Anda di halaman 1dari 37

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi
Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari
ostium uteri internum (Prawirohardjo, 2014).
Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir. Implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding
depan, dinding belakang rahim, atau di daerah fundus uteri (Fadlun, 2012).

Plasenta previa adalah plasenta ada di depan jalan lahir (prae=di


depan; vias=jalan). Jadi yang dimaksud adalah plasenta yang implantasinya
tidak normal ialah rendah sekali sehingga menutupi seluruh atau sebagian
ostium internum. Implantasi plasenta yang normal adalah pada dinding
depan atau dinding belakang rahim di daerah fundus uteri (Rukiyah dkk.,
2010).
Plasenta Previa adalah lokalisasi plasenta di segmen uterus bagian
bawah, dekat atau di atas os interna (Shaikh, 2014).
Plasenta Previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal, yaitu
pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
ostium uteri internum (TM.Hanafiah,2004).
1.2 Etiologi

Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama
dan pertama dari plasenta previa. Dengan bertambah tuanya kehamilan,
segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi dan serviks akan lebih
membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran
segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh
plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari
dinding uterus, pada saat itulah mulailah terjadi perdarahan. Darahnya
berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang disebabkan solusio
plasenta yang berwarna kehitam-hitaman (Rukiyah dkk., 2010).

1
1.3 Faktor Risiko

Penyebab Utama terjadinya plasenta previa belum diketahui, tetapi


terdapat beberapa faktor resiko yang menyebabkan meningkatnya seorang
ibu atau wanita hamil berkesempatan mengalami plasenta previa, yaitu:
a. Kehamilan dengan janin lebih dari satu (seperti kembar dua atau kembar
tiga) dengan plasenta besar.
b. Riwayat tindakan medis yang dilakukan pada uterus, seperti dilatase dan
kuretase atau aborsi medisinalis.
c. Corpus luteum bereaksi lambat dimana endometrium belum siap
menerima hasil konsepsi.
d. Konsepsi dan nidasi terlambat.
e. Merokok sigaret, menyebabkan menurunya kadar oksigen yang beredar
dalam tubuh, sehingga merangsang pertumbuhan plasenta yang besar.
Plasenta yang besar dihubungkan dengan perkembangan plasenta previa.
f. Kokain dan penggunaan obat-obat bius.
g. Riwayat plasenta previa sebelumnya.
Kejadian plasenta previa lebih sering terdapat pada multigravidae dari
pada primigravidae dari umur yang lanjut, sebab dari plasenta previa terjadi
kalau keadaan endomterium kurang baik misalnya karena atrofi
endometrium. Bisa juga plasenta previa disebabkan implantasi telur yang
rendah. Keadaan misalnya terdapat pada: multipara, terutama kalau jarak
antar kehamilan pendek, pada myoma uteri, curretage yang berulang-ulang
(Rukiyah dkk., 2010).
Frekuensi plasenta previa dilaporkan 3-5 per 1000 kehamilan secara
global. Dan hasil penelitian yang dilakukan, Prevalensi di Pakistan adalah
3,5%, sedangkan angka ini melonjak menjadi 65% pada ibu yang memiliki
riwayat operasi caesar sebelumnya, selain itu Multigravida merupakan salah
satu faktor risiko plasenta previa dan dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa frekuensi plasenta previa pada pasien multigravida adalah 6,3%. Dari
faktor risiko lainnya, multigraviditas merupakan faktor risiko independen
untuk plasenta previa (Shaikh, 2014).

2
1.4 Patofisiologi
Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa
umumnya terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah uterus
lebih mengalami perubahan berkaitan dengan semakin tuanya kehamilan
(Manuaba, 2008).

Menurut Manuaba (2008) Implantasi plasenta di segmen bawah rahim


dapat disebabkan :
a. Endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi.
b. Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk
mampu memberikan nutrisi janin
c. Villi korealis pada korion leave (korion yang gundul) yang persisten.
Menurut Davood (2008) sebuah penyebab utama perdarahan trimester
ketiga, plasenta previa memiliki tanda yang khas, yaitu pendarahan tanpa
rasa sakit. Perdarahan diperkirakan terjadi dalam hubungan dengan
perkembangan segmen bawah uterus pada trimester ketiga. Dengan
bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi,
dan serviks mulai membuka.
Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran
segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh
plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari
dinding uterus. Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan. Darahnya
berwarna merah segar berlainan dengan darah yang disebabkan solusio
plasenta yang berwarna kehitam-hitaman. Sumber perdarahannya ialah
sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus,
atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannya tak dapat
dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus
untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana serabut
otot uterus menghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang
letaknya normal (Oxorn, 2003).

3
1.5 Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta
melalui pembukaan jalan lahir, yaitu sebagai berikut.
a. Plasenta letak rendah, jika plasenta terletak pada segmen bawah uterus,
tetapi tidak sampai menutupi pembukaan jalan lahir.
b. Plasenta previa marginalis, jika tepi plasenta terletak di bagian os interna
c. Plasenta previa lateralis, jika hanya sebagian dari ostium tertutup oleh
plasenta
d. Plasenta previa totalis, jika os interna serviks seluruhnya tertutupi oleh
plasenta

Gambar 1.5 Klasifikasi Plasenta previa

Plasenta previa dapat dibedakan dalam beberapa tingkatan tergantung


dimana lokasi penempelan plasenta berinsersi antara lain : Plasenta previa
totalis jika seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta; plasenta previa
lateralis yakni hanya sebagian dari ostinum tertutup oleh plasenta; plasenta
previa marginalis jika hanya pada pinggir ostrum terdapat jaringan plasenta.

Plasenta previa marginalis pada pembukaan 2 cm dapat menjadi


plasenta previa lateralis pada pembukaan 5 cm, begitu pula plasenta previa
totalis pada pembukaan 3 cm, dapat menjadi lateralis pada pembukaan 6 cm.

4
Maka penentuan macamnya plasenta previa harus disertai dengan
keterangan mengenai besarnya pembukaan misalnya plasenta previa
lateralis pada pembukaan 5 cm (Rukiyah dkk., 2010).

