Anda di halaman 1dari 49

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Paket: Renovasi Bangunan Kantor dan Mess bptp Sulawesi


Tengah
Lokasi : Kantor BPTP Sulawesi Tengah
Tahun : 2017

UMUM
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi .
Umumnya aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode – metode
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis,
cepat, dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada
suatu proyek konstruksi. Sehingga , target, waktu, biaya dan mutu
sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan
suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan.
Khususnya pada saat menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh
kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu
penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan akan
sangan membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi yang dilaksanakan.
Untuk memenuhi tuntutan di atas penyedia jasa siap menyediakan
tenaga ahli yang cakap dan cukup terampil di bidangnya sebagai pelaksana di
lapangan didukung oleh asisten pelaksana yang handal, serta didukung pula
dengan peralatan yang memadai sesuai kebutuhan, baik di segi jumlah
maupun kapasitas operasional dalam rangka kelancaran dan keseimbangan
pekerjaan di lapangan. Penyedia barang / jasa akan selalu mengadakan
koordinasi dengan Direksi, instansi terkait baik teknis maupun non teknis
terlebih pendekatan dengan pemerintah setempat, berkenaan dengan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
A. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu proyek konstruksi, pekerjaan
yang pertama harus dilakukan adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan
persiapan ini baik untuk proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat,
proyek pembangunan airport, jembatan, jalan , pelabuhan , dermaga maupun
jalan serta proyek konstruksi lainnya secara umum tidak banyak berbeda,
Besar kecilnya, mudah atau sulitnya tergantung pada masing-masing proyek
yang akan dikerjakan
Pekerjaan persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaan
suatu proyek konstruksi. Adapun pekerjaan yang harus dilakukan dalam
pelaksanaan persiapan proyek kontruksi, antara lain

I. Design Developmen
Yang termasuk dengan Design Developmen, pada prinsipnya adalah
perencanaan tata cara letak atau lay out dari fasilitas-fasilitas yang
diperlukan selama pelaksanaan proyek. Fasilitas proyek yang dimaksud
antara lain :
 Dokumentasi dan administrasi laporan
 Shop Drawing dan Asbuilt Drawing
II. Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Pembongkaran, Pembuangan Sisa Bongkaran &
Penebangan Pohon
 Pekerjaan Pengukuran / Pas. Bouwplank
 Pengadaan papan proyek
 Kantor Direksi Keet
 Pekerjaan Gudang dan Los Kerja

Cara Pelaksanaan :
Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan
tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan
puing-puing didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan
harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan
Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup pula
perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan harus
tetap berada ditempatnya dari kerusakan atau cacat.
Segala obyek yang ada dimuka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan
lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan
dan atau dibongkar serta dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggu
dan akar harus dibuang dari daerah galian sampai kedalaman
sekurangkurangnya 50 cm. dibawah elevasi lubang galian sesuaiGambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug dengan material yang
memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum
sesuai AASHTO T99.
Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup
pembongkaran/pembersihan/pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak/site
terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas/ Perencana dan
Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran
pelaksanaan diantaranya :
• Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.
• Pembersihan material yang ada dilokasi.
Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siapun tuk
dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja. Barang
hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak / site konstruksi
dan dikumpulkan ditempat/ lokasi tertentu yang ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas. Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak dapat
dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan
Pengawas.
Pengukuran kondisi tapak dan penentuan peil ±0.00
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, dilakukan pengukuran kondisi “existing”
tapak terhadap posisi rencana bangunan hasil pengukuran harus diserahkan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas,
dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada
instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.

B. STRUKTUR
a. PEKERJAAN TANAH

1. Galian Tanah
 Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam
gambar pelaksanaan atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk
mencapai daya dukung yang baik,dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
 Jika galian melampaui batas kedalaman,kontraktor harus menimbun kembali
dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum,Hasil galian yang dapat dipakai
untuk penimbunan harus diangkut langsung ke tempat yang sudah
direncanakan dan disetujui oleh Direksi.

2. Urugan pasir
Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus dilakukan test tanah dan atas
persetujuan Direksi. Dipilih pasir yang baik secara teknis,bebas dari akar, bahan-
bahan organis, barang bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapat persetujuan
Direksi dengan ukuran ketebalan 10 cm di bawah lantai

Setelah galian pondasi dikerjakan maka dilakukan timbunan pasir bawah pondasi
yang tebalnya biasa digunakan 5 cm dari lapis tanah dasar atau sesuai gambar
rencana. gunanya urugan pasir dibawah pondasi ialah untuk perbaikan dan
perataan tanah, Pasir urug disiram dengan air sampai padat, Bahan-bahan yang
digunakan dalam pekerjaan ini adalah pasir dan air.

3. Urugan Tanah
 Tanah yang digunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang
bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi
lapangan. Jika diijinkan dapat digunakan tanah bekasgalian.
 Pengurugan dilakukan lapis demi lapis tiap 20 cm dengan ketebalan + 40 cm
dalam keadaan padat, kemudian dibasahi dan dipadatkan. Direksi dapat
memerintahkan pengurugan melebihi ukuran, diperhitungkan penyusutan
tanah akibat konsolidasi.

B PEKERJAAN PONDASI
1. Pondasi poer plat

a) Pekerjaan Galian Tanah Pondasi

Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi Poer yaitu:


 Penggalian tanah untuk pondasi poer dilakukan secara hati-hati serta
harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
 Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk
jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat
dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan
tanah tempat meletakkan pondasi.
 Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah
keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2.
 Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari
0.5kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai
kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5
kg/cm2.
 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran
pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya.
 Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan
penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

b) Pekerjaan Penulangan
1) Perakitan tulangan

Untuk pondasi poer ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat


pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang
danproses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.

Cara perakitan tulangan :

 Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat


diketahui dari ukuran pondasi poer.
 Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi poer,
dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi poer tersebut.
 Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat
pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas
 Untuk penggambaran perakitan penulangan dapat dilihat pada lampiran

2) Pemasangan Tulangan

Setelah merakit tulangan pondasi poer maka untuk pemasangan


tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi
setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak
terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
 Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan
tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan
dasar tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu
dengan menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap
ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan
permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton
(selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat
langsung melakukan pengecoran.
 Untuk penggambaran pemasangan penulangan dapat dilihat pada
lampiran

c) Pekerjaan Bekisting

Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang


digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau
diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:

 Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk


penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan
dengan cetok (sendok spesi).
 Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu
membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus
memenuhi persaratan tertentu.
 Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang
akan di cor.
 Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar
tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
 Papan cetakan tidak boleh bocor Papan-papan disambung dengan klem /
penguat / penjepit Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak
segaris agar tidak terjadi retak.

d) Pekerjaan Pengecoran

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split


serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat
beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum
dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu
dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton
karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan
berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan
mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian
pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan
agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.

Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi poer yaitu:


 Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan
juga
dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
 Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang
akan digunakan untuk pengecoran.
 Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2
volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.
 Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan
urutan: pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga
split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian
ditambahkan air secukupnya Setelah adukan benar-benar tercampur
sempurna kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan
dan tungkan
kedalam kotak spesi.
 Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang
galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat
sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit
demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split
yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah celah
tulangan.

2. Pondasi garis

Pada pekerjaan pasangan pondasi garis ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan
pemasangan batu kali.

Pembuatan profil :

1. Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil
dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
2. Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.

3. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan
titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan
bidang atas profil sesuai peil pondasi.

4. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga
dipaku agar lebih kuat.

5. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan
profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.

6. Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang
tidak tepat,demikian juga peilnya.

Pemasangan batu kali :

1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan


2. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari
permukaan urugan pasir.
3. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.

4. Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping)


dengan tinggi 25cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut
sehingga tak ada rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu
kosong tersebut dengan air.

5. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan,
sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.

A. Pekerjaan Beton

1. Pekerjaan Bekisting

Dalam pekerjaan bekisting terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni :

 Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.
 Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.
 Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bagi struktur beton sesuai yang direncanakan.
 Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
 Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.
 Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan
juga tidak merusak beton.
 Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik
secara vertical maupun horizontal.
Sedangkan bahan bekisting yang digunakan pada proyek ini adalah menggunakan
bahan yang sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam RKS, Bekisting dari
multipleks/papan tersebut diperkuat dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, atau
dari bahan lain yang disetujui oleh konsultan pengawas untuk mendapatkan
kekuatan dan kekakuan yang sempurna. Sedangkan steiger yang digunakan adalah
dari pipa – pipa besi standar pabrik atau kayu /dolken.

Adapun pemasangan bekisting meliputi pemasangan bekisting kolom, balok,


slab/plat, tangga dan kanopi.

