UMUM
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi .
Umumnya aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode – metode
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis,
cepat, dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada
suatu proyek konstruksi. Sehingga , target, waktu, biaya dan mutu
sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan
suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan.
Khususnya pada saat menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh
kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu
penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan akan
sangan membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi yang dilaksanakan.
Untuk memenuhi tuntutan di atas penyedia jasa siap menyediakan
tenaga ahli yang cakap dan cukup terampil di bidangnya sebagai pelaksana di
lapangan didukung oleh asisten pelaksana yang handal, serta didukung pula
dengan peralatan yang memadai sesuai kebutuhan, baik di segi jumlah
maupun kapasitas operasional dalam rangka kelancaran dan keseimbangan
pekerjaan di lapangan. Penyedia barang / jasa akan selalu mengadakan
koordinasi dengan Direksi, instansi terkait baik teknis maupun non teknis
terlebih pendekatan dengan pemerintah setempat, berkenaan dengan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
A. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu proyek konstruksi, pekerjaan
yang pertama harus dilakukan adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan
persiapan ini baik untuk proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat,
proyek pembangunan airport, jembatan, jalan , pelabuhan , dermaga maupun
jalan serta proyek konstruksi lainnya secara umum tidak banyak berbeda,
Besar kecilnya, mudah atau sulitnya tergantung pada masing-masing proyek
yang akan dikerjakan
Pekerjaan persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaan
suatu proyek konstruksi. Adapun pekerjaan yang harus dilakukan dalam
pelaksanaan persiapan proyek kontruksi, antara lain
I. Design Developmen
Yang termasuk dengan Design Developmen, pada prinsipnya adalah
perencanaan tata cara letak atau lay out dari fasilitas-fasilitas yang
diperlukan selama pelaksanaan proyek. Fasilitas proyek yang dimaksud
antara lain :
Dokumentasi dan administrasi laporan
Shop Drawing dan Asbuilt Drawing
II. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Pembongkaran, Pembuangan Sisa Bongkaran &
Penebangan Pohon
Pekerjaan Pengukuran / Pas. Bouwplank
Pengadaan papan proyek
Kantor Direksi Keet
Pekerjaan Gudang dan Los Kerja
Cara Pelaksanaan :
Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan
tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan
puing-puing didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan
harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan
Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup pula
perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan harus
tetap berada ditempatnya dari kerusakan atau cacat.
Segala obyek yang ada dimuka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan
lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan
dan atau dibongkar serta dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggu
dan akar harus dibuang dari daerah galian sampai kedalaman
sekurangkurangnya 50 cm. dibawah elevasi lubang galian sesuaiGambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug dengan material yang
memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum
sesuai AASHTO T99.
Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup
pembongkaran/pembersihan/pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak/site
terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas/ Perencana dan
Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran
pelaksanaan diantaranya :
• Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.
• Pembersihan material yang ada dilokasi.
Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siapun tuk
dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja. Barang
hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak / site konstruksi
dan dikumpulkan ditempat/ lokasi tertentu yang ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas. Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak dapat
dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan
Pengawas.
Pengukuran kondisi tapak dan penentuan peil ±0.00
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, dilakukan pengukuran kondisi “existing”
tapak terhadap posisi rencana bangunan hasil pengukuran harus diserahkan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas,
dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada
instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
B. STRUKTUR
a. PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam
gambar pelaksanaan atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk
mencapai daya dukung yang baik,dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
Jika galian melampaui batas kedalaman,kontraktor harus menimbun kembali
dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum,Hasil galian yang dapat dipakai
untuk penimbunan harus diangkut langsung ke tempat yang sudah
direncanakan dan disetujui oleh Direksi.
2. Urugan pasir
Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus dilakukan test tanah dan atas
persetujuan Direksi. Dipilih pasir yang baik secara teknis,bebas dari akar, bahan-
bahan organis, barang bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapat persetujuan
Direksi dengan ukuran ketebalan 10 cm di bawah lantai
Setelah galian pondasi dikerjakan maka dilakukan timbunan pasir bawah pondasi
yang tebalnya biasa digunakan 5 cm dari lapis tanah dasar atau sesuai gambar
rencana. gunanya urugan pasir dibawah pondasi ialah untuk perbaikan dan
perataan tanah, Pasir urug disiram dengan air sampai padat, Bahan-bahan yang
digunakan dalam pekerjaan ini adalah pasir dan air.
