Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. Pada pria
presentasi ini sedikit lebih besar disbanding wanita. 45%-60% darah terdiri atas sel-sel darah
terutama eritrosit. Leukosit dan trombosit walaupun secara fungsional sangat esensial, hanya
merupakan sebagian kecil saja dari darah secara keseluruhan.
Hematologi secara tradisional dikenal sebagai disiplin ilmu tentang komponen seluler darah dan
kelainan fungsional sel-sel tersebut.

1.2 MASALAH
Bagaimana cara pemeriksaan Hematologi yang baik dan benar.

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum hematologi adalah agar mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan
kerja laboratorium, serta mengetahui berbagai macam tata cara kerja pada pemeriksaan
laboratorium, seperti:
1. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb)
2. Pemeriksaan Kadar Hematokrit (Ht)
3. Pemeriksaan Jumlah Leukosit
4. Membuat Sediaan Apus Darah
5. Pemeriksaan Hitung Jenis (Differential Count)
6. Pemeriksaan Jumlah Trombosit
7. Pemeriksaan Laju Endap Darah (PCV)
8. Pemeriksaan Jumlah Eritrosit

BAB II
METODE KERJA

Laporan Praktikum Patologi Klinik 1


2.1 MENILAI KADAR HEMOGLOBIN
 METODE SAHLI
2.1.1 ALAT DAN BAHAN
1. Pipet Sahli
2. Tabung Sahli
3. Batang pengaduk
4. Selang penghisap
5. Darah
6. Reagen HCl 0,1n
7. Sikat pembersih
8. Pipet tetes

2.1.2 TATA KERJA


1. Masukkan kira-kira 5 tetes HCl 0,1n kedalam tabung pengencer hemometer.
2. Dengan pipet Hb, hisaplah darah sampai angka 20mm, jangan sampai ada gelembung
udara yang ikut terhisap.
3. Tuangkan darah ke tabung pengencer, bilas dengan aquadest bila masih ada darah
didalam pipet.
4. Biarkan 3-5 menit.
5. Tambahkan aquadest tetes demi tetes, aduk dengan batang kaca pengaduk.
6. Bandingkan warna larutan dalam tabung pengencer dengan warna larutan standar.
7. Bila sudah sama, penambahan aquadest dihentikan, baca kadar Hb pada skala yang
ada di tabung pengencer.

2.2 MENILAI KADAR HEMATOKRIT


 MIKROMETODE

Laporan Praktikum Patologi Klinik 2


2.2.1 ALAT DAN BAHAN
1. Tabung Wintrobe terbagi 0-10
2. Sentrifuge
3. Pipet dari Wintrobe
4. Darah
5. Antikoagulan EDTA
2.2.2 TATA KERJA
1. Isi tabung Wintrobe hingga angka 10 dengan menggunakan pipet Wintrobe (Bisa
menggunakan spuite).
2. Dimasukkan dalam sentrifuge, putar dengan kecepatan 3000rpm selama 30 menit.
3. Baca hasilnya pada skala yang dimulai angka nol dibawah (sebelah kanan).

2.3 PERHITUNGAN LEKOSIT


2.3.1 ALAT
1. Pipet lekosit dari Thoma
2. Aspirator
3. Kamar penghitung (Hemositometer)
4. Mikroskop
5. Kapas pembersih/tissue

2.3.2 REAGEN
Larutan pengencer yang dipakai adalah larutan Turk.
R/ asam asetat glacial 3ml
Gentian violet 1% 1ml
Aquadest 100ml

2.3.3 TATA KERJA


1. Darah dihisap dengan pipet Thoma sampai tanda 0,5
2. Lalu hisap larutan Turk sampai tanda 11, kocok selama kurang lebih 3 menit.

Laporan Praktikum Patologi Klinik 3


3. Buanglah 3 tetes pertama, tetesan berikutnya isikan kedalam kamar pengitung, yang
sudah terpasang cover glass.
4. Lihatlah pada mikroskop dengan pembesaran 10X dalam 4 kotak “W”.

