Anda di halaman 1dari 34

CONTOH PROPOSAL PETERNAKAN SAPI

Nomor : 02/KTTP/VIII/2013
Lampiran : 1 (satu) Eksp
Perihal : Permohona Bantuan Ternak Sapi

Kepada Yang Terhormat,


Bapak Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten
Di
Serang

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Salam sejahtera kami sampaikan kepada Bapak semoga sukses dalam menjalankan aktifitas
keseharian serta selalu diberikan kesehatan dan dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Selanjutnya, sehubungan dengan kesiapan kelompok ternak untuk mengembangkan usaha
dibidang peternakan serta potensi alam serta bahan baku pakan yang menunjang, dengan ini kami
Kelompok Tani FAJAR MANDIRI mengajukan permohonan Bantuan Ternak Sapi sebagai salah
satu alternative peningkatan ekonomi serta kemandirian kelompok, sebaga bahan peritmbangan
untuk Bapak kami sampaian :
1. Profil Kelompok Tani Ternak FAJAR MANDIRI
2. Surat Pengukuhan Kelompok Tani Ternak FAJAR MANDIRI
3. Rencana Anggaran Biaya
4. Foto Copy Rekening Kelompok Tani FAJAR MANDIRI

Demikian surat permohonan ini kami buat dan diajukan, atas perhatiannya kami ucapkan banyak
terima kasih.

Jazzakumullah Khoeru Jazza


Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Kelompok Tani Ternak FAJAR MANDIRI


Kertaraharja , 22 Agustus 2013

ASMAR
SAPINGI Sekretaris
Ketua

Kepala Desa Kertaraharja


JAYA

LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
PERMOHONAN BANTUAN TERNAK SAPI

Nama Kelompok : Kelompok Tani ternak FAJAR MANDIRI


Sekretariat : Kp. Sumur Waru Rt 001/004 Desa Kertaraharja
Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang
Provinsi Banten 42281
Besar Pengajuan : Rp.350.000.000,-
(Tiga ratus lima puluh juta Rupiah)

Kelompok Tani Ternak FAJAR MANDIRI

SAPINGI ASMAR
Ketua Sekretaris

Kepala Desa Kertaraharja

JAYA
KATA PENGANTAR

Sumber daya alam yang ada di Provinsi Banten begitu melimpah dan belum banyak
digali dan dimanfaatkan yang merupakan karunia Allah SWT untuk kita syukuri dan kita
gunakan bagi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Begitu pula potensi sumber daya alam dari sector pertanian dan peternakan yang ada di
wilayah Kabupaten Pandeglang masih begitu besar untuk diusahakan dan sudah selayaknya
apabila penggali potensi tersebut diarahkan dengan pengelolaan yang arif dan bijaksana.
Kendala yang dihadapi adalah kurangnya permodalan yang cukup guna merealisasikan
tujuan tersebut, yaitu meningkatkan produksi dan keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota / kelompok binaan. Untuk itu kami bermaksud dan berkeingnan mengajukan permohonan
Ternak Sapi dalam rangka memberdayakan perekonomian masyarakat pedesaan.
Kami berharap permohonan yang kami ajukan ini dapat terealisasi dan dapat menjadi awal
dari peningkatan ekonomi khususnya bagi anggota kelompok Tani Ternak FAJAR MANDIRI.
Atas perhatian, bimbingan dan terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima kasih.
Semoga Allah SWT memberikan Balasan atas kebikannya. Amin.

Kelompok Tani Ternak FAJAR MANDIRI


Ketua

SAPINGI
PROPOSAL
BANTUAN TERNAK SAPI
KELOMPOK TANI TERNAK FAJAR MANDIRI

Sumber daya manusia merupakan factor penentu semua keberhasilan yang akan dicapai
untuk pengelolaan sumber daya alam baik langsung maupun tidak langsung. Untu mengelola
sumber daya alam tersebut memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas baik dilihat dari
aspekpendidikan formal/informal, pengetahuan, sikap, keterampilan,social ekonomi serta perilaku
masyarakat umum.
Sebagai jawaban masalah diatas adalah kelompok tani ternak FAJAR MANDIRI yang
merupakan kelompok usaha dibidang pertanian dipedesaan yang dimiliki dan dikelola langsung
oleh pelaku utama dan pelaku usaha dibidang pertanian secara berkelompok.
Kelompok tani ternak FAJAR MANDIRI adalah salah satu kelompo tani yang berada di
Desa Sobang Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang yang dikelola oleh salah seorang warga
dengan dasar keinginan yang kuat dan etos kerja serta pengalaman yang dimiliki untuk bisa
ditransfer kepada para petani dengan anggota Kelompok Tani disekitar lingkungan yang pada
dibentuklah sebuah kelompok yang membidangi sebuah kelompok tani perkebunan jabon dengan
nama Kelompok Tani “FAJAR MANDIRI” pada tanggal 03 Juli 2012.

I. Visi
Menjadikan lembaga mandiri dan pusat informasi kemitraan agribsnis dan memberikan
pelatiha/pendidikan dibidang pertanian dan peternakan bagi petani pemula secara mandiri yang
mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada sebagai sumber mata pencaharian yang
berkesinambungan.

