Anda di halaman 1dari 7

Education and Human Development Journal, Vol. 02. No.

01, April 2017 19

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN LITERASI SAINS BERORIENTASI


PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESSMENT (PISA)

Ifa Seftia Rakhma Widiyanti, Anggun Winata, Sri Cacik


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
Email: ifaseftia@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk perangkat penilaian literasi sains
berorientasi Programme for International Student Assessment (PISA) dengan tujuan khusus
menguji kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan perangkat penilaian literasi sains yang
dikembangkan. Penelitian pengembangan ini menggunakan desain Research & Development
yang disederhanakan ke dalam dua tahapan, yaitu tahap pendahuluan dan tahap
pengembangan. Penelitian pengembangan ini menghasilkan perangkat dalam bentuk soal
pilihan ganda. Perangkat penilaian yang dikembangkan memiliki validitas sangat tinggi
dengan skor 3,35. Perangkat penilaian yang dikembangkan efektif digunakan oleh mahasiswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan dosen mata kuliah konsep IPA Sekolah Dasar
karena dapat digunakan untuk mendeskripsikan profil literasi sains peserta uji coba.
Perangkat penilaian yang dikembangkan praktis digunakan oleh mahasiswa dan dosen mata
kuliah konsep IPA Sekolah Dasar berdasarkan respon positif mahasiswa uji coba dan dosen
mata kuliah konsep IPA Sekolah Dasar.

Kata Kunci: Literasi sains, PISA

Abstract. The general objective of this study was to find a kind of evaluation instrument for
scientific literacy oriented toward Programme for International Student Assessment (PISA)
and the specific purposes of this study were to investigate the validity, effectiveness, and
practicality of it. This was a Research & Development study which was simplified into two
stages; they are the preliminary stage and the development stage. This study resulted of
multiple choice test which the validity was 3,35. The instrument was very effective to be used
by students and science concept lectures in Elementary School Education Programmed to
describe the profile of scientific literacy. The instrument could practically be used by the
students and science concept lecturers in Elementary School Education Programmed based
on the positive students and lecturers‟ responses.

Keywords: Scientific literacy, PISA

PENDAHULUAN dilakukan terhadap alam melalui aktivitas


Literasi sains menurut PISA (OECD, manusia. Definisi literasi sains ini
2006) didefinisikan sebagai kemampuan memandang literasi sains bersifat
menggunakan pengetahuan sains, multidimensional, bukan hanya pemahaman
mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik terhadap pengetahuan sains, melainkan lebih
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam dari itu. PISA juga menilai pemahaman
rangka memahami serta membuat keputusan mahasiswa terhadap karakteristik sains
berkenaan dengan alam dan perubahan yang sebagai penyelidikan ilmiah, kesadaran
20 Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017

bahwa sains dan teknologi membentuk perubahan yang dilakukan terhadap alam
lingkungan material, intelektual dan budaya, melalui aktivitas manusia. Kriteria pemilihan
serta keinginan untuk terlibat dalam isu-isu konten sains adalah relevan dengan situasi
terkait sains, sebagai manusia yang reflektif. nyata dan merupakan pengetahuan penting
Asesmen (penilaian) secara sederhana sehingga penggunaannya berjangka panjang
dapat diartikan sebagai proses pengukuran Konteks PISA mencakup bidang-bidang
untuk memperoleh data karakteristik aplikasi sains dalam lingkup personal, sosial
mahasiswa berdasarkan kriteria maupun dan global, yaitu: (1) kesehatan, (2) sumber
aturan-aturan tertentu (Widoyoko, 2013). daya alam, (3) mutu lingkungan, (4)
Penilaian adalah tugas menemukan perkembangan mutakhir sains dan teknologi.
kepercayaan, strategi, kekuatan, dan Berdasarkan kriteria tersebut, maka dipilih
kelemahan mahasiswa dalam pembelajaran pengetahuan yang sesuai untuk memahami
(Earl & Giles, 2011). Penilaian merupakan alam dan memaknai pengalaman dalam
komponen penting dalam pembelajaran, hal konteks personal, sosial dan global, yang
ini juga penting ketika literasi sains menjadi diambil dari bidang studi biologi, fisika,
tujuan utama pembelajaran (Shwartz, 2006). kimia serta ilmu pengetahuan bumi dan
Programme for International Student antariksa.
Assessment (PISA) memandang pendidikan PISA 2006 menetapkan tiga aspek dari
sains berfungsi untuk mempersiapkan warga komponen kompetensi atau proses sains
negara masa depan yakni warga negara yang berikut dalam penilaian literasi sains, yakni
mampu berpartisipasi dalam masyarakat mengidentifikasi pertanyaan ilmiah,
yang semakin terpengaruh oleh kemajuan menjelaskan fenomena secara ilmiah dan
sains dan teknologi. PISA dengan tiga menggunakan bukti ilmiah. Tujuan utama
dimensinya memiliki tuntutan tinggi dalam dari pendidikan sains adalah untuk
soal-soalnya. Setiap soal mewakili ketiga membantu mahasiswa mengembangkan
dimensi (content-process-context). Kerangka respon dalam sains dan mendukung
literasi sains PISA 2006 terdiri dari empat penyelidikan ilmiah. Sikap ilmiah akan
aspek yang berkaitan: konteks berkaitan berperan penting dalam keputusan
dengan tugas-tugas, kompetensi yang mahasiswa untuk mengembangkan
dimiliki, ranah pengetahuan, dan sikap pengetahuan sains lebih lanjut, mengejar
mahasiswa. karir, dan menggunakan konsep dan metode
Konten sains merujuk pada konsep- ilmiah dalam kehidupan mereka.
konsep kunci dari sains yang diperlukan Kemampuan sains seseorang didalamnya
untuk memahami fenomena alam dan memuat sikap-sikap tertentu seperti
Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017 21