2.4 MEMBUAT SEDIAAN APUSAN DARAH


 MEMAKAI KACA OBJEK
Kaca objek yang dipakai harus kering, bebas debu, dan bebas lemak. Untuk menggeserkan darah
kepada kaca itu pakailah kaca objek lain yang sisi pendeknya rata sekali.

2.4.1 TATA KERJA


1. Sentuhlah tanpa menyentuh kulit setetes darah kecil (garis tengah tidak melebihi
2mm). dengan kaca itu, kira-kira 2cm dari ujungnya dan letakkan kaca itu diatas meja
dengan tetes darah disebelah kanan.
2. Dengan tangan kanan letakkan kaca objek lain disebelah kiri tetes darah tadi dan
digerakkan ke kanan hingga mengenai tetes darah.
3. Tetes darah akan menyebar pada sisi kaca penggeser itu. Tunggulah sampai darah itu
mencapa titik kira-kira 0,5cm dari sudut kaca penggeser.
4. Segeralah geser kaca itu kesebelah kiri sambil memegang miring sudut antara 30-45.
Janganlah menekan kaca penggeser itu kebawah.
5. Biarkan sediaan itu kering diudara.
6. Tulis nama penderita dan tanggal pada bagian sediaan yang tebal.
7. Sediaan difiksasi dengan menggunakan methanol.
8. Sediaan diwarnai dengan menggunakan pewarnaan Giemsa.

2.5 PEMERIKSAAN HITUNG JENIS/DIFFERENTIAL COUNT


2.5.1 ALAT DAN REAGEN
1. Gelas objek (harus kering, bersih, bebas lemak)
2. Spreader/gelas penghapus (tepinya harus rata)
3. Mikroskop dan minyak imersi
4. Cat Wright atau Giemsa

Laporan Praktikum Patologi Klinik 4


2.5.2 TATA KERJA
1. Dibuat apusan darah, yang paling baik dipakai darah kapiler tetapi dapat pula dipakai
darah vena dengan antikoagulan EDTA yang sudah tercampur rata.
2. Kemudian apusan darah dicat, cat yang dipakai adalah Wright atau Giemsa.
3. Pemeriksaan dilakukan dari daerah penghitungan, dihitung paling sedikit 100 sel
lekosit, kemudian digolongkan menurut jenisnya.
4. Bila jumlah sel normal maka harus dihitung 100 sel, tetapi bila jumlah lekosit antara
10.000-20.000sel harus dihitung 200 sel.
5. Bila jumlah lekosit antara 20.000-50.000 dihitung 300 sel.
6. Bila jumlah lekosit lebih dari 50.000 harus dihitung 400 sel. bila jumlah lekosit dalam
apusan darah tersebut tidak mencapai 100 sel, maka harus dibuat apusan darah tepi
lagi, dan pengamatan hitung jenis dilanjutkan pada apusan darah yang baru,
demikian sampai tercapai 100 sel lekosit.
7. Bila ditemukan normoblas maka ini tidak dimasukkan dalam hitung jenis, tetapi
jumlahnya dilaporkan dan bila jumlah normoblas >5 per 100 lekosit, maka harus
dilakukan koreksi terhadap hasil perhitungan lekosit.
8. Melalui hitung jenis, dapat diketahui jumlah relative tiap jenis, juga jumlah absolute
lekosit untuk tiap cmm-nya.
Hasil hitung jenis:
Dialporkan menurut urutan tertentu: eosinofil, basofil, stab, segmen, limfosit, dan monosit.

2.6 PERHITUNGAN TROMBOSIT CARA INDIRECT


CARA FONIO
Dengan cairan magnesium sulfat 14%, dibuat apusan pada suatu gelas objek dan dicat dengan
Wright, dihitung trombosit pada 20 lapang pandang dan dikalikan 1000.

