Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Medik


1. Definisi
Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard
dan bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik,
1993).
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat
serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada
yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas
dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996).
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis
rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun
Praktis Kardiovaskuler).
Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode
atau paroksismal nyeri atau perasaan tertekan di dada depan. (Brunner dan
Suddart, 1997). Angina pectoris ialah keadaan di mana klien merasa sakit dada
yang kuat akibat dari penyakit jantung ischemic iaitu kekurangan pengaliran
darah dan oksigen ke myocardium jantung. (Angina bermaksud tercekik. Pectoris
bermaksud dada).
Angina biasanya terjadi waktu latihan, stres emosi yang parah, atau setelah
makan yang berat. Selama periode-periode ini, otot jantung menuntut lebih
banyak oksigen darah daripada arteri-arteri yang menyempit dapat berikan.
Angina secara khas berlangsung dari 1 sampai 15 menit dan dibebaskan dengan
istirahat atau dengan menempatkan tablet nitroglycerin dibawah lidah.
Nitroglycerin mengendurkan pembuluh-pembuluh darah dan menurunkan
tekanan darah. Keduanya istirahat dan nitroglycerin mengurangi permintaan otot
jantung untuk oksigen, jadi membebaskan angina.
2. Etiologi
 Faktor penyebab Angina Pektoris antara lain:
– Suplai oksigen yang tidak mencukupi ke sel-sel otot-otot jantung
dibandingkan kebutuhan.
– Ketika beraktivitas, terutama aktivitas yang berat, beban kerja jantung
meningkat. Otot jantung memompa lebih kuat.
– Riwayat merokok (Baik perokok aktif maupun perokok pasif)
– Angina disebabkan oleh penurunan aliran darah yang menuju area
jantung. Kadang-kadang , jenis penyakit jantung yang lain atau
hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan angina.
– Ateriosklerosis merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit,
dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur dimana
bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding
arteri.
– Spasme arteri koroner
– Anemia berat
– Artritis
– Aorta Insufisiensi

 Faktor resiko antara lain adalah:


Dapat Diubah (dimodifikasi)
– Diet (hiperlipidemia)
– Rokok
– Hipertensi
– Stress
– Obesitas
– Kurang aktifitas
– Diabetes Mellitus
– Pemakaian kontrasepsi oral

Tidak dapat diubah

– Usia
– Jenis Kelamin
– Ras
– Herediter

 Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain:


– Emosi
– Stress
– Kerja fisik terlalu berat
– Hawa terlalu panas dan lembab
– Terlalu kenyang
– Banyak merokok

3. Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidak adekuatan
suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri
dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui
secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor
tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering
ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan
oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat
maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen
keotot jantung.
Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat
ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan
kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah)
miokardium.
Angina Pectoris Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya
produksi No (nitrat Oksida yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang
reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos
berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen
karena suplai oksigen ke miokard berkurang.
Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak
bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan
aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang.
Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi
kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang
menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi
sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot
kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak
menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.
Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina:
1) Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan
kebutuhan oksigen jantung.
2) Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan
peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.
3) Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah
mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah
unuk supai jantung.
4) Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan,
menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin
dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian beban kerja jantung
juga meningkat.

Penimbunan lemak (lipid) dan jaringan fibrous pada dinding arteri koroner

Penyempitan pembuluh darah koroner

Obstruksi / hambatan aliran darah miokard

Iskemia (berkurangnya kadar oksigen)

Mengubah metabolisme aerobik menjadi an aerobik

Tertimbun asa laktat

Ph sel menurun

Muncul efek hipoksia

Mengganggu fungsi ventrikel kiri

Menurunnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan berkurangnya
jumlah curah jantung sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung
berdenyut)

Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung (heremodinamik)

Tekana jantung kiri, tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan tekanan dan paru-paru kiri
meningkat

