TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari
ostium uteri internum (Prawirohardjo, 2014).
Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir. Implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding
depan, dinding belakang rahim, atau di daerah fundus uteri (Fadlun, 2012).
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama
dan pertama dari plasenta previa. Dengan bertambah tuanya kehamilan,
segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi dan serviks akan lebih
membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran
segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh
plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari
dinding uterus, pada saat itulah mulailah terjadi perdarahan. Darahnya
berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang disebabkan solusio
plasenta yang berwarna kehitam-hitaman (Rukiyah dkk., 2010).
1
1.3 Faktor Risiko
2
1.4 Patofisiologi
Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa
umumnya terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah uterus
lebih mengalami perubahan berkaitan dengan semakin tuanya kehamilan
(Manuaba, 2008).
3
1.5 Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta
melalui pembukaan jalan lahir, yaitu sebagai berikut.
a. Plasenta letak rendah, jika plasenta terletak pada segmen bawah uterus,
tetapi tidak sampai menutupi pembukaan jalan lahir.
b. Plasenta previa marginalis, jika tepi plasenta terletak di bagian os interna
c. Plasenta previa lateralis, jika hanya sebagian dari ostium tertutup oleh
plasenta
d. Plasenta previa totalis, jika os interna serviks seluruhnya tertutupi oleh
plasenta
4
Maka penentuan macamnya plasenta previa harus disertai dengan
keterangan mengenai besarnya pembukaan misalnya plasenta previa
lateralis pada pembukaan 5 cm (Rukiyah dkk., 2010).
1.6 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosa pasti kejadian plasenta previa maka hal-hal di
bawah ini harus dilakukan antara lain :
a. Anamnesa : Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu
berlangsung tanpa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multigravida.
Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak dari
sebelumnya. Perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu meupun janin
dalam rahim.
b. Inspeksi : Dapat dilihat perdarhan yang keluar pervaginam, banyak,
sedikit, atau darah beku (stolsel), bila terjadi berdarah banyak, maka ibu
terlihat pucat atau anemia.
c. Pemeriksaan fisik ibu : Tekanan darah, nadi, dan pernapasan dalam
batas normal; tekanan darah, nadi, dan pernapasan meningkat; daerah
akral menjadi dingin; tampak anemia.
d. Pemeriksaan khusus kebidanan
1) Palpasi abdomen didapatkan : Janin belum cukup bulan, tinggi
fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan, begian terendah janin
masih tinggi, karena plasenta berada disegmen bawah rahim; bila
5
cukup berpengalaman, bida dirasakan suatu bantalan pada segmen
bawah rahim, terutama pada ibu yang kurus
2) Pemeriksaan denyut jantung janin : bervariasi dari normal sampai
asfiksia dan kematian dalam rahim
3) Pemeriksaan inspekulo : dengan memakai spekulum secara hati-hati,
dilihat dari mana asal perdarahan, apakah dari dalam uterus atau dari
kelainan serviks, vagina, varises pecah
4) Pemeriksaan penunjang, sitografi : mula-mula kandungan kemih
dikosongkan, lalu dimasukkan 40 cc larutan NaCl 12,5% kepala
janin ditekan kearah pintu astas panggul. Bila jarak kepala dan
kemih berselisih 1 cm, kemungkinan terdapat plasenta previa
1.7 Penatalaksanaan
Pengobatan pada plasenta previa dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu
aktif dengan terminasi kehamilan dan terapi ekspektatif/konservatif.
a. Aktif/terminasi kehamilan
6
1) Persalinan Pervaginam
- Dilakukan pada plasenta letak rendah, plasenta marginalis, atau
plasenta previa lateralis di anterior (dengan anak letak kepala).
- Diagnosis ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan USG,
perabaan forniks atau pemeriksaan dalam dikamar operasi
tergantung indikasi.
- Dilakukan oksitosin drip disertai pemecahan ketuban
2) Persalinan Perabdominal
Dilakukan pada keadaan-keadaan berikut ini :
- Plasenta previa dengan perdarahan banyak
- Plasenta previa totalis
- Plasenta previa lateralis di posterior
- Plasenta letak rendah dengan anak sungsang
b. Ekspektatif
Syarat-syarat dilakukannya terapi ekspektatif adalah sebagai berikut :
- Keadaan umum ibu dan anak baik
- Perdarahan sedikit
- Usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau taksiran berat janin
kurang dari 2500 gram.