II. Misi
1. Melaksanakan pelatihan dibidang pertanian dan peternakan bagi petani dan anggota kelompok
Tani Ternak FAJAR MANDIRI
2. Mencetak kader-kader pertanian yang tangguh dan berkualitas
3. Mampu memberikan pelayanan pada anggota secara professional

III. Tujuan
1. Menambah pengetahuan, kemandirian dan peningkatan pendapatan petani
2. Membangun pertanian yang efektif yang memiliki nilai tinggi melalui pendekatan agribisnis
peternakan
3. Menddik petani untuk beternak sapi secara professional
4. Mendorong pembangunan teknologi inofasi dalam rangka percepatan pertanian
5. Mewujudkan pengembangan usaha kelompok dan anggota bianaan dibidang peternakan
IV. Letak Geografis
Lokasi Kelompok Tani Ternak FAJAR MANDIRI di :
Desa : Kertaraharja
Kecamatan : Sobang
Jarak ke ibukota kecamatan : 1 KM
Curah Hujan : 40 mm/tahun
Ketinggian Tempat : 143 dpi
Bentang Wilayah : Dataran
Sarana Jalan : Beraspal
Penerangan Listrik : Ada

V. Uraian Singkat Kegiatan Kelompok


1. Budidaya Rumput gajah ( pakan ternak sapi )
2. Pembesaran sapi
3. Budidaya sapi
4. Pemanfaatan limbah ternak
5. Pembuatan pakan ternak
6. Holtikultura dan Tanaman Pangan
7. Tata laksana penanganan pasca panen
8. Mencari peluang pasar
9. Vaksinasi ternak
10. Mengadakan temu usaha dan bemitra dengan petani
11. Mengadakan temu usaha Kelompok Tani Ternak FAJAR MANDIRI dan kelompok tani lain
12. Budi daya tanaman jabon

VI. Program Kerja Kelompok Tani Ternak FAJAR MANDIRI


1. Maningkatkan angka prduksi pangan secara berkala
2. Meningkatkan angka pruksi daging
3. Meningkatkan sumber daya manusia pertanian dan peternakan
4. Pemberdayaan social ekonomi masyarakat pedesaan
5. Agirbisnis
6. Kemitraan

VII. Mitra Kerja Kelompok Tan Ternak


1. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pandeglang
2. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang
3. Kantor Pelaksana Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pandeglang
4. Pemerintah Desa Sobang
5. Penyuluh Pertanian Lapangan
6. Kelompok Tani dan Kelompok Tani Ternak di Desa lain

VIII. Struktur Kepengurusan


Ketua : Sapingi
Sekretariat : Asmar
Bendahara : Kusen
Seksi Bidang :
1. Bidang Budidaya Ternak Sapi
 Juned
 Warsimi
2. Bidang Pembesaran dan Anggota
 Bakra
 Rasman
3. Bidang Instalasi Kandang dan Kesehatan Ternak
 Warlim
 M Kasiman
4. Bidang Pendidikan dan Pelatihan
 Karta
 Wakid
 Tasir
5. Bidang Pemasaran
 Sapingi
 Jaya
 Sartubi

ASPEK PRODUKSI

1. Produk
a. Nama Produk : Sapi
b. Ciri-ciri Produk : Daging/Sapi Hdup
c. Kegunaan Utama : Konsumsi

2. Proses Produksi
a. Persediaan kandang ternak
b. Persediaan pakan hijau ternak
c. Persediaan sapi onol.limosin dan jenis –jenis sapi lainya
d. Proses pemeliharaah ternak
e. Pemberian vitamin
f. Vaksinasi
g. Pemasaran produk ternak

3. Kapasitas Produksi
a. Rencana kapasitas produksi 30 ekor
b. Jenis Sapi Limocin
c. Persediaan lahan 30 Ha

4. Bangunan Kandang dan Gudang

No Nama barang Volume Harga satuan Jumlah


(RP) (RP)
1 Kayu 10/10 600 M 10.000 6.000.000
2 Kayu 8/10 840 M 8.000 6.720.000
3 Kayu Kaso 400 Btg 8.000 3.200.000
4 Bambu 1000 Btg 6.000 6.000.000
5 Papan 200 Btg 15.000 3.000.000
6 Atap 2.00 Lbr 1.500 3.000.000
8 Batu bata 3.000 Bh 4.00 1.200.000
9 Pasir 1 truk 700.000 700.000
10 Semen 10 Zak 60.000 600.000
11 Paku 20 Kg 18.000 360.000
12 Tukang 70 HOK 60.000 4.200.000
13 Pintu 2 bh 350.000 700.000
14 Kusen Jendela 2 bh 300.000 600.000
Jumlah 36.280.000

5 . Fasilitas dan Sarana


No Biaya Fasilitas Jumlah
(Rp)
1 Pemasangan instalasi listrik 1.500.000
2 Pemasangan instalasi air 5.000.000
Jumlah 6.500.000

BERITA ACARA
PENGUKUHAN KELOMPOK TANI TERNAK
FAJAR MANDIRI
No : 21/Ds.2002/III/2010

Sesuai dengan hasil musyawarah Kelompok Tani Ternak FAJAR MANDIRI pada hari
jum’at Tanggal Dua Belas Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh yang dihadiri oleh seluruh
anggota kelompok sebagaimana terlampir.
Dengan ini Kepala Desa Sobang Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang

MENGUKUHKAN
Nama Kelompok :
Komoditas :
Nama Pengurus :
1. Nama :
Jabatabn :
Alamat :
2. Nama :
Jabatan :
Alamat :
3. Nama :
Jabatan :
Alamat :

Demikian berita acara ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Sobang ,12 Maret 2011

PENGURUS KELOMPOK :
1. KETUA : ( )
2. SEKRETARIS : ( )
3. BENDAHARA : ( )

Mengetahui/ Menyetujui
Kepala Desa Sobang

DARTAM

DAFTAR NAMA ANGGOTA


KELOMPOK TANI TERNAK
“FAJAR MANDIRI”

DESA :
KECAMATAN :
KABUPATEN : PANDEGLANG
PROVINSI : BANTEN

No No Nama Alamat
Anggota
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Mengetahui Kelompok Tani Ternak


Petugas PPL, “FAJAR MANDIRI”

………………………………………
………………………………………
NIP. Ketua

RENCANA MODAL
USAHA TERNAK SAPI
KELOMPOK TANI TERNAKFAJAR MANDIRI
(DALAM RUPIAH)

KETERANGAN TOTAL MODAL


A. INVESTASI HARTA TETAP
1. Tanah -
2. Bangunan Kandang dan gudang 36.280.000
3. Fasilitas dan sarana 6.500.000
4. Peralatan -
TOTAL HARTA TETAP 42.880.000
B. BIAYA PRODUKSI
1. Biaya Pokok Produksi
a.Bahan Baku/Ternak/Sapi 30 Ekor @.9.000.000 270.000.000
b.Upah Tenaga Produksi 12 Bln @ 1.000.000 12.000.000
c. Biaya Umum Produksi 12 Bln @ 1.500.000 12.000.000
C. TOTAL BIAYA PRODUKSI 294.000.000
2. Biaya Usaha
a.Sewa Lahan -
b.Biaya Pra Operasional 7.120.000
TOTAL BIAYA USAHA 7.120.000
TOTAL BIAYA PRODUKSI (1+2) 301.880.000
D. TOTAL MODAL KERJA 12 BLN @ 500.000 6.000.000
E. TOTAL BIAYA USAHA 350.000.000
(A+B+C+D)

Kelompok Tani Ternak


FAJAR MANDIRI
Ketua Sekretaris

SAPINGI ASMAR

6. Peralatan

No Nama Barang Volume Harga Satuan Jumlah


(Rp) (Rp)
1
2
3
4
5
Jumlah
7. Biaya Produksi

a. Bahan Baku

No Nama Barang Volume Harga Satuan Jumlah


(Rp) (Rp)
1
2
3
4
5
6
Jumlah

b. Upah Tenaga Kerja

No Nama Barang Volume Harga Satuan Jumlah


(Rp) (Rp)
1
2
Jumlah

c. Biaya Umum Produksi

No Nama Barang Volume Harga Satuan Jumlah


(Rp) (Rp)
1
2
Jumlah

8.Biaya Usaha
a. Biaya Sewa Lahan

No Nama Barang Volume Harga Satuan Jumlah


(Rp) (Rp)
1
Jumlah
b. Biaya Pra Operasional

No Nama Barang Volume Harga Satuan Jumlah


(Rp) (Rp)
1
2
Jumlah
UPPO WARGI SALUYU

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelompok Tani Wargi Saluyu berdiri pada Tahun 2007 dengan tujuan untuk dapat menyatukan
pemikiran serta menyediakan wahana peningkatan produktivitas para petani di Kelurahan Cigantang
Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
Selain itu kelompok kami mulai melaksanankan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada peningkatan
kualitas dan kuantitas hasil pertanian, dengan cara mengolah pupuk kandang/kotoran ternak serta
hijauan menjadi pupuk organik terfermentasi (organik) dan menjadikannya sebagai pupuk utama di
lahan pertanian kelompok kami.
Dan memang terbukti pemakaian pupuk organik pada lahan pertanian kelompok kami mampu
meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil pertanian kami. Pengolahan pupuk terus berkembang,
dari yang pada awalnya kami hanya memproduksi untuk kebutuhan sendiri sampai saat ini Alhamdulillah
sudah mampu berproduksi dan dijadikan sebagai salah satu usaha kelompok.

1.2 Dasar Pemikiran


Ada beberapa dasar pemikiran yang mendasari kami mengajukan permohonan bantuan Usaha
Pengolahan Pupuk Organik (UPPO), adalah sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani pada umumnya.
b. Tingkat kebutuhan masyarakat dan animo masyarakat dalam bidang peternakan cukup besar.
c. Bahan penunjang dalam media pembuatan pupuk organik cukup tersedia
d. Potensi pasar sesuai dengan program pemerintah yang menggalangkan untuk penggunaan pupuk
organik dibidang pertanian.
e. Memiliki kawasan pengolahan pupuk organik dan peternakan.
f. Untuk menyiapkan ketersediaan pupuk organik di kawasan pertanian

