Anda di halaman 1dari 10

RANCANG BANGUN ALAT PERAGA SISTEM KOPLING HIDROLIK

TOYOTA KIJANG SUPER 5K DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

Naskah Publikasi
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya

disusun oleh:

Abdy Ardanna Reswari

141.0504.018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TIDAR

2017
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PERAGA SISTEM KOPLING HIDROLIK


TOYOTA KIJANG SUPER 5K DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIDAR

disusun oleh:
Nama : Abdy Ardanna Reswari
NIM : 141.0504.018

Telah diujikan di depan Dewan Penguji pada tanggal: 30 Agustus 2017

dengan susunan Dewan Penguji

1. Wandi Arnandi, S.T., M.Eng. Ketua (…………...)


NIDN 0629057701
2. A. Noor Setyo H.D., S.T., M.Eng. Sekretaris (…………...)
NIDN 0612126201
3. Sigit Joko Purnomo, S.T., M.T. Anggota (…………...)
NIDN 0622027702

Mengesahkan,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Tidar

Xander Salahudin, S.T., M.Eng.


NIP 19850122 201504 1 001
RANCANG BANGUN ALAT PERAGA SISTEM KOPLING HIDROLIK
TOYOTA KIJANG SUPER 5K DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK
Abdy Ardanna Reswari1_Wandi Arnandi2_A. Noor Setyo H.D3
Program Studi Diploma III Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Tidar
Jl. Kapten S. Parman 39 Potrobangsan Magelang Utara, Jateng 56116
e-mail: 1 abdyardannareswari27@gmail.com
2
wandiarnandi@gmail.com
3
noorsetyo@yahoo.com
ABSTRAK
Laporan Tugas Akhir ini untuk mengkaji komponen, cara kerja, perawatan, dan perbaikan pada
sistem kopling tipe hidrolik.
Pembuatan alat peraga sistem kopling hidrolik dengan penggerak motor listrik ini untuk
mendukung sebagai media pembelajaran. Metode pengambilan data yang dilakukan dalam pembuatan
sistem kopling hidrolik ini yaitu metode literatur (membaca buku-buku), metode observasi (pengamatan
langsung dilapangan) dan metode interview (wawancara). Setelah menetapkan metode yang digunakan,
maka siap untuk memulai pembuatan alat peraga sistem kopling hidrolik. Dalam pembuatannya
diperlukan beberapa persiapan, mulai dari persiapan desain, alat dan bahan yang diperlukan, dan tempat
yang digunakan. Selanjutnya mulai melakukan proses pengerjaan alat peraga sistem kopling hidrolik,
pengukuran, pemotongan bahan, pengelasan dan pemasangan komponen sistem kopling hidrolik, yang
dilanjutkan dengan uji coba, pengambilan data, analisis hasil.
Sistem kopling yang digunakan dalam pembuatan alat peraga ini yaitu tipe hidrolik dengan
penggerak motor listrik. Sistem kopling tipe hidrolik ini mempunyai keuntungan yaitu konstruksinya
yang mewah, injakan pedal kopling lebih ringan dibanding tipe mekanik.
Kesimpulan yang didapat dari laporan ini bahwa sistem kopling tipe hidrolik dengan penggerak
motor listrik dapat terpasang dengan baik dan bekerja sesuai fungsinya, yaitu jika alat peraga dihidupkan
kemudian pedal kopling ditekan maka kampas kopling akan terbebas dengan fly wheel.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan yaitu, putaran motor listrik dan fly wheel, jarak injak
kedalam pedal dan gaya tekan, dan lebar celah plat kopling terhadap fly wheel.

Kata kunci: kopling hidrolik, kijang, motor listrik.

ABSTRACT
This Final Project Report to examine the components, workings, maintenance, and improvements
to the hydraulic type coupling system.
Making props hydraulic coupling system with electric motor drive is to support as a medium of
learning. Methods of data retrieval done in making this hydraulic coupling system that is literature
method (reading the books), observation method (direct observation field) and interview method
(interview). After setting the method used, it is ready to start making hydraulic coupling system props. In
the making it takes some preparation, starting from the preparation of design, tools and materials
needed, and the place used. Next start doing hydraulic coupling system workmanship process,
measurement, cutting material, welding and installation of hydraulic coupling system components,
followed by trial, data retrieval, yield analysis.
Coupling system used in the manufacture of props is a type of hydraulic with electric motor drive.
This type hydraulic clutch system has the advantage that its construction is luxurious, stroke clutch pedal
lighter than the type of mechanics.
The conclusion from this report that the hydraulic type coupling system with electric motor drive
can be installed properly and work according to its function, that is, if props are turned on then clutch
pedal is pressed then clutch can be freed with fly wheel.
Based on the tests conducted, namely, electric motor rotation and fly wheel, stomp distance into
the pedal and compressive force, and the width of the clutch plate slit against the fly wheel.