Bekisting Kolom

Dalam pengecoran kolom terlebih dahulu harus memperhatikan :

- Vertikalisasi

- Axisnya terhadap kolom dibawahnya dan diatasnya


Vertikalitas kolom dijamin dengan struktur penopang ( support ) yang diberikan
empat arah dan dijamin kuat menahan goyangan. Untuk kolom menggunakan form
work dari kayu-kayu dan multypleks feno film 18 mm yang dengan mudah dapat
dibongkar dan dipasang kembali yang sebelumnya di lapisi oleh mould oil agar
mudah dalam pembongkaran dan tidak lengket yang dapat merusak beton. Untuk
memindahkan as ( axis ) kolom bawah ke atas dibuat lubang – lubang pada slab,
untuk bantuan pemindahan proses memindahkan titik as kolom bawah ke level atas
berikutnya. Lubang tersebut kemudian ditutup kembali setelah proses pemindahan
selesai. Dalam pengecoran digunakan pipa pengantar ( pipa tremi ).

 Pemasangan sepatu kolom

Sebelum kolom dilaksanakan didahului oleh pembuatan sepatu kolom, yang


bertujuan untuk membantu memastikan posisi kolom yang mana sepatu kolom
terbuat dari baja siku. Sepatu kolom tersebut selain untuk memastikan posisi kolom,
dalam proses pengecoran dapat digunakan sebagai pengikat, agar form work tidak
bergeser.

b. Bekisting Balok, Kolom, Plat Lantai

Pengecoran balok dan pelat lantai dilakukan bersamaan sekaligus, menjadi satu
kesatuan struktur, sehingga form work dan kolom balok dan rumah lift, dibuat
sebagai satu kesatuan yang bersifat tetap. Sesudah selesai form work ini baru
dibongkar dan sebagian yang kondisinya masih baik dapat digunakan kembali.

Adapun pada sistem ini digunakan scaffolding. Kontak antara kaki scaffolding dengan
tempat berpijaknya harus dijaga sempurna, demikian juga sambungan kaki
scaffolding antara yang dibawah dengan yang diatas harus rapat.

2. Pekerjaan Pembesian/Penulangan

Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tarik, gaya geser dan
momen torsi yang timbul akibat beban-beban yang bekerja pada konstruksi beton
tersebut. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan
sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja, RKS dan Aanvulling yang telah
direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal:

- Ukuran diameter baja tulangan


- Kualitas baja tulangan
- Kuantitas baja tulangan
- Penempatan/pemasangan baja tulangan

Proses fabrikasi besi terdiri dari pemotongan dan pembengkokan besi tulangan.

Sebelum mengerjakan proses fabrikasi besi bagian pembesian harus menyusun


daftar pembengkokan dan pemotongan besi tulangan berdasarkan gambar
pelaksanaan ( shop drawing ). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
daftar pembengkokan dan pemotongan adalah sebagai berikut :

a. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya
lekat antara baja tulangan dengan beton.
b. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah
yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya
dari batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain.
c. Panjang dan bentuk baja tulangan harus direncanakan secara ekonomis sehingga
bagian-bagian sisa atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin. Sedemikian
rupa sehingga teknik pemasangan tulangan tidak menyulitkan dalam pelaksanaan
lapangan.
d. Penganyaman besi tulangan harus diikat kuat dengan memakai kawat beton agar
waktu pengecoran posisi tulangan tidak bergeser. Penopang, ganjalan, jepit dan
kawat beton harus berkualitas sama dengan bahan besi tulangan.

2.1 Pekerjaan Pemasangan Tulangan

Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke
lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai dengan gambar pelaksanaan. Kegiatan
yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :

 Pemeriksaan diameter, panjang dan bentuk tulangan sebelum baja


tulangan tersebut terpasang.
 Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur
maupun tulangan geser.
 Sengkang dipasang secara manual. Pemasangan sengkang dilakukan dengan
kawat beton.
 Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran, sambungan
lewatan dan panjang penjangkaran sesuai yang direncanakan.
 Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang tahu beton sebagai
acuan sesuai tebal tebal selimut beton yang akan di cor.

Adapun pekerjaan pembesian/penulangan meliputi pemasangan tulangan kolom,


balok, slab/plat, tangga dan kanopi.

a. Penulangan Kolom

Pada penulangan kolom, ujung bawah dihubungkan dengan pondasi sedangkan


bagian atas dihubungkan dengan balok yang menekan pelat lantai sehingga
merupakan satu kesatuan struktur portal yang kaku. Penulangan kolom dilebihkan
sampai sampai lantai atas untuk menyambung tulangan kolom lantai berikutnya.
Besi kolom yang dipasang pertama kali berbentuk L dan diikatkan pada tulangan
bawah tulangan pile cap. Pemasangan tulangan dimulai dengan memasang sebelah
luar. Setelah itu dilakukan pemasangan besi-besi yang lain dan menyambungnya
dengan tulangan yang sudah ada.

b. Penulangan Balok

Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara serentak setelah
pemasangan bekisting balok dan pelat lantai. Pemasangan tulangan balok dilakukan
sebagai berikut :

Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 3,0 cm. ujung tulangan bawah
dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran sepanjang minimal 25D.
Apabila terdapat sambungan pada penulangan dilakukan sambungan lewatan sekitar
40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling dan harus dihindarkan
penempatan sambungan ditempat-tempat dengan tegangan maksimum.

Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada tumpuan
lebih rapat dibandingkan jarak tengah bentang. Sengkang diikat dengan kawat
beton.

Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu kedalam tulangan
sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan kawat. Ujung tulangan atas
dimasukan kedalam tulangan kolom sebagai panjang penjangkaran sepanjang 40D
atau ¾ kali tinggi manfaat balok jika balok berukuran besar. Sebagai pengaku
dipakai tulangan pinggang sesuai dengan perencanaan.

3. Pekerjaan Pengecoran

Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan


tulangan selesai. Dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk
kolom, balok maupun pelat lantai sehingga akan mempercepat waktu, dimana
pengecoran dimulai dari kolom lantai 1, balok lantai 1 dan pelat lantai diatasnya
setelah selesai pengecoran kolom, balok, pelat lantai 1 selesai kemudian dilanjutkan
ke lantai berikutnya.

Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

 Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, air compressor, lampu


penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
 Sebelum adukan beton dituang, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump.
Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak.
 Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking yang harus sesuai dengan gambar rencana.
Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
 Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
 Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.

B. Pekerjaan Tangga

1. Pekerjaan Plat beton Tangga

a) Pekerjaan Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan tangga, maka yang perlu dilakukan setelah
mempersiapkan bahan & alat tersebut diatas adalah langkah-langkah sebagai
berikut untuk mendapatkan hasil yang memuaskan

b) Pelat Badan Tangga


Sebenarnya tidak perlu pabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada
saat penyetelan langsung. Yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan
badan tangga serta pipa galvanis (panjang disesuaikan bentang badan tangga)
yang disusun sesuai kemiringan badan tangga.

c) Dinding Tangga
Dibuat sesuai dengan ukuran tangga (tebal plat + tinggi trape tangga)
Cara pabrikasi sama seperti pabrikasi dinding balok.
d) Anak Tangga
Plywood 12 mm dipotong sesuai dengan tinggi trape (optrade) dan lebar tangga,
kemudian diberi rangka.
e) Penyetelan Bordes Tangga
Sebelum memulai pekerjaan bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/
ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang
diperlukan, apakah menggunakan pipe support.
Pekerjaan bordes tangga dimulai dari pekerjaan Balok bordes, yang cara
penyetelannya sama seperti balok biasa. Kemudian antar dinding balok dipasang
kayu 5/7 (jarak maksimum 25 cm). Kayu ini berfungsi sebagai pengganti pipa
(karena bentang pendek). Setelah selesai pemasangan kayu 50/10, lalu diikuti
pemasangan plywood yang ukurannya disesuaikan dengan panjang dan lebar
bordes.

f) Badan Tangga
Badan tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai dibawahnya dan
antara bordes dengan lantai di atasnya.
g) Dinding Tangga dan Bordes
Setelah pekerjaan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang dinding
tangga kanan-kiri dan dinding bordes diatas badan tangga dan bordes. Dinding
tangga dipaku dengan badan tangga dan diberi perkuatan dengan potongan
kayu 5/7 (jarak maksimum 40 cm). Potongan kayu 5/7 dipaku antara badan
tangga dengan dinding tangga sehingga benar-benar kuat, rapi, dan tidak
goyang,. Dinding ini ttelah dipabrikasi sebelumnya.
h) Trape/ Dinding Anak Tangga
Anak tangga dipasang setelah dilakukan pengecekan terhadap elevasi bordes,
kemiringan badan tangga, penggambaran trape/ anak tangga pada dinding
badan tangga dan pembesian. Pemasangan bordes dan badan tangga salah
apabila jumlah anak tangga tidak pas, dengan antrade dan uptrade yang telah
ditentukan ukurannya (bisa kurang bisa lebih). Bila kesalahan ini terjadi maka
harus dibetulkan tterlebih dahulu.Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara
dinding badan tangga sesuai dengan yang telah digambar pada dinding badan
tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam. Untuk memudahkan
pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah semua terpasang,
kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang dari atas ke
bawah pada dua tempat kanan-kiri dan dipaku. Sama halnya dengan dinding
badan tangga, dinding anak tangga inipun telah dipabrikasi sebelumnya.

i) Pembongkaran
Pembongkaran bekisting dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah
beton berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan
setelah tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi.
Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada
pembongkaran balok biasa. Untuk pembongkaran badan tangga dan bordes,
dimulai dari pengendoran jack base dan U-head, kemudian diikuti pembongkaran
lader/pipe sipport dan kayu 6/12. Setelah itu dibongkar kayu 5/7 dan terakhir
adalah pembongkaran plywood. Setelah semua dibongkar kemudian dirapikan
dan ditumpuk pada tempat yang mudah dijangkau oleh alat angkut.