3. Urugan Tanah
Tanah yang digunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang
bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi
lapangan. Jika diijinkan dapat digunakan tanah bekasgalian.
Pengurugan dilakukan lapis demi lapis tiap 20 cm dengan ketebalan + 40 cm
dalam keadaan padat, kemudian dibasahi dan dipadatkan. Direksi dapat
memerintahkan pengurugan melebihi ukuran, diperhitungkan penyusutan
tanah akibat konsolidasi.
B PEKERJAAN PONDASI
1. Pondasi poer plat
b) Pekerjaan Penulangan
1) Perakitan tulangan
2) Pemasangan Tulangan
c) Pekerjaan Bekisting
d) Pekerjaan Pengecoran
2. Pondasi garis
Pada pekerjaan pasangan pondasi garis ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan
pemasangan batu kali.
Pembuatan profil :
1. Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil
dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
2. Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
3. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan
titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan
bidang atas profil sesuai peil pondasi.
4. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga
dipaku agar lebih kuat.
5. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan
profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
6. Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang
tidak tepat,demikian juga peilnya.
5. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan,
sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
A. Pekerjaan Beton
1. Pekerjaan Bekisting
Dalam pekerjaan bekisting terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni :
Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.
Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.
Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bagi struktur beton sesuai yang direncanakan.
Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.
Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan
juga tidak merusak beton.
Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik
secara vertical maupun horizontal.
Sedangkan bahan bekisting yang digunakan pada proyek ini adalah menggunakan
bahan yang sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam RKS, Bekisting dari
multipleks/papan tersebut diperkuat dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, atau
dari bahan lain yang disetujui oleh konsultan pengawas untuk mendapatkan
kekuatan dan kekakuan yang sempurna. Sedangkan steiger yang digunakan adalah
dari pipa – pipa besi standar pabrik atau kayu /dolken.
Bekisting Kolom
- Vertikalisasi
Pengecoran balok dan pelat lantai dilakukan bersamaan sekaligus, menjadi satu
kesatuan struktur, sehingga form work dan kolom balok dan rumah lift, dibuat
sebagai satu kesatuan yang bersifat tetap. Sesudah selesai form work ini baru
dibongkar dan sebagian yang kondisinya masih baik dapat digunakan kembali.
Adapun pada sistem ini digunakan scaffolding. Kontak antara kaki scaffolding dengan
tempat berpijaknya harus dijaga sempurna, demikian juga sambungan kaki
scaffolding antara yang dibawah dengan yang diatas harus rapat.
2. Pekerjaan Pembesian/Penulangan
Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tarik, gaya geser dan
momen torsi yang timbul akibat beban-beban yang bekerja pada konstruksi beton
tersebut. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan
sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja, RKS dan Aanvulling yang telah
direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal:
Proses fabrikasi besi terdiri dari pemotongan dan pembengkokan besi tulangan.
a. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya
lekat antara baja tulangan dengan beton.
b. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah
yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya
dari batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain.
c. Panjang dan bentuk baja tulangan harus direncanakan secara ekonomis sehingga
bagian-bagian sisa atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin. Sedemikian
rupa sehingga teknik pemasangan tulangan tidak menyulitkan dalam pelaksanaan
lapangan.
d. Penganyaman besi tulangan harus diikat kuat dengan memakai kawat beton agar
waktu pengecoran posisi tulangan tidak bergeser. Penopang, ganjalan, jepit dan
kawat beton harus berkualitas sama dengan bahan besi tulangan.
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke
lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai dengan gambar pelaksanaan. Kegiatan
yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
a. Penulangan Kolom
b. Penulangan Balok
Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara serentak setelah
pemasangan bekisting balok dan pelat lantai. Pemasangan tulangan balok dilakukan
sebagai berikut :
Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 3,0 cm. ujung tulangan bawah
dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran sepanjang minimal 25D.
Apabila terdapat sambungan pada penulangan dilakukan sambungan lewatan sekitar
40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling dan harus dihindarkan
penempatan sambungan ditempat-tempat dengan tegangan maksimum.
Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada tumpuan
lebih rapat dibandingkan jarak tengah bentang. Sengkang diikat dengan kawat
beton.
Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu kedalam tulangan
sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan kawat. Ujung tulangan atas
dimasukan kedalam tulangan kolom sebagai panjang penjangkaran sepanjang 40D
atau ¾ kali tinggi manfaat balok jika balok berukuran besar. Sebagai pengaku
dipakai tulangan pinggang sesuai dengan perencanaan.
3. Pekerjaan Pengecoran
B. Pekerjaan Tangga
a) Pekerjaan Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan tangga, maka yang perlu dilakukan setelah
mempersiapkan bahan & alat tersebut diatas adalah langkah-langkah sebagai
berikut untuk mendapatkan hasil yang memuaskan
c) Dinding Tangga
Dibuat sesuai dengan ukuran tangga (tebal plat + tinggi trape tangga)
Cara pabrikasi sama seperti pabrikasi dinding balok.
d) Anak Tangga
Plywood 12 mm dipotong sesuai dengan tinggi trape (optrade) dan lebar tangga,
kemudian diberi rangka.
e) Penyetelan Bordes Tangga
Sebelum memulai pekerjaan bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/
ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang
diperlukan, apakah menggunakan pipe support.
Pekerjaan bordes tangga dimulai dari pekerjaan Balok bordes, yang cara
penyetelannya sama seperti balok biasa. Kemudian antar dinding balok dipasang
kayu 5/7 (jarak maksimum 25 cm). Kayu ini berfungsi sebagai pengganti pipa
(karena bentang pendek). Setelah selesai pemasangan kayu 50/10, lalu diikuti
pemasangan plywood yang ukurannya disesuaikan dengan panjang dan lebar
bordes.
f) Badan Tangga
Badan tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai dibawahnya dan
antara bordes dengan lantai di atasnya.
g) Dinding Tangga dan Bordes
Setelah pekerjaan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang dinding
tangga kanan-kiri dan dinding bordes diatas badan tangga dan bordes. Dinding
tangga dipaku dengan badan tangga dan diberi perkuatan dengan potongan
kayu 5/7 (jarak maksimum 40 cm). Potongan kayu 5/7 dipaku antara badan
tangga dengan dinding tangga sehingga benar-benar kuat, rapi, dan tidak
goyang,. Dinding ini ttelah dipabrikasi sebelumnya.
h) Trape/ Dinding Anak Tangga
Anak tangga dipasang setelah dilakukan pengecekan terhadap elevasi bordes,
kemiringan badan tangga, penggambaran trape/ anak tangga pada dinding
badan tangga dan pembesian. Pemasangan bordes dan badan tangga salah
apabila jumlah anak tangga tidak pas, dengan antrade dan uptrade yang telah
ditentukan ukurannya (bisa kurang bisa lebih). Bila kesalahan ini terjadi maka
harus dibetulkan tterlebih dahulu.Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara
dinding badan tangga sesuai dengan yang telah digambar pada dinding badan
tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam. Untuk memudahkan
pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah semua terpasang,
kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang dari atas ke
bawah pada dua tempat kanan-kiri dan dipaku. Sama halnya dengan dinding
badan tangga, dinding anak tangga inipun telah dipabrikasi sebelumnya.
i) Pembongkaran
Pembongkaran bekisting dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah
beton berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan
setelah tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi.
Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada
pembongkaran balok biasa. Untuk pembongkaran badan tangga dan bordes,
dimulai dari pengendoran jack base dan U-head, kemudian diikuti pembongkaran
lader/pipe sipport dan kayu 6/12. Setelah itu dibongkar kayu 5/7 dan terakhir
adalah pembongkaran plywood. Setelah semua dibongkar kemudian dirapikan
dan ditumpuk pada tempat yang mudah dijangkau oleh alat angkut.
a) Persiapan :
a. Mesin las dan kelengkapanya
b. kawat las ukuran 2mm
c. Pelindung mata/protector (penting sekali supaya mata kita tidak
bermasalah kena cahaya las yang sangat tajam itu)
d. peralatan lainya yang mungkin di butuhkan.
e. Bahan plat besi / Besi holow yang mau kita las.
b) Persiapan :
a. Yang pertama dialakukan Pengukuran Tinggi/ panjang tangga
yang dibuat.
b. Melakukan Pengukuran Tingkat Kemiringan Tangga.
c. Membersikan Besi Holow dari kotoran dan karatan Sebelum Di
lakukan Pengelasan
d. Melakukan Pemotongan Besi hollow sesuai dengan Gambar kerja.
e. Di setiap Penyambungan Pengelasan Tidak Terjadi Kebocoran.
1) Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang dinding
½ bata.
Persiapan material kerja, antara lain : bata, semen PC, pasir pasang dan
air..
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : water pass, meteran, benang,
unting-unting, profil, selang air, sendok semen, dll.
2) Pengukuran
Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolith dan waterpass.
Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air
semen adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan
adukan mudah rontok dan dan pasangan batu bata cukup kuat.
Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan.
Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat
bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
Pekerjaan rangka baja dan penutup atap dilaksanakan setelah pekerjaan ring
balok lantai akhir selesai.
A. Persiapan
1) Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan penutup atap
genteng Metal.
4) Persiapan material kerja, antara lain : zinkcalume, genteng ringan, nok atap,
dynabolt, sekrup, dll.
B. Pengukuran
Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang
penutup atap Metal dan penentuan leveling ketinggian rangka atap baja ringan.
2) Setelah ring balok selesai dicor, diadakan pengukuran dan setting supaya lebih
akurat.
3) Setelah semua ukuran diketahui, maka atap baja ringan mulai dapat dipasang
yang menumpu pada ring balk dengan perkuatan baut dynabolt. Perkuatan
antara rangka baja ringan dengan menggunakan sekrup (baut).
4) Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah, maka factor yang
sangat menentukan dalam pekerjaan kuda-kuda baja ringan adalah pengaku
(bracing).
2) Kuda-kuda baja ringan diberi tanda untuk pemasangan siku penahan reng.
Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan diberi tanda, kemudian reng dipasang
diatas kuda-kuda baja ringan pada posisi plat siku dengan perkuatan
menggunakan sekrup.
Setelah atap lama sudah di bongkar maka yang pertama dilakukan pengukuran.
Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran
reng serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-
kuda tidak sama mengakibatkan genangan air.
Pasang penutup atap pada posisi di atas reng dengan sekrup Screw 12-14x20,
kemudian dilanjutkan pemasangan nok atap atau talang jurai.
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng
sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
C. Pekerjaan Waterproofing
Pekerjaan Waterprofing dilakukan setelah pekerjaan atap lainya selesai seperti
pemasangan atap, listplank dan talang jurai.
a. Bahan
1. Berupa cairan dengan komposisi dan typenya sesuai spesifikasi.
2. Pasir yang telah diayak sesuai spek.
b. Peralatan
1. Kuas kecil.
2. Sikat.
3. Sapu lidi, ijuk, betel, palu.
4. Ember.
5. Penggaruk dari kayu/papan bentuk T.
6. Compressor 4 PK / mesin semprot untuk bidang luas.
7. Masker.
c. Pelaksanaan
Pekerjaan Persiapan
1. Ada gambar kerja/shop drawing.
2. Persiapan lahan / pembersihan.
3. Persiapan bahan, alat kerja.
Gelar adukan untuk suatu luas tertentu, ratakan dengan jidar aluminium.
Lakukan pemasangan keramik seperti cara diatas pada baris berikutnya
berdasarkan keramik acuan/kepalaan, maks. 4 baris.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass, obeng,
kunci pas, gun sealant, dll.
2. Pengukuran
Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang
sesuai dengan gambar kerja.
Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.
a) Hal yang perlu diketahui : Denah instalasi dan diagram isometris pipa air
kotor serta jalur pembuangan.
b) Pipa yang digunakan ukuran 3" dan 4 "
c) Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
d) Sambungan harus betul-betul rapat.
e) Untuk air bekas harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak
kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
f) Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
g) Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas
plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau
digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
h) Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah
ditentukan).
i) Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
j) Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila
ada), di mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat
dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet
terjadi penyumbatan.
k) Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan
dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk
mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan
air.
l) Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan
bak.
6. Pembuatan Septictank
Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari
kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa
pelepasan air bersih dan udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan
mampat, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Kemiringan pipa. Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses
pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak
penampung kotoran, sebaiknya sebesar mungkin. Agar mengalir lancar,
kemiringan pipa minimal 2%, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan
ketinggian 2cm.
b. Pilih pipa saluran yang tepat. Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC.