Gejala-gejala dari plasenta previa perdarahan tanpa nyeri, sering


terjadi pada malam hari saat pembentukan segmen bawah rahim, bagian
terendah masih tinggi di atas pintu atas panggul (kelainan letak). Perdarahan
dapat sedikit atau banyak sehingga timbul gejala. Biasa perdarahan sebelum
bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari abortus,
perdarahan pada plasenta previa disebabkan karena pergerakan antara
plasenta dan dinding rahim. Kepala anak sangat tinggi karena plasenta
terletak pada kutub bawah rahim, kepala tidak dapat mendekati pintu atas
panggul, karena hal tersebut diatas, juga ukuran panjang rahim berkurang
maka plasenta previa lebih sering terdapat kelainan letak (Rukiyah dkk.,
2010).

1.6 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosa pasti kejadian plasenta previa maka hal-hal di
bawah ini harus dilakukan antara lain :
a. Anamnesa : Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu
berlangsung tanpa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multigravida.
Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak dari
sebelumnya. Perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu meupun janin
dalam rahim.
b. Inspeksi : Dapat dilihat perdarhan yang keluar pervaginam, banyak,
sedikit, atau darah beku (stolsel), bila terjadi berdarah banyak, maka ibu
terlihat pucat atau anemia.
c. Pemeriksaan fisik ibu : Tekanan darah, nadi, dan pernapasan dalam
batas normal; tekanan darah, nadi, dan pernapasan meningkat; daerah
akral menjadi dingin; tampak anemia.
d. Pemeriksaan khusus kebidanan
1) Palpasi abdomen didapatkan : Janin belum cukup bulan, tinggi
fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan, begian terendah janin
masih tinggi, karena plasenta berada disegmen bawah rahim; bila

5
cukup berpengalaman, bida dirasakan suatu bantalan pada segmen
bawah rahim, terutama pada ibu yang kurus
2) Pemeriksaan denyut jantung janin : bervariasi dari normal sampai
asfiksia dan kematian dalam rahim
3) Pemeriksaan inspekulo : dengan memakai spekulum secara hati-hati,
dilihat dari mana asal perdarahan, apakah dari dalam uterus atau dari
kelainan serviks, vagina, varises pecah
4) Pemeriksaan penunjang, sitografi : mula-mula kandungan kemih
dikosongkan, lalu dimasukkan 40 cc larutan NaCl 12,5% kepala
janin ditekan kearah pintu astas panggul. Bila jarak kepala dan
kemih berselisih 1 cm, kemungkinan terdapat plasenta previa

5) Pemeriksaan dalam : dilakukan di atas meja operasi dan siap untuk


segera mengambil tindakan. Walaupun begitu, kita harus berhati-hati
karena bahaya yang sangat besar, bahaya pemeriksaan dalam dapat
menyebabkan perdarahan yang hebat, terjadi infeksi, menimbulkan
his dan kemudian terjadi partus prematur, indikasi pemeriksaan
dalam, perdarahan banyak, lebih dari 500 cc, perdarahan berulang-
ulang , perdarahan banyak, perdarahan sekali atau banyak, sehingga
Hb menjadi berkurang 8gr%, his telah ada dan janin sudah dapat
hidup diluar rahim (Rukiyah dkk., 2010).

1.7 Penatalaksanaan

Pengobatan pada plasenta previa dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu
aktif dengan terminasi kehamilan dan terapi ekspektatif/konservatif.
a. Aktif/terminasi kehamilan

6
1) Persalinan Pervaginam
- Dilakukan pada plasenta letak rendah, plasenta marginalis, atau
plasenta previa lateralis di anterior (dengan anak letak kepala).
- Diagnosis ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan USG,
perabaan forniks atau pemeriksaan dalam dikamar operasi
tergantung indikasi.
- Dilakukan oksitosin drip disertai pemecahan ketuban
2) Persalinan Perabdominal
Dilakukan pada keadaan-keadaan berikut ini :
- Plasenta previa dengan perdarahan banyak
- Plasenta previa totalis
- Plasenta previa lateralis di posterior
- Plasenta letak rendah dengan anak sungsang

b. Ekspektatif
Syarat-syarat dilakukannya terapi ekspektatif adalah sebagai berikut :
- Keadaan umum ibu dan anak baik
- Perdarahan sedikit
- Usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau taksiran berat janin
kurang dari 2500 gram.

- Tidak ada his persalinan


Penatalaksanaan dari terapi ekspektatif adalah sebagai berikut :
- Pasang infus, tirah baring
- Bila ada kontraksi prematur bisa diberikan tokolitik

- Pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan CTG setiap


hari (Fadlun, 2012).

1.8 Komplikasi
Pada ibu dapat terjadi perdarahan post partum hingga syok hemoragik
akibat kurangnya kontraksi segmen bawah rahim, anemia karena perdarahan
plasenta, dan endometris pasca persalinan. Pada bayi yang sering terjadi
adalah prematuritas dengan angka kematian ±5.
Menurut Manuaba (2008), adapun komplikasi-komplikasi yang terjadi
adalah:

7
a. Komplikasi pada ibu, yaitu perdarahan tambahan saat operasi menembus
plasenta dengan inersio di depan, infeksi karena anemia, robekan
implantasi plasenta di bagian belakang segmen bawah rahim, terjadinya
ruptura uteri karena susunan jaringan rapuh dan sulit diketahui.
b. Komplikasi pada janin, yaitu prematuritas dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi, mudah infeksi karena anemia disertai daya tahan
rendah, asfiksia intrauterine sampai dengan kematian.
Menurut Chalik (1998), ada tiga komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan
janin diantaranya :
a. Terbentuknya segmen bawah rahim secara bertahap terjadilah pelepasan
tapak plasenta dari insersi sehingga terjadilah perdarahan yang tidak
dapat dicegah berulang kali, penderita anemia dan syok
b. Plasenta yang berimplentasi di segmen bawah rahim tipis sehingga
dengan mudah jaringan tropoblas infasi menerobos ke dalam
miometrium bahkan ke parametrium dan menjadi sebab dari plasenta
akreta dan mungkin inkerta

c. Servik dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya akan pembuluh
darah sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak
menyebabkan mortalitas ibu dan perinatal.

1.9 Prognosis

Prognosis ibu dipengaruhi oleh jumlah dan kecepatan perdarahan serta


kesegaraan memperoleh pertolongan. Kematian ibu dapat dihindari
sebanyak mungkin apabila dengan segera penderita bisa memperoleh
tranfusi darah dan bedah sesar. Prognosis tentu lebih baik pada golongan
penderita yang lebih awal memperoleh perawatan medis selagi keadaannya
masih belum gawat. Prognosis terhadap janin lebih buruk oleh karena

8
kelahiran yang terpaksa prematur lebih banyak pada plasenta previa baik
oleh karena partus berlangsung spontan maupun oleh karena tindakan
penyelesaian persalinan. Perawatan intensif neonatus sangat membantu
mengurangi kematian perinatal. Dewasa ini kematian perinatal masih jauh
lebih tinggi dari pada kematian maternal, namun kematian keduanya
semakin menurun berkat fasilitas yang tersedia pada tiap rumah sakit di
tingkat kabupaten (Chalik, 1998).

