Anda di halaman 1dari 23

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

ZAKAT PENDIDIKAN PRODUKTIF


INOVASI PENGELOLAAN ZAKAT DALAM
MENINGKATKAN ENTREPRENEUR ISLAMI

BIDANG KEGIATAN :
PKM GAGASAN TULIS (PKM-GT)

Diusulkan Oleh :

Raeni (7101410226/Angkatan 2010)


Achmad Fauzan (4101409004/Angkatan 2009)
Saringatun Mudrikah (7101409182/Angkatan 2009)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2012

i
HALAMAN PENGESAHAN USULAN
PKM-GT

1. Judul Karya Tulis : Zakat Pendidikan Produktif: Inovasi


Pengelolaan Zakat dalam Meningkatkan
Entrepreneur Islami

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI (v) PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan


a. Nama Lengkap : Raeni
b. NIM : 7101410226
c. Jurusan : Pendidikan Ekonomi, S1 (Pend.Akuntansi)
d. Universitas : Universitas Negeri Semarang
e. Alamat Rumah dan No. HP : Jalan Pahlawan II RT 01 RW 02
Langenharjo Kendal 51314/087832387111
f. Alamat Email : rraeni@yahoo.com

4. Anggota Pelaksana Penulis : 2 (dua) orang

5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si.
b. NIP : 198201302009121005
c. Alamat Rumah dan No. HP : Jl. Bukit Kelapa Sawit II AH–33Semarang
081325063901

Semarang, 29 Februari 2012

Menyetujui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Ketua Pelaksana Kegiatan
Fakultas Ekonomi UNNES

(Dra. Nanik Suryani, M. Pd) (Raeni)


NIP 195604211985032001 NIM 7101410226

Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping
Universitas Negeri Semarang

(Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd.) (Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si.)


NIP 196205081988031001 NIP 198201302009121005

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan begitu banyak limpahan ilmu, rezeki serta rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Zakat Pendidikan Produktif
Inovasi Pengelolaan Zakat dalam Meningkatkan Entrepreneur Islami”. Ide dan
gagasan yang penulis diskusikan selama ini, tertuang dalam karya tulis ilmiah ini.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam pengerjaan hasil akhir gagasan
tulis ini, sehingga kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga atas saran
dan kritik. Dengan tulus kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad
Nurkhin, S.Pd., M.Si. yang telah menjadi dosen pendamping kami, hingga
gagasan tulis ini mencapai kesempurnaan. Ayah dan Ibu yang memberikan kasih
dan sayang yang tak pernah tergantikan, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi,
Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan
serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan karya tulis ini.
Kami memohon maaf apabila terdapat kekurangan dan jauh dari sebuah
kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga karya
tulis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 29 Februari 2012

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
RINGKASAN ....................................................................................................... vii

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................................................ 2

GAGASAN
Kondisi Penyebab Kebutuhan akan Zakat Pendidikan Produktif............................ 3
Solusi yang Pernah Ditawarkan............................................................................... 5
Zakat Pendidikan Produktif sebagai Inovasi Pengelolaan Zakat dalam
Meningkatkan Entrepreneur Islami ......................................................................... 6
Pihak-Pihak yang Terkait dalam Implementasi Zakat Pendidikan Produktif ......... 9
Strategi Implementasi Zakat Pendidikan Produktif............................................... 11

KESIMPULAN ..................................................................................................... 12
Inti gagasan Zakat Pendidikan Produktif .............................................................. 12
Teknik Impelementasi ........................................................................................... 13
Prediksi Keberhasilan ............................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14


LAMPIRAN .......................................................................................................... 14

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Pola Pengembangan Zakat Pendidikan Produktif secara


Langsung untuk Pendidikan Formal. .................................................... 6
Gambar 2. Pola Koordinasi Antara BAZ, LAZ, dan UPZ .................................. 10
Gambar 3. Inovasi Pengelolaan Zakat melalui Zakat Pendidikan Produktif dalam
Meningkatkan Entrepreneur Islami .................................................... 11

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan ............ 3

vi
Zakat Pendidikan Produktif Inovasi Pengelolaan Zakat dalam
Meningkatkan Entrepreneur Islami
Raeni, Achmad Fauzan, Saringatun Mudrikah
Universitas Negeri Semarang

RINGKASAN

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masih jauh dari negara-negara


tetangga di ASEAN. Pembangunan fisik yang ada di Indonesia tidak sejalan
dengan pembangunan moral. Selain itu, tingkat pendidikan dari tenaga kerja
Indonesia masih didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SD. Di
satu sisi, jumlah wirausaha Indonesia masih tertinggal dari negara-neraga ASEAN
lainnya. Zakat merupakan instrumen redistribusi kekayaan yang diharapkan
mampu mengatasi masalah masalah sumber daya manusia di Indonesia. Potensi
zakat Indonesia mencapai 100-150 Trilliun, akan tetapi belum sampai saat ini
belum dapat digarap secara optimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan belum
adanya integrasi pengelolaan zakat dari tingkat bawah sampai tingkat atas.
Berbagai program pengembangan pendidikan telah dilakukan oleh BAZNAS,
Dompet Duafa maupun PKPU, namun program tersebut belum optimal untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu, penulis mempunyai gagasan
berupa zakat pendidikan produktif inovasi pengelolaan zakat dalam meningkatkan
entrepreneur islami. Gagasan ini sebagai solusi kreatif dan produktif terhadap
permasalahan pemerataan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan
entrepreneur yang menanamkan nilai-nilai islami sehingga terjadi kemandirian
umat islam. Gagasan ini mengacu kepada penelitian terdahulu terkait optimalisasi
zakat produktif yang dilakukan oleh Sartika: 2008 dan Muttaqiena: 2010. Gagasan
terdahulu yang telah dilakukan oleh penulis sebelumnya penulis aplikasikan pada
pengembangan sumber daya insani melalui pendidikan dan zakat produktif.
Sehingga, zakat pendidikan selain dapat meningkatkan kualitas umat islam juga
dapat meningkatkan kemandirian umat melalui entrepreneur yang mengamalkan
nilai-nilai islami. Strategi impelentasi zakat pendidikan produktif melibatkan
berbagai pihak dari pemerintah, masyarakat, ulama, hingga orang tua untuk
berperan aktif dalam mengoptimalkan program ini. Potensi pencapaian zakat
pendidikan produktif juga akan optimal karena didukung oleh UU No 23 tahun
2011 tentang pengelolaan zakat. Guna menguraikan konsep zakat pendidikan
produktif dan strategi implementasinya, penulis memilih pendekatan deskriptif
kualitatif, menggunakan studi komparasi dan kepustakaan hasil penelitian
terdahulu serta artikel-artikel di media massa. Diharapkan, gagasan zakat
pendidikan produktif dapat menjadi solusi kreatif dan produktif berkaitan dengan
berbagai permasalahan kualitas sumber daya manusia, ekonomi, maupun
meningkatkan potensi zakat di Indonesia. Sehingga umat islam dapat mencapai
kemandirian umat dan tercapainya falah bagi seluruh umat.

