Sakri
Teknik Pertambangan Umum, Universitas Pejuang Republik Indonesia
sakriuvri@gmail.com
Abstrak
PT.Logam Jaya Mulia Mandiri (PT.LJMM) merupakan salah satu perusahaan yang berlokasi di Kecamatan
Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah yang bergerak dibidang pertambangan nikel.
Kegiatan penambangan pada PT.Logam Jaya Mulia Mandiri dilakukan dengan menggunakan sistem tambang
terbuka (Open Cut Mining).
PT.Logam Jaya Mulia Mandiri (PT.LJMM) dalam melakukan pengambilan sampel dan preparasi sampel
mengabaikan standar yang telah ditentukan sehingga dapat menyebabkan hasil preparasi yang tidak
representatif dengan keadaan lapangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tahapan preparasi yang dilakukan dimulai dari
pengambilan sampel sampai menghasilkan sampel siap uji kadar agar dapat memenuhi syarat standar metode
JIS ( Javanese Industry Standard) pada pengambilan sampel dan SOP ( Standar Operasional Produksi) pada
preparasi sampel, sehingga menghasilkan nilai uji kadar dengan tingkat kepastian yang tinggi.
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif kualitatif dengan data primer berupa tata cara pengambilan
sampel dan tahapan preparasi yang diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara yang selanjutnya
diolah dengan metode statistik sederhana dan dianalisis dengan metode evaluasi.
Kesimpulan yang diperoleh 1) Pada proses pengambilan sampel diketahui terdapat sebagian tahapan yang
tidak memenuhi JIS dan SOP 2) Pada tahapan preparasi yang dilakukan perusahaan PT.LJMM diketahui
terdapat juga hal-hal yang tidak memenuhi SOP.
ii
Abstract
Logam Jaya Mulia Mandiri (PT. LJMM) is one of the companies located in Petasia District, North Morowali
Regency, Central Sulawesi Province which is engaged in nickel mining. Mining activities at PT. Jaya Jaya
Mulia Mandiri are carried out using the Open Cut Mining system.
PT. Jaya Jaya Mulia Mandiri (PT. LJMM) in conducting sampling and sample preparation ignores
predetermined standards so that it can cause preparation results that are not representative of the field
conditions.
This study aims to find out how the preparation stages carried out starting from sampling to produce samples
ready for test levels in order to meet the standard requirements of the JIS (Javanese Industry Standard) method
on sampling and SOP (Production Operational Standards) in sample preparation, resulting in test values levels
with a high level of certainty.
This study included quantitative qualitative research with primary data in the form of procedures for sampling
and preparation stages obtained through field observations and interviews which were then processed using
simple statistical methods and analyzed by evaluation methods.
Conclusions obtained 1) In the sampling process it is known that there are some stages that do not meet JIS
and SOP 2) In the preparation stage carried out by the company PT. LJMM it is known that there are also
things that do not meet the SOP
pengambilan sampel pada test pit, area bergerak di bidang kontraktor tambang
iv
komponen bersama-sama dengan pelapukan dan rekahan-rekahan yang
terurainya olivin. memudahkan air masuk melalui celah-
celah (rongga-rongga) batuan oleh suatu
Adanya erosi air tanah asam dan
mineral kuarsa, garnierit, sedangkan
erosi dipermukaan bumi akan menyerang
serpentinit akan menghasilkan zona
mineral-mineral yang telah diendapkan.
saprolit yang relatif homogen dengan
Zat-zat tersebut dibawa ketempat yang
kuarsa dan garnierit. Air permukaan yang
lebih dalam, selanjutnya diendapkan
mengandung CO2 dari atmosfir dan
sehingga terjadi pengkayaan pada bijih
terkayakan kembali oleh material organik
nikel.