1.8 Komplikasi
Pada ibu dapat terjadi perdarahan post partum hingga syok hemoragik
akibat kurangnya kontraksi segmen bawah rahim, anemia karena perdarahan
plasenta, dan endometris pasca persalinan. Pada bayi yang sering terjadi
adalah prematuritas dengan angka kematian ±5.
Menurut Manuaba (2008), adapun komplikasi-komplikasi yang terjadi
adalah:
7
a. Komplikasi pada ibu, yaitu perdarahan tambahan saat operasi menembus
plasenta dengan inersio di depan, infeksi karena anemia, robekan
implantasi plasenta di bagian belakang segmen bawah rahim, terjadinya
ruptura uteri karena susunan jaringan rapuh dan sulit diketahui.
b. Komplikasi pada janin, yaitu prematuritas dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi, mudah infeksi karena anemia disertai daya tahan
rendah, asfiksia intrauterine sampai dengan kematian.
Menurut Chalik (1998), ada tiga komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan
janin diantaranya :
a. Terbentuknya segmen bawah rahim secara bertahap terjadilah pelepasan
tapak plasenta dari insersi sehingga terjadilah perdarahan yang tidak
dapat dicegah berulang kali, penderita anemia dan syok
b. Plasenta yang berimplentasi di segmen bawah rahim tipis sehingga
dengan mudah jaringan tropoblas infasi menerobos ke dalam
miometrium bahkan ke parametrium dan menjadi sebab dari plasenta
akreta dan mungkin inkerta
c. Servik dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya akan pembuluh
darah sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak
menyebabkan mortalitas ibu dan perinatal.
1.9 Prognosis
8
kelahiran yang terpaksa prematur lebih banyak pada plasenta previa baik
oleh karena partus berlangsung spontan maupun oleh karena tindakan
penyelesaian persalinan. Perawatan intensif neonatus sangat membantu
mengurangi kematian perinatal. Dewasa ini kematian perinatal masih jauh
lebih tinggi dari pada kematian maternal, namun kematian keduanya
semakin menurun berkat fasilitas yang tersedia pada tiap rumah sakit di
tingkat kabupaten (Chalik, 1998).
9
BAB II
KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN
PADA KASUS PLASENTA PREVIA
2.1 PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Data Subyektif adalah data yang didapati dari hasil wawancara
(anamnese) langsung kepada pasien atau keluarga dan tenaga kesehatan
lain. Data subyektif ini mencangkup semua keluhan-keluhan dari pasien
terhadap masalah kesehatan lain. Dalam hal ini anamnese terhadap pasien
tentang masalah kesehatan yang dialami, meliputi hal-hal berikut :
1) Biodata
Biodata berisi tentang identitas pasien beserta suami yang meliputi :
- Nama
Bertujuan agar bidan dan pasien dapat lebih akrab satu sama lain
sehingga mempermudah proses tindakan kesehatan.
- Umur
Wanita hamil usia 35 tahun ke atas menjadi faktor predisposisi
terjadinya Plasenta previa.
- Agama
- Pekerjaaan
10
Bidan dapat menilai terjadinya plasenta previa dari aktivitas
yang dijalani ibu, bisa saat bekerja.
- Penghasilan
11
- Diabetes Melitus
12
7) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui kemungkinan klien pernah mengalami :
- Perdarahan pada saat hamil
- Riwayat plasenta previa sebelumnya, karena beresiko 12 kali lebih
besar.
- Operasi sesar sebelumnya, pada wanita – wanita yang pernah
menjalani operasi sesar sebelumnya, maka sekitar 4 dari 100 wanita
tersebut akan mengalami plasenta previa. Resiko akan makin
meningkat setelah mengalami empat kali atau lebih operasi sesar
(pada wanita – wanita yang pernah 4 kali atau lebih menjalani
operasi sesar, maka 1 dari 10 wanita ini akan mengalami plasenta
previa ).
