Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA


PELAJARAN IPA MATERI GAYA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI
KELAS IV SD NEGERI 3 KASILIB KECAMATAN WANADADI
KABUPATEN BANJARNEGARA

Proposal ini disusun dan diajukan guna melaksanakan penelitian tindakan kelas
sebagai salah satu syarat untuk menempuh tugas akhir mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional (PDGK 4501) pada program Studi S1 PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka

Oleh
PURYATI
NIM. 818240135

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ PURWOKERTO
2011
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Proposal ini disusun dan diajukan guna melaksanakan Penelitian


Tindakan Kelas sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) pada program studi S1 PGSD
FKIP Universitas Terbuka.
Nama : PURYATI
NIM : 818240135
Pokjar : Banjarnegara
Tempat Mengajar : SD Negeri 3 Kasilib, UPT Dindikpora
Kecamatan Wanadadi, Kabupaten
Banjarnegara
Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester : IV (Empat) / 2 (Dua)
Waktu Pelaksanaan : - Siklus I : tanggal 21 dan 24 maret 2011
- Siklus II : tanggal 28 dan 31 maret 2011
- Siklus III : tanggal 18 dan 21 april 2011
Masalah yang menjadi fokus perbaikan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA materi
gaya dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran.
2. Apakah penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA materi
gaya dapat membantu siswa mempermudah memahami materi pembelajaran.
3. Apakah penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA materi
gaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Menyetujui Wanadadi, April 2011


Dosen Pembimbing Mahasiswa

Drs. Slamet Santoso SP., M. S. Puryati


NIP. 19580526 198410 1 001 NIM.818240135
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah –Nya, sehingga penyusunan proposal penelitian
tindakan kelas yang berjudul “ Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran IPA Materi Gaya Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SD
Negeri 3 Kasilib Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara” dapat
diselesaikan tepat waktu.
Penyusunan proposal ini merupakan syarat untuk melengkapi tugas mata
kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP). PKP merupakan salah satu
mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa S1 PGSD untuk berlatih
melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang pernah dilakukan. Serta
diharapkan mampu melakukan dan memecahkan masalah pembelajaran yang
dikelolanya melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penyusunan proposal ini tidak akan berjalan lancer tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Kepala Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka Purwokerto;
2. Bapak Drs. Slamet Santoso SP., M. S. selaku dosen pembimbing dalam
penulisan proposal ini,
3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara
4. Kepala UPT Dindikpora Kecamatan Wanadadi beserta staf
5. Segenap pengurus pokjar Banjarnegara yang telah membantu terlaksananya
perkuliahan ini,
6. Kepala SD Negeri 3 Kasilib beserta rekan-rekan guru yang telah member
dorongan dan dukungan selama penyusunan proposal PTK,
7. Bapak Soleh, S.Pd. selaku teman sejawat yang akan membantu dalam
pengumpulan data,
8. Siswa siswi kelas IV SD Negeri 3 Kasilib, dan
9. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya proposal ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga proposal ini dapat menjadi salah satu
alternatif yang dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran di SD, khususnya di SD negeri 3 Kasilib, Kecamatan Wanadadi,
Kabupaten Banjarnegara.

Wanadadi, April 2011


Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………… ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………… .iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………
B. Perumusan Masalah …………………………………
C. Tujuan Penelitian ……………………………………
D. Manfaat Penelitian …………………………………..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori …………………………………………
B. Kerangka Berpikir ………………………………….
C. Hipotesis Tindakan …………………………………