di permukaan dan meresap kebawah
Kandungan nikel pada saat sampai zona pelindihan dimana fluktuasi
terendapkan akan semakin bertambah air berlangsung. Sebagai akibat fluktuasi
banyak, dan selama itu magnesium ini air yang kaya CO2 akan kontak dengan
tersebar pada aliran tanah. Dalam hal ini zona saprolit dan batuan yang
proses pengkayaan bersifat kumulaif, mengandung batuan asal dan mineral-
dimana proses dimulai dari suatu batuan mineral tidak stabil seperti olivin,
yang mengandung 0,25 % nikel, sehingga serpentin dan piroksin. Pada zona saprolit
akan dihasilkan 1,50 % bijih nikel. dijumpai rekahan-rekahan antara lain
Keadaan ini merupakan kadar nikel yang garnierit, kuarsa dan chrysopras sebagai
sudah dapat ditambang, dimana waktu hasil pengendapan Hydrosilikat dari Mg,
yang diperlukan untuk proses pengkayaan Si, dan Ni. Unsur-unsur mineral lainnya
tersebut mungkin dalam beberapa jenis yang tertinggal adalah besi, aluminium,
pelapukan yang melarutkan unsur-unsur mangan, cobal, krom serta nikel di zone
logam dari batuan induk akan limonit yang terikat sebagai mineral
menghasilkan bijih nikel limonit, bijih oksida atau hidroksida seperti hematit,
nikel silikat kebanyakan terjadi pada magnesium dan mineral lainnya. Hasil
daerah beriklim tropis. Dimana pada analisa kimia menunjukkan bahwa zona
daerah tersebut banyak turun hujan dan tengah yang paling banyak mengandung
banyak tumbuh-tumbuhan yang teruraikan nikel, sedangkan unsur Ca, Mg dan C akan
sehingga menimbulkan asam organik dan terus mengalir kebawah, pada tempat yang
CO2 pada air tanah. tidak dapat mengalir lagi dan terendapkan
sebagai urat-urat dolomit dan magnesit
3. Penyebaran Endapan Bijih Nikel
yang mengisi rekahan pada batuan asal.
Batuan Peridotit yang mengalami
serpentinisasi akan memberikan zona Sebagai gambaran umum
saprolit dengan inti batuan biasanya agak penampang endapan bijih nikel di Lokasi
keras tetapi rapuh. Hal ini diakibatkan adalah sebagai berikut :
adanya hujan dan panas sehingga terjadi
1. Lapisan Overburden
v
Lapisan ini merupakan lapisan paling atas, kadang-kadang cukup ekonomis untuk
terdiri dari tanah laterit yang berwarna ditambang.
coklat kemerahan. Biasanya terdapat sisa b. Lapisan ini berupa batuan yang sedikit
tumbuh-tumbuhan serta konkresi oksida lapuk dan berwarna hitam kehijauan.
besi, dan kandungan nikelnya relatif Pelapukan baru berjalan pada bidang
rendah. Tebal lapisan ini bervariasi rekahan yang sering terdapat urat Dolomit
umumnya berkisar antara 0 sampai 2 dan Magnesit.
meter. 4. Pembentukan Zona Limonit Dan Saprolit
Proses pelapukan laterit pada
2. Lapisan Limonit
batuan ultrabasa dari suatu laterit fosil,
Lapisan berwarna coklat muda dengan
mempunyai arti sebagai suatu proses
kandungan nikelnya lebih tinggi dari
pelapukan laterit yang berlangsung tidak
lapisan pertama yaitu 1 sampai 2 %.
dimulai dari batuan segar yang kemudian
Lapisan ini kadang-kadang dapat dianggap
menghasilkan profil laterit baru, tetapi
sebagai lapisan bijih yang ekonomis.
bertolak dari suatu profil laterit yang
Dikategorikan dalam “low grade ore ” atas
sudah terbentuk, dimana saprolit silikat
yang tebalnya bervariasi antara 2 sampai 5
yang selalu berada dibawah permukaan air
meter.
tanah sudah ada dan terletak dibawah zona
3. Lapisan Saprolit limonit. Fluktuasi muka air tanah yang
Lapisan yang sama sekali merupakan berlangsung secara kontinue akan
batuan yang telah lapuk, berwarna coklat melarutkan unsur-unsur magnesium dan
kekuningan sampai kehijauan. Kadar nikel silisium yang terdapat pada bongkah-
lapisan ini relatif paling tinggi dari bongkah batuan asal di zona saprolit,
keseluruhan lapisan dengan kadar Ni sehingga memungkinkan penetrasi air
berkisar 2-3 % yang merupakan lapisan tanah yang lebih dalam. Sehingga sedikit
bijih yang mengandung urat-urat Garnierit demi sedikit zona saprolit akan berubah
dan Krisopras. porositasnya dan akhirnya menjadi zona
limonit.