Peningkatan ringan tekanan darah dan denyut jantung

Nyeri

4. Manifestasi Klinis
Iskemia otot jantung akan memberi nyeri dengan derajat yang bervariasi,
mulai dari rasa tertekan pada dada sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa
takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada di daerah belakang
sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrosentral). Meskipun rasa nyeri
biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu,
bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.
Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik, dengan kualitas yang
terus menerus. Rasa lemah di lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan akan
menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin akan merasa
akan meninggal. Karakteristik utama nyeri tersebut akan berkurang apabila
faktor presipitasinya dihilangkan.
Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas,
kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
5. Pemeriksaan Diagnostik
 Elektrokardiogram
Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat
dan bukan pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran
EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark
miokard pada masa lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran
ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG
menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada
waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST
dan gelombang T menjadi negatif.
 Foto Rontgen Dada
Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang
normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar
dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.
 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina
pectoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard
jantung akut maka sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau
LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan
pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kadar
kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan
faktor resiko seperti hiperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu
dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yang juga merupakan faktor
risiko bagi pasien angina pectoris.
 Uji Latihan Jasmani
Karena pada angina pectoris gambaran EKG seringkali masih normal,
maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut
dibuat EKG pada waktu istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan
dengan alat treadmill atau sepeda ergometer sampai pasien mencapai
kecepatan jantung maksimal atau submaksimal dan selama latihan EKG di
monitor demikian pula setelah selesai EKG terus di monitor. Tes dianggap
positif bila didapatkan depresi segmen ST sebesar 1 mm atau lebih pada
waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila disamping depresi segmen
ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka
kemungkinan besar pasien memang menderita angina pectoris.
Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat
dilakukan dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan
dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan sesudah melakukan latihan
tersebut.
 Thallium Exercise Myocardial Imaging
Pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan
dapat menambah sensifitas dan spesifitas uji latihan.thallium 201 disuntikkan
secara intravena pada puncak latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan
scanning jantung segera setelah latihan dihentikan dan diulang kembali
setelah pasien sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia maka akan tampak
cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia pada waktu latihan dan
menjadi normal setelah pasien istirahat. Pemeriksaan ini juga menunjukkan
bagian otot jantung yang menderita iskemia.

6. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan
oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini
dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secara
bedah tujuan ini dapat dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung
melalui bedah pintas arteri koroner atau angiosplasti koroner transluminar
perkutan (PCTA = percutaneous transluminal coronary angioplasty). Biasanya
diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.
Tiga teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien dengan
penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat intrakoroner untuk
meningkatkan aliran darah, penggunaan laser untuk menguapkan plak dan
endarterektomi koroner perkutan untuk mengangkat obstruksi. Penelitian yang
bertujuan untuk membandingkan hasil akhir yang dicapai oleh salah satu atau
seluruh teknik di atas, melalui bedah pintas koroner dan PTCA sedang dilakukan.
Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi gejala dan kemunduran
proses angina yang diderita pasien.
7. Komplikasi
 Stres Psikologis
 Infark Miokard
 Aritmia
 Gagal Jantung
 Nyeri Dada Seperti Ditekan Untuk Waktu Yang Lama Dan Berulang-Ulang.
 Nyeri Menyebar Ke Anggota Tubuh Lainnya Seperti Punggung, Bahu,
Lengan, Rahang, Gigi, Dan Perut.
 Nyeri Perut Berkepanjangan.
 Merasa Gelisah.
 Mengalami Serangan Panik.
 Mual.
 Muntah.
 Napas Pendek.
 Keringat Dingin.
 Pingsan.
 Mengalami kesulitan berbicara dan bergerak.

