Tugas Farmasi Klinik
Tugas Farmasi Klinik
DISUSUN OLEH :
IRNAYANTI (PO.71.3.251.11.1.024)
JURUSAN FARMASI
2013
KATA PENGANTAR
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………
A. Kesimpulan …………………………………………...
B. Saran ………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan obat di masyarakat semakin meluas semakin meluas
bersamaan dengan semakin besarnya jumlah obat yang diproduksi oleh industry
farmasi (therapeutics exploisions). Dengan memproduksi obat baru, industry
farmasi selalu mengklaim bahwa produk mereka lebih baik daripada yang
lain/sebelumnya.
Hal ini dapat membingungkan para tenaga kesehatan dalam memilihkan
terapi yang tepat bagi pasiennya. Selain itu, perlu diingat juga bahwa sepeetiga
dari anggota masyarakat melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi (self-
medication)
Obat-obat baru tersebut sering diformulasikan secara lebih kompleks dan
mengandung bahan-bahan yang diklaim lebih manjur, sehingga sering
meningkatkan kejadian iatrogenic diseas, penyakit yang muncul karena
pemakaian obat.
Informasi obat adalah setiap data atau pengetahuan objektif, diuraikan
secara ilmiah dan terdokumentasi mencakup farmakologi, toksikologi, dan
penggunaan terapi obat.
Pelayanan informasi obat didefenisikan sebagai kegiatan penyediaan dan
pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komperhensif,
terkini oleh apoteker kepada pasien, masyarakat, professional kesehatan yang lai,
dan pihak-pihak lain yang memerlukan.
Pelayanan informasi obat meliputi penyediaan, pengolahan, penyajian, dan
pengawasan mutu data/informasi obat dan keputusanprofesional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pelayanan informasi obat?
2. Apa yang dimaksud dengan evaluasi literature?
C. Tujuan
1. Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional, berorientasi
kepada pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain
2. Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga
kesehatan, dan pihak lain
3. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang
berhubungan dengan obat terutama bagi PFT/KFT di rumah sakit
4. Mengetahui jurnal atau artikel yang digunakan dalam evaluasi literature
BAB II
PEMBAHASAN
D. Kegiatan PIO
Kegiatan PIO terbagi atas 2 yaitu:
a. PIO aktif : farmasis pelayanan informasi obat memberikan informasi obat
dengan tidak menunggu pertanyaan melainkan secara aktif memberikan
informasi obat, misalnya brosure, leflet, seminar, dan sebagainya.
b. PIO pasif : farmasis memberikan informasi obat sebagai jawaban atas
pertanyaan yang diterima.
Pertanyaan yang masuk di unit PIO tahun 2009 di RS Wahidin Sudiro
Husodo Makassar
Kesepakatan
WHO dan Pharmaceutical
Patient Oriented
Federasi Farmasi Care
Internasional
J. Komunikasi Farmasis
Apabila komunikasi antara pasien dan professional kesehatan (apoteker)
tidak baik, akan menyebabkan kekecewaan keduan belah pihak dan mengurangi
kepatuhan pasien. Namun, jika terdapat hubungan yang efektif, kemungkinan
pasien akan kembali untuk mencari nasihat selanjutnya tentang pengoobatan
sendiri, swamedikasi dan untuk obat-obat resep.
Suatu hubungan apoteker dan pasien yang efektif akan terbentuk, jika
apoteker merupakan seorang sumber informasi yang baik dan memilki empati.
Sikap dasar apoteker terhadap pasien akan mempengaruhi mutu komunikasi.
Apoteker yang baik, wajib menghilangkan hambatan dengan meniadakan
prasangka (bias) terhadap tingkat pendidikan, sosioekonomi, l;atar belakang
budaya, minat atau sikap seorang pasien. Selain itu, pasien harus dibuat yakin
bahwa setiap informasi yang didiskusikan dengan pasien akan sangat dirahasiakan
Apabila pasien sudah membuat keputusan secara benar, apoteker harus
memperkuat keputusan itu. Apoteker harus berkomunikasi dengan hangat,
berperasaan, dan penuh perhatian dalam urusan pasien.
1. Komunikasi verbal apoteker
Dalam berkomunikasi dengan pasien, apoteker harus mencoba menciptakan
atmosfer yang tenang dan santai, serta harus mendorong pasien supaya dapat
berpartisipasi aktif dalam diskusi. Apoteker harus memahami teknik bertanya,
mendengarkan, menggunakan keheningan, interpretasi, menyimpulkan, dan
harus memahami metode menangani pertanyaan yang berkaitan dengan obat
yang ,mungkin ditanyakan oleh pasien.