vii
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penduduk muslim di Indonesia mencapai 90% dari jumlah penduduk


Indonesia. Hal ini membawa potensi besar terhadap zakat di Indonesia, karena
zakat merupakan rukun islam yang ketiga yang wajib dilaksanakan oleh umat
muslim. Sampai saat ini belum dapat digarap secara optimal. Menurut Menteri
Agama Suryadharma Ali, potensi zakat di Indonesia berkisar 100-150 Triliun.
Akan tetapi, potensi tersebut hanya tergarap 1,8 Triliun pada tahun 2011
(http://bimasislam.kemenag.go.id/). Zakat yang sering dilakukan oleh kalangan
masyarakat khusunya masjid-masjid pada saat menjelang hari raya idul fitri lebih
cenderung bersifat konsumtif. Pengelolaan, pengawasan zakat juga belum
dilakukan secara maksimal. Selain itu, belum dapat dihitung perolehan dan
penyaluran zakat secara keseluruhan di Indonesia.
Pembangunan manusia, menurut Indeks Pembangunan Manusia, dapat
dilihat dari aspek pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Ketiga aspek tersebut
merupakan aspek yang saling berkaitan. Peranan zakat sangat diharapkan oleh
umat Islam dalam mencapai kesejahteraan manusia dalam mencapai falah. Wahid
dan Kader, 2010:478 menyatakan bahwa, output yang diharapkan dari
management zakat meliputi tiga hal. Pertama, quality of life. Kedua, desire to
change. Ketiga, economy. Di dalam mencapai quality of life, salah satu program
pemberdayagunaan zakat yang dilakukan adalah melalui zakat pendidikan.
Zakat pendidikan telah tumbuh dan berkembang di berbagai wilayah di
Indonesia sejak 1960. Hampir seluruh BAZ dan LAZ di Indonesia termasuk
BAZIS DKI yang telah eksis sejak tahun 1960an. Lembaga ini memiliki program
peduli pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan kepada siswa-
siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu. Program pemberdayaan zakat
untuk pendidikan mengena dari pendidikan dasar hingga jenjang perguruan tinggi.
(http://www.pesantrenvirtual.com/). Terdapat beberapa program zakat pendidikan
yang telah dilakukan oleh lembaga pengelolaan zakat. Badan Amil Zakat Nasional
mempunyai program satu keluarga satu sarjana, program beasiswa berprestasi
bagi siswa SD - SMU di seluruh indonesia, program penyediaan mobil dan motor
pintar, dan pelatihan kewirausahaan. Sedangkan Dompet Duafa mempunyai
program unggulan di dalam pengembangan pendidikan berupa Smart Ekselensia
Indonesia Dompet Dhuafa, sedangkan PKPU mempunyai beberapa program di
dalam pengembangan pendidikan berupa beasiswa peduli generasi, bedah
sekolah, perpustakaan keliling, sekolah berbasis komunitas (SBK), program
pendidikan berbasis potensi masyarakat.
Program-program penuntasan kemiskinan melalui zakat yang telah
dilakukan oleh beberapa lembaga masih belum optimal. Hal ini dikarenakan,
selain kemiskinan fisik, penduduk indonesia juga mengalami kemiskinan karakter
khususnya umat muslim yang mendominasi penduduk Indonesia masih belum
mengutamakan karakter Islami. Entrepreneur Indonesia juga masih tertinggal
dibandingkan negara lain di Asia Tenggara maupun di dunia. Bahkan,
pembangunan fisik di Indonesia cenderung meningkat pesat, tidak sejalan dengan
2

pembangunan karakter maupun moral. Kasus korupsi yang terus meningkat.


Pengangguran yang tingkat pengangguran terbuka lulusan perguruan tinggi masih
mencapai 9,95% dari jumlah pengangguran yang mencapai 8,1 juta orang (BPS
Agustus 2011). Jumlah wirausaha di Indonesia hanya sekitar 0,24 persen dari
jumlah penduduk di Indonesia yang sekitar lebih dari 250 juta jiwa (Kementrian
Koperasi dan UKM 2011). Distribusi pendapatan belum merata. Degradasi moral
yang terjadi pada generasi muda. Menurut United Nation Development Program
(UNDP) pada tahun 2011, Indeks Pembangunan Manusia Indonesia hanya
mendapatkan angka 0,617 dengan posisi ke-124 dari 187 negara.
Beberapa pengembangan pendidikan yang dilakukan oleh berbagai
lembaga amil zakat maupun badan amil zakat, belum bisa mencapai tingkatan
masyarakat secara menyeluruh karena hanya berada pada tempat-tempat tertentu
dan belum dapat diakses oleh seluruh kalangan masyarakat karena masih
kurangnya informasi yang menyeluruh. Selain itu, program tersebut belum terjadi
perpaduan antara aspek pendidikan dan peningkatan produktivitas pendidikan
yang menanamkan nilai-nilai islami dan belum melibatkan orang tua sebagai salah
satu faktor yang mendukung keberhasilan anak di dunia maupun akhirat.
Dari uraian di atas, muncul sebuah kebutuhan untuk meningkatkan
entrepreneur islami melalui zakat pendidikan produktif sebagai inovasi
pengelolaan zakat. Keberadaan zakat pendidikan memberikan potensi ganda di
dalam meningkatkan sumber daya manusia dan juga kesejahteraan masyarakat.
Dengan masih banyaknya masyarakat golongan ekonomi lemah yang belum
terjangkau pendistribusian zakat. Zakat pendidikan diharapkan dapat mengubah
mustahik menjadi muzakki sehingga, mustahik yang mendapatkan zakat
pendidikan juga dibina untuk meningkatkan jiwa entrepreneurship yang sesuai
dengan nilai-nilai islam. Apabila hal ini dapat berjalan lancar, potensi zakat di
Indonesia dapat digali secara optimal. Zakat pendidikan produktif merupakan
perpaduan antara zakat pendidikan dengan zakat produktif. Melihat kebutuhan
sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, zakat pendidikan diharapkan
mampu menjadi solusi pemerataan pendidikan. Selain itu, melalui zakat produktif,
mustahik zakat pendidikan tidak hanya berpangku tangan mendapatkan zakat.
Akan tetapi dengan pembinaan secara intensif dalam BAZNAS dan LAZ yang
bergerak dalam bidang pendidikan, dakwah, sosial, zakat pendidikan dapat
menjadi zakat produktif yang mampu melatih kemandirian generasi muda.
Sehingga entrepreneur di Indonesia dapat berkembang dan tidak ketinggalan
dengan negara-negara lain. Bertambahnya jumlah entrepreneur dapat
meningkatkan potensi zakat tergarap secara optimal. Selain itu, nilai islami perlu
di tanamkan kepada mustahik, muzakki, maupun pengelola zakat agar
pembangunan manusia secara jasmani rohani dapat tercapai secara optimal.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memberikan deskripsi
dalam tataran teoretis maupun praktis berkaitan dengan implementasi zakat
pendidikan produktif sebagai inovasi pengelolaan zakat dalam meningkatkan
entrepreneur islami.
3

Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Manfaat praktis
Hasil karya tulis ini diharapkan dapat diterapkan dalam mengoptimalkan
pengelolaan zakat melalui zakat pendidikan produktif dalam meningkatkan
entrepreneur islami.
2. Manfaat teoretis.
Bagi kalangan akademisi, karya tulis ini diharapkan dapat memperkaya dan
memberikan sumbangan wacana kebijakan publik.

GAGASAN

Kondisi Penyebab Kebutuhan akan Zakat Pendidikan Produktif

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masih jauh dari negara-


negara tetangga di ASEAN. Menurut data yang dirilis oleh United Nation
Development Program (UNDP), pada tahun 2011 Indonesia hanya mendapatkan
angka 0,617 dengan posisi ke-124 dari 187 negara. Posisi ini menurut
dibandingkan tahun 2010 di peringkat 108 dari 169 negara, dan tahun 2009 pada
peringkat 111 (http://republika.co.id). Sedangkan untuk lingkup ASEAN,
Indonesia menempati posisi keenam setelah Singapura (26), Brunei
Darussalam(33), Malaysia (61), Thailand (103), dan Filipina (112). Indeks
Pembangunan Manusia merupakan ukuran keberhasilan pembangunan nasional
suatu bangsa yang diukur dari tiga indikator yaitu pembangunan ekonomi,
kesehatan, dan pendidikan.
Di dalam hubungannya dengan ekonomi dan pendidikan. Data angkatan
kerja di Indonesia menurut BPS bulan Agustus 2011, adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat 2009 2010 2011
Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan Februari Agustus Februari Agustus Februari
Educational
Attainment
Tidak tamat SD 18,36 24,37 22,28 21,43 21,00
SD 34,69 28,27 29,22 28,94 28,53
SMP 18,99 18,49 18,90 19,07 19,07
SMA/SMK 21,36 21,76 22,32 22,91 23,44
Perguruan Tinggi 6,60 7,10 7,28 7,64 7,96
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jumlah
104.485.444 104.870.663 107.405.572 108.207.767 111.281.744

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja Indonesia, BPS Agustus 2011


4

Dari data diatas, 28,53% jumlah tenaga kerja Indonesia pada tahun 2011
berasal dari lulusan SD sederajat, 23,44% berasal dari lulusan SMA/SMK
sederajat, 21% belum pernah sekolah atau belum tamat SD, disusul lulusan SMP
sebanyak 19,07%, yang terakhir adalah lulusan Perguruan Tinggi sebanyak
7,96%. Tingkat pendidikan yang semakin lama semakin meningkat untuk tenaga
kerja Indonesia, tetapi jumlah entrepreneur Indonesia masing rendah
dibandingkan negara-negara tetangga. Entrepreneur di Indonesia, seringkali hanya
berada di tempat-tempat tertentu dan belum merata di seluruh Indonesia. Menurut
data Kementerian Koperasi dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah), UKM di
Indonesia menyumbang 56,7% dari total Produk Domestik Bruto (PDB).
Keberadaan UKM juga telah memberikan lapangan pekerjaan bagi sekitar 79 juta
tenaga kerja. Namun demikian, jumlah wirausahawan UKM di Indonesia hanya
0,18% dari total populasi. Jumlah ini lebih rendah dari standar negara maju yang
telah mencapai 2% dari total populasi. Selain itu, jumlah itu lebih rendah
dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 7 persen, Malaysia mencapai 5
persen, dan Amerika Serikat. (www.sampoernafoundation.org diunduh pada
15/12/11).
Selain itu, perkembangan pembangunan fisik yang begitu cepat tidak
sebanding dengan pembangunan moral maupun karakter generasi penerus bangsa.
Degradasi moral yang terjadi pada generasi muda meningkat. Hal ini dapat dilihat
dari pergaulan bebas yang menimpa kaum remaja, menurunnya etika sopan santun
kaum muda. Kasus lain yang sering terdengar di dalam kehidupan sehari-hari
adalah kasus korupsi yang melibatkan pejabat dari tingkat pusat maupun tingkat
daerah. Penyakit sosial juga berkembang demikian pesat tanpa mengingat
kembali nilai-nilai agama yang mendasari kehidupan manusia.
Berdasarkan Al Quran dan Al Hadist, zakat merupakan instrumen
redistribusi kekayaan yang diharapkan mampu mengatasi masalah pembangunan
manusia (Muttaqiena 2010). Hal ini dikarenakan, zakat memiliki nilai-nilai
strategis. Pertama, zakat merupakan panggilan agama. Kedua, sumber keuangan
zakat tidak pernah berhenti. Artinya, orang membayar zakat, tidak akan pernah
habis dan senantiasa akan tetap membayar. Ketiga, zakat secara empirik dapat
menghapus kesenjangan sosial dan menciptakan redistribusi aset dan pemerataan
pembangunan. (Ridwan, dikutip dalam Sartika: 2008). Sejalan dengan kondisi di
atas, zakat memiliki andil besar dalam mencapai kesejahteraan manusia. Zakat
berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia,
khususnya sumber daya manusia yang berkarakter islami dan juga dapat menjadi
seorang entrepreneur. Zakat merupakan komponen utama sistem keuangan publik
sekaligus kebijakan fiskal dalam sistem ekonomi islam.
Namun, pengelolaan zakat, khususnya di bidang pendidikan belum
optimal. Data terkait jumlah dana zakat yang dikumpulkan, jumlah mustahik,
masyarakat yang terbantu, dan jumlah muzakki yang telah mandiri menjadi
mustahik belum terintegrasi antara satu lembaga zakat dengan lembaga zakat lain
di Indonesia. Hal ini sering menimbulkan tumpang tindih di dalam penyaluran
zakat maupun pengumpulannya sehingga pemerataan dan integrasi pengelolaan
zakat belum optimal.
5

