IHSG Jeblok
IHSG Jeblok
Silakan memperbanyak dan menyebarluaskan dokumen ini dengan tidak mengubah apa pun dari
seluruh isi dokumen ini. Dilarang mengubah, mengutip, memperjual belikan isi dokumen ini tanpa
seijin Ellen May Institute. Produk ini adalah produk GRATIS. Apabila Anda membayar untuk produk
ini berarti Anda sudah menjadi korban penipuan. Harap laporkan ke info@ellen-may.com The
information provided on this ebook is intended for personal edutainment purposes only.
FOLLOW US!
Facebook : Ellen May
Twitter : @pakarsaham
Nilai tukar USD terhadap Rupiah terus menanjak. Target penguatan Rp 14.700 per USD yang pernah
saya sebutkan beberapa bulan yang lalu pun sudah terlampaui. Sekarang USD sudah di depan mata
menyentuh angka 15000, semakin dekat dengan angka tertinggi di 16650 pada 1998 yang lalu.
Apa penyebab USD terus menanjak? Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Apakah kini saatnya kita tiarap dalam investasi saham? Atau justru beli banyak?
Untuk pelaku bisnis atau personal investment strategy, apa yang harus kita lakukan? Beli USD kah?
Beli emas kah? Atau beli property kah?
Apakah benar, kondisi ekonomi Indonesia saat ini akan seperti krisis ekonomi pada 1998 lalu? Apa
persamaan dan perbedaanya antara 2018 dan 1998? Berikut beberapa fakta yang harus Anda
ketahui.
Pelemahan rupiah ditahun 1998 awal mulanya terjadi karena contagion effect (efek domino) dari
pelemahan baht Thailand yang kemudian menyebar ke berbagai negara berkembang, termasuk
Indonesia.
Pelemahan tersebut kemudian semakin meningkat, terutama disebabkan oleh kondisi ekonomi
Indonesia yang memang saat itu cukup buruk. Pada 1998, cadangan devisa pernah menyentuh 10
miliar dollar AS hingga 15 juta dollar AS, dan rasio utang terhadap gross domestic product (GDP)
atau produk domestik bruto (PDB) sempat melambung ke posisi 60 persen. Tidak hanya itu, bahkan
pertumbuhan ekonomi dikala itu menyusut secara tajam hingga -13 persen.
Lonjakan yang terjadi pada dolar di tahun 1998 kemarin juga disebabkan oleh kebijakan moneter
yang digunakan oleh Presiden Soeharto dikala itu. Presiden Soeharto menggunakan kebijakan
pengendalian rupiah dengan sistem kurs terkendali, dimana pergerakan rupiah selalu dikendalikan
dan jika terjadi pelemahan sedikit saja akan langsung diinterversi dengan menggunakan devisa.
Namun, justru karena paham inilah yang membuat pergerakan rupiah yang akhirnya tidak terkontrol
akibat penggunaan cadangan devisa yang terlalu berlebihan, sehingga ketika rupiah mengalami
pelemahan tajam, BI tidak bisa lagi mengendalikan rupiah akibat cadangan devisa yang sudah habis,
karena digunakan secara terus menerus untuk menekan pergerakan rupiah.
Kekacauan ini semakin membesar, setelah presiden Soeharto memecat Gubernur Bank Indonesia
yang dianggap tidak mampu melindungi mata uang rupiah. Soeharto pun dipaksa mundur sebagai
presiden Indonesia pada pertengahan 1998 setelah sebelumnya terjadi berbagai kerusuhan seperti
1.Depresiasi Rupiah
Pada tahun 1998 Rupiah mengalami depresiasi hingga 254%! Dari sekitar Rp3.030 menjadi Rp10.725.
Sedangkan pada tahun 2018, rupiah hanya mengalami depresiasi sebesar 11% dari 13.345 menjadi
14.815/USD. Kalau pelemahan rupiah pada tahun 2018 memang seperti 1998, seharusnya rupiah
mencapai juga mengalami depresiasi sekitar 254% atau menjadi Rp47.241/USD pada September
2018.
2.Cadangan Devisa
Pada 1998 cadangan devisa Indonesia sebesar 23,61 miliar Dolar sedangkan pada tahun 2018
cadangan devisa sebesar 118,3 miliar Dolar.
Pada tahun 1998, Net Capital Inflow triwulan II sebesar minus 2,470 miliar dolar, sedangkan pada
tahun 2018, Net Capital Inflow triwulan II sebesar 4,015 miliar dolar.
Pertumbuhan ekonomi triwulan II pada tahun 1998 sebesar minus 13,34%, sedangkan pada 2018
Pertumbuhan ekonomi triwulan II sebesar 5,27%.
Pada bulan Agustus 1998 tingkat inflasi sebesar 78,2%, sedanngkan pada bulan Agustus 2018 inflasi
3,2%.
6.Angka Kemiskinan
Pada tahun 1998, angka kemiskinan sebesar 24,2% atau sebanyak 49,5 juta orang, sedangkan tingkat
kemiskinan pada 2018 sebesar 9,82% atau sebanyak 25,9 juta orang.
1. Stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek yang telah
menciptakan “ketidakstabilan”.
3. Tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang pemerintahan otomatis berkembang
menjadi persoalan ekonomi pula.
4. Miss government.
5. Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu faktor politik. Pada tahun 1998
krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat rezim Soeharto hendak tumbang. Begitu
sulitnya merobohkan bangunan rezim Soeharto sehingga harus disertai pengorbanan besar berupa
kekacauan (chaos) yang mengakibatkan pemilik modal dan investor kabur dari Indonesia. Pelarian
modal besar-besaran (flight for safety) karena kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat daripada
pelarian modal yang dipicu oleh pertimbangan ekonomi semata (flight for quality). Karena itu, rupiah
merosot amat drastis dari level semula Rp 2.300 per dollar AS (pertengahan 1997) menjadi level
terburuk Rp17.000 per dollar AS (Januari 1998).
6. Banyaknya utang dalam valas, proyek jangka panjang yang dibiayai dengan utang jangka pendek,
proyek berpenghasilan rupiah dibiayai valas, pengambilan kredit perbankan yang jauh melebihi nilai
proyeknya, APBN defisit yang tidak efisien dan efektif, devisa hasil ekspor yang disimpan di luar
negeri, perbankan yang kurang sehat, jumlah orang miskin dan pengangguran yang relative masih
besar, dan seterusnya.
7. Krisis moneter dimulai dari gejala/kejutan keuangan pada juli 1997, menurunnya nilai tukar rupiah
secara tajam terhadap valas, diukur dengan dolar Amerika Serikat yang merupakan pencetus/trigger
point.
8. Diabaikannya early warning system merupakan penyebab mengapa krismon 97 melanda Inonesia.
Adapun early system warningnya adalah: meningkatnya secara tajam deficit transaksi berjalan
sehingga pada saat terjadinya krisis, defisit transaksi berjalan Inonesia sebesar 32.5% dari PDB.
Utang luar negeri baik pemerintah maupun swasta yang tinggi.
9. Argument bahwa pasar financial internasional tidak stabil secara inheren yang kemudian
mengakibatkan buble ekonomi dan cenderung bergerak liar. Bahkan sejak tahun 1990-an pasar
financial lebih tidak stabil lagi. Hal ini dikarenakan tindakan perbankan negara-negara maju
menurunkan suku bunga mereka. Sehingga mendorong dana-dana masuk pasar global. Maka pada
tahun 1990-an dana asing melonjak dari $9 Miliar menjadi lebih dari $240 Miliar.
Bagaimana dengan tahun 2018? Apa yang mendorong USD terus menanjak?
Beberapa Faktor pendorong USD terus menanjak, antara lain:
- Normalisasi kebijakan the Fed, termasuk kenaikan suku bunga yang diperkirakan
mencapai 2,5% di 2018 dan 3,0% di 2019
- Berkurangnya aliran modal yang masuk ke emerging market karena meningkatnya profil
risiko
- Cadangan devisa Indonesia yang terus tergerus (meskipun masih di atas 6,0 bulan impor)
karena defisit transaksi berjalan yang menyentuh 3,0% GDP (USD8,0M). Ke depan, Bank
Indonesia memperkirakan defisit CA akan membaik ke level 2,5%GDP.
Emas di pasar global biasanya cenderung bergerak di level rendah seiring dengan kenaikan suku
bunga the Fed. Emas di Indonesia naik lebih disebabkan oleh pelemahan rupiah. Sementara itu,
pasar saham Indonesia sendiri pergerakannya biasanya berbanding terbalik dengan pergerakan
dolar. Dengan kata lain, jika dolar menguat, maka pasar saham biasanya akan turun.
Untuk lebih jelasnya, Anda bisa coba perhatikan gambar berikut ini.
Note:
= USD/IDR
= JKSE
= Gold
Jadi, meskipun kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih terpengaruh oleh berbagai gejolak ekonomi
di global, seperti krisis di Argentina dan Turki. Kalau dilihat secara makro, Indonesia masih jauh lebih
baik dibanding 1998 yang lalu.