BAB III METODE PENELITIAN


A. Setting Penelitian ……………………………………
B. Subjek Penelitian ……………………………………
C. Data dan Sumber Data ……………………………..
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………....
E. Validitas Data ……………………………………...
F. Teknik analisis Data ………………………………..
G. Indikator Kinerja/ keberhasilan ………………….....
H. Prosedur Penelitian …………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran
IPA. Tidak mudah rasanya membelajarkan IPA kepada anak usia dasar. Perlu
ketekunan, keuletan dan kesabaran serta strategi yang tepat. Salah satunya
dalam membelajarkan materi “Gaya”. Peneliti telah melaksanakan tugas
seperti halnya membelajarkan materi yang lain dengan segenap kemampuan
yang peneliti miliki. Kenyataannya selama proses pembelajaran berlangsung,
ada beberapa siswa yang asyik bermain sendiri, mengobrol dengan teman
sebangkunya, ada siswa yang berkali-kali melongok ke jendela, ada juga siswa
yang diam saja. Siswa tidak memperhatikan materi yang disampaikan. Dari
situasi ini, peneliti menangkap adanya keterpaksaan dalam diri siswa.
Sepertinya tidak ada keinginan dalam diri siswa untuk belajar.
Dalam membelajarkan materi gaya, peneliti hanya menggunakan
metode ceramah dan penugasan. Dengan penggunaan metode ini, ternyata
banyak siswa yang terlihat kurang tertarik dan tidak memahami maksud dari
materi yang disampaikan. Keaktifan siswa juga sangat kurang. Peneliti
merasakan sekali bahwa seolah-olah siswa hanya mendengarkan cerita dari
peneliti semata. Tidak mengherankan jika siswa cenderung pasif dalam proses
belajar mengajar yang mengakibatkan hasil belajarnya rendah. Proses belajar
mengajar dianggap berhasil apabila daya serap dan hasil siswa terhadap materi
yang diajarkan tinggi, baik secara individu maupun kelompok (Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, 1996: 120)
Kenyataan di atas sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa,
apalagi dengan minat belajar yang rendah pada diri siswa itu sendiri.
Berkenaan dengan hal tersebut, guru sebagai ujung tombak perbaikan mutu
pendidikan harus sadar bahwa hasil pembelajaran yang tidak memuaskan
bukan kesalahan siswa semata. Hasil tes yang rendah bisa juga bersumber
pada guru. Oleh karena itu guru harus mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang menarik agar dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai upaya perbaikan
pembelajaran adalah dengan memilih metode pembelajaran yang tepat.
Metode yang dapat diterapkan adalah metode demonstrasi. Dengan penerapan
metode ini pada pembelajaran materi gaya siswa akan dapat mengamati
dengan seksama apa yang terjadi, bagaimana prosesnya, bahan apa saja yang
diperlukan serta bagaimana hasilnya. Dengan penerapan metode ini
diharapkan perhatian siswa dapat dipusatkan dan keaktifan siswa dapat
meningkat.Siswa juga mendapat kesempatan untuk berpikir ilmiah, dan hal-
hal yang belum dimengerti siswa dapat langsung ditanyakan pada saat
demonstrasi. Sesuai dengan pendapat Paolo dan Marten dalam Srini M.
Iskandar (1997: 15) bahwa dalam pembelajaran IPA anak-anak harus
mengamati apa yang terjadi dan mencoba apa yang telah diamati.
Dalam pembelajaran pada situasi awal ternyata muncul kesenjangan
antara kenyataan dengan harapan peneliti. Terbukti ketika diakhir
pembelajaran diberikan tes formatif, hanya 5 dari 13 orang siswa yang
memperoleh nilai diatas 65 atau 38,5% selebihnya 8 siswa atau 62,5%
memperoleh nilai dibawah 65.Dari data tersebut menunjukkan proses
pembelajaran yang belum berhasil.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan refleksi diri dan diskusi
dengan teman sejawat untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam
pembelajaran. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah, antara lain:
1. Rendahnya minat belajar siswa
2. Siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran
3. Siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan
4. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran masih rendah
5. Rendahnya hasil belajar siswa
Dari hasil identifikasi masalah tersebut, peneliti menganalisis
kekurangan dan melakukan tindak lanjut, refleksi diri, diskusi dengan teman
sejawat dan konsultasi dengan kepala sekolah untuk memperbaiki
pembelajaran. Dari hasil analisis diperoleh beberapa hal yang kemungkinan
menjadi faktor penyebab rendahnya kulitas belajar siswa sebagai berikut:
a. Guru kurang menguasai materi pembelajaran
b. Guru kurang menumbuhkan minat belajar siswa
c. Metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat, sehingga
pembelajaran kurang menarik
d. Guru kurang memaksimalkan penggunaan alat peraga pembelajaran
e. Perhatian guru terhadap siswa kurang menyeluruh
f. Pembelajaran belum sepenuhnya melibatkan siswa secara aktif
Berkenaan dengan hal tersebut peneliti menggunakan metode
demonstrasi untuk memperbaiki pembelajaran dan hasil pembelajaran siswa
pada mata pelajaran IPA materi pokok “Gaya” . Standar Kompetensi
“Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/ atau bentuk suatu benda.”
Diharapkan melalui metode demonstrasi sebagai alternatif pemecahan
masalah, keaktifan dan hasil belajar siswa meningkat.