- Jumlah kehamilan klien sebelumnya yang terlalu banyak. Pada
wanita yang telah 5 kali hamil atau lebih, maka resiko terjadinya
plasenta previa adalah 1 diantara 20 kehamilan. Pada multiparitas,
apalagi bila jaraknya singkat. Secara teori plasenta yang baru
berusaha mencari tempat selain bekas plasenta sebelumnya.
- Hamil dengan janin lebih dari satu ( seperti kembar dua atau
kembar tiga).
13
sangat meningkat apabila kekurangan protein dalam makanan
mengakibatkan pertumbuhan pada janin
- Pola Aktivitas
14
gizi yang diperlukan tubuh kurang sehingga mengakibatkan gangguan
dalam pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
B. Data Obyektif
Data Obyektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik
yang terdiri dari inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yang terdiri
dari :
1) Pemeriksaan Umum
Secara teoritis kemungkinan ditemukan gambaran keadaan umum
klien sedang, namun apabila ibu mengalami perdarahan yang hebat
ibu akan tampak pucat dan kesadaran akan menurun. Pada dilakukan
pemeriksaan tekanan darah akan didapati tekanan darah ibu tinggi
akibat perdarahan yang terjadi. Nadi akan terasa capat dan halus.
2) Tanda-tanda vital
Pendarahan
Perdarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan
tidak fatal, kecuali apabila dilakukan periksa dalam sebelumnya,
sehingga pasien sempat dikirim ke rumah sakit (≥ 500 cc). Tetapi
perdarahan berikutnya (recurrent bleeding) biasanya lebih banyak.
Janin biasanya masih baik. Apabila perdarahan tidak banyak (10 –
25% pasien), tanda-tanda vital biasanya normal dan pasien tampak
sehat.
3) Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi
15
Muka/Wajah : Pada kasus plasenta previa, ibu akan
tampak pucat dan anemis dikarenakan
perdarahan yang terjadi.
Leher : Ada pembesaran kelenjar tiroid atau tidak,
ada pembesaran vena jugularis atau tidak.
Dada : Payudara simetris atau tidak,ada
hyperpigmentasi atau tidak, aerola menonjol
atau tidak.
Abdomen : Ada bekas operasi atau tidak, ada linea
nigra atau tidak, ada strie gravidarum, strie
albican dan strie livide atau tidak.
Genetalia : Dapat dilihat perdarahan yang keluar
pervaginam, darah yang keluar karena
plasenta previa berwarna merah segar.
Anus : Ada hemoroid atau tidak
Ekstremitas :Oedema atau tidak, reflek patella positif
/negatif
- Palpasi
16
panggul (pelvi inlet). Kelainan letak janin (bokong, oblig
atau lintang) merupakan suatu temuan yang sering
berkaitan).
- Auskultasi
17
Diagnosa Kebidanan : Ny. “A” GₒPₒₒₒABₒₒₒ … minggu, tunggal, hidup, intra
uteri, dengan Plasenta Previa, keadaan ibu perdarahan.
Ds : Pengeluaran darah tanpa nyeri
Do :
Tekanan darah : 100/70 ≤ 140/90 mmHg
Nadi : 76 – 92 x/menit
Pernapasan :16 – 42 x/menit
18
2.3 Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Selama kehamilan, pada ibu dapat menimbulkan perdarahan antepartum
yang dapat menimbulkan syok, sedangkan pada janin placenta previa ini
dapat menyebabkan gawat janin, IUFD, bayi lahir prematur, bayi lahir mati,
prolaps tali pusat, asfiksi, serta cidera akibat intervensi kelahiran.
2.5 Intervensi
Diagnosa Kebidanan : Ny. “A” GₒPₒₒₒABₒₒₒ oominggu, Tunggal, Hidup, Intra
uteri, dengan Plasenta Previa.
Tujuan : - tidak terjadi komplikasi kehamilan
- ibu dan janin sejahtera
A. Pre hospital
1) Pasang Infus RL dengan tetesan cepat sesuai dengan kondisi ibu.
/R : memberikan cairan pengganti sementara guna melakukan
perbaikan keadaan umum supaya dapat dilakukan tindakan
selanjutnya.
2) Baringkan ibu dengan posisi menyamping dan ganjal tungkainya
dengan bantal.
