengan
pemenuhan air bersih melalui : jaringan perpipaan sebagaimana arahan Permen PU No. 20/2011
1. Sistem Perpipaan dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : tentang Pedoman RDTR
a. Melakukan optimasi sistem : a. sistem produksi;  Dokumen Raperda dan Materi
Pasal 38  Memanfaatkan kapasitas sisa dengan b. sistem transmisi; dan Teknis belum sinkron, terjadi
(2) Sistem penyediaan air minum dengan memperluas cakupan pelayanan Sudah c. sistem distribusi. perbedaan nomenklatur dan
jaringan perpipaan sebagaimana dengan menambah jaringan distribusi digambarkan (3) Sistem produksi sebagaimana dimaksud arahan rencananya.
dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu dan pemasangan SL dan HU baru. dalam bentuk pada ayat (2) huruf a meliputi :
sistem distribusi.  Menekan tingkat kebocoran sehingga peta (baik a. sumber air dari mata air Cipaniis
(3) Sistem distribusi sebagaimana air dapat dimanfaatkan untuk dalam Kabupaten Kuningan dengan
dimaksud pada ayat (2) yaitu meliputi peningkatan cakupan pelayanan. dokumen kapasitas produksi 860 (delapan
sistem perpipaan distribusi untuk  Peningkatan kualitas pelayanan materi teknis, ratus enam puluh) liter/detik;
Kelurahan Panjunan, Kelurahan dengan melakukan operasi dan lampiran b. instalasi pengolahan air I terletak di
Pegambiran, Kelurahan Kesepuhan, pemeliharaan sesuai dengan standar Raperda, serta Cipaniis Kabupaten Kuningan
Kelurahan Lemahwungkuk, Kelurahan operasi dan prosedur. album peta) dengan debit produksi ± 107
Kebonbaru, dan Kelurahan Kesenden. b. Melakukan pengembangan sistem : (seratus tujuh) liter/detik; dan
 Pembangunan sistem penyediaan air c. instalasi pengolahan air II terletak di
bersih baru untuk daerah yang belum Plangon Kecamatan Sumber
terlayani. Kabupaten Cirebon dengan
 Membuka peluang untuk kemitraan kapasitas terpasang ± 760 (tujuh
dengan masyarakat dan swasta. ratus enam puluh) liter/detik.
SWK Rencana pengembangan sistem jaringan air bersih (4) Sistem transmisi sebagaimana  Substansi rencana jaringan air
II diarahkan pada upaya peningkatan pemenuhan air dimaksud pada ayat (2) huruf b yaitu minum sudah sesuai dengan
bersih melalui : dilakukan secara gravitasi dengan 3 arahan Permen PU No. 20/2011
2. Sistem Perpipaan (tiga) jalur pipa transmisi dengan tentang Pedoman RDTR
a. Melakukan optimasi sistem : kapasitas debit pipa transmisi I sebesar
 Dokumen Raperda dan Materi
- Sistem Jaringan  Memanfaatkan kapasitas sisa dengan ± 33 (tiga puluh tiga) liter/detik, pipa
Teknis belum sinkron, terjadi
Perpipaan memperluas cakupan pelayanan transmisi II sebesar ± 70 (tujuh puluh)
perbedaan nomenklatur dan
dengan menambah jaringan distribusi liter/detik dan pipa transmisi III
arahan rencananya.
dan pemasangan SL dan HU baru. sebesar ± 760 (tujuh ratus enam puluh)
liter/detik.
 Menekan tingkat kebocoran sehingga
(5) Sistem distribusi sebagaimana
air dapat dimanfaatkan untuk
dimaksud pada ayat (2) huruf c yaitu
peningkatan cakupan pelayanan.
meliputi sistem perpipaan distribusi
 Peningkatan kualitas pelayanan
untuk Kecamatan Kejaksan, Kecamatan
dengan melakukan operasi dan
Kesambi, Kecamatan Lemahwungkuk,
pemeliharaan sesuai dengan standar
Kecamatan Pekalipan, dan Kecamatan
operasi dan prosedur.
Harjamukti.
b. Melakukan pengembangan sistem :
 Pembangunan sistem penyediaan air
bersih baru untuk daerah yang belum
terlayani.
 Membuka peluang untuk kemitraan
dengan masyarakat dan swasta.

Rencana sistem jaringan air bersih menggunakan jalur


sistem pipa induk air bersih seperti yang terlihat pada
Gambar mengunakan sistem loop di mana reservoir
distribusi direncanakan di titik tertinggi pelayanan.
Dengan demikian berdasarkan perhitungan reservoir
tersebut harus berjenis menara (elevated reservoir).
Hal ini diperlukan untuk menjamin tekanan di titik kritis
sebesar minimal 10 m untuk jaringan perpipaan induk.
Kondisi ini juga sangat dipengaruhi oleh wilayah
pelayanan yang relatif datar dengan beda ketinggian
rata-rata antara 0 – 6 m dpl.

58
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya

SWK
III
SWK
IV
SWK I Rencana pengembangan sistem jaringan utilitas di Pasal 35  Substansi rencana jaringan air
SWK 1 tahun 2032 diarahkan pada upaya peningkatan (1) Rencana sistem penyediaan air minum minum sudah sesuai dengan
Pasal 38 pemenuhan air bersih melalui : Kota sebagaimana dimaksud dalam arahan Permen PU No. 20/2011
(4) Sistem penyediaan air minum dengan 1. Sistem Non Perpipaan Pasal 34 huruf a meliputi : tentang Pedoman RDTR
bukan jaringan perpipaan a. Melakukan optimasi sistem : peningkatan b. sistem penyediaan air minum  Dokumen Raperda dan Materi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kinerja operasi dan pemeliharaan. dengan bukan jaringan perpipaan. Teknis belum sinkron, terjadi
huruf b meliputi sistem perpipaan b. Melakukan pengembangan sistem : (6) Sistem penyediaan air minum dengan perbedaan nomenklatur dan
distribusi untuk Kelurahan Panjunan, pembangunan sistem penyediaan air bersih bukan jaringan perpipaan sebagaimana arahan rencananya.
Kelurahan Pegambiran, Kelurahan non perpipaan baru untuk daerah yang dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi
Kesepuhan, Kelurahan belum terlayani. sistem perpipaan distribusi untuk
Lemahwungkuk, Kelurahan 2. Meningkatkan cakupan wilayah pelayanan Kelurahan Argasunya, Kelurahan
Kebonbaru, dan Kelurahan Kesenden. distribusi air bersih PDAM Kalijaga, Kelurahan Harjamukti di
3. Minimalisasi masalah ketersediaan sumber air Kecamatan Harjamukti.
bersih. (7) Peningkatan kapasitas sistem
SWK 2. Sistem Non Perpipaan penyediaan air minum dengan
- Sistem Jaringan pemanfaatan sumber air alternatif dari :
II a. Melakukan optimasi sistem : peningkatan
Non Perpipaan a. mata air Cigorowong terletak di tepi
kinerja operasi dan pemeliharaan.
b. Melakukan pengembangan sistem : Sungai Cipager Kecamatan
pembangunan sistem penyediaan air bersih Mandirancan Kabupaten Kuningan;
non perpipaan baru untuk daerah yang b. mata air Talaga Herang terdiri dari
belum terlayani. 3 (tiga) kelompok mata air yaitu
3. Skala Wilayah atau Rumah Tangga. kelompok mata air Talaga Herang,
a. Berpartisipasi dalam melakukan mata air Cileles dan mata air
penghematan pemakaian air. Cikuda Kabupaten Majalengka; dan
b. Turut melestarikan sumber mata air dalam c. mata air Cipadung terdiri dari 2
pemenuhan kebutuhan air bersih (dua) kelompok mata air yaitu
masyarakat. kelompok mata air Cipadung dan
SWK mata air objek wisata Hutan
III Lindung Prabu Siliwangi Kabupaten
SWK Majalengka.
IV
b. Bangunan pengambil
air baku
c. Pipa transmisi air
baku dan instalasi
produksi
d. Pipa unit distribusi
e. Bangunan penunjang
dan bangunan
pelengkap
f. Bak penampung
SWK I Pasal 40 Beberapa ketentuan yang diperlukan dalam penyaluran air Pasal 34  Substansi rencana jaringan
hujan draianse yaitu : drainase sudah sesuai dengan
(1) Rencana sistem drainase meliputi :
 Perbaikan-perbaikan drainase SWK 1 dan membuat Sudah Infrastruktur perkotaan sebagaimana arahan Permen PU No. 20/2011
a. jaringan drainase primer; jaringan-jaringan baru pada kawasan-kawasan genangan. digambarkan dimaksud dalam Pasal 30 huruf d meliputi : tentang Pedoman RDTR
b. jaringan drainase sekunder; dan  Normalisasi drainase, berupa dalam bentuk d. sistem drainase;
c. jaringan drainase tersier. pengerukan, pelurusan, penyayatan bagian yang sempit  Dokumen Raperda dan Materi
peta (baik
(2) Perbaikan dan peningkatan fungsi serta pembuangan tebing penguat di tepi drainase utama. Teknis belum sinkron, terjadi
5. Pengembangan jaringan dalam Pasal 38
pelayanan sistem drainase kota yang  Pengendalian saluran agar tidak perbedaan nomenklatur dan
drainase menjadi tempat pembuangan sampah oleh masyarakat dokumen (1) Rencana system drainase sebagaimana
ada dengan rehabilitasi dan arahan rencananya.
sebab dapat mengakibatkan pendangkalan pada drainase materi teknis, dimaksud dalam Pasal 34 huruf d
pemeliharan saluran di Kelurahan
tersebut. lampiran meliputi :
Panjunan, Kelurahan Pegambiran,
 Penertiban bangunan-bangunan di Raperda, serta a. jaringan drainase primer;
Kelurahan Kesepuhan, Kelurahan sekitar drainase agar alur sungai tidak menyempit, melalui album peta) b. jaringan drainase sekunder; dan
Lemahwungkuk, Kelurahan penghijauan di sepanjang drainase utama yang dibatasi
Kebonbaru, dan Kelurahan Kesenden. dengan jaringan jalan. c. jaringan drainase tersier.

59
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
(2) Jaringan drainase primer sebagaimana
Perencanaan sistem drainase ini menggunakan beberapa dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi
parameter yang merupakan dasar perencanaan sistem.
4 (empat) sistem drainase makro yaitu
Batasan-batasan dalam menentukan arah jalur saluran air
hujan adalah : Sungai Kedung Pane, Drainase Sukalila,
 Arah aliran dalam saluran mengikuti garis ketinggian yang Sungai Kasunean dan Sungai Kalijaga.
ada sehingga diharapkan pengaliran secara gravitasi dan (3) Jaringan drainase sekunder
menghindari pemompaan. sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
 Pemanfaatan sungai/badan air terdekat sebagai air huruf b terdiri atas :
penerima dari outfall yang direncanakan. a. jaringan drainase sekunder
 Menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan, eksisting meliputi Kali Tangkil, Kali
sehingga mengurangi gorong-gorong. Kemlaka, Kali Cideng, Kedung
Pengembangan sistem drainase dapat dilakukan melalui :
Bima, Kedung Pane, Banjir Kanal,
 Konservasi sumber daya air permukaan/tanah, yang Kali Kijing, Kali Kramat, Kali Kayu
prinsip dasar pengembangannya adalah arus limpahan Walang, Kali Sukalila, Kali Sigujeg,
sebesar mungkin dihambat dan diresapkan sebagai Kali Bedeng, Kali Sijarak I, Kali
sumber daya air tanah sehingga dapat mengurangi arus Sijarak II, Kali Langensari, Kali
limpasan dan aliran permukaan yang menyebabkan erosi Sirabun, Kali Penyuken, Kali
dan banjir. Seladara, Kali Kesunean, Kali
 Perbaikan saluran drainase, yang konsep Suba, Kali Cikijing dan Kali
pengembangannya melalui penghambatan/perlambatan
aliran pada setiap saluran service persil yang sudah ada,
Sigemplo, Kali Lunyu, Kali
dengan tujuan agar air limpasan tidak cepat terkonsentrasi Cikalong, Kali Cikenis, Kedung
pada daerah hilir yang sering menimbulkan banjir dan Menjangan, Kedung Jumbleng,
memberikan waktu pada air untuk meresap ke dalam Kedung Mendeng, Surapandan dan
tanah. Cadas Ngampar; dan
 Memperbesar infiltrasi dan perkolasi air hujan terutama b. rencana jaringan drainase sekunder
untuk pemukiman, dilakukan dengan menyisakan luas di lokasi yang berpotensi
lahan pemukiman untuk peresapan air.
menimbulkan genangan banjir
 Mereduksi aliran drainase, dengan sistem menahan arus
air yang menuju ke bagian bawah, yang
meliputi kawasan Majasem,
pengembangannya dilakukan dengan normalisasi sungai, kawasan Cipto, kawasan Pemuda,
meliputi kawasan Sukapura dan kawasan
a) Pelebaran dan pelurusan badan drainase/sungai Perumnas.
yang mampu menampung limpasan air pada saat (4) Jaringan drainase tersier sebagaimana
kondisi maksimum dan minimum, dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi
b) Pembebasan tanah dari pemukiman-
saluran drainase yang berasal dari blok
pemukiman di sepanjang sungai sehingga tidak
mempersempit badan sungai, bangunan fungsional mengarah pada
c) Pengerukan lumpur di dasar sungai/ saluran drainase sekunder tersebar di
drainase, untuk memperdalam, dan permukiman.
d) Tidak membuang sampah ke dalam
sungai/drainase (5) perbaikan dan peningkatan fungsi
SWK Skenario jaringan drainase diarahkan pada pengembangan pelayanan sistem drainase kota yang  Substansi rencana jaringan
II mutu saluran drainase diantaranya yaitu : ada dengan rehabilitasi dan pemeliharan drainase sudah sesuai dengan
a) Pembangunan jaringan drainase di kawasan
pengembangan Kawasan Kota sebagai jaringan yang
saluran di Kawasan Kota Lama meliputi arahan Permen PU No. 20/2011
terintegrasi rencana fungsi kegiatan; Kelurahan Pulasaren, Kelurahan tentang Pedoman RDTR
b) pengembangan saluran drainase linier sepanjang jalan Lemahwungkuk, Kelurahan Pekalipan,  Dokumen Raperda dan Materi
arteri dan kolektor yang terintegrasi dalam rencana Kelurahan Pekalangan, Kelurahan Teknis belum sinkron, terjadi
Pasal 77 pengembangan jaringan jalan; Panjunan dan Kelurahan Kasepuhan. perbedaan nomenklatur dan
Rencana Sistem Drainase Kota Skenario Perencanaan sistem drainase ini menggunakan arahan rencananya.
sebagaimana dimaksud pada Pasal 70 ayat beberapa parameter yang merupakan dasar perencanaan
sistem. Batasan-batasan dalam menentukan arah jalur saluran
(1) huruf g, terdiri dari :
air hujan adalah :
a. Penetapan kebijakan KDB di wilayah a) Arah aliran dalam saluran mengikuti garis ketinggian yang
untuk menekan kapasitas limpasan air ada sehingga diharapkan pengaliran secara gravitasi dan
hujan. menghindari pemompaan.
b. pembangunan sistem drainase dengan b) Pemanfaatan sungai/badan air terdekat sebagai air
mengacu kepada masterplan atau penerima dari outfall yang direncanakan.
DED sektor drainase yang telah c) Menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan,
sehingga mengurangi gorong-gorong.
tersedia. Pengembangan sistem drainase dapat dilakukan melalui :
c. pemeliharaan saluran drainase. a) Konservasi sumber daya air permukaan/tanah, yang
d. penataan Wilayah Sungai dan Kali : prinsip dasar pengembangannya adalah arus limpahan
Sungai Sukalila, Sungai Kesunean, sebesar mungkin dihambat dan diresapkan sebagai
Kali Sigujeg, Kali Bedeng, Kali Sijarap sumber daya air tanah sehingga dapat mengurangi arus
1 dan Kali Sijarap 2, Kali Langensari, limpasan dan aliran permukaan yang menyebabkan erosi
Kali Cikalong dan Kali Cipadu. dan banjir.
b) Perbaikan saluran drainase yang ada. Memperbesar
e. penyediaan sumur-sumur resapan di
infiltrasi dan perkolasi terutama untuk pemukiman,
tiap kaveling bangunan yang dilakukan dengan menyisakan luas lahan untuk peresapan
mempunyai kedalaman muka air tanah air.
paling kurang 1,5 (satu koma lima) c) Mereduksi aliran drainase, dengan sistem menahan arus
meter. air yang menuju ke bagian bawah, yang
pengembangannya dilakukan dengan normalisasi sungai,
meliputi (a) pelebaran dan pelurusan badan sungai yang
mampu menampung limpasan air pada saat kondisi
maksimum dan minimum, (b) pembebasan tanah dari
pemukiman-pemukiman di sepanjang sungai sehingga
tidak mempersempit badan sungai, (c) pengerukan lumpur
di dasar sungai, untuk memperdalam sungai, dan (d) tidak

60
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
membuang sampah ke dalam sungai.