2. Pembuatan Tangga Railing

a) Persiapan :
a. Mesin las dan kelengkapanya
b. kawat las ukuran 2mm
c. Pelindung mata/protector (penting sekali supaya mata kita tidak
bermasalah kena cahaya las yang sangat tajam itu)
d. peralatan lainya yang mungkin di butuhkan.
e. Bahan plat besi / Besi holow yang mau kita las.
b) Persiapan :
a. Yang pertama dialakukan Pengukuran Tinggi/ panjang tangga
yang dibuat.
b. Melakukan Pengukuran Tingkat Kemiringan Tangga.
c. Membersikan Besi Holow dari kotoran dan karatan Sebelum Di
lakukan Pengelasan
d. Melakukan Pemotongan Besi hollow sesuai dengan Gambar kerja.
e. Di setiap Penyambungan Pengelasan Tidak Terjadi Kebocoran.

C. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


a. Pekerjaan Pasangan Dinding ½ Bata

1) Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang dinding
½ bata.

 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : bata, semen PC, pasir pasang dan
air..

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : water pass, meteran, benang,
unting-unting, profil, selang air, sendok semen, dll.

2) Pengukuran
 Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolith dan waterpass.

 Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) lokasi yang


akan dipasang batu bata termasuk titik-titik kolom praktis, as dinding,
ketinggian pasangan, siku ruangan dan ketebalan dinding.

3) Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding bata ½ bata


 Pasangan Bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan
pasangan bata transram menggunakan adukan 1PC : 3Psr.

 Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air
semen adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan
adukan mudah rontok dan dan pasangan batu bata cukup kuat.

 Buat adukan untuk pasangan dinding bata.

 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan


dinding bata.

 Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan.

 Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.

 Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1


meter.

 Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom


praktis dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata
dapat dilanjutkan kembali.
b. Pekerjaan Plesteran Dan Acian
 Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran transram
menggunakan aduka 1PC : 3Psr.

 Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.

 Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.

 Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada


permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.

 Buat adukan untuk plesteran dinding bata.

 Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat
bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.

 Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian


ratakan dengan raskam dan jidar.

 Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.

 Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup


umur).

 Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk


memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian
semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan
kertas gosok.

D. PEKERJAAN RANGKA ATAP

Pekerjaan rangka baja dan penutup atap dilaksanakan setelah pekerjaan ring
balok lantai akhir selesai.

A. Persiapan
1) Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan penutup atap
genteng Metal.

2) Approval material yang akan digunakan.

3) Persiapan lahan kerja.

4) Persiapan material kerja, antara lain : zinkcalume, genteng ringan, nok atap,
dynabolt, sekrup, dll.

5) Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, waterpass, meteran,


selang air, bor listrik, cutting well, benang, dll.

B. Pengukuran
Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang
penutup atap Metal dan penentuan leveling ketinggian rangka atap baja ringan.

C. Fabrikasi kuda-kuda atap baja ringan dan pemasangannya


1) Kuda-kuda atap baja ringan mulai difabrikasi pada saat kolom lantai atas
sudah terpasang, dengan asumsi setelah ring balk selesai dicor, kuda-kuda
baja ringan sudah siap untuk dipasang. Pemotongan baja ringan dilakukan
dengan menggunakan mesin potong baja ringan.

2) Setelah ring balok selesai dicor, diadakan pengukuran dan setting supaya lebih
akurat.

3) Setelah semua ukuran diketahui, maka atap baja ringan mulai dapat dipasang
yang menumpu pada ring balk dengan perkuatan baut dynabolt. Perkuatan
antara rangka baja ringan dengan menggunakan sekrup (baut).

4) Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah, maka factor yang
sangat menentukan dalam pekerjaan kuda-kuda baja ringan adalah pengaku
(bracing).

D. Pemasangan reng baja ringan


1) Sebelum reng baja ringan dipasang, pastikan dahulu bahwa posisi kemiringan
kuda-kuda baja ringan sudah sama dan kuat sehingga tidak akan ada lagi
perubahan.

2) Kuda-kuda baja ringan diberi tanda untuk pemasangan siku penahan reng.
Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan diberi tanda, kemudian reng dipasang
diatas kuda-kuda baja ringan pada posisi plat siku dengan perkuatan
menggunakan sekrup.

E . PEKERJAAN PENUTUP ATAP

A. Pekerjaan Pemasangan Penutup Atap Multiroof

 Setelah atap lama sudah di bongkar maka yang pertama dilakukan pengukuran.

 Kemudian dilakukan pemasangan alumunium foil sebagai pelapis atap

 Setelah seluruh Alumnium foil terpasang (setting) dilanjutkan dengan


pemasangan penutup atap Multi Roof.

 Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran
reng serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-
kuda tidak sama mengakibatkan genangan air.

 Pasang penutup atap pada posisi di atas reng dengan sekrup Screw 12-14x20,
kemudian dilanjutkan pemasangan nok atap atau talang jurai.

 Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng
sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.

B. Pekerjaan Listplank Wood Plank T.30 Cm


Setelah menentukan model pemasangan lisplang yang akan dikerjakan,
selanjutnya adalah memasang lisplang tersebut secara memanjang sesuai
dengan kebutuhan atap dan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam
pengerjaannya nanti, Anda perlu memperhatikan jarak pemasangan antar-sekrup
yang sebaiknya tidak terlalu jauh agar ikatannya semakin kuat. Idealnya jarak
antar-sekrup yang baik berkisar antara 20-30 cm dan dipasang memanjang
mengikuti lisplang Woodplank tersebut.

Sesudah lisplang berhasil dipasang, kemudian masing-masing sekrup dan


sambungan diberikan dempul. Tujuannya tentu supaya penampilan lisplang
tampak lebih rapi dengan permukaan yang rata. Pastikan Anda memakai produk
dempul yang bermutu bagus dan tahan terhadap cuaca ekstrim. Setelah proses
ini selesai, silahkan Anda mengecat lisplang untuk memperindah tampilannya.

C. Pekerjaan Waterproofing
Pekerjaan Waterprofing dilakukan setelah pekerjaan atap lainya selesai seperti
pemasangan atap, listplank dan talang jurai.
a. Bahan
1. Berupa cairan dengan komposisi dan typenya sesuai spesifikasi.
2. Pasir yang telah diayak sesuai spek.

b. Peralatan
1. Kuas kecil.
2. Sikat.
3. Sapu lidi, ijuk, betel, palu.
4. Ember.
5. Penggaruk dari kayu/papan bentuk T.
6. Compressor 4 PK / mesin semprot untuk bidang luas.
7. Masker.

c. Pelaksanaan
Pekerjaan Persiapan
1. Ada gambar kerja/shop drawing.
2. Persiapan lahan / pembersihan.
3. Persiapan bahan, alat kerja.

Waterproofing sistim Coating di Atap Beton


1. Bersihkan atap beton dari segala kotoran yang menempel, sikat dengan sikat
baja/ijuk sampai bersih.
2. Lakukan pembersihan debu dengan kain pel.
3. Permukaan beton harus betul-betul bersih dari debu, agar obat coating
melekat sempurna.
4. Ketebalan serta komposisi campuran betul-betul diperhatikan.
5. Laksanakan coating pertama secara merata, tunggu sampai kering (arah
memanjang).
6. Lakukan coating kedua secara merata sampai kering (arah melintang).
7. Lakukan coating ketiga (terakhir) secara merata dan taburkan pasir yang
telah diayak dan diratakan hingga menutup lapisan coating tersebut (arah
memanjang).
8. Amankan dari gangguan agar tidak diinjak-injak dulu sebelum kering betul.
9. Menghasilkan beton kedap air / tidak bocor / rembes-rembes.
F. PEKERJAAN LANTAI
Pekerjaan keramik dilakukan setelah pekerjaan plafond selesai dilakukan
Pemasangan dilakukan sesuai start keramik pada shop drawing yang telah
disetujui dan telah dilakukan pengukuran as-as di lapangan. · Pemasangan
keramik setelah pekerjaan instalasi mekanikal, elektrikal dan plumbing
terpasang. · Untuk lokasi yang diberi lapisan waterproofing, pemasangan
keramik dilakukan setelah pengujian waterproofing dan pemasangan tidak
menggunakan alat bantu paku atau yang lain yang dapat membuat lapisan
waterproofing rusak. · Naad diisi dengansemen warna (tile grout) dan
permukaan keramik harus segera dibersihkan dari bekas adukan dan grout.