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Dalam rangka meningkatkan kontribusi zakat di dalam pembangunan


manusia khususnya umat islam di Indonesia, pengelola zakat mempunyai
beberapa program zakat pendidikan. Akan tetapi di dalam pengelolaan zakat
khususnya bidang penyaluran, zakat pendidikan di Indonesia lebih sering
dilakukan dengan memberikan secara langsung uang tunai atau bebas biaya
pendidikan kepada mustahik tanpa harus berusaha secara optimal untuk
mendapatkan zakat tersebut. Salah satu contoh yang dilakukan oleh Dompet
Sosial Insani Umat melalui Layanan Masyarakat dan Pengembangan Insani.
Dompet Sosial Insani Umat memberikan zakat untuk bidang pendidikan untuk
mustahik. Zakat pendidikan ini berupa Program Beastudi Prestasi dan pembinaan
rohani untuk pelajar berprestasi tapi kurang mampu tingkat SD sampai dengan
Universitas/Perguruan Tinggi. Beastudi SD Rp. 75.000,00. Beastudi SMP Rp
100.000,00. Beastudi SMA Rp 125.000,00. Beastudi Universitas/Perguruan
Tinggi Rp 175.000,00.
Sedangkan Badan Amil Zakat Nasional merancang beberapa program
pengembangan pendidikan. (1) Program Satu Keluarga Satu Sarjana adalah
beastudy mahasiswa berprestasi di kampus negeri di seluruh Indonesia. (2)
Program Beasiswa berprestasi bagi siswa SD - SMU di seluruh Indonesia dengan
sistem penyaluran dana infaq dari masyarakat bagi pelajar tidak mampu. (3)
Program Penyediaan mobil dan motor pintar sebagai perpustakaan keliling untuk
menikmati buku - buku pelajar dan berbagai ilmu pengetahuan bagi daerah sulit
akses pendidikan dan media pembelajaran. (4) Pelatihan Kewirausahaan adalah
program pendidikan non formal yang memberikan keterampilan kepada setiap
pesertanya agar siap memasuki dunia kerja atau membangun usaha mandiri
Selain BAZNAS, PKPU mempunyai program unggulan dalam
peningkatan sumber daya insani berupa Beasiswa Peduli Generasi dan Program
Pendidikan Berbasis Potensi Masyarakat. Beasiswa peduli generasi, memberikan
bantuan sekolah dari kalangan masyarakat tidak mampu, guna meringankan biaya
sekolah mereka, tanpa mengikat apa pun. Semua siswa sekolah yang berhak dan
layak menerima beasiswa (setelah melalui proses seleksi internal PKPU), akan
memperoleh beasiswa ini. Program yang ditujukan dalam rangka membantu
pemerintah menuntaskan wajib belajar 9 tahun juga memberikan pembinaan yang
maksimal kepada penerima beasiswa. Dengan diberikannya beasiswa maka akan
meningkatkan motivasi belajar anak. Sasaran dari beasiswa peduli generasi ini
adalah siswa SD, SMP, dan SMA yang bersekolah di negeri maupun swasta.
Sedangkan program pendidikan berbasis potensi masyarakat merupakan program
pendidikan formal yang dilengkapi dengan pendidikan berbasis potensi dan
kearifan lokal. Sehingga peserta didik diharapkan memiliki motivasi, pengetahuan
dan keterampilan untuk mengembangkan daerahnya.
Dalam mengembangkan pendidikan di tanah air, Dompet Duafa juga
mempunyai program meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Smart
Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa (SMART EI). SMART EI merupakan
sekolah bebas biaya, unggulan, dan berasrama pertama di Indonesia dan setingkat
SMP-SMA yang berlokasi di kawasan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Seluruh siswa SMART mendapatkan beasiswa belajar selama 5 tahun.
6

Zakat Pendidikan Produktif sebagai Inovasi Pengelolaan Zakat dalam


Meningkatkan Entrepreneur Islami

Beberapa program pengembangan pendidikan di Indonesia menuju sumber


daya manusia yang berkualitas di atas sudah bagus namun masih terdapat
beberapa kelemahan. Keterjangkauan program, belum merata di seluruh kalangan
masyarakat karena keterbatasan dana maupun akses informasi belum diketahui
masyarakat secara luas. Pembinaan yang dilakukan belum menyentuh nilai
entrepreneur yang menanamkan nilai-nilai islam, dan peran orang tua. Sehingga
penulis memberikan sebuah gagasan Zakat Pendidikan Produktif: Inovasi
Pengelolaan Zakat dalam Meningkatkan Entrepreneur Islami. Program ini
merupakan inovasi pengelolaan zakat di bidang pendidikan dan ekonomi
sekaligus dapat meningkatkan produktivitas dari zakat pendidikan tersebut.
Gagasan ini sebagai solusi kreatif dan produktif terhadap permasalahan
pemerataan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan entrepreneur yang
menanamkan nilai-nilai islami sehingga tercapai kemandirian umat islam.
Gagasan ini mengacu kepada penelitian terdahulu terkait optimalisasi zakat
produktif yang dilakukan oleh Sartika: 2008 dan Muttaqiena: 2010. Gagasan
terdahulu yang telah dilakukan oleh penulis sebelumnya, penulis aplikasikan pada
pengembangan sumber daya insani melalui pendidikan dan zakat produktif.
Sehingga, zakat pendidikan produktif selain dapat meningkatkan kualitas umat
islam juga dapat meningkatkan kemandirian umat melalui entrepreneur islami.
Berkaitan zakat pendidikan produktif dapat dilakukan melalui pola berikut.