Konsepsi penyaluran air hujan atau konsepsi penanggulangan


bahaya banjir dapat dilakukan sebagai berikut :
 Perbaikan-perbaikan drainase kota dan membuat jaringan-
jaringan baru pada kawasan-kawasan genangan.
 Normalisasi sungai-sungai yang melewati kota, berupa
pengerukan, pelurusan, penyayatan bagian sungai yang
sempit serta pembuangan tebing penguat di tepi sungai.
 Pengendalian sungai agar tidak menjadi tempat
pembuangan sampah oleh masyarakat sebab dapat
mengakibatkan pendangkalan pada sungai tersebut.
 Penertiban bangunan-bangunan di sekitar sungai agar alur
sungai tidak menyempit, melalui penghijauan di sepanjang
sungai yang dibatasi dengan jaringan jalan.
 Pembangunan kolam-kolam atau kanal-kanal buatan
dengan menggunakan kelep untuk pengaturan penyaluran
air, dan penyediaan sumur-sumur bor untuk
penggelontoran terutama pada musim kemarau untuk
menghindari kolam-kolam tersebut menjadi sumber
penyakit terutama sarang-sarang nyamuk maupun sumber
penyakit lainnya.
 Pembuatan sumur-sumur resapan pada setiap
pembangunan rumah, walaupun daerah tersebut
merupakan daerah kedap air tetapi dengan adanya sumur-
sumur resapan tersebut sedikitnya dapat mengurangi
aliran air permukaan (run off).
 Penghijauan untuk mengurangi tingkat erosi atau
sedimentasi.

SWK Rencana jaringan dan sistem aliran saluran drainase  Substansi rencana jaringan
III yang diusulkan untuk SWK III adalah sebagai berikut : drainase sudah sesuai dengan
a. Untuk keadaan Topografi tanah yang mempunyai arahan Permen PU No. 20/2011
kemiringan sedang, semua sistem pengaliran tentang Pedoman RDTR
saluran drainase masih memakai sistem/cara  Dokumen Raperda dan Materi
gravitasi. Teknis belum sinkron, terjadi
b. Untuk daerah yang mempunyai Topografi lebih perbedaan nomenklatur dan
rendah dari muka air maksimal di badan air, maka arahan rencananya.
direncanakan sistem polder dilengkapi dengan
Pasal 117 pompanisasi.
Rencana Sistem Drainase Kota c. Sebagai saluran pembuang akhir semuanya
sebagaimana dimaksud pada Pasal 110 melalui Kota Cirebon lalu bermuara ke Laut Jawa.
ayat (1) huruf g, terdiri dari : Sedangkan sungai yang ada di SWK III ditetapkan
a. Penetapan kebijakan KDB di wilayah sebagai saluran Pembuang Akhir, yaitu Kali
untuk menekan kapasitas limpasan air Kesunean; Kali Kalijaga; Kali Kedungpane.
hujan. d. Alur-alur drainase alami yang sekarang
b. pembangunan sistem drainase dengan lingkungannya masih belum terbuka dan nantinya
mengacu kepada masterpan drainase akan dipakai sebagai wilayah pengembangan
yang telah tersedia. maka alur-alur alami tersebut dijadikan saluran
c. pemeliharaan saluran drainase. drainase kota.
d. penataan Wilayah Sungai dan Kali : e. Di daerah yang akan berkembang dan belum ada
Sungai Kalijaga, Sungai Kesunean, Kali saluran drainasenya disarankan untuk menambah
Kesunean, Kali Suba, Kali Cikijing, Kali saluran-saluran drainase baru. Kemudian
Sigemblo, Kalijaga, Kali Lunyu, dialirkan ke saluran-saluran drainase primer.
Cikalong, Cikenis Barat, Cikenis Timur, f. Untuk perijinan pembangunan perumahan baru di
Cikenis Tampomas, Kedung SWK III, sebaiknya direncanakan sistem drainase
Menjangan, Kedung Jumbleng, Kedung yang dilengkapi dengan kolam-kolam retensi.
Mendeng, Surapandan dan Cadas g. Mengingat banyaknya sedimentasi yang terjadi di
Ngampar muara sungai besar, maka diusulkan untuk
e. penyediaan sumur-sumur resapan di tersedianya Kapal Keruk Type Medium dan pihak
tiap kaveling bangunan yang Pemkot Cirebon menyediakan lahan untuk
mempunyai kedalaman muka air tanah pembuangan sedimen.
paling kurang 1,5 (satu koma lima) 5.4.5 Pembagian Wilayah Sub/Sub Sistem
meter. Berdasarkan Masterplan Drainase Kota Cirebon,
rencana pengembangan jaringan drainase di SWK III
dibagi dalam zona (sub sistem), untuk mengakomodasi
perbedaan karakterisitik wilayah bagian, tingkat
kepentingan, serta kemudahan dalam rencana
investasi ke depannya. Zona (Sub Sistem) Drainase di
SWK III tersebut adalah ;
• Sub Sistem Kali Kedungpane
• Sub Sistem Kali Kalijaga
• Sub Sistem Kali Kesunean
SWK Pasal 154 Pengembangan sistem drainase di wilayah  Substansi rencana jaringan
IV Rencana Sistem Drainase Kota perencanaan harus mengacu pada prinsip-prinsip di drainase sudah sesuai dengan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 147 bawah ini : arahan Permen PU No. 20/2011

61
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
ayat (1) huruf g, terdiri dari :  Pengaliran air hujan di dalam harus secepat tentang Pedoman RDTR
a. Penetapan kebijakan KDB di wilayah mungkin, namun untuk aliran di halaman  Dokumen Raperda dan Materi
untuk menekan kapasitas limpasan air sebelum masuk saluran sebisa mungkin Teknis belum sinkron, terjadi
hujan. dihambat untuk memberi kesempatan air hujan perbedaan nomenklatur dan
b. Pembangunan sistem drainase dengan meresap ke dalam tanah. arahan rencananya.
mengacu kepada masterpan atau DED  Limpasan air hujan dari Catchment Area
sektor drainase yang telah tersedia. disalurkan ke saluran terdekat.
c. Pemeliharaan saluran drainase.  Limpasan air hujan diusahakan pengalirannya
d. Penyediaan sumur-sumur resapan di tiap dengan cara gravitasi.
kaveling bangunan yang mempunyai  Dalam proses pengaliran tidak boleh putus-
kedalaman muka air tanah paling kurang putus.
1,5 (satu koma lima) meter.  Jalur saluran diusahakan searah dengan
jairngan jalan.

Pengelolaan Drainase Secara Terpadu


Berwawasan Lingkungan
Teknik Floating Garden pada Drainase
Perkotaan
a. Sistem jaringan
drainase yang
berfungsi untuk
mencegah genangan
- Kolam retensi
- Sistem
Pemompaan
- Pintu Air
b. Kebutuhan sistem
jaringan drainase
Pasal 38 Belum dijabarkan dalam RDTR per SWK
(1) Rencana system drainase sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 huruf d
meliputi :
a. jaringan drainase primer;
1) Jaringan primer
2) Jaringan drainase primer sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi
4 (empat) sistem drainase makro yaitu
Sungai Kedung Pane, Drainase Sukalila,
Sungai Kasunean dan Sungai Kalijaga.
Pasal 38 Belum dijabarkan dalam RDTR per SWK
(1) Rencana system drainase sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 huruf d
meliputi :
b. jaringan drainase sekunder; dan
Jaringan drainase sekunder sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
atas :
a. jaringan drainase sekunder
eksisting meliputi Kali Tangkil, Kali
Kemlaka, Kali Cideng, Kedung
Bima, Kedung Pane, Banjir Kanal,
Kali Kijing, Kali Kramat, Kali Kayu
Walang, Kali Sukalila, Kali Sigujeg,
Kali Bedeng, Kali Sijarak I, Kali
2) Jaringan
Sijarak II, Kali Langensari, Kali
sekunder
Sirabun, Kali Penyuken, Kali
Seladara, Kali Kesunean, Kali
Suba, Kali Cikijing dan Kali
Sigemplo, Kali Lunyu, Kali
Cikalong, Kali Cikenis, Kedung
Menjangan, Kedung Jumbleng,
Kedung Mendeng, Surapandan dan
Cadas Ngampar; dan
b. rencana jaringan drainase sekunder
di lokasi yang berpotensi
menimbulkan genangan banjir
meliputi kawasan Majasem,
kawasan Cipto, kawasan Pemuda,
kawasan Sukapura dan kawasan
Perumnas

62
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
Pasal 38 Belum dijabarkan dalam RDTR per SWK
(1) Rencana system drainase sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 huruf d
meliputi :
c. jaringan drainase tersier.
3) Jaringan tersier (4) Jaringan drainase tersier sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi
saluran drainase yang berasal dari blok
bangunan fungsional mengarah pada
saluran drainase sekunder tersebar di
permukiman.
4) Jaringan
lingkungan
SWK I Pasal 34 
Tabel V-4
Rencana Kebutuhan Air Limbah di SWK 1 Kota Cirebon (liter/jiwa) Substansi rencana jaringan air
No. Kelurahan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Infrastruktur perkotaan sebagaimana limbah sudah sesuai dengan
dimaksud dalam Pasal 30 huruf d meliputi :
Air limbah Air limbah Air limbah Air limbah Air limbah
2012 2017 2022 2027 2032 arahan Permen PU No. 20/2011
1 Panjunan 190.993 192.352 193.710 195.069 196.428 b. sistem pengelolaan air limbah; tentang Pedoman RDTR
2 Pegambiran 124.166 132.232 140.298 148.365 156.431  Dokumen Raperda dan Materi
3 Kebonbaru 87.598 93.380 99.163 104.945 110.728 Pasal 36 Teknis belum sinkron, terjadi
4 Kasepuhan 164.591 164.555 165.534 166.512 167.490 (1) Rencana pengembangan sistem perbedaan nomenklatur dan
5 Lemahwungkuk 185.408 187.022 188.635 190.249 191.863
pengelolaan air limbah Kota arahan rencananya.
6 Kesenden 87.935 90.910 93.885 96.859 99.834
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
Jumlah 840.691 860.451 881.225 901.999 922.773
huruf b meliputi :
a. sistem pembuangan air limbah
Rencana sistem pembuangan limbah terbagi menjadi 2 jenis termasuk sistem pengolahan
yaitu :
berupa Instalasi Pengolahan Air
a. Sistem Pembuangan Setempat (On Site System)
Merupakan sistem pengelolaan air limbah dimana air
Limbah (IPAL);
limbah ditampung dalam tangki septik atau cubluk, b. sistem pembuangan air limbah
Pasal 39 dimana penguaraian terjadi dan caranya diserap tanah rumah tangga baik individual
(1)Rencana pengembangan jaringan atau dibuang ke saluran drainase. Tangki Septik yaitu maupun komunal; dan
bak yang biasanya terbuat dari beton/ dari bahan kedap c. sistem pembuangan air limbah
pengelolaan air limbah meliputi : air lainnya berbentuk empat persegi panjang yang
a. sistem pembuangan air limbah rumah tangga baik industri kecil,
dilengkapi tutup, penyekat pipa masuk dan keluar. mikro dan industri menengah
termasuk sistem pengolahan berupa Cubluk yaitu lubang tempat pengendapan tinja
Instalasi Pengolahan Air Limbah sedangkan cairan yang ada masuk ke bidang resapan.
(tambahan).
(IPAL); dan Pada tapak terstruktur ini terdapat kemudahan (2) Sistem pembuangan air limbah
b. sistem pembuangan air limbah aksesibilitas mobil penyedot tinja. Permasalahan sistem sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
rumah tangga baik individual septik pada tapak tidak terstruktur meliputi huruf a termasuk sistem pengolahan
 Pencapaian mobil penyedot tinja akibat jalan- berupa Instalasi Pengolahan Air Limbah
maupun komunal. jalan dan gang-gang lingkungan yang relatif Sudah (IPAL) meliputi sistem pengolahan
(2)Sistem pembuangan air limbah sempit. digambarkan limbah secara Off Site yaitu sistem
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)  Jarak antara septik dan sumber air bersih dalam bentuk pengolahan dari persil ke saluran
huruf a termasuk sistem pengolahan (sumur) masih kurang diperhitungkan akibat
retatif sempitnya lahan-lahan yang dimiliki yaitu
peta (baik menuju ke :
berupa Instalasi Pengolahan Air Limbah
6. Pengembangan jaringan minimal 5 meter dari sumber air bersih. dalam a. IPAL Kesenden di Kelurahan
(IPAL) meliputi sistem pengolahan limbah
air limbah Rancangan untuk tangki septik beton tipikal dengan dokumen Kesenden Kecamatan Kejaksan;
secara Off Site yaitu sistem pengolahan
kapasitas 500 galon harus memberikan volume yang materi teknis, b. IPAL Ade Irma Suryani di
dari persil ke saluran menuju ke : cukup untuk mengendapkan kotoran clan menyimpan lampiran Kelurahan Panjunan Kecamatan
a. IPAL Kesenden di Kelurahan buih, dan juga tempat masuk untuk pembersihan. Raperda, serta Lemahwungkuk;
Kesenden Kecamatan Kejaksan; Rancangan struktur dan bahan-bahan yang dipakai album peta) c. IPAL Gelatik di Kelurahan Larangan
dan harus sesuai dengan praktek perekayasaan yang baik
b. IPAL Ade Irma Suryani di Kelurahan clan diterima secara umum, sehingga memberikan Kecamatan Harjamukti; dan
Panjunan Kecamatan tangki yang memiliki daya tahan dan dapat menahan d. IPAL Rinjani di Kelurahan Larangan
Lemahwungkuk. beban hidup maupun beban mati serta tekanan cairan Kecamatan Harjamukti.
clan tanah yang terjadi. Tangki harus ditempatkan (3) Sistem pembuangan air limbah rumah
(3) Sistem pembuangan air limbah rumah agar dapat mencapai jarak minimum yang ditunjukkan
tangga baik individual maupun komunal tangga baik individual maupun komunal
pada tabel berikut.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Tabel V-5
huruf b meliputi sistem pengolahan Standar Jarak Septik Tank Terhadap Utilitas Lain
huruf b meliputi sistem pengolahan
limbah secara On Site yaitu dengan cara KE limbah secara On Site yaitu dengan cara
septic tank individu. DARI TANGKI BIDANG CUBLU
BIDANG septic tank individu, melalui :
RESAP
SEPTIK RESAPAN K
AN a. pelayanan mobil sedot tinja; dan
Sumur 50 100 100 100 b. Sistem Johkasau yaitu sistem
Garis batas persil 10 5 10 10
Dinding pondasi 5 5 20 5 pengolahan di tempat tanpa
Jaringan air 10 10 10 10 melakukan pengurasan, terletak di
Cubluk 6 6 - -
Sumur kering 6 20 20 20 Kelurahan Pekiringan Kecamatan
Catatan : jarak menggunakan ukuran kaki. 1 kaki = 0,3045 Kesambi dan di Rumah Susun
m Sederhana Sewa (Rusunawa) di
Kelurahan Kecapi Kecamatan
b. Sistem Pembuangan Terpusat (Off Site System) Harjamukti.
Merupakan sistem pengelolaan air limbah dimana air
(4) Peningkatan kualitas pengelolaan
limbah tersebut dibuang melalui sistem jaringan
perpipaan dan terlebih dahulu diolah pada unit/Instalasi terhadap limbah Bahan Berbahaya dan
pengolahan Air Limbah (IPAL) sebelum dibuang ke Beracun (B3) termasuk limbah medis
badan air penerima. Sistem ini digunakan oleh Industri diarahkan di Kopiluhur dan dilaksanakan
yang ada di SWK 1. Faktor-faktor yang harus berdasarkan ketentuan yang berlaku.
diperhatikan :
 Topografi (kemiringan lahan) : pengaliran