8. Gambaran EKG

9. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina
pectoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard
jantung akut maka sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH.
Enzim tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada
angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol,
HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko
seperti hiperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk
menemukan diabetes mellitus yahng juga merupakan faktor risiko bagi pasien
angina pectoris.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Diagnosa Keperawatan
 Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera Fisiologis
(penyumbatan arteria koronaria, vasospasme, hipoksia, uji diagnostik,
dan kegiatan yang melelahkan). (D.0077)
 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan
darah (hipertensi, angina, penyumbatan arteria koronaria). (D.0009)
 Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan, suplai oksigen tidak
seimbang dengan kebutuhan, imobilisasi, nyeri kelelahan. (D.0056)
 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (perubahan status
kesehatan, perubahan fungsi dan peran, konsep diri, ancaman kematian).
(D.0080)

2. Intervensi Keperawatan

Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera Fisiologis (penyumbatan arteria


koronaria, vasospasme, hipoksia, uji diagnostik, dan kegiatan yang melelahkan).
(D.0077)

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang/


teratasi
Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien melaporkan
episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya.
INTERVENSI RASIONAL
– Anjurkan pasien untuk memberitahu 1) Nyeri dan penurunan curah
perawat dengan cepat bila terjadi jantung dapat merangsang sistem
nyeri dada. saraf simpatis untuk
mengeluarkan sejumlah besar nor
epineprin, yang meningkatkan
agregasi trombosit dan
mengeluarkan trombokxane
2) Nyeri tidak bisa ditahan
menyebabkan respon vasovagal,
menurunkan TD dan frekuensi
jantung.
– Identifikasi terjadinya faktor 1) Membantu membedakan nyeri
pencetus, bila ada: frekuensi, dada dini dan alat evaluasi
durasi, intensitas dan lokasi nyeri. kemungkinan kemajuan menjadi
angina tidak stabil (angina stabil
biasanya berakhir 3 sampai 5
menit sementara angina tidak
stabil lebih lama dan dapat
berakhir lebih dari 45 menit.
– Evaluasi laporan nyeri pada rahang, 1) Nyeri jantung dapat menyebar
leher, bahu, tangan atau lengan contoh nyeri sering lebih ke
(khusunya pada sisi kiri. permukaan dipersarafi oleh
tingkat saraf spinal yang sama.
– Letakkan pasien pada istirahat total 1) Menurunka kebutuhan oksigen
selama episode angina. miokard untuk meminimalkan
resiko cidera jaringan atau
nekrosis.
– Tinggikan kepala tempat tidur bila 1) Memudahkan pertukaran gas
pasien napas pendek untuk menurunkan hipoksia dan
napas pendek berulang
– Pantau kecepatan atau irama jantung 1) Pasien angina tidak stabil
mengalami peningkatan disritmia
yang mengancam hidup secara
akut, yang terjadi pada respon
terhadap iskemia dan atau stress
– Panatau tanda vital tiap 5 menit 1) TD dapat meningkat secara dini
selama serangan angina sehubungan dengan rangsangan
simpatis, kemudian turun bila
curah jantung dipengaruhi.
– Pertahankan tenang , lingkungan 1) Stres mental atau emosi
nyaman, batasi pengunjung bila perlu meningkatkan kerja miokard
– Berikan makanan lembut. Biarkan 1) Menurunkan kerja miokard
pasien istirahat selama 1 jam setelah sehubungan dengan kerja
makan pencernaan, manurunkan risiko
serangan angina
– Kolaborasi: 1) Nitrigliserin mempunyai standar
Berikan antiangina sesuai indikasi: untuk pengobatan dan mencegah
nitrogliserin: sublingual nyeri angina selam lebih dari 100
tahun
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan darah
(hipertensi, angina, penyumbatan arteria koronaria). (D.0009)
Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan terjadi keadekuatan aliran
darah pembuluh darah distal
Kriteria hasil: Pasien menunjukkan keadekuatan denyut nadi perifer , warna kulit tidak
pucat, tidak terjadi edema perifer, tidak ada nyeri ekstermitas, turgor kulit normal, TTV
dalam batas normal.
INTERVENSI RASIONAL
– Periksa sirkulasi perifer ( mis. Nadi Takikardi dapat terjadi karena nyeri,
perifer, edema, pengisian kapiler, cemas, hipoksemia, dan menurunnya
warna, suhu) curah jantung. Perubahan juga terjadi
pada TD (hipertensi atau hipotensi)
karena respon jantung
– Identifikasi faktor risiko gangguan Menurunkan perfusi otak dapat
sirkulasi menghasilkan perubahan sensorium.
– Monitor panas, kemerahan, nyeri, Sirkulasi perifer menurun bila curah
atau bengkak pada ekstermitas jantung turun, membuat kulit pucat dan
warna abu-abu (tergantung tingkat
hipoksia) dan menurunya kekuatan nadi
perifer
– Hindari pemasangan infus atau Menurunkan konsumsi oksigen atau
pengambilan darah di area kebutuhan menurunkan kerja miokard
keterbatasan perfusi dan risiko dekompensasi
– Hindari pengukuran tekanan darah Penghematan energy, menurunkan kerja
pada ekstermitas dengan keterbatasan jantung.
perfusi
– Efek yang diinginkan untuk menurunkan
kebutuhan oksigen miokard dengan
menurunkan stress ventricular. Obat
dengan kandungan inotropik negative
dapat menurunkan perfusi terhadap
iskemik miokardium. Kombinasi nitras
dan penyekat beta dapat memberi efek
terkumpul pada curah jantung.
Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala GJK Angina hanya gejalab patologis yang
disebabkan oleh iskemia
miokard.penyakit yang emepengaruhi
fungsi jantung emnjadi dekompensasi.
Kolaborasi : Meskipun berbeda pada bentuk kerjanya,
Berikan obat sesuai indikasi : penyekat penyekat saluran kalsium berperan
saluran kalsium, contoh ditiazem (cardizem); penting dalam mencegah dan
nifedipin (procardia); verapamil(calan). menghilangkan iskemia pencetus spasme
arteri koroner dan menurunkan tahanan
vaskuler, sehingga menurunkan TD dan
kerja jantung.
Penyakit beta, contoh atenolol (tenormin); Obat ini menurunkan kerja jantung
nadolol (corgard); propanolol (inderal); dengan menurunkan frekuensi jantung
esmolal (brebivbloc). dan TD sistolik.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan, suplai oksigen tidak seimbang
dengan kebutuhan, imobilisasi, nyeri kelelahan. (D.0056)