9
BAB II
KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN
PADA KASUS PLASENTA PREVIA

Hari/ Tanggal Pengkajian :…/…


Jam Pengkajian :…
Tempat Pengkajian :…

2.1 PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Data Subyektif adalah data yang didapati dari hasil wawancara
(anamnese) langsung kepada pasien atau keluarga dan tenaga kesehatan
lain. Data subyektif ini mencangkup semua keluhan-keluhan dari pasien
terhadap masalah kesehatan lain. Dalam hal ini anamnese terhadap pasien
tentang masalah kesehatan yang dialami, meliputi hal-hal berikut :
1) Biodata
Biodata berisi tentang identitas pasien beserta suami yang meliputi :
- Nama
Bertujuan agar bidan dan pasien dapat lebih akrab satu sama lain
sehingga mempermudah proses tindakan kesehatan.
- Umur
Wanita hamil usia 35 tahun ke atas menjadi faktor predisposisi
terjadinya Plasenta previa.
- Agama

Agar bidan dapat menyesuaikan tindakan menurut kepercayaan


yang dianut oleh pasien.
- Pendidikan

Bidan dapat menggali pengetahuan pasien melalui pendidikan


terkahir pasien.

- Pekerjaaan

10
Bidan dapat menilai terjadinya plasenta previa dari aktivitas
yang dijalani ibu, bisa saat bekerja.
- Penghasilan

Bidan dapat mempertimbangkan status ekonomi pasien untuk


penanganan lebih lanjut.
- Alamat

Untuk mengetahui jarak antara rumah pasien dengan tempat


pelayanan kesehatan.
- Status perkawinan

Untuk mengetahui siapa yang akan berperan menentukan


keputusan
- Umur dan lama kawin

Bidan dapat menentukan potensi pasien mengalami plasenta


previa.
2) Keluhan Utama
Ditanyakan apa yang dirasakan pasien sehingga pasien datang untuk
memeriksakan kehamilannya. Pasien akan berpotensi mengalami
Plasenta previa jika pasien mengatakan hal-hal berikut :
- Mengalami perdarahan tanpa nyeri, sering terjadi pada malam hari
saat pembentukan segmen bawah rahim. Biasanya berulang
darahnya berwarna merah segar.

- Biasa perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang


tidak berbeda dari abortus.
3) Riwayat Kesehatan yang lalu
Ditanyakan apakah pasien menderita penyakit keturunan selain itu
apakah pasien pernah menjalankan operasi sebelumnya, kapan,
dimana dan apa indikasinya. Hal ini juga bertujuan untuk mengetahui
apakah ada penyakit yang mempengaruhi ibu saat kehamilan maupun
persalinan, seperti diabetes melitus yang dapat berpengaruh pada
ukuran plasenta.

11
- Diabetes Melitus

Dapat menyebabkan komplikasi bayi besar serta plasenta yang


besar sehingga membutuhkan tempat pelekatan yang lebih luas dan
luka sulit sembuh (pada tindakan episiotomy atau SC)
- Tumor plasenta

Kista plasenta : kadang-kadang dijumpai kista kecil atau sedikit


besar pada plasena yang berasal dari membran chorion biasanya
pada permukaan fetal, dan didalamnya kadang-kadang dapat
dijumpai blight.
4) Riwayat Kehamilan Sekarang
Hal ini bertujuan agar petugas kesehatan dapat lebih memantau
keadaan pasien jika pasien terjangkit penyakit tertentu. Hal ini juga
menentukan apakah bidan harus melakukan tindakan dengan cara
mandiri, kolaborasi atau bahkan merujuk pasien.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan apakah dikeluarga pasien atau suami menderita
penyakit menular, munurun, menahun, dan apakah dalam keluarga ada
yang memiliki keturunan kembar.
6) Riwayat Kebidanan/Obstetri
- Riwayat haid

Terdiri dari menarche umur berapa, siklus haid , berapa lama


haid, berapa banyak, bagaimana warnanya, konsistennya, baunya,
apakah merasakan nyeri atau tidak, apakah keluar flour
albus/keputihan, bagaimana warnanya, baunya, konsistesinya, gatal
atau tidak.
- HPHT

Bertujuan untuk mengetahui usia kehamilan dan tafsiran


persalinan. Jika kehamilan masih kurang dari trimester II masih ada
kemungkinan plasenta berpindah tempat.

12
7) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui kemungkinan klien pernah mengalami :
- Perdarahan pada saat hamil
- Riwayat plasenta previa sebelumnya, karena beresiko 12 kali lebih
besar.
- Operasi sesar sebelumnya, pada wanita – wanita yang pernah
menjalani operasi sesar sebelumnya, maka sekitar 4 dari 100 wanita
tersebut akan mengalami plasenta previa. Resiko akan makin
meningkat setelah mengalami empat kali atau lebih operasi sesar
(pada wanita – wanita yang pernah 4 kali atau lebih menjalani
operasi sesar, maka 1 dari 10 wanita ini akan mengalami plasenta
previa ).
- Jumlah kehamilan klien sebelumnya yang terlalu banyak. Pada
wanita yang telah 5 kali hamil atau lebih, maka resiko terjadinya
plasenta previa adalah 1 diantara 20 kehamilan. Pada multiparitas,
apalagi bila jaraknya singkat. Secara teori plasenta yang baru
berusaha mencari tempat selain bekas plasenta sebelumnya.
- Hamil dengan janin lebih dari satu ( seperti kembar dua atau
kembar tiga).