63
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
dilakukan secara gravitasi.
 Pengaliran menggunakan saluran tertutup
 Pengaliran harus tiba secepatnya di IPAL
 Hindari rintangan-rintangan seperti belokan,
tanjakan dll.
 Pemasangan perpipaan dilakukan di tepi atau di
tengah jalan.
 Lokasi IPAL harus jauh dari permukiman
penduduk (minimal 500 m)
SWK Rencana jaringan air limbah digambarkan dalam peta  Substansi rencana jaringan air
II per masing-masing blok sejumlah 34 blok limbah sudah sesuai dengan
arahan Permen PU No.
20/2011 tentang Pedoman
RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.

Pasal 76
Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah
Kota sebagaimana dimaksud pada Pasal 70
ayat (1) huruf f, terdiri dari :
a. Pemeliharaan dan pengoptimalan fungsi
saluran air kotor yang ada di Wilayah
SWK II.
b. Pembuatan Instalasi Pengelolaan
Lumpur Tinja (IPLT) khusus yang
dimaksudkan untuk mengelola limbah
tinja penduduk agar prosesnya tidak
merusak dan mencemari lingkungan.
c. Pembuatan jaringan pembuangan
limbah/air kotor mikro yang melayani
buangan limbah kawasan permukiman,
perdagangan dan jasa, dan sarana
lainnya untuk kemudian dialirkan menuju
saluran buangan utama dan berakhir di
IPAL atau IPLT.
d. Pembuatan jaringan pembungan
limbah/air kotor secara mandiri oleh
industri yang kemudian salurannya
dialirkan ke saluran buangan utama yang
berakhir di IPAL atau IPLT.

SWK Pasal 116 Rencana pengembangan jaringan air limbah di SWK III  Substansi rencana jaringan air
III Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah Kota Cirerbon berupa instalasi pengolahan air limbah limbah sudah sesuai dengan
Kota sebagaimana dimaksud pada Pasal (IPAL) meliputi sistem pengolahan limbah secara Off arahan Permen PU No. 20/2011
110 ayat (1) huruf f, terdiri dari : Site yaitu sistem pengolahan dari persil ke saluran tentang Pedoman RDTR
a. Pemeliharaan dan pengoptimalan menuju IPAL. Selain itu juga dengan optimalisasi IPAL  Dokumen Raperda dan Materi
fungsi saluran air kotor yang ada di Perumnas Selatan dengan kapasitas 6000 SL, Teknis belum sinkron, terjadi
Wilayah SWK III. sambungan langsung eksisting sebanyak 4.738 SL perbedaan nomenklatur dan
b. Pembuatan Instalasi Pengelolaan sehingga terdapat idle sebanyak 1.262 SL. arahan rencananya.
Lumpur Tinja (IPLT) khusus yang
dimaksudkan untuk mengelola limbah
tinja penduduk agar prosesnya tidak
merusak dan mencemari lingkungan.
c. Pembuatan jaringan pembuangan

64
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
limbah/air kotor mikro yang melayani
buangan limbah kawasan permukiman,
perdagangan dan jasa, dan sarana
lainnya untuk kemudian dialirkan menuju
saluran buangan utama dan berakhir di
IPAL atau IPLT.
d. Pembuatan jaringan pembungan
limbah/air kotor secara mandiri oleh
industri yang kemudian salurannya
dialirkan ke saluran buangan utama yang
berakhir di IPAL atau IPLT.
SWK Pasal 153 Pengelolaan Air Limbah Domestik  Substansi rencana jaringan air
IV Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem pengelolaan air limbah domestik yang akan limbah sudah sesuai dengan
Kota sebagaimana dimaksud pada Pasal diterapkan di wilayah perencanaan adalah pengelolaan arahan Permen PU No. 20/2011
147 ayat (1) huruf f, terdiri dari : air limbah domestik pola individual yaitu sistem tentang Pedoman RDTR
a. Pemeliharaan dan pengoptimalan fungsi pengelolaan air limbah yang dilaksanakan oleh  Dokumen Raperda dan Materi
saluran air kotor yang ada di Wilayah IV. penghasil limbah masing-masing. Sistem ini dengan Teknis belum sinkron, terjadi
b. Pembuatan Instalasi Pengelolaan menggunakan tangki septik atau cubluk pada masing- perbedaan nomenklatur dan
Lumpur Tinja (IPLT) khusus yang masing rumah atau kantor maupun dengan arahan rencananya.
dimaksudkan untuk mengelola limbah menggunakan MCK umum atau Tangki Septik
tinja penduduk agar prosesnya tidak komunal terutama pada lingkungan yang padat.
merusak dan mencemari lingkungan. Sarana pembuangan air limbah domestik di wilayah
c. Pembuatan jaringan pembuangan perencanaan yang digunakan adalah terdiri dari :
limbah/air kotor mikro yang melayani SPAL, Cubluk atau kakus sederhana, MCK umum,
buangan limbah kawasan permukiman, Tangki septik.
perdagangan dan jasa, dan sarana Pengelolaan air limbah domestik dilakukan dengan
lainnya untuk kemudian dialirkan menuju menggunakan tangki septik dengan bidang resapan
saluran buangan utama dan berakhir di atau tangki septik dengan pengurasan berkala. Tangki
IPAL atau IPLT. septik adalah suatu ruangan kedap air yang berfungsi
d. Pembuatan jaringan pembungan menampung/mengolah air limbah rumah tangga
limbah/air kotor secara mandiri oleh dengan kecepatan aliran yang lambat, sehingga terjadi
industri yang kemudian salurannya proses penguraian bahan-bahan organik oleh jasad
dialirkan ke saluran buangan utama yang renik.
berakhir di IPAL atau IPLT.
a. Sistem pembuangan
air limbah setempat
1) Bak septik
(septic tank)
2) Instalasi
pengolahan
lumpur tinja
(IPLT)
b. Sistem pembuangan
air limbah terpusat
1) Seluruh saluran
pembuangan
2) Bangunan
pengolah air
limbah
7. Pengembangan
prasarana lainnya
Pasal 40 Belum diuraikan dan digambarkan dalam
Rencana jalur evakuasi bencana RDTR
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
huruf f meliputi :
a. jalur evakuasi bencana untuk ruang
evakuasi bencana di Kawasan Stadion
Bima melalui Jalan Kartini, Jalan Dr.
Cipto Mangunkusumo, Jalan Pemuda
dan Jalan Terusan Pemuda;
b. jalur evakuasi bencana untuk ruang
a. Jalur Evakuasi evakuasi bencana di Kawasan Lapangan
Bencana Kebon Pelok melalui Jalan Kartini, Jalan
Dr. Cipto Mangunkusumo, Jalan
Kesambi, Jalan Kanggraksan, Jalan
Jendral Sudirman dan Jalan Angkasa;
dan
c. jalur evakuasi bencana untuk ruang
evakuasi bencana di Kawasan Masjid
Raya Attaqwa melalui Jalan Kalijaga,
Jalan Kesunean, Jalan Yos Sudarso,
Jalan Benteng, Jalan Sisingamangaraja,
Jalan Veteran dan Jalan Kartini.
65
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
Pasal 55 Belum diuraikan dan digambarkan dalam
(1) Penyediaan ruang evakuasi bencana RDTR
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
47 ayat (1) huruf h meliputi :
a. ruang evakuasi bencana skala kota;
b. ruang evakuasi bencana banjir;
c. ruang evakuasi bencana
gelombang pasang; dan
d. ruang evakuasi bencana
kebakaran.
(2) Ruang evakuasi bencana skala kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a terletak di Stadion Bima
Kelurahan Sunyaragi dan Lapangan
Kebon Pelok Kelurahan Kalijaga.
(3) Ruang evakuasi bencana banjir
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b terdapat di Stadion Bima
b. Tempat Evakuasi Kelurahan Sunyaragi Kecamatan
Sementara Kesambi.
(4) Ruang evakuasi bencana gelombang
pasang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c terletak di Alun-Alun
Kejaksan di Kelurahan Kebonbaru,
Kelurahan Panjunan, Kelurahan
Lemahwungkuk dan Kelurahan
Pegambiran.
(5) Ruang evakuasi bencana kebakaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c terdapat di Kelurahan Pekalipan,
Kelurahan Jagasatru, Kelurahan
Panjunan, Kelurahan Kasepuhan dan
Kelurahan Kecapi, diarahkan di Kantor
Pemerintahan dengan memanfaatkan
bangunan publik sebagai posko-posko
evakuasi bencana serta memanfaatkan
ruang terbuka dalam bentuk lapangan
olahraga.
SWK I Tabel V-6
Rencana Timbulan Sampah di SWK 1 Kota Cirebon (liter/jiwa) Pasal 34  Substansi rencana jaringan
No. Kelurahan Timbulan
Sampah
Timbulan
Sampah
Timbulan Timbulan
Sampah Sampah
Timbulan
Sampah
Infrastruktur perkotaan sebagaimana persampahan sudah sesuai
2012 2017 2022 2027 2032 dimaksud dalam Pasal 30 huruf d meliputi : dengan arahan Permen PU No.
1 Panjunan 19.895 20.037 20.178 20.320 20.461 c. sistem pengelolaan persampahan; 20/2011 tentang Pedoman RDTR
2 Pegambiran 12.934 13.774 14.614 15.455 16.295  Dokumen Raperda dan Materi
3 Kebonbaru 9.125 9.727 10.329 10.932 11.534 Pasal 37 Teknis belum sinkron, terjadi
4 Kasepuhan 17.145 17.141 17.243 17.345 17.447 (1) Rencana sistem persampahan Kota perbedaan nomenklatur dan
5 Lemahwungkuk 19.313 19.481 19.650 19.818 19.986 sebagaimana dimaksud dalam Pasal arahan rencananya.
6 Kesenden 9.160 9.470 9.780 10.090 10.399 34 huruf c meliputi:
Jumlah 87.572 89.630 91.794 93.958 96.122 a. pengelolaan di Tempat
Sumber : Hasil Analisis, 2012 Penampungan Sementara (TPS)
Sampah; dan
Pasal 41 Rencana sistem prasarana pengelolaan jaringan b. pengelolaan di Tempat
Sudah
1) Rencana pengembangan prasarana persampahan di SWK 1, antara lain: Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir
Menempatkan digambarkan
persampahan meliputi : a. Sampah (TPPAS).
dalam bentuk
a. pengelolaan di Tempat Penampungan Kontainer Sampah di pusat kegiatan (2) Rencana pengelolaan di TPS Sampah
masyarakat di seluruh SWK 1 meliputi: peta (baik
Sementara (TPS) Sampah; dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
8. Pengembangan Sistem dalam
b. pengelolaan di Tempat Pengelolaan 1. permukiman; huruf a meliputi :
Persampahan dokumen
dan Pemrosesan Akhir Sampah 2. perkantoran; dan a. TPS di Kelurahan Kejaksan
materi teknis,
(TPPAS). 3. fasilitas sosial lainnya. Kecamatan Kejaksan dengan
lampiran
(2) Rencana pengelolaan di TPS Sampah b. Peningkatan kapasitas kurang lebih 52 (lima
Raperda, serta
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kesadaran (peran serta) masyarakat dalam puluh dua) m3;
album peta)
huruf a meliputi semua Kelurahan. menjaga kebersihan lingkungan. b. TPS di Kelurahan Sukapura
c. Mempekerjaan Kecamatan Kejaksan dengan
petugas sampah yang dikelola oleh masing- kapasitas kurang lebih 64 (enam
masing kelurahan untuk mengumpulkan puluh empat) m3;
sampah dari kawasan permukiman dan fasilitas c. TPS di Kelurahan Kesambi
sosial lainnya yang kemudian dikoleksi ke Kecamatan Kesambi dengan
transfer TPS terdekat. kapasitas kurang lebih 52 (lima
d. Penambahan sarana puluh dua) m3;
pengangkutan d. TPS di Kelurahan Sunyaragi
e. Pengefektifan fungsi Kecamatan Kesambi dengan
pemulung dengan pembangkitan kegiatan daur kapasitas kurang lebih 40 (empat
ulang sampah menjadi produk-produk yang puluh) m3;
berdayaguna.