4. Lapisan Bed Rock
Dengan penambahan porositas,
Lapisan ini terdiri dari dua yaitu :
maka air tanah akan lebih leluasa bergerak
a. Lapisan yang terdiri dari batuan yang sehingga permukaan air tanah akan turun,
kurang lapuk, berwarna hijau terang menyebabkan air permukaan laterit juga
sampai tua. Pada lapisan ini kadar akan turun akibat proses kompaksi dan
nikelnya sudah mulai turun. Sering didapat erosi pada permukaan. Penurunan muka
sebagai bongkahan yang dilapisi urat air tanah ini akan berbeda-beda dan sangat
sebagai low grade ore bawah yang morfologi yang mempengaruhi intensitas
vi
pelindian, intensitas curah hujan, iklim Pengambilan sampel jika
dan waktu. ditinjau secara umum dimaksudkan untuk
mengambil sebagian dari massa tersebut
Pembentuk zona laterit akibat
yang cukup representatif untuk mewakili
berlanjut proses laterisasi ini akan
keseluruhan yang besar. Sampling atau
berlangsung dengan berbedanya
pengambilan sampel adalah suatu proses
penurunan permukaan air tanah, walaupun
pengambilan sebagian kecil endapan yang
sifat batuan asalnya serupa. Pada
mana bagian tersebut dapat mewakili
penurunan muka air tanah yang dalam,
keseluruhan endapan. Cara pengambilan
zona limonit akan terbentuk lebih tebal,
sampel didasarkan pada JIS (Javanese
sementara itu ketebalan zona saprolit tidak
Industrial Standart), yaitu dengan cara two
berubah
stage sampling dan devision method of
Demikian pula pada penurunan increment.
permukaan air tanah yang sama akan Cara two stage sampling adalah
memberikan profil laterit yang berbeda pengambilan sampel melalui dua tahap
jika struktur batuan asalnya berbeda. secara sistematis yaitu pada tahap pertama
Dalam hal ini struktur batuan asal (masif dilakukan pengambilan sampel pada dua
atau bercelah) sangat berperan dalam titik yang berhadapan sedangkan pada
pembentukan zona saprolit. tahap kedua dilakukan penggabungan
Di daerah cekungan aktif ini sampel keseluruhan pada suatu tempat yang
dalam karung sampel setelah diberi kode. dari seng yang dibatasi papan
berbentuk segiempat
4. Preparasi Sampel
b. Water bath yaitu alat pengering
Preparasi adalah pekerjaan yang
yang merupakan suatu oven yang
dilakukan untuk mengolah sampel dari
terbuka, memanasinya dengan
lapangan yang masih heterogen dan kasar
mendidihkan air pada temperatur
menjadi material yang homogen dan halus
100º C
sesuai dengan persyaratan laboratorium.
c. Oven listrik yaitu suatu oven
Boulder-boulder sampel perlu dimasukkan
pengering yang menggunakan
ke dalam pengecilan ukuran sampai semua
listrik.
sampel menjadi sama rata, setelah itu
2. Jaw crusher
dilakukan pengayakan dengan ukuran
Alat penghancur batuan, apabila
lolos yang sudah ditentukan.
batuan yang keras digunakan
Faktor lain yang penting untuk primary crusher, sedangkan batuan
diperhatikan adalah kontaminasi zat – zat yang lunak digunakan hand
lain terhadap sampel. Oleh karena itu crusher.