10 | C o p y r i g h t E l l e n M a y I n s t i t u t e
Bagaimana arah USD dan pasar saham ke depannya?
Beberapa bulan yang lalu, saya memberi target di angka 14700 untuk nilai tukar USD versus IDR.
Waktu itu masih sekitar bulan Desember – April. Tidak lama, target 1400 terlampaui, dan bahkan
USD terus melaju hinggal level 15000. (ilmu membaca arah grafik USD ini bisa dipelajari di workshop
Super Trader www.supertrader.id )
USD masih bisa naik, dengan target berikutnya 17000 (level tertinggi di 1998)
Saham bagaimana?
IHSG masih bisa merosot dengan target koreksi di area 5500. Saat ini, untuk mid term IHSG masih
downtrend dengan target 5500. Jika IHSG di bawah 5500, maka trend akan berubah menjadi long
term sideways. Selama masih di atas 5500 masih uptrend untuk rentang waktu tahunan (long term)
11 | C o p y r i g h t E l l e n M a y I n s t i t u t e
Jadi apa yang sebaiknya kita lakukan?
Kesimpulan :
• Kondisi makro ekonomi Indonesia masih jauh lebih bagus dibanding tahun 1998 masih jauh
lebih baik
• Kita lebih fokus pada teknis daripada pada makro. Kenapa ? pasar saham dan USD bisa
bergejolak tanpa perlu kondisi makro buruk
• Amerika saat ini dalam posisi kuat sejak dipimpin Trump. Saham Amerika masih bertahan
sementara China dan emerging market lainnya merosot.
What to do:
• Buy USD ? Too late. Tidak lama lagi USD akan mencapai resisten terkuatnya / target
terkuatnya di 17000. Upside sisa dikit aja. Kalau Anda punya, hold aja. Jangan borong
sekrang, atau Anda akan nyangkut di atas.
• Beli saham? tunggu sebentar. Sabar. Sebentar lagi saham hampir capai level bottom. Saham
apa yang dibeli? Paling gampang beli UNVR. Fundamental top, dan sekarang lagi terdiskon
habis. Beli di bulan September sd Oktober. Oktober akan jadi bottom. → PS : ini adalah long
term investing, bukan strategi Super Trader ™
• Strategi Super Trader ™ gimana? Sabar! Setelah membuahkan banyak cuan di semester 1
tahun ini. Selama Februari sd Juli 2018 ketika IHSG turun 16% dari level tertingginya 6693
hingga level terendahnya 5557 di 4 Juli 2018, Premium Access sudah mendapatkan
keuntungan dari beberapa saham seperti TKIM (+111%), INKP (+106%), ERAA (+89%),
WOOD (+69.9%), TOPS (+53.41%), HOKI (+25 % dan 18 %, 2 kali transaksi). Semua saham
tersebut, dipanen pada bulan Juni – Juli yang kebetulan menjadi momen panen besar untuk
saham-saham Super Trader ™ kita.
Pada Juli – Agustus 2018, beberapa saham tersebut nampak mulai recover dan mulai
kembali menunjukkan energinya untuk naik, sehingga kita sempat melakukan buy back.
Namun pada pekan lalu beberapa gagal untuk recover sehingga kita lakukan pembatasan
resiko / stop loss.
Penting untuk Anda pahami bahwa ada masa menabur, menyiram, dan menuai serta
menikmati. Saat ini harap BERSABAR menunggu momen untuk menabur lagi. Tidak akan
lama. Jika Anda baru bergabung dan langsung kena beberapa stop loss, harap BERSABAR.
Sampai kapan?
Ellen May
PS : Anda ingin trading saham namun sibuk? Ingin punya asisten trading saham yang bisa
memberitahu Anda beli dan jual saham apa?
12 | C o p y r i g h t E l l e n M a y I n s t i t u t e
Selain dapat rekomendasi, melalui Premium Access Anda diedukasi supaya semakin pintar, semakin
mandiri dalam trading saham. Premium Access akan menemani Anda dan menjadi personal coach
Anda untuk jadi super trader!
Dengan Premium Access ini Anda bisa beli jual saham dengan jauh lebih mudah. Praktisnya, Anda
ngga usah mikir mau beli / jual saham apa dan kapan beli / jualnya. Tinggal ikuti saja semua key
actionnya.
13 | C o p y r i g h t E l l e n M a y I n s t i t u t e