66
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
f. Penerapan rute e. TPS di Kelurahan Karyamulya
pengangkutan sampah oleh truk dari TPS ke Kecamatan Kesambi dengan
TPA secara berkala. kapasitas kurang lebih 32 (tiga
g. Pengomposan puluh dua) m3;
sampah-sampah organik dan pembangunan f. TPS di Kelurahan Panjunan
fasilitas tempat pemisahan jenis sampah Kecamatan Lemahwungkuk dengan
organik dan anorganik yang dilakukan oleh kapasitas kurang lebih 30 (tiga
masyarakat mulai dari rumah-rumah sampai puluh) m3;
tempat-tempat umum, pemerintah g. TPS di Kelurahan Pegambiran
menyediakan sarana tong sampah untuk Kecamatan Kesambi dengan
memilah-milah sampah tersebut. kapasitas kurang lebih 24 (dua
Pengelolaan sampah di SWK 1 dipisahkan menjadi 2 puluh empat) m3;
kelompok, yaitu pengelolaan sampah permukiman dan h. TPS di Kelurahan Pekalangan
pengelolaan sampah komersial dan fasilitas umum. Kecamatan Pekalipan dengan
kapasitas kurang lebih 20 (dua
puluh) m3;
i. TPS di Kelurahan Jagasatru
Kecamatan Pekalipan dengan
kapasitas kurang lebih 16 (enam
belas) m3;
j. TPS di Kelurahan Harjamukti
Gambar 5.5 Kecamatan Harjamukti dengan
Sistem Pengelolaan Sampah Permukiman kapasitas kurang lebih 56 (lima
SWK Rencana sistem persampahan Kota dan pryeksi puluh enam) m3;  Substansi rencana jaringan
II kebutuhan alat sampah digambarkan dalam peta per k. TPS di Kelurahan Larangan persampahan sudah sesuai
masing-masing blok sejumlah 34 blok Kecamatan Pekalipan dengan dengan arahan Permen PU No.
Untuk sampai kepada sasaran diatas, rencana kapasitas kurang lebih 80 (delapan 20/2011 tentang Pedoman RDTR
pengelolaan persampahan menggunakan konsep puluh) m3; dan  Dokumen Raperda dan Materi
penanganan 4 R yaitu : l. penyediaan TPS pada wilayah yang Teknis belum sinkron, terjadi
• Reuse : Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan tidak memiliki TPS yaitu di perbedaan nomenklatur dan
prasarana persampahan, bergerak dan tidak Kelurahan Argasunya atau wilayah arahan rencananya.
bergerak, seperti TPS, TPA, kontainer, dan truk. yang jarak ke TPS terdekat yaitu di
• Reduce : Mengembangkan kemitraan dengan Kelurahan Kalijaga dan Kelurahan
swasta dan kerjasama dengan kabupaten dan Harjamukti.
kota sekitarnya. (3) Rencana pengelolaan di TPPAS
• Replace : Mengganti dengan bahan lain, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sehingga mengurangi volume sampah baik di huruf b meliputi :
Pasal 78 TPS maupun di TPA. a. TPPAS Kopi Luhur di Kelurahan
Rencana Sistem Persampahan Kota • Recycle : Konsep daur ulang, pemanfaatan Argasunya Kecamatan Harjamukti
sebagaimana dimaksud pada Pasal 70 ayat kembali, pengurangan dalam pengolahan dengan kapasitas kurang lebih 645
(1) huruf h, terdiri dari : sampah di TPA. (enam ratus empat puluh lima) m3;
a. Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan b. pembangunan Tempat Pemrosesan
prasarana persampahan, bergerak dan Akhir Sampah Regional di
tidak bergerak, seperti TPS, TPA, Kabupaten sekurang-kurangnya
kontainer, dan truk. yang dapat menampung sampah
b. Mengembangkan kemitraan dengan kurang lebih 222.077 (dua ratus
swasta dan kerjasama dengan kabupaten dua puluh dua ribu tujuh puluh
dan kota sekitarnya. tujuh) liter/hari.
c. Mengganti dengan bahan lain, sehingga (4) Rencana pengembangan system
mengurangi volume sampah baik di TPS pengelolaan persampahan meliputi :
maupun di TPA. a. TPPAS Kopi Luhur menggunakan
d. Mengembangkan Konsep daur ulang, sistem sanitary landfill dengan
pemanfaatan kembali, pengurangan integrasi 3R;
dalam pengolahan sampah di TPA. b. penyediaan infrastruktur yang
menunjang sistem sanitary landfill
seperti: drainase, kolam resapan,
jembatan penimbang, pagar
pembatas, area pembakar sampah,
area pemulihan gas dan air limbah;
c. penyediaan infrastruktur khusus
yang menunjang pengelolaan
sampah yang tergolong Bahan
Beracun dan Berbahaya (B3)
termasuk limbah medis diarahkan
di Kopi Luhur; dan
d. pengelolaan sampah di sumber
berbasis masyarakat yang
mandiri/partisipatif dan
SWK Pasal 118 Konsep penanganan dan pengolahan Model Pelayanan berkelanjutan dengan prinsip tuntas  Substansi rencana jaringan
III Rencana Sistem Persampahan Kota Intensif dari Dinas adalah sebagai berikut : di tempat melalui integrasi 3R. persampahan sudah sesuai
1. Lingkup pelayanan pengelolaan sampah adalah
sebagaimana dimaksud pada Pasal 110 dengan arahan Permen PU No.
wilayah administrasi Kota Cirebon – SWK III, dengan
ayat (1) huruf h, terdiri dari : tingkat kepadatan lebih besar dari 36,11 %. 20/2011 tentang Pedoman RDTR
a. Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan 2. Jenis sampah yang dikelola oleh Dinas Kebersihan  Dokumen Raperda dan Materi

67
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
prasarana persampahan, bergerak dan adalah sampah domestik, yaitu sampah yang Teknis belum sinkron, terjadi
tidak bergerak, seperti TPS, kontainer, bersumber dari aktifitas rumah tangga/domestik, dan perbedaan nomenklatur dan
aktifitas perkotaan seperti pasar dan daerah komersil,
dan truk. arahan rencananya.
perkantoran, pelabuhan, tetapi tidak termasuk limbah
b. Mengembangkan kemitraan dengan industri dan medis.
swasta dan kerjasama dengan 3. Limbah industri, atau sampah hasil proses produksi,
kabupaten dan kota sekitarnya. adalah tanggung jawab setiap lembaga atau individu
c. Mengganti dengan bahan lain, sehingga dan atau badan yang menghasilkannya dan tidak
mengurangi volume sampah di TPS. menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan. Hal
d. Menerapkan sistem pengelolaan tersebut telah diatur oleh undang-undang tentang
pengelolaan limbah B3 dari industri untuk dikelola oleh
sampah berbasis masyarakat
pihak yang telah ditunjuk pemerintah.
(Community Based Solis Waste 4. Pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan di
Management-CBSWM) sumber diarahkan menuju sistem terpilah, antara
organik dan anorganik. Diimplementasikan secara
bertahap.
5. Operasi pengumpulan sampah dari rumah-rumah ke
TPS, dilakukan oleh masyarakat secara mandiri dengan
membentuk organisasi pada tingkat RT/RW.
6. Pengangkutan dari TPS ke TPST Kota dilakukan oleh
Dinas.
7. TPST Kota ditempatkan di TPS Kelurahan-Kelurahan
dengan pengembangan terpadu.
8. Pengolahan sampah di TPST dijalankan dengan prinsip
minimasi sampah tertimbun, dengan memaksimalkan
pengomposan dan daur ulang. Produk kompos akan
dipergunakan sebagai media pengisian ‘Kolong’ (lahan
bekas galian), sehingga menjadi area hijau,
9. Pengelolaan sampah di TPST Skala Kota adalah
tanggung jawab Dinas, dan sistem yang diterapkan
adalah pengomposan dan pengolahan sampah plastik,
serta penimbunan residu dengan metoda Controlled
Landfill.
Konsep pengelolaan dan pengolahan sampah di wilayah target
pengembangan sistem berbasis masyarakat direncanakan
sebagai berikut :
1. Di wilayah target Sistem Pengelolaan Berbasis
Masyarakat, ditetapkan bahwa operasi pengelolaan
harus menerapkan prinsip-prinsip 3R.
2. Di lingkungan RT/RW, diberikan peluang untuk
dikembangkannya pengolahan sampah skala komunal,
dan kawasan, juga dengan menerapkan prinsip-prinsip
3R.
3. Dalam suatu wilayah Kelurahan wajib memiliki satu
TPS Kelurahan dan dikembangkangkan menjadi TPST
Tingkat Kelurhanan
4. TPS Kelurahan/ Kelurahan adalah lokasi penampungan
sampah, dan pengomposan sampah organik.
Ditempatkan di setiap Kelurahan untuk melayani 3750
penduduk. Dikelola oleh masyarakat.
5. Pengomposan dilakukan sebagai usaha minimasi
sampah tertimbun di TPA, bukan untuk mencari
keuntungan ekonomis. Produk kompos sebesar-
besarnya dimanfatkan untuk kegiatan penghijauan di
setiap wilayah pembinaan masyarakat.
Rencana pengembangan TPA Kopiluhur adalah sebagai
berikut :
1. TPA Kopiluhur diarahkan untuk menjadi Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kota Kota
Cirebon, dengan proses pengolahan adalah
komposting dan daur ulang plastik, serta penimbunan
residu.
2. Dengan adanya sarana pengomposan eksisting,
diperlukan optimasi proses pengomposan pada sarana
eksisting hingga mencapai kapasitas proses 10
ton/hari.
3. Penataan lahan penimbunan dengan membuat zonasi
penimbunan dan zonasi pengolahan sampah
4. Direkomendasikan dikembangkannya Re-use landfill
untuk TPA Kopiluhur ini,
5. Pembangunan sarana pendukung berupa jembatan
timbang, saluran drainase, gudang kendaraan dan alat
berat, kantor operator dan sarana penunjang
pengendalian lingkungan seperti green belt dan sumur
pantau,
Untuk itu kebutuhan program pengembangan TPA di Kota
Cirebon adalah sebagai berikut :
1. Detail Engeneering Design, Rekonstruksi TPA
Kopiluhur menjadi TPST Kota termasuk di dalamnya
perencanaan komposting dan unit proses daur ulang
dan sarana penimbunan,
2. Amdal TPST Kopiluhur,
3. Konstruksi TPST, terdiri atas bangunan utama dan
bangunan pendukung,
68
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
4. Pengadaan alat berat,
5. Studi Kelayakan Landfill Mining di TPA Kopiluhur
SWK Pengelolaan sampah skala kawasan di perkotaan dengan cara  Substansi rencana jaringan
IV meningkatkan proses pemberdayaan masyarakat dalam persampahan sudah sesuai
pemilahan sampah sejak dari sumbernya. Lingkup
dengan arahan Permen PU No.
pengelolaan sampah 3R adalah sebagai berikut :
 Merupakan kegiatan penanganan secara komunal
20/2011 tentang Pedoman RDTR
untuk melayani sebagian atau keseluruhan sumber  Dokumen Raperda dan Materi
Pasal 155 sampah yang ada dalam area dimana pengelola Teknis belum sinkron, terjadi
Rencana Sistem Persampahan Kota kawasan berada. perbedaan nomenklatur dan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 147  Pengelolaan sampah tingkat kawasan harus arahan rencananya.
ayat (1) huruf h, terdiri dari : mendorong peningkatan upaya minimasi sampah  Lokasi TPS dan TPPAS belum
untuk mengurangi beban pada pengelolaan tingkat
a. Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan kota, khususnya yang akan diangkut ke TPA ataupun
diuraikan sebagaimana tercantum
prasarana persampahan, bergerak dan masih belum tersedianya TPA. dalam RTRW
tidak bergerak, seperti TPS, TPA,  Pengelolaan sampah kawasan harus mampu
kontainer, dan truk. melayani masyarakat yang berada dalam daerah
b. Mengembangkan kemitraan dengan pelayanan yang telah ditentukan.
swasta dan kerjasama dengan  Proses pemilahan sampah yang telah dimulai dari
kabupaten dan kota sekitarnya sumber, membutuhkan pengaturan alat pengumpul
(misal gerobak) yang terpisah ataupun penjadwalan
c. Mengganti dengan bahan lain, sehingga
pengangkutan, agar sampah yang telah dipisah di
mengurangi volume sampah baik di TPS tingkat sumber tersebut akan tetap terpisah
maupun di TPA. berdasarkan jenisnya.
d. Mengembangkan Konsep daur ulang,  Lokasi pengumpulan sementara (TPS) dapat
pemanfaatan kembali, pengurangan difungsikan sebagai pusat pengolahan sampah tingkat
dalam pengolahan sampah di TPA. kawasan, atau sebaliknya yang berfungsi untuk
pemindahan daur ulang atau penanganan sampah
lainnya dari daerah yang bersangkutan.
 Pengoperasian dan Pemilahan sistem ini dibiayai dan
dilaksanakan oleh kelompok masyarakat di kawasan
itu sendiri.

PENETAPAN SUB BWP YANG


4 DIPRIORITASKAN
PENANGANANNYA
SWK I Berdasarkan arahan fungsi sub wilayah kota yang ditetapkan BAB V  Substansi zona prioritas
berdasarkan RTRW Kota Cirebon, maka SWK I merupakan PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS penanganan yang diprioritaskan
kawasan dengan fungsi utama pelayanan pelabuhan dan
KOTA sudah sesuai dengan arahan
perikanan. Dengan struktur ruang yang telah ditetapkan
sebagai berikut : Permen PU No. 20/2011 tentang
1. Sub Pusat Pelayanan Kota (S-PPK), Kawasan Pasal 62 Pedoman RDTR
Pelabuhan Cirebon berada di Kelurahan Panjunan,
melayani sub wilayah kota I (1) Penetapan KSK memperhatikan KSP
Pasal 42 2. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), melayani skala yaitu KSP pesisir pantura dan KSP
(1) Penetapan Kawasan Prioritas lingkungan wilayah kota, yakni berkembang pada koridor Bandung - Cirebon.
Penanganan di SWK I terdiri atas : masing-masing kelurahan di tiap sub wilayah kota yaitu:
(2) KSK sebagaimana dimaksud pada ayat
1. Sub Pusat Pelayanan Kota (S-PPK), a. Kelurahan Pegambiran dengan fungsi
perdagangan dan jasa;
(1) terdiri dari :
Kawasan Pelabuhan Cirebon berada di a. KSK dengan sudut kepentingan
b. Kelurahan Kesepuhan dengan fungsi pariwisata
Kelurahan Panjunan, melayani sub ekonomi meliputi Pelabuhan
budaya;
wilayah kota I c. Kelurahan Lemahwungkuk dengan fungsi Cirebon, Pelabuhan Perikanan
2. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), pariwisata, perdagangan dan jasa; Nusantara Kejawanan, Gunung
Sudah
melayani skala lingkungan wilayah d. Kelurahan Panjunan dengan fungsi Sari-Cipto, dan Ciremai Raya;
digambarkan
kota, yakni berkembang pada masing- perdagangan dan jasa; b. KSK dengan sudut kepentingan
e. Kelurahan Kebonbaru dengan fungsi dalam bentuk
masing kelurahan di tiap sub wilayah sosial budaya meliputi Keraton
perdagangan dan jasa; dan peta (baik
kota yaitu: Cirebon, Gua Sunyaragi, Majasem
f. Kelurahan Kesenden dengan fungsi dalam
1. Lokasi a. Kelurahan Pegambiran dengan dan Argasunya-Kalijaga.
perdagangan dan jasa. dokumen
fungsi perdagangan dan jasa; Dari penentuan struktur ruang kota tersebut diatas, maka (3) Penanganan KSK terdiri dari :
materi teknis,
b. Kelurahan Kesepuhan dengan dilihat peran dan fungsi masing-masing kawasan sehingga a. KSK Pelabuhan Cirebon, dengan
lampiran
fungsi pariwisata budaya; dapat teridentifikasi lokasi kawasan prioritas penanganannya. arahan penanganan
Raperda, serta
c. Kelurahan Lemahwungkuk pengembangan kapasitas
Dari arahan fungsi struktur ruang tersebut, maka penentuan album peta)
dengan fungsi pariwisata, pelayanan Pelabuhan Cirebon
perdagangan dan jasa; kawasan prioritas yaitu melalui pentahapan analisa keterkaitan
ruang, isue potensi masalah wilayah serta penentuan skoring sebagai Pelabuhan Utama
d. Kelurahan Panjunan dengan Sekunder serta membangun
dalam penanganannya.
fungsi perdagangan dan jasa; 1. Analisa keterkaitan fungsi ruang dan Analisa Isue fasilitas-fasilitas penunjang yang
e. Kelurahan Kebonbaru dengan Potensi Kendala Wilayah SWK I, Analisa ini dilakukan mampu mendukung peningkatan
fungsi perdagangan dan jasa; dan untuk melihat keterkaitan ruang yang berada di SWK I kapasitas pelayanan Pelabuhan
f. Kelurahan Kesenden dengan serta melihat potensi dan kendala pengembangan Cirebon;
fungsi perdagangan dan jasa. wilayah. Analisa ini untuk melihat beberapa alternatif
b. KSK Pelabuhan Perikanan
penentuan kawasan yang diprioritaskan
penanganannya. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel Nusantara Kejawanan dengan
dibawah ini. arahan penanganan
pengembangan sarana pokok,
Tabel VI.1 sarana fungsional dan sarana
Analisa Keterkaitan Fungsi Ruang dan tambahan/penunjang;
Analisa Potensi Kendala Pengembangan c. KSK Gunung Sari-Cipto dengan