sampel harus dijaga dari kontak langsung
3. Sieve shaker
dengan zat lain terutama zat cair. Sampel
Ayakan yang terdiri dari beberapa
dari lapangan yang berasal dari suatu
macam ukuran, seperti : -20 mm,-
tumpukan besar di mana diambil beberapa
10 mm dan -3 mm
increment, biasanya disatukan dalam
preparasi sampel. 4. Mixer (alat pengaduk sampel)
terdiri dari :
Setelah sampel diperoleh sebelum
a. sekop sampel
di bawa ke laboraturium untuk dilakukan
b. automatic V-Type Mixer
analisis kadar. Karena yang dianalisa
(digunakan secara otomatis)
viii
c. Matriks, bingkai kayu yang seluruhnya lolos (-3 mm).
berbentuk segiempat dengan Kemudian dicampur lagi sebanyak
ukuran-ukuran tertentu. tiga kali dan dilanjutkan dengan
Sampel yang di preparasi proses matriks 5 x 4 dengan sekop
mengikuti tahapan-tahapan nomor 10 D
prosedur sebagai berikut f) Hasil tersebut dikeringkan dengan
water bath untuk memudahkan
a) Sampel ditumpahkan ke atas
proses top grinding, sehingga di
ayakan -20 mm. Apabila sampel
harapkan ukuran butir yang
dalam keadaan basah, maka
dihasilkan adalah -100 mesh.
dikeringkan terlebih dahulu diatas
g) Material yang dihasilkan -100
talang penjemuran atau water bath.
mesh, dimasukan kedalam
Partikel +20 mm dikumpulkan dan
automatic V-Type Mixer untuk
dimasukkan ke dalam jaw crusher,
dicampur selama 20 menit.
kemudian diayak -20 mm. Sampel
h) Sampel yang telah dicampur,
kemudian dicampur tiga kali
kemudian dilakukan proses matriks
sehingga sampel tersebut dianggap
5 x 4 (a, 8 gram/cell), maka
homogen.
sampel yang didapat adalah 5 x 4 x
b) Sampel diratakan diatas lantai
8 = 160 gram.
dengan ketinggian +10 cm untuk di
i) Sampel diambil tiga kantong,
matriks 5 x 4 .
kemudian dikirim/dibagi, yaitu satu
c) Sampel yang diperoleh kemudian
kantong untuk laboratorium
dicampur, hasil campuran tersebut
instrumen, satu kantong untuk
dikeringkan lagi di oven listrik
laboratorium kimia dan satu
untuk mengurangi kandungan air
kantong untuk arsip. Sampel yang
dalam bijih, agar lebih mudah
dikirim dari label sesuai dengan
dikerjakan.
nomor serta bukit-bukit yang
d) Sampel yang telah kering, diayak
diambil.
dengan ayakan -10 mm, sampel
5. Penentuan Kadar
yang tidak lolos (+10 mm)
Kadar (grade) adalah kualitas
dihancurkan lagi sehingga seluruh
kandungan unsur atau senyawa dalam
material dapat lolos +10 mm.
suatu bahan galian, hasil pengolahan
Selesai pengayakan dicampur lagi
atau pemurnian.
sebanyak tiga kali dan dilanjutkan
dengan proses matriks 5 x 4 dengan Adapun setelah pekerjaan
sekop nomor 20 D. preparasi selesai, sampel kemudian
e) Hasil yang dapat dari ayakan -3 dikirim ke laboratorium untuk
mm dan yang tidak lolos (+3 mm) dianalisa. Kadar bijih nikel akan
dihancurkan lagi sehingga diketahui setelah diadakan analisis
ix
kadar di laboratorium dengan Bila suatu sinar ditempatkan dalam
menggunakan analisa sinar X dan sinar X maka energi sinar X itu
analisa kimia. akan diserap oleh atom-atom unsur
tersebut. Atom-atom ini akan
a) Analisa Sinar X (X-Ray)
tereksitasi dan kemudian akan
Analisa sinar X adalah
memancarkan sianr X dengan
suatu cara yang dilakukan untuk
berbagai panjang gelombang yang
mendeteksi unsur-unsur yang
karekteristik untuk atom-atom
dikandung oleh sampel tersebut
unsur tersebut. Proses pemancaran
dengan suatu alat pendeteksi yaitu
sinar X ini disebut peristiwa
Sinar X berupa sinar
pendaflour sianr X atau Fluoresensi
elektromagnetik yang mempunyai
sinar X untuk analisa dapat
daerah panjang gelombang antara
dilakukan secara kualitatif dan
0,1 – 100 Ao, dimana 1 Ao = 10-8
kuantitatif.