/R : Mengurangi perdarahan yang keluar. (jangan menaikkan kaki
tempat tidur karena akan menyebabkan darah terkumpul di uterus).
19
3) Periksa Tekanan Darah dan Nadi
/R : hasil TTV sebagai gambaran stabilitas keadaan ibu
4) Pantau Perdarahan
/R : Banyaknya perdarahan yang keluar dapatmenjadi rambu-rambu
bidan untuk waspada dan segera melakukan tindakan.
5) Periksa Bagian Posisi Janin dan DJJ
R/ : evaluasi janin intrauteri, apakah masih hidup, dalam keadaan
gawat janin atau sudah meninggal.
6) Buat catatan lengkap
/R : keterangan mengenai perdarahan tipe, jumlah dan kapan
terjadinya. hal ini penting untuk diagnosa banding dan pemberian
cairan
7) Siapkan transfusi darah
/R : antisipasi terjadi potensial syok hipovolemik, atau untuk
perbaikan Hb sampai minimal 10gr%/ dl.
8) Segera Rujuk ke RS
/R : Harus dilakukan rujukan ke Rumah Sakit dengan fasilitas yang
lebih lengkap untuk dilakukan penanganan selanjutnya dan terminasi
kehamilan apabila keadaan ibu dan janin sudah memungkinkan.
B. Tindakan di Rumah sakit
1) Perbaiki KU klien
Segera lakukan terminasi kehamilan dengan pemecahan ketuban
jika plasenta previa marginalis dan plasenta letak rendah , dan atau
pemecahan ketuban diikuti drip oksitosin untuk mengurangi
perdarahan.
2) Jika terminasi dengan pemecahan ketuban gagal maka sectio caesarea.
Indikasi terminasi kehamilan dengan sectio caesarea
- Placenta previa pada primigravida
- Placenta previa totalis
- Placenta previa dengan perdarahan banyak (minimal perdarahan
kelas II)
20
- Gagal tindakan pemecahan ketuban dengan/tanpa diikuti drip
oksitosin dalam bentuk: Ruptur uteri iminens, gawat janin,
perdarahan tidak berhenti.
2.6 Implementasi
Implementasi yang akan dilakukan pada plasenta previa berdasarkan
planning yang sudah dibuat dan sesuai masalah yang ada.
2.7 Evaluasi
Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan: apakah
benar-benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi didalam diagnosis
dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang efektif
dalam pelaksanaannya.
A. KU baik, kesadaran composmentis, TTV normal.
B. Infus RL sudah terpasang
C. Perdarahan berhenti
D. Hb > 10gr %
E. Resusitasi bayi telah dilakukan (jika asfiksia)
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1) Identitas Klien
Biodata Klien Suami
Nama Ny. S Tn. U
Umur 25 tahun 35 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SD
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Karyawan Pabrik
Penghasilan - 1.900.000,-/bulan
Alamat Jl. Sunan Ampel RT 01 RW 10 Kedepok
Status Sah Sah
Perkawinan
Umur Menikah 18 tahun 28 tahun
Lama Menikah 7 tahun 7 tahun
2) Keluhan Utama
Ibu hamil 7 bulan, mengeluh perdarahan berwarna merah segar
tanggal 5 September 2018 pada pukul 03.00 dini hari
3) Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu pernah sakit biasa seperti batuk, pilek. Ibu mempunyai penyakit
menurun yaitu kencing manis dan tidak memiliki penyakit menular
seperti batuk lama. Ibu tidak pernah menderita penyakit menahun
seperti penyakit jantung
22
Ayah kandung ibu mempunyai penyakit menurun yaitu kencing
manis. Keluarga ibu tidak memiliki penyakit menular seperti batuk
lama. Keluarga ibu tidak pernah menderita penyakit menahun seperti
penyakit jantung dan keluarga ibu dan suami tidak ada yang
memiliki keturunan kembar.
6) Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Jumlah : 3-4/ hari ganti pembalut
Disminorhea : 1-2 hari
Keputihan : sedikit, putih jernih, tidak berbau,tidak gatal
HPHT : 25 Februari 2018
HPL : 2 November 2018
7) Riwayat Obstetri
- Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
o Kehamilan : Pada awal kehamilan yang pertama ibu hanya
mengalami mual muntah pada pagi hari dan sering periksa
ke bidan jika memiliki keluhan selama hamil.
o Persalinan : Ibu melahirkan anak pertama pada tanggal 13
Agutus 2012 dengan operasi sesar di rumah sakit. Berat
Bayi Lahir 3.600 gram, jenis kelamin laki-laki, usia anak
sekarang 5 tahun.
o Nifas : Selama nifas ibu tidak mengalami demam dan
tidak ada masalah lainnya.
- Kehamilan Sekarang
Ibu hamil anak ke-2 dengan usia kehamilan 7 bulan, ibu rajin
periksa ke bidan dengan hasil tercantum di buku KIA sebagai
berikut :
o Trimester I : periksa 3 kali di bidan, keluhan mual muntah
dan diberi obat B6 dan kalk. Penyuluhan tanda bahaya
trimester I dan Nutrisi.
23
o Trimester II : periksa 3 kali di bidan dengan keluhan merasa
cepat lelah dan pegal-pegal diberi obat Fe dan Kalk serta
penyuluhan kurangi aktifitas yang berat dan istirahat yang
cukup.
o Trimester III : periksa 2 kali di bidan dengan keluhan sering
berkemih diberikan obat Fe dan Kalk serta penyuluhan
tentang tanda bahaya Trimester III dan tanda persalinan serta
nutrisi.
Pada tanggal 5 September 2018 pukul 03.00 WIB dini hari ibu
mengalami perdarahan berwarna merah segar dan ibu langsung
dirujuk ke rumah sakit. Setelah di rumah sakit ibu melakukan
pemeriksaan fisik dan USG. Dari hasil yang didapatkan dari
pemeriksaan fisik dan USG ibu mengalami plasenta previa totalis.
Selama perawatan di rumah sakit ibu masih mengalami
perdarahan.
24
- Pola eliminasi
o Di rumah : BAB 1 kali/hari, konsistensi lunak, warna
kuning, bau khas, BAK 7-8 kali/hari, warna kuning jernih,
bau khas.
o Di rumah sakit : ibu jarang BAB, biasanya 1 kali dalam 2
hari, BAK 1.000 cc, warna kuning jernih, bau khas.
- Pola personal Hygiene
o Di rumah : mandi 2 kali/hari, gosok gigi selama mandi dan
ganti baju setelah selesai mandi.
o Di rumah sakit : ibu hanya diseka dan dibantu oleh
keluarganya, ganti baju 2kali/hari, ganti underpad jika
sangat kotor dan ibu merasa tidak nyaman. Ibu belum
keramas.
- Pola seksual
Selama hamil ibu melakukan hubungan seksual dengan suami 1
minggu sekali.
9) Keadaan Psikososial
Ibu dan keluarga merasa senang dengan kehamilan ini tetapi ibu
sangat khawatir dengan perdarahan yang dialaminya. Ibu takut
terjadi sesuatu yang buruk yang akan menimpa ibu dan bayinya.
B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Cukup baik
Kesadaran : Komposmentis
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 100 kali/menit
25
Pernafasan : 18 kali/menit
Suhu : 38,1 oC
2) Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi
26
Leopold I : teraba bundar, tidak melenting pada bagian
fundus (bokong), TFU 26 cm, 3 jari diatas pusat.
Leopold II : teraba bagian keras, datar, memanjang pada
bagian kiri (punggung kiri) dan teraba bagian-bagian
kecil janin pada bagian kanan (ekstremitas).
Leopold III : teraba bagian keras, bundar, melenting
pada bagian bawah (kepala) belum masuk PAP.
Leopold IV : tidak dilakukan.
- Auskultasi
DJJ : 126 kali/menit, reguler.
3) Pemeriksaan Penunjang
Pada tanggal 5 September 2018 di laboratorium RS. Dr. Moh. Saleh
pukul 07:45 WIB
27
Nadi : 100 kali/menit
Pernapasan : 18 kali/menit
Suhu : 38,10C
B. Pemeriksaan Fisik
Mata : konjungtiva pucat, sklera putih
Payudara : tidak teraba benjolan, tidak terdapat nyeri tekan,
kolostrum -/-
Abdomen
28
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Kolaborasi dengan tim medis seperti dokter spesialis kandungan untuk
menghentikan perdarahan.