- Riwayat tindakan medis yang dilakukan pada uterus, seperti dilatasi


dan kuretase atau aborsi medisinalis.
8) Pola kebiasaan sehari-hari
- Nutrisi

Hal yang perlu ditanyakan, bagaimana nafsu makannya, berapa


kali makanya dalam sehari, bagaimana komposisinya, berapa
banyak jumlah minumnya, apa saja jenisnya, tanyakan pola, baik
sebelum maupun selama hamil. Karena pada dasarnya ibu hamil
memerlukan zat protein untuk membangun jaringan-jaringan bagian
tubuh sehubungan dengan pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim
dan buah dada ibu, keperluan akan zat protein pada waktu hamil

13
sangat meningkat apabila kekurangan protein dalam makanan
mengakibatkan pertumbuhan pada janin
- Pola Aktivitas

Hal ini perlu ditanyakan apa yang dikerjakan pasien sehari-hari,


jika pasien bekerja berapa jam dalam sehari dan dimana.
- Pola Istirahat Tidur

Hal ini perlu ditanyakan bagaimana pola tidur, berapa lama


waktu tidur, kapan waktu tidur adakah kesulitan tidur.
- Pola eliminasi

Hal yang perlu ditanyakan berapa kali BAB/BAK , bagaimana


konsistensinya, warnanya, baunya, ada keluhan atau tidak, pola
sebelum dan sesudah hamil.
- Pola personal Hygiene

Hal yang perlu ditanyakan berapa kali mandi, gosok gigi,


keramas dan juga ganti pakaian. Karena pada dasarnya personal
hygen akan berhubungan dengan Infeksi mikroba dapat mengenai
semua orang termasuk wanita hamil.
- Pola seksual

Hal yang ditanyakan sebatas frekuensi seksual sebelum dan


sesudah hamil.
9) Keadaan Psikososial
Yang perlu ditanyakan adalah apakah kehamilan direncanakan atau
tidak dan bagaimana hubungan dengan suami dan keluarga menyikapi
kehamilan tersebut.
10) Latar Belakang sosial dan Budaya
Kepercayaan terhadap tahayul, upacara adat yang pernah
dilakukan, ada pantangan makanan atau tidak. Dalam masa kehamilan
keperluan akan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, dengan
keadaan sosial ekonomi yang rendah maka untuk memenuhi zat-zat

14
gizi yang diperlukan tubuh kurang sehingga mengakibatkan gangguan
dalam pertumbuhan dan perkembangan janinnya.

B. Data Obyektif
Data Obyektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik
yang terdiri dari inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yang terdiri
dari :
1) Pemeriksaan Umum
Secara teoritis kemungkinan ditemukan gambaran keadaan umum
klien sedang, namun apabila ibu mengalami perdarahan yang hebat
ibu akan tampak pucat dan kesadaran akan menurun. Pada dilakukan
pemeriksaan tekanan darah akan didapati tekanan darah ibu tinggi
akibat perdarahan yang terjadi. Nadi akan terasa capat dan halus.
2) Tanda-tanda vital
Pendarahan
Perdarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan
tidak fatal, kecuali apabila dilakukan periksa dalam sebelumnya,
sehingga pasien sempat dikirim ke rumah sakit (≥ 500 cc). Tetapi
perdarahan berikutnya (recurrent bleeding) biasanya lebih banyak.
Janin biasanya masih baik. Apabila perdarahan tidak banyak (10 –
25% pasien), tanda-tanda vital biasanya normal dan pasien tampak
sehat.
3) Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi

Proses observasi atau pemeriksaan pandang yang menggunakan


mata untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan
status fisik.
Kepala : Tidak ada benjolan, keadaan rambut, ada
lesi atau tidak.

15
Muka/Wajah : Pada kasus plasenta previa, ibu akan
tampak pucat dan anemis dikarenakan
perdarahan yang terjadi.
Leher : Ada pembesaran kelenjar tiroid atau tidak,
ada pembesaran vena jugularis atau tidak.
Dada : Payudara simetris atau tidak,ada
hyperpigmentasi atau tidak, aerola menonjol
atau tidak.
Abdomen : Ada bekas operasi atau tidak, ada linea
nigra atau tidak, ada strie gravidarum, strie
albican dan strie livide atau tidak.
Genetalia : Dapat dilihat perdarahan yang keluar
pervaginam, darah yang keluar karena
plasenta previa berwarna merah segar.
Anus : Ada hemoroid atau tidak
Ekstremitas :Oedema atau tidak, reflek patella positif
/negatif
- Palpasi

Periksa raba dan sentuhan untuk menderteminasi ciri-ciri


jaringan atau organ.
Leher : Ada pembesaran vena jugularis atau
kelenjar tiroid, ada nyeri tekan atau tidak.
Abdomen
 Leopold I : Mengukur TFU, menentukan usia
kehamilan, menentukan bagian janin yang ada di fundus.
Ukuran panjang rahim berkurang karena terdapat
kelainan letak placenta.
 Leopold II : Menentukan bagian janin yang terdapat di
kanan dan kiri perut ibu. Biasanya terdapat kelainan
letak seperti letak sungsang atau letak lintang.
 Leopold III : Uterus halus dan tidak lunak; biasanya
normal. Bagian presentasi tidak tercekap pada pintu atas

16
panggul (pelvi inlet). Kelainan letak janin (bokong, oblig
atau lintang) merupakan suatu temuan yang sering
berkaitan).

- Auskultasi

Abdomen : Bunyi jantung terdengar atau tidak, ada


gawat janin atau tidak.
4) Pemeriksaan pervaginam
Pemeriksaan pervaginam dapat merangsang perdarahan hebat.
Oleh karena itu pemeriksaan pervaginam tidak pernah dilakukan
kecuali pasien berada pada sebuah kamar operasi yang telah
dipersiapkan untuk seksio sesaria segera.
Apabila perdarahannya minimal dan tampaknya bukan plasenta
previa, pemeriksaan yang hati-hati dengan pemeriksaan dalam (VT)
dapat menyingkap kemungk inan perdarahan vaginal atau serviks
(sebagai akibat rupturnya varises, erosi serviks, atau tumor-tumor
serviks).
5) Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan darah lengkap, protein urin dan glukosa urin sangat
diperlukan. Pemeriksaan darah lengkap untuk mendapatkan
gambaran keadaan darah dan persiapan untuk melakukan transfusi.
- USG juga sangat diperlukan untuk memastikan letak janin dan
lokasi placenta. diagnosis placenta previa sudah dapat ditegakkan
pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu sehingga ibu hamil
dapat diberikan nasihat untuk memerhatikan kemungkinan
perdarahan antepartum.