B. Perumusan Masalah
Masalah yang menjadi fokus perbaikan dalam penelitian ini dapt
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan
minat dan hasil belajar IPA materi gaya di kelas IV SD Negeri 3 Kasilib
2. Apakah penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA materi
gaya dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran
3. Apakah penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA materi
gaya dapat membantu siswa mempermudah memahami materi
pembelajaran
4. Apakah penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA materi
gaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mendeskripsikan penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran
IPA materi gaya di kelas IV SD Negeri 3 Kasilib untuk meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa.
2. Menganalisis dampak penggunaan metode demonstrasi dalam
pembelajaran IPA materi gaya di kelas IV SD Negeri 3 Kasilib terhadap
minat belajar siswa.
3. Menganalisis dampak penggunaan metode demonstrasi materi gaya di
kelas IV SD Negeri 3 Kasilib terhadap kemudahan siswa memahami
materi pembelajaran..
4. Menganalisis dampak penggunaan metode demonstrasi materi gaya di
kelas IV SD Negeri 3 Kasilib terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat dijadikan landasan pengembangan pembelajaran
IPA, khususnya dalam upaya meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa.
b. Memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan melalui pembelajaran
IPA di sekolah dalam kaitannya dengan meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa.
c. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan kepada para siswa dalam
rangka perbaikan kegiatan belajarnya untuk mencapai hasil belajar
yang lebih bai
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa dalam Pembelajaran
1) Meningkatnya minat belajar siswa
2) Meningkatnya hasil belajar siswa
3) Pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna
4) Pembelajaran menjadi lebih berkualitas
5) Kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran akan dengan
cepat dapat dianalisis dan didiagnosis.
b. Bagi Guru
1) Guru menjadi termotivasi dalam menerapkan metode demonstrasi
dalam pembelajaran IPA
2) Menambah wawasan agar berkreativitas dan berinovasi dalam
pembelajaran
3) Meningkatnya rasa percaya diri pada guru
4) Meningkatnya profesionalisme guru dalam pembelajaran
5) Melalui PTK, guru nmendapat kesempatan untuk berperan aktif
dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
c. Sekolah
1) Meningkatnya prestasi sekolah
2) Menumbuhkan iklim pendidikan yang kondusif di sekolah
3) Meningkatnya citra positif di masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup. Indikator bahwa seseorang telah
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan
tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotor), dan dalam sikap dan nilai (afektif). Belajar
pada hakekatnya merupakan suatu proses yang aktif yang melibatkan
panca indera atau fisik dan psikhis (Asep Herry Hermawan, 2005: 11.5).
Din Wahyudin dkk (2004 : 3.26) dalam bukunya pemgantar
pendidikan mengemukakan pengertian belajar sebagai aktivitas peserta
didik yang secara langsung akan mengalami, menghayati dan melatih
proses interaksi yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan minat
menuju kemandirian. Sedangkan menurut Gagne dalam Haryanto dkk
(2003 : 15) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku. Proses perubahan perilaku ini ini bersifat hirarkik dan
prerequisite, artinya perubahan perilaku harus dimulai dari hal- hal yang
bersifat sederhana pada hal yang bersifat kompleks.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang yang berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah mengalami suatu proses.
2. Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada
peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehinga peserta
didik memperoleh kompetensi yang dipelajari. Dalam kegiatan
pembelajaran hendaknya terjadi interaksi timbal balik antara guru dengan
peserta didik, maupun sesama peserta didik sehingga tidak terjadi
kebosanan, anak menjadi pasif atau hanya semata-mata sebagai pendengar
saja.
Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi
adalah penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
topik yang sedang dibicarakan, tinkat perkembangan intelektual peserta
didik, prinsip dan teori belajar, keterlibatan aktif peserta didik dan
keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari.
3. Minat
a. Pengertian
Pintrich dan schunk dalam buku Pendidikan Anak di SD (2009: 3.5)
mengatakan bahwa minat merupakan aspek penting motivasi yang
mempengaruhi perhatian, perhatian, belajar dan berprestasi. Sedangkan
Krapp, Hidi dan Renninger mengemukakan berbagai pengertian minat
sebagai berikut :
1) Minat Pribadi
Minat pribadi memberikan pengertian sebagai suatu cirri
pribadi individu yang merupakan disposisi abadi yang relative
stabil. Minat pribadi ini umumnya ditujukan pada suatu kegiatan
khusus, misalnya minat khusus pada olahraga, ilmu pengetahuan
atau musik.
2) Minat Situasional
Merupakan minat yang ditimbulkan oleh kondisi atau factor-
faktor lingkungan. Misalnya pengalaman seseorang membaca buku
mengenai berbagai percobaan fisika, membuatnya lama-lama jadi
tertarik pada fisika.
3) Minat sebagai keadaan psikologis
Menggambarkan pandangan yang interaktif dan berkaitan
dengan minat, pada saat minat pribadi seseorang saling berinteraksi
dengan lingkungan untuk menghasilkan suatu keadaan psikologis
dari minat pada diri seseorang.
b. Peranan Minat
Minat memiliki peranan penting dalam kehidupan
seseorang, antara lain :
1) Minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi
Jika anak mulai memikirkan tentang masa depan, maka
anak akan mencoba menentukan tujuan dan sasaran yang akan
dicapai dan dilakukan jika ia bertambah besar.
2) Minat dapat sebagai pendorong
Anak yang berminat pada suatu kegiatan, akan lebih
berusaha untuk melakukan kegiatan dengan lebih baik dari pada
anak yang tidak mempunyai minat pada kegiatan tersebut.
3) Minat berpengaruh pada prestasi
Anak yang berminat pada suatu pelajaran, akan belajar dan
berusaha supaya mendapat nilai yang lebih baik.
4) Minat yang berkembang pada masa kanak-kanak dapat menjadi
minat selamanya
Anak yang selalu melakukan kegiatan yang berkaitan
dengan minatnya, lama kelamaan akan timbul kebiasaan dan akan
terus bertahan menjadi minat selamanya.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
1) Pengalaman anak pada masa awal sekolah
Anak yang sudah siap, baik secara fisik maupun intelektual
untuk sekolah akan memiliki sikap positif pada sekolah
dibandingkan dengan anak yang belun siap.
2) Pengaruh orang tua dan kakak
Sikap orang tua dan kakak terhadap pendidikan, belajar,
mata pelajaran tertentu maupun terhadap guru akan sangat
berpengaruh pada anak.
3) Sikap teman sebaya
Minat dan sikap pada sekolah maupun kegiatan sekolah
yang dipilih anak banyak dipengaruhu oleh kelompok teman
sebayanya.
4) Prestasi yang baik
Besarnya pengaruh keberhasilan akademik pada sikap anak
terhadap sekolah, sangat tergantung pada nilai yang dianut oleh
kelompok teman sebayanya.
5) Sikap terhadap tugas
Selama sekolah dianggap sebagai suatu hal yang utama bagi
anak, maka anak akan berminat pada sekolah dan segala tugas yang
harus diselesaikan bukan merupakan masalah besar bagi anak.
6) Hubungan guru dengan siswa
Besarnya minat anak pada sekolah juga tergantung dari
bagaimana sikap anak pada gurunya.
7) Suasana emosional di sekolah
Suasana emosional di sekolah dipengaruhi oleh sikap guru
dan macam disiplin yang diterapkan di sekolah tersebut.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar mengacu kepada segala sesuatu yang menjadi milik
siswa sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Oleh
karena itu, setiap mata pelajaran mempunyai tugas tersendiri dalam
membentuk pribadi siswa. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 141)
hasil belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan
belajar yang telah dilakukan oleh individu.Gagne mengemukakan lima