69
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
Kelurahan
arahan penanganan penataan
N Analisa Potensi
o Fungsi
atau
Sebagian
Fungsi
Keterkaitan
Fungsi Ruang
Kendala pengembangan pusat perdagangan
. Pengembangan
Wilayah dan jasa berskala kota dan regional
1 Sub Kel. Panjunan Kawasan Kawasan Limitasi berwawasan lingkungan;
Pusat Pelabuhan Khusus yang pengembangan
Pelayan Cirebon secara karena fungsi d. KSK Ciremai Raya dengan arahan
an Kota penanganan ruang diarahkan
ditangani oleh PT. penanganan pengembangan dan
khusus oleh Pelindo.
PELINDO . penataan sub pusat perdagangan
2 Pusat Kel. perdagangan Kondisi eksisting Potensial
. Pelayan Pegambiran dan jasa kawasan ini dikembangkan dan jasa berwawasan lingkungan.
an lebih didominasi sebagai
Lingkun zona kawasan e. KSK Keraton Cirebon dengan
gan perlindungan perdagangan
setempat, skala besar arahan penanganan pelestarian dan
namun arahan (pergudangan).
akan perlindungan kawasan cagar
dikembangkan
sebagai budaya, bangunan bernilai sejarah
kawasan
perdagangan dan/atau bernilai arsitektur tinggi,
dan jasa.
Kel. pariwisata Kawasan ini Potensial serta potensi sosial budaya
Kesepuhan budaya memiliki
kawasan wisata
dikembangkan
sebagai masyarakat yang memiliki nilai
kejawanan
(terdapat
kawasan
strategis dan
sejarah;
pelabuhan
nelayan/PPI
penanganan
kawasan tanah f. KSK Gua Sunyaragi, dengan arah
serta masalah
tanah timbul
timbul,
pergudangan penanganan pelestarian dan
yang sampai
saat ini belum
serta pariwisata
laut. perlindungan kawasan cagar
dipecahkan
masalah budaya, bangunan bernilai sejarah
Kel. pariwisata,
penanganannya.
Terdapat RTH Peningkatan
dan/atau bernilai arsitektur tinggi,
Lemahwungku
k
perdagangan
dan jasa
(Taman Ade
Irma Suryani)
fungsi kawasan
pariwisata
dan pengembangan obyek wisata;
yang sudah
tidak digunakan,
taman kota (Ade
Irma Suryani )
g. KSK Majasem, arahan penanganan
serta sebagian
wilayah yang
serta penataan
kawasan pesisir
pengembangan pusat perdagangan
fungsi sebagai
perdagangan
pantai. dan jasa berskala kota dan
dan jasa berada
di wilayah SWK
kawasan pendidikan tinggi
Kel. Panjunan perdagangan
II.
Fungsi kawasan Limitasi
berwawasan lingkungan serta
dan jasa perdagangan pengembangan penataan kawasan sekitar dan
dan jasa fungsi kawasan,
terdapat di SWK
II
karena sebagian
besar dikelola
pengembangan prasarana dan
oleh PT. sarana penunjang;
Pelindo.
Kel. perdagangan Terdapat Limitasi h. KSK Argasunya - Kalijaga, arahan
Kebonbaru dan jasa perumahan pengembangan,
kepadatan karena sebagian pengembangan sebagai fasilitas
tinggi, yang besar kawasan
berdasarkan dimanfaatkan pendidikan dan pengembangan
arahan fungsi sebagai
perdagangan permukiman prasarana dan sarana penunjang
dan jasa padat.
terdapat di SWK pendidikan tinggi;
II.
Kel. Kesenden perdagangan Pusat Potensi sebagai i. peningkatan sarana dan prasarana
dan jasa perdagangan
dan jasa berada
kawasan khusus
(militer dan transportasi serta jaringan utilitas
di sebagian
wilayah SWK II,
polisi perairan
laut) serta yang mendukung pengembangan
sedangkan
fungsi SWK I
pengembangan
terhadap KSK dengan sudut kepentingan
lebih kepada
fungsi
kawasan
perlindungan ekonomi; dan
pelayanan jasa
skala regional
setempat.
j. KSK sosial budaya wajib
(perbankan),
zona dilestarikan dan dipertahankan
perlindungan
setempat. keberadaannya dengan tidak
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2012 mengubah bentuk bangunan serta
mengalihfungsikannya.
SWK  Substansi zona prioritas
II penanganan yang diprioritaskan
sudah sesuai dengan arahan
Permen PU No. 20/2011 tentang
Pasal 79 Pedoman RDTR
Sudah
(1) Penetapan Kawasan Prioritas
digambarkan
Penanganan di SWK II terdiri atas :
dalam bentuk
a. Penetapan Kawasan Prioritas
peta (baik
Perdagangan Modern;
dalam
b. Penetapan Kawasan Prioritas Pusat
dokumen
Ekonomi Regional; dan
materi teknis,
c. Penetapan Kawasan Prioritas
lampiran
Wisata Keraton yang meliputi
Raperda, serta
Keraton Kesepuhan, Keraton
album peta)
Kanoman dan Keraton Kacirebonan.

SWK Pasal 119 Kawasan yang perlu diprioritaskan penangananya di Sudah  Substansi zona prioritas
III (1) Penetapan Kawasan Prioritas SWK III merupakan kawasan strategis dalam RTRW digambarkan penanganan yang diprioritaskan
Penanganan di SWK III terdiri atas : Kota Cirebon. Kawasan-kawasan prioritas tersebut dalam bentuk sudah sesuai dengan arahan
a. Penetapan Kawasan Pusat yaitu : peta (baik Permen PU No. 20/2011 tentang
Pertumbuhan Baru Ciremai Raya. 1 Kawasan Strategis Ciremai Raya, merupakan dalam Pedoman RDTR
b. Penetapan Kawasan Pendidikan kawasan pusat pertumbuhan baru dengan fungsi dokumen
Dan Ilmu Pengetahuan di Majasem utama perumahan terletak di Kelurahan Kecapi materi teknis,
Kecamatan Kesambi dan dan Kelurahan Larangan Kecamatan Harjamukti. lampiran

70
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
Kelurahan Kalijaga Kecamatan 2 Kawasan Strategis Majasem, merupakan Raperda, serta
Harjamukti kawasan pendidikan dan ilmu pengetahuan. album peta)
Diarahkan sebagai sarana dan prasarana
pendidikan mulai dari tingkat SD sampai
Perguruan Tinggi terletak di Kelurahan
Karyamulya Kecamatan Kesambi.
3 Kawasan Strategis Argasunya-Kalijaga,
merupakan kawasan pendidikan dan ilmu
pengetahuan. Diarahkan sebagai sarana dan
prasarana pendidikan Perguruan Tinggi Negeri
terletak di Kelurahan Kalijaga Kecamatan
Kesambi.
Kawasan lain yang dinilai perlu diprioritaskan
penanganannya selain kawasan strategis yaitu
kawasan permukiman di sempadan Kali Cimanggu,
Kali Sukalila merupakan salah satu kawasan prioritas
tinggi dan telah direkomendasikan menjadi kawasan
prioritas yang perlu ditangani oleh Pemerintah Kota
Cirebon.
Adapun karakteristik kawasan permukiman di
sempadan Kali Cimanggu adalah berupa kawasan
permukiman yang rentan banjir. Kebutuhan
peningkatan kualitas lingkungan permukiman di
kawasan sempadan Kali Cimanggu, didasarkan
kepada potensi dan permasalahan kawasannya. Dari
hasil analisis, teridentifikasi potensi yang ada di
kawasan sempadan Kali Cimanggu, Kali Sukalila,
diantaranya yaitu :
1. Lahan strategis dan bernilai ekonomi tinggi; dan
2. Pengembangan ruang kota yang kreatif (ruang
publik dan RTH) dengan memanfaatkan potensi
sungai dan ruang-ruang sisa.
Disamping potensi yang dimilki, teridentifikasi juga
beberapa permasalahan di kawasan sempadan
sungai, yaitu :
1. Karena berada pada areal sempadan sungai
dan padat penduduk, maka umumnya
merupakan kawasan permukiman rawan
bencana banjir;
2. minimnya ketersediaan infrastruktur
permukiman baik secara kualitas maupun
kuantitas; dan
3. minimnya Ruang Terbuka Hijau dan ruang-
ruang publik.
Dari potensi dan permasalahan yang teridentifikasi,
maka kebutuhan peningkatan kualitas lingkungan
permukiman di kawasan sempadan Kali Cimanggu,
Kali Sukalila adalah berupa
refungsionalisasi/pengembalian fungsi lindung
sempadan Kali Cimanggu, Kali Sukalila, serta
peningkatan jumlah RTH yang seimbang.

SWK  Kawasan yang perlu diprioritaskan  Substansi zona prioritas


IV penangananya di SWK IV merupakan kawasan penanganan yang diprioritaskan
Pasal 156 Sudah
yang memerlukan penanganan khusus, dilihat sudah sesuai dengan arahan
(1) P digambarkan
dari sudut pandang kepentingan fungsi dan daya Permen PU No. 20/2011 tentang
enetapan Kawasan Prioritas dalam bentuk
lingkungan hidup yaitu kawasan Pesantren Pedoman RDTR
Penanganan di SWK IV terdiri atas : peta (baik
Benda karena memiliki potensi sebagai salah
a. Penetapan Kawasan Pesantren dalam
satu kawasan wisata agamis.
Benda sebagai kawasan yang di dokumen
prioritaskan di SWK IV materi teknis,
 Kawasan lain yang dinilai perlu diprioritaskan
b. Penanganan wilayah bekas lampiran
pertambangan galian C penanganannya selain kawasan strategis yaitu Raperda, serta
kawasan bekas galian C yang banyak terdapat
c. Penanganan di TPPAS Kopi Luhur album peta)
di SWK IV.

71
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
SWK I

Gambar 6.1
Lokasi Kawasan Prioritas
Penanganannya

Pasal 43 Beberapa konsep pengembangan kawasan prioritas


Tema Penanganan Kawasan Prioritas di penanganan di pesisir pantai adalah dengan
SWK I terdiri atas : mempertimbangkan lingkungan perairan (laut), agar
1. Pelabuhan Cirebon sebagai pelabuhan optimalisasi fungsi kawasan strategis kejawanan dan
Sekunder. taman ade irma suryani serta beberapa fungsi
2. Pelabuhan Perikanan Nusantara kawasan lainnya yang tidak optimal pemanfaatannya
Kejawanan. (bangunan kosong), maka diperlukan suatu konsep
3. Kawasan Wisata Pesisir Kejawanan, perencanaan yang bisa menumbuhkembangkan peran
Pesisir Kesenden dan Kawasan Wisata SWK I (kawasan pelabuhan dan kawasan pesisir) bagi
Taman Ade Irma Suryani (TAIS). Kota Cirebon.
4. Sempadan Pantai.
LOKASI KAWASAN YANG DIPRIORITASKAN DAN
TEMA PENANGANGAN
Dari penentuan lokasi penanganan kawasan prioritas,
maka diperoleh beberapa alternatif tema penanganan
kawasan prioritas tersebut diatas, yaitu :
1. Pelabuhan Cirebon sebagai pelabuhan
Sekunder. Penanganan : peningkatan
fasilitas pendukung.
2. Tema penanganan 2. Pelabuhan Perikanan Nusantara
Kejawanan. Penanganan : peningkatan
fasilitas pendukung.
3. Kawasan Wisata Pesisir Kejawanan dan
Kawasan Wisata Taman Ade Irma Suryani
(TAIS). Penanganan : peningkatan obyek
wisata dan fasilitas penunjang.
4. Sempadan Pantai.

SWK Pasal 80  Substansi zona prioritas


II Tema Penanganan Kawasan Prioritas di penanganan yang diprioritaskan
SWK II terdiri atas : sudah sesuai dengan arahan
(1). Perbaikan prasarana, sarana, dan Permen PU No. 20/2011 tentang
blok/kawasan; contohnya melalui Pedoman RDTR
penataan lingkungan permukiman
(perbaikan kampung), perbaikan desa
pusat pertumbuhan, perbaikan
kawasan, serta pelestarian kawasan;
(2). Pengembangan kembali prasarana,
sarana, dan blok/kawasan; contohnya
melalui peremajaan kawasan,
pengembangan kawasan terpadu,
revitalisasi kawasan, serta rehabilitasi
dan rekonstruksi kawasan pasca
bencana.
(3). Pembangunan baru prasarana, sarana,
dan blok/kawasan, contohnya melalui
pembangunan kawasan permukiman
(Kawasan Siap Bangun/Lingkungan
Siap Bangun-Berdiri Sendiri),
pembangunan kawasan terpadu,
pembangunan kawasan perbatasan,
dan pembangunan kawasan
pengendalian ketat (high-control zone);
SWK Pasal 120 Kawasan yang perlu diprioritaskan penangananya di  Substansi zona prioritas
III Tema Penanganan Kawasan Prioritas di SWK III merupakan kawasan strategis dalam RTRW penanganan yang diprioritaskan
SWK III terdiri atas : Kota Cirebon. Kawasan-kawasan prioritas tersebut sudah sesuai dengan arahan