2.2 Identifikasi Diagnosa atau Masalah Aktual

17
Diagnosa Kebidanan : Ny. “A” GₒPₒₒₒABₒₒₒ … minggu, tunggal, hidup, intra
uteri, dengan Plasenta Previa, keadaan ibu perdarahan.
Ds : Pengeluaran darah tanpa nyeri
Do :
Tekanan darah : 100/70 ≤ 140/90 mmHg
Nadi : 76 – 92 x/menit
Pernapasan :16 – 42 x/menit

Suhu : > 380C


Diagnosa dari placenta previa bisa ditegakkan dengan adanya gejala klinis
dan beberapa pemeriksaan, yaitu
A. Anamnesis
Pada saat anamnesis dapat ditanyakan beberapa hal yang berkaitan
dengan perdarahan antepartum seperti umur kehamilan saat terjadinya
perdarahan, apakah ada rasa nyeri, warna dan bentuk tejadinya
perdarahan, frekuensi serta banyaknya perdarahan
B. Inspeksi
Dapat dilihat melalui banyaknya darah yang keluar melalui vagina,
apabila dijumpai perdarahan yang banyak berwarna merah segar maka
ibu akan tampak pucat.
C. Palpasi abdomen
Uterus tidak teraba tegang. Sering dijumpai kelainan letak pada
janin, TFU yang rendah karena belum cukup bulan. Juga sering dijumpai
bahwa bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala,
biasanya letak kepala masih bergoyang di atas PAP.
D. USG
Transabdominal USG dalam keadaan kandung kenih yang
dikosongkan akan memberikan kepastian diagnosa placenta previa.

18
2.3 Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Selama kehamilan, pada ibu dapat menimbulkan perdarahan antepartum
yang dapat menimbulkan syok, sedangkan pada janin placenta previa ini
dapat menyebabkan gawat janin, IUFD, bayi lahir prematur, bayi lahir mati,
prolaps tali pusat, asfiksi, serta cidera akibat intervensi kelahiran.

2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera


Tindakan segera yang dibutuhkan pasien plasenta previa di BPS adalah
harus dilakukan rujukan ke Rumah Sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap
untuk dilakukan penanganan selanjutnya dan terminasi kehamilan apabila
keadaan ibu dan janin sudah memungkinkan. Sebelum dirujuk harus di
pastikan terlebih dahulu kebutuhan asupan cairan ibu terpenuhi yaitu dengan
tindakan pemasangan infus untuk memenuhi asupan cairan ibu. Di Rumah
Sakit lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk melakukan asuhan
serta lahirkan bayi dan plasenta dengan secsio secaerea apabila kehamilan
sudah mencapai aterm dan segera lakukan transfusi darah.

2.5 Intervensi
Diagnosa Kebidanan : Ny. “A” GₒPₒₒₒABₒₒₒ oominggu, Tunggal, Hidup, Intra
uteri, dengan Plasenta Previa.
Tujuan : - tidak terjadi komplikasi kehamilan
- ibu dan janin sejahtera
A. Pre hospital
1) Pasang Infus RL dengan tetesan cepat sesuai dengan kondisi ibu.
/R : memberikan cairan pengganti sementara guna melakukan
perbaikan keadaan umum supaya dapat dilakukan tindakan
selanjutnya.
2) Baringkan ibu dengan posisi menyamping dan ganjal tungkainya
dengan bantal.
/R : Mengurangi perdarahan yang keluar. (jangan menaikkan kaki
tempat tidur karena akan menyebabkan darah terkumpul di uterus).

19
3) Periksa Tekanan Darah dan Nadi
/R : hasil TTV sebagai gambaran stabilitas keadaan ibu
4) Pantau Perdarahan
/R : Banyaknya perdarahan yang keluar dapatmenjadi rambu-rambu
bidan untuk waspada dan segera melakukan tindakan.
5) Periksa Bagian Posisi Janin dan DJJ
R/ : evaluasi janin intrauteri, apakah masih hidup, dalam keadaan
gawat janin atau sudah meninggal.
6) Buat catatan lengkap
/R : keterangan mengenai perdarahan tipe, jumlah dan kapan
terjadinya. hal ini penting untuk diagnosa banding dan pemberian
cairan
7) Siapkan transfusi darah
/R : antisipasi terjadi potensial syok hipovolemik, atau untuk
perbaikan Hb sampai minimal 10gr%/ dl.
8) Segera Rujuk ke RS
/R : Harus dilakukan rujukan ke Rumah Sakit dengan fasilitas yang
lebih lengkap untuk dilakukan penanganan selanjutnya dan terminasi
kehamilan apabila keadaan ibu dan janin sudah memungkinkan.
B. Tindakan di Rumah sakit
1) Perbaiki KU klien
Segera lakukan terminasi kehamilan dengan pemecahan ketuban
jika plasenta previa marginalis dan plasenta letak rendah , dan atau
pemecahan ketuban diikuti drip oksitosin untuk mengurangi
perdarahan.
2) Jika terminasi dengan pemecahan ketuban gagal maka sectio caesarea.
Indikasi terminasi kehamilan dengan sectio caesarea
- Placenta previa pada primigravida
- Placenta previa totalis
- Placenta previa dengan perdarahan banyak (minimal perdarahan
kelas II)

20
- Gagal tindakan pemecahan ketuban dengan/tanpa diikuti drip
oksitosin dalam bentuk: Ruptur uteri iminens, gawat janin,
perdarahan tidak berhenti.
2.6 Implementasi
Implementasi yang akan dilakukan pada plasenta previa berdasarkan
planning yang sudah dibuat dan sesuai masalah yang ada.

2.7 Evaluasi
Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan: apakah
benar-benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi didalam diagnosis
dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang efektif
dalam pelaksanaannya.
A. KU baik, kesadaran composmentis, TTV normal.
B. Infus RL sudah terpasang
C. Perdarahan berhenti
D. Hb > 10gr %
E. Resusitasi bayi telah dilakukan (jika asfiksia)

21
BAB III
TINJAUAN KASUS

Hari/ Tanggal Pengkajian : Minggu, 2 September 2018


Jam Pengkajian : 10.30 WIB
Tempat Pengkajian : RS. Dr. Moh. Saleh. Probolinggo (Ruang Bersalin)

3.1 PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1) Identitas Klien
Biodata Klien Suami
Nama Ny. S Tn. U
Umur 25 tahun 35 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SD
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Karyawan Pabrik
Penghasilan - 1.900.000,-/bulan
Alamat Jl. Sunan Ampel RT 01 RW 10 Kedepok
Status Sah Sah
Perkawinan
Umur Menikah 18 tahun 28 tahun
Lama Menikah 7 tahun 7 tahun