BAB II
PENGEMBANGAN UPPO

2.1 Permasalahan
Dalam perjalanan proses produksi pupuk organik di kelompok kami masih ada beberapa kendala.
Walaupun untuk kebutuhan bahan dan alat produksi sudah mulai dilengkapi.
Permasalahan atau kendala yang kami hadapi saat ini adalah :
• Faktor penunjang utama bahan baku (kotoran ternak), belum optimal karena tidak terpusat dalam
satu kawasan.
• Kebutuhan akan pupuk organik baik di sekitar maupun diluar Kelompok Wargi Saluyu sangat tinggi
tetapi belum terpenuhi.
• Belum adanya tempat pengolahan pupuk organik.
• Tidak adanya faktor penunjang/alat-alat untuk mengolah pupuk oganik (sarana dan prasarana).
Karena dengan bertambahnya produksi yang kami laksanakan maka kebutuhan akan tempat juga
semakin besar.
Sementara ini kami melakukan proses produksi dan menyimpan pupuk organik yang sudah jadi, kami
lakukan di tempat sederhana, yang dari segi kuantitas dan kelayakan kualitasnya masih kurang baik.
Perlu diketahui bahwa dalam pengolahan pupuk organik ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Aspek Teknis
b. Aspek Sosial
c. Aspek Ekonomi
Dari semua aspek tersebut masih ada aspek yang belum dapat kami penuhi, antara lain aspek teknis,
aspek sosial dan aspek ekonomi.

2.2 Upaya Pemecahan Permasalahan


Untuk memenuhi semua aspek yang telah kami kemukakan, maka Kelompok Tani harus mempunyai
penunjang utama bahan baku dan alat-alat untuk mengolah pupuk organik yang lengkap dan terpusat
pada satu kawasan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan akan pupuk organik baik di sekitar maupun
diluar Kelompok Wargi Saluyu yang sangat tinggi dapat terpenuhi.
a. Aspek Teknis
Aspek teknis berkaitan dengan teknis pengolahan dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan pemasaran.
Guna memenuhi kebutuhan, Kelompok Tani Wargi Saluyu melihat peluang yang sangat besar dengan
berlimpahnya bahan baku dan sumberdaya manusia untuk melaksanakan kegiatan pembuatan pupuk
organik. Dalam pelaksanaan pembuatan pupuk organik diperlukan beberapa faktor penunjang,
diantarannya :
• Bahan Baku
• Sumberdaya Manusia
• Sarana dan Prasarana

b. Aspek Sosial
Dengan pembangunan Usaha Pengolahan Pupuk Organik maka diharapkan akan memberikan dampak
positif bagi masyarakat petani. Beberapa dampak positif yang diharapkan yaitu :
• Terpenuhinnya permintaan kebutuhan akan pupuk organik para petani pelaksana budidaya.
• Memberikan tambahan penghasilan bagi warga sekitar
• Memeberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
• Memanfaatkan berupa kotoran hewan yang dapat menimbulkan penyakit.

c. Aspek Ekonomi
Usaha Pengolahan Pupuk Organik ini diharapkan akan memberikan manfaat juga bagi aspek ekonomi
masyarakat. Dengan pelaksanaan pengolahan pupuk organik ini menekan pengeluaran bagi para petani
yang menggunakan pupuk organik. Dengan dekatnya penghasil pupuk organik maka biaya pembelian
dapat ditekan dengan mengurangi biaya transportasi.
BAB III
RENCANA KEGIATAN
3.1 Rencana Sumber Dana
Untuk melaksanakan rencana kegiatan yang telah direncanakan, diperlukan suntikan dana untuk Usaha
Pengolahan Pupuk Organik. Sumber dana yang direncanakan berasal dari :
1. Bantuan Pemerintah = Rp. 350.000.000,-
Jumlah = Rp. 350.000.000,-

3.2 Rencana Penggunaan Dana Bantuan


Rencana penggunaan dana yang bersumber dari bantuan pemerintah dapat kami jabarkan sebagai
berikut :
1. Rumah Kompos dan sarana penunjangnya = Rp. 112.500.000,-
• Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO)
• Kendaran Roda 3
• Kandang Komunal (Insentif)
• Bak Fermentasi (Insentif)
2. Ternak Sapi/Kerbau 35 ekor = Rp. 227.500.000,-
Jumlah = Rp. 350.000.000,-

3.3 Jadwal Pelaksanaan


No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan Gudang
2 Pembangunan
3 Pengolahan Pupuk Organaik
4 Penjualan