2.7 LAJU ENDAP DARAH (PCV)

Laporan Praktikum Patologi Klinik 5


2.7.1 ALAT DAN BAHAN
1. 2 buah Tabung Westergren
2. Rak Westergren
3. Darah vena
4. Natrium sitrat

2.7.2 TATA CARA


1. Darah vena 1,6ml ditambahkan dengan 0,4ml Natrium sitrat dicampur rata,
kemudiaan dihisap dengan tabung Westergren sampai tanda 0.
2. Dengan jari telunjuk menekan ujung tabung, letakkan tabung pada posisi tegak lurus.
3. Baca hasil tinggi plasma dalam tabung setelah 1 jam.
Nb: lakukan hal yang sama pada satu tabung yang lain, untuk menjadi bahan
perbandingan

2.8 PERHITUNGAN ERITROSIT


2.8.1 ALAT DAN BAHAN
1. Pipet
2. Darah vena
3. Hemositometer
4. Cover glass
5. Mikroskop

2.8.2 TATA CARA


Menghitung jumlah sel
1. Turunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma. Meja mikroskop harus dalam
sikap rata air.

Laporan Praktikum Patologi Klinik 6


2. Atur focus terlebih dulu dengan memakai lensa objektif kecil (10×), kemudian lensa
itu diganti dengan lensa objektif besar (40×) sampai garis-garis bagi dalam bidang
besar tengah jelas Nampak.
3. Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16 bidang
kecil.

BAB III
HASIL PRAKTIKUM

3.1 MENILAI KADAR HEMOGLOBIN

Laporan Praktikum Patologi Klinik 7


SAMPEL
Nama : Imanuel
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki

 METODE SAHLI
Dari hasil pengamatan kami, kadar hemoglobin pada tabung pengencer menunjukkan 11,4 gr/dl.

Harga normal:
-Laki-laki : 13-18gr
-Perempuan: 12-16gr

Adapun kesalahan-kesalahan pada penetapan kadar hemoglobin cara Sahli adalah:


1. tidak tepat mengambil 20ul darah
2. darah dalam pipet tidak sempurna dikeluarkan kedalam HCl karena tidak dibilas
3. tidak baik mengaduk campuran darah dan asam pada waktu mengencerkan
4. tidak memperhatikan wajtu yang seharusnya berlalu untuk mengadakan perbandingan
warna
5. kehilangan cairan dari tabung karena untuk mencampur isinya, tabung itu dibolak-balikkan
dengan menutupnya memakai ujung jari
6. ada gelembung udara di permukaan pada waktu membaca
7. membandingkan warna pada cahaya yang kurang terang
8. menggunakan tabung oengencer yang tidak diperuntukkan alat yang dipakai.

3.2 MENILAI KADAR HEMATOKRIT

SAMPEL
Nama : Imanuel
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki

Laporan Praktikum Patologi Klinik 8


 MIKROMETODE

Plasma
Leukosit
Trombosit Buffy coat
Keterangan:
Eritrosit
L1=Tinggi kolom whole blood (Plasma+Eritrosit)
L1 L2
L2=Tinggi kolom Eritrosit
Satuan (mm)

Dari hasil pengamatan: - Nilai L1 yang diperoleh adalah 4,6cm = 46mm

- Nilai L2 yang diperoleh adalah 1,9cm = 19mm

Sehingga apabila dipergunakan persamaan diatas, maka akn diperoleh nilai PCV sebagai berikut:

Harga normal: Dari hasil perhitungan pada persamaan diatas dapat


disimpulkan bahwa nilai PCV orang coba adalah normal.
Laki-laki: 40-54%

Wanita: 37-47%

3.3 PERHITUNGAN LEKOSIT

SAMPEL
Nama : Ricky
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki

Laporan Praktikum Patologi Klinik 9


Perhitungan :

Lekosit = N

Keterangan:
N = 4 kotak “W”
= luas 1 kotak per total volume yang dihitung
20 = pengenceran 20 kali

 KAMAR HITUNG (HEMOSITOMETER)

3 0 6 0 2 2 4 3
1 5 1 2 1 5 4 2
2 2 2 2 0 2 4 3
1 1 2 1 2 1 1 2

Laporan Praktikum Patologi Klinik 10


1 3 3 3 2 2 2 0
0 4 0 1 2 2 0 3
5 2 0 0 0 1 3 0
0 2 2 1 1 1 2 1

Dari hasil pengamatan dibawah mikroskop dengan perbesaran 10X, diperoleh jumlah lekosit pada 4
kotak (A,B,C,D) = N pada hemositometer adalah 118. Sehingga hasil total sel lekosit per cmm dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan di bawah ini:

Lekosit = 118

Berdasarkan hasil perhitungan pada persamaan diatas, maka dapat dibuktikan bahwa total lekosit
pada orang coba sesuai dengan harga normal yang telah tertera.