Adapun langkah – langkah pelaksanaan pekerjaan lantai keramik adalah


sebagai berikut :
- Sediakan adukan mortar (dengan campuran sesuai spesifikasi)
secukupnya untuk membuat acuan /kepalaan keramik. Tuangkan
adukan mortar ke permukaan lantai sepanjang benang acuan kepalaan,
ratakan dengan jidar sesuai level.

 Taburkan semen diatas mortar yang sudah diratakan (air dipermukaan


mortar diubah menjadi pasta sehingga memperkuat ikatan keramik
dengan mortar).
 Tempelkan keramik yang telah disortir (ukuran dan warna) dan direndam
selama 12 jam diatas permukaan mortar sesuai benang acuan, tekan
keramik dengan bantuan palu kayu sampai level yang ditentukan.
 Pasang keramik disampingnya sesuai langkah diatas dengan jarak naad
yang sudah ditentukan sepanjang kepalaan (memanjang dan melintang).

 Setelah acuan/kepalaan keramik selesai, pindahkan benang ke baris


selanjutnya sesuai keramik acuan yang pertama (cek permukaan keramik
dan naad).

 Gelar adukan untuk suatu luas tertentu, ratakan dengan jidar aluminium.
Lakukan pemasangan keramik seperti cara diatas pada baris berikutnya
berdasarkan keramik acuan/kepalaan, maks. 4 baris.

Arah Pemasangan Keramik


 Bersihkan naad sebelum mortar kering dan lap permukaan keramik.
 Lakukan pengecekan (kelurusan naad, kerataan permukaan, lekatan
keramik, cacat dan nuasa warna) ± 1 minggu setelah pemasangan.

 Grouting naad dilakukan setelah pengecekan dan perbaikan dilakukan.


Pasangan tepi (las-lasan) dikerjakan belakangan untuk memudahkan
akses keluar melalui bagian tepi tersebut

 Jika luas ruangan lebih dari 9m x 9m, dipasang styroform + sealent


pada naad guna memperpendek panjang pemuaian.

Pembersihan Keramik Dan Pemasangan Naad


G . PEKERJAAN SANITASI KM/WC, DAN SEPTICTANK
1. Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.

 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : , washtafel, Lem PVC, washtafel, ,


floor drain, kran dinding,Closet jongkok , seal tape, sealant, Pipa PVC dll.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass, obeng,
kunci pas, gun sealant, dll.

2. Pengukuran

Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik


penempatan dan elevasi ketinggian alat sanitair

3. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan alat sanitiar

 Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya dapat


dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan pengecatan atau pada saat
bangunan pada tahap penyelesaian untuk serah terima, hal ini dilakukan
untuk menjaga alat-alat sanitair tersebut tidak rusak/hilang sebelum
bangunan digunakan.

 Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.

 Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang
sesuai dengan gambar kerja.

 Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal


tape.

 Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.

 Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.

 Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.

4. Instalasi Air bersih :


a) Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta
Diagram Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu
diletakkan.
b) Pemasangan pipa pvc 1/2 dilaksanakan setelah pasangan bata dan
sebelum pekerjaanplesteran dan acian, fungsi untuk menghindari
bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam
bangunan).
c) Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan
dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
d) Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang
sparing atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
e) Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop
yang tidak mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga
terjadi penyumbatan).
Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
f) Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
g) Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as
keramik, simetris dengan luas keramik.
h) Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
- Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
- Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

5. Instalasi air Kotor

a) Hal yang perlu diketahui : Denah instalasi dan diagram isometris pipa air
kotor serta jalur pembuangan.
b) Pipa yang digunakan ukuran 3" dan 4 "
c) Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
d) Sambungan harus betul-betul rapat.
e) Untuk air bekas harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak
kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
f) Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
g) Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas
plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau
digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
h) Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah
ditentukan).
i) Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
j) Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila
ada), di mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat
dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet
terjadi penyumbatan.
k) Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan
dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk
mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan
air.
l) Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan
bak.

6. Pembuatan Septictank
Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari
kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa
pelepasan air bersih dan udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan
mampat, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Kemiringan pipa. Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses
pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak
penampung kotoran, sebaiknya sebesar mungkin. Agar mengalir lancar,
kemiringan pipa minimal 2%, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan
ketinggian 2cm.
b. Pilih pipa saluran yang tepat. Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC.
Ukuran minimalnya adalah 4 inci. Rumah yang memiliki banyak toilet,
sebaiknya menggunakan diameter pipa yang lebih besar. Buatlah saluran
dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut, rentan mampat.
c. Sesuaikan kapasitas dengan kebutuhan. Untuk rumah tinggal dengan
jumlah penghuni hingga empat orang, cukup dibuat septic tank dengan
ukuran 1,5mx1,5mx2m. Bak endapan dan sumur resapan bisa dibuat
dengan ukuran 1mx1mx2m. Semakin banyak penghuni rumah, semakin
besar ukuran yang dibutuhkan.

d. Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak utama
harus kedap air, agar limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan
dan resapan sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan pasir.
Spesifikasi bahan untuk pembuatan septic tank tersebut antara lain:

 dinding septic tank terbuat dari pasangan batu bata 1pc: 4 ps


 lantai kerja dari cor beton tanpa tulangan
 Penutup sep tic tank terbuat dari beton bertulang dengan ketebalan 12
cm sehingga kuat menahan beban kendaraan melintas diatasnya.
 resapan terbuat dari bahan ijuk, pasir, dan kerikil.

H PEKERJAAN PLAFOND

Pemasangan Rangka Hollow & Plafond Calsiboard

 Persiapkan Stagger dari bambu atau scafolding untuk pemasangan plafond


 Tentukan elevasi plavond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu
ruangan

 Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle profil L/ moulding profil W
sebagai list tepi tepat pada sipatan

 Tentukan jarak penempatan kait penggantung

 Pasang benang untuk pedoman penentuan titik paku penggantung untuk


menjamin kelurusan

 Pasang paku kait dan rod/penggantung

 Pasang rangka utama

 Pasang rangka pembagi

 Pasang dan kencangkan klip / rod.


 Pasang panel Calsiboard

 Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond

 Tutup sambungan antara panel gypsum dengan paper tape dan compound lalu
diampelas dan difinishing dengan cat

Tatacara Pemasangan RAngka Plafond


Calsiboard

Pemasangan Compound pada sambungan nat Plafond

 Lakukan pelapisan pada petemuan bidang panel dengan compound


 Tempelkan paper tape diatas nat sedemikian rupa setelah sebelumnya nat
dibersihkan dari debu dengan kuas bersih

 Dengan kapi aplikasikan kompon calsiboard sebagai kompon pengisi sekaligus


menutup paper tape setipis mungkin namun pastikan menembus paper tape dan
mengisi nat dibelakangnya. Sekaligus pula tutup kepala sektup dengan kompon
calsiboard (sebagai tahap 1)

 Setelah kompon pengisi mengering, dengan kapi aplikasikan kompon gypsum


sebagai kompon penutup selebar +/- 35 cm diatas kompon tahap 1 setipis dan
serapi mungkin. Sekaligus pula tutup kepala sekrup dengan kompon calsiboard

 Setelah kompon penutup kering, amplas seluruh permukaan yang ber-kompon


dengan amplas ukuran sedang dan menggunakan alat bantu

 Agar pekerjaan menutup sambungan mendapatkan hasil yang maksimal


gunakanlah alat mesin amplas (Hand Sander)


Finishing plafond calsiboard

 Untuk calsiboard, sambungan antara pertemuan diberi textile tape dan di


compound kemudian digosok dengan ampelas untuk mendapatkan permukaan
yang rata/flat.
 Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas halus.

 Setelah plafond selesai terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan list plafond


gypsum. Untuk List plafond gypsum dipasang pada pertemuan antara dinding dan
plafond dengan perkuatan menggunakan compound jenis casting + lem.

 Sambungan List gypum harus rapih dan sambungan antara list saling menyatu
dengan mengisi cornice pada selah sambungan dan diamplas dengan halus

 Setelah Plafond calsiboard telah terpasang maka dilakukan pengecatan palfond

H . PEKERJAAN KUSEN JENDELA, PINTU

1. Pekerjaan kusen Jendela dan Pintu Alumnium

Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah


bangunan. Pada proyek-proyek besar biasanya mempunyai jumlah pintu yang
banyak, sehingga pelaksanan pekerjaan ini dilapangan memerlukan metode
pelaksanaan yang tepat. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan pintu, kusen dan
jendela, adalah sebagai berikut :

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen


dan jendela aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame,


hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji,
waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter,
dll.
Pengukuran

 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan


dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau
belum.
 abrikasi kusen alumunium

 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk


memudahkan apabila ada perbaikan.

 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup


galvanis.

 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan


protection tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu
pemasangan.