cm = 0,1 mm.
b) Berdasarkan Difraksi Sinar X
1) Cara-cara Analisa dengan Salah satu sifat sinar X yaitu bahwa
Menggunakan sinar X dari sinar X ini akan merambat
a. Berdasarkan Penyerapan Sinar X menurut arah garis lurus dan
Sinar X dapat diserap oleh materi, mempunyai daya tembus yang
banyaknya serapan ditentukan oleh besar, oleh karena sinar X ini juga
jenis bahan penyerapan dan sebagai sinar elektomagnetik, maka
banyaknya bahan penyerap. sinar X mestinya dapat juga
Perbedaan fundamental antara didefraksi oleh kisi defraksi. Hanya
penyerapan sinar X bukan saja mengingat panjang gelombang
dilakukan oleh molekul-molekul sinar X sangat kecil maka untuk
melainkan dilakukan oleh atom- dapat mendefraksikan sinar X yang
atom. Misalnya penyerapan sinar X dipergunakan jalur-jalur harus
oleh Brom hanya tergantung pada sangat berdekatan sekali letaknya.
jumlah atom-atom Brom yang ada
b) Analisa Kimia
dalam jalan yang dilalui oleh sinar
Analisa kimia adalah
tersebut dan jumlah atau
analisa yang dilakukan dengan cara
banyaknya atom brom ini
analisa volumetric atau gravimetric
tergantung dari apakah Brom itu
dimana sampelh dilarutkan dengan
berupa gas beratom satu atau
aquaregia dan filtratnya dititrasi
berupa cairan, dan padatan seb.
dengan larutan KCN dalam kondisi
a) Berdasarkan Pemancaran
basa (Ph-nya ± 8) dengan indikator
Pendaflour sinar X
AGJ.
x
Prinsip dasar cara C. Kerangka Berpikir
+2
volumetric adalah ion-ion Ni Analisis Tahapan Preparasi Bijih Nikel Dalam
diendapkan dalam larutan Menentukan Sampel Uji Kadar Nikel
xi
2. Jenis dan Sumber Data Peralatan yang digunakan pada proses
Jenis penelitian yang digunakan preparasi, seperti :
dalam penelitian ini adalah kualitatif dan 1) Crusher
kuantitatif, : 2) Mixer
3) Dryer
Data kualititas yaitu data yang
4) Disk mill
berbentuk kata, kalimat , gerak tubuh,
5) Compressor
ekspresi wajah, bagan gambar dan foto.
6) Shaker
Adapun data kualitatif dalam penelitian
Nilai uji kadar hasil preparasi
ini adalah:
b. Data sekunder adalah data yang
1. Pengambilan sampel dikumpulkan oleh orang lain dan
2. Proses preparasi didapatkan melalui wawancara antara
3. Alat – alat preparasi lain :
Profil Perusahaan
Data kuantitatif yaitu data yang Kondisi geologi daerah penelitian
diperoleh dalam bentuk angaka atau data 4. Pengolahan Data
kualitatif yang diangkakan/scoring . Data primer dan sekunder yang
Adapun data kuantitatif dalam penelitian telah dikumpulkan, diolah dengan
ini adalah : metode nonstatistika dan statistika
sederhana, seperti :
a. Hasil uji kadar nikel tiap sampel
Sumber data adalah subyek dari mana a. Reduksi data yang telah
data diperoleh, adapun sumber yang dikumpulkan
digunakan seperti : b. Menghitung rata-rata hasil kadar
tiap kelompok yang telah dilakukan:
a. Observasi lapangan
Rata-rata = jumlah data / banyaknya
b. Wawancara pada karyawan
data.