Ukuran minimalnya adalah 4 inci. Rumah yang memiliki banyak toilet,
sebaiknya menggunakan diameter pipa yang lebih besar. Buatlah saluran
dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut, rentan mampat.
c. Sesuaikan kapasitas dengan kebutuhan. Untuk rumah tinggal dengan
jumlah penghuni hingga empat orang, cukup dibuat septic tank dengan
ukuran 1,5mx1,5mx2m. Bak endapan dan sumur resapan bisa dibuat
dengan ukuran 1mx1mx2m. Semakin banyak penghuni rumah, semakin
besar ukuran yang dibutuhkan.
d. Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak utama
harus kedap air, agar limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan
dan resapan sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan pasir.
Spesifikasi bahan untuk pembuatan septic tank tersebut antara lain:
H PEKERJAAN PLAFOND
Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle profil L/ moulding profil W
sebagai list tepi tepat pada sipatan
Tutup sambungan antara panel gypsum dengan paper tape dan compound lalu
diampelas dan difinishing dengan cat
Finishing plafond calsiboard
Sambungan List gypum harus rapih dan sambungan antara list saling menyatu
dengan mengisi cornice pada selah sambungan dan diamplas dengan halus
Persiapan
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji,
waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter,
dll.
Pengukuran
Proteksi
Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila
lokasi pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi
pekerjaan yang dapat merusak aluminium tersebut.
Tempered Glass tebal 12 mm. Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas
noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya, dari produk PT.
Asahimas Jaya Safety Glass.
Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutamaa untuk bidang-bidang tampak tidak
boleh ada cacat berkas penyetelan.
Daun pintu.
b. Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang dan tidak melintir.
G. PEKERJAAN ACP (Alumunium Composite Panel)
Aluminum Composite Panel atau biasa disingkat ACP terbuat dari bahan utama
composite/compositium material yang biasanya berbentuk lembaran yang dilapisi
aluminum pada kedua sisi luar dan bahan lapisan dalamnya terbuat dari polyethylene
dimana ketiga lapisan disatukan dalam lembaran yang kuat
Dalam prinsip pemasangannya baik untuk pemasangan untuk dinding , Plafond maupun
Gawangan Pintu pada prinsipnya sama yakni :
- Tahap Persiapan
- Perakitan Rangka/ Pekerjaan Rangka Dudukan ACP.
- Fabrikasi lembaran ACP.
- Pemasangan Lembaran ACP.
- Pemberian Sealant pada sela Lembaran ACP.
1. Persiapan
- Persiapan dan pengajuan job shop gambar gambar dari panel aluminium komposit.
- Persetujuan dari bahan yang akan digunakan, disarankan untuk
menggunakan Aluminium Composite Panel Merk ALCOPA atau Seven.
- penyiapan lahan pekerjaan.
- persiapan materi, seperti: panel aluminium komposit, aluminium frame, baut
Dynabolt, sekrup, sealant, dll
- Alat kerja persiapan, antara lain: theodolith, waterpass, meteran, benang, selang
karet, juga memotong, menggiling, pengeboran, sealant gun, Steiger, dll
Secara umum, tahapan pemasangan ACP ini bias dibagi atas 4 yaitu;
1. Pemasangan konstruksi rangka dudukan aluminium composit panel (ACP)
pada bangunan.
2. Perbaikan lembaran ACP
3. Pemasangan lembaran ACP (yang btelah difabrikasi) pada konstruksi
rangka dudukan
4. Pemberian sealant pada sela lembaran ACP dan pembersihan
Pada kesempatan ini saya membahas bagian pertama terlebih dahulu yaitu
pemasangan konstruksi rangka dudukan aluminium composit panel (ACP) pada
bangunan. Dengan asumsi [emasangan dilakun pada dinding bangunan bagian
luar (yaitu pada bagian yang terkena panas matahari dan air hujan).
a. Jika dudukan rangka ACP dipasang pada dinding yang terbuat dari
pasangan batu bata, maka dinding batu bata tersebut harus diplaster
terlebih dahulu, minimal diplaster tanpa aci atau bias juga di aci. Supaya
konstruksi rangja ini tetap kuat mengingat saat menahan beban rangka itu
sendiri dan beban ACP nantinya, serta tahan lama
b. Jika konstruksi rangka dudukan ACP dipasang pada dinding beton atau
beton bertulang maka dinding tersebut tidak perlu diplaster lagi, silahkan
langsung pasang.
c. Rangka dudukan ACP sebaiknyamenggunakan material metal atau logam
yang berkualitas baik, sehingga tidak mudah berkarat dan tidak mudah
rusak akibat berkarat tersebut. Seperti gambar dibawah ini : a, adalah
aluminium, dan b. adalah besi hollowyang di cat (dengan ketebalan
material logam yang ,emadai untuk menahan beban sendiri rangka
tersebut dan ACP yang akan dipasang pada rangka tersebut)
d. Dilakukan marking pada dinding batu bata (dalam hal ini, contoh
dilakukan pada dinding batubata yang telah diplaster). Jarak horizontalnya
misalkan 60cm dan jarak vertikalnya juga 60cm. sepertigambar dibawah
ini.