Harga normal:
Laki-laki: 4700-10300/cmm
Wanita: 4300-11500/cmm

3.4 PEMBUATAN SEDIAAN APUS DARAH

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan apus darah adalah:
Sediaan apus hendaknya cepat mongering pada kaca; sediaan yang lambat mongering umpamanya
oleh hawa lembap sering mengalami perubahan morfologi eritrosit. Supaya lekas kering, kaca objek
boleh dikibas-kibaskan diudara; baik juga ditiup angin dari kipas elektrik. Darah kapiler segar yang
sebaiknya dipakai dalam membuat sediaan apus. Darah vena yang bercampur heparin atau EDTA
boleh dipakai juga. Janganlah memakai darah oksalat untuk sediaan apus; morfologi eritrosit akan

Laporan Praktikum Patologi Klinik 11


sangat berubah. Sudut miring kaca penggeser dengan kaca sediaan dan kecepatan menggerakan
kaca penggeser berpengaruh terhadap tebalnya sediaan yang dibuta: makin kecil sudut, makin tipis
sediaan, dan makin lambat menggeser, makin tipis juga. Penyebaran leukosit pada sediaan apus yang
dibuat secara ini tidak merata, leukosit kecil-kecil selalu lebih banyak terdapat di tengah-tengah,
sedangkan yang besar-besar lebih banyak dipinggir-pinggir. Semakin buruk sediaan, semakin kurang
baik penyebaran itu.

3.5 PEMERIKSAAN HITUNG JENIS/DIFFERENTIAL COUNT

SAMPEL
Nama : Ricky
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki

Dari hasil pengamatan dibawah mikroskop pada 10 lapang pandang, diperoleh data sebagai berikut:
Jenis sel LP.1 LP.2 LP.3 LP.4 LP.5 LP.6 LP.7 LP.8 LP.9 LP.10 Jumlah (%)
Eosinofil 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3%
Basofil 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0%
Stab 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3%
Segmen 8 5 3 4 6 8 6 5 9 5 59%
Lymfosit 0 3 3 2 1 1 4 4 0 4 22%
Monosit 0 2 4 2 2 1 0 1 0 1 13%
Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100%

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa nilai differential count orang coba adalah normal
sesuai dengan harga normal yang tertera.

Harga normal:

Eosinofil 1-2% / Basofil 0-1% / Stab 3-5% / Segmen 54-62% / Limfosit 25-33% / Monosit 3-7%

3.6 PERHITUNGAN TROMBOSIT CARA INDIRECT

SAMPEL
Nama : Ricky
Laporan
UmurPraktikum: Patologi
20 tahunKlinik 12

Jenis Kelamin : Laki-laki


Lap. Pandang
Lap. PandangJml.Jml.
Trombosit
Trombosit
11 1 19 10
2 16
12 3 11 15
13 4 15 11
14 5 1 10
15 6 2 15
16 7 6 16
17 8 3 16
18 9 6 4
19 10 6 4
20 11
Jml. Total 197

Dari hasil pengamatan kami, pada 20 lapang pandang sediaan apus darah didapatkan jumlah
trombosit 197. Jumlah ini kemudian dikalikan dengan 1000 sesuai dengan persamaan yang ada
sehingga didapatkan hasil total 197.000 sel trombosit.