72
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
(1). penataan kawasan pusat pertumbuhan yaitu : Permen PU No. 20/2011 tentang
baru dengan fungsi utama perumahan 1 Kawasan Strategis Ciremai Raya, merupakan Pedoman RDTR
terletak di Kelurahan Kecapi dan kawasan pusat pertumbuhan baru dengan fungsi
Kelurahan Larangan Kecamatan utama perumahan terletak di Kelurahan Kecapi
Harjamukti; dan Kelurahan Larangan Kecamatan Harjamukti.
(2). penataan kawasan pendidikan dan 2 Kawasan Strategis Majasem, merupakan
ilmu pengetahuan. Diarahkan sebagai kawasan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
sarana dan prasarana pendidikan Diarahkan sebagai sarana dan prasarana
mulai dari tingkat SD sampai pendidikan mulai dari tingkat SD sampai
Perguruan Tinggi terletak di Kelurahan Perguruan Tinggi terletak di Kelurahan
Karyamulya Kecamatan Kesambi. Karyamulya Kecamatan Kesambi.
(3). penataan kawasan pendidikan dan 3 Kawasan Strategis Argasunya-Kalijaga,
ilmu pengetahuan. Diarahkan sebagai merupakan kawasan pendidikan dan ilmu
sarana dan prasarana pendidikan pengetahuan. Diarahkan sebagai sarana dan
Perguruan Tinggi Negeri terletak di prasarana pendidikan Perguruan Tinggi Negeri
Kelurahan Kalijaga Kecamatan terletak di Kelurahan Kalijaga Kecamatan
Harjamukti; Kesambi.
Kawasan lain yang dinilai perlu diprioritaskan
penanganannya selain kawasan strategis yaitu
kawasan permukiman di sempadan Kali Cimanggu,
Kali Sukalila merupakan salah satu kawasan prioritas
tinggi dan telah direkomendasikan menjadi kawasan
prioritas yang perlu ditangani oleh Pemerintah Kota
Cirebon.
Adapun karakteristik kawasan permukiman di
sempadan Kali Cimanggu adalah berupa kawasan
permukiman yang rentan banjir. Kebutuhan
peningkatan kualitas lingkungan permukiman di
kawasan sempadan Kali Cimanggu, didasarkan
kepada potensi dan permasalahan kawasannya. Dari
hasil analisis, teridentifikasi potensi yang ada di
kawasan sempadan Kali Cimanggu, Kali Sukalila,
diantaranya yaitu :
1. Lahan strategis dan bernilai ekonomi tinggi; dan
2. Pengembangan ruang kota yang kreatif (ruang
publik dan RTH) dengan memanfaatkan potensi
sungai dan ruang-ruang sisa.
Disamping potensi yang dimilki, teridentifikasi juga
beberapa permasalahan di kawasan sempadan
sungai, yaitu :
1. Karena berada pada areal sempadan sungai
dan padat penduduk, maka umumnya
merupakan kawasan permukiman rawan
bencana banjir;
2. minimnya ketersediaan infrastruktur
permukiman baik secara kualitas maupun
kuantitas; dan
3. minimnya Ruang Terbuka Hijau dan ruang-
ruang publik.
Dari potensi dan permasalahan yang teridentifikasi,
maka kebutuhan peningkatan kualitas lingkungan
permukiman di kawasan sempadan Kali Cimanggu,
Kali Sukalila adalah berupa
refungsionalisasi/pengembalian fungsi lindung
sempadan Kali Cimanggu, Kali Sukalila, serta
peningkatan jumlah RTH yang seimbang.

SWK Pasal 157 potensi yang ada di kawasan pesantren benda,  Substansi zona prioritas
IV Tema Penanganan Kawasan Prioritas di diantaranya yaitu : penanganan yang diprioritaskan
SWK IV terdiri atas : 1. Lahan strategis dan bernilai ekonomi tinggi; sudah sesuai dengan arahan
(1). Perbaikan prasarana, sarana, dan 2. Memiliki potensi wisata agamis dan Permen PU No. 20/2011 tentang
blok/kawasan; contohnya melalui 3. Pengembangan ruang kota yang kreatif (ruang Pedoman RDTR
penataan lingkungan di kawasan publik dan RTH) dengan memanfaatkan potensi
pesantren benda sungai dan ruang-ruang sisa.
(2). Pengembangan kembali prasarana, Disamping potensi yang dimilki, teridentifikasi juga
sarana, dan blok/kawasan; contohnya beberapa permasalahan di kawasan pesantren benda,
melalui peremajaan kawasan, yaitu :
pengembangan kawasan terpadu, 1. minimnya ketersediaan infrastruktur
revitalisasi kawasan, serta rehabilitasi permukiman baik secara kualitas maupun
dan rekonstruksi kawasan pasca kuantitas; dan
bencana. 2. minimnya Ruang Terbuka Hijau dan ruang-
(3). Revitalisasi wilayah bekas galian C ruang publik.
yang ada di SWK IV; Dari potensi dan permasalahan yang teridentifikasi,

73
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
(4). Perbaikan kawasan TPPAS Kopiluhur maka kebutuhan peningkatan kualitas lingkungan
dan penyediaan sarana dan prasana permukiman di kawasan pesantren benda adalah
untuk menunjang TPPAS. berupa peningkatan sarana dan prasarana untuk
menunjang kawasan pesantren benda menjadi
kawasan wisata agamis.

Reklamasi lahan galian C


1. Rekonstruksi tanah
2. Revegetasi:
Model revegetasi untuk Rehabilitasi Lahan Rusak
1. Restorasi
 Bukan tanaman perkebunan atau
penghijauan
 Penggunaan spesies lokal
 Mempercepat terjadi suksesi alamiah
menjadi hutan asli
2. Reforestasi (penghutanan kembali)
 Pohon komersial
3. Agroforestry (Wanatani)
 Pohon dan tanaman agrikultur
4. Re-Greening
 Tanaman buah bukan tanaman untuk
produksi
5. Tanaman penutup tanah

5 KETENTUAN PEMANFAATAN
RUANG
SWK I Pasal 44 Tabel VII.1  Substansi zona perwujudan pola
(1) Arahan pemanfaatan ruang SWK I yaitu Indikasi Program Pembangunan SWK I Kota Cirebon ruang sudah sesuai dengan arahan
perwujudan pola ruang terdiri dari Tahun 2012-2032 Permen PU No. 20/2011 tentang
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pedoman RDTR
(2) Tahapan pelaksanaan arahan  Dokumen Raperda dan Materi
pemanfaatan ruang dibagi kedalam 4 Teknis belum sinkron, terjadi
(empat) tahap, meliputi : perbedaan nomenklatur dan
a. Tahap I (sejak diundangkan sampai arahan rencananya.
dengan Tahun 2016);
b. Tahap II (2017 - 2022);
c. Tahap III (2023 - 2027); dan
d. Tahap IV (2028 - 2032).
SWK TABEL VIII-3 INDIKASI PROGRAM SKALA  Substansi zona perwujudan pola
Pasal 81
II KAWASAN PRIORITAS SWK II KOTA CIREBON ruang sudah sesuai dengan arahan
(1) Perwujudan Pola Ruang SWK II Terdiri
Permen PU No. 20/2011 tentang
atas :
Pedoman RDTR
a. Perwujudan Pola Ruang Kawasan
 Dokumen Raperda dan Materi
Lindung
1. Program perwujudan Teknis belum sinkron, terjadi
b. Perwujudan Pola Ruang Kawasan
rencana pola ruang perbedaan nomenklatur dan
Budidaya
arahan rencananya.
SWK Tabel 7. 1 Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas  Substansi zona perwujudan pola
Pasal 121
III Dalam RDTR ruang sudah sesuai dengan arahan
(1) Perwujudan Pola Ruang SWK III Terdiri
Permen PU No. 20/2011 tentang
atas :
Pedoman RDTR
a. Perwujudan Pola Ruang Kawasan
 Dokumen Raperda dan Materi
Lindung
Teknis belum sinkron, terjadi
b. Perwujudan Pola Ruang Kawasan
perbedaan nomenklatur dan
Budidaya
arahan rencananya.
SWK Tabel 7.1  Substansi zona perwujudan pola
IV Pasal 158 Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas Dalam ruang sudah sesuai dengan arahan
(1) Perwujudan Pola Ruang SWK III Terdiri
RDTR Permen PU No. 20/2011 tentang
atas :
Pedoman RDTR
a. Perwujudan Pola Ruang Kawasan
 Dokumen Raperda dan Materi
Lindung
Teknis belum sinkron, terjadi
b. Perwujudan Pola Ruang Kawasan
perbedaan nomenklatur dan
Budidaya
arahan rencananya.
SWK I Tabel VII.1  Substansi zona perwujudan pola
Indikasi Program Pembangunan SWK I Kota Cirebon ruang sudah sesuai dengan arahan
Tahun 2012-2032 Permen PU No. 20/2011 tentang
a. Perwujudan zona Pedoman RDTR
lindung  Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.

74
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
SWK Pasal 82 TABEL VIII-3 INDIKASI PROGRAM SKALA  Substansi zona perwujudan pola
II Perwujudan Pola Ruang Kawasan Lindung KAWASAN PRIORITAS SWK II KOTA CIREBON ruang sudah sesuai dengan arahan
yang tercantum pada pasal 81 ayat 1 terdiri Permen PU No. 20/2011 tentang
atas : Pedoman RDTR
a. Rehabilitasi dan konservasi lahan di  Dokumen Raperda dan Materi
Kawasan Lindung guna Teknis belum sinkron, terjadi
mengembalikan dan meningkatkan perbedaan nomenklatur dan
fungsi lindung, melalui kegiatan arahan rencananya.
penghijauan di seluruh Kawasan
Lindung
b. Pengamanan dan pengendalian lahan
di Kawasan Lindung melalui kegiatan
pengawasan, pengamanan dan
pengaturan pemanfaatan serta
penguasaan sumberdaya di seluruh
Kawasan Lindung.
c. Pengembangan pola insentif dan
disinsentif pengelolaan lahan di
Kawasan Lindung
d. Penataan sempadan sungai.
e. Pelestarian kawasan cagar budaya dan
ilmu pengetahuan.
f. Penambahan jalur hijau jalan di
sepanjang jaringan jalan yang ada dan
jalan rencana.
g. Intensifikasi dan ekstensifikasi RTH di
kawasan taman kota dan pemakaman
umum.
h. penyediaan taman-taman lingkungan
yang berada di pusat-pusat lingkungan
perumahan
i. Penambahan dan penataan jalur hijau
di sepanjang sempadan jalur Kereta
Api yang melintasi SWK II.
j. Penambahan dan penataan jalur hijau
di bawah kawasan Saluran Tegangan
Tinggi (SUTET).
k. Penghijauan dan pengadaan bibit
lubang dan penanaman serta
penanaman pohon produktif dan
pelindung yang tersebar di SWK II.
l. Penambahan dan penataan taman-taman
di setiap kantor pemerintahan seperti
kantor kecamatan (dalam & luar)
m. Penanaman Warung Hidup, Apotek
Hidup dan Tanaman Hias
SWK Pasal 122 Tabel 7. 2 Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas  Substansi zona perwujudan pola
III Perwujudan Pola Ruang Kawasan Lindung Dalam RDTR ruang sudah sesuai dengan arahan
yang tercantum pada pasal 121 ayat 1 terdiri Permen PU No. 20/2011 tentang
atas : Pedoman RDTR
a. penyusunan rencana perlindungan dan  Dokumen Raperda dan Materi
konservasi sumber daya alam Teknis belum sinkron, terjadi
b. konservasi sumber daya air dan perbedaan nomenklatur dan
pengendalian kerusakan sumber- arahan rencananya.
sumber air
c. penyusunan rencana penataan dan
pengembangan RTH
d. penataan dan pengembangan RTH
e. rehabilitas dan Pemeliharaan RTH
f. monev pengembangan dan pengelolaan
RTH
g. penyusunan rencana pengembangan
dan pengelolaan kawasan dan benda
cagar budaya
h. konservasi dan pemeliharaan kawasan
dan benda cagar budaya
i. pengembangan kegiatan kepariwisataan
pada ruang cagar budaya
j. monev pengembangan dan pengelolaan
ruang cagar budaya
SWK Pasal 159 Tabel 7.1  Substansi zona perwujudan pola
IV Perwujudan Pola Ruang Kawasan Lindung Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas Dalam ruang sudah sesuai dengan arahan
yang tercantum pada pasal 158 ayat 1 huruf RDTR Permen PU No. 20/2011 tentang

75
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
a terdiri atas : Pedoman RDTR
a. Rehabilitasi dan konservasi lahan di  Dokumen Raperda dan Materi
Kawasan Lindung guna mengembalikan Teknis belum sinkron, terjadi
dan meningkatkan fungsi lindung, melalui perbedaan nomenklatur dan
kegiatan penghijauan di seluruh arahan rencananya.
Kawasan Lindung
b. Pengamanan dan pengendalian lahan di
Kawasan Lindung melalui kegiatan
pengawasan, pengamanan dan
pengaturan pemanfaatan serta
penguasaan sumberdaya di seluruh
Kawasan Lindung.
c. Pengembangan pola insentif dan
disinsentif pengelolaan lahan di Kawasan
Lindung
d. Penataan sempadan sungai.
e. Penataan sempadan jalan tol
f. Penambahan jalur hijau jalan di
sepanjang jaringan jalan yang ada dan
jalan rencana.
g. Intensifikasi dan ekstensifikasi RTH di
kawasan taman kota dan pemakaman
umum.
h. penyediaan taman-taman lingkungan
yang berada di pusat-pusat lingkungan
perumahan
i. Penambahan dan penataan jalur hijau di
bawah kawasan Saluran Tegangan
Tinggi (SUTET).
j. Penghijauan dan pengadaan bibit lubang
dan penanaman serta penanaman pohon
produktif dan pelindung yang tersebar di
SWK IV.
k. Penambahan dan penataan taman-
taman di setiap kantor pemerintahan
seperti kantor kelurahan (dalam&luar)
l. Penanaman Warung Hidup, Apotek
Hidup dan Tanama Hias

SWK I Tabel VII.1  Substansi zona perwujudan pola


Indikasi Program Pembangunan SWK I Kota Cirebon ruang sudah sesuai dengan arahan
Tahun 2012-2032 Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
 Belum dijabarkan dalam Raperda
SWK Pasal 83 TABEL VIII-3 INDIKASI PROGRAM SKALA  Substansi zona perwujudan pola
II Perwujudan Pola Ruang Kawasan Budidaya KAWASAN PRIORITAS SWK II KOTA CIREBON ruang sudah sesuai dengan arahan
yang tercantum pada pasal 81 ayat 2 terdiri Permen PU No. 20/2011 tentang
atas : Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
(1) Perwujudan Pola Ruang Kawasan
Teknis belum sinkron, terjadi
Permukiman
perbedaan nomenklatur dan
b. Perwujudan zona (2) Perwujudan Pola Ruang Kawasan
arahan rencananya.
budi daya Perdagangan
 Belum dijabarkan dalam Raperda
(3) Perwujudan Pola Ruang Kawasan
Jasa
(4) Perwujudan Pola Ruang Kawasan
Pendidikan
(5) Perwujudan Pola Ruang Kawasan
Kesehatan
(6) Perwujudan Pola Ruang Kawasan
Industri
SWK Pasal 123 Tabel 7. 3 Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas  Substansi zona perwujudan pola
III Perwujudan Pola Ruang Kawasan Budidaya Dalam RDTR ruang sudah sesuai dengan arahan
yang tercantum pada pasal 121 ayat 2 terdiri Permen PU No. 20/2011 tentang
atas : Pedoman RDTR
(1) Perwujudan Pola Ruang Kawasan  Dokumen Raperda dan Materi
Perumahan Teknis belum sinkron, terjadi
(2) Perwujudan Pola Ruang Kawasan perbedaan nomenklatur dan
Perdagangan dan Jasa arahan rencananya.