Pemasangan besi hollow ini bias dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Satu persatu besi hollow (yang telah dipasang bracket) ;langsung dikunci
pada dinding tersebut dynabolt. Besi hollow lainya bias di jon dengan
system pengelasan sampai semua terpasang. Seperti bias di lihat pada
gambar dibawah ini
2. Bias juga semua besi hollow difabrikasi terlebih dahulu (dengan system
pengerasan), dan dipasang dipasang bracket pada tempat tempat
tertentu. Kemudian sekaligus dipasang pada dinding tersebut. Seperti
gambar dibawah ini
5. Lalu tekuk 4 bagian sisi ACP yang lebar 2,5cm tersebut keatas, sebesar 90
drajat seperti gambar dibawah ini
6. Setelah CAP terbentuk seperti gambar diatas buat bracket dengan
menggunakan potongan plat siku aluminium yang telah disediakan
sebelumnya (seperti gambar dibaeah ini) untuk menentukan ke 4 sudut
yang di tunjukkan pada gambar diatas
Buat bracket menggunakan plat siku alumanium (atau plat siku dari besi) seperti
pada gambar dibawah ini. Lalu pasng bracket pada lembaran ACP dengan
menggunakan pakurivert(paku kaoling) setiap sudut lembaran ACP dipasabg dua
buah bracket.
Jika dihitung jumlah racket ini = 8 buah (per-setiap lembaran ACP yang telah
difabrikasi, karena setiap susdut dipasang 1 buah bracket) hal perlu yang
diperhatikan adalah posisi 8 buah bracket tersebut
Posisi 8 buah bracket tersebut harus diatur sedemikian rupa agar tidak tumpang
tindih dengan bracket pada lembaran ACP ke-2, ke-3, ke-4 dan seterusnya. Yang
dipasang disamping kiri, kanan, atas, bawah, dar masing masing lembaran ACP
tersebut.
9. Pekerjaan fabrikan lembaran ACP selesai. Kita dapat membuat jumlahnya
bsesuai kebutuhan, umtuk menutup seluruh rangka dudukan ACP yang
ada. Tahapan selanjutnya (tahap ke3) adalah memasang lembaran ACP
yang telah di fabrikasi pada rangka dudukan yang ada.
Setelah rangka dudukan ACP telah selesai dipasang pada dinding banguna,
dan lembaran ACP telah selesai difabrikasi (dibentuk), selanjutnya kita dapat
memasang lenbaran ACP tersebut pada rangka dudukan ACP yang ada,
dengan memperhatikan 3 hal berikut
1. Pemilihan material yang berkualitas dan tepat guna
2. Kekuatan pemasangan
3. Kerapian pemasangan
Pada gambar diatas terlihat 3 jenis sekrup yaitu sekrup tipe (D) (kepala sekrup
berbentuk hexagon) (E) kepla sekrup pengunci berbentuk positif dan (F).
Gunakan sekrup tipe D atau tipe E untuk menyatukan bracket lenbaran ACp pada
rangka dudukan besi hollow. Sebaiknya jangan menggunakan sekrup tipe F.
Tahapan pemasangan besi hollow pada lembaran ACP pada rangka hollow
Jika ACP dipasang pada bagian luar bangunan, sebaiknya sealant atau silicon
yang digunakan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. tahan terhadap suhu panas dan ultra violet dari sinar matahari
2. tahan terhadap suhu dingin
3. tahan terhadap siraman air hujan
4. memiliki daya rekat yang tinggi pada permukaan ACP yang cenderung
tidak berpori.
1. rekatkan kertas lem (A) pada lembaran ACP, posisi lem dapat dilihat
seperti gambar dibawah ini.