Pemasangan kusen alumunium dan frame

 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan


siap yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan
dengan di screw fisher menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan
kesikuan kusen alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting.
Apabila tidak lurus maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga
lebih kuat dan tahan lama.

 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan


dinding di isi silicone sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame
untuk pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang
pada kusen dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke
kusen.

 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar


aman dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan
alumunium dan daunnya.

Proteksi

Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila
lokasi pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi
pekerjaan yang dapat merusak aluminium tersebut.

Peryaratan bahan Panil Daun Pintu.

Semua bahan untuk pintu kaca interior Frame less menggunakan :

Tempered Glass tebal 12 mm. Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas
noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya, dari produk PT.
Asahimas Jaya Safety Glass.

Pelaksanaan Pemasangan daun Pintu kaca tempered

Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-


gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang bukaan),
termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, caraa pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutamaa untuk bidang-bidang tampak tidak
boleh ada cacat berkas penyetelan.

Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

Daun pintu.

a. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan


Perencana/Konsultan Management Konstruksi tanpa meninggalkan bekas cacat
pada permukaan yang tampak.

b. Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang dan tidak melintir.
G. PEKERJAAN ACP (Alumunium Composite Panel)

Aluminum Composite Panel atau biasa disingkat ACP terbuat dari bahan utama
composite/compositium material yang biasanya berbentuk lembaran yang dilapisi
aluminum pada kedua sisi luar dan bahan lapisan dalamnya terbuat dari polyethylene
dimana ketiga lapisan disatukan dalam lembaran yang kuat
Dalam prinsip pemasangannya baik untuk pemasangan untuk dinding , Plafond maupun
Gawangan Pintu pada prinsipnya sama yakni :
- Tahap Persiapan
- Perakitan Rangka/ Pekerjaan Rangka Dudukan ACP.
- Fabrikasi lembaran ACP.
- Pemasangan Lembaran ACP.
- Pemberian Sealant pada sela Lembaran ACP.

Metode atau prosedur untuk pelaksanaan pekerjaan di bidang Aluminium Composite


Panel adalah sebagai berikut:

1. Persiapan
- Persiapan dan pengajuan job shop gambar gambar dari panel aluminium komposit.
- Persetujuan dari bahan yang akan digunakan, disarankan untuk
menggunakan Aluminium Composite Panel Merk ALCOPA atau Seven.
- penyiapan lahan pekerjaan.
- persiapan materi, seperti: panel aluminium komposit, aluminium frame, baut
Dynabolt, sekrup, sealant, dll
- Alat kerja persiapan, antara lain: theodolith, waterpass, meteran, benang, selang
karet, juga memotong, menggiling, pengeboran, sealant gun, Steiger, dll

2. Perakitan Rangka dudukan ACP


Seperti yang telah saya bahasakan pada artikel sebelumnya “aluminium
composit panel (ACP) – defenisi fungsi dan manfaat” banyak sekali merk product
ACP yang beredar di Indonesia, seperti alucoboun, seven, god sense, maco,
alustar, alumebond, alumetal, goldstar, alumetalec, alcopala, laminate, dan
sebagainya. Ada yang di produksi dalam negeri adjuga luar negeri.
Pemasangan produk ini bisa dilakukan pada dinding, plafond,
partisi,furniture dan sebagainy. Bias dikerjakan pada gedung perkantoran, hotel,
bank, rumah sakit, mall, ruko, pusat perbelanjaan, SPBU, maupun rumah pribadi.

Secara umum, tahapan pemasangan ACP ini bias dibagi atas 4 yaitu;
1. Pemasangan konstruksi rangka dudukan aluminium composit panel (ACP)
pada bangunan.
2. Perbaikan lembaran ACP
3. Pemasangan lembaran ACP (yang btelah difabrikasi) pada konstruksi
rangka dudukan
4. Pemberian sealant pada sela lembaran ACP dan pembersihan

Pada kesempatan ini saya membahas bagian pertama terlebih dahulu yaitu
pemasangan konstruksi rangka dudukan aluminium composit panel (ACP) pada
bangunan. Dengan asumsi [emasangan dilakun pada dinding bangunan bagian
luar (yaitu pada bagian yang terkena panas matahari dan air hujan).

Cara pemasanga ranka ACP sebagai berikut :

a. Jika dudukan rangka ACP dipasang pada dinding yang terbuat dari
pasangan batu bata, maka dinding batu bata tersebut harus diplaster
terlebih dahulu, minimal diplaster tanpa aci atau bias juga di aci. Supaya
konstruksi rangja ini tetap kuat mengingat saat menahan beban rangka itu
sendiri dan beban ACP nantinya, serta tahan lama
b. Jika konstruksi rangka dudukan ACP dipasang pada dinding beton atau
beton bertulang maka dinding tersebut tidak perlu diplaster lagi, silahkan
langsung pasang.
c. Rangka dudukan ACP sebaiknyamenggunakan material metal atau logam
yang berkualitas baik, sehingga tidak mudah berkarat dan tidak mudah
rusak akibat berkarat tersebut. Seperti gambar dibawah ini : a, adalah
aluminium, dan b. adalah besi hollowyang di cat (dengan ketebalan
material logam yang ,emadai untuk menahan beban sendiri rangka
tersebut dan ACP yang akan dipasang pada rangka tersebut)

Dalam hal inin, sebaiknya tidak menggunakan seperti rangka furring


gypsum galvanis. Karena bahan ini tidak bahan cucaca, panas matahari,
air hujan, da kelembabapan, sehingga sangat mudah karatan . karatan ini
akan cepat sekali furring tersebut. Seperti gambar dibawah ini
(keterangan: furring galvanis hanya cocok digunakan untuk dalam
bangunan)

d. Dilakukan marking pada dinding batu bata (dalam hal ini, contoh
dilakukan pada dinding batubata yang telah diplaster). Jarak horizontalnya
misalkan 60cm dan jarak vertikalnya juga 60cm. sepertigambar dibawah
ini.

e. Lakukan pemasangan dudukan rang ACP contoh menggunakan besi


hollow 40x40

Pemasangan besi hollow ini bias dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Satu persatu besi hollow (yang telah dipasang bracket) ;langsung dikunci
pada dinding tersebut dynabolt. Besi hollow lainya bias di jon dengan
system pengelasan sampai semua terpasang. Seperti bias di lihat pada
gambar dibawah ini
2. Bias juga semua besi hollow difabrikasi terlebih dahulu (dengan system
pengerasan), dan dipasang dipasang bracket pada tempat tempat
tertentu. Kemudian sekaligus dipasang pada dinding tersebut. Seperti
gambar dibawah ini

f. Setelah semua besi hollow terpasang, lakukan pengecekan ulang terhadap


kekuatan pasangan dynabolt dan pengelasan. Hal ini diperlukan untuk
memastikan kekuatan rangka dudukan tersebutsebelum alumanium
composit panel (ACP) dipasang pada rangka tersebut
g. Pemasanga selesai

3. Cara pasang aluminium composit panel (ACP) fabrikasi lembaran ACP

Tahapan pekerjaan fabrikasi ACP sebagai berikut :


1. Ukur rangka dudukan ACP yang telah tersedia, untuk menentukan ukuran
potongan lembaran ACP yang akan dibentuk. Pada gambar dibawah ini
dapat dilihat ukuran jarak as besi hollow ukuran 40x40 (sebagai dudukan
ACP) adalah 60cmx60cm.
2. Karena ukuran jarak As besi hollow 40x40 (sebagai dudukan ACP)
=60cmx60cm. kita bias merencanakan ukuran potongan lembar ACP
=64cmx64cm, sepertigambar dibawah ini, gunakan mesing potong plat
aluminium untuk melakukan pemotongan.

3. Setelah lembaran acp selesai dipotong dengan ukuran =64cmx64cm


lakukan proses routing pada lembaran ACP tersebut, agar nanti bias
ditekuk sebesar 90 derajat. Sesuakan ukuran roting seperti gabar kedua
dibaha ini, yaitu =59cmx59cm pada bagian tengah dan 2,5 cm pada
bagian keliling
4. Setelah routing selesai, potong ke 4 sudut (yang diarsir warna biru)
sepertigambar diatas. Lalu buang bagian yang berwarna biru tersebut,
sepertigambar dibawah ini

5. Lalu tekuk 4 bagian sisi ACP yang lebar 2,5cm tersebut keatas, sebesar 90
drajat seperti gambar dibawah ini
6. Setelah CAP terbentuk seperti gambar diatas buat bracket dengan
menggunakan potongan plat siku aluminium yang telah disediakan
sebelumnya (seperti gambar dibaeah ini) untuk menentukan ke 4 sudut
yang di tunjukkan pada gambar diatas

7. Kunci ke4 sudut yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini


menggunakan bracket yang telah disediakan sebelumnya. Penguncian
paku rivert (paku keling)

8. Setelah keempat bracket diatas terpasang kita perlu memasang bracket


lagi pada ke empat sudut tersebut, yaitu bracket yang nantinya akan
digunaka untuk mengunci atau menyatukan lembaran ACP pada dudukan
ACP. Panjang bracket tidak garus 5 cm, tapi disesuaikan dengan bobot
lembaran ACP yang akan dipikulnya, bias 6cm atau 7 cm

Buat bracket menggunakan plat siku alumanium (atau plat siku dari besi) seperti
pada gambar dibawah ini. Lalu pasng bracket pada lembaran ACP dengan
menggunakan pakurivert(paku kaoling) setiap sudut lembaran ACP dipasabg dua
buah bracket.