76
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
(3) Perwujudan Pola Ruang Kawasan  Belum dijabarkan dalam Raperda
Pendidikan
(4) Perwujudan Pola Ruang Kawasan
Kesehatan
(5) Perwujudan Pola Ruang Kawasan
Industri
SWK Pasal 160 Tabel 7.1  Substansi zona perwujudan pola
IV Perwujudan Pola Ruang Kawasan Budidaya Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas Dalam ruang sudah sesuai dengan arahan
yang tercantum pada pasal 158 ayat 1 RDTR Permen PU No. 20/2011 tentang
huruf b terdiri atas : Pedoman RDTR
(1) Perwujudan Pola Ruang Kawasan  Dokumen Raperda dan Materi
Permukiman Teknis belum sinkron, terjadi
(2) Perwujudan Pola Ruang Kawasan perbedaan nomenklatur dan
Perdagangan arahan rencananya.
(3) Perwujudan Pola Ruang Kawasan  Belum dijabarkan dalam Raperda
Pendidikan
(4) Perwujudan Pola Ruang Kawasan
Kesehatan
(5) Perwujudan Pola Ruang Kawasan
Industri
1) Perwujudan
penyediaan
fasilitas sosial
dan fasilitas
umum
2) Perwujudan
ketentuan
pemanfaatan
ruang untuk
setiap jenis pola
ruang
3) Perwujudan
intensitas
pemanfaatan
ruang blok
4) Perwujudan tata
bangunan
2. Program perwujudan
rencana jaringan
prasarana
a. Perwujudan pusat
pelayanan kegiatan
b. Perwujudan sistem
jaringan prasarana
SWK I Tabel VII.1  Substansi zona perwujudan pola
Indikasi Program Pembangunan SWK I Kota Cirebon ruang sudah sesuai dengan arahan
Tahun 2012-2032 Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
 Belum dijabarkan dalam Raperda
SWK Pasal 84 TABEL VIII-3 INDIKASI PROGRAM SKALA  Substansi zona perwujudan pola
II Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana KAWASAN PRIORITAS SWK II KOTA CIREBON ruang sudah sesuai dengan arahan
Transportasi terdiri atas : Permen PU No. 20/2011 tentang
1) Perwujudan a. Peningkatan kapasitas pelayanan sistem Pedoman RDTR
sistem jaringan jaringan jalan; penghilangan gangguan  Dokumen Raperda dan Materi
pergerakan sisi jalan, Teknis belum sinkron, terjadi
b. Penataan Hirarki jalan (arteri, kolektor, perbedaan nomenklatur dan
lokal) arahan rencananya.
c. Perbesaran dan pembangunan jalan
baru guna meningkatkan akses menuju
Pusat Sekunder
d. Penataan dan peningkatan fungsi jalan
e. Pembangunan jalan layang pada
persimpangan sebidang jalan raya
dengan lintasan jalur kereta api.
f. Pembangunan jalan alternatif dan jalan
inspeksi sungai/saluran yang sebidang
g. Melengkapi rambu dan marka jalan pada
seluruh ruas jalan kota dalam rangka

77
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
meningkatkan keamanan dan ketertiban
lalu lintas.
h. Pernbangunan Jalan-jalan tembus
sebagai jalan alternatif
i. Penataan persimpangan dan
pembangunan simpang susun pada
kawasan yang rawan macet.
j. Pengaturan lintasan dan jadwal angkutan
barang dan angkutan berat
k. Perbesaran jalan guna meningkatkan
akses menuju Pusat Sekunder
l. Perbesaran jalan guna meningkatkan
akses menuju Pusat Tersier
m. Pembangunan jalan baru sebagai jalan
alternatif/tembus
SWK Pasal 124 Tabel 7. 4 Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas  Substansi zona perwujudan pola
III Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana Dalam RDTR ruang sudah sesuai dengan arahan
Transportasi di SWK III Terdiri atas : Permen PU No. 20/2011 tentang
a. Pembangunan jaringan jalan Cirebon Pedoman RDTR
Outer Ring Road (CORR)  Dokumen Raperda dan Materi
b. Pembangunan jaringan jalan lokal Teknis belum sinkron, terjadi
c. Peningkatan kapasitas pelayanan perbedaan nomenklatur dan
sistem jaringan jalan; penghilangan arahan rencananya.
gangguan sisi jalan,  Belum dijabarkan dalam Raperda
d. Penataan Hirarki jalan (arteri, kolektor,
lokal)
e. Perbesaran dan pembangunan jalan
baru guna meningkatkan akses menuju
Pusat Sekunder
f. Penataan dan peningkatan fungsi jalan
g. Pembangunan jalan alternatif dan jalan
inspeksi sungai/saluran yang sebidang
h. Melengkapi rambu dan marka jalan
pada seluruh ruas jalan kota dalam
rangka meningkatkan keamanan dan
ketertiban lalu lintas.
i. Pernbangunan Jalan-jalan tembus
sebagai jalan alternatif
j. Penataan persimpangan dan
pembangunan simpang susun pada
kawasan yang rawan macet.
k. Pengaturan lintasan dan jadwal
angkutan barang dan angkutan berat
l. Perbesaran jalan guna meningkatkan
akses menuju Pusat Sekunder
m. Perbesaran jalan guna meningkatkan
akses menuju Pusat Tersier
n. Pembangunan jalan baru sebagai jalan
alternatif/tembus
SWK Pasal 161 Tabel 7.1  Substansi zona perwujudan pola
IV Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas Dalam ruang sudah sesuai dengan arahan
Transportasi di SWK IV Terdiri atas : RDTR Permen PU No. 20/2011 tentang
a. Peningkatan kapasitas pelayanan sistem Pedoman RDTR
jaringan jalan; penghilangan gangguan  Dokumen Raperda dan Materi
sisi jalan, Teknis belum sinkron, terjadi
b. Penataan Hirarki jalan ( kolektor, lokal) perbedaan nomenklatur dan
c. Penataan dan peningkatan fungsi jalan arahan rencananya.
d. Pembangunan jalan alternatif dan jalan  Belum dijabarkan dalam Raperda
inspeksi sungai/saluran yang sebidang
e. Melengkapi rambu dan marka jalan pada
seluruh ruas jalan kota dalam rangka
meningkatkan keamanan dan ketertiban
lalu lintas.
f. Perbesaran jalan guna meningkatkan
akses menuju Pusat Sekunder
g. Perbesaran jalan guna meningkatkan
akses menuju Pusat Tersier
h. Pembangunan jalan baru sebagai jalan
alternatif/tembus
SWK I Tabel VII.1  Substansi zona perwujudan pola
2) Perwujudan
Indikasi Program Pembangunan SWK I Kota Cirebon ruang sudah sesuai dengan arahan
sistem jaringan
Tahun 2012-2032 Permen PU No. 20/2011 tentang
energi/kelistrikan
Pedoman RDTR

78
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
 Belum dijabarkan dalam Raperda
SWK Pasal 85 TABEL VIII-3 INDIKASI PROGRAM SKALA  Substansi zona perwujudan pola
II Perwujudan Sistem Jaringan Energi Listrik KAWASAN PRIORITAS SWK II KOTA CIREBON ruang sudah sesuai dengan arahan
terdiri atas: Permen PU No. 20/2011 tentang
a. Pembangunan prasarana Iistrik yang Pedoman RDTR
bersumber dari energi alternatif  Dokumen Raperda dan Materi
b. Penambahan kapasitas jaringan listrik. Teknis belum sinkron, terjadi
c. Pengembangan jaringan listrik dengan perbedaan nomenklatur dan
sistem kabel udara dan bawah tanah arahan rencananya.
d. Pemeliharaan sarana dan prasarana
jaringan listrik.
SWK Pasal 125 Tabel 7. 5 Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas  Substansi zona perwujudan pola
III Perwujudan Sistem Jaringan Energi Listrik Dalam RDTR ruang sudah sesuai dengan arahan
di SWK III Terdiri atas: Permen PU No. 20/2011 tentang
a) Fasilitas kebijakan Pengembangan Dan Pedoman RDTR
Pembangunan Jaringan Listrik  Dokumen Raperda dan Materi
Perkotaan Teknis belum sinkron, terjadi
b) Pemenuhan Kebutuhan Lisrtik Dan perbedaan nomenklatur dan
peningkatan Ratio Eletrifikasi arahan rencananya.
c) Monev Pembangunan Kelistrikan
Daerah
SWK Pasal 162 Tabel 7.1  Substansi zona perwujudan pola
IV Perwujudan Sistem Jaringan Energi Listrik Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas Dalam ruang sudah sesuai dengan arahan
di SWK IV Terdiri atas: RDTR Permen PU No. 20/2011 tentang
a. Pembangunan prasarana Iistrik yang Pedoman RDTR
bersumber dari energi alternatif  Dokumen Raperda dan Materi
b. Penambahan kapasitas jaringan listrik. Teknis belum sinkron, terjadi
c. Pengembangan jaringan listrik dengan perbedaan nomenklatur dan
sistem kabel udara dan bawah tanah arahan rencananya.
d. Pemeliharaan sarana dan prasarana
jaringan lstrik.
SWK I Tabel VII.1  Substansi zona perwujudan pola
Indikasi Program Pembangunan SWK I Kota Cirebon ruang sudah sesuai dengan arahan
Tahun 2012-2032 Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
 Belum dijabarkan dalam Raperda
SWK Pasal 87 TABEL VIII-3 INDIKASI PROGRAM SKALA  Substansi zona perwujudan pola
II Perwujudan Sistem Jaringan KAWASAN PRIORITAS SWK II KOTA CIREBON ruang sudah sesuai dengan arahan
Telekomunikasi terdiri atas: Permen PU No. 20/2011 tentang
a. Mengupayakan peningkatan kualitas Pedoman RDTR
pelayanan jaringan listrik dan telepon.  Dokumen Raperda dan Materi
b. Mengarahkan pengembangan jaringan Teknis belum sinkron, terjadi
listrik dan telepon dengan sistem perbedaan nomenklatur dan
bawah tanah. arahan rencananya.
3) Perwujudan c. Pembangunan instalasi baru dan
sistem jaringan pengoperasian instalasi penyaluran
telekomunikasi d. Pembangunan prasarana Iistrik yang
bersumber dari energi alternatif
e. Pengembangan fasilitas telekomunikasi
umum, seperti telepon umum dan
warung telekomunikasi di lokasi
strategis
SWK Pasal 127 Tabel 7. 6 Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas  Substansi zona perwujudan pola
III Perwujudan Sistem Jaringan Dalam RDTR ruang sudah sesuai dengan arahan
Telekomunikasi di SWK III Terdiri atas: Permen PU No. 20/2011 tentang
a. Fasilitas Kebijakan Pengembangan Pedoman RDTR
Dan pembangunan Jaringan  Dokumen Raperda dan Materi
telekomunikasi Teknis belum sinkron, terjadi
b. Pengembangan dan Peningkatan perbedaan nomenklatur dan
Jaringan Terestrial arahan rencananya.
c. Pembangunan menara bersama
d. Monev Pembangunan Telekomunikasi
SWK Pasal 164 Tabel 7.1  Substansi zona perwujudan pola
IV Perwujudan Sistem Jaringan Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas Dalam ruang sudah sesuai dengan arahan

79
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
Telekomunikasi di SWK IV Terdiri atas: RDTR Permen PU No. 20/2011 tentang
a. Mengupayakan peningkatan kualitas Pedoman RDTR
pelayanan jaringan listrik dan telepon.  Dokumen Raperda dan Materi
b. Mengarahkan pengembangan jaringan Teknis belum sinkron, terjadi
listrik dan telepon dengan sistem perbedaan nomenklatur dan
bawah tanah. arahan rencananya.
c. Pembangunan instalasi baru dan
pengoperasian instalasi penyaluran
d. Pembangunan prasarana Iistrik yang
bersumber dari energi alternatif
e. Pengembangan fasilitas
telekomunikasi umum, seperti telepon
umum dan warung telekomunikasi di
lokasi strategis
SWK I Tabel VII.1  Substansi zona perwujudan pola
Indikasi Program Pembangunan SWK I Kota Cirebon ruang sudah sesuai dengan arahan
Tahun 2012-2032 Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
 Belum dijabarkan dalam Raperda
SWK Pasal 88 TABEL VIII-3 INDIKASI PROGRAM SKALA  Substansi zona perwujudan pola
II Perwujudan Sistem Jaringan Sumberdaya KAWASAN PRIORITAS SWK II KOTA CIREBON ruang sudah sesuai dengan arahan
Air terdiri atas: Permen PU No. 20/2011 tentang
a. Mengembangkan kemitraan dengan Pedoman RDTR
pihak swasta dan atau masyarakat  Dokumen Raperda dan Materi
dalam memperluas wilayah pelayanan Teknis belum sinkron, terjadi
dan peningkatan kualitas pelayanan perbedaan nomenklatur dan
air bersih. arahan rencananya.
b. Bekerjasama dengan Pemerintah  Belum dijabarkan dalam Raperda
Daerah yang berdekatan dalam
penyediaan pasokan air baku.
c. Memperbaiki jaringan pipa air bersih
yang ada secara bertahap dan
meningkatkan manajemen operasi dan
pemeliharaan pelayanan air bersih
SWK Pasal 128 Tabel 7. 7 Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas  Substansi zona perwujudan pola
III Perwujudan Sistem Jaringan Sumberdaya Dalam RDTR ruang sudah sesuai dengan arahan
Air di SWK III Terdiri atas: Permen PU No. 20/2011 tentang
4) Perwujudan a. Penataan Dan Pengembangan Sistem Pedoman RDTR
sistem jaringan Jaringan Prasarana Sumber Daya Air  Dokumen Raperda dan Materi
air minum Lintas Kabupaten / Kota Teknis belum sinkron, terjadi
b. Pemeliharan Sistem Jaringan Sumber perbedaan nomenklatur dan
Daya Air Lintas Kabupaten/Kota arahan rencananya.
c. Rehabilitas Dan Pemiliharan Sistem  Belum dijabarkan dalam Raperda
Jaringan Sumber Daya Air Kota
d. Pengembangan Jaringan Dan
Infrastruktur Sumber Daya Air Baku
e. Penataan Dan pengembangan Sistem
Jaringan dan Infrastruktur Sumber
Baru Air Baku
f. Monev Pengembangan Dan
Pengelolaan Jaringan Sumber Daya
Air.
SWK Pasal 165 Tabel 7.1  Substansi zona perwujudan pola
IV Perwujudan Sistem Jaringan Sumberdaya Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas Dalam ruang sudah sesuai dengan arahan
Air di SWK IV Terdiri atas: RDTR Permen PU No. 20/2011 tentang
a. Mengembangkan kemitraan dengan Pedoman RDTR
pihak swasta dan atau masyarakat  Dokumen Raperda dan Materi
dalam memperluas wilayah pelayanan Teknis belum sinkron, terjadi
dan peningkatan kualitas pelayanan perbedaan nomenklatur dan
air bersih. arahan rencananya.
b. Bekerjasama dengan Pemerintah  Belum dijabarkan dalam Raperda
Daerah yang berdekatan dalam
penyediaan pasokan air baku.
c. Memperbaiki jaringan pipa air bersih
yang ada secara bertahap dan
meningkatkan manajemen operasi dan
pemeliharaan pelayanan air bersih.
5) Perwujudan SWK I Tabel VII.1  Substansi zona perwujudan pola
sistem jaringan Indikasi Program Pembangunan SWK I Kota Cirebon ruang sudah sesuai dengan arahan
80
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
drainase Tahun 2012-2032 Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
 Belum dijabarkan dalam Raperda
SWK TABEL VIII-3 INDIKASI PROGRAM SKALA  Substansi zona perwujudan pola
II KAWASAN PRIORITAS SWK II KOTA CIREBON ruang sudah sesuai dengan arahan
Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
 Belum dijabarkan dalam Raperda
SWK Tabel 7. 8 Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas  Substansi zona perwujudan pola
III Dalam RDTR ruang sudah sesuai dengan arahan
Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
 Belum dijabarkan dalam Raperda
SWK Tabel 7.1  Substansi zona perwujudan pola
IV Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas Dalam ruang sudah sesuai dengan arahan
RDTR Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
 Belum dijabarkan dalam Raperda
SWK I Tabel VII.1  Substansi zona perwujudan pola
Indikasi Program Pembangunan SWK I Kota Cirebon ruang sudah sesuai dengan arahan
Tahun 2012-2032 Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
 Belum dijabarkan dalam Raperda
SWK TABEL VIII-3 INDIKASI PROGRAM SKALA  Substansi zona perwujudan pola
II KAWASAN PRIORITAS SWK II KOTA CIREBON ruang sudah sesuai dengan arahan
Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
6) Perwujudan
 Belum dijabarkan dalam Raperda
sistem jaringan
SWK Tabel 7. 9 Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas  Substansi zona perwujudan pola
air limbah
III Dalam RDTR ruang sudah sesuai dengan arahan
Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
 Belum dijabarkan dalam Raperda
SWK Tabel 7.1  Substansi zona perwujudan pola
IV Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas Dalam ruang sudah sesuai dengan arahan
RDTR Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
 Belum dijabarkan dalam Raperda
7) Perwujudan SWK I Tabel VII.1  Substansi zona perwujudan pola