2) Keluhan Utama
Ibu hamil 7 bulan, mengeluh perdarahan berwarna merah segar
tanggal 5 September 2018 pada pukul 03.00 dini hari
3) Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu pernah sakit biasa seperti batuk, pilek. Ibu mempunyai penyakit
menurun yaitu kencing manis dan tidak memiliki penyakit menular
seperti batuk lama. Ibu tidak pernah menderita penyakit menahun
seperti penyakit jantung

4) Riwayat Kehamilan Sekarang


Ibu dirawat di rumah sakit karena perdarahan. Ibu juga sedang
menderita kencing manis
5) Riwayat Kesehatan Keluarga

22
Ayah kandung ibu mempunyai penyakit menurun yaitu kencing
manis. Keluarga ibu tidak memiliki penyakit menular seperti batuk
lama. Keluarga ibu tidak pernah menderita penyakit menahun seperti
penyakit jantung dan keluarga ibu dan suami tidak ada yang
memiliki keturunan kembar.
6) Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Jumlah : 3-4/ hari ganti pembalut
Disminorhea : 1-2 hari
Keputihan : sedikit, putih jernih, tidak berbau,tidak gatal
HPHT : 25 Februari 2018
HPL : 2 November 2018

7) Riwayat Obstetri
- Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
o Kehamilan : Pada awal kehamilan yang pertama ibu hanya
mengalami mual muntah pada pagi hari dan sering periksa
ke bidan jika memiliki keluhan selama hamil.
o Persalinan : Ibu melahirkan anak pertama pada tanggal 13
Agutus 2012 dengan operasi sesar di rumah sakit. Berat
Bayi Lahir 3.600 gram, jenis kelamin laki-laki, usia anak
sekarang 5 tahun.
o Nifas : Selama nifas ibu tidak mengalami demam dan
tidak ada masalah lainnya.

- Kehamilan Sekarang
Ibu hamil anak ke-2 dengan usia kehamilan 7 bulan, ibu rajin
periksa ke bidan dengan hasil tercantum di buku KIA sebagai
berikut :
o Trimester I : periksa 3 kali di bidan, keluhan mual muntah
dan diberi obat B6 dan kalk. Penyuluhan tanda bahaya
trimester I dan Nutrisi.

23
o Trimester II : periksa 3 kali di bidan dengan keluhan merasa
cepat lelah dan pegal-pegal diberi obat Fe dan Kalk serta
penyuluhan kurangi aktifitas yang berat dan istirahat yang
cukup.
o Trimester III : periksa 2 kali di bidan dengan keluhan sering
berkemih diberikan obat Fe dan Kalk serta penyuluhan
tentang tanda bahaya Trimester III dan tanda persalinan serta
nutrisi.
Pada tanggal 5 September 2018 pukul 03.00 WIB dini hari ibu
mengalami perdarahan berwarna merah segar dan ibu langsung
dirujuk ke rumah sakit. Setelah di rumah sakit ibu melakukan
pemeriksaan fisik dan USG. Dari hasil yang didapatkan dari
pemeriksaan fisik dan USG ibu mengalami plasenta previa totalis.
Selama perawatan di rumah sakit ibu masih mengalami
perdarahan.

8) Pola kebiasaan sehari-hari


- Nutrisi
o Di rumah : makan 5 kali/hari, porsi banyak, sepiring nasi
dengan ikan, tempe, tahu, telor, sayur. Tidak ada pantangan
dan tidak ada alergi. Minum air putih 9-10 gelas/hari.
o Di rumah sakit : makan 3 kali/hari, porsi sedang, sepiring
nasi dengan tempe, tahu, ikan, telur. Tidak diperbolehkaan
makan atau minum yang mengandung banyak gula. Nafsu
makan ibu turun dan ibu sering merasa lapar. Minum air
putih 6-7 gelas/hari.
- Pola Aktivitas
o Di rumah : ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti
memasak, mencuci pakaian, cuci piring, menyapu,
mengepel.
o Di rumah sakit : ibu hanya berbaring di tempat tidur /
bedrest
- Pola Istirahat Tidur
o Di rumah : tidur siang 1-2 jam, tidur malam 7-8 jam
o Di rumah sakit : tidur siang 30 menit, tidur malam 6-7 jam
karena ibu merasa gelisah dan khawatir.

24
- Pola eliminasi
o Di rumah : BAB 1 kali/hari, konsistensi lunak, warna
kuning, bau khas, BAK 7-8 kali/hari, warna kuning jernih,
bau khas.
o Di rumah sakit : ibu jarang BAB, biasanya 1 kali dalam 2
hari, BAK 1.000 cc, warna kuning jernih, bau khas.
- Pola personal Hygiene
o Di rumah : mandi 2 kali/hari, gosok gigi selama mandi dan
ganti baju setelah selesai mandi.
o Di rumah sakit : ibu hanya diseka dan dibantu oleh
keluarganya, ganti baju 2kali/hari, ganti underpad jika
sangat kotor dan ibu merasa tidak nyaman. Ibu belum
keramas.
- Pola seksual
Selama hamil ibu melakukan hubungan seksual dengan suami 1
minggu sekali.

9) Keadaan Psikososial
Ibu dan keluarga merasa senang dengan kehamilan ini tetapi ibu
sangat khawatir dengan perdarahan yang dialaminya. Ibu takut
terjadi sesuatu yang buruk yang akan menimpa ibu dan bayinya.

10) Latar Belakang sosial dan Budaya


Ibu selalu melakukan sholat 5 waktu dan berdoa agar diberi
kelancaran dan kesehatan bagi ibu dan bayinya. Selama di rumah
sakit ibu sering dijenguk oleh tetangga dan kerabat secara
bergantian.

