Anda di halaman 1dari 14

1.

Buka applikasi untuk analisis struktur yaitu SAP200 versi student


2. Ubah satuan nya menjadi N-mm seperti pada gambar berikut :

3. Klik file – new model from template dibagian kiri pojok atas atau bisa dilihat
digambar sebagi berikut :

4. Nanti akan muncul pilihan dan Pilih continous beam dibagian atas pojok kiri :
Atur dahulu number of spans = 2 ( jumlah bentangnya ) dan span length =
6000 ( lebar bentangnya ) lalu restraints : yes, gridlines : yes lalu tekan ok bisa
perhatikan gambar dibawah ini :

5. Double klik di gridline vertikal (berwarna putih ) di sebelah kanan, lalu ubah x
location menjadi 5000 ( 5 Meter ), kemudian ceklis glue joints to grid lines dan
klik move grid line dan klik ok. Maka jarak kanan menjadi lebih pendek dari
sebelah kiri ( pahami gambar dibawah ini ) :

6. Dividekan balok kiri menjadi 1 meter denan cara : klik garis kuning bentang
sebelah kiri pilih toolbar edit – divide frames, ubah divide into menjadi 6
kemudian tekan ok
Lakukan cara yang sama untuk bentang sebelah kanan, dengan nilai divide
into menjadi 5
Dan dititik tengah bentang B dividekan lagi dengan nilai angka divide 2 dan
klik ok

7. Ubah properties material beton dengan cara klik define – materials

Pilih concrete kemudian klik modify/show material

Maka akan muncul material property ubah angka-angka material ( seperti disoal
) bisa dilihat di gambar berikut ini :
8. Klik pada toolbar define – frame section, kemudian pilih fsce1 dan klik
modify/show section

Pada rectangular section ubah material menjadi conc kemudian klik


reinforcement

Maka akan muncul window pengisian reinforcement data pilih beam pada elemen
class dan masukan nilai concrete top dan bottom menjadi 60 karena 40 + 10 + 0,5*19
= 60 kemudian klik ok
9. Klik define – static load pada toolbar diatas, lalu akan muncul jendela baru
kemudian ketik mati dikolom load, type = dead dan ubah nilai self weight
multipler = 1 dan kemudian klik change load, ketik hidup dikolom load ganti
type = live dan ubah nilai self weight multipler = 0 lalu klik ok

10. Klik define – load combination pada toolbar atas nanti akan muncul jendela
seperti pada gambar dibawah ini
Ada 3 kombinasi pembebanan yang akan digunakan yaitu :
a.
b. SER = DL + LL
c. ULT1 = 1,4 DL
d. ULT2 = 1,2 DL + 1,6 DL
kemudian pilih add new combo dan masukan data sesuai perintah
11. Atur analysis option seperti gambar dibawah ini :

12. Masukan beban sesuai dengan jarak dari titik A = 3 meter dan B = 2,5 meter
beban terpusat, ubah terlebih dahulu satuan menjadi KN-m

Masukan beban mati kedalam bentang A, klik titik kuning yang ke 3 dari kiri di
bentang A kemudian assign – joint static loads – forces
Kemudian klik joint force, ubah nilai dan load case seperti gambar dibawah ini
kemudian klik ok :

Masukan beban mati kedalam bentang b kemudian klik titik kuning ke empat dari titik c
dan pilih assign – joint static loads – forces

13. Masukan nilai beban merata kedalam bentang A dan bentang B pilih semua
garis horizontal dari titik A sampai titik B kemudian pilih assign – frame static
loads – point and uniform

Pertama-tama masukan beban merata terlebih dahulu seperti gambar dibawah


ini, lalu ulang masukan beban merata kembali dengan klik assign – frame static
loads – point and uniform (bentang A dan B dalam keadaan aktif ) lalu input
data seperti gambar disamping gambar sebelumnya
Kemudian klik ok setelah data teriisi dan akan muncul dengan hasil seperti gambar
dibawah ini:

14. Lakukan analyze dengan cara pilih analyze – run, maka akan muncul jendela
seperti gambar dibawah ini dan jia hasil run bertulisan analyze complete maka
benar:
Jawaban pertanyaan soal UTS :
a. Nilai reaksi perletakan pada tumpuan sendi A tumpuan rol B dan tumpuan
rol c akibat beban hidup dan beban mati yang bekerja (kombinasi
pembebanan 1 yakni serv = DL + LL dengan menggunakan satuan Kn-m

Nilai perletakan pada titik A

Nilai perletakan pada titik B dan C

b. Nilai lendutan yang terjadi akibat kombinasi pembebanan 1 (serv = DL +LL )


pada tengah bentang B1 (berjarak 3 meter dari titik A) dan pada tengah
bentang B2 (berjarak 2,5 meter dari titik B) dengan menggunakan satuan
lendutan dalam unit mm :

B1 (berjarak 3 meter)
B2 (berjarak 2,5 meter)

c. Gambar sketsa bentuk bidang momen lentur (M) dan bidang gaya lintang /
geser (L) akibat kombinasi pembebanan 3 (ult2 = 1,2 DL + 1,6 LL ) dan
nilai-nilai momen maksimum dan minimum yang terjadi pada masing-
masing gambar bidang momen lentur dan bidang gaya lintang

Gambar sketsa bidang lintang


Nilai Bidang Lintang maksimum dan minimum pada bentang 1

Nilai bidang lintang minimum pada bentang 1

Nilai bidang Lintang maksimum pada bentang 2


Nilai bidang Lintang minimum pada bentang 2

Gambar sketsa momen

Momen maksimum dan minimum pada bentang 1


Momen maksimum dan minimum pada bentang 2

Anda mungkin juga menyukai