Gambar 1. Bagan Pola Pengembangan Zakat Pendidikan Produktif secara


Langsung untuk Pendidikan Formal
7

Zakat pendidikan diberikan kepada mustahik zakat khususnya fakir,


miskin yang kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat dasar,
menengah pertama, menengah atas, maupun perguruan tinggi. Sasaran mustahik
zakat ini adalah anak-anak yang mempunyai kemauan tinggi untuk meningkatkan
kemandirian mereka dan membantu ekonomi keluarga melalui peningkatan
kualitas hidup dalam bentuk pendidikan. Zakat pendidikan merupakan beasiswa
pendidikan yang digunakan untuk biaya pendidikan yang dibayarkan kepada
satuan pendidikan. Untuk biaya hidup, tas, buku, dan keperluan peserta didik akan
didapatkan apabila peserta didik dapat menjadi mustahik yang produktif.
Produktif disini adalah peserta didik yang mampu berusaha secara optimal
memanfaatkan sumber daya dan potensi yang ada untuk menjadi entrepreneur,
pencipta perubahan (the change creator).
Perubahan yang dicapai oleh entrepreneur berbentuk jasmani maupun
rohani. Bentuknya adalah peningkatan ketaqwaan, ekonomi, pendidikan, maupun
moral. Pada pengembangan insani, agama merupakan pendidikan yang paling
mendasar sebagai pondasi setiap individu dalam mencapai falah. Setiap penerima
zakat pendidikan diwajibkan menjalankan syariah islam, ibadah mahdhah,
berpegang teguh kepada tauhid, fiqh islam, dan mempunyai akhlak yang mulia.
Nilai-nilai ini ditanamkan melalui pendampingan dari orang tua dan tutor sebaya.
Tutor sebaya yang dilakukan disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta
didik.
Pada tingkat pendidikan formal, mustahik dibebaskan untuk biaya
pendidikan yang wajib dibayarkan kepada satuan pendidikan. Pendidikan formal
merupakan hal yang sangat penting karena menurut Agustianto: 2012, dalam
mencapai kemandirian umat salah satunya dalam poin ke-3 adalah meningkatkan
kualitas pendidikan dan strata pendidikan umat melalui pendidikan formal.
Melalui pendidikan formal, mustahik dapat meningkatkan kualitas hidup dengan
ilmu pengetahuan dalam bentuk teoretis maupun praktis yang didapatkan di dalam
bangku satuan pendidikan. Upaya peningkatkan kemampuan akademik mustahik
di dalam zakat pendidikan produktif ini sesuai dengan jenjang pendidikan.
Soft skill merupakan pengembangan insani yang diperlukan oleh mustahik
agar menjadi pribadi yang peka terhadap lingkungan. Soft skill ini dapat berupa
penanaman jiwa kepemimpinan, team work, komunikasi efektif, kepekaan
terhadap lingkungan. Hal ini ditanamkan sebagai bekal mustahik ketika berada di
masyarakat. Selain itu, apabila mustahik telah menjadi orang yang sukses agar
dapat saling membantu kepada orang-orang yang lebih membutuhkan sehingga
terjadi tolong menolong sesama muslim. Bukankah Allah berfirman di dalam Al
Quran Surat Al Maidah ayat 2: Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.
Pengembangan insani melalui penanaman jiwa entrepreneurship diberikan
sejak dini kepada mustahik agar mustahik dapat memperbaiki kualitas hidup
dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Pengembangan jiwa entrepreneurship ini dapat berupa pelatihan keterampilan
kerja, training wirausaha, magang kerja, permodalan, pembuatan business plan
8

sesuai dengan kompetensi masing-masing mustahik, pendampingan usaha.


Entrepreneurship merupakan bagian penting di dalam membangun kemandirian
umat karena entrepreneur adalah pencipta perubahan (the change creator),
sehingga entrepreneur tidak hanya mengelola perubahan, tetapi juga pencipta
perubahan.
Berkaitan dengan penanaman jiwa entrepreneurship kepada peserta didik,
mengacu kepada Triton dalam Tama 2010, mengemukakan bahwa terdapat 10
kompetensi yang harus dimiliki entrepreneur dalam menjalankan usahanya: (1)
mengetahui usaha apa yang akan dilakukan, (2) mengetahui dasar-dasar
pengelolaan bisnis, dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
pengendalian usaha, (3) mempunyai sikap bersungguh-sungguh terhadap usaha
yang dilakukan, (4) memiliki modal yang cukup, (5) mengelola keuangan secara
tepat, (6) mengelola waktu sehemat mungkin untuk mencapai hasil yang optimal,
(7) kemampuan merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan, dan
mengendalikan orang-orang yang menjalankan usaha, (8) memberikan kepuasan
kepada pelanggan dengan menyediakan barang atau jasa yang berkualitas, (9)
strategi untuk bersaing (10) membuat aturan yang jelas secara tersurat.
Diharapkan, mustahik dapat memanfaatkan berbagai pengembangan insani yang
dilakukan dan dikelola oleh institusi zakat dengan kerja sama dengan pihak-pihak
terkait yang saling mendukung. Mustahik juga dapat menerapkan 10 kompetensi
yang harus dimiliki dalam menanamkan jiwa wirausaha sebagai bekal hidupnya.
Nilai nilai islami yang dikembangkan di dalam pengembangan insani
mustahik adalah sesuai dengan akidah, akhlak, dan muamalah. Hal ini mengacu
kepada karakteristik ekonomi islam karena nilai-nilai islami ini yang merupakan
asas mustahik dalam mengembangkan entrepreneur dalam munuju kemandirian
umat. Terdapat beberapa karakteristik ekonomi islami dalam Al Mawsu’ah Al-
ilmiyah wa al-amaliyah al-islamiyah, dalam Mustofa Edwin Nasution 2007
diringkas sebagai berikut: (1) harta kepunyaan Allah dan manusia merupakan
khafilah atas harta, (2) ekonomi terkait dengan akidah, syariah (hukum), dan
moral, (3) keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan, ekonomi islam
menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan
umum, (4) kebebasan individu dijamin di dalam islam, (5) negara diberi
wewenang turut campur dalam perekonomian, (6) bimbingan konsumsi, (9)
petunjuk investasi, (10) zakat, (11) larangan riba.
Zakat pendidikan berkatian dengan biaya hidup dan pemenuhan kebutuhan
mustahik akan didapatkan oleh mustahik dengan pengamalan nilai
entrepreneurship yang disertai dengan nilai-nilai islami. Melalui pendampingan
dari pihak orang tua, tutor sebaya, pemerintah, dan masyarakat program ini akan
berjalan dengan baik dan dapat mencapai kemandirian umat. Program
pengembangan dilakukan secara optimal dengan pendampingan yang
berkelanjutan. Zakat pendidikan akan didapatkan secara penuh tidak hanya dalam
bentuk biaya pendidikan yang digunakan kepada satuan pendidikan, akan tetapi
dapat berupa pemenuhan kebutuhan dalam bentu buku, perlengkapan sekolah,
biaya hidup mustahik dalam memenuhi kebutuhan pendidikan apabila mustahik
menjadi entrepreneur yang produktif serta menggunakan nilai-nilai islami di
dalam mengamalkan kehidupan sehari-hari.
9

