1597 Chapter V PDF
1597 Chapter V PDF
KG. 2
KG. 2
KG. 1
KG. 1
Dasar sungai
+18.00
38.95
37.20
33.13
32.53
36.45
36.45
0.80 37.92
37.92
Jarak
1.00
0.50
+18.00
3.40 38.95
38.95
31.77
31.77
32.67
32.53
36.83
36.83
37.13
38.82
38.82
38.78
32.67
33.08
EL. Tanah Asli
0.40
0.40
3.00
2.00
0.80
Jarak
20.00 40.00 34.50 16.20 9.00 53.60
lebar dasar sungai pada bendung = 93.50
+19.00
39.14
39.00
38.85
2.00 29.88
36.97
36.97
3.00 33.71
35.02
2.80 36.69
29.82
29.88
36.71
33.71
38.07
30.02
0.80 33.29
EL. Tanah Asli
Jarak
1.00
4.00 7.60 5.00 4.70 5.10 30.40 22.60 40.00 8.90 3.60
Dari gambar diatas dapat ditentukan data-data pada bendung sebagai berikut :
1.50
1.75
1.00
1.75
87.60
450
Pilar
B=93,60
Diketahui :
- Debit banjir rencana (Q50 ) = 1.041 m3/det
- Kemiringan sungai = 0.0033
P = b + 2*h* 1 + m 2
A
R=
P
K = koefisien strickler = 60
Perhitungan h diperoleh secara coba-coba :
Tabel 5.1 Perhitungan Tinggi Air di Hilir Bendung
H B A P R V Q
2 3
(m) (m) (m ) (m) (m) I K (m/det) (m /det)
1.000 93 93.26917 103.05539 0.9050392 0.0033 60 3.2249158 300.785
1.500 93 140.1056 103.62414 1.3520558 0.0033 60 4.2144638 590.47
2.000 93 187.0767 104.21954 1.7950248 0.0033 60 5.0909284 952.394
2.120 93 197.4483 104.37013 1.8918085 0.0033 60 5.2723257 1,041.01
Jadi tinggi air banjir rencana di hilir bendung adalah h = 2,120 m dengan debit
banjir sebesar Q = 1041,01 m3/det ≈ Q50= 1041 m3/det
Elevasi muka air di hilir bendung adalah = elevasi dasar hilir + h
= +29,88 + 2,12 = +32,00 m.
5.2.4 Tinggi Air Banjir di Atas Mercu
Lantai Bendung Kaligending yang ada sekarang akan dimanfaatkan
sebagai mercu bendung ambang lebar dengan elevasi EL. +33.75. Dengan
demikian maka rumus pengaliran melalui mercu bendung yang digunakan adalah
sebagai berikut (KP-04, 1986):
2
1041 = 1*2/3* * 9,81 * (93,6 - 0,04 * H 1 ) * ( H 1 − V 2 / 2 g ) 3 / 2
3
610,59 = (93,6 – 0,04*H1)(H1-1,41)3/2
dengan cara coba-coba diperoleh H1 = 4,90 m
Be = 93,6-0,04*4.90 = 93,4 m
H1/L = 4,90/44 = 0,112
Cd = 0,93+0,10*0,112 = 0,941
Cv = 1,08
2
⎛ 1041 ⎞ 3
h1 = ⎜⎜ ⎟
⎟
⎝ 2 / 3 * 0,941 * 1,08 * 93, 4 * 2 / 3 * 9,81 ⎠
= 3,459 m
V2 5,26 2
H1 = h1 + = 3,459 + = 4,869m ≈ 4,90 m
2g 2 * 9,81
H1=4,90
h1=.3,459
+33.75
+33,46
+32.75
Mercu bendung
L=44,00 1,00
Bila 1,7 < Fr ≤ 2,5 maka kolam olak diperlukan untuk meredam energi secara
efektif. Kolam olak dengan ambang ujung mampu bekerja dengan baik (KP-04,
1986).
Perhitungan dimensi kolam olak dengan ambang ujung adalah sebagai berikut :
q2 11,152
hc = kedalaman kritis = 3 ⇒ hc = 3 = 2,33 m.
g 9,81
Z 1,00
= = 0,429
hc 2,33
hc 1,262
a = 0.28*hc ⇒ a = 0.28*1,262* = 0,397 m ≈ 0.5 m.
Z 1.00
Lj = 5(n+y2)
dimana;
Lj = Panjang kolam olak, m
n = Tinggi ambang ujung, m
y2 = Kedalaman air di atas ambang, m
Lj = 5 * (0.5+3,69) = 20,95 m
Dengan demikian maka panjang kolam olak yang ada (existing) sepanjang 21,85
meter tidak perlu diperpanjang.
¾ Panjang Lindungan
Rumus :
1/ 3
⎛Q⎞
R = 0,47⎜⎜ ⎟⎟ ....................................................................................(2.20)
⎝f ⎠
f = 1,76 Dm1 / 2
di mana :
R = Kedalaman gerusan, bila R > H2 maka terjadi gerusan (m)
Dm = Diameter rata-rata material dasar sungai = 10 mm
Q = Debit yang melimpah diatas mercu (m3/det)
f = Faktor lumpur Lacey
f = 1.76*Dm0.5 = 1.76*(10)0.5 = 5,57
1/ 3
⎛ 1041 ⎞
R = 0,47⎜ ⎟ = 2,69 m
⎝ 5,57 ⎠
Untuk keamanan dari turbulensi dan aliran tidak stabil R=1.5 * 2,69 =4,035 m
Panjang lindungan dari pasangan batu kosong diambil = 4*R
= 4*4,035 = 16,14 m
Kolam olak
+32,75
Batu lindung
1:10 +30,82
+29,61
+28,58
16,14 m
0.4
3.22
.