3.5 Intervensi
Dx : Ny. “S” GII P1001 Ab000 28-29 minggu T/H/I dengan
Plasenta Previa Totalis, keadaan ibu perdarahan dan janin baik.
Tujuan : kehamilan dapat dipertahankan dan tidak terjadi komplikasi
kepada ibu atau janin.
Kriteria hasil
Keadaan Umum : baik
Tekanan Darah : komposmentis
Nadi : 60-100 x/menit
Pernafasan : 20-24 x/menit
Suhu : 36,6-37oC
DJJ : 120-160 x/menit
Perdarahan : berhenti (-)
Intervensi :
A. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
/R : memberikan pengetahuan kepada keluarga dan ibu agar
keluarga dapat memberikan dukungan untuk proses
penyembuhan dan ibu lebih kooperatif.
B. Beri dukungan emosional kepada ibu
/R : untuk meningkatkan emosional ibu agar ibu merasa nyaman
dalam melakukan perawatan.
C. Pasang Infus RL dengan tetesan cepat.
/R : memberikan cairan pengganti sementara guna melakukan
perbaikan keadaan umum supaya dapat dilakukan tindakan
selanjutnya.
D. Baringkan ibu dengan posisi menyamping dan ganjal tungkainya
dengan bantal.
/R : Mengurangi perdarahan yang keluar. (jangan menaikkan kaki
tempat tidur karena akan menyebabkan darah terkumpul di
uterus).
E. Periksa Tanda-Tanda Vital ibu
/R : hasil TTV sebagai gambaran stabilitas keadaan ibu
F. Observasi Perdarahan
/R : Banyaknya perdarahan yang keluar dapat menjadi rambu-rambu
bidan untuk waspada dan segera melakukan tindakan.
G. Periksa Bagian Posisi Janin dan DJJ
R/ : evaluasi janin intrauteri, apakah masih hidup, dalam keadaan
gawat janin atau sudah meninggal.
H. Beri asupan nutisi sesuai dengan diet
/R : supaya asupan nutrisi ibu tetap terkontrol dan tidak menimbulkan
komplikasi yang lain.
I. Siapkan transfusi darah
/R : antisipasi terjadi potensial syok hipovolemik, atau untuk
perbaikan Hb sampai minimal 12gr%/ dl.
J. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang personal hygiene
/R : supaya ibu tetap nyaman dan tetapi bersih dan memberikan
pengetahuan cara perawatan kebersihan ibu dengan baik dan
benar.
K. Kolaborasi dengan dokter ahli kandungan (Sp.Og)
/R : berkolaborasi dengan dokter harus dilakukan untuk prosedur atau
terapi selanjutnya dengan segera karena ini sudah diluar
kewenangan bidan
L. Buat catatan lengkap
/R : keterangan mengenai perdarahan tipe, jumlah dan kapan
terjadinya. hal ini penting untuk diagnosa banding dan
pemberian cairan
3.6 Implementasi
A. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
B. Memberikan dukungan emosional kepada ibu
C. Memasang Infus RL dengan tetesan 40 tpm.
D. Membantu ibu merubah posisi menyamping dan ganjal tungkainya
dengan bantal.
E. Mengobservasi TTV ibu yang berupa mengukur tekanan darah, nadi,
pernafasan, dan suhu.
F. Mengobservasi jumlah perdarahan setiap 30 menit
G. Mengobservasi letak posisi janin dan memeriksa DJJ setiap 30 menit.
H. Membantu ibu dalam pemenuhan nutrisi yang baik sesuai dengan diet
yaitu rendah gula
I. Menyiapkan transfusi darah sesuai dengan golongan darah ibu
J. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang personal hygiene serta
membantu ibu dengan melakukan vulva Hygiene
K. Berkolaborasi dengan dokter ahli kandungan (Sp.Og)
- Pemberian antibiotik
- Pemberian anti koagulasi
L. Membuat catatan lengkap
3.7 Evaluasi
Tanggal : 9 September 2018
Pukul : 11.25 WIB
S : ibu sudah merasa nyaman dengan bermobilisasi
O : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : komposmentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Suhu : 37,30C
Pernafasan : 18 x/menit
Nadi : 85 x/menit
DJJ : 136 x/menit
Perdarahan : ±600 cc
A : Ny. “S” GII P1001 Ab000 28-29 minggu T/H/I dengan Plasenta
Previa Totalis, keadaan ibu perdarahan dan janin baik.
