Secara umum, pengertian dari investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu demi memperoleh imbal balik yang lebih besar
di masa depan. Istilah investasi berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan
dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa yang
akan datang. Ada banyak hal yang terlibat dalam aktivitas ini, dan beberapa di antaranya adalah jumlah
dana dan tujuan dari investasi itu sendiri.
1. Instrumen Keuangan
Kewajiban aktuaria pada metoda ini dapat dibagi menjadi dua macam yaitu metoda prospektif dan
retropektif. Metoda prosepektif mempunyai banyak keungulan dibandingkan metoda retrospektif, untuk
Tujuan Tabungan : menyisihkan sebagian dana yang tidak terpakai dalam waktu yang singkat. Tabungan
berbentuk buku yang berisi jumlah tabungan, adakalanya ditambah kartu ATM atau fasilitas transaksi
online.
Rekerning GIRO adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu.
Tujuan Giro : menyisihkan dana besar untuk transaksi keuangan dalam waktu yang singkat. Pada
rekerning giro bentuk rekening koran (lembaran) yang berisi jumlah simpanan ditambah buku cek untuk
penarikan dana dan fasilitas pemindah bukuan.
DEPOSITO adalah simpanan dana dalam jumlah besar yang waktu penarikannya diatur.
Tujuan Deposito : menyisihkan dana investasi dalam waktu yang pendek. Deposito berbentuk sertifikat
yang berisi jumlah dana yang disetorkan. Bunga deposito lebih tiggi dibanding bunga tabungan dan biaya
deposito pengelolaan tidak ada kecuali materai. Pajak bunga deposito sebesar 20%.
Deposito Berjangka : jenis deposito biaya yang umumnya dikenalkan oleh masyarakat umum adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu. Simpanan hanya dapat
dicarikan saat jatuh tempo oleh pihak yang tercantum dalam bilyet deposito. Deposito berjangka tidak
dapat dipindah-tangankan atau diperjual-belikan kepada pihak ketiga. Jangka waktu jatuh tempo 1 bulan
sampai dengan 12 bulan dan adakalanya bank tertentu berjangka waktu 24 bulan.
Sertifikat Deposito : deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12
bulan. Sertifikat deposito tidak mencantumkan nama pemilik sehingga sertifikat deposito dapat dipindah-
tangankan atau diperjual-belikan.
Deposito on Call : deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu yang sangat pendek minimal 7 hari
sampai dengan maksimal 1 bulan. Sertifikat deposito mencantumkan nama pemilik tetapi dapat dicarikan
sebelum jatuh temponya (on call) asalkan memberitahukan 1 hari sebelumya.
Tujuan Obligasi : menyimpan dana investasi dalam waktu yang panjang dengan hasil yang lebih tinggi dari
deposito dan memiliki kepastian bunga (kupon).
Jangka waktu obligasi : lebih dari 3 tahun pada umumnya 5, 10, 15 dan 20 tahun
NILAI NOMINAL adalah nilai yang tertera dalam obligasi. NILAI PASAR adalah nilai atau harga pembelian
suatu obligasi. HARGA PAR apabila harga pembelian sama dengan nilai nominalnya. HARGA DISKON
apabila harga pembelian dibawah harga nominal. HARGA PREMIUM apabila harga pembelian diatas harga
nominal. Pajak atas kupon sebesar 15%. Perusahaan yang mengeluarkan obligasi disebut EMITEN.
Pertama kali obligasi ditawarkan pada PASAR PERDANA dan apabila pemilik ingin menjual obligasi maka
ditawarkan pada PASAR SEKUNDER
Obligasi Fixed Kupon : jenis obligasi yang memiliki kupon tetap/pasti sd jatuh temponya.
Obligasi Zero Kupon : jenis obligasi yang memiliki kupon 0% (biasanya dijual dgn harga diskon).
Obligasi Floating Kupon : jenis obligasi yang memiliki kupon mengikuti tingkat investasi acuan (tingkat
bunga investasi benchmark seperti BI rate atau kupon obligasi pemerintah).
Obligasi Retail : jenis obligasi dapat dibeli dalam jumlah nominal kecil dan dapat dibeli perseorangan.
Tujuan Saham : menginvestasikan dana dengan membeli atau memiliki suatu perusahaan.
Jangka waktu saham : tidak ada atau selama perusahaan tetap ada.
Saham Biasa adalah merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung risiko dan
mendapat keuntungan. Pemilik saham biasa mempunyai hak suara dalam RUPS (rapat umum pemegang
saham) dan ikut menentukan arah kebijakan perusahaan. Jika perusahaan dilikuidasi (bubar) maka
pemegang saham biaya menerima hasil penjulan perusahaan setelah dikurangi beban dan biaya biaya
akibat likuidasi tersebut. Saham Preferen mempunyai hak istimewa dalam pembagian deviden tetapi
tidak mempunyai hak suara atau tidak dapat menentukan arah kebijakan perusahaan.
