Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk perangkat penilaian literasi sains
berorientasi Programme for International Student Assessment (PISA) dengan tujuan khusus
menguji kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan perangkat penilaian literasi sains yang
dikembangkan. Penelitian pengembangan ini menggunakan desain Research & Development
yang disederhanakan ke dalam dua tahapan, yaitu tahap pendahuluan dan tahap
pengembangan. Penelitian pengembangan ini menghasilkan perangkat dalam bentuk soal
pilihan ganda. Perangkat penilaian yang dikembangkan memiliki validitas sangat tinggi
dengan skor 3,35. Perangkat penilaian yang dikembangkan efektif digunakan oleh mahasiswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan dosen mata kuliah konsep IPA Sekolah Dasar
karena dapat digunakan untuk mendeskripsikan profil literasi sains peserta uji coba.
Perangkat penilaian yang dikembangkan praktis digunakan oleh mahasiswa dan dosen mata
kuliah konsep IPA Sekolah Dasar berdasarkan respon positif mahasiswa uji coba dan dosen
mata kuliah konsep IPA Sekolah Dasar.
Abstract. The general objective of this study was to find a kind of evaluation instrument for
scientific literacy oriented toward Programme for International Student Assessment (PISA)
and the specific purposes of this study were to investigate the validity, effectiveness, and
practicality of it. This was a Research & Development study which was simplified into two
stages; they are the preliminary stage and the development stage. This study resulted of
multiple choice test which the validity was 3,35. The instrument was very effective to be used
by students and science concept lectures in Elementary School Education Programmed to
describe the profile of scientific literacy. The instrument could practically be used by the
students and science concept lecturers in Elementary School Education Programmed based
on the positive students and lecturers‟ responses.
bahwa sains dan teknologi membentuk perubahan yang dilakukan terhadap alam
lingkungan material, intelektual dan budaya, melalui aktivitas manusia. Kriteria pemilihan
serta keinginan untuk terlibat dalam isu-isu konten sains adalah relevan dengan situasi
terkait sains, sebagai manusia yang reflektif. nyata dan merupakan pengetahuan penting
Asesmen (penilaian) secara sederhana sehingga penggunaannya berjangka panjang
dapat diartikan sebagai proses pengukuran Konteks PISA mencakup bidang-bidang
untuk memperoleh data karakteristik aplikasi sains dalam lingkup personal, sosial
mahasiswa berdasarkan kriteria maupun dan global, yaitu: (1) kesehatan, (2) sumber
aturan-aturan tertentu (Widoyoko, 2013). daya alam, (3) mutu lingkungan, (4)
Penilaian adalah tugas menemukan perkembangan mutakhir sains dan teknologi.
kepercayaan, strategi, kekuatan, dan Berdasarkan kriteria tersebut, maka dipilih
kelemahan mahasiswa dalam pembelajaran pengetahuan yang sesuai untuk memahami
(Earl & Giles, 2011). Penilaian merupakan alam dan memaknai pengalaman dalam
komponen penting dalam pembelajaran, hal konteks personal, sosial dan global, yang
ini juga penting ketika literasi sains menjadi diambil dari bidang studi biologi, fisika,
tujuan utama pembelajaran (Shwartz, 2006). kimia serta ilmu pengetahuan bumi dan
Programme for International Student antariksa.
Assessment (PISA) memandang pendidikan PISA 2006 menetapkan tiga aspek dari
sains berfungsi untuk mempersiapkan warga komponen kompetensi atau proses sains
negara masa depan yakni warga negara yang berikut dalam penilaian literasi sains, yakni
mampu berpartisipasi dalam masyarakat mengidentifikasi pertanyaan ilmiah,
yang semakin terpengaruh oleh kemajuan menjelaskan fenomena secara ilmiah dan
sains dan teknologi. PISA dengan tiga menggunakan bukti ilmiah. Tujuan utama
dimensinya memiliki tuntutan tinggi dalam dari pendidikan sains adalah untuk
soal-soalnya. Setiap soal mewakili ketiga membantu mahasiswa mengembangkan
dimensi (content-process-context). Kerangka respon dalam sains dan mendukung
literasi sains PISA 2006 terdiri dari empat penyelidikan ilmiah. Sikap ilmiah akan
aspek yang berkaitan: konteks berkaitan berperan penting dalam keputusan
dengan tugas-tugas, kompetensi yang mahasiswa untuk mengembangkan
dimiliki, ranah pengetahuan, dan sikap pengetahuan sains lebih lanjut, mengejar
mahasiswa. karir, dan menggunakan konsep dan metode
Konten sains merujuk pada konsep- ilmiah dalam kehidupan mereka.