kategori hasil belajar, yaitu: informasi verbal, keterampilan intelektual,
strategi kognitif, sikap dan keterampilan motorik. Sedangkan Bloom dkk
(2003: 10.2) mengemukakan tiga jenis hasil belajar yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor. Domain kognitif berkenaan dengan pengembangan
kemampuan otak dan penalaran siswa. Domain afektif tampak pada siswa
dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin,
kebiasaan belajar dan motivasi belajar. Hasil belajar psikomotor tampak
dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak dari siswa.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1996: 120) suatu proses belajar
dianggap berhasil jika:
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran teleh dicapai oleh
siswa, baik secara individu maupun kelompok.
5. Pembelajaran IPA SD
Menurut Abdullah (1998: 18) IPA merupakan pengetahuan teoritis
yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu
dengan melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori
yang saling terkait antara satu dengan yang lain.
Dalam ensiklopedia Indonesia (1997: 13482) dinyatakan bahwa
ilmu pengetahuan alam juga disebut sebagai ilmu alam (realita, yang
berasal dari bahasa latin “realities” yang berarti nyata) adalah kelompok
ilmu pengetahuan yang bertujuan merumuskan paham-paham dan hokum-
hukum tersebut.
Sains menurut Suyoso (1998: 23) merupakan hasil kegiatan manusia
yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui
metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku
secara universal.
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa IPA
merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh
dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah
dan didapat dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum
sehingga akan teru disempurnakan.
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait
dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk
hidup, energy dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses
materi dan sifatnya.Ilmu ini dibedakan dalam dua kelompok, yaitu: ilmu-
ilmu alam yang menyelidiki alam bernyawa dan ilmu-ilmu alam yang
menyelidiki alam yang tak bernyawa.
Ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar adalah program untuk
menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan
nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan IPA secara umum adalah membantu siswa
memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan
sehari-hari, memiliki keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan
tentang alam sekitar maupun menerapkan berbagai konsep IPA untuk
menjelaskan gejala-gejala alam yang harus dibuktikan kebenarannya di
laboratorium.
Pendidikan IPA di SD memiliki tujuan agar peserta didik dapat
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar yang kemudian dapat
dikembangkan menjadi suatu ilmu yang baru. Ada tiga hal yang berkaitan
dengan sasaran IPA di sekolah dasar, yaitu:
a. IPA tidak semata berorientasi kepada hasil tetapi juga proses.
b. Sasaran pembelajaran IPA harus utuh dan menyeluruh.
c. Pembelajaran IPA akan lebih berarti apabila dilakukan secara
berkesinambungan dan melibatkan siswa secara aktif.
6. Metode Pembelajaran
Metode berasal dari bahasa latin “methods” yang berarti jalan yang
harus dilalui. Menurut Nana Sudjana (2002: 260) metode adalah cara yang
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pelajaran. Sedangkan menurut Edward M anthoni (dalam
Tarigan, Djajo; 2004: 3.7) metode merupakan rencana keseluruhan
pengajaran bahan bahasa secara rapi, tertib, yang tidak ada bagian-
bagiannya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
adalah cara atau teknik yang digunakan oleh guru dalam mengelola proses
belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Udin S. Winataputra (2004: 4.4) ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar, diantaranya:
a. Metode mengajar harus dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa
terhadap materi
b. Metode mengajar harus dapat memberikan peluang untuk berekspresi
dan kreatif
c. Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar untuk
memecahkan masalah
d. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin
menguji kebenaran sesuatu
e. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan
penemuan terhadap suatu topik permasalahan
f. Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu menyimak
g. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara
mandiri
h. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar bekerja
sama
i. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi
dalam belajarnya
7. Fungsi Metode Pembelajaran
Penggunaan metode pembelajaran memiliki beberapa fungsi,
diantaranya:
a. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan
b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru
dalam proses pembelajaran
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian
pembelajaran
d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam
kegiatan pembelajaran.
8. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan atau mempertumjukkan kepada peserta didik suatu proses,
situasi, benda tertentu yang sedang dipelajari, baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru
atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan (Mulyani
Sumantri, dalamRoestiyah, 2001: 82). Sedangkan menurut Syaiful Bahri
Djamarah (2000: 54) metode demonstrasi adalah metode yang dgunakan
untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda berkenaan
dengan bahan pelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat didefinisikan bahwa metode
demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan suatu
proses atau cara kerja sesuai materi pelajaran.
Penggunaan metode demonstrasi mempunyai keunggulan dan
kelemahan. Keunggulannya antara lain, siswa dapat memusatkan perhatian
pada hal-hal yang dianggap penting, bila melihat hal-hal yang membuat
keraguan, siswa dapat bertanya langsung pada guru, memberikan
pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan
keterampilan dalam berbuat, menghindarkan siswa dalam mengambil
suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya
demonstrasi yang dilakukan.
Sedangkan kelemahan metode demonstrasi adalah tidak semua
benda dan materi bisa di demonstrasikan dan metode ini tidak efektif bila
tidak ditunjang keterampilan guru secara khusus
Langkah-langkah penyampaian materi pelajaran IPA menggunakan
metode demonstrasi adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang ingin disampaikan
c. Guru menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
d. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai
skenario yang telah disiapkan
e. Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisisnya
f. Tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman
siswa didemonstrasikan
g. Siswa dan guru membuat kesimpulan
B. Kerangka Berpikir
Berawal dari rendahnya minat belajar siswa yang ditunjukkan dengan
rendahnya aktivitas pembelajaran sehingga hasil belajar siswa tidak sesuai
harapan. Faktor rendahnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA
disebabkan oleh pembelajaran yang kurang bermakna, pembelajaran kurang
melibatkan siswa aktif dan proses pembelajaran yang monoton. Banyak faktor
yang menentukan keberhasilan dalam belajar, yang paling utama adalah
proses belajar itu sendiri. Didalam belajar terjadi interaksi antara siswa dengan
sumber belajar. Menurut Uzer Usman (2000: 13) factor utama penentu
keberhasilan dalam proses belajar adalah guru, karena gurulah yang akan
mengelola seluruh komponen proses pembelajaran.
Muslimah Ibrahim dkk (2000: 17) melalui hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi berpengaruh
baik untuk siswa yang memiliki minat belajar yang rendah.
Alur kerangka berpikir dapat digambarkan secara ringkas mengenai
penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan minat belajar siswa
sebagai berikut:
KONDISI Guru: Belum menggunakan Siswa: Minat dan hasil
AWAL metode demonstrasi belajar IPA materigaya
masih rendah

