BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Bibir sumbing merupakan ………..(isiin pengertiannya ya rah)
2. Mekanisme terjadinya CB/L yaitu teori penguatan oleh jaringan mesodermal pada
membran brankialis dan gabungan teori fusi dengan teori penetrasi mesoderm.Teori
fusi dan teori klasik menyatakan bahwa celah bibir terjadi akibat kegagalan penyatuan
antara prosesus maksilaris dengan prosesus nasalis medialis. Gabungan teori fusi dan
teori penetrasi mesoderm diajukan pertama kali oleh Patten.
3. Etiologi celah bibir adalah multifaktorial dan etiologi celah bibir belum dapat
diketahui secara pasti. Pembentukan bibir terjadi pada masa embrio minggu keenam
sampai minggu kesepuluh kehamilan. Penyebab kelainan ini dipengaruhi berbagai
faktor, disamping faktor genetik sebagai penyebab celah bibir, juga faktor non genetik
yang justeru lebih sering muncul dalam populasi, kemungkinan terjadi satu individu
dengan individu lain berbeda.
4. Bibir sumbing bisa ditangani dengan pembedahan. Tujuan dari operasi bibir sumbing
adalah memperbaiki kemampuan anak untuk makan dan minum, dapat bicara dan
mendengar secara normal, serta memiliki penampilan wajah yang normal.
5. Adapula pencegahan yang dilakukan untuk bibir sumbing ialah bagi ibu yang sedang
hamil dianjurkan jangan merokok, jangan mengkonsumsi minuman beralkohol, dan
penuhi kebutuhan gizi.
3.2 Saran
Sebagai manusia kita harus hidup sehat karena penyakit dapat menyerang kapan saja.
Maka dari itu, kita harus melakukan pola hidup sehat dengan cara menjaga pola makan.
Terutama bagi ibu yang sedang hamil , dianjurkan menghindari hal hal yang toksinogen
dan mengkonsumsi obat-obatan yang teratogenik, karena hal tersebut dapat berpengaruh
terhadap perkembangan janin nanti kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sufiawati, I . 2015. Epidemiologi dan Analisis Molekuler Dalam Rangka Preventif
danTatalaksana Penderita Kelainan Celah Bibir Dan Langit-Langit(diakses
pada tanggal 31 Mei 2019).Tersedia pada http://media.unpad.ac.id/files
Rudolph AM. Buku ajar Pediarti rudolph. Edisi ke-20. Jakarta: Penerbit Buku
Kedoteran EGC; 2006; h. 1063-8