konsep kunci dari sains yang diperlukan Kemampuan sains seseorang didalamnya
untuk memahami fenomena alam dan memuat sikap-sikap tertentu seperti
Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017 21
Nilai Kategori
3.25 ≤ skor < 4 Sangat Valid
2.5 ≤ skor < 3.25 Valid
1.75 ≤ skor < 2.5 Cukup Valid
1 ≤ skor < 1.75 Tidak Valid
( Brickman et al., 2009: 7)
Perangkat penilaian dikatakan efektif Setelah dilakukan analisis respon dosen mata
jika perangkat penilaian dapat kuliah konsep IPA dan mahasiswa kemudian
mendeskripsikan profil literasi sains dilakukan pengelompokkan respon terhadap
mahasiswa sesuai kemampuannya hasil analisis tersebut. Kategori respon dosen
menggunakan hasil skor literasi sains dan mata kuliah konsep IPA dan mahasiswa
nilai rapor mata pelajaran IPA di SMA. Hasil terhadap perangkat penilaian dinyatakan
tentang respon mahasiswa diperoleh dari dengan Tabel 2.
angket yang diberikan sesudah pembelajaran.
Tabel 2. Kategori Respons Dosen Mata Kuliah Konsep IPA dan Mahasiswa terhadap
Perangkat Literasi Sains
Nilai Kategori
3.25 ≤ skor < 4 Sangat Positif
2.5 ≤ skor < 3.25 Positif
1.75 ≤ skor < 2.5 Negatif
1 ≤ skor < 1.75 Sangat Negatif
( Brickman et al., 2009: 7)
PISA diperoleh dari validasi ahli. Validasi jawaban. Respon ini menunjukkan
dilaksanakan setelah melalui proses mahasiswa akan lebih memberikan perhatian
bimbingan dan revisi. Perangkat penilaian positif terhadap materi kuliah jika ruang
yang dikembangkan memiliki validitas lingkup pembelajaran yang dilakukan tidak
sangat tinggi dengan skor 3,35. hanya di dalam kelas tetapi di lingkungan
Perangkat penilaian yang dikembangkan sekitar mahasiswa. Hasil penelitian ini
efektif digunakan oleh mahasiswa dan dosen menunjukkan hal yang sama dengan
mata kuliah konsep IPA karena dapat penelitian Adolphus (2012) tentang
digunakan untuk mendeskripsikan profil penerapan informasi dan teknologi di dalam
literasi sains mahasiswa ujicoba berdasarkan pembelajaran lebih menarik minat belajar
hasil skor mahasiswa. Hal ini sejalan dengan peserta didik.
penelitian Liu et al. (2011) yang
menyatakan bahwa soal dengan tipe pilihan SIMPULAN DAN SARAN
ganda beralasan akan mendeteksi lebih luas Simpulan
kemampuan peserta didik. Kemampuan Berdasarkan analisis data dan
literasi penting dianalisis karena menurut pembahasan yang berkaitan dengan latar
negara-negara maju seperti Amerika Serikat belakang penelitian dan tujuan penelitian
dan Cina. Menurut pemerintah Cina, orang maka didapatkan simpulan sebagai berikut.
yang berliterasi sains akan dapat (1) Hasil penelitian dan pengembangan
berkonstribusi terhadap kesejahteraan baik perangkat penilaian literasi sains berorientasi
dari aspek sosial maupun ekonomi. Jadi di PISA dihasilkan perangkat dalam bentuk
negara maju, literasi sains merupakan soal pilihan ganda dengan lima pilihan
prioritas utama dalam pendidikan sains (Lau, jawaban, (2) perangkat penilaian yang
2009). dikembangkan memiliki validitas sangat
Dosen mata kuliah kosep IPA tinggi dengan skor 3,35 sehingga perangkat
memberikan respon sangat positif sebesar penilaian literasi sains berorientasi PISA
3,3; 2,8; dan 3,7 dari seluruh pernyataan. valid untuk digunakan, (3) perangkat
Respon ini sejalan dengan hasil penelitian penilaian yang dikembangkan efektif
Walsh (2010) tentang kemampuan digunakan oleh mahasiswa dan dosen mata
padegogik guru tentang literasi akan kuliah konsep IPA karena dapat digunakan
berpengaruh positif dalam pembelajaran di untuk mendeskripsikan profil literasi sains
kelas. Mahasiswa uji coba skala luas mahasiswa ujicoba berdasarkan hasil skor
memberikan respon positif, meskipun mahasiswa, nilai rapor IPA mahasiswa
mereka kesulitan dalam memberikan mempunyai hubungan positif dengan
24 Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017