kepercayaan, motivasi, pemahaman diri, dan indikator 2 sampai 6, dan menggunakan


nilai-nilai (OECD, 2006). bukti ilmiah ada pada indikator 7.
Untuk mendeskripsikan kemampuan METODE
siswa dalam literasi sains maka digunakan Peneliti mengembangkan perangkat
tujuh indikator dalam menentukan penilaian literasi sains berorientasi PISA
kemampuan literasi sains. Ketujuh indikator pada mata kuliah konsep IPA. Penelitian
tersebut merujuk dari indikator kemampuan pengembangan ini menggunakan desain
literasi sains dari Gormally et al. (2012). penelitian Research & Development (R&D)
Ketujuh pengukuran indikator literasi sains yang dikembangkan Sugiyono (2010) dan
tersebut yaitu (1) mengidentifikasi pendapat telah disederhanakan ke dalam dua tahapan,
ilmiah yang valid, (2) melakukan yaitu tahap pendahuluan dan tahap
penelusuran literatur yang efektif, (3) pengembangan. Tahap pendahuluan melalui
memahami elemen-elemen desain penelitian proses kajian pustaka, deskripsi dan analisis
dan bagaimana dampaknya terhadap temuan/ temuan (model faktual). Tahap
kesimpulan, (4) membuat grafik secara tepat pengembangan meliputi tahap desain produk
dari data, (5) memecahkan masalah awal (produk hipotetik), uji ahli, analisis
menggunakan keterampilan kuantitatif, hasil validasi ahli dan revisi, uji coba skala
termasuk statistik dasar, (6) memahami dan terbatas, revisi, tahap uji coba penelitian
menginterpretasikan statistik dasar; (7) skala luas, analisis dan penyempurnaan, dan
melakukan inferensi, prediksi, dan penarikan akhirnya diperoleh produk final.
kesimpulan berdasarkan data kuantitatif. Kevalidan soal literasi sains yang telah
Indikator kemampuan literasi sains yang disusun, diperoleh peneliti menggunakan
dikembangkan oleh Gormally et al. (2012: hasil validitas isi dan validitas konstruk.
365) dipilih karena sangat sederhana, mudah Validitas isi diperoleh dari kesesuaian antara
diimplementasikan dan telah mencerminkan soal yang dikembangkan dengan materi mata
dari kemampuan literasi sains. Selain itu, kuliah yang dipelajari mahasiswa. Validitas
ketiga indikator tersebut termuat dalam tiga konstruk diperoleh dari pendapat para ahli
kompetensi ilmiah yang diukur dalam tentang tujuan perangkat penilaian yang
literasi sains. Mengidentifikasi isu-isu dikembangkan. Uji validitas dilakukan oleh
(masalah) ilmiah ada pada indikator 1, dosen ahli dengan mengisi angket penilaian
menjelaskan fenomena ilmiah ada pada perangkat penilaian literasi sains.
22 Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017