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat berpartisipasi


dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat
diukur, pasien menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji respons klien terhadap aktivitas, Menyebutkan parameter membantu
perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 kali dalam mengkaji respons fisiologi
per menit di atas frekuensi istirahat; terhadap stress aktivitas dan, bila ada
peningkatan TD yang nyata selama/sesudah merupakan indikator dari kelebihan kerja
aktivitas; dispnea atau nyeri dada; keletihan yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.
dan kelemahan yang berlebihan; diaphoresis;
pusing atau pingsan.
Instruksikan pasien tentang teknik Teknik menghemat energi mengurangi
penghematan energi. penggunaan energy, juga membantu
keseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
Berikan dorongan untuk melakukan Kemajuan aktivitas bertahap mencegah
aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat peningkatan kerja jantung tiba-tiba.
ditoleransi. Berikan bantuan sesuai Memberikan bantuan hanya sebatas
kebutuhan. kebutuhan akan mendorong kemandirian
dalam melakukan aktivitas.
Ansietas Berhubungan Dengan Respon Patofisiologis Dan Ancaman Terhadap
Status Kesehatan. (D.0080)
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien turun
sampai tingkat yang dapat diatasi.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai,
pasien menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan masalah, pasien
melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.
INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes Menurunkan cemas dan takut terhadap
stress. diagnose dan prognosis.
Tingkatkan ekspresi perasaan dan Perasaan tidak ekspresikan dapat
takut,contoh menolak, depresi, dan marah. menimbulkan kekacauan internal dan
efek gambaran diri.
Dorong keluarga dan teman untuk Meyakinkan pasien bahwa peran dalam
menganggap pasien sebelumnya. keluarga dan kerja tidak berubah.
Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer Mungkin diperlukan untuk membantu
sesuai indikasi pasien rileks sampai secara fisik mampu
untuk membuat strategi koping adekuat.
5. KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI KODISI,
KEBUTUHAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA
INFORMASI.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien
bertambah.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan
pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan perubahan pola
hidup.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji ulang patofisiologi kondisi. Tekankan Pasien dengan angina membutuhkan
perlyunya mencegah serangan angina. belajar mengapa hal itu terjadi dan
apakah dapat dikontrol. Ini adalah focus
manajemen terapeutik supaya
menurunkan infark miokard.
Dorong untuk menghindari faktor/situasi Dapat menurunkan insiden /beratnya
yang sebagai pencetus episode angina, episode iskemik.
contoh: stress emosional, kerja fisik, makan
terlalu banyak/berat, terpajan pada suhu
lingkungan yang ekstrem
Kaji pentingnya control berat badan, Pengetahuan faktor resiko penting
menghentikan merokok, perubahan diet dan memberikan pasien kesempatan untuk
olahraga. membuat perubahan kebutuhan.
Tunjukan/dorong pasien untuk memantau Membiarkan pasien untuk
nadi sendiri selama aktivitas, jadwal/aktivitas mengidentifikasi aktivitas yang dapat
sederhana, hindari regangan. dimodifikasi untuk menghindari stress
jantung dan tetap dibawah ambang
angina.
Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi Menyiapkan pasien pada kejadian untuk
serangan angina, contoh menghentikan menghilangkan takut yang mungkin
aktivitas, pemberian obat bila perlu, tidak tahu apa yang harus dilakukan bila
penggunaan teknik relaksasi. terjadi serangan.
Kaji ulang obat yang diresepkan untuk Angina adalah kondisi rumit yang sering
mengontrol/mencegah serangan angina. memerlukan penggunaan banyak obat
untuk menurunkan kerja jantung,
memperbaiki sirkulasi koroner, dan
mengontrol terjadinya serangan.
Tekankan pentingnya mengecek dengan Obat yang dijual bebas mempunyai
dokter kapan menggunakan obat-obat yang potensi penyimpangan.
dijual bebas.

4. Evaluasi
 Mengungkapkan bahwa nyeri angina berkurang atau hilang.
 Menunjukkan hemodinamik yang stabil (nadi dan tekanan darah) dengan melakukan kegiatan
seperti aktivitas hidup sehari-hari.
 Dapat mengidentifikasi kegiatan yang melelahkan dan dapat menghindarinya.
 Dapat menyebutkan faktor-faktor pencetus serangan angina.
 Dapat menjelaskan sifat angina & pengobatannya.
 Dapat menjelaskan teknik yang efektif untuk menangani stres.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa Angina
Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan didaerah jantung. atau nyeri
dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium. Angina
Pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang
menyalurkan darah ke otot-otot jantung.

B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan lebih memahami konsep dari penyakit angina pektoris sebagai dasar
dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
2. Mahasiswa harus mampu memberikan pengarahan dan motivasi pada keluarga dengan klien
yang menderita angina pektoris.

DAFTAR PUSTAKA

Mary Baradero, Mary Wilfrid Dayrit, Yakobus Siswadi, 2008, Seri Asuhan Keperawatan
Kilen Gangguan Kardiovaskuler, Jakarta: EGC
http://samudra-fox.blogspot.com/2012/04/laporan-pendahuluan-angina-pectoris.html
http://seputarsehat.com/asuhan-keperawatan-angina-pectoris
http://sistemkardiovaskular.blogspot.com/2009/01/penyakit-arteri-koronari.html

........♥
......♥
....♥
......♥......................♥...♥
..........♥.............♥............♥
..............♥.....♥...................♥
...................♥.....................♥
................♥......♥..............♥
..............♥.............♥....♥
.............♥
...........♥
..........♥
.........♥
.........♥
..........♥
..............♥
...................♥
..........................♥
...............................♥
.................................♥
.................................♥
..............................♥
.........................♥
..................♥
.............♥
.....♥
...♥
.♥.............................♥....♥
♥..........................♥...........♥
.♥......................♥................♥
..♥...................♥..................♥
...♥....................................♥
.....♥................................♥
........♥.........................♥
...........♥...................♥
..............♥..............♥
..................♥.......♥
.....................♥..♥
.......................♥

[by :sasaha33]

Anda mungkin juga menyukai