perusahaan
c. Penyajian data baik dalam bentuk
3. Teknik Pengumpulan Data
tabel maupun grafik
Adapun data yang diperoleh pada dua
5. Analisis Data
sumber diatas adalah :
Berdasarkan data yang terdiri dari
a. Data Primer, adalah data yang data kualitatif dan kuantitatif, maka
dikumpulkan dan diperoleh dari dalam melakukan analisis digunakan
pengamatan langsung dilapangan pada metode korelasi. Yaitu teknik analisis
objek penelitian, antara lain: untuk menentukan sejauh mana terdapat
Pengambilan sampel dilokasi hubungan antara dua variabel, antara lain:
penambangan baik sampel tumpukan,
a. Melakukan perbandingan metode
test pit, dan DT.
pengambilan sampel yang
xii
diaplikasikan dilapangan dengan JIS 2.1
(Javanese Industry Standart). 2.05
2
b. Melakukan perbandingan metode
1.95
preparasi yang diaplikasikan 1.9
1.85
perusahaan dengan standar
1.8
operasional produksi yang telah 1.75
ditentukan. 1.7
1.65
pit 1 (%) pit 2 (%)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel Tumpukan
A. Hasil Penelitian
1. Pengambilan Sampel
Gambar 4.1 Nilai Rata-Rata Sampel Tumpukan
a. Area penambangan pada saat ore
getting b. Test Pit
Sebelum dilakukannya sampling Berdasarkan hasil penelitian
pada area front penambangan, dibuat pengambilan sampel pada test pit dilakukan
tumpukan sebanyak 4 bucket dengan pembuatan lubang menggunakan
excavator pc200 pada area yang telah Excavator Komatsu PC200 dengan sekali
diuji test pit dan mendapatkan kadar hingga dua kali galian, lalu mengambil
>1.7% Ni. Pengambilan sampel uji sampel pada dinding sumur pada 4 titik
kadar dengan metode two stage masing-masing sebanyak 1 sekop lalu
sampling, yaitu sampel diambil disatukan dalam karung yang telah diberi
berhadapan sebanyak 2 sampai 4 kode (Lihat Lampiran 1).
sekop yang berdimensi 30 x 25 Nilai kadar rata-rata sampel test pit
Cm pada setiap sisi tumpukan yang selama penelitian adalah :
kemudian disatukan pada karung 1. Pit 1 = 2.08 % Ni
yang telah diberi kode 2. Pit 2 = 2.105 % Ni
Nilai kadar rata-rata sampel 2.11
tumpukan selama penelitian adalah : 2.105
2.1
1. Pit 1 = 1.81375 % Ni 2.095
2.09
2. Pit 2 = 2.048 % Ni
2.085
2.08
2.075
2.07
2.065
pit 1 (%) pit 2 (%)
Sampel Test Pit
Gambar 4.2 Nilai Rata-Rata Kadar Sampel Test
Pit
xiii
c. Dump truck 3. Pemberian label kode sampel pada sample
Hasil penelitian yang diperoleh bowl (talang)
pada pengambilan sampel DT (Dump 4. Kemudian meratakan sampel di lantai semen,
truck) selama penelitian, yaitu dalam lalu dilakukannya matriks 4 x 5 yang mana
pengambilan sampel DT, metode yang tahap ini juga mereduksi jumlah sampel,
digunakan adalah metode dua satu. dengan hasil matriks dimasukkan ke dalam
Yaitu dua kali truck melakukan dump, talang yang telah diberi kode
maka sekali pengambilan sampel 5. Dilakukannya pengeringan dengan wajan
sebanyak 1 sekop dengan jumlah sehingga kadar air berkurang hingga ± 80%,
pengambilan 5 kali atau disebut juga 5 yang jika telah selesai tetap menggunakan
increament dengan 10 kali truck talang sebelumnya yang telah diberi kode