2. Selipkan (masukkan) flexible gasket (B) kedalam sela lembaran ACP
tersebut dengan bantuan kape/sekrap (C) seperti gambar di bawah ini
Flexible gasket yang masuk pada sela lembaran ACP harus cukup
kedalamanya untuk meberikan ruang bagi sealant yang akan diaplikasikan
diatas gasket tersebut
3. Aplikasikan sealant (D) pada sela lembaran ACP yang telah dipasang
flexible gasket tersebut, dengan bantuan sealant gun (E) agar pekerjaan
menjadi lebih mudah, seperti gambar dibawah ini
4. Lalu rapikan sealan tersebut dengan menggunakan kape/sekrap (F) yang
ujungnya telah dimodifikasi menjadi melengkung seperti gambar dibawah
ini.
E. Pemasangan Kaca
Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hati-hati
dalam penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang penting
pada saat memasang kaca pada daun pintu/jendela. Konstruksi pemasangan
kaca pada daun pintu/jendela dapat dilakukan dengan bermacam-macam
metode, tergantung material rangka daun /jendela, fungsi, dan ketebalan kaca.
Bila tebal kaca lebih dari 5 mm, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur
takikan untuk penempatan kaca. Kemudian kaca ditahan dengan lis kecil atau
karet proteksi.
1. Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas.
Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun
pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
A. Persiapan
1) Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal baik
single diagram maupun pengawatan kabel.
Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana
pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester.
Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang
ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m. setelah pipa tertanam dengan
kuat dan di plester maka dilakukan penarikan kabel dan memasukkan kedalam
pipa instalasi. Setiap Sambungan atau penyambungan kabel harus dilakukan
isolasi atau menggunakan lasdop
Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak
terjadi bongkar/pasang armature.
4) Pemasangan alat bantu listrik seperti saklar, stop kontak sekitar 1,2 M dari
lantai dan MCB 1,5 m dari lantai.
Test tahanan kabel sebesar 2 ohm serta test fitting/armature lampu selama ± 1 x
24 jam.
F. Pekerjaan CCTV
1. PENGATURAN LETAK
2. Pilih lokasi / daerah yang hendak dipasang / diawasi CCTV, pergunakan camera
yang sesuai dengan kebutuhan anda. potong cable sesuai dengan jarak yang
dibutuhkan.
Connector BNC dan RCA ini memiliki fungsi yang berbeda, untuk BNC digunakan
untuk mengkoneksika camera dengan DVR, sedangkan RCA biasa digunakan
untuk mengkoneksikan DVR dengan Video-IN pada TV.
Berikut adalah gambar cara pemasangan connector BNC pada cable CCTV:
Untuk RCA, gunakan BNC to RCA converter, tinggal dipasangkan pada kepala
BNC.
4. PEMASANGAN CAMERA
Pasang body camera pada titik yang sudah ditentukan, sebelum benar-benar
dipatenkan letaknya sebaiknya ditest terlebih dahulu daerah tampilan cameranya
menggunakan TV dan kabel RCA dari camera langsung ke TV.
Camera memiliki 2-3 jenis kabel input yaitu: BNC Video, Adaptor, Audio
5. PEMASANGAN DVR
Buka tutup body DVR pasangkan HARDDISK sesuai dengan tempatnya, berikut
gambar pemasangan HARDDISK SATA:
Setelah terpasang dengan baik, tutup kembali dan jalankan DVR. Untuk settingan
DVR bisa membaca langsung pada buku panduan DVR. Setting Recording harap
diperhatikan agar rekaman dapat berjalan dengan baik.
Yang dimaksud pekerjaan Fire Alarm Telpon dan Sound System adalah
pekerjaan pemasangan instalasi sistem deteksi dini untuk kebakaran dalam
gedung dan sistem komunikasi dengan orang lain
a. Proses Pelaksanaan.
a.1. Handling.
· Connection terminal box per lantai dengan MDF Fire Alarm, MDF
Telpon, dan MDF Sound System
· Test fungsi.
b. Pengetesan.
Sesuai dengan standart yang ada dalam elemen – elemen ISO 9001, maka
pekerjaan Inspection and Test adalah suatu item yang harus menjadikan
concern bagi pelaksanaan pekerjaan ini. Didalam pelaksanaan nantinya kami
merencanakan Tahap Pekerjaan Inspection and Test sebagai berikut :
1. Incoming Inspection
2. Inprocess Inspection
3. Final Inspection
Adalah inspeksi yang dilakukan pada saat pekerjaan telah selesai. Hal
ini untuk memastikan bahwa semua pekerjaan atau peralatan yang
dipasang sesuai dengan rencana.