Emiten adalah perusahaan yang menerbitkan saham. Investor adalah setiap orang yang membelian
saham atau surat berharga lain di pasar modal. Harga nominal adalah harga yang tertera pada surat
saham. Harga perdana adalah harga saham pada saat pertama kali diluncurkan ke publik. Harga
pembukaan adalah harga yang terjadi pada transaksi saham pertama kali pada hari bursa dimulai. Harga
penutupan adalah harga yang terjadi pada transaksi saham yang terakhir pada suatu hari bursa tertentu.
Harga pasar adalah harga yang terjadi sehari-hari karena proses tawar menawar. Harga tertinggi adalah
harga transaksi yang tertinggi pada suatu hari bursa tertentu. Harga terendah adalah harga transaksi
terendah pada suatu hari bursa tertentu. Agio saham adalah perbedaan antara harga perdana dengan
harga nominal. Capital Gain adalah keuntungan atau kelebihan antara harga beli saham dengan harga
jualnya. Capital Loss adalah kerugian karena harga beli saham lebih tinggi dari harga jualnya. Dividen
adalah bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang sahamnya. Hari Bursa adalah hari
dibukanya bursa efek untuk perdagangan saham.
Sisi Kewajiban sebesar $12.338,4 atau sebesar 88,6% dan sisanya kekayaan bersih (Net Worth) sebesar
$1.587,6 atau sebesar 11,4%.
Sisi Kewajiban sebesar $13.887 atau sebesar 45,3% dan sisanya kekayaan bersih (Net Worth) sebesar
$16.762 atau sebesar 54,7%.
Contoh Kasus: Laporan Keuangan Garuda Indonesia
Berikut ini adalah contoh laporan keuangan untuk PT Garuda Indonesia Tbk tahun 2017. Pada bagian Aset
perusahaan terlihat aset sebesar $3.763juta meningkat sebesar 0,7% dari tahun sebelumnya sebesar
$3.737juta. Sedangan aset lancarnya turun 15% menjadi $906juta.
Pada bagian liabilitas perusahaan terlihat liabilitas jangka pendek meningat 23% menjadi sebesar
$1.921juta dan liabilitas jangka panjang turun 22% menjadi $904juta.
Perhatikan bahwa terdapat utang obligasi (liabilitas jangka panjang) yang jatuh tempo sebesar $147juta
pada akhir tahun 2017, tetapi masih dapat dikatakan aman karena besar aset kas dan setara kas yaitu
sebesar $307juta cukup menutup utang obligasi tersebut. Artinya perusahaan ini telah mengurangi utang
jangka panjang sehingga menurun cukup besar sebanyak 22%.
Untuk melihat bagaimana arus kas yang terjadi pada aktifitas operasional.
Penerimaan kas dari pelanggan meningkat 6% menjadi $4.108 juta begitu juga pengeluaran kepada
karyawan meningkat 6% menjadi $510,59 juta tetapi pengeluaran ke pemasok lebih besar
peningkatannya yang mana meningkat 11,7% menjadi $3.540 juta. Hal ini menghasilkan penurunan kas
yang dihasilkan dari aktifitas operasional yang sebelumnya $214 juta menjadi $57.54 juta atau menurun
73% dari tahun sebelumnya.
Selanjutnya sebagaimana mendapat penjelasan tentang pendapatan usaha yang mana dapat ditemukan
dalam catatan no 35.
Telihat bahwa pendapatan meningkat menjadi Rp.3,4T. Sebagai pertimbangan beban yang tanggung
perusahaan dalam mengoperasikan pesawat adalah sebagai berikut:
Terlihat bahwa bahan bakar menjadi komponen yang mengalami kenaikan yang cukup besar. Setelah itu
beban sewa dan charter pesawat menjadi komponen utama beban operasional perusahaan.
Selain komposisi pendapatan dan beban perusahaan, perlu juga kita melihat penjelasan perusahaan
tentang pengelolaan risiko perusahaan. Dalam laporan ke publik perusahaan diharapkan menjelaskan
secara tranparan terhadap manajemen risiko yang terjadi diperusahaan.
Berikut ini sebagaian penjelas tentang Manajemen Risiko Pasar yang dilakukan perusahaan.
Karena biaya avtur menjadi komponen utama selain sewa pesawat maka kita juga perlu mengetahui
berapa besar fluktuasi beban bahan bakar pesawat ini dimasa depan. Berikut ini pola harga minya WTI
sebagai rujukan bahwa harga bahan bakar pesawat (avtur) berflukutuasi depanjang tahun 2015 sd 2018.
Kesimpulan yang diharapkan dari posisi invsetor terhadap perusahaan adalah bagaimana perusahaan
menagani dua beban utama perusahaan yaitu harga avtur dan sewa pesawat.