Siklus I:
Menggunakan metode
demonstrasi pada
Guru: Menggunakan metode indikator I
TINDAKAN
PERBAIKAN demonstrasi dalam pembelajaran

Siklus II:
Diduga dengan menggunakan Menggunakan metode
demonstrasi pada
metode demonstrasi dalam
indikator II
KONDISI pembelajaran IPA materi gaya
AKHIR dapat meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa
Siklus III:
Menggunakan metode
demonstrasi pada
indikator III
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan metode demonstrasi akan dapat meningkatkan minat siswa
dalam pembelajaran IPA materi gaya di kelas IV SD Negeri 3 Kasilib.
2. Penggunaan metode demonstrasi akan dapat membantu siswa
mempermudah memahami materi pembelajaran IPA materi gaya di kelas
IV SD Negeri 3 Kasilib.
3. Penggunaan metode demonstrasi akan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPA materi gaya di kelas IV SD Negeri 3
Kasilib baik secara individual maupun klasikal.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Kasilib, Kecamatan
Wanadadi,Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini berlangsung selama 3 (tiga
bulan) mulai bulan maret sampai dengan bulan mei 20011. Rincian kegiatan
penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Persiapan penelitian
2. Koordinasi persiapan tindakan perbaikan
3. Pelaksanaan tindakan perbaikan:
Siklus I tanggal 21 dan 24 Maret 2011
a. Pelaksanaan tindakan
b. Perencanaan
c. Monitoring dan evaluasi
d. Refleksi
Siklus II tanggal 28 dan 31 Maret 2011
a. Pelaksanaan tindakan
b. Perencanaan
c. Monitoring dan evaluasi
d. Refleksi
Siklus III 18 dan 21 April 2011
a. Pelaksanaan tindakan
b. Perencanaan
c. Monitoring dan evaluasi
d. Refleksi
4. Penyusunan laporan penelitian
5. Diseminasi hasil penelitian
6. Penyempurnaan laporan hasil penelitian
7. Penggandaan dan pengiriman laporan hasil penelitian
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri
3 Kasilib semester II tahun pelajaran 2010/ 2011. Siswa kelas IV berjumlah
13 orang, yang terdiri atas 4 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki. Siswa
kelas IV memiliki potensi dan kompetensi yang berbeda-beda dengan latar
belakang ekonomi keluarga sedang dan rendah dan rata-rata mata pencaharian
orang tua siswa sebagai petani

C. Data dan Sumber Data


.Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang minat
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi gaya serta
kemempuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran (termasuk penggunaan strategi pembelajaran) di kelas. Data
penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:
1. Informan atau narasumber yaitu siswa dan guru
2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran IPA materi
gaya
3. Dokumen yang berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan Perbaikan
Pembelajaran, hasil tes formatif dan buku penilaian.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini meliputi: pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen, angket
dan tes formatif.
1. Pengamatan
Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan peran serta
aktif baik terhadap guru ketika melaksanakan aktivitas pembelajaran
maupun kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Penamatan dilakukan oleh rekan sejawat yang diminta sebagai observer.
Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran materi gaya dengan menggunakan metode
demonstrasi. Pengamatan terhadap kinerja guru juga diarahkan pada
kegiatan guru dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa,
mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa, mengelola
kelas, memberikan umpan balik dan melakukan penilaian terhadap hasil
belajar siswa. Sementara itu, pengamatan terhadap siswa difokuskan
pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran.
2. Wawancara atau diskusi
Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil
pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara antara
observer dengan siswa dilaksanakan setelah melakukan pengamatan
terhadap kegiatan pembelajaran untuk memperoleh informasi tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran IPA
materi gaya. Wawancara pertama dengan siswa akan dilaksanakan pada
tanggal 21 maret 2011. Dari hasil wawancara, kegiatan pengamatan dan
kaji dokumen kemudian diidentifikasi permasalahan yang ada berkenaan
dengan pembelajaran IPA materi gaya menggunakan metode
demonstrasi serta faktor-faktor penyebabnya.
Antara peneliti dan observer melakukan diskusi balikan untuk
menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan peneliti
dalam kegiatan pembelajaran siklus berikutnya guna meningkatkan
keefektifan penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan minat
dan hasil belajar materi gaya.
3. Kaji Dokumen
Kaji dokumen antara lain dilakukan terhadap kurikulum, rencana
pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dibuat peneliti, buku atau
materi pembelajaran, hasil tes formatif dan nilai yang diberikan guru
selaku peneliti.
4. Angket
Angket diberikan kepada para siswa untuk mengetahui berbagai
hal yang berkaitan dengan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Angket diberikan dua kali, yaitu sebelum kegiatan penelitian tindakan
dan pada akhir penelitian tindakan. Dengan menganalisis informasi yang
diperoleh melalui angket tersebut dapat diketahui peningkatan kualitas
proses dan hasil belajar dengan menggunakan metode demonstrasi dalam
pembelajaran IPA materi gaya.
5. Tes
Pemberian tes formatif, dimaksudkan untuk mengukur seberapa
jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan
perrbaikan pembelajaran pada setiap siklus.

E. Validitas Data
Agar alat pengumpulan data dan data yang diperoleh valid, maka
perlu divalidasi. Cara memvalidasi disesuaikan dengan alat maupun data yang
diperlukan. Untuk tes tertulis, harus divalidasi butir soalnya melalui
pembuatan kisi-kisi. Wawancara/ observasi yang divalidasi datanya melalui
triangulasi (sumber/ metode).