3.4 Rencana Penggunaan Anggaran


No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp.) Jumlah Harga (Rp.)
1 Pekerjaan Gudang M² ± 80
1.1 Pondasi cm 40 x 30 x 30
1.2 Batu M³ 10 80.000 800.000
1.3 Pasir M³ 10 80.000 800.000
1.4 Semen Sak 20 54.000 1.080.000
Jumlah 2.680.000
2 Pemasangan Dinding M 40 x 3
2.1 Bata merah Buah 17.000 350 5.950.000
2.2 Pasir M³ 48 80.000 3.840.000
2.3 Semen Sak 120 54.000 6.480.000
2.4 Kayu M³ 5 1.400.000 7.000.000
3 Atap/asbes Lembar 80 27.500 2.200.000
4 Finishing 4.000.000
5 Upah Kerja Hari 30 x 10 orang 50.000 15.000.000
Jumlah 47.150.000
6 Transportasi Roda 3 Buah 1 23.982.000 23.982.000
Jumlah 23.982.000
7 Mesin pengolah Set 1 17.000.000 17.000.000
Jumlah 17.000.000
8 Bak Fermentasi M² 15
8.1 Bata Buah 1680 350 588.000
8.2 Pasir M³ 5 80.000 400.000
8.3 Semen Sak 10 54.000 540.000
8.4 Upah Kerja Hari 5 x 2 orang 50.000 500.000
Jumlah 2.028.000
9 Kandang Komunal M² 7 x 17,5
9.1 Kayu (10 cm x 10 cm) Cm 700 10.000 7.000.000
9.2 Atap Lembar 171 32.500 5.557.000
9.3 Upah Kerja Hari 10 x 5 Orang 50.000 2.500.000
9.4 Tempat Pakan Buah 35 7.283.000
Jumlah 22.340.000
10 Pelatihan UPPO Hari 20 x 5 Orang 100.000 10.000.000
11 Pembelian Ternak Ekor 35 6.500.000 227.500.000

Total 350.000.000

3.5 Rencana Lokasi UPPO

Lokasi pembagunan Usaha Pengolahan Pupuk Organik akan dilaksanakan di sebuah bukit kecil (Gunung
Muncang) yang berjarak 200 meter dari pemukiman penduduk Kampung Cigantang Hilir. Lokasi ini
terletak pada Koordinat 7°21'32.28" LS dan 108°11'37.70"BT yang dipetakan seperti gambar berikut.

BAB IV
PENUTUP

Demikian Proposal Permohonan Bantuan Usaha Pengolahan Pupuk Organik ini kami susun dan kami
sampaikan kepada Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Republik
Indonesia.
Usaha Pengolahan Pupuk Organik merupakan solusi untuk memecahkan permasalahan yang saat ini
kami hadapi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami memohon sudi kiranya Bapak
mengabulkan permohonan kami ini. Kami yakin dengan bantuan Usaha Pengolahan Pupuk Organik ini
akan memberikan manfaat yang sangat besar terhadap peningkatan kualitas maupun kuantitas produksi
pupuk organik yang akan berimbas pada peningkatan penghasilan bagi kelompok tani dan kesejahteraan
bagi anggota-anggotannya.
Kami sampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas segala perhatian dan
terkabulnya permohonan ini.

Posted by EDWA at 10:35 PM

No comments:
Post a Comment
to Rin on Proposal On 11:11 with No comments

Proposal Bantuan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) - Saraswati Update - Berikut ini contoh proposal
bantuan pengolahan pupuk organik.

Hal : Permohonan Bantuan Pengembangan

Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)

Kepada:

Yth. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

Kementerian Pertanian

Jl. Harsono RM No. 3-Ragunan

Di

JAKARTA SELATAN

Dalam rangka memperbaiki kondisi tanah pertanian yang pada akhir-akhir ini telah menurun tingkat
kesuburannya yang disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia terutama pupuk urea, SP-36, ZA, dan KCL,
serta pestisida selama kurang lebih 30 tahun secara terus-menerus oleh petani tanaman pangan pada
lahan sawah yang cenderung melampaui anjuran rekomendasi, maka perlu mendahulukan dan
mengutamakan perbaikan tingkat kesuburan tanah dengan penggunaan pupuk alam atau organik.

Kelompok Tani Ternak … Desa … Kecamatan … Kabupaten … Provinsi … sangat mendukung dan akan
mengupayakan suksesnya program tersebut di atas dengan potensi yang kami miliki, yaitu melimpahnya
bahan baku pupuk organik yang dihasilkan dari ternak kami kurang lebih 2000 kg perhari berupa kotoran
sapi, untuk itu sudilah kiranya Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,
Kementerian Pertanian Jakarta memberikan bantuan pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik
(UPPO).
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami lampirkan Profil Kelompok dan Susunan Pengurus dan
Anggota, Rencana Usaha Kegiatan Kelompok (RUKK), dan foto-foto. Besar harapan kami permohonan ini
dapat terkabul, atas terkabulnya permohonan ini sebelumnya kami haturkan terima kasih.

PROFIL KELOMPOK

STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK

DAFTAR PENGURUS DAN ANGGOTA KELOMPOK

LATAR BELAKANG

Penggunaan pupuk kimia terutama pupuk urea, SP-36, ZA dan KCL serta pestisida selama kurang lebih
30 tahun secara terus-menerus oleh petani tanaman pangan pada lahan sawah cenderung melampaui
anjuran rekomendasi sehingga berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah, sedangkan pemberian
bahan organik dan pupuk kompos belum banyak dilakukan.

Berdasarkan hasil kajian/penelitian yang telah dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian (Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat) pada lahan sawah beririgasi di Jawa menunjukkan bahwa nilai
kandungan bahan organik dalam tanah tergolong rendah (1-2%). Padahal dalam kondisi normal
kesuburan lahan sawah seharusnya mengandung bahan organik antara 3-5%.