Jika dihitung jumlah racket ini = 8 buah (per-setiap lembaran ACP yang telah
difabrikasi, karena setiap susdut dipasang 1 buah bracket) hal perlu yang
diperhatikan adalah posisi 8 buah bracket tersebut

Posisi 8 buah bracket tersebut harus diatur sedemikian rupa agar tidak tumpang
tindih dengan bracket pada lembaran ACP ke-2, ke-3, ke-4 dan seterusnya. Yang
dipasang disamping kiri, kanan, atas, bawah, dar masing masing lembaran ACP
tersebut.
9. Pekerjaan fabrikan lembaran ACP selesai. Kita dapat membuat jumlahnya
bsesuai kebutuhan, umtuk menutup seluruh rangka dudukan ACP yang
ada. Tahapan selanjutnya (tahap ke3) adalah memasang lembaran ACP
yang telah di fabrikasi pada rangka dudukan yang ada.

4. Cara pasang aluminium composit panel (ACP) memasang lembaran


ACP yang telah difabrikasi pada dudukan

Setelah rangka dudukan ACP telah selesai dipasang pada dinding banguna,
dan lembaran ACP telah selesai difabrikasi (dibentuk), selanjutnya kita dapat
memasang lenbaran ACP tersebut pada rangka dudukan ACP yang ada,
dengan memperhatikan 3 hal berikut
1. Pemilihan material yang berkualitas dan tepat guna
2. Kekuatan pemasangan
3. Kerapian pemasangan

Memasangnya yaitu dengan cara mengunci bracket yang telah dipasang


lembaran ACP selanjutnya, pada rangka dudukan ACP (besi hollow),
menggunakan sekrup pengunci dengan bantuan mesin bor.

Material dan peralatan yang dibutuhkan :

1. Mesin bor (C) untuk memasang sekrup pengunci


2. Mata kunci baut hexagon (A) untuk memasang sekrup tipe kepala sekrup
hexagon (jika kepala sekrup pengunci berbentuk hexagon)
3. Mata obeng positif (B) untuk memasang sekrup tipe kepala sekrup lubang
positif. (jika kepala sekrup pengunci berbentuk positif)
4. Sekrup pengunci. Untuk mengunci lembaran bracket yang dipasang
lembaran ACP pada rangka dudukan ACP (besi hollow) sebaiknya sekrup
ini terbuat dari logam dan keras dan tidak mudah berkarat agar bias
tahan terhadap cuaca, hujan, panas dan sebagainuya

Pada gambar diatas terlihat 3 jenis sekrup yaitu sekrup tipe (D) (kepala sekrup
berbentuk hexagon) (E) kepla sekrup pengunci berbentuk positif dan (F).

Gunakan sekrup tipe D atau tipe E untuk menyatukan bracket lenbaran ACp pada
rangka dudukan besi hollow. Sebaiknya jangan menggunakan sekrup tipe F.

Tahapan pemasangan besi hollow pada lembaran ACP pada rangka hollow

1. Tentukan dan sediakan terlebih dahulu sekrup pengunci yang akan


digunakan untuk menyatukan bracket lembaran ACP pada rangka
dudukanya. Misalnya di sini kta menggunakan sekrup tipe E seperti
gambar diatas
2. ]persiapkan mesin bor dan mata obeng positif untuk memasang sekrup
pengunci tipe E tersebut. Lalu pasang mata obeng positif pada mesin bor
C. kunci dengan kuat menggunaka kunci penjepit G yang telah disediakan
pada saat pembelian mesin Bor.
3. Lakukan pemasangan lembaran ACP pada rangka dudukan menggunakan
sekrup pengunci, dengan bantuan mesin bor dan mata obeng positif
seperti 2 buah gambra di bawah ini

4. Lakukan penguncian pada ke 8 bracket yang ada seperti gambar dibawah


ini

5. Lakukan pemasangan lenbaran ACP pada lembaran lembaran berikutnya


sampai semua rangka dudukan terpasang oleh lembaran ACP tersebut.
Seperti gambar di bawah ini.
6. Setelah semua rangka dudukan terpasang oleh lembaran ACP, maka
selesailah proses pemasangan lembaran ACP tersebut.

5. Pemberian sealant pada lembaran ACP.

setelah semua ramngka ACP dipasang pada dudukanya selanjutnya adalah


pekerjaan tahap 4 yaitu pemberian sealant (silikon) pada sela masing masing
lembaran ACP tersebut (pekerjaan finishing). Lalu diakhiri dengan pekerjaan
pembersihan.

Jika ACP dipasang pada bagian luar bangunan, sebaiknya sealant atau silicon
yang digunakan memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. tahan terhadap suhu panas dan ultra violet dari sinar matahari
2. tahan terhadap suhu dingin
3. tahan terhadap siraman air hujan
4. memiliki daya rekat yang tinggi pada permukaan ACP yang cenderung
tidak berpori.

Cara memberikan sealant pada lembaran ACP :

1. rekatkan kertas lem (A) pada lembaran ACP, posisi lem dapat dilihat
seperti gambar dibawah ini.
2. Selipkan (masukkan) flexible gasket (B) kedalam sela lembaran ACP
tersebut dengan bantuan kape/sekrap (C) seperti gambar di bawah ini

Flexible gasket yang masuk pada sela lembaran ACP harus cukup
kedalamanya untuk meberikan ruang bagi sealant yang akan diaplikasikan
diatas gasket tersebut

3. Aplikasikan sealant (D) pada sela lembaran ACP yang telah dipasang
flexible gasket tersebut, dengan bantuan sealant gun (E) agar pekerjaan
menjadi lebih mudah, seperti gambar dibawah ini
4. Lalu rapikan sealan tersebut dengan menggunakan kape/sekrap (F) yang
ujungnya telah dimodifikasi menjadi melengkung seperti gambar dibawah
ini.

5. Setelah proses merapikan sealan dengan kape selesai, lepaskan kertas


lem (A) dari permukaan lembaran ACP tersebut.
Agar lebih mudah, proses melepaskan kertas lem tersebut harus segera
dilakukan pada saat sealant masih dalam keadaan basah (setengah
kering). Seperti pada gambar di bawah ini.

6. Setelah semua pekerjaan pemberian sealant diatas selesai, lakukan


pembersihan pada setiap permukaan ACP yang ada, baik itu berupa sisa
kotoran sealant yang menempel, melepaskan plastic lapisan pelindung
permukaan ACP dan sebagainya.
7. Pekerjaan pemberian sealant selesai.

A. PEKERJAAN PENGUNCI & PENGGANTUNG


A. Ruang Lingkup
1) Pekerjaan pengunci & penggatung merupakan salah satu dari bagian
pekerjaan akhir sebelum dilakukan pengecatan, dan persyaratannya dapat
dilaksanakan apabila beberapa pekerjaan lain telah terlaksana seperti
pekerjaan kayu, kusen, pintu dan jendela.
2) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
daun pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
3) Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela
aluminium seperti yang ditunjukkan/disyaratkan dalam detail gambar.

B. Pekerjaan Yang Berhubungan

1) Pekerjaan Pintu dan Jendela


2) Pekerjaan Panil Pintu
3) Pekerjaan Kusen
C. Persyaratan Bahan

1) Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang


tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian 'hardwere' akibat material yang ditunjuk sudah tidak diproduksi
lagi oleh Pabrik yang bersangkutan, maka dari pemilihan merek, Kontraktor
wajib melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Konsultan Management
Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan ulang.
2) Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat
aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.
3) Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan 'Backed Enamel
Finish' yang dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan
nomor pengenalnya.

D. Peasangan Alat Pengunci

a. Untuk pemasangan alat – alat kunci dan penggantung tersebut di sesuaikan


dengan gambar detail.
b. Gerendel dan hak angin di pasang dua buah untuk setiap daun jendela,
pemasangannya harus betul – betul rapi. Untuk melengketkan alat tersebut
kedaun jendela harus menggunakan mur.
c. Engsel pintu di pasang tiga buah setiap lembaran daun pintu dengan standar
merk atau yang setara. Pemasangannya dilakukan dengan mur khusus untuk
pintu, tidak di benarkan melengketkan engsel ke pintu dan kusen dengan
menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan cara
memutarkan mur dengan obeng sampai rapat dan kuat sehingga seluruh mur
masuk dan menempel kekayu.
d. Setelah Daun pintu siap dipasangkan pada dudukannya dalam kondisi belum
dilapisi cat atau pliturdipasangkan engsel pintu 3 pasang dan ketinggian dan
jarak sedemikian rupa kemudian diapsangakan kunci sesuai tanam besar
pada posisi lubang kunci atau sesuai dengan gambar ketinggian posisi kunci.
e. Pemasangan kunci menggunakan sekrup dengan ukuran sesuai dengan
lubang sekrup tidak menggunakan paku untuk memperkuat dudukan
kuncinya.
f. Untuk daun pintu yang terpasang double atau dua buah daun
dipasangkan espagnolet di salah satu sisi.
g. Untuk tiap jendela dan bouvenlict dipasangkan hak penahan dan
grendel pengunci.