2. Komunikasi nonverbal
Banyak studi membuktikan bahwa komunikasi nonverbal sama pentingnya
dengan komunikasi verbal. Terdapat bebrapa kaidah yang mudah diingat jika
berkomunikasi dengan pasien dan diharapkan akan mengahsilkan komunikasi
yang lebih baik, yaitu:
Pandangan wajah pasien
Hindari membaca pertanyaan atau mencatat selama komunikasi
Duduklah dengan santai agar mengurangi rasa cemas pasien
Dengarkan pasien dengan penuh empati
Perubahan nada suara harus selalu menenangkan
Komunikasi dilakukan di tempat yang bersifat leluasa
Berpakaian secara profesional
Buruknya hubungan apoteker dengan pasien sering merupakan hasil dari
komunikasi nonverbal yang buruk.
Komunikasi
Apoteker
Verbal Nonverbal
Edukasi
Apoteker
Konseling
Apoteker sebagai
Kesehatan
sumber
Masyarakat
informasi obat
Pengetahuan Pengetahuan
farmasetik medik
1. Pelayanan
Kegiatan pelayanan informasi obat berupa penyediaan dan pemberian
informasi yang bersifat aktif dan pasif. Pelayanan bersifat aktif apabila
apoteker pelayanan informasi obat memberikan informasi obat dengan tidak
menunggu pertanyaan, tetapi secara aktif memberikan informasi obat,
misalnya penerbitan buletin, brosur, leaflet, seminar, dan sebagainya.
Menjawab Pertanyaan :
No Kategori Pertanyaan Contoh Pertanyaan
1. Reaksi merugikan Dapatkah ranitidin menyebabkan keracunan
hati?
Apa saja efek samping rifampisin?
2. Dosis Bagaimana dosis fenitoin untuk status epilepsy?
Bagaimana dosis gentamisin untuk penderita
gagal ginjal?
Bagaimana dosis parasetamol untuk bayi umur
6 bulan?
3 Pemberian obat Dapatkah karbamazepin diberikan secara rectal?
Seberapa cepat simetidin dapat diberikan secara
i.v?
Bolehkah penisilin diberikan per oral?
4 Identifikasi obat Apa nama obat baru untuk tukak peptic
produksi industry farmasi “X”?
Apa saja nama dagang obat generic ampisilin
yang tersedia secara komersial?
Apa nama obat baru yang disetujui untuk
endometriosis?
5 Interaksi obat Akankah asetosal dan warfarin diberikan
bersamaan?
Dapatkah tetrasiklin diberikan bersamaan susu?
Akankah sefaleksin mempengaruhi penetapan
glukosa serum?
6 Indikasi Seberapa efektif mesalamin untuk pengobatan
ulseratif colitis
Untuk apa digunakan vibramisin?
2. Pendidikan
Kegiatan pendidikan oleh suatu layanan informasi obat dapat bervariasi
tergantung rumah sakit tersebut tergolong rumah sakit pendidikan atau tidak.
Untuk rumah sakit pendidikan, kegiatan PIO dapat merupakan kegiatan
formal dengan ikut berpartisipasi dalam program pendidikan kepada
mahasiswa farmasi yang sedang praktik kerja lapangan atau mahasiswa lain
yang berkaitan dengan obat. Program pendidikan ini dapat dilakukan di dalam
atau di luar rumah sakit dengan memberikan kuliah atau mempublikasikan
topik-topik yang relevan dengan pelayanan informasi obat.
3. Pelatihan
Pelatihan dalam pengelolaan suatu PIO sangat diperlukan bagi personil kunci,
seperti pelatihan penelusuran informasi obat, evaluasi pustaka, pengembangan
publikasi, perencanaan dan pendanaan berkelanjutan.
4. Penelitian
Kegiatan penelitian dapat berupa pemberian dukungan informasi terhadap
evaluasi penggunaan obat dan studi penggunaan obat.
5. Kegiatan lain
1. Farmakope Indonesia
Buku yang sering digunakan sebagai pustaka rujukan dalam pelayanan informasi
obat :
1. BNF
5. Drug Interactions
6. Medical Toxicology
8. Pharmacotherapy
17. USP DI : Volume I. Drug Information for Health Care Profesional, Volume II.
Advice for the Patient, Volume III. Approved Drug Products and Legal
requirements.