Rendahnya kandungan bahan organik pada lahan-lahan sawah ini cenderung menyebabkan penggunaan
pupuk menjadi tidak efektif karena kemampuan akar tanaman untuk dapat menyerap hara pupuk
menurun. Sebagai akibat lebih luas adalah menurunnya produktifitas tanaman sehingga secara nasional
dapat mengganggu Program Nasional Ketahanan Pangan.
Degradasi lahan sawah yang disebabkan oleh kandungan bahan organik ini perlu segera diupayakan
peningkatan kesuburannya melalui pemberian bahan organik dan kompos ke dalam lapisan olah tanah.

Bahan organik dapat diperoleh dari hasil pengolahan jerami dan/atau sisa tanaman pasca panen dengan
menggunakan alat Pengolah Pupuk Organik untuk mempercepat waktu proses dekomposisi guna
menghasilkan pupuk organik berupa kompos. Penelitian Departemen Pertanian menunjukkan
penggunaan alat pengolah pupuk organik dapat menghemat waktu dekomposisi sekitar 10-15 hari,
karena dengan alat ini luas penumpang bahan jerami yang bersentuhan dengan oksigen untuk
didekomposisi semakin tinggi, dan peluang mikroba untuk mendekomposisi lebih besar. Hal ini akan
dipercepat apabila pada bahan organik atau jerami ditambahkan sumber protein berupa gula merah
atau decomposer.

Demikian halnya dengan penyuluhan kepada para petani dianggap penting agar petani mengembalikan
jerami dan/atau sisa tanaman usai panen serta penggunaan pupuk organik untuk mengembalikan
kesuburan tanah sawah.

Salah satu upaya yang akan dilakukan oleh Kelompok Tani Ternak … adalah mengajukan permohonan
Bantuan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) yang termasuk di dalamnya Pengadaan
Alat Pengolah Pupuk Organik kepada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian
Pertanian Jakarta.

Kami mohon usulan ini merupakan permohonan yang perlu dipertimbangkan untuk mengatasi
permasalahan tersebut di atas, khususnya anggota Kelompok Tani Ternak … Desa … Kecamatan …
Kabupaten … Provinsi ….

Dengan adanya Bantuan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) yang termasuk di
dalamnya Pengadaan Alat Pengolah Pupuk Organik ini mudah-mudahan petani yang tergabung dalam
Kelompok Tani Ternak … Desa … Kecamatan … Kabupaten … menjadi petani yang bisa diandalkan yang
turut mendukung program pemerintah.

MAKSUD DAN TUJUAN

1. Pemanfaatan Bantuan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dimaksudkan sebagai
sarana untuk memfasilitasi petani/Kelompok Tani Ternak di tingkat lapang untuk dapat melaksanakan
penggunaan pupuk organik di lahan sawah dalam upaya perbaikan kesuburan tanah sawah.

2. Meningkatkan taraf hidup petani/Kelompok Tani Ternak beserta anggotanya.

3. Menanggulangi permasalahan pertanian.

4. Meningkatkan kelembagaan petani.


5. Meningkatkan hasil produksi pertanian melalui pupuk organic yang dihasilkan.

6. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) para petani/Kelompok Tani Ternak beserta
anggotanya.

7. Berorientasi pertanian berwawasan bisnis.

8. Menjalin hubungan antara Pemerintah dan petani.

PENUTUP

Rencana Bantuan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) yang termasuk di dalamnya
Pengadaan Alat Pengolah Pupuk Organik ini merupakan suatu harapan besar bagi Kelompok Tani
Ternak …, bahwa ini merupakan kegiatan yang sangat membantu anggota kelompok dalam
mengembangkan programnya sesuai dengan wawasan Kelompok Tani Ternak untuk mencapai hasil yang
maksimal.

Maka segala bantuan dan dukungan sehubungan dengan permasalahan di atas merupakan kunci
keberhasilan kami.

Demikian proposal ini, besar harapan kami proposal ini dapat terkabul. Atas kepercayaan, dukungan,
dan terkabulnya permohonan ini kami haturkan terima kasih.

RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK (RUKK) FISIK

PENGEMBANGAN UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (UPPO)

TAHUN ANGGARAN ….
Kabupaten/Kota :

Kecamatan :

Desa :

Nama Kelompok :

Harga per Jumlah Biaya (Rp)