Tabel 1. Kriteria Tingkat Kevalidan Perangkat Penilaian Literasi Sains

Nilai Kategori
3.25 ≤ skor < 4 Sangat Valid
2.5 ≤ skor < 3.25 Valid
1.75 ≤ skor < 2.5 Cukup Valid
1 ≤ skor < 1.75 Tidak Valid
( Brickman et al., 2009: 7)

Perangkat penilaian dikatakan efektif Setelah dilakukan analisis respon dosen mata
jika perangkat penilaian dapat kuliah konsep IPA dan mahasiswa kemudian
mendeskripsikan profil literasi sains dilakukan pengelompokkan respon terhadap
mahasiswa sesuai kemampuannya hasil analisis tersebut. Kategori respon dosen
menggunakan hasil skor literasi sains dan mata kuliah konsep IPA dan mahasiswa
nilai rapor mata pelajaran IPA di SMA. Hasil terhadap perangkat penilaian dinyatakan
tentang respon mahasiswa diperoleh dari dengan Tabel 2.
angket yang diberikan sesudah pembelajaran.

Tabel 2. Kategori Respons Dosen Mata Kuliah Konsep IPA dan Mahasiswa terhadap
Perangkat Literasi Sains
Nilai Kategori
3.25 ≤ skor < 4 Sangat Positif
2.5 ≤ skor < 3.25 Positif
1.75 ≤ skor < 2.5 Negatif
1 ≤ skor < 1.75 Sangat Negatif
( Brickman et al., 2009: 7)

Perangkat penilaian dikatakan praktis positif atau positif terhadap perangkat


jika dosen mata kuliah konsep IPA dan penilaian.
mahasiswa memberikan respon sangat
grafik secara tepat dari data; 5) memecahkan
HASIL DAN PEMBAHASAN masalah menggunakan keterampilan
Karakteristik soal literasi sains kuantitatif, termasuk statistik dasar; 6)
berorientasi PISA yang disajikan memiliki memahami dan menginterpretasikan statistik
karakteristik sebagai berikut. Tes pilihan dasar; 7) melakukan inferensi, prediksi, dan
ganda (a) disajikan judul soal, mata kuliah, penarikan kesimpulan berdasarkan data
hari & tanggal soal dikerjakan, lama kuantitatif. Hasil penelitian ini merujuk pada
mengerjakan, petunjuk mengerjakan, (b) penelitian Bybee et al. (2009) yang
disajikan lima pilihan jawaban, (c) terdapat memperkenalkan tentang instrumen
25 soal, (d) terdiri dari tujuh indikator yaitu penilaian PISA dan Wenning (2007) tentang
1) mengidentifikasi pendapat ilmiah yang pengembangan perangkat penilaian
valid 2) melakukan penelusuran literatur kemampuan inkuiri sebagai komponen
yang efektif 3) memahami elemen-elemen literasi sains.
desain penelitian dan bagaimana dampaknya Tingkat kevalidan perangkat penilaian
terhadap temuan/ kesimpulan 4) membuat literasi sains dengan pendekatan ilmiah dan
Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017 23

PISA diperoleh dari validasi ahli. Validasi jawaban. Respon ini menunjukkan
dilaksanakan setelah melalui proses mahasiswa akan lebih memberikan perhatian
bimbingan dan revisi. Perangkat penilaian positif terhadap materi kuliah jika ruang
yang dikembangkan memiliki validitas lingkup pembelajaran yang dilakukan tidak
sangat tinggi dengan skor 3,35. hanya di dalam kelas tetapi di lingkungan
Perangkat penilaian yang dikembangkan sekitar mahasiswa. Hasil penelitian ini
efektif digunakan oleh mahasiswa dan dosen menunjukkan hal yang sama dengan
mata kuliah konsep IPA karena dapat penelitian Adolphus (2012) tentang
digunakan untuk mendeskripsikan profil penerapan informasi dan teknologi di dalam
literasi sains mahasiswa ujicoba berdasarkan pembelajaran lebih menarik minat belajar
hasil skor mahasiswa. Hal ini sejalan dengan peserta didik.
penelitian Liu et al. (2011) yang
menyatakan bahwa soal dengan tipe pilihan SIMPULAN DAN SARAN
ganda beralasan akan mendeteksi lebih luas Simpulan
kemampuan peserta didik. Kemampuan Berdasarkan analisis data dan
literasi penting dianalisis karena menurut pembahasan yang berkaitan dengan latar
negara-negara maju seperti Amerika Serikat belakang penelitian dan tujuan penelitian
dan Cina. Menurut pemerintah Cina, orang maka didapatkan simpulan sebagai berikut.
yang berliterasi sains akan dapat (1) Hasil penelitian dan pengembangan
berkonstribusi terhadap kesejahteraan baik perangkat penilaian literasi sains berorientasi
dari aspek sosial maupun ekonomi. Jadi di PISA dihasilkan perangkat dalam bentuk
negara maju, literasi sains merupakan soal pilihan ganda dengan lima pilihan
prioritas utama dalam pendidikan sains (Lau, jawaban, (2) perangkat penilaian yang
2009). dikembangkan memiliki validitas sangat
Dosen mata kuliah kosep IPA tinggi dengan skor 3,35 sehingga perangkat
memberikan respon sangat positif sebesar penilaian literasi sains berorientasi PISA
3,3; 2,8; dan 3,7 dari seluruh pernyataan. valid untuk digunakan, (3) perangkat
Respon ini sejalan dengan hasil penelitian penilaian yang dikembangkan efektif
Walsh (2010) tentang kemampuan digunakan oleh mahasiswa dan dosen mata
padegogik guru tentang literasi akan kuliah konsep IPA karena dapat digunakan
berpengaruh positif dalam pembelajaran di untuk mendeskripsikan profil literasi sains
kelas. Mahasiswa uji coba skala luas mahasiswa ujicoba berdasarkan hasil skor
memberikan respon positif, meskipun mahasiswa, nilai rapor IPA mahasiswa
mereka kesulitan dalam memberikan mempunyai hubungan positif dengan
24 Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017