C. PEKERJAAN FINISHING
1. PEKERJAAN PENGECATAN
Metode pelaksanaan :
a. Penggunaan material cat harus terlebih dahulu disetujui oleh konsultan
pengawas.
b. Pekerjaan pengecatan dimulai setelah pekerjaan dinding dan plafond selesai.
c. Disediakan steger bambu untuk posisi dinding luar, sedang untuk dalam
dibuat dari kaso yang dibentuk seperti bangku.
d. Untuk dinding digunakan rol cat, sedang untuk list digunakan kuas.
e. Sebelum dicat di plamir dahulu supaya rata.
f. Pengecatan dilakukan 3 x pengecatan sampai rata
g. Kaleng yang berisi cat harus diaduk benar-benar sebelum dituangkan ke ketel
dan di pakai sesuai dengan ketentuan pabrik.
h. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara
yang benar.dalam pelaksaan harus disiapkan lap bersih jika dinding tiba-tiba
terkaena debu/kotoran.
i. Bila dinding ada yang belum rata atau masih kasar maka di gosok dahulu
dengan aplas setelah itu serta diplamur ulang dan diberi dicat dasar dan
diperbaiki dengan menambal dan meratakannya
j. Apabila pengecetan pada dinding yang diaci diperhatikan bahwa dinding
benar-benar telah kering. Dan bila masih ada sisa plesteran yang menempel
harus dibersihkan lebih dahulu.
k. Retak-retak yang lebar harus diplester lebih dahulu setelah itu baru dicat.
l. Sebelum permukaan plesteran diberi 1 lapisan cat dasar yang tahan alkali,
debu yang menempel pada permukaan harus dibersihkan lalu dikeringkan.
m. Pengecatan pada permukaan tembok/dinding semen baru dan Plafonnd harus
dipastikan bahwa tembok tersebut telah benar-benar kering (minimal 3 hari),
apabila dipandang dengan kasat mata ciri permukaan tembok yang sudah
kering adalah memutih dan bila dipegang tangan telah terasa mengering dan
tidak ada kelembaan.
n. Pengecatan pada bidan kayu atau multipleks harus di meni, plamur, di gosok
sampai halus/rata kemudian di cat sebanyak tiga kali dan cat kayu yang di
pakai adalah merk Avitex Wood Paint atau yang setara dan untuk kayu yang
akan di plitur harus di gosok sampai halus kemudian di plitur.
o. Pengecatan pada plafond dilakukan maksimal dua kali dan menggunakan cat
yang bermerk Super Avitex atau yang setara. Plafond yang akan di cat
terlebih dahulu harus di bersihkan, dan di plamur, di amplas sampai halus
kemidian baru dicat dengan cat Emulasi.
p. Selesai pekerjaan pengecatan, bidang-bidang cat dibersihkan dari kotoran
dan debu, lantai kerja dibersihkan dari bekas-bekas cat.
1. PEKERJAAN PAVING
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan
paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar
paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.
Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan
untuk memadatkan pasir alas dengan penurunan 5 – 15 mm (tergantung pasir yang
dipakai). Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu abu batu/pasir pengisi
celah/naat block, dan masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.
Penggelaran pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter didepan paving terpasang
dengan tebal screeding.
Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point) diatas
lapisan pasir alas (laying course).
Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan
kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis
B, kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing diujung benang
tersebut.
Memasang paving harus maju, dengan posisi sipekerja diatas block yang sudah
terpasang.
3.Pekerjaan Pembersihan
4. Masa Pemeliharaan
5. Ketentuan Tambahan
Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar kerja tapi tidak dinyatakan
dalam RKS ini atau sebaliknya, akan tetapi menyangkut pekerjaan
pengecatan ini, maka pemborong wajib menyelesaikan sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan / Pihak Direksi.
6. Laporan
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik, maka penyedia
jasa harusmenyediakan laporan harian, mingguan dan bulanan.
Cara Pelaksanaan
7. Dokumentasi
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik dan sebagai
bukti yang meyakinkan di kemudian hari, maka penyedia jasa harus
menyediakan foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dengan
menggunakan camera digital.
Cara Pelaksanaan