Keywords: hydraulic clutch, antelope, electric motor.


1. PENDAHULUAN
Pemahaman tentang sistem kopling hidrolik secara teori maupun praktek
merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa D III Teknik
Mesin Universitas Tidar. Namun pada kenyatannya sebagian besar mahasiswa belum
mencapai kompetensi tersebut, karena belum adanya alat peraga sistem kopling tipe
hidrolik sebagai media pembelajaran. Alat peraga sistem kopling hidrolik sangat
dibutuhkan untuk membantu mahasiswa memahami nama-nama komponen, cara kerja,
perawatan dan, perbaikan sistem kopling hidrolik. Pentingnya suatu alat peraga sebagai
media pembelajaran sistem kopling hidrolik ini, maka dibutuhkan suatu alat peraga
berbentuk simulator sebagai media pembelajaran praktek sistem kopling.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Ardianto (2013), memodifikasi sistem penggerak mekanik pada kopling
Daihatsu Charade tahun 1982 menjadi penggerak hidrolik. Proses modifikasi meliputi
perancangan, pembuatan, pemasangan, dan pengujian. Hasil modifikasi sistem kopling
penggerak hidrolik dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dari hasil uji
jalan sistem kopling dapat memutus dan menghubungkan putaran dari mesin ke
pemindah tenaga dengan halus, tanpa getaran, tidak berisik dan tidak slip. Pengukuran
gaya pedal kopling sebelum dimodifikasi yaitu 8,5 kg dan setelah dilakukan modifikasi
turun menjadi 5 kg, dari pengukuran dapat disimpulkan bahwa pedal kopling Daihatsu
Charade lebih ringan 3,5 kg.
Rahmawan (2016), membandingkan jarak penekanan release fork antara kopling
berpenggerak mekanik dan hidrolik pada Toyota Avanza 1.3 G M/T. Penelitian ini
menggunakan pendekatan eksperimen. Jarak penekanan release fork pada mekanisme
penggerak mekanik dan hidrolik menggunakan tiga variasi gaya, yaitu 4 kg, 6 kg, dan 8
kg. Untuk mengetahui jarak penekanan release fork digunakan alat Vernier caliper.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme penggerak kopling mekanik sangat
responsive pada gaya awal 4 kg dan 6 kg, sedangkan pada gaya 8 kg menunjukkan
kopling hidrolik sangat jauh responsive tekanannya untuk mendorong release fork
dibandingkan dengan kopling tipe mekanik.
3. METODOLOGI
3.1 Diagram Alir Pembuatan Alat Peraga

Mulai

Studi pustaka

Proses
Perancangan Persiapan bahan pembuatan/
dan alat
pengerjaan
Tidak

Apakah
Uji coba
berhasil?

Ya

Pengambilan Analisis hasil


data

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alir pelaksanaan laporan akhir

3.2 Perancangan

Depan Kiri
Atas

Gambar 3.2 Desain alat peraga proyeksi eropa

3.3 Proses pembuatan/pengerjaan


1. Proses pembuatan rangka.
2. Proses pembuatan dudukan komponen sistem kopling.
3. Hasil proses pembubutan poros.
4. Proses pembuatan sistem kopling dan sistem transmisi daya.
5. Proses bleeding atau pembuangan udara palsu.
6. Proses pengecatan rangka dan komponen sistem kopling.

3.4 Pengambilan data


1. Pengukuran rpm motor listrik (n1), rpm putaran fly wheel (n2).
2. Pengukuran jarak injak kedalam pedal dan gaya tekan.
3. Pengukuran lebar celah plat kopling terhadap fly wheel.