Hal ini dilakukan agar dapat mendorong mustahik tidak hanya berpangku
tangan atas zakat pendidikan yang diterima tetapi juga dapat meningkatkan
produktivitas mustahik menjadi entrepreneur islami. Selanjutnya mustahik juga
dapat menjadi muzakki yang berkontribusi kepada pemerataan kualitas hidup,
ekonomi, dan pencapaian falah.
Pihak-Pihak yang Terkait dalam Implementasi Zakat Pendidikan Produktif
Keberadaan UU No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
memberikan kewenangan kepada lembaga maupun masyarakat agar berkontribusi
secara bertanggung jawab dan integral di dalam pemberdayaan potensi zakat yang
besar di Indonesia. Hal ini sangat mendukung pelaksanaan program zakat
pendidikan produktif, agar pengelolaan zakat khususnya di bidang pendidikan
dapat terintegrasi antara satu pihak dengan pihak lain dan tidak terjadi tumpang
tindih kewenangan. Pihak-pihak yang berperan penting adalah sebagai berikut.
1. Pemerintah
Penelitian sebelumnya telah menyebutkan bahwa the effectiveness of zakat
collection mainly depends on the good governance of zakat institution
(Hairunnizam Wahid & Radiah Abdul Kader 2010:464). Melalui peran
pemerintah secara integral akan terjadi penyerapan potensi zakat secara
menyeluruh dan dapat diberdayakan secara menyeluruh pula. Pengumpulan
zakat yang dikoordinasikan oleh satu badan yang berwenang dan
bertanggungjawab langsung kepada masyarakat akan memberikan integrasi
mengumpulan potensi zakat secara penuh dari berbagai kalangan masyarakat.
Selain itu, pemerintah sebagai pemegang kebijakan, dapat memberikan
kebijakan-kebijakan yang mendukung tercapainya pengelolaan zakat secara
optimal dan kemandirian umat.
2. Masyarakat
Masyarakat mempunyai peranan penting di dalam meningkatkan pengelolaan
zakat secara optimal karena masyarakat merupakan muzakki dan mustahik
dari zakat. Program zakat pendidikan produktif tidak akan maksimal apabila
tidak ada peran serta masyarakat.
3. Ulama
Ulama merupakan salah satu pihak yang dipercaya masyarakat. Pendapat para
ulama sering kali dapat mendorong masyarakat untuk melakukan suatu
tidakan yang rasional. Oleh karena itu, ulama berperan dalam memberikan
pengetahuan, pemahaman, mensyiarkan program zakat pendidikan produktif
agar di kenal dan diterima masyarakat secara luas.
4. Muzakki
Kesadaran muzakki dalam membayar zakat sangat diperlukan dalam mencapai
kemandirian umat islam. Akan tetapi, muzakki diharapkan dapat menyalurkan
zakat di lembaga maupun instansi yang memiliki akuntabilitas yang baik agar
potensi zakat dapat terserap secara optimal.
5. BAZ, LAZ, UPZ
Ketiga lembaga ini merupakan lembaga yang diharapkan mampu
meningkatkan penyerapan dan manfaat dari program zakat pendidikan
produktif. Agar pengelolaan zakat pendidikan produktif lebih optimal,
terdapat beberapa aspek yang bisa menjadi solusi pendistribusian zakat
menurut Wahono dan Rusli dalam Muttaqiena: 2010. Pertama, verifikasi
10

penerimaan zakat, memprioritaskan kalangan fakir dan miskin yang muslim.


Kedua, proses pemberian yang mudah tidak dipersulit oleh sistem. Ketiga,
bantuan yang bebas dari sistem lingkaran ribawi. Keempat, adanya jaminan
yang diberikan kekalangan yang membutuhkan, kalaupun tidak ada jaminan
maka jaminan kepercayaan dari orang yang menerima zakat tersebut. Kelima,
bisnis yang dibantu adalah bisnis yang halal dan thoyib. Dan keenam, adanya
pembinaan terhadap ppelaku usaha bagi penerima zakat yang dimana dia
mempunyai usaha bisnis
bisnis. Berikut ini bagan pengumpulan zakat yang dapat
dilakukan guna mengoptimalkan potensi zakat di Indonesia khususnya zakat
pendidikan produktif
produktif.