INFLASI adalah suatu ukuran atas suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi dimana harga
(barang atau jasa) mengalami kenaikan. Untuk kondisi sebaliknya disebut DEFLASI, yaitu suatu ukuran
atas suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi dimana harga (barang atau jasa) mengalami
penurunan. Inflasi juga dapat menilai perubahan nilai mata uang relatif dengan mata uang asing lainnya.
Jika mata uang suatu negara mengalami pelemahan maka harga barang impor akan automatis naik. Oleh
karena itu jumlah barang import harus diusahakan ditekan untuk mencegah inflasi terjadi. Inflasi sangat
membahayakan perekonomian suatu negara yang mana efeknya dapat mempengaruhi daya beli dan
ekonomi suatu negara. Untuk mengkontrol inflasi sangat diperlukan usaha yang luarbiasa. Usaha
memandirikan produksi barang dan mengatur import sehingga membuat harga barang tidak naik.
Inflasi Domestik yaitu kenaikan harga barang/jasa akibat kebijakan pemerintah atau kondisi domestik
suatu negara. Inflasi import yaitu kenaikan harga barang/jasa akibat kebijakan luar negeri atau kebijakan
negara lain yang menyebabkan harga barang import yang di konsumsi suatu negara mengalami kenaikan.
Inflasi sektoral yaitu pengukuran kenaikan harga barang/jasa yang muncul pada sektor tertentu saja
misalkan sektor automotif akibat perubahan peraturan pajak komponen mobil. Inflasi daerah yaitu
pengukuran kenaikan harga barang/jasa untuk suatu daerah tertentu saja. Hal ini bisa terjadi karena suatu
daerah memiliki tingkat minimum upah yang berbeda-beda.
Penyebab inflasi adalah terjadinya suatu inflasi struktural, desakan biaya dan desakan permintaan. Inflasi
struktural adalah perubahan harga yang terjadi akibat faktor makro ekonomi. Desakan biaya adalah
kenaikan harga yang diakibatkan oleh suatu kebijakan yang terkait dengan ongkos produksi suatu
barang/jasa. Desakan permintaan adalah kenaikan harga yang diakibatkan oleh kondisi permintaan yang
lebih besar dari penawaran, misalkan kelangkaan barang akan menyebabkan harga meningkat dan
termasuk kondisi monopoli komoditas barang/jasa.
Karena inflasi dianggap berbahaya maka sering kali deflasi dianggap baik. Kondisi deflasi juga tidak
diharapkan. Deflasi bisa berakibat krisis ekonomi karena terjadi ketidak seimbangan permintaan dan
penawaran yang akab berakibta krisis ekonomi suatu negara. Deflasi menyebabkan harga-harga menurun
akibat permintaan berkurang sehingga pembuat barang/jasa tersebut akan kehilangan pendapatan.
Akibat kehilangan pendapatan ongkos produksi tidak tertutup atau merugi. Kondisi merugi akan
menyebabkan pengangguran sehingga kemampuan beli menjadi menurun. Walaupun harga turun tapi
msayarakat tidak dapat membeli barang tersebut karena kehilangan penghasilan.
Dalam hal terjadi deflasi, pemerintah diharapkan melakukan pengairahan penjualan, menurunkan tingak
bunga kredit, menambah jumlah uang dimasyarakat atau hal-hal lain yang meningkatkan permintaan
masyarakat kepada barang dan jasa. Deflasi juga dapat terjadi akibat teknologi misalkan penjualan online
yang dapat menyebabkan kerugian penjualan non online.
Perhitungan Inflasi
Seteleh mengetahui besarnya indeks harga konsumen maka inflasi dihitung berdasarkan perubahan
indeks tersebut.
Berikut ini kaitan inflasi dengan suku bunga, yang mana suku bunga sangat berpengaruh kepada investasi.
Jadi inflasi menjadi salah satu faktor yang terkait dalam penetapan suku bunga dan suku bunga menjadi
acuan investasi. Kondisi lainya yang mepengaruhi adalah kebijakan pemerintah terhadap moneter (Bank
Indonesia) dan kebijakan pemerintah dalam ekonomi makro yang diharapkan pertumbuhan ekonomi
meningkat.
Inflasi
Penawaran
Dana Pinjaman
Pertumbuhan
Ekonomi
Suku Bunga
Prilaku
Menabung
Permintaan
Dana Pinjaman
Kebijakan
Moneter
Untuk melihat kondisi perbandingan imbal hasil dari bunga dengan imbal hasil riil yang memperhatikan
faktor inflasi yang terjadi.
Contoh 2.1: Sebuah deposito disuatu Bank memberikan bunga 8% untuk priode 1 tahun dengan nilai
nominal Rp. 10 juta. Tentukan imbal hasil riil jika diketahui inflasi 3%.
1 + 8%
𝐼𝑚𝑏𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑅𝑖𝑖𝑙 = − 1 = 0,04854
1 + 3%