melakukan Dump (Lihat Lampiran 1). 6. Mensterilkan plastic sampel berukuran besar
Nilai kadar rata-rata yang dengan compressor
diperoleh pada hasil uji kadar sampel 7. Mereduksi ukuran hingga homogen dengan
DT selama penelitian adalah : alat disk mill dengan harapan 95 % jumlah
1. Pit 1 = 1.84017 % Ni sampel berukuran <200 mesh, yang
2. Pit 2 = 1.97126 % Ni dimasukkan ke dalam plastic sampel yang
2 telah steril
1.9
200 yang bagian bawah ayakan digunakan
talang yang telah diberi kode
1.85
9. Memasukkan hasil ayakan kedalam plastik
1.8
berukuran besar lagi, yang selanjutnya
1.75
pit 1 (%) pit 2 (%) dilakukan manual mixing langsung di dalam
Sampel DT plastik
10. Lalu memasukkan hasil mixing kedalam
Gambar 4.3 Nilai Rata-Rata Kadar Sampel DT talang yang diberi kode
11. Dilakukannya matriks diatas talang langsung,
2. Tahapan Preparasi yang juga tahap ini mereduksi jumlah sampel
Sampel yang akan di preparasi mengikuti yang langsung dimasukkan kedalam plastik
tahapan-tahapan prosedur sebagai berikut: sampel dengan menggunakan sekop sampel
1D
1. Sampel yang telah datang, pertama kali
12. Analisa kadar dengan niton selama 30 detik
dilakukan adalah menyeragamkan ukuran
13. Sampel yang telah diketahui kadarnya
sampel dengan alat hand crusher diatas lantai
diarsipkan
semen dengan ketinggian ± 10 cm
2. Setelah ukuran sampel seragam,
dilakukannya mixing sebanyak 5 – 6 kali
xiv
B. Pembahasan tumpukan. Sehingga hal ini
1. Evaluasi Penerapan Metode JIS membuka peluang terjadinya
(Javanese Industry Standart) perbedaan nilai kadar yang
Pada metode JIS menggunakan signifikan pada lokasi front
cara two stage sampling dengan penambangan dan jetty.
pengambilan sampel melalui dua tahap Hal ini terjadi pada proses
secara sistematis yaitu pada tahap pengambilan sampel pada area
pertama dilakukan pengambilan sampel penambangan atau saat ore getting dan
pada dua titik yang berhadapan pada pengambilan sampel DT.
sebanyak 10 Kg pada masing-masing Maka sebaiknya dilakukan
sisi. Sedangkan pada tahap kedua perbaikan sebagaimana yang telah
dilakukan penggabungan sampel ditetapkan dalam JIS (Javanese Industry
keseluruhan pada suatu tempat yang Standard), baik dalam melakukan
sama. penimbangan sampel yang diambil dan
Sampel yang telah dimasukkan menetapkan posisi pengambilan sampel
ke dalam karung, diberi kode serta diikat sebagaimana mestinya. Sehingga
dengan tali yang mempunyai warna diharapkan sampel yang diambil tetap
tertentu. Kemudian sampel tersebut representatif dengan keadaan bijih
dikirim ke preparasi dimana telah secara keseluruhan dilapangan.
tertulis seperti kode sampel, front
penambangan, titik bor, jam kerja, dan 2. Evaluasi pengambilan sampel pada
tanggal pengambilan sampel. Test Pit sesuai SOP yang telah
Adapun pada realisasi ditentukan.
pengambilan sampel pada PT.LJMM, Adapun pengambilan sampel
digunakannya metode yang sama dalam pada test pit, perusahaan PT.LJMM
pengambilan sampel dan pemberian telah melakukannya sesuai dengan
kode, akan tetapi terdapat hal yang tidak metode yang ditentukan.
