Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
dr. KARTIKA EKA PUTRI
PENDAMPING :
dr. M. NUR ZULKARNAEN
dr. MIFTAKHUL HUDA
1
LEMBAR PENGESAHAN PORTOFOLIO
Diajukan oleh :
Nama : dr. Kartika Eka Putri
Didiskusikan
Tanggal : 18 Agustus 2018
Pembimbing I Pembimbing II
2
Borang Portofolio
Nama Peserta:dr. Kartika Eka Putri
Nama Wahana: RS Siti Khodijah Pekalongan
Topik: Ketuban Pecah Dini
Tanggal (kasus): 23 Juli 2018
3
Data utama untuk bahan diskusi:
1 Diagnosis/Gambaran Klinis:
Keluhan Utama : Keluar cairan dari jalan lahir
4
6 Riwayat Keluarga :
Riwayat anggota keluarga dengan keluhan serupa tidak ada
VITAL SIGN
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Frekuensi nadi : 84 x/menit,teratur
Frekuensi nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,6 o
BB : 65 kg TB : 155 cm
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala : Simetris, normocephali
2. Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-)
3. Mulut &Tenggorokan : Mukosa bibir kering (-), tonsil T1-T1, tidak hiperemis, faring
hiperemis (-), gusi berdarah (-)
4. Leher : KGB servikal tidak membesar
5. Thoraks : retraksi (-), hiperpigmentasi areola mammae, puting susu
menonjol, mammae simetris.
6. Cor I : ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis tidak kuat angkat
P:
batas jantung kiri atas : spatium intercostale II, linea parasternalis sinistra
batas jantung kiri bawah : spatium intercostale V, linea midclavicula sinistra
batas jantung kanan atas : spatium intercostale II, linea sternalis dextra
batas jantung kanan bawah : spatium intercostale IV, linea parasternalis dextra
(Kesan : Batas jantung kesan normal)
5
A : Bunyi jantung I-II, intensitas normal, reguler, bising (-)
PulmoI : Pengembangan dada kanan = kiri
P : Fremitus raba kanan = kiri
P : Sonor / sonor
A : SDV (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-) di basal, wheezing (-/-)
7. Abdomen :
I : Jejas (-), Vulnus (-) Distended (-), Sikatrik (-),
A : Bising usus (+) dalam batas normal
P : Timpani (+), pekak alih (-) DJJ : 128 /menit
P : TFU : 34 cm, teraba punggung kanan, nyeri tekan konvergen, HIS : 1-2 kali
dalam 10 menit
8. Genitourinaria : VT belum ada pembukaan, cervix tebal, ketuban (+), lendir
darah (-), kepala turun di Hodge 1-2
9. Ekstremitas :
Akral Hangat CRT < 2” Edema
+ + + + - -
+ + + - -
+
11 Pemeriksaan Penunjang
6
NST : Reaktif
12. Resume
Pasien merupakan rujukan dari Puskesmas Batang dengan Ketuban Pecah Dini lebih dari
24 jam. OS datang ke RS pukul 10.30 WIB mengeluhkan keluar cairan dari jalan lahir
pukul 09.00 WIB kemarin, langsung kontrol ke Puskesmas Batang dan dicek ternyata
ketuban. Pasien diobservasi selama 24 jam di Puskemas dan belum mengalami
pembukaan jalan lahir. Kemudian dirujuk ke RS Siti Khodijah. Pasien merupakan
G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu, perut mulas (+). Tidak ada darah yang keluar dari
jalan lahir. HPMT : 15 Oktober 2017 dan HPL : 22 Juli 2017. Keluhan sesak napas, kaki
bengkak, tekanan darah tinggi, asma, jantung, kelainan pembekuan darah disangkal.
Hasil pemeriksaan umum didapatkan keadaan umum tampak lemas, kesadaran compos
mentis, TD : 100/70 mmHg, RR : 20 x/menit, HR : 84x/menit, temperatur aksila: 36,60C.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan hiperpigmentasi areola mammae, puting susu
menonjol, mammae simetris, TFU : 34 cm, teraba punggung kanan, nyeri tekan konvergen,
HIS 1-2 kali/10 menit, VT belum ada pembukaan, cervix tebal, ketuban (+), lendir darah (-
), kepala turun di Hodge 1-2. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11,3 gr/dl,
Leukosit : 9,51, Trombosit : 324, Hmt : 34.