3.5 Analisis hasil


Analisis hasil merupakan langkah untuk mengetahui kinerja sistem kopling yang
dirancang dengan cara membandingkan data yang diperoleh dengan standar kendaraan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengujian
Tabel 4.1 menunjukkan putaran motor listrik dan fly wheel dari hasil pengukuran.
Tabel 4.1 Putaran motor listrik dan fly wheel

No Kondisi Posisi pulley Rpm


1 Fly wheel 901,8
Tanpa beban
Motor listrik 1405
2 Fly wheel 1064
Dengan beban
Motor listrik 1427
Tabel 4.1 memperlihatkan kondisi putaran kopling tanpa beban atau pada saat
pedal kopling diinjak putaran fly wheel menunjukkan 901,8 rpm, putaran motor listrik
menunjukkan 1405 rpm. Kondisi putaran kopling dengan beban atau pedal kopling
tidak diinjak putaran fly wheel menunjukkan 1064 rpm, dan putaran motor listrik
menunjukkan 1427 rpm.

Tabel 4.2 menunjukkan jarak injak kedalam pedal dan gaya tekan dari hasil
pengukuran.
Tabel 4.2 Jarak injak kedalam pedal dan gaya tekan
Jarak injakan Gaya tekan Beban Kondisi plat
No
pedal (mm) pedal (N) transmisi (N) kopling
1 10 10 200 Tidak bebas
2 20 20 200 Tidak bebas
3 40 40 200 Belum terbebas
penuh
4 60 60 200 Belum terbebas
penuh
5 80 80 200 Bebas penuh
Tabel 4.2 memperlihatkan jarak injak pedal 10 mm, gaya yang diberikan pada
pedal 10 N dengan beban transmisi 200 N, sehingga plat kopling masih terhubung
(tidak bebas), begitu juga dengan jarak injak pedal 20 mm, 40 mm dan 60 mm. Plat
kopling terbebas dari fly wheel pada jarak injak pedal 80 mm dengan gaya tekan pedal
80 N dengan beban transmisi yang sama 200 N.

Tabel 4.3 menunjukkan lebar celah plat kopling terhadap fly wheel dari hasil
pengukuran.
Tabel 4.3 Lebar celah plat kopling terhadap fly wheel
Jarak injakan pedal Celah plat Kondisi plat
No
(mm) kopling (mm) kopling
1 10 0 Tidak bebas
2 20 0 Tidak bebas
Belum terbebas
3 40 0,10
penuh
Belum terbebas
4 60 0,55
penuh
5 80 1,5 Terbebas penuh
Tabel 4.3 memperlihatkan hasil pengukuran jarak injak pedal terhadap celah plat
kopling, jarak injak pedal 10 mm dan 20 mm tidak terdapat celah pada plat kopling,
sehingga kopling tidak bebas, sedangkan pada jarak 40 mm, 60 mm dan 80 mm celah
plat kopling secara berurutan yaitu 0,10 mm, 0,55 mm dan 1,5 mm dengan kondisi plat
kopling bebas.

4.2 Pembahasan
Hasil rancang bangun alat peraga sistem kopling hidrolik Toyota Kijang Super 5K
dengan penggerak motor listrik, terdapat beberapa perbedaan antara perencanaan
dengan kenyataan. Hasil perencanaan diameter poros ds1 = 9,87 mm dan ds2 = 10,9
mm, sedangkan hasil kenyataan ds1 = 14,65 mm dan ds2 = 19 mm. Penulis memilih
diameter poros ds1 = 14,65 mm dan ds2 = 19 mm dikarenakan agar sesuai dengan
diameter pulley. Jika menggunakan diameter poros ds1 = 9,87 mm dan ds2 = 10,9 mm
kekuatan poros akan berkurang dan memperbesar faktor keolengan.

Hasil pengukuran rpm motor listrik (bawah) dan fly wheel (atas) memperlihatkan
kondisi putaran kopling tanpa beban atau pada saat pedal kopling diinjak putaran pulley
atas menunjukkan 901,8 rpm, pulley bawah menunjukkan 1405 rpm. Kondisi putaran
kopling dengan beban atau pedal kopling tidak diinjak putaran pulley atas menunjukkan
1064 rpm, dan pulley bawah 1427 rpm. Putaran tanpa beban lebih pelan dikarenakan
terdapat beban tekan pada pegas diafragma oleh bantalan pembebas dan beban poros
input shaft transmisi karena poros input shaft transmisi ikut berputar. Sedangkan pada
saat kondisi dengan beban, seluruh komponen sistem kopling tidak ada beban
tambahan, sehingga tenaga akan diteruskan menuju input shaft transmisi dengan
sempurna dan tanpa selip.