Uraian Volume/Satuan
Satuan TP APBD Swadaya

A Rumah Kompos

1 Bahan Material

kayu papan 3/20 0.5 m³ 450.000 225.000

kayu tahun 3 m³ 450.000 1.350.000

glugu 2.5 m³ 1.000.000 2.500.000

kayu kruing
papan 0.5 m³ 1.500.000 750.000

Paku usuk 36 kg 12.500 450.000

Paku reng 20 kg 13.000 260.000

pasir 60 m³ 100.000 6.000.000

semen PC 300 zak 65.000 19.500.000

batu-bata 13000 buah 450 5.850.000

kapur 12 m³ 45.000 540.000

minyak bekisting 24 liter 5.000 120.000

besi 6" 28 btg 16.500 462.000

besi 8" 35 btg 39.000 1.365.000

besi 10" 25 btg 65.000 1.625.000

kawat
beton/bendrat 10 kg 15.000 150.000

koral beton 5 m³ 30.000 150.000

Genting 3500 buah 1.200 4.200.000

Krepus 40 buah 2.500 100.000


engsel jendela 80 buah 4.000 320.000

engsel pintu 10 buah 7.500 75.000

kalt angin 10 pasang 3.000 30.000

selot pintu 1 buah 18.000 18.000

kaca 5 m³ 20.000 100.000

grendel 24 pasang 2.500 60.000

handle jendela 10 pasang 3.000 30.000

plamir 6 kg 25.000 150.000

cat meni 5 kg 18.000 90.000

cat kayu 5 kg 40.000 200.000

cat tembok 2 pill 415.000 830.000

Jumlah 47.500.000

2 Konstruksi

tenaga kerja 10
orang 40 hari 400 HOK 25.000 - 10.000.000

Penyediaan alat
3 dan mesin

alat pengolah
pupuk (APPO) 1 unit 25.500.000 25.500.000

kendaraan roda 3 1 unit 17.000.000 17.000.000

instalasi listrik 1 unit 2.500.000 2.500.000

Jumlah 45.000.000

4 Kandang

bantuan kandang 1 paket 20.000.000 20.000.000

Pengadaan
5 ternak sapi

sapi jantan 3 ekor 6.500.000 19.500.000

sapi betina 32 ekor 6.500.000 208.000.000

Jumlah 227.500.000

TOTAL 340.000.000 - 10.000.000


Halaman 1 dari 12

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kabupaten Konawe Selatan dengan luas lahan sawah 23.662 Ha, dan luas Ladang 26.564. Ha. (Indikator
Ekonomi Kabupaten Konawe Selatan 2011, BPS Kabupaten Konawe

Selatan) menghasilkan gabah kering giling antara 360-610 ton dan 279.150 – 300.012 ton jerami

kering, kondisi lahan sangat produktif saat ini sebagian besar telah menunjukkan

kerusakan/degradasi penurunan kesuburan di karenakan pemakaian pupuk kimia yang secara

terus menerus, hal ini ditunjukkan oleh semakin rendahnya kandungan bahan organic pada

lahan sawah.

Perbaikan kesuburan merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas laha pertanian

dalam rangka mendukung produktivitas pada subsector tanaman pangan, holtikultura,

perkebunan dan peternakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkn

kesuburan pada lahan sawah adalah dengan mengebalikan jerami/limbah pertanian kedalam

lapisan tanah sebagai bahan organic dan tidak membakar atau membawa keluar dari areal

persawahan. Upaya lain dalam perbaikan kesuburan lahan sawah adalah dapat ditempuh

melalui pemberian pupuk organic yang berasal dari bahan organic berupa limbah panen (jerami)

dan lainnya serta limbah peternakan (kotoran ternak). Perbaikan kesuburan laha dengan

menggunakan pupuk organik perlu terus di kembangkan untuk meningkatkan kualitas dan nilai

tambah produk pertanian, efisiensi dalam usaha tani, peningkatan aspek kesehatan serta

terpeliharanya lingkungan hidup secara terus menerus dan bekesinambungan.

I.2. Frofil Kelompok Tani “Lembu Lestari”

Kelompok Tani “Lembu Lestari” memiliki anggota sebanyak 24 orang yang bergerak

dalam pertanian organik. Kelompok tani ini terletak di Desa Puwehuko Kecamatan Mowila

Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten ± 41 KM
keara barat

I.2.1. Topografi

Permukaan tanah pada umumnya bergunung dan berbukit yang di apit oleh

daratan rendah yang sangat potensial unruk pengembangan disektor pertanian.

Berdasarkan garis ketinggian pada areal seluas 1.556.160 Ha. Wilayah Kabupaten

Konawe Selatan dapat dibedakan atas 5 kelas yaitu:

a. Lotosol dengan luas 363.380 Ha atau 23.15 persen

b. Padzolik seluas 430.110 Ha atau 4.71 persen

c. Organozol seluas 73.316 Ha atau 4.71 persen

d. Meditoran seluas 52.808 Ha atau 3.39 persen

e. Aluvial seluas 74.708 Ha atau 4.80 persen

f. Seta tanah campuran 553.818 Ha atau 35.59 persen.

Halaman 2 dari 12

I.2.2. Iklim

a. Keadaan Iklim

Di Kabupaten Konawe Selatan di kenal dua musim yaitu musim kemarau

dan musim penghujan, keadaan iklim banyak dipengaruhi olh arus angin yang

bertiup diatas wilayahnya pada bulan November sampai dengan Maret, angin

banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudra Fasifik,

setelah sebelumnya telah melewati beberapa lautan. Pada bulan-bulan tersebut

terjadi musim penghujan.

1. Pada bulan April, arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan kadang-

kadang kurang dan kadang-kadang lebih. Musim ini oleh para pelaut setempat di

kenal sebagai musim pancaroba.

2. Sedangkan pada bulan Mei sampai dengan Agustus angin bertiup dari arah timur

yang berasal dari Benua Australia kurang mengandung uap air. Hal ini

mengakibatkan minimnya curah hujan didaerah ini.