B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Cukup baik
Kesadaran : Komposmentis
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 100 kali/menit

25
Pernafasan : 18 kali/menit
Suhu : 38,1 oC
2) Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi

Kepala : rambut berwarna hitam, panjang sebahu


tidak rontok, rambut berminyak.
Muka : tampak pucat
Mata : konjungtiva pucat, sklera putih
Leher : tidak nampak pembesaran kelenjar tiroid,
tidak nampak pembesaran vena jugularis.
Dada : simetris, terlihat hyperpigmentasi aerola
dan nampak menonjol.
Abdomen : terdapat luka bekas operasi, terlihat linea
nigra, terlihat strie gravidarum
Genetalia : tidak ada condiloma akuminata, tidak ada
varises, terdapat pengeluaran darah
pervaginam warna merah segar ± 600 cc dan
terdapat kateterisasi
Ekstremitas Atas : simetris, tidak odem, terdapat infus di
tangan kiri dengan cairan RL 20 tpm
Ekstremitas Bawah : simetris, tidak odem, tidak ada varises,
pergerakan kaki sedikit kaku, reflek patella
+/+
Anus : tida terdapat hemoroid.
- Palpasi

Muka : tidak oedem


Leher : tidak terdapat pembesaran kalenjar tiroid
dan tidak terdapat bendungan vena jugularis.
Payudara : tidak teraba benjolan, tidak terdapat nyeri
tekan, kolostrum -/-
Abdomen

26
 Leopold I : teraba bundar, tidak melenting pada bagian
fundus (bokong), TFU 26 cm, 3 jari diatas pusat.
 Leopold II : teraba bagian keras, datar, memanjang pada
bagian kiri (punggung kiri) dan teraba bagian-bagian
kecil janin pada bagian kanan (ekstremitas).
 Leopold III : teraba bagian keras, bundar, melenting
pada bagian bawah (kepala) belum masuk PAP.
 Leopold IV : tidak dilakukan.
- Auskultasi
DJJ : 126 kali/menit, reguler.

3) Pemeriksaan Penunjang
Pada tanggal 5 September 2018 di laboratorium RS. Dr. Moh. Saleh
pukul 07:45 WIB

Pemeriksaan Hasil Nilai normal/ Satuan


HbsAg (+) Negatif
Hemoglobin 12,1 12-16 g/dl
Leukosit 8.570 4.000-11.000/cmm
Trombosit 285.000 150.000-450.000/cmm
Albumin (-) Negatif
Plasma Darah 120 70-110 mg/dl
Pada tanggal 5 September 2018 di laboratorium RS.Dr. Moh. Saleh
pukul 13.09 WIB
Hemoglobin : 11,6 g/dl
USG : ± 28-29 minggu plasenta previa totalis.

3.2 Identifikasi Diagnosa atau Masalah Aktual


Dx : Ny. “S” GII P1001 Ab000 28-29 minggu T/H/I dengan Plasenta
Previa Totalis, keadaan ibu perdarahan dan janin baik.
DS : Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke-2
Ibu mengatakan usia kehamilanya adalah 7 bulan
Ibu mengatakan peradarahan pada jalan lahir
DO :
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Cukup Baik
Kesadaran : Komposmentis
Tekanan darah : 140/90 mmHg

27
Nadi : 100 kali/menit
Pernapasan : 18 kali/menit

Suhu : 38,10C
B. Pemeriksaan Fisik
Mata : konjungtiva pucat, sklera putih
Payudara : tidak teraba benjolan, tidak terdapat nyeri tekan,
kolostrum -/-
Abdomen

 Leopold I : teraba bundar, tidak melenting pada bagian fundus


(bokong), TFU 26 cm, 3 jari diatas pusat.
 Leopold II : teraba bagian keras, datar, memanjang pada bagian
kiri (punggung kiri) dan teraba bagian-bagian kecil janin pada
bagian kanan (ekstremitas).
 Leopold III : teraba bagian keras, bundar, melenting pada bagian
bawah (kepala) belum masuk PAP.
 Leopold IV : tidak dilakukan.
Ekstremitas Atas : simetris, tidak odem, terdapat infus di tangan kiri
dengan cairan RL 20 tpm
Ekstremitas Bawah : simetris, tidak odem, tidak ada varises,
pergerakan kaki sedikit kaku, reflek patella +/+
DJJ : 126 kali/menit, reguler.
C. Pemeriksaan Penunjang
Pukul 07.45 WIB
Hb : 12,1 g/dl
HbsAg : (+)
Pukul 13.09 WIB
Hb : 11,6 g/dl
USG : UK ± 28-29 minggu, Plasenta Previa Totalis

3.3 Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial


A. Potensial Gawat Ibu dan E. Potensial prolaps tali
Janin, pusat,
F. Potensial Asfiksia pada
B. Potensial IUFD,
C. Potensial bayi lahir bayi, serta
G. Potensial terjadi Syok
prematur,
D. Potensial bayi lahir mati, Hipovolemik

28
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Kolaborasi dengan tim medis seperti dokter spesialis kandungan untuk
menghentikan perdarahan.

3.5 Intervensi
Dx : Ny. “S” GII P1001 Ab000 28-29 minggu T/H/I dengan
Plasenta Previa Totalis, keadaan ibu perdarahan dan janin baik.
Tujuan : kehamilan dapat dipertahankan dan tidak terjadi komplikasi
kepada ibu atau janin.
Kriteria hasil
Keadaan Umum : baik
Tekanan Darah : komposmentis
Nadi : 60-100 x/menit
Pernafasan : 20-24 x/menit
Suhu : 36,6-37oC
DJJ : 120-160 x/menit
Perdarahan : berhenti (-)
Intervensi :
A. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
/R : memberikan pengetahuan kepada keluarga dan ibu agar
keluarga dapat memberikan dukungan untuk proses
penyembuhan dan ibu lebih kooperatif.
B. Beri dukungan emosional kepada ibu
/R : untuk meningkatkan emosional ibu agar ibu merasa nyaman
dalam melakukan perawatan.
C. Pasang Infus RL dengan tetesan cepat.
/R : memberikan cairan pengganti sementara guna melakukan
perbaikan keadaan umum supaya dapat dilakukan tindakan
selanjutnya.
D. Baringkan ibu dengan posisi menyamping dan ganjal tungkainya
dengan bantal.
/R : Mengurangi perdarahan yang keluar. (jangan menaikkan kaki
tempat tidur karena akan menyebabkan darah terkumpul di
uterus).
E. Periksa Tanda-Tanda Vital ibu
/R : hasil TTV sebagai gambaran stabilitas keadaan ibu
F. Observasi Perdarahan
/R : Banyaknya perdarahan yang keluar dapat menjadi rambu-rambu
bidan untuk waspada dan segera melakukan tindakan.
G. Periksa Bagian Posisi Janin dan DJJ
R/ : evaluasi janin intrauteri, apakah masih hidup, dalam keadaan
gawat janin atau sudah meninggal.
H. Beri asupan nutisi sesuai dengan diet
/R : supaya asupan nutrisi ibu tetap terkontrol dan tidak menimbulkan
komplikasi yang lain.
I. Siapkan transfusi darah
/R : antisipasi terjadi potensial syok hipovolemik, atau untuk
perbaikan Hb sampai minimal 12gr%/ dl.
J. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang personal hygiene
/R : supaya ibu tetap nyaman dan tetapi bersih dan memberikan
pengetahuan cara perawatan kebersihan ibu dengan baik dan
benar.
K. Kolaborasi dengan dokter ahli kandungan (Sp.Og)
/R : berkolaborasi dengan dokter harus dilakukan untuk prosedur atau
terapi selanjutnya dengan segera karena ini sudah diluar
kewenangan bidan
L. Buat catatan lengkap
/R : keterangan mengenai perdarahan tipe, jumlah dan kapan
terjadinya. hal ini penting untuk diagnosa banding dan
pemberian cairan