kemampuan literasi sains, (4) perangkat Undergraduates„ Evaluation of


Scientific Information and Arguments.
penilaian yang dikembangkan praktis
CBE-Life Sciences Education, 11
digunakan oleh mahasiswa dan dosen mata (2012), 364-377.
kuliah konsep IPA PGSD berdasarkan
Lau, K. C. 2009. A Critical Examination of
respon positif mahasiswa uji coba dan dosen PISA’ Assessment on Scientific
Literacy. International Journal of
mata kuliah konsep IPA PGSD.
Science and Mathematics Education,
7(1): 1061-1088.
Saran
Liu, O. L., H. S. Lee, & M. C. Linn. 2011.
Soal yang dikembangkan dapat
Validating Measurement of
ditambahkan ruang memberikan alasan Knowledge Integration in Science
Using Multiple-Choice and
sehingga pemahaman konsep IPA dan
Explanation Items Applied
konteks literasi sainsnya lebih jelas terlihat. Measurement In Education. Journal of
Educational Assessment, 16(3): 164-
184.
DAFTAR PUSTAKA
OECD. 2006. A Framework for PISA 2006:
Adolphus, T. & A. A. Arokoyu. 2012.
Assessing Scientific, Reading, and
Improving Scientific Literacy among
Mathematical Literacy: OECD
Secondary School Students through
Publishing.
Integration of Information and
Communication Technology. Journal
Shwartz, Y., R. B.Zvi, & A. Hofstein. 2006.
of Science and Technology, 2(5): 444-
The Use of Scientific Literacy
448.
Taxonomy for Assessing The
Development of Chemical Literacy
Brickman, P., C. Gormally, N. Armstrong, &
Among High-School Students. Journal
B. Hallar. 2009. Effects of Inquiry
of Chemistry Education Research and
based Learningon Students’ Science
Practice, 7(4): 203-225.
Literacy Skills and Confidence.
International Journal for the
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Scholarship of Teaching and Learning,
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
3(2): 1-22.
R&D. Bandung: Alfabeta.
Bybee, R., B. McCrae, & R. Laurie. 2009.
Walsh, Maureen. 2010. Multimodal Literacy:
PISA 2006: An Assessment of
What does it mean for classroom
Scientific Literacy. Journal of
practice?. Australian Journal of
Research in Science Teaching, 46(8):
Language and Literacy, 33(3): 211-
865-883.
239.
Earl, K. & D. Giles. 2011. Another Look at
Wenning, C. J. 2007. Assessing Inquiry
Assessment: Assessment in Learning.
Skills as a Component of Scientific
Journal of Teachers‟ Work, 8(1): 11-
Literacy. Journal of Physics Education
20.
Online, 4(2): 21-24.
Gormally, C., Peggy B., & Mary L.,
2012.Developing a Test of Scientific
Literacy Skills (TOLS): Measuring
Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017 25

Widoyoko, S. E. P. 2013. Evaluasi Program


Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.

Anda mungkin juga menyukai