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik deskriptif komparatif dan analisis kritis. Teknik deskriptif komparatif
digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar
siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada
akhir setiap siklus.
Teknik komparatif dalam penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan hasil penelitian siklus pertama dan kedua, kedua dan ketiga.
Hasil komparasi tersebut digunakan untuk mengetahui indicator keberhasilan
dan kegagalan dalam setiap siklus. Indikator yang belum tercapai diperbaiki
pada siklus berikutnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan memahami
materi gaya.
Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yakni
mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja
siswa dan guru dalam proses pembelajaran berdasarkan criteria normatif.
Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan
tindakan untuk tahap berikutnya. Berkaitan dengan pemahaman tentang gaya,
analisis kritis mencakup kemampuan dan kesiapan siswa yang dilakukan pada
saat prasurvei sebelum penelitian tindakan dilakukan. Hal ini untuk
mengetahui kondisi awal siswa.
Setelah kondisi awal diketahui, peneliti bersama kolaboran
merencanakan siklus tindakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Setiap
siklus berakhir, hasilnya dianalisis mengenai apa saja kekurangan dan
kelebihannya sehingga diketahui adanya peningkatan hasil belajar
siswa.Analisis kritis terhadap hasil belajar sisw tentang gay mencakup
indikator yang telah ditentukan dalam setiap pembelajaran. Analisis data akan
dibuat berdasarkan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif
dianalisis dalam bentuk paparan naratif. Data kuantitatif dalam bentuk
deskripsi hasil tes akhir pembelajaran dan rekapitulasi rata-rata nilai siklus
pertama, kedua dan ketiga.

G. Indikator Keberhasilan
Indikator yang digunakan untuk mengukur apakah penggunaan metode
demonstrasi dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar adalah:
1. Respon siswa terhadap penjelasan atau pertanyaan guru
2. Unjuk kerja dalam aktivitas pembelajaran secara individual maupun
kelompok
3. Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik dan tepat waktu
4. Aktif mencari informasi dan menunjukkan rasa ingin tahu yang besar
Kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA materi gaya
yang dilakukan dapat dikatakan mampu meningkatkan minat siswa dalam
belajar, jika 80% dari siswa minimal menampilkan 2 indikator dari 4
indikator yang dipersyaratkan dengan kualifikasi baik.
2. Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA materi gaya
yang dilakukan dapat dikatakan membantu mempermudah siswa
memahami materi, jika minimal 80% dari jumlah siswa menunjukkan
sikap setuju/ mendukung.
3. Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA materi gaya
yang dilakukan dinyatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa jika ada
peningkatan hasil belajar secara individual dan klasikal, serta minimal
80% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.

H. Prosedur Penelitian
1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan melalui proses penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian reflektif yang
dilaksanakan secara siklus(berdaur), yang terdiri atas empat kegiatan yang
dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap
siklus yaitu perencanaan tindakan (planing), pelaksanaan tindakan (acting),
melakukan pengamatan (observing), dan melakukan reflesi (reflcting).
Hubungan keempat kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilaksanakan, akan digunakan


kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum
berhasil memecahkan masalah.
Merencanakan siklus ke- n Merencanakan siklus ke-1

Mengamati siklus ke-3 Merefleksi siklus ke-3 Tindakan siklus ke-1

Tindakan siklus ke-3 Merencanakan siklus ke-3 Mengamati siklus ke-1

Mengamati sikluske-2 Merefleksi siklus ke-2 Merefleksi siklus ke-1


Dari bagan di atas dapat peneliti kemukakan secara rinci prosedur
penelitian tindakan kelas yang akan peneliti lakukan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran (RPPP), lengkap dengan lembar kerja siswa untuk
setiap siklus, menyusun instrument penelitian yang berupa kisi-kisi dan soal tes
formatif, lembar observasi untuk pengamatan kegiatan guru, lembar
pengamatan keaktifan siswa dalam pembelajaran, alat peraga pembelajaran,
menentukan demonstrasi yang akan dilakukan, berkoordinasi dengan teman
sejawat.
2. Pelaksanaan
Setelah perencanaan dibuat, guru melaksanakan kegiatan yang sesuai
dengan RPPP yang telah dirancang. Setiap siklus perbaikandilakukan dalam
dua kali pertemuan. Setiap pertemuan siswa mengerjakan lembar kerja
kelompok dan tes formatif setiap akhir pertemuan.
Pada kegiatan awal setiap pertemuan, guru memotivasi siswa untuk siap
menerima pelajaran dan mengajukan pertanyaan sebagai apersepsi sesuai
dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
3. Pengamatan
Observer mengamati pelaksanaan perbaikan yang guru lakukan,
mengamati proses pembelajaran secara keseluruhan dan mengamati keaktifan
siswa dalam kerja kelompok maupun dalam pembelajaran.
4. Refleksi
Setelah mengamati, observer bersama peneliti mengadakan diskusi dan
menganalisis data yang diperoleh dari hasil tes formati, hasil observasi
terhadap kegiatan guru dan keaktifan siswa. Kemudian diambil keputusan
tindakan perbaikan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya ataupun
memutuskan untuk mengakhiri penelitian.
2. Deskripsi Per Siklus
a. Materi Kajian
Mata pelajaran yang menjadi kajian yaitu IPA materi gaya,
yang merupakan materi pelajaran di semester II dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Standar Kompetensi : 7. Memahami gaya dapat mengubah
gerak dan/ atau bentuk suatu benda
Kompetensi Dasar : 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan
bahwa gaya (dorongan dan tarikan)
dapat mengubah gerak suatu benda
Indikator : 7.1.1 Membuat daftar berbagai gerak
benda
7.1.2 Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi gerak benda
7.1.3 Mendemonstrasikan cara
menggerakkan benda
Waktu Pelaksanaan : Siklus I : 21 dan 24 maret 2011
Siklus II : 28 dan 31 maret 2011
Siklus III : 11 dan 14 april 2011