Harga Normal:
150.000-400.000/mm3

3.7 LAJU ENDAP DARAH (PCV)

SAMPEL
Nama : Erick
Laporan
UmurPraktikum: Patologi
20 tahunKlinik 13

Jenis Kelamin : Laki-laki


Berdasarkan hasil pengamatan kami pada kedua tabung Westergren dengan waktu 1 jam pertama
dan satu jam kedua, didapatkan hasil LED sebagai berikut:

Tabung A: 1 jam (Pertama) = 10mm


1 jam (Kedua) = 26mm
Tabung B: 1 jam (Pertama) = 7mm
1 jam (Kedua) = 25mm

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi LED adalah:


1. Factor sel darah merah
2. Factor komposisi plasma
3. Factor tekhnik/mekanik

Harga Normal:
-Laki-laki : 0-15mm/jam
-Perempuan: 0-20mm/jam

3.8 PERHITUNGAN ERITROSIT

Sampel: Lab
1 0 6 1 4 2 4 1
2 4 7 4 2 1 2 3

0 1 2 3 1 0 1 1
2 0 0 0 3 1 0 1
2 2 0 0
2 0 1 2
2 1 1 1
3 2 1 0
3 2 2 0 3 3 1 4
1 2 1 3 3 1 4 3
3 2 2 1 3 2 0 0

Laporan Praktikum Patologi Klinik 14


1 2 6 2 4 1 3 0

Dari hasil pengamatan kami dibawah mikroskop dengan


perbesaran (10×), didapati jumlah eritrosit 148. Jumlah
tersebut dikalikan 10.000 sesuai dengan persamaan
disamping, sehingga diperoleh jumlah total eritrosit
Keterangan:
sebagai berikut:
N= Jumlah Eritrosit (A,B,C,D,E)
10.000.N = 10.000×148 = 1.480.000 eritrosit

Harga normal:
-Laki-laki : 4,3-5,9 juta/cmm
-Perempuan : 3,9-4,8 juta/cmm

Adapun kesalahan-kesalahan pada tindakan hitung eritrosit adalah:

1. Jumlah darah yang dhisap ke dalam pipet tidak tepat jika:


a. Bekerja terlalu lambat sehingga ada kebekuan darah
b. Tidak mencapai garis 0,5
c. Membaca dengan paralaks
d. Memakai pipet basah
e. Mengeluarkan lagi sebagian darah yang sudah dihisap karena melewati garis tanda 0,5.
2. Pengenceran dalam pipet salah jika:
a. Kehilangan cairan dari pipet, karena mengalir kembali kedalam botol berisi larutan Hayem
b. Tidak menghisap larutan Hayem tepat sampai garis 11
c. Terjadi gelembung udara didalam pipet pada waktu menghisap larutan Hayem
d. Terbuang sedikit cairan pada waktu mengocok pipet atau waktu mencabut karet penghisap
dari pipet.
3. Tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan Hayem
4. Tidak mengocok pipet sebentar sebelum mengisi kamar hitung
5. Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar hitung
6. Yang bertalian dengan kamar hitung dan tekhnik menghitung:
a. Kamar hitung atau kaca penutup kotor
b. Ada gelembung udara termasuk bersama dengan cairan

Laporan Praktikum Patologi Klinik 15


c. Letaknya kaca penutup salah
d. Meja mikroskop tidak rata air
e. Salah menghitung sel yang menyinggung garis-garis batas
f. Kaca penutup tergeser karena
disentuh dengan lensa mikroskop.

3.9 EVALUASI MORFOLOGI SEL DARAH


MERAH

Sampel: Lab

Dari hasil pengamatan kami pada sediaan apus


darah disamping, dapat diketahui keadaan morfologi sel darah merah yang ditemukan adalah sebagai
berikut:
- Mikrositik hipokrom
- Leptosit
- Stomatosit
- Sferosit

Laporan Praktikum Patologi Klinik 16


BAB IV
KESIMPULAN

Susunan darah yang diambil untuk pemeriksaan mungkin berubah oleh salah tindakan, waktu
pengambilan darah, sampai dengan proses pemeriksaan hematologi. Oleh karena itu, untuk mengetahui
cara pemeriksaan hematologi yang baik dan benar, perlu diketahui alat, bahan, tata kerja serta
kesalahan-kesalahan yang lazim dilakukan agar hasil pemeriksaan yang diperoleh merupakan gambaran
keadaan sesungguhnya dari sampel yang diambil.

Laporan Praktikum Patologi Klinik 17

Anda mungkin juga menyukai