12 Diagnosis
G1P0A0 UK 40 minggu dengan Ketuban Pecah Dini BDP
13 Penatalaksanaan
Konsul TS. Spesialis Kandungan :
. Infus RL
a. Induksi Misoprostol 25 mikrogram tiap 6 jam jika NST Reaktif pro persalinan spontan
b. Amoxicilin 3x500 mg
c. Cek Darah Lengkap
14 Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanationam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam
Hasil Pembelajaran:
14.1.1.1 Penegakkan diagnosis ketuban pecah dini
14.1.1.2 Penatalaksanaan awal ketuban pecah dini
14.1.1.3 Edukasi
7
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subyektif
Pasien merupakan rujukan dari Puskesmas Batang dengan Ketuban Pecah Dini lebih
dari 24 jam. OS datang ke RS pukul 10.30 WIB mengeluhkan keluar cairan dari jalan lahir
pukul 09.00 WIB kemarin, langsung kontrol ke Puskesmas Batang dan dicek ternyata
ketuban. Pasien diobservasi selama 24 jam di Puskemas dan belum mengalami pembukaan
jalan lahir. Kemudian dirujuk ke RS Siti Khodijah. Pasien merupakan G1P0A0 usia
kehamilan 40 minggu, perut mulas (+). Tidak ada darah yang keluar dari jalan lahir.
HPMT : 15 Oktober 2017 dan HPL : 22 Juli 2017. Keluhan sesak napas, kaki bengkak,
tekanan darah tinggi, asma, jantung, kelainan pembekuan darah disangkal.
Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan G1P0A0 UK 40 minggu dengan KPD belum
dalam persalinan. Dalam penegakan diagnosis, hal yang pertama harus dilakukan adalah
memastikan bahwa ditemukannya adanya keluhan keluar cairan dari jalan lahir yang
merupakan ketuban yang pecah lebih dari 24 jam dan perut mulas. Hal ini sudah sesuai
dengan teori Buku Saku Pelayanan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan (2013)
yang menyebutkan bahwa ditemukannya riwayat ketuban cairan dari jalan lahir dan tanda
lain persalinan.
2. Objektif
Hasil pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan fisik umum dan laboratorium sangat
mendukung diagnosis ketuban pecah dini. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan
berdasarkan:
Pemeriksaan tanda vital didapatkan kesadaran compos mentis, TD : 100/70
mmHg, RR : 22x/menit HR : 84x/menit, temperatur aksila: 36,60C
Pemeriksaan fisik didapatkan hiperpigmentasi areola mammae, puting susu
menonjol, mammae simetris, TFU : 34 cm, teraba punggung kanan, nyeri tekan
konvergen, HIS : 1-2 kali/10 menit, VT belum ada pembukaan, cervix tebal,
ketuban (+), lendir darah (-), kepala turun di Hodge 1-2.
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11,3 gr/dl, Leukosit : 9,51,
Trombosit : 324, Hmt : 34.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan (2013) yang menyebutkan bahwa pada
pemeriksaan fisik pasien sesuai dengan diagnosis Ketuban Pecah Dini dengan
ditemukannya ketuban pecah sebelum proses persalinan atau dimulainya tanda inpartu.
8
1. Assesment
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang pasien didiagnosis Ketuban Pecah
Dini.
2. Plan
Diagnosis : Kecil kemungkinan keluhan ini disebabkan bukan karena ketuban pecah
dini. Diagnosis yang dilakukan sudah sesuai guideline yang berlaku.
Pengobatan: Saat berada di UGD pasien ditatalaksana dengan Infus RL 20 tetes per menit
makro, induksi dengan misoprostol 25 mikrogram dan amoxicilin 500 mg.