3. Pada bulan Agustus – Oktober terjadi musim kemarau. Hal ini sebagai akibat

perubahan kondisi alam yang sering tidak menentu, keadaan musim juga sering
menyimpang dari kebiasaan.

b. Curah Hujan

Curah hujan di Kabupaten Konawe Selatan tahun 2008 mencapai 2.301 mm

dalam 242 hari hujan (HH). Disbanding tahun 2007 curah hujan menurun, namun

hari hujan (HH) meningkat, masing-masing 2366 mm dalam 203 HH.

c. Suhu Udara

Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai factor ketinggian dan permukaan

laut mengakibatkan perbedaan suhu untuk masing-masing tempat dalam suatu

wilayah. Secara keseluruhan kabupaten Konawe Selatan merupakan daerah yang

bersuhu tropis. Berdasarkan data yang diperoleh dari pangkalan udara Wolter

Monginsidi selama tahun 2008 suhu Udara maksimum 320C dan minimum 210C.

tekanan udara rata-rata 79%. Kecepatan angin pada umumnya berjalan normal yaitu

sekitar 4 m/sec.

I.2.3. Potensi Pakan Ternak

a. Hijauan Makanan Ternak (HMT)

Desa Puwehuko dan desa sekitar Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe

Selatan mempunyai ketersediaan hijauan yang cukup untuk pakan ternak. Hamper

setiap lahan kosong ditanami rumput gajah dan tanaman hijauan lain. Usaha tani

tanaman palawija dan padi merupakan tanaman utama untuk daerah tersebut.

b. Tanaman Palawija

Sebagian besar tanaman palawija yang ditanam masyarakat desa

Puwehuko dan desa-desa lain disekitarnya berupa semangka, kacang tanah, kacang

panjang, cabe, kedelai, jagung, dan ubi kayu (singkong). Jagung dan ubi kayu

Halaman 3 dari 12

tersebut dapat digunakan sebagai pakan konsentrat untuk pembibitan dan

penggemukan sapi.

I.3. Profil Desa Puwehuko

Desa Puwehuko dengan luas wilayah ± 30.150.000 m2 (3.015 Ha) yang terletak diantara:

- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Koroonua


- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Monapa

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kondoano

- Sebelah Barat Berbatasan dengan Kabupaten Konawe (wilayah rawa aopa)

Dengan kondisi wilayah daratan dengan rata-rata ketinggian 45 meter dari permukaan laut dan

kedalaman 10 meter kedalam sumur/air tanah. Desa Puwehuko adalah desa yang masuk wilayah

Kecamatan Mowila dengan jarak tempuh 7 KM dari ibu kota kecamatan, 41 KM dari ibu kota

kabupaten Konawe Selatan, dan 58 KM dari Ibu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan

jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 485 jiwa dari 134 KK (250 orang laki-laki dan 235

orang perempuan). Mata pencaharian 99% petani sawah, petani lading, petani ternakdengan

luas lahan sawah 331 Ha, lading 28 Ha, padang rumput dan pengembalaan 600 Ha. Sisanya 2.056

Ha adalah kali dan rawa, rawa tersebut merupakan padang pengembalaan dan hijauan pada

musim kemarau yang rata-rata kemarau 8 bulan dalam setahun.

Halaman 4 dari 12

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud disusunnya proposal ini adalah untuk mendapatkan penguatan permodalan bagi

kegiatan kelompok tani ternak “Lembu Lestari” dalam hal pengadaan pupuk organik. Pupuk tersebut

nantinya digunakan untuk kebutuhan anggota kelompok sedangkan kelebihan produknya dapat

dipasarkan kepada masyarakat yang bukan anggota kelompok dengan tujuan agar pemakaian pupuk

organik lebih memasyarakat sehingga kedepan akan lebih baik Tujuan kegiatan pengembangan unit

pengolahan pupuk organik ini selain yang telah kami sebutkan diatas masih ada beberapa hal

diantaranya sebagai berikut:

1. Penyediaan fasilitas terpadu pengolahan bagan organik (limbah pertanian, limbah ternak,

sampah organik) menjadi kompos (pupuk organik). Sebagai kebutuhan pupuk oleh, dari dan

untuk petani tanpa harus membeli dan bergantung kepada pupuk pabrik.

2. Mensubsidi kebutuhan pupuk organik

3. Memelihara serta melestarikan sumber daya lahan pertanian dan lingkungan

4. Meningkatkan populasi ternak

5. Meningkatkan pendapatan petani

6. Menjaga serta melestarikan sumber daya alam yang tersedia tanpa merusak dengan
menggunakan pupuk dari bahan kimia (pupuk buatan pabrik).

Halaman 5 dari 12

III. RENCANA USAHA KELOMPOK

III.1. Kebutuhan dari Alokasi Dana

Kebutuhan dana untuk kegiatan pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) sebesar

395.000.000,- (Tiga Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Rupiah). Adapun alokasi dana tersebut

secara terperinci tercantum dalam tabel berikut ini:

NO KOMPONEN BIAYA VOLUME NILAI BIAYA (Rp)

1 Kandang 1 Unit 50.000.000,00

2 Rumah Kompos 1 Unit 10.000.000,00

3 Bak Permentasi 1 Unit 10.750.000,00

4 Alat Pengolah Pupuk Organik (UPPO) 1 Unit 12.500.000,00

5 Kendaraan roda