P : Lakukan observasi tanda-tanda vital
Lakukan observasi keluhan objektif klien
Berikan motivasi kepada ibu untuk tidak terlalu cemas dan
banyak berdoa
Berika penjelasan kepada ibu bahwa ibu harus dioperasi untuk
keselamatan ibu dan janinya.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 10 September 2018
Pukul : 08.00 WIB
Tempat : Rs. Dr. Moh. Saleh
S : ibu mengatakan masih ada darah yang keluar
Ibu mengatakan sudah sering mengalami kenceng-kenceng sejak
pukul 07.00 WIB
O : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : komposmentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Suhu : 37,30C
Pernafasan : 18 x/menit
Nadi : 90 x/menit
DJJ : 136 x/menit
Perdarahan : ±400 cc
Abdomen : TFU 3 jari diatas pusat
A : Ny. “S” GII P1001 Ab000 Uk 28-29 minggu T/H/I dengan
Plasenta Previa Totalis, keadaan ibu perdarahan dan janin baik.
P : Lakukan observasi tanda-tanda vital, DJJ, Kontraksi
Berikan motivasi kepada ibu untuk tidak terlalu cemas dan
banyak berdoa
Berikan motivasi dan semangat kepada ibu menjelang operasi
Berika penjelasan kepada ibu bahwa ibu harus dioperasi untuk
keselamatan ibu dan janinya.
Pada tanggal 10 September 2018 pukul 10.00 WIB ibu melakukan operasi sesar.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 10 September 2018
Pukul : 12.30 WIB
Tempat : Rs. Dr. Moh. Saleh
S : ibu mengatakan ingin melihat bayinya
Ibu merasa cemas dan khawatir tentang dirinya
O : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : komposmentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Suhu : 37,80C
Pernafasan : 20 x/menit
Nadi : 100 x/menit
Perdarahan : ±100 cc
Abdomen : TFU 3 jari diatas sympisis
A : Ny. “S” P2002 Ab000 keadaan ibu sedikit perdarahan dan janin
baik.
P : Lakukan observasi tanda-tanda vital, kontraksi uterus
Berikan motivasi kepada ibu untuk tidak terlalu cemas
Berikan penjelasan bahwa bayinya dalam kondisi yang baik
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini saya akan memaparkan antara teori yang dikemukakan oleh para
ahli dan hasil anannemis atau pengkajian yang saya lakukan dan mengidentifikasi
apakah terdapat perbedaan dan kesamaan atau tidak.
Pada pengkajian data subjektif dan data objektif didapatkan data keluhan
utama Ibu hamil 7 bulan, mengeluh perdarahan berwarna merah segar tanggal 5
September 2018 pada pukul 03.00 dini hari. Dari data subjektif didapatkan hasil
pemeriksaan pada genitalia ibu terdapat perdarahan ±600 cc, tekanan darah
140/90 mmHg, nadi 100 x/menit, pernafasan 18 x/menit, suhu 38,1 oC, keadaan
ibu cukup baik dan masih sadar secara penuh dan hasil pemeriksaan USG yang
dilakukan ibu dapat dijadikan bahan acuan untuk membuat diagnosa Ny. “S” GII
P1001 Ab000 28-29 minggu T/H/I dengan Plasenta Previa Totalis, keadaan ibu
perdarahan dan janin baik.
Menurut Prawirohardjo, 2014 Plasenta Previa adalah plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim sedemikian rupa sehingga menutupi
seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan
pertama dari plasenta previa. Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen
bawah uterus akan lebih melebar lagi dan serviks akan lebih membuka. Apabila
plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan
pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa
terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus, pada saat itulah mulailah terjadi
perdarahan. Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang
disebabkan solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman (Rukiyah dkk.,
2010).
DAFTAR PUSTAKA