1. Conchrane library
a. www.nelt.nhs.uk/conchrane.asp
b. Berisi keterangan – keterangan yang mendasar tentang obat – obatan
c. Sangat berguna u/ kasus pengaduan tentang keefektifan terapi. Berisi
penelaahan sistem, abstrak dari penelaahan tentang keefektifan, data base
tentang penyembuhan secara klinik
2. Bukti – bukti klinis
a. www.nelth.nhs.uk/clinical_effidance.asp
b. Berguna utntuk pengobatan pada kondisi-kondisi yg umum
c. Adanya ringkasan tentang keterangan – keterangan untuk pengobatan
3. UK Medicine information
a. www.ukmi.nhs.uk
b. Bermanfaat untuk penelitian produk – produk baru
c. Pertanyaan – pertanyaan yang sering diajukan tentang obat – obat pada ibu
yang menyusui
4. Drug info zone
a. www.druginfozone.nhs.uk
b. Berguna untuk: penelitian produk – produk baru
c. Berita tentang obat – obatan, contoh : publikasi tentang percobaan yang
baru
d. Diperbarui setiap harinya.
5. National Elektronic library for health
a. www.nehl.nbs.uk
b. Berisi link beberapa sumber informasi medis
c. Dibuat untuk pelayanan kesehatan di UK
Q. Menjawab Pertanyaan
Tahap-tahap dalam menjawab pertanyaan :
Jawaban pertanyaan
Formulasi jawaban dan saran/rekomendasi diisi di form pertanyaan
Catat sumber referensi yang digunakan
Diumpan – balikkan/dikomunikasikan ke penanya secara lisan atau tulisan.
Didokumentasikan
Beberapa keuntungan apabila lokasi PIO dekat dengan pusat Departemen Farmasi
dari suatu institusi :
- Menyediakan tenaga apoteker yang selalu siap diakses
- Mudah diakses oleh semua pengguna
- Dapat dihubungi secara langsung melalui telepon
- Lokasinya menyenangkan
Sumber pustaka yang tersedia banyak yang tidak valid, masih bersifat
subjektif, dan tak terpercaya (unreliable) maka kita perlu menggunakan the
knowledge filter untuk menyaring beberapa sumber pustaka yang bersangkutan
melalui beberapa tahapan yang tersedia di dalam the knowledge filter itu, agar
didapatkan sumber pustaka atau jurnal penelitian yang betul-betul valid, objektif,
dan terpercaya (reliable).
C. Telaah kritis untuk pemilihan suatu jurnal (Choosing a paper for a critical
appraisal)
Agar kita dapat mengambil suatu keputusan yang tepat dari suatu jurnal,
maka perlu dilakukan beberapa pertimbangan (5 pertanyaan yang lebih dahulu
diajukan) :
D. Hierarchy of Evidence
E. Critical Appraisal
Tujuan sebenarnya dari telaah kritis dapat dipertimbangkan apakah hasil ini
dapat digunakan dalam praktek klinik. Maka untuk melakukan itu, kita harus
memiliki kemampuan atau pengetahuan untuk menelaah jurnal.
Bagian dari jurnal yang perlu dibaca adalah bagian metodologi yang dapat
memberitahukan desain studi yang dipilih yang paling memungkin untuk
menjawab penelitian. Jika Anda mencoba memutuskan apakah jurnal patut untuk
dibaca, maka Anda seharusnya melakukan evaluasi pada desain penelitiannya.
Hal ini lebih baik daripada langsung membaca apakah hasil ini signifikan secara
statistik atau bukan, juga langsung berpikir apakah hasil penelitian ini sesuai
dengan apa yang saya inginkan.
G. Buku Rekomendasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut keputusan Menkes RI No. 1197/MENKES/SK/X/2004 PIO
merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberi
informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat,
profesi kesehatan lainnya dan pasien.Kegiatan pelayanan informasi obat meliputi
penyediaan, pengolahan, penyajian, dan pengawasan mutu data/informasi obat
dan keputusan profesional.
Oleh karena itu, sebagai seorang farmasis kita dituntut untuk dapat
berperan aktif dalam melakukan pelayanan informasi obat. Untuk itu, farmasis
harus dibekali dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang baik sehingga dapat
memberikan informasi obat yang tepat dan sesuai. Dalam pencarian berbagai
informasi mengenai obat-obat dan ruang lingkupnya, perlu dilakukan adanya
evaluasi literatur yang didalamnya terdapat the knowledge filter untuk menyaring
sumber-sumber informasi tersebut yang masih diragukan. Jadi pada akhirnya kita
bisa mendapatkan informasi yang benar-benar valid dan terpercaya.
B. Saran
Untuk itu, sebagai farmasis diharapkan agar lebih giat untuk membaca literatur-
literatur maupun jurnal agar dapat memberikan informasi obat yang valid dan bisa
update informasi terbaru.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu Dadang, dkk. 2010. Pelayanan Informasi Obat Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.