b. Deskripsi Siklus I
1) Perencanaan tindakan
a) Pertemuan 1 (2x 35 menit tanggal 21 maret 2011)
(1) Apersepsi
Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
kepada siswa “pernahkah kalian bermain ketapel, bagaimana
cara menggunakannya?” Berdasarkan jawaban siswa
kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari
itu.
(2) Kegiatan inti
Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, guru melakukan
tanya jawab dengan siswa tentang contoh berbagai gerak
benda. Guru memberikan informasi singkat tentang berbagai
gerak benda. Setelah itu, siswa dibagi menjadi 3 kelompok.
Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Sebelum
demonstrasi dilakukan, siswa dan guru menyiapkan alat
peraga untuk demonstrasi masing-masing kelompok. Setiap
kelompok menerima LKS yang diberikan oleh guru dan guru
memberikan petunjuk tentang cara mengerjakan LKS. Pada
saat siswa berdiskusi, guru membimbing dan menilai kinerja
siswa melalui lembar pengamatan. Setelah semua selesai
berdiskusi, masing-masing kelompok menyampaikan hasil
diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Setelah itu hasil
diskusi kelompok dikumpulkan.
(3) Penutup
Di akhir kegiatan pembelajaran, siswa dan guru
menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kemudian guru
memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
b) Pertemuan 2 (2x 35 menit tanggal 24 maret 2011)
(1) Apersepsi
Guru melakukan apersepsi dengan membahas hasil
pekerjaan rumah siswa untuk mengingatkan kembali
tentang pelajaran kemarin.
(2) Kegiatan inti
Guru meminta salah satu siswa maju ke depan kelas untuk
melakukan demonstrasi tentang beberapa gerak
benda.Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang
demonstrasi yang dilakukan.Kemudian guru menjelaskan
secara umum tentang gaya. Setelah itu, siswa dibagi
menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari
4-5 siswa. Sebelum demonstrasi dilakukan, siswa dan guru
menyiapkan alat peraga untuk demonstrasi masing-masing
kelompok. Setiap kelompok menerima LKS yang diberikan
oleh guru dan guru memberikan petunjuk tentang cara
mengerjakan LKS. Pada saat siswa berdiskusi, guru
membimbing dan menilai kinerja siswa melalui lembar
pengamatan. Setelah semua selesai berdiskusi, masing-
masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanggapi. Guru memberikan pujian
kepada kelompok yang hasil diskusinya benar, dan memberi
penjelasan tentang jawaban yang benar terhadap jawaban
yang salah.
(3) Penutup
Di akhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan tes
formatif yang dikerjakan secara individu. Setelah selesai,
guru bersama siswa membahas hasil tes formatif. Kemudian
hasil tes formatif dikumpulkan untuk dievaluasi dan
dianalisis oleh guru.
2) Pelaksanaan tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa adalah dengan cara membagi siswa menjadi 3
kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
Setiap kelompok melakukan demonstrasi agar mereka lebih aktif
dan lebih memahami materi pembelajaran.
3) Pengamatan tindakan
Teman sejawat yang bertugas sebagai observer, melakukan
pengambilan data, baik melalui proses pembelajaran yang sedang
berlangsung, melalui rekaman catatan peristiwa maupun
pengamatan untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar
siswa. Setelah pembelajaran berakhir dilanjutkan dengan
mengadakan diskusi balikan. Minat dan hasil belajar siswa
dibandingkan dari kondisi awal dengan setelah dilakukan perbaikan
pembelajaran siklus I.
4) Refleksi
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran,siklus I diharapkan
minat dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Tetapi jika belum
80% dari jumlah siswa yang mengalami kenaikan minat dan hasil
belajar belum mencapai KKM, maka dilakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus II.
c. Deskripsi siklus II
1) Perencanaan tindakan
a) Pertemuan 1(2x 35 menit tanggal 28 maret 2011)
(1) Apersepsi
Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
kepada siswa “Apakah kalian suka bermain sepak bola, apa
yang terjadi jika bola ditendang?”
(2) Kegiatan inti
Guru mengingatkan kembali materi pelajaran pada siklus 1
dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru
meminta beberapa siswa untuk melakukan demonstrasi
yang berkaitan dengan pengaruh gaya terhadap gerak suatu
benda, sementara siswa yang lain memperhatikan. Pada saat
demonstrasi, guru juga melakukan tanya jawab dengan
siswa. Setelah itu, siswa dibagi menjadi 4 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa Sebelum
demonstrasi dilakukan, siswa dan guru menyiapkan alat
peraga untuk demonstrasi masing-masing kelompok. Setiap
kelompok menerima LKS yang diberikan oleh guru dan
guru memberikan petunjuk tentang cara mengerjakan LKS.
Pada saat siswa berdiskusi, guru membimbing dan menilai
kinerja siswa melalui lembar pengamatan. Setelah semua
selesai berdiskusi, masing-masing kelompok
menyampaikan hasil diskusinya dan kelompok lain
menanggapi. Guru memberikan pujian kepada kelompok
yang hasil diskusinya benar, dan memberi penjelasan
tentang jawaban yang benar terhadap jawaban yang salah.
(3) Penutup
Di akhir kegiatan pembelajaran, siswa dan guru
menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kemudian guru
memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
b) Pertemuan 2 (2x 35 menit tanggal 31 maret 2011)
(1) Apersepsi
Guru melakukan apersepsi dengan membahas hasil
pekerjaan rumah siswa untuk mengingatkan kembali
tentang pelajaran kemarin.
(2) Kegiatan inti