E. Pemasangan Kaca

Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hati-hati
dalam penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang penting
pada saat memasang kaca pada daun pintu/jendela. Konstruksi pemasangan
kaca pada daun pintu/jendela dapat dilakukan dengan bermacam-macam
metode, tergantung material rangka daun /jendela, fungsi, dan ketebalan kaca.
Bila tebal kaca lebih dari 5 mm, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur
takikan untuk penempatan kaca. Kemudian kaca ditahan dengan lis kecil atau
karet proteksi.

 Cara memasang kaca pada daun pintu/jendela adalah sebagai berikut;

1. Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas.
Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun
pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.

2. Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.

3. Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau


kain untuk memegang kaca.

4. Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang


dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca
karena gerakan martil.

B. PEKERJAAN ELECTRICAL DAN DATA

A. Persiapan
1) Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal baik
single diagram maupun pengawatan kabel.

2) Approval material yang akan digunakan.

3) Persiapan lahan kerja.

4) Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat


bantu kerja disiapkan.
5) Pengukuran dan Penentuan tata letak kabel dan peralatan listrik lainnya.

B. Pemasangan instalasi kabel

Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana
pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester.
Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang
ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m. setelah pipa tertanam dengan
kuat dan di plester maka dilakukan penarikan kabel dan memasukkan kedalam
pipa instalasi. Setiap Sambungan atau penyambungan kabel harus dilakukan
isolasi atau menggunakan lasdop

C. Pemasangan fitting dan armature

Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak
terjadi bongkar/pasang armature.

D. Pemasangan saklar dan stop kontak


1) Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, dengan
mengunakan cutter.

2) Pasang conduit dan inbow dos.

3) Tunggu sampai plester dinding akhir.

4) Pemasangan alat bantu listrik seperti saklar, stop kontak sekitar 1,2 M dari
lantai dan MCB 1,5 m dari lantai.

5) Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

E. Testing dan commissioning

Test tahanan kabel sebesar 2 ohm serta test fitting/armature lampu selama ± 1 x
24 jam.

F. Pekerjaan CCTV

1. PENGATURAN LETAK

2. Pilih lokasi / daerah yang hendak dipasang / diawasi CCTV, pergunakan camera
yang sesuai dengan kebutuhan anda. potong cable sesuai dengan jarak yang
dibutuhkan.

3. PEMASANGAN CONNECTOR BNC/RCA

Connector BNC dan RCA ini memiliki fungsi yang berbeda, untuk BNC digunakan
untuk mengkoneksika camera dengan DVR, sedangkan RCA biasa digunakan
untuk mengkoneksikan DVR dengan Video-IN pada TV.
Berikut adalah gambar cara pemasangan connector BNC pada cable CCTV:

Untuk RCA, gunakan BNC to RCA converter, tinggal dipasangkan pada kepala
BNC.

4. PEMASANGAN CAMERA

Pasang body camera pada titik yang sudah ditentukan, sebelum benar-benar
dipatenkan letaknya sebaiknya ditest terlebih dahulu daerah tampilan cameranya
menggunakan TV dan kabel RCA dari camera langsung ke TV.

Camera memiliki 2-3 jenis kabel input yaitu: BNC Video, Adaptor, Audio

Contoh kabel camera dengan input BNC dan Adaptor.power in.

5. PEMASANGAN DVR

Buka tutup body DVR pasangkan HARDDISK sesuai dengan tempatnya, berikut
gambar pemasangan HARDDISK SATA:
Setelah terpasang dengan baik, tutup kembali dan jalankan DVR. Untuk settingan
DVR bisa membaca langsung pada buku panduan DVR. Setting Recording harap
diperhatikan agar rekaman dapat berjalan dengan baik.

Untuk setting internet dan handphone, silahkan memperhatikan pada bagian


setting Networking secara detail.

G. Pekerjaan Fire Alarm ,Telpon, Sound System

Yang dimaksud pekerjaan Fire Alarm Telpon dan Sound System adalah
pekerjaan pemasangan instalasi sistem deteksi dini untuk kebakaran dalam
gedung dan sistem komunikasi dengan orang lain

a. Proses Pelaksanaan.

a.1. Handling.

Untuk material – material fire alarm, telpon dan Soun System


(conduit, kabel, klem), karena dimensinya tidak terlalu besar dan
tidak terlalu berat maka untuk pekerjaan yang dekat dengan
gudang, pengangkutannya dapat menggunakan tenaga manusia.
Tetapi untuk yang lokasinya jauh maka pengangkutannya dapat
menggunakan bantuan mobil pengangkut.

a.2. Pemasangan / Pelaksanaan.

· Pada saat pengecoran plat lantai, pekerjaan instalasi Fire Alarm,


Telpon dan Sound System dapat segera dimulai dengan
pemasangan sparing conduit bersamaan dengan pembesian plat
lantai.

· Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka pekerjaan wiring


kabel untuk Fire Alarmn dan Telpon dapat segera dimulai sesuai
shop drawing yang disetujui.

· Test tahanan kontinuitas.


· Pada saat pekerjaan bata (dinding), sparing dan wiring Fire Alarm
dan Telpon dipasang pada dinding dimana titik Fire Alarm (bell,
manual station, dll) dan titik outlet Telpon nanti diletakkan.

· Setelah dinding dilakukan finishing, ceiling sudah terpasang dan


kondisi keamanan sudah terjamin (ruangan terkunci) maka titik
Fire Alarm dan Detector, Outlet Telpon dapat segera dipasang.

· Setelah itu dilanjutkan dengan connection instalasi ke terminal box


Fire Alarm dan TB Telpon di masing – masing lantai.

· Connection terminal box per lantai dengan MDF Fire Alarm, MDF
Telpon, dan MDF Sound System

· Test fungsi.

b. Pengetesan.

Untuk pekerjaan ini dilakukan test kontinuitas.

3. TESTING DAN COMMISIONING.

Sesuai dengan standart yang ada dalam elemen – elemen ISO 9001, maka
pekerjaan Inspection and Test adalah suatu item yang harus menjadikan
concern bagi pelaksanaan pekerjaan ini. Didalam pelaksanaan nantinya kami
merencanakan Tahap Pekerjaan Inspection and Test sebagai berikut :

1. Incoming Inspection

Adalah inspeksi yang dilakukan pada saat penerimaan barang dari


vendor / supplier, hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa barang
yang dikirim / yang kami terima adalah barang yang benar – benar
sesuai dengan spesifikasi, kebutuhan dan pesanan.

2. Inprocess Inspection

Adalah inspeksi yang dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan .


Dengan demikian maka apabila terdapat kesalahan dalam proses
pekerjaan dapat dideteksi sejak dini.

3. Final Inspection

Adalah inspeksi yang dilakukan pada saat pekerjaan telah selesai. Hal
ini untuk memastikan bahwa semua pekerjaan atau peralatan yang
dipasang sesuai dengan rencana.

4. General Testing dan Commisioning.


Pada tahap ini pelaksanaan Partial Test maupun General Testing dan
Commisioning dilakukan oleh Kontraktor dengan disaksikan oleh
Konsultan / Owner.

C. PEKERJAAN FINISHING
1. PEKERJAAN PENGECATAN

Beberapa pekerjaan persiapan dilakukan sebelum melaksanakan


pekerjaan, yaitu sebagai berikut :
a) Pembuatan dan pengajuan shop drawing untuk mendapat persetujuan dari
direksi.
b) Mempersiapkan material, alat dan tenaga kerja sesuai dengan persetujuan
direksi.
c) Memeriksa pekerjaan lain yang harus sudah selesai sebelum pekerjaan
pasangan dimulai.
d) Membersihkan puing-puing dan steiger/perancah struktur yang akan
mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.