Pendidikan: Pendidikan dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk membantu
proses perbaikan dan pemulihan kondisi, untuk itu ada tahap awal pasien
dan keluarganya diminta datang agar mendapat edukasi mengenai penyakit
yang diderita pasien, pengobatan yang telah diberikan dan tujuan serta
rencana perawatan selanjutnya. Selain itu, edukasi lain yang diberikan
meliputi pentingnya manajemen emosi pada kondisi anak dan peran keluarga.
Konsultasi : Dokter spesialis kandungan
Rujukan : -
Kontrol : Pasien disarankan untuk kontrol ke dokter spesialis kandungan setelah tiga
hari usai pulang dari rumah sakit ataupun jika ada keluhan.
9
TINJAUAN PUSTAKA
KETUBAN PECAH DINI
A.Definisi
Ketuban pecah dini (PROM, premature rupture of membrane) adalah
kondisi dimana ketuban pecah sebelum proses persalinan dan usia gestasi > 37
minggu. Jika ketuban pecah pada usia gestasi < 37 minggu maka disebut ketuban
pecah dini pada kehamilan premature (PPROM, preterm premature rupture of
membrane)
Terdapat periode laten, yaitu waktu dari rupture hingga terjadinya proses
persalinan. Makin muda usia gestasi ketika ketuban pecah, periode laten akan
semakin panjang. Ketuban pecah saat usia gestasi cukup bulan, 75% proses
bersalin terjadi dalam 24 jam. Ketuban pecah terjadi karena kontraksi uterus dan
peregangan berulang yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh sehingga
pecah. Salah satu faktor risiko ketuban pecah dini adalah kurangnya asam
askorbat yang merupakan komponen dari kolagen. Pada kehamilan trisemester
awal, selaput ketuban sangat kuat. Namun, pada trisemester ketiga menjadi mudah
pecah berkaitan dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim dan gerakan janin.
Sedangkan pada kehamilan prematur, biasanya penyebabnya adalah infeksi dari
vagina, polihidramnion, inkompeten serviks.
B. Etiologi
Idiopatik, infeksi traktus genitalis, perdarahan antepartum, polihidramnion,
inkompetensi serviks, abnormalitas uterus, amniocentesis, trauma, riwayat
ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya.
C. Diagnosis
1. Menanyakan riwayat keluar air dari vagina dan tanda lain persalinan
2. Pemeriksaan inspekulo : melihat adanya cairan ketuban keluar dari cavum uteri
(meminta pasien batuk atau mengedan atau menggerakan sedikit bagian terbawah
janin) atau terlihat kumpulan cairan diforniks posterior
10
3. Vaginal Toucher tidak dianjurkan kecuali pasien diduga inpartu. Hal ini
dikarenakan dapat meningkatkan insidensi korioamnionitis, post partum
endometriosis dan infeksi neonatus.
6. Singkirkan adanya infeksi meliputi suhu > 38C, air ketuban keruh dan berbau,
leukosit > 15.000, janin takikardia.
D. Tata Laksana
1. Memastikan diagnosis
Jika selama perawatan, air ketuban tidak keluar lagi, boleh pulang
Jika ada persalinan kala aktif, korionamnionitis, gawat janin, kehamilan harus
cepat diterminasi
Jika KPD pada persalinan prematur (PPROM), ikuti tata laksana untuk
persalinan preterm
11
Tata laksana bergantung kepada usia gestasi (jika tidak dalam proses
persalinan, tidak ada infeksi atau gawat janin
Konservatif
Jika terjadi PPROM, sangat diusahakan untuk dirawat dirumah sakit selama
minimal 48 jam untuk diobservasi. Hal ini dikarenakan 48-72 jam merupakan
waktu yang rentan persalinan atau terjadi korionamnionitis. Prinsip tata laksana
untuk pearawatan dirumah sakit :
Usia gestasi < 32 minggu, disarankan dirawat inap jika ketuban masih keluar.
Tunggu hingga berhenti, berikan steroid,antibiotik, observasi kondisi ibu dan
janin
Aktif
Pemberian Antibiotik
12
Ampisilin 1-2 gram IV, setiap 4-6 jam, selama 48 jam
E. Komplikasi
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Moegni, dkk. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan, Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
14