Siswa dan guru melakukan tanya jawab dengan siswa
tentang gerak suatu benda dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Setelah itu, siswa dibagi menjadi 4
kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa
Sebelum demonstrasi dilakukan, siswa dan guru
menyiapkan alat peraga untuk demonstrasi masing-masing
kelompok. Setiap kelompok menerima LKS yang diberikan
oleh guru dan guru memberikan petunjuk tentang cara
mengerjakan LKS. Pada saat siswa berdiskusi, guru
membimbing dan menilai kinerja siswa melalui lembar
pengamatan. Setelah semua selesai berdiskusi, masing-
masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanggapi. Guru memberikan pujian
kepada kelompok yang hasil diskusinya benar, dan memberi
penjelasan tentang jawaban yang benar terhadap jawaban
yang salah.
(3) Penutup
Di akhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan tes formatif
yang dikerjakan secara individu. Setelah selesai, guru bersama
siswa membahas hasil tes formatif. Kemudian hasil tes
formatif dikumpulkan untuk dievaluasi dan dianalisis oleh
guru.
2) Pelaksanaan tindakan
Tindakan yang dilakukan guru pada siklus 2 adalah dengan
memperkecil jumlah anggota kelompok, yang pada siklus 1 setiap
kelompok beranggotakan 4 siswa, pada siklus 2 anggota tiap
kelompok 3 siswa. Dengan kecilnya jumlah kelompok, diharapkan
siswa menjadi lebih aktif dan mendapat nilai yang lebih baik.
3) Pengamatan tindakan
Teman sejawat yang bertugas sebagai observer, melakukan
pengambilan data, baik melalui proses pembelajaran yang sedang
berlangsung, melalui rekaman catatan peristiwa maupun pengamatan
untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar siswa. Setelah
pembelajaran berakhir dilanjutkan dengan mengadakan diskusi
balikan. Minat dan hasil belajar siswa dibandingkan antara siklus 1
dengan siklus 2.
4) Refleksi
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II, diharapkan
minat dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Tetapi jika belum
80% dari jumlah siswa yang mengalami kenaikan minat dan hasil
belajar belum mencapai KKM, maka dilakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus III.
d. Deskripsi siklus III
1) Perencanaan tindakan
a) Pertemuan 1( 2x 35 menit tanggal 18 april 2011)
(1) Apersepsi
Guru memotivasi dan mengkondisikan siswa dengan
memberikan pertanyaan apersepsi “Apa yang terjadi jika bola
dilempar?” “ apa saja yang mempengaruhi gerak benda?”
(2) Kegiatan inti
Guru mengingatkan kembali tentang gaya dan pengaruhnya
terhadap gerak benda serta faktor-faktor yang mempengaruhi
gerak suatu benda. Siswa dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran dengan adanya tanya jawab antara siswa dan guru.
Guru memberi kesempatan kepada siswa yang belum paham
untuk bertanya. Setelah itu guru membagi siswa secara
berpasangan untuk melakukan demonstrasi. Setiap pasangan
menerima LKS untuk dikerjakan sesuai dengan petunjuk dari
guru. Guru menilai kinerja siswa melalui lembar pengamatan,
sambil membimbing siswa yang membutuhkan. Setelah semua
pasangan menyelesaikan tugasnya, beberapa perwakilan siswa
menyampaikan hasil diskusinya dan siswa yang lain
menanggapi.
(3) Penutup
Di akhir kegiatan pembelajaran, siswa dan guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya. Kemudian guru memberikan pekerjaan
rumah kepada siswa.
b) Pertemuan 2 (2x 35 menit tanggal 21 april 2011)
(1) Apersepsi
Guru melakukan apersepsi dengan membahas hasil pekerjaan
rumah siswa untuk mengingatkan kembali tentang pelajaran
kemarin.
(2) Kegiatan inti
Guru mengingatkan kembali tentang gaya dan pengaruhnya
terhadap gerak benda serta faktor-faktor yang mempengaruhi
gerak suatu benda. Siswa dilibatkan secara aktif dalam proses
pebelajaran dengan adanya tanya jawab antara siswa dan guru.
Guru memberi kesempatan kepada siswa yang belum paham
untuk bertanya. Setelah itu guru membagi siswa secara
berpasangan untuk melakukan demonstrasi. Setiap pasangan
menerima LKS untuk dikerjakan sesuai dengan petunjuk dari
guru. Guru menilai kinerja siswa melalui lembar pengamatan,
sambil membimbing siswa yang membutuhkan. Setelah semua
pasangan menyelesaikan tugasnya, beberapa perwakilan siswa
menyampaikan hasil diskusinya dan siswa yang lain
menanggapi.
(3) Penutup
Di akhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan tes formatif
yang dikerjakan secara individu. Setelah selesai, guru bersama
siswa membahas hasil tes formatif. Kemudian hasil tes formatif
dikumpulkan untuk dievaluasi dan dianalisis oleh guru
2) Pelaksanaan tindakan
Tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa adalah dengan memperkecil jumlah anggota kelompok.
Pada siklus III guru membagi siswa secara berpasangan dengan
kemampuan yang berbeda. Dengan membagi siswa secara berpasangan,
diharapkan minat dan hasil belajar siswa semakin meningkat.
3) Pengamatan tindakan
Teman sejawat yang bertugas sebagai observer, melakukan
pengambilan data, baik melalui proses pembelajaran yang sedang
berlangsung, melalui rekaman catatan peristiwa maupun pengamatan
untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar siswa. Setelah
pembelajaran berakhir dilanjutkan dengan mengadakan diskusi balikan.
Minat dan hasil belajar siswa dibandingkan antara siklus 2 dengan
siklus 3
4) Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran, diketahui
adanya peningkatan minat dan hasil belajar siswa. Siswa yang aktif
sudah mencapai 80% lebih dan hasil belajar siswa sudah mencapai
KKM yaitu 65

Anda mungkin juga menyukai