Metode pelaksanaan :
a. Penggunaan material cat harus terlebih dahulu disetujui oleh konsultan
pengawas.
b. Pekerjaan pengecatan dimulai setelah pekerjaan dinding dan plafond selesai.
c. Disediakan steger bambu untuk posisi dinding luar, sedang untuk dalam
dibuat dari kaso yang dibentuk seperti bangku.
d. Untuk dinding digunakan rol cat, sedang untuk list digunakan kuas.
e. Sebelum dicat di plamir dahulu supaya rata.
f. Pengecatan dilakukan 3 x pengecatan sampai rata
g. Kaleng yang berisi cat harus diaduk benar-benar sebelum dituangkan ke ketel
dan di pakai sesuai dengan ketentuan pabrik.
h. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara
yang benar.dalam pelaksaan harus disiapkan lap bersih jika dinding tiba-tiba
terkaena debu/kotoran.
i. Bila dinding ada yang belum rata atau masih kasar maka di gosok dahulu
dengan aplas setelah itu serta diplamur ulang dan diberi dicat dasar dan
diperbaiki dengan menambal dan meratakannya
j. Apabila pengecetan pada dinding yang diaci diperhatikan bahwa dinding
benar-benar telah kering. Dan bila masih ada sisa plesteran yang menempel
harus dibersihkan lebih dahulu.
k. Retak-retak yang lebar harus diplester lebih dahulu setelah itu baru dicat.
l. Sebelum permukaan plesteran diberi 1 lapisan cat dasar yang tahan alkali,
debu yang menempel pada permukaan harus dibersihkan lalu dikeringkan.
m. Pengecatan pada permukaan tembok/dinding semen baru dan Plafonnd harus
dipastikan bahwa tembok tersebut telah benar-benar kering (minimal 3 hari),
apabila dipandang dengan kasat mata ciri permukaan tembok yang sudah
kering adalah memutih dan bila dipegang tangan telah terasa mengering dan
tidak ada kelembaan.
n. Pengecatan pada bidan kayu atau multipleks harus di meni, plamur, di gosok
sampai halus/rata kemudian di cat sebanyak tiga kali dan cat kayu yang di
pakai adalah merk Avitex Wood Paint atau yang setara dan untuk kayu yang
akan di plitur harus di gosok sampai halus kemudian di plitur.
o. Pengecatan pada plafond dilakukan maksimal dua kali dan menggunakan cat
yang bermerk Super Avitex atau yang setara. Plafond yang akan di cat
terlebih dahulu harus di bersihkan, dan di plamur, di amplas sampai halus
kemidian baru dicat dengan cat Emulasi.
p. Selesai pekerjaan pengecatan, bidang-bidang cat dibersihkan dari kotoran
dan debu, lantai kerja dibersihkan dari bekas-bekas cat.

D. PEKERJAAN LAIN_LAIN DAN PEMBERSIHAN

1. PEKERJAAN PAVING

a. Pemasangan Cansting Pra cetak (15X30X40) K.300

Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan
paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar
paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.

b. Urugan Pasir Pasangan


Lapisan Urugan Pasir Pasangan di bawa menggunakan dump truck. Kemudian
dihamparkan menggunakan tenaga manual/alat bantu. Pekerjaan lapisan Urugan
Pasir harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang kita butuhkan.
Profil lapisan permukaan Urugan Pasir juga harus mempunyai minimal kemiringan 2
%, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting untuk
jangka panjang kestabilan paving kita.

c. Pemadatan Memakai Stamper

Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat stamper. Pemadatan


hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving
dengan minimal akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan
meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat
memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya sesuatu
yang melintas melewati pasangan paving tersebut.

Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan
untuk memadatkan pasir alas dengan penurunan 5 – 15 mm (tergantung pasir yang
dipakai). Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu abu batu/pasir pengisi
celah/naat block, dan masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.

d. Pas. Paving Blok Type Segi Empat T=8 cm, K=300


 Pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base.
Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang
seragam dan harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya
pada lapisan base.

 Penggelaran pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter didepan paving terpasang
dengan tebal screeding.

 Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point) diatas
lapisan pasir alas (laying course).

 Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan
kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis
B, kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing diujung benang
tersebut.

 Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran pasir


alas. Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak
celah/naat dengaan spasi 2-3 mm untuk pengisian joint filler.

 Memasang paving harus maju, dengan posisi sipekerja diatas block yang sudah
terpasang.

 Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang


permukaan paving minimal mencapai 2 % dan maksimal 4 % denga toleransi
cross fall 10 mm untuk setiap jarak 3 meter dan 20 mm utnuk jarak 10 meter
garis lurus. Pembedaan maksimum kerataaan antara block tidak boleh melebihi
3 mm.

e. Pas. Paving Blok Type.Topi Uskup T= 8 cm, K=300


Pemasangan Topi Uskup
Paving model topi uskup dipasang bagian pinggir dengan cara / model sesuai gambar
rencana.
Pengisian join filler harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan seara
dilanjutkan dengan pemadatan paving.

2. Pekerjaan Pemasangan Logo

 Melakukan pemesanan huruf dan logo sesuai dengan gambar


rencana.
 Melakukan Pengukuran tata letak logo dan huruf yang akan dipasang.
 Menentukan ketinggian dari huruf timbul/lettering yang ingin
dipasang.

 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan.

 Ambil masing-masing huruf tempelkan sesuai patokan yang telah


ditandai tadi kemudian tandai seluruh bidang huruf untuk patokan
batasan pemasangan.

 Apabila semua sudah selesai baru masuk pada proses penempelan


pada dinding dengan campuran semen.

3.Pekerjaan Pembersihan

Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktor pelaksana


wajib membersihkan semua bagian Pekerjaan, Terutama Pembongkaran Stagger
yang masih terpasang, pembesihan semua Bekas tumpahan cat areal
pengecatan, lantai dinding, pintu/jendela, dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana
juga harus membersihkan barang bekas dan peralatan kerja. Semua sisa material
yang digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkungan pekerjaan, sehingga
halaman benar-benar bersih dan rapih.

4. Masa Pemeliharaan

Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk


Melakukan pengecatan ulang jika ada masalah cat yang terkelupas atau ada
pengecatan yang kurang sempurna, dan bertanggung jawab atas semua
kekurangan dari item pekerja yang telah dikerjakan.

5. Ketentuan Tambahan

Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar kerja tapi tidak dinyatakan
dalam RKS ini atau sebaliknya, akan tetapi menyangkut pekerjaan
pengecatan ini, maka pemborong wajib menyelesaikan sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan / Pihak Direksi.

Selain gambaran kerja yang ringkas ini, semua ketentuan-ketentuan


administrasi pemeriksaan bahan dan mutu pekerjaan serta ketentuan-
ketentuan lain dari direksi yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan
pembersihan cat dan pengecatan cat termasuk pula sebagai pedoman
penyelenggara pekerjaan yang harus ditaati oleh Rekanan. Satu dan lain-lain
menurut petunjuk Unsur Teknis yang tidak bertentangan dengan uraian dan
syarat-syarat ini.

6. Laporan
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik, maka penyedia
jasa harusmenyediakan laporan harian, mingguan dan bulanan.

Cara Pelaksanaan

a. Laporan dibuat setiap hari dengan mencatat pekerjaan yang


dilaksanakan dalam hari berjalan terhitung pada saat adanya SPMK.
b. Laporan harian berisi tentang jenis pekerjaan, volume pekerjaan
yang dicapai setiap hari lengkap dengan perhitungan dan gambar
typicalnya, cuaca, jumlah tenaga, alat yang digunakan serta jumlah
dan jenis bahan yang digunakan.
c. Laporan mingguan berisi tentang rekapan laporan harian 1 (satu)
mingguan, selain itu juga berisi volume pekerjaan minggu lalu.
d. Laporan bulanan berisi tentang rekapan laporan harian dan laporan
mingguan, selain tu juga berisi volume pekerjaan bulan lalu.

7. Dokumentasi
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik dan sebagai
bukti yang meyakinkan di kemudian hari, maka penyedia jasa harus
menyediakan foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dengan
menggunakan camera digital.

Cara Pelaksanaan

1) Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan masih


pada posisi 0%, mencapai bobot 50% dan 100% untuk satu titik atau
lokasi pengambilan foto yang sama.
2) Foto 0% diambil pada saat pekerjaan belum dimulai untuk
mengetahui kondisi sebenarnya dari lokasi yang akan dikeerjakan
oleh penyedia jasa.
3) Foto 50% diambil pada saat pekerjaan sedang berlangsung untuk
melihat kondisi lapangan pada kondisi 50%.
4) Foto 100% diambil pada saat pekerjaan sudah terlaksana secara
tuntas untuk melihat kondisi akhir pekerjaan.
5) Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera dan arah bidikan yang
kemudian diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
6) Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi pengambilan
harus dari arah yang sama yang sudah ditentukan sebelumnya.
8. Kesimpulan

Dari metode pelaksanaan tersebut maka dapat diperkirakan waktu


pelaksanaan tiap– tiap pekerjaan dan dapat diperkirakan item – item
pekerjaan mana saja yang pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara
bersamaan untuk kemudian dapat dibuat time schedule proyek secara
keseluruhan yang seefisien mungkin sehingga tuntutan pekerjaan dapat
terpenuhi khususnya mengenai ketepatan waktu.

Demikian metode pelaksanaan ini kami sampaikan sebagai gambaran


pelaksanaan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai