Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.5 No.

2, September 2015 (345-350) ISSN: 2087-9334

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR (BORED PILE) PADA


STRUKTUR PYLON JEMBATAN SOEKARNO DENGAN PLAXIS 3D
Christian Harsanto
Fabian J Manoppo, J R Sumampouw
Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado
Email:charsanto10@gmail.com

ABSTRACT

All construction is engineered for resting on the ground should be supported by a foundation.
Foundation serves as the support of the building and continue building loads on it to ground layer
sufficient carrying capacity. In planning the foundation on the bridge pylon Dr. Ir. Soekarno used
types of foundation pile (bored pile) because the structure of the soil at the location of the pylon is
generally composed of loose sand soil or soft clay.
In analyzing the bearing capacity of the foundation pile (bored pile) used two ways namely
static and PLAXIS 3D. Static way a correlation analysis calculations using formulas that already
exist or that are generally often used. While PLAXIS 3D is a finite element program for geotechnical
applications where land use models to simulate the behavior of soil.
Results of capacity analysis by means of static and Plaxis 3D produces the best configuration
is setup in a way satis I. Analysis: N = 17.563 tonnes, Q = 4.329 tons, M = 6.615 ton-m, S = 0.087 m,
Yo = 0.044 m. While the analysis with Plaxis 3D: N = 14.320 tonnes, Q = 25.800 tons, M = 5.340
ton-m, S = 0.025 m, Yo = 0.023 m.

Keywords : Bored Pile, Bearing Capacity, Static, Plaxis 3D.

I. PENDAHULUAN kombinasi tahan selimut dengan tahanan ujung


I.1 Latar Belakang tiang.
Pondasi digunakan dalam teknik sipil Dalam dunia teknik sipil sendiri
untuk mendefinisikan suatu konstruksi bangunan khususnya geoteknik, dikenal program
yang berfungsi sebagai penopang bangunan dan perhitungan Soil and Rock Mechanics yaitu
meneruskan beban bangunan di atasnya ke Plaxis 3D. Plaxis adalah program elemen hingga
lapisan tanah yang cukup daya dukungnya. untuk aplikasi geoteknik dimana digunakan
Berdasarkan kedalaman tertanam di model-model tanah untuk melakukan simulasi
dalam tanah, maka pondasi dibedakan menjadi terhadap perilaku dari tanah. Dengan mengacu
pondasi dangkal (shallow foundation) dan pada fungsional dari program Plaxis 3D tersebut,
pondasi dalam (deep foundation). Dikatakan maka akan digunakan untuk menganalisa daya
pondasi dalam apabila perbandingan antara dukung serta perilaku tiang bor pada struktur
kedalaman pondasi (D) dengan diameternya (B) pilon Jembatan Soekarno.
adalah lebih besar sama dengan 10 (D/B ≥10).
Sedangkan pondasi dangkal apabila D/B ≤ 4. I.2 Rumusan Masalah
Tiang bor (bored pile) merupakan salah
satu jenis pondasi yang merupakan bagian dari 1. Bagaimana daya dukung aksial tiang bor
konstruksi yang terbuat dari beton dan tulangan (bored pile) pada struktur pilon Jembatan
baja. Fungsi pondasi ini untuk mentransfer Soekarno ?
beban-beban dari atas ke lapisan tanah. Bentuk 2. Bagaimana daya dukung lateral tiang bor
distribusi beban dapat berbentuk beban vertikal (bored pile) pada struktur pilon Jembatan
melalui dinding tiang. Dengan kata lain daya Soekarno ?
dukung tiang dapat dikatakan merupakan

345
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.5 No.2, September 2015 (345-350) ISSN: 2087-9334

3. Berapa besar moment yang terjadi pada Pondasi tiang bor (bored pile) adalah
pada struktur pilon Jembatan pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan
Soekarno? dengan mengebor tanah pada awal
4. Berapa besar penurunan yang terjadi dan pengerjaannya. Bored pile dipasang ke dalam
pengaruhnya terhadap Jembatan tanah dengan cara mengebor tanah terlebih
Soekarno ? dahulu, baru kemudian diisi tulangan dan dicor
5. Berapa besar defleksi yang terjadi dan beton.
pengaruhnya terhadap Jembatan
Soekarno ? II.2 Rumus Utama
Rumus utama (main formula) merupakan rumus-
I.3 Batasan Masalah rumus dasar yang digunakan dalam perhitungan
analisis dalam penelitian ini.
1. Program yang digunakan adalah Plaxis
3D. Analisis Daya Dukung Tiang Bor (Bored pile)
2. Data sekunder seperti Parameter tanah
dan Parameter tiang bor (bored pile) 1. Daya dukung aksial
pada struktur pilon jembatan yang
digunakan untuk menganalisis di ambil a. Berdasarkan data SPT
dari PT Hutama Karya selaku pelaksana Luciano Decourt (1987)
proyek Jembatan Soekarno.
3. Pembebanan statis. Qu=(Ap x Np x k) + (Kell x L x ( )) (1)
4. Tidak terjadi eksentrisitas.
Mayerhof (1956)
I.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk Qu= (4 x Np x Ap) + (2)
mengetahui konfigurasi tiang bor (bored pile)
yang paling baik menahan beban aksial dan b. Berdasarkan data laboratorium
lateral dalam satu konfigurasi, serta aman Meyerhof:
terhadap settlement dan defleksi yang terjadi.
(3)
I.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui daya dukung tiang bor (bored pile) 2. Daya dukung lateral
pada struktur pilon Jembatan Soekarno dalam Broms
menahan beban aksial, beban lateral, dan Metode perhitungan ini menggunakan teori
moment. tekanan tanah yang disederhanakan dengan
menganggap bahwa sepanjang kedalaman
I.6 Metode Penelitian tiang, tanah mencapai nilai ultimit.

1. Melakukan study pustaka (pengumpulan


referensi) mengenai tiang bor (bored
pile), baik daya dukung aksial maupun
lateral dari tiang bor (bored pile) serta
penurunan dan defleksi yang terjadi.
2. Pengumpulan data-data tanah yang terdiri
dari data hasil uji SPT dan data hasil uji
laboratorium.
3. Melakukan analisis dan perhitungan data
dengan cara statis dan dengan bantuan
program Plaxis 3D.
4. Melakukan analisis terhadap hasil
perhitungan dan membuat kesimpulan.

II. LANDASAN TEORI Gambar 2.1 Kapasitas Lateral Ultimite untuk


II.1 Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) Tiang Panjang pada Tanah
Pasir

346
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.5 No.2, September 2015 (345-350) ISSN: 2087-9334

Meyerhoff ( ) (12)
Meyerhoff (1995) memberikan solusi (13)
untuk tiang kaku (rigid) dan tiang
fleksibel, berdasarkan kekakuan relative ( )( ) (14)
Kr untuk tanah pasir :
 Tiang pendek (kaku)
2. Daya dukung lateral kaison/ sumuran
Qu = 0.12 D Kbr 0.4 DL (4)
(15)
 Tiang panjang (fleksibel)
3. Moment kaisson/sumuran
Dapat dihitung dengan persamaan 4
dengan mensubstitusi panjang tiang
efektif (Le) untuk L. (16)

Qu = 0.12 D Kbr 0.4 DL (5)

(6) III. METODOLOGI PENELITIAN


III.1 Bagan Alir Penulisan
Momen maksimumnya adalah :

(7) Mula
i
3. Defleksi
Studi literatur tentang :
Metode Poulus and Davis :
a. Pondasi tiang bor (bored pile).
b. Analisa daya dukung tiang dengan cara statis.
(8) c. Defleksi dan penurunan tiang .
d. Kaison/ Sumuran.
e. Plaxis 3D Foundation
4. Settlement
 Menentukan penurunan batang tiang Mencari data hasil pengujian Laboratorium dan SPT pada
struktur tanah pylon jembatan Dr.Ir. Soekarno
( )
(9)
Membuat 4 macam model konfigurasi

 Menentukan penurunan tiang akibat


beban di ujung tiang
Analisis dengan cara Analisis dengan
( ) (10) statis Plaxis 3D

 Menentukan penuruna tiang akibat


beban tersalurkan sepanjang tiang Korelasi Analisis hasil pile group
dengan
cara statis dan Plaxis 3D
( ) ( ) (11)

Kaisson (sumuran) Kesimpulan dan


1. Daya dukung axial kaison/ sumuran Saran

Untuk pondasi kaison pada tanah pasir,


Berezantev (1965) mengusulkan persamaan Gambar 3.2 Bagan alir penulisan
kapasitas dukung ijin untuk nilai maksimum
S/B = 0,2 sebagai berikut :

347
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.5 No.2, September 2015 (345-350) ISSN: 2087-9334

III.2 Pemodelan Plaxis 3D


Di dalam penelitian ini akan
dijelaskan tahapan-tahapan pemodelan yang
telah dilakukan dengan menggunakan
program elemen hingga Plaxis 3D.
1. Membuka Program Plaxis 3D Input
2. Memasukkan General Project Properties
3. Memasukkan Data Kontur Tanah dan
Data Material
4. Menentukan Workplane
5. Membuat struktur pondasi (pile)
6. Memasukkan beban
7. Membuat syarat-syarat batas (Boundary Gambar 3.5 Konfigurasi III
Condition)
8. Melakukan Mesh Modeling
9. Calculation
10. Melihat ouput perhitungan

III.3 Geometri Pemodelan Konfigurasi


Di dalam lampiran ini akan diberikan
gambar-gambar geometri pemodelan untuk
setiap konfigurasi di dalam penelitian ini
dengan program Plaxis 3D, yang mana
terdapat 4 konfigurasi yaitu sebagai beikut:
Gambar 3.5 Konfigurasi IV

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Axial group

Tabel 4.1 Analisis axial group

Gambar 3.3 Konfigurasi I

26000
24000
22000
20000 KONFIGURASI I
18000
16000 KONFIGURASI
14000 II
12000
KONFIGURASI
10000
III
8000
6000 KONFIGURASI
4000 IV
2000
0
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
22000
24000
26000

Gambar 3.4 Konfigurasi II Gambar 4.1 Hubungan Qaxial-plaxis & Qaxial-statis

348
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.5 No.2, September 2015 (345-350) ISSN: 2087-9334

Lateral group Settlement group


Tabel 4.4 Analisis settlement group
Tabel 4.2 Analisis lateral group

0.100

5000 0.090

4500 0.080

4000 0.070

3500 KONFIGURASI I
0.060
KONFIGURASI I
3000 KONFIGURASI II
0.050
KONFIGURASI II
2500 KONFIGURASI III
KONFIGURASI III 0.040
2000 KONFIGURASI IV
KONFIGURASI IV 0.030
1500
0.020
1000

500 0.010

0 0.000
0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

0.09

0.1
0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

Gambar 4.2 Hubungan Qlateral-plaxis & Gambar 4.4 Hubungan S-plaxis & S-statis
Qlateral-statis

Defleksi group
Tabel 4.5 Analisis defleksi group
Moment group
Tabel 4.3 Analisis moment group

0.050

15000 0.045
14000
0.040
13000
12000 0.035
11000 KONFIGURASI I
0.030
10000
KONFIGURASI I KONFIGURASI II
9000 0.025
8000 KONFIGURASI II KONFIGURASI III
7000 0.020
KONFIGURASI III KONFIGURASI IV
6000
0.015
5000 KONFIGURASI IV
4000 0.010
3000
0.005
2000
1000 0.000
0.000

0.005

0.010

0.015

0.020

0.025

0.030

0.035

0.040

0.045

0.050

0
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
12000
13000
14000
15000

Gambar 4.3 Hubungan M-plaxis & M-statis Gambar 4.26 Hubungan Yo-plaxis & Yo-statis

349
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.5 No.2, September 2015 (345-350) ISSN: 2087-9334

V. PENUTUP Saran
Perlu diadakan study lebih lanjut tentang
Kesimpulan analisis daya dukung dengan Plaxis 3D, terutama
Dengan melihat hasil analisis dan tentang pemodelan-pemodelan yang dipakai
perhitungan dalam bentuk tabel dan grafik, untuk menghasilkan daya dukung.
maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Daya dukung axial plaxis 3D lebih kecil


dari daya dukung axial statis (Qaxial- DAFTAR PUSTAKA
plaxis < Qaxial-statis) dengan selisih
persentase sebesar 13.775 %. Bowles. Joseph. E. 1983. Analisa dan Disain
Pondasi Jilid 1 Edisi ke 3. Jakarta :
2. Daya dukung lateral plaxis 3D lebih Erlangga
kecil dari daya dukung lateral statis
(Qlateral-plaxis < Qlateral-statis) Bowles. Joseph. E. 1991. Analisa dan Disain
dengan selisih persentase sebesar Pondasi Jilid 2 Edisi keempat. Jakarta :
21.792%. Erlangga

3. Moment plaxis 3D lebih kecil dari Hardiyatmo, H.C., Teknik Pondasi 2, Beta
moment statis (M-plaxis < M-statis) Offset, Yogyakarta 2003
dengan selisih persentase sebesar 11.859
%. Peck Ralph. B, Thornburn Thomas H, Hansen
Walter E. Teknik Pondasi. Yogyakarta:
4. Settlement plaxis 3D lebih kecil dari Gadjah Mada University Press
settlement statis (S-plaxis < S-statis)
dengan selisih persentase sebesar 6.020 Eva Harianto, 02.12.0019, (2007). Analisis Daya
%. Dukung Pondasi Tiang Bor
Menggunakan Software Shaft1 dan Uji
5. Defleksi plaxis 3D lebih kecil dari Beban Statis
defleksi statis (Yo-plaxis < Yo-statis)
dengan selisih persentase sebesar 1.516 Wildan Firdaus, 3107 100 107. Studi Perilaku
%. Tiang Pancang Kelompok Menggunakan
Plaxis 2D Pada Tanah Lunak (Very Soft
6. Dari hasil analisis dan perhitungan Soil – Soft Soil)
didapat konfigurasi terbaik yaitu
konfigurasi I dengan daya dukung axial Richard H. Lahaghari, 040 211 058. Analisa
14320 ton, daya dukung lateral 2580 Daya Dukung Bored Pile Dengan Pile
ton, moment 5340 ton-m, settlement Driving Analyzer (PDA)
0.025 m, dan defleksi 0.023 m.

350

Anda mungkin juga menyukai