Gambar 2. Pola Koordinasi Antara BAZ, LAZ,, dan UPZ


6. Mustahik
Mustahik merupakan sasaran dari pendisribusian zakat khususnya zakat
pendidikan produktif. Mustahik disini lebih dikhususkan kepada fakir miskin
agar pemerataan pendidikan, peningkatan ekonomi umat islam, dan adanya
motivasi untuk mengubah kualitas hidup mustahik.. Hal ini sesuai dengan
output management yang disampaikan oleh Wahid dan Kader, 2010:478
output
utput yang diharapkan dari management zakat meliputi tiga hal. Pertama,
quality of life. Kedua, desire to change. Ketiga, economy. Melalui zakat
pendidikan produktif untuk generasi muda yang berasal dari golongan fakir
miskin, diharapkan akan membentuk uma umatt islam dengan sumber daya yang
berkualitas dan memiliki jiwa entrepreneur. Sehingga dapat mengubah
mengub kondisi
dan kualitas hidup mustahik menjadi muzakki.
7. Orang Tua dan Tutor Sebaya
Peran orang tua dan tutor sebaya penting dalam proses pendampingan. Tutor
sebaya adalah orang
orang-orang
orang yang mempunyai kompetensi lebih baik di dalam
11

intelektual, emosional, dan spiritual. Orang yang menjadi tutor sebaya telah
mendapatkan pembinaan dari BAZ, LAZ, atau UPZ dan lembaga lain yang
meningkatkan inteletual, emosional, dan spiritual. Orang tua juga melakukan
pendampingan kepada anaknya. Peran orang tua sangat dibutuhkan karena
pengawasan dan bimbingan orang tua sangat mempengaruhi perkembangan
penerima zakat pendidikan produktif. Akan tetapi, orang tua juga
mendapatkan pembinaan maupun pendampingan sepertin halnya tutor sebaya.

Strategi Implementasi Zakat Pendidikan Produktif dalam Meningkatkan


Entrepreneur Islami
Strategi impelementasi zakat pendidikan produktif yang melibatkan berbagai
pihak terkait dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Gambar 3. Zakat Pendidikan Produktif: Inovasi Pengelolaan Zakat dalam


Meningkatkan Entrepreneur Islami
Agar program zakat pendidikan produktif dapat mencapai proses dan hasil yang
optimal, beberapa tahapan yang perlu dilalui dalam melaksanakan program.
Tahapan yang dilakukan berlangsung secara berkesinambungan.
1. Tahap Pertama
Tahapan ini adalah tahap perencanaan. Perencanaan awal adalah peningkatan
sumber daya manusia pengelola zakat sehingga program dapat dilaksanakan
secara optimal. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan memberikan
kebijakan yang mendukung kelancaran program. Ulama memberikan
pencerahan dan nasihat kepada masyarakat untuk senantiasa menjalankan
rukun islam yang ketiga dan memberdayakan potensi zakat umat muslim
secara optimal bukan hanya untuk zakat konsumtif. BAZ, LAZ, dan UPZ
12

bekerjasama mendata potensi dan pemberdayaan zakat untuk mustahik yang


berhak menerima zakat pendidikan produktif. Selain itu, program
pengumpulan zakat juga dilakukan oleh BAZ, LAZ, UPZ sesuai kewenangan
masing-masing dan wilayahnya masing-masing. Akan tetapi setiap data masuk
di dalam Pusat Data Zakat Nasional.
2. Tahap Kedua
Selanjutnya adalah tahap koordinasi antara BAZ, LAZ, UPZ di dalam
pengelolaan zakat, khususnya penyaluran zakat pendidikan produktif sesuai
dengan kondisi mustahik dan daerahnya. Selain itu, diharapkan antara
lembaga pengelola zakat dapat saling membantu agar penyaluran zakat terjadi
secara merata.
3. Tahap Ketiga
Berikutnya adalah pelaksanaan zakat pendidikan produktif. Pelaksanaan zakat
pendidikan produktif sesuai dengan gagasan konsep zakat pendidikan
produktif yang tidak hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, akan
tetapi juga meningkatkan jiwa entrepreneur dengan menanamkan nilai islami
di dalam kegiatannya. Zakat pendidikan produktif akan tercapai apabila terjadi
koordinasi, kesadaran, motivasi, ikhtiar, dan doa dari berbagai pihak.
4. Tahap Keempat
Tahap keempat merupakan tahapan pendampingan yang dilakukan oleh tutor
sebaya maupun orang tua. Selain itu, pendampingan juga dilakukan untuk
muzakki, tutor, orang tua, dan masyarakat sekitar. Zakat pendidikan produktif
akan tercapai secara maksimal apabila terdapat bimbingan yang berkelanjutan
dan komprehensif dari pihak-pihak yang terlibat dalam program zakat
pendidikan produktif. Selain itu, pihak BAZ, LAZ, dan UPZ juga mendapat
pendampingan dari BAZNAS, pemerintah, dengan dibantu oleh ulama-ulama.
5. Tahap Kelima
Tahap terakhir tetapi bukan akhir dari proses adalah tahap evaluasi. Evaluasi
dilakukan secara berkala maupun pada akhir program untuk mustahik.
Evaluasi dilakukan oleh lembaga pengelola zakat dan pemerintah bekerja
sama dengan lembaga pendidikan tempat mustahik berada. Output dari
program ini adalah terjadi pemerataan pendidikan, kualitas hidup, ekonomi,
dan motivasi untuk berubah ke arah yang lebih baik khususnya dalam bidang
spiritual dan ekonomi dari mustahik. Mustahik dapat menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas dan memiliki jiwa entrepreneurship. Kemandirian
umat akan tercapai ketika umat muslim adalah orang-orang yang cerdas baik
dalam intelektual, spiritual, dan emosional dan memiliki jiwa wirausaha
dengan mengamlkan nilai-nilai islami.

KESIMPULAN
Inti gagasan Zakat Pendidikan Produktif
Zakat pendidikan merupakan zakat yang diberikan kepada mustahik zakat
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui bidang
pendidikan. Zakat pendidikan produktif, memberdayakan zakat pendidikan untuk
meningkatkan produktivitas mustahik. Produktivitas ini berarti bahwa mustahik
menerima zakat pendidikan tidak hanya menerima saja. Akan tetapi mustahik
harus berusaha untuk mendapatkan zakat tersebut dengan usaha yang halal.
13