memenuhi standar, seperti : 3. Evaluasi penerapan preparasi
a. Tidak melakukan penimbangan sesuai SOP
sampel yang telah diambil untuk Berdasarkan hasil penelitian yang
diiuji sehingga hal ini dilakukan pada tahapan preparasi
menimbulkan ketidakpastian hingga menghasilkan sampel siap uji,
apakah jumlah sampel yang diketahui terdapat hal-hal yang tidak
diambil tetap representatif dengan memenuhi standar operasional
keadaan lapangan yang prosedur, seperti :
sesungguhnya. a) Tidak dilakukannya penimbangan
b. Tidak menentunya dalam letak ketika sampel telah datang dari
pengambilan sampel pada
xv
front penambangan ataupun 4. Pemilihan Kadar
sampel DT. Berdasarkan hasil rata-rata
b) Tidak dilakukannya penimbangan kadar yang telah dipaparkan, terdapat
setelah sampel telah siap uji. 3 lokasi dengan nilai yang berbeda-
c) Tidak dihitungnya kadar air beda, maka yang menjadi nilai acuan
sebelum dilakukannya dalam layak atau tidaknya bijih yang
pengeringan maupun setelah. akan dikirim berdasarkan nilai kadar
d) Tidak dilakukannya press pada pada sampel Dump Truck, karena
plastik sampel yang siap uji. proses ini berada paling akhir dari
e) Menggunakan wajan sebagai alat sekian tahapan pengecekan kadar
dryer. bijih nikel.
f) Sampel plastik yang digunakan
tiga hingga empat kali. 5. KESIMPULAN DAN SARAN
g) Melakukan screening secara A. Kesimpulan
manual. Setelah dilakukannya penelitian, maka
Maka dalam memenuhi kriteria dapat disimpulkan sebagai berikut:
SOP, dapat dilakukan perbaikan- 1. Pada proses pengambilan sampel diketahui
perbaikan terhadap hal diatas seperti : terdapat sebagian tahapan yang tidak
memenuhi JIS dan SOP, maka setelah
a) Dilakukannya penimbangan sampel
dilakukannya evaluasi, perbedaan nilai
ketika diambil dan ketika telah siap
kadar yang didapatkan antara sampel
uji kadar
tumpukan dan sampel DT tidak signifikan,
b) Menghitug kadar air sampel sebelum
sehingga dianggap dapat mewakili
dipreparasi dan setelah preparasi.
keadaan bijih dilapangan.
c) Melakukan prees pada plastik
2. Pada tahapan preparasi yang dilakukan
sehingga sampel dalam plastik less
perusahaan PT.LJMM diketahui terdapat
oxcigen.
hal-hal yang tidak memenuhi SOP, maka
d) Menggunakan sampel plastik hanya
hal ini juga setelah diadakan evaluasi
sekali agar tidak tercampurnya sisa-
dapat memberikan hasil uji yang dianggap
sisa sampel sebelumnya.
telah mewakili keadaan bijih dilapangan.
e) Melakukan screening dengan alat
B. Saran
shave shaker agar sampel teraduk
Untuk melakukan perbaikan-perbaikan
secara merata.
pada proses pengambilan sampel dan
Diharapkan setelah memenuhi preparasi, maka disarankan hal-hal sebagai
kriteria SOP, dapat meningkatkan berikut :
kepastian nilai kadar terhadap sampel
1. Memberikan training para pekerja
yang telah diuji.
pada bidangnya, dengan harapan
meningkatkan ilmu pengetahuan dan
xvi
pengalamannya sehingga mengetahui Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai
bagaimana pekerjaan dilakukan Provinsi Sulawesi Tengah, Skripsi, Teknik
semestinya. Pertambangan Universitas Veteran Republik
2. Melakukan pengawasan, dengan Indonesia, Makassar
harapan mengurangi peluang
Kuku Asia, 2014, Pengambilan Sampel Bijih
terjadinya human error.
Nikel,
3. Peremajaan alat-alat preparasi, dengan
URL:https://facefairfuture.blogspot.com/201
harapan dapat meningkatkan hasil uji
4/11/pengambilan-sample-bijih-
kadar sampel sehingga dapat
nikel.html?m=0, Diakses Tanggal 12
memenuhi permintaan pasar.
Agustus 2018
xvii