Gambar 5.8 Grafik untuk Perencanaan Ukuran Pasangan Batu Kosong
¾ Filter
Filter (saringan) berfungsi untuk mencegah hilangnya bahan dasar halus
melalui bangunan lindung. Filter harus ditempatkan antara pasangan batu
kosong dan tanah bawah (KP-02, 1986).
Pasangan batu
kosong 3
Konstruksi
Kerikil 2 lindung
Saringan
Kerikil halus 1
Tanah dasar
Tanah dasar
Gambar 5.9 Filter antara pasangan batu kosong dan tanah dasar
Pasangan batu
kosong 84 cm
Kerikil 15cm
Saringan
Kerikil halus 5 cm
Tanah dasar
Tanah dasar
0.30
Beton cyclope
1.25
0.30
1.55
Dimana :
Vup = kecepatan aliran di under sluice dibawah pintu (m/dt)
z = perbedaan elevasi permukaan air di hulu dan di hilir under sluice (m)
k = koefisien pengaliran di under sluice karena sempurna dan tidak
sempurnanya pengaliran pada bendung (keadaan sempurna k = 1)
g = kecepatan gravitasi (m/dt2)
µ = koefisien kontraksi (0,80)
kecepatan aliran didalam under sluice dibawah pintu penguras pada keadaan :
• Elevasi di hulu bendung setinggi mercu
• Pengaliran dalam keadaan sempurna dan air dihilir bendung setinggi bagian
bawah plat under sluice.
Vup = 0,80 * 2 * 9,81 * (1 * (33,75 − 32,12) = 4,524 m/dt
Pintu penguras bendung
B=1.75 m, H=1.55 m
Pintu penguras under sluice
B=1.75 m, H=1.45 m
+33.75
plat under sluice
+32.12
Vup = 4,54 m/dt Gambar 5.13 Kecepatan Air dibawah Pintu
Under sluice
MA +33.75
0.30 +32.12
Pintu Pengambilan
Lantai bendung
Intake
+33.75
+33.65
hi =0.83 0.9
+32.75
+32.48
0.30
Lubang under sluice
1.25
0.30
Qn 4,40
LB = = = 1100 m2
w 0.004
untuk mencegah aliran tidak meander di dalam kantong, maka L/B > 8.
Karena L/B > 8, maka dapat dihitung : L > 8B ⇒ 8B*B <1100 m2. Jadi
B<11,7 m dan L > 93,6 m
0,90
1,00
1,00
2,00 2,00
sedimen
7,00
Pn = 7 + 2*0.9 1 + 2 2 = 11,02 m
2
⎛ Vn ⎞
In = ⎜ 2 / 3 ⎟ .................................................................. (2.29)
⎝ Rn * Ks ⎠
2
⎛ 0,70 ⎞
In = ⎜⎜ 2/3
⎟⎟ = 0.00051
⎝ (0,571) * 45 ⎠
0,90
1,00
1,00
2,00 2,00
0,419
7,00
As 2,93
Rs = = = 0,374m
Ps 7 + 2 * 0,419
2 2
⎛ Vs ⎞ ⎛ 1.8 ⎞
Is = ⎜⎜ 2/3
⎟⎟ = ⎜⎜ 2/3
⎟⎟ = 0.0075
⎝ ( Rs) * Ks ⎠ ⎝ 0,374 * 40 ⎠
Agar pembilasan dilakukan dengan baik maka kecepatan aliran harus dijaga
agar tetap subkritis dimana aliran sub-kritis mempunyai Fr < 1
V 1.8
Fr = = = 0.89 < 1
gh 9,8 * 0.419
e. Panjang kantong
Diketahui :
hn = 0.9 m
Vn = 0.7 m/det
W = 0.004 m/det
hn L
Rumus : = ................................................................. (2.30)
w Vn
0.9 L 0,9 * 0,7
= ⇒L= = 157,5m
0.004 0,7 0.004
1,00
0.90
2,00 2,00
variasi
Sedimen
7,00
30.08
30.8
0.0057
+ 37.01 + 37.01
+ 34.21
+ 37.42
0.17
+ 33,57 + 33,57
0.90
+ 32.67 1: 10
+ 32.27
4.00 3.00
Luas penampang basah saluran di hulu pintu penerus harus sama dengan luas
penampang basah di pintu penerus.
bhs*hhs = n*bps*hps
Dimana :
bhs = Lebar dasar saluran dihulu pintu penerus (7,00m)
hhs = Tinggi air di hulu pintu penerus (0,90m)
bps = Lebar pintu penerus (m)
n = Jumlah pintu penerus (3 buah)
sehingga :
Gambar 5.24 Denah Pintu Pembilas Kantong Lumpur dan Pintu Penerus
P = b + 2h 1 + m 2
W = 0,60 m
1:m h = 0,831 m
b= 5,75 m
+32,45
Saluran Penerus
V +32,61 2,50 V
Bendung 5,75 Saluran Induk
5,00 Kaligending
Gorong-gorong
5, 00 13,30
+33,54
+33,55 +33,50
Saluran Penerus 0,90 Saluran Induk
Bendung 1,10 +32,64 Kaligending
+32,45 +32,57
5, 00 13,30
(V3s − Vsal ) 2
Hms = ξ ms * ............................................................. (2.32)
2* g
(1,93 − 0,8) 2
= 0,2 * = 0,013 m
2 * 9,81
(1,93 − 0,8) 2
Hkl = 0,4 * = 0,026 m
2 * 9,81
Jadi kehilangan energi pada bangunan gorong-gorong adalah:
∆h = Hf + Hms + Hkl
= 0,024 + 0,013 + 0,026