Teknik Impelementasi
Di dalam mengimplementasikan zakat pendidikan produktif, dibutuhkan
peranan dari pihak-pihak terkait yang saling bersinergi untuk mencapai
kemandirian umat secara optimal. Implementasi zakat pendidikan produktif
meliputi lima tahapan yang saling berkesinambungan. Tahapan tersebut adalah
perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pendampingan, dan evaluasi.
Strategi impelentasi zakat pendidikan produktif melibatkan berbagai pihak dari
pemerintah, masyarakat, ulama, hingga orang tua untuk berperan aktif dalam
mengoptimalkan program ini.
Prediksi Keberhasilan
Ketercapaian program zakat pendidikan produktif secara optimal,
menjadikan mustahik dapat mandiri bahkan menjadi muzakki. Melalui
pengelolaan zakat pendidikan produktif secara integral, akan meningkatkan
pemerataan kualitas pendapatan, pendidikan, dan entrepreneur yang menanamkan
nilai-nilai islami. Dengan potensi zakat yang besar dan UU No. 23 tahun 2011
tentang Pengelolaan Zakat yang accountable dapat mendukung keberhasilan zakat
pendidikan produktif dalam mencapai kemandirian umat.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an.
Ayyubi, Salahuddin El. 2011. Islam dan Indeks Pembangunan Manusia.
http://republika.co.id:8080/halaman/181 [diunduh pada 7/2/2012]
Agustianto. 2012. Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Umat.
http://www.pkesinteraktif.com/ [diunduh pada 7/2/2012]
Badan Pusat Statistik. 2011. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial
Ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta-Indonesia
Bakar, Mahyuddin Haji Abu, dkk. 2011. Towards Achieving the Quality of Life in
the Management of Zakat Distribution to the Rightful Recipients (The Poor and
Needy). International Journal of Business and Social Science: Vol. 2, No. 4,
March 2011.
Bina Islam. 2011. Menag: Potensi Zakat Besar, Baru Tergarap 1,5 Triliun.
http://bimasislam.kemenag.go.id/ [diunduh pada 26/1/2012]
Darmosumarto, Sandra. MEKAR Entrepreneur Network: Tingginya Kebutuhan
Angel Investor dalam Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia.
http://www.sampoernafoundation.org [diunduh pada 8/2/2012]
Direktorat Diseminasi Statistik. 2011. Data Strategis BPS Agustus 2011. Jakarta:
CV. Nasional Indah.
Forum Organisasi Zakat. 2011. Catatan Kritis UU Pengelolaan Zakat. INFOZ+
Edisi 16 TH VII Januari Februari 2012
Imam, Suprayogo. 2012. Teguran Kyai Berjiwa Entrepreneur Terkait Beasiswa.
http://www.pkesinteraktif.com/ [diunduh pada 7/2/2012]
14

Kasirin, Untung. 2011. Notulensi Roundtable Discussion Membaca UU


Pengelolaan Zakat dalam Multi-Perspektif: Konstitusi, Ekonomi, Sosiologis, dan
Sejarah Bangsa. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 22 November 2011.
--------. 2011. Zakat dan Pendidikan. http://www.pesantrenvirtual.com/ [diunduh
pada 26/1/2012]
Muttaqiena, Abida. 2010. Productive Zakah Optimization As An Effort To Solve
Inequality of Income. Perkembangan dan Tantangan Sistem Keuangan Islam di
Indonesia. Prosiding Seminar dan Kolokium Sistem Keuangan Islam III.
Bandung: SBM ITB.
Nasution, Mustofa Edwin. 2007. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta:
Kencana.
Sartika, Mila. 2008. Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap
Pemberdayaan Mustahik pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta. La_Riba.
Jurnal Ekonomi Islam: Vol II, No. 1, Juli 2008.
Tama, Angki Adi. 2010. Analisis Faktor – Faktor Yang Memotivasi Mahasiswa
Berkeinginan Menjadi Entrepreneur (Studi pada Mahasiswa S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang). Skripsi: Universitas Diponegoro.
UU No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
Wahid, Hairunnizan, dkk. 2010. Localization of Malaysian Zakat Distribution
Perceiptions of Amil and Zakat Recipients. Sevent International-The Tawhidi
Epistemologi Zakat and Waqt, Bangt.
Anonim. 2011. Beasiswa Peduli Generasi. http://www.pkpu.or.id/ [diunduh pada
17/2/2012]
--------. 2011. Smart Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa.
http://4.bp.blogspot.com/ [diunduh pada 17/2/2012]

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Ketua Kelompok
1. Nama : Raeni
2. NIM : 7101410226
3. Prodi/Angkatan : Pendidikan Ekonomi (Pend. Akuntansi)/2010
4. Fakultas/PT : Ekonomi / Universitas Negeri Semarang
5. Alamat : Jl Kalimasada RT 04 RW 05 Banaran Gunung Pati.
6. No. Telp : 087832387111
7. Alamat e-mail : rraeni@yahoo.com
Semarang, 29 Februari 2012
Ketua Kelompok

(Raeni)
NIM. 7101410226
15

Anggota Kelompok
1. Nama : Achmad Fauzan
2. NIM : 4101409004
3. Prodi/Angkatan : Pendidikan Matematika/2009
4. Fakultas/PT : FMIPA / Universitas Negeri Semarang
5. Alamat Kos : Rumah Prestasi Basmalah Indonesia Abu Ubaidah
6. No. Telp : 085727009603
7. Alamat e-mail : fauzan_unnes@yahoo.co.id
Semarang, 29 Februari 2012
Anggota Kelompok

(Achmad Fauzan)
NIM 4101409004
Anggota Kelompok
1. Nama : Saringatun Mudrikah
2. NIM : 7101409182
3. Jurusan : Pendidikan Ekonomi (Pendidikan Akuntansi)
4. Fakultas / PT : Ekonomi / Universitas Negeri Semarang
5. Alamat : Desa Tanuharjo RT 02 RW 02 Kec. Alian Kab. Kebumen
6. CP : 085227998387
7. Email : saringatunmudrikah@gmail.com

Semarang, 29 Februari 2012


Anggota Kelompok

(Saringatun Mudrikah)
NIM 7101409182
Dosen Pendamping
Nama Lengkap dan Gelar : Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si.
NIP : 198201302009121005
Program Studi : Pendidikan Ekonomi (Pend. Akuntansi)
Fakultas / Perguruan Tinggi : Ekonomi / Universitas Negeri Semarang
Bidang Keahlian : Penulisan Karya Ilmiah
TTL : Demak, 30 Januari 1982
Alamat Rumah : Jl. Bukit Kelapa Sawit II AH–33Semarang
No. HP : 081325063901
Alamat email : ahmadnurkhin@yahoo.co.id.

Semarang, 29 Februari 2012


Dosen Pendamping

(Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si.)


NIP 198201302009121005
0

Anda mungkin juga menyukai