81
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
sistem jaringan Indikasi Program Pembangunan SWK I Kota Cirebon ruang sudah sesuai dengan arahan
prasarana Tahun 2012-2032 Permen PU No. 20/2011 tentang
lainnya Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
 Belum dijabarkan dalam Raperda
SWK Pasal 86  Substansi zona perwujudan pola
II Perwujudan Sistem Jaringan Energi Gas ruang sudah sesuai dengan arahan
terdiri atas: Permen PU No. 20/2011 tentang
a. Penambahan jumlah pengguna Pedoman RDTR
jaringan gas untuk rumah tangga;  Dokumen Raperda dan Materi
b. Pengembangan jaringan perpipaan gas Teknis belum sinkron, terjadi
dengan sistem bawah tanah; perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
c. Optimalisasi jaringan perpipaan gas;
d. Pemeliharaan sarana dan prasarana
jaringan perpipaan gas.
SWK Pasal 126 Tabel 7. 10 Matriks Susunan Tipologi Program  Substansi zona perwujudan pola
III Perwujudan Sistem Jaringan Energi Gas di Prioritas Dalam RDTR ruang sudah sesuai dengan arahan
SWK III terdiri atas : Permen PU No. 20/2011 tentang
a. Penambahan jumlah pengguna jaringan Pedoman RDTR
gas untuk rumah tangga;  Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
b. Pengembangan jaringan perpipaan gas
perbedaan nomenklatur dan
dengan sistem bawah tanah; arahan rencananya.
c. Optimalisasi jaringan perpipaan gas;
d. Pemeliharaan sarana dan prasarana
jaringan perpipaan gas.
SWK Tabel 7.1  Substansi zona perwujudan pola
IV Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas Dalam ruang sudah sesuai dengan arahan
RDTR Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
 Dokumen Raperda dan Materi
Teknis belum sinkron, terjadi
perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
 Belum dijabarkan dalam Raperda
Tabel VII.1 Indikasi Program Pembangunan SWK I  Substansi zona perwujudan pola
Kota Cirebon Tahun 2012-2032 ruang sudah sesuai dengan arahan
Permen PU No. 20/2011 tentang
TABEL VIII-3 INDIKASI PROGRAM SKALA Pedoman RDTR
3. Program perwujudan KAWASAN PRIORITAS SWK II KOTA CIREBON
penetapan Sub BWP  Dokumen Raperda dan Materi
yang diprioritaskan Tabel 7. 11 Matriks Susunan Tipologi Program Teknis belum sinkron, terjadi
penanganannya Prioritas Dalam RDTR perbedaan nomenklatur dan
arahan rencananya.
Tabel 7.1 Matriks Susunan Tipologi Program Prioritas  Belum dijabarkan dalam Raperda
Dalam RDTR

a. Perbaikan prasarana,
sarana, dan
blok/kawasan
b. Pembangunan baru
prasarana, sarana,
dan blok/kawasan
c. Pengembangan
kembali prasarana,
sarana, dan
blok/kawasan
d. Pelestarian/pelindung
an blok/kawasan
4. Program perwujudan
ketahanan terhadap
perubahan iklim
6 PERATURAN ZONASI
6. 1. Materi Wajib
Pasal 168 Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan sudah Bagian Kedua Ketentuan Umum Peraturan  Substansi ketentuan kegiatan dan
(1) Upaya pengendalian pemanfaatan dicantumkan pada masing-masing Materi Teknis SWK Zonasi penggunaan lahan sudah sesuai
1. Ketentuan kegiatan dan
ruang Kawasan lindung dilakukan dengan arahan Permen PU No.
penggunaan lahan
untuk melindungi kawasan dan Pasal 65 20/2011 tentang Pedoman RDTR
bangunan yang memiliki nilai dan Ketentuan umum peraturan zonasi  Perlu penyeragaman Matriks ITBX
82
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
peran penting bagi kehidupan sebaiknya, terdiri atas : untuk seluruh Kota Cirebon,
berkelanjutan. a. ketentuan umum peraturan zonasi mengingat saat ini yang dijabarkan
(2) Upaya pengendalian pemanfaatan kawasan lindung; dan merupakan ITBX per masing-
ruang kawasan budidaya dilakukan b. ketentuan umum peraturan zonasi masing SWK yang kemungkinan
untuk menjaga standar kualitas kawasan budidaya. besar untuk ketentuan kegiatan
minimal ruang yang ditetapkan dari dan zona antara SWK I sd SWK IV
kegiatan yang tidak sesuai dengan Pasal 66 terdapat ketentuan yang sama.
karakteristik kawasan. (1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk
kawasan lindung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 65 huruf a meliputi :
a. ketentuan umum peraturan
zonasi untuk kawasan
perlindungan setempat;
b. ketentuan umum peraturan zonasi
untuk ruang terbuka hijau;
c. ketentuan umum peraturan zonasi
untuk kawasan suaka alam dan
cagar budaya; dan
d. ketentuan umum peraturan
zonasi untuk kawasan rawan
bencana.
Aturan Intensitas Dan Tata Masa Ketentuan Aturan intensitas dan tata masa bangunan  Substansi ketentuan intensitas
Bangunan sudah dicantumkan pada masing-masing Materi pemanfaatan ruang sudah sesuai
Pasal 169 Teknis SWK dengan arahan Permen PU No.
(1) Aturan Intensitas pemanfaatan ruang 20/2011 tentang Pedoman RDTR
dan tata masa bangunan mengatur  Perlu penyeragaman Aturan
tentang luas perpetakan minimum, intensitas dan tata masa bangunan
lebar petak, persyaratan jarak bebas, untuk seluruh Kota Cirebon,
2. Ketentuan intensitas
ketinggian maksimum, koefisien dasar mengingat saat ini yang dijabarkan
pemanfaatan ruang
hijau, dan analisa terhadap dampak; merupakan Aturan intensitas dan
(2) Aturan intensitas pemanfaatan ruang tata masa bangunan per masing-
dan tata masa bangunan masing SWK yang kemungkinan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) besar untuk ketentuan kegiatan
terdapat pada Lampiran VI yang dan zona antara SWK I sd SWK IV
merupakan bagian tidak terpisahkan terdapat ketentuan/aturan yang
dari Peraturan Daerah ini. sama.
 Substansi ketentuan tata bangunan
sudah sesuai dengan arahan
Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
Pasal 169  Perrlu penyeragaman Aturan
Aturan intensitas pemanfaatan ruang intensitas dan tata masa bangunan
dan tata masa bangunan untuk seluruh Kota Cirebon,
3. Ketentuan tata bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengingat saat ini yang dijabarkan
terdapat pada Lampiran VI yang merupakan Aturan intensitas dan
merupakan bagian tidak terpisahkan tata masa bangunan per masing-
dari Peraturan Daerah ini. masing SWK yang kemungkinan
besar untuk ketentuan kegiatan
dan zona antara SWK I sd SWK IV
terdapat ketentuan/aturan yang
sama.
 Substansi ketentuan Prasarana
dan sarana minimal belum
diuraikan dalam Raperda
4. Ketentuan prasarana dan
 Substansi dalam Materi Teknis
sarana minimal
sudah sesuai dengan arahan
Permen PU No. 20/2011 tentang
Pedoman RDTR
5. Ketentuan pelaksanaan
a. Variansi
Pemanfaatan Ruang
Ketentuan Insentif dan Disinsentif Bagian Keempat Ketentuan Insentif dan  Substansi ketentuan insentif dan
Pasal 182 Disinsentif disinsentif sudah sesuai dengan
Tujuan diberikan insentif sebagai berikut: arahan Permen PU No. 20/2011
a. mendorong perwujudan rencana struktur Pasal 73 tentang Pedoman RDTR
ruang, rencana pola ruang dan kawasan (1) Pemberian insentif dan disinsentif
b. Insentif dan
b. strategis yang telah ditetapkan; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64
Disinsentif
c. meningkatkan upaya pengendalian huruf c merupakan acuan bagi
perubahan pemanfaatan ruang di Pemerintah Kota dalam pemberian
kecamatan; insentif dan pengenaan disinsentif.
d. memberikan kepastian hak atas (2) Insentif diberikan apabila pemanfaatan
pemanfaatan ruang bagi ruang sesuai dengan rencana struktur

83
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
masyarakat;dan ruang, rencana pola ruang, dan indikasi
e. meningkatkan kemitraan pemangku arahan peraturan zonasi yang diatur
kepentingan dalam rangka pemanfaatan dalam Peraturan Daerah ini dalam
ruang, bentuk :
f. pengendalian pemanfaatan ruang, dan a. pembebasan atau pemberian
pengawasan penataan ruang keringanan pajak;
b. pemberian kompensasi, atau ganti
rugi;
c. pemberian imbalan, santunan, atau
bantuan;
d. dukungan rekomendasi untuk
pengembangan akses permodalan,
kelembagaan, atau usaha;
e. pengumuman kepada publik;
f. penyediaan infrastruktur tertentu;
dan
g. pemberian penghargaan.
(3) Disinsentif dikenakan terhadap
pemanfaatan ruang yang perlu dicegah,
dibatasi, atau dikurangi keberadaannya
berdasarkan ketentuan dalam Peraturan
Daerah ini dalam bentuk :
a. pajak daerah dengan kelipatan
tinggi;
b. pembatasan penyediaan
infrastruktur;
c. pencabutan izin,
penghentian atau
penutupan usaha/kegiatan;
d. pembongkaran atau pemusnahan
aset tertentu;
e. relokasi paksa;
f. pengumuman kepada publik;
g. pelaksanaan kegiatan atau tindakan
tertentu; dan
h. pelarangan dan penuntutan.

Pasal 74
......
Pasal 75
…....
Pasal 76
...........
Pasal 77
........
Pasal 78
Tata cara pemberian insentif dan disinsentif
diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Walikota.
Permohonan Perizinan Pemanfaatan BAB VIII ARAHAN SANKSI  Substansi ketentuan penggunaan
Ruang yang Tidak Sesuai dengan Pasal 79 lahan yang tidak sesuai sudah
Rencana Tata Ruang (1) Arahan sanksi sebagaimana dimaksud sesuai dengan arahan Permen PU
Pasal 176 dalam Pasal 64 huruf d merupakan No. 20/2011 tentang Pedoman
(1) Setiap pejabat Pemerintah Daerah acuan dalam pengenaan sanksi terhadap RDTR
yang berwenang menerbitkan izin :
pemanfaatan ruang dilarang a. pemanfaatan ruang yang tidak
menerbitkan izin yang tidak sesuai sesuai dengan rencana struktur
dengan rencana tata ruang. ruang dan pola ruang;
(2) Izin pemanfaatan ruang yang b. pelanggaran ketentuan umum
dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan peraturan zonasi;
c. Penggunaan Lahan tidak melalui prosedur yang benar c. pemanfaatan ruang tanpa izin
Yang Tidak sesuai batal demi hukum. pemanfaatan ruang yang diterbitkan
(3) Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh berdasarkan RTRWK;
melalui prosedur yang benar tetapi d. pemanfaatan ruang tidak sesuai
kemudian terbukti tidak sesuai dengan dengan izin pemanfaatan ruang
RTRW, dibatalkan oleh Pemerintah yang diterbitkan berdasarkan
Daerah. RTRWK;
(4) Izin pemanfaatan ruang yang tidak e. pelanggaran ketentuan yang
sesuai lagi akibat adanya perubahan ditetapkan dalam persyaratan izin
RTRW dapat dibatalkan oleh pemanfaatan ruang yang diterbitkan
Pemerintah Daerah dengan berdasarkan RTRWK;
memberikan ganti kerugian yang layak. f. pemanfaatan ruang yang
(5) Terhadap kerugian yang ditimbulkan menghalangi akses terhadap

84
MATRIKS PENELAHAAN MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERDA RDTR KOTA CIREBON
Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRW Kabupaten/Kota Pedoman Rencana Rinci Tata Ruang
Muatan Rancangan Perda dan Peraturan Zonasi
No. SWK Catatan Penyempurnaan
RRTR Perda No.8/2012 Perda No.22/2010 PP. No. 26/2008 Peraturan
Raperda RRTR Materi Teknis RRTR Peta RRTR
RTRW Kota Cirebon RTRWP Jabar RTRWN Lainnya
akibat pembatalan izin sebagaimana kawasan yang oleh peraturan
dimaksud pada ayat (4), dapat perundang-undangan dinyatakan
dimintakan penggantian yang layak sebagai milik umum;
kepada instansi pemberi izin. g. pemanfaatan ruang dengan izin
(6) Permohonan izin pemanfaatan ruang yang diperoleh dengan prosedur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tidak benar.
yang tidak sesuai dengan rencana tata (2) Terhadap pelanggaran sebagaimana
ruang harus melalui prosedur khusus. dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi
(7) Permohonan pemanfaatan ruang administratif berupa :
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) a. peringatan tertulis;
yang disetujui harus dikenakan b. penghentian sementara kegiatan;
disinsentif, denda, dan/atau biaya c. penghentian sementara pelayanan
dampak pembangunan. umum;
(8) Prosedur perubahan pemanfaatan d. penutupan lokasi;
ruang, ketentuan penghitungan e. pencabutan izin;
dampak pembangunan, pengenaan f. pembatalan izin;
disinsentif, penghitungan denda dan g. pembongkaran bangunan;
penghitungan biaya dampak h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
pembangunan sebagaimana dimaksud i. denda administratif.
ayat (6) dan ayat (7) ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
6. 2. Materi Pilihan
1. Ketentuan tambahan
2. Ketentuan khusus
3. Standar teknis
4. Ketentuan pengaturan
zonasi

85

Anda mungkin juga menyukai