3.6 Implementasi
A. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
B. Memberikan dukungan emosional kepada ibu
C. Memasang Infus RL dengan tetesan 40 tpm.
D. Membantu ibu merubah posisi menyamping dan ganjal tungkainya
dengan bantal.
E. Mengobservasi TTV ibu yang berupa mengukur tekanan darah, nadi,
pernafasan, dan suhu.
F. Mengobservasi jumlah perdarahan setiap 30 menit
G. Mengobservasi letak posisi janin dan memeriksa DJJ setiap 30 menit.
H. Membantu ibu dalam pemenuhan nutrisi yang baik sesuai dengan diet
yaitu rendah gula
I. Menyiapkan transfusi darah sesuai dengan golongan darah ibu
J. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang personal hygiene serta
membantu ibu dengan melakukan vulva Hygiene
K. Berkolaborasi dengan dokter ahli kandungan (Sp.Og)
- Pemberian antibiotik
- Pemberian anti koagulasi
L. Membuat catatan lengkap

3.7 Evaluasi
Tanggal : 9 September 2018
Pukul : 11.25 WIB
S : ibu sudah merasa nyaman dengan bermobilisasi
O : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : komposmentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Suhu : 37,30C
Pernafasan : 18 x/menit
Nadi : 85 x/menit
DJJ : 136 x/menit
Perdarahan : ±600 cc
A : Ny. “S” GII P1001 Ab000 28-29 minggu T/H/I dengan Plasenta
Previa Totalis, keadaan ibu perdarahan dan janin baik.
P : Lakukan observasi tanda-tanda vital
Lakukan observasi keluhan objektif klien
Berikan motivasi kepada ibu untuk tidak terlalu cemas dan
banyak berdoa
Berika penjelasan kepada ibu bahwa ibu harus dioperasi untuk
keselamatan ibu dan janinya.

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 10 September 2018
Pukul : 08.00 WIB
Tempat : Rs. Dr. Moh. Saleh
S : ibu mengatakan masih ada darah yang keluar
Ibu mengatakan sudah sering mengalami kenceng-kenceng sejak
pukul 07.00 WIB
O : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : komposmentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Suhu : 37,30C
Pernafasan : 18 x/menit
Nadi : 90 x/menit
DJJ : 136 x/menit
Perdarahan : ±400 cc
Abdomen : TFU 3 jari diatas pusat
A : Ny. “S” GII P1001 Ab000 Uk 28-29 minggu T/H/I dengan
Plasenta Previa Totalis, keadaan ibu perdarahan dan janin baik.
P : Lakukan observasi tanda-tanda vital, DJJ, Kontraksi
Berikan motivasi kepada ibu untuk tidak terlalu cemas dan
banyak berdoa
Berikan motivasi dan semangat kepada ibu menjelang operasi
Berika penjelasan kepada ibu bahwa ibu harus dioperasi untuk
keselamatan ibu dan janinya.
Pada tanggal 10 September 2018 pukul 10.00 WIB ibu melakukan operasi sesar.

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 10 September 2018
Pukul : 12.30 WIB
Tempat : Rs. Dr. Moh. Saleh
S : ibu mengatakan ingin melihat bayinya
Ibu merasa cemas dan khawatir tentang dirinya
O : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : komposmentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Suhu : 37,80C
Pernafasan : 20 x/menit
Nadi : 100 x/menit
Perdarahan : ±100 cc
Abdomen : TFU 3 jari diatas sympisis
A : Ny. “S” P2002 Ab000 keadaan ibu sedikit perdarahan dan janin
baik.
P : Lakukan observasi tanda-tanda vital, kontraksi uterus
Berikan motivasi kepada ibu untuk tidak terlalu cemas
Berikan penjelasan bahwa bayinya dalam kondisi yang baik

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini saya akan memaparkan antara teori yang dikemukakan oleh para
ahli dan hasil anannemis atau pengkajian yang saya lakukan dan mengidentifikasi
apakah terdapat perbedaan dan kesamaan atau tidak.
Pada pengkajian data subjektif dan data objektif didapatkan data keluhan
utama Ibu hamil 7 bulan, mengeluh perdarahan berwarna merah segar tanggal 5
September 2018 pada pukul 03.00 dini hari. Dari data subjektif didapatkan hasil
pemeriksaan pada genitalia ibu terdapat perdarahan ±600 cc, tekanan darah
140/90 mmHg, nadi 100 x/menit, pernafasan 18 x/menit, suhu 38,1 oC, keadaan
ibu cukup baik dan masih sadar secara penuh dan hasil pemeriksaan USG yang
dilakukan ibu dapat dijadikan bahan acuan untuk membuat diagnosa Ny. “S” GII
P1001 Ab000 28-29 minggu T/H/I dengan Plasenta Previa Totalis, keadaan ibu
perdarahan dan janin baik.
Menurut Prawirohardjo, 2014 Plasenta Previa adalah plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim sedemikian rupa sehingga menutupi
seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan
pertama dari plasenta previa. Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen
bawah uterus akan lebih melebar lagi dan serviks akan lebih membuka. Apabila
plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan
pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa
terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus, pada saat itulah mulailah terjadi
perdarahan. Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang
disebabkan solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman (Rukiyah dkk.,
2010).

DAFTAR PUSTAKA

Chalik, TMA. 1998. Hemoragi Utama Obstetri & Ginekologi.


Jakarta : Widya Medika

Fadlun, Feryanto A. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta:


Salemba Medika

Maryunani, TIM. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dalam


Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media

Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2008. Buku Pengantar Obstetri.


Jakarta : EGC

Oxorn, H. 2003. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi


Persalinan.Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika
Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarata : YBPSP

Rukiyah, A dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi


Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media

Shaikh, S. 2014. Frequency Of Placenta Previa In Multigravida At


Tertiary Care Hospital. Int J Cur Res Rev. IJCRR Section : Healthcare
https://file.scirp.org/pdf/OJOG_2014102311015160.pdf

Anda mungkin juga menyukai