Hasil pengukuran jarak injak kedalaman pedal dan gaya tekan dengan beban
transmisi 200 N, didapatkan kondisi plat kopling bebas penuh pada jarak injak pedal 80
mm dengan gaya tekan pedal 80 N. Pada kondisi plat kopling belum bebas penuh pada
jarak injak pedal 40 mm dan 60 mm dengan gaya tekan pedal 40 dan 60 N. Sedangkan
kondisi plat kopling tidak bebas pada jarak injak pedal 10 mm dan 20 mm dengan gaya
tekan pedal 10 dan 20 N. Kondisi bebas atau tidaknya plat kopling dipengaruhi oleh
besar kecilnya beban pada transmisi, semakin besar beban transmisi maka semakin
pendek jarak injak pedal.
Hasil pengukuran lebar celah plat kopling terhadap fly wheel, jarak injak pedal 10
mm dan 20 mm tidak terdapat celah pada plat kopling, sehingga kopling tidak bebas,
sedangkan pada jarak 40 mm, 60 mm dan 80 mm celah plat kopling secara berurutan
yaitu 0,10 mm, 0,55 mm dan 1,5 mm dengan kondisi plat kopling bebas.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
1. Hasil rancang bangun alat peraga sistem kopling hidrolik bekerja dengan baik
sesuai dengan fungsinya, yaitu jika alat peraga dihidupkan kemudian pedal kopling
ditekan maka kampas kopling akan terbebas dengan fly wheel,
2. Sistem transmisi daya pada alat peraga sistem kopling hidrolik menggunakan
penampang sabuk tipe B bekerja dengan baik dan tidak selip.
5.2 Saran
1. Untuk menstabilkan putaran awal sampai putaran maksimal pada fly wheel alat
peraga sistem kopling hidrolik dibutuhkan motor listrik dengan daya yang lebih
besar,
2. Untuk memperlambat putaran pada alat peraga sistem kopling hidrolik ini maka
sistem transmisi harus direduksi.
DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, A. (2013). Modifikasi Sistem Penggerak Hidrolik Pada Kopling Daihatsu


Charade Tahun 1982, Jurnal ISSN, Hal. 1.
Aza, S. 2012. SISTEM KOPLING.
http://seno1983.blogspot.co.id/2012/09/sistem-kopling.html. Online 12 Juni 2017
(10:00)
Daryanto. 1992. Gangguan dan Diagnosa Perbaikan Teknik Mobil. Bandung: Tarsito.
H6194v. 2010. MEKATRONIKA SMK. http://mekatronika-
smk.blogspot.co.id/2011/08/motor-listrik.html. online 15 juni 2017 (01:15).
Ilmu, P.P. 2015. Pengaruh Komposisi Serat Kelapa Terhadap Temperatur Gesek Bahan
Kopling Gesek Kendaraan, Jurnal ISSN, Hal. 8.
Johnston, V. 2016. How Long Does a Flexible Clutch Hose Last?.
http://www.yourmechanic.com/article/how-long-dose-flrxible-clutch-hose-last.
Online 24 Juni 2017 (11:20)
Kurniawan, J. 2012. Pembuatan Simulator Kopling Dengan Sistem Penggerak Hidrolik.
Tugas Akhir. Universitas Negeri Padang (UNP). Padang.
Putra, A. 2016. Fungsi Timing Belt dan Cara Mrewat Timing Belt.
http://mobilupdate.net/fungsi-timing-belt-dan–cara-merawat-timing-belt/. Online
24 Juni 2017 (09:00).
Rahmawan, A. 2016. Perbandingan Gaya Kerja Kopling Dengan Mekanisme Penggerak
Mekanik dan Hidrolik Terhadap Jarak Penekanan Release Fork Toyota Avanza
1.3 G M/T. Tugas Akhir. Universitas Negeri Padang (UNP). Padang.
SMK Kartanegara Wates Kab. Kediri. 2010. Perawatan dan Perbaikan Sistem Kopling.
Kediri.
Sularso. 1994. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
Toyota Astra Motor Training Center, Training Manual, News Step 1.
Wisnu, K.E. 2010. Prinsip Kerja dan Trouble Shooting Kopling Mekanis Isuzu Panther
Hi-Grade. Tugas Akhir. Universitas Negeri Semarang (UNS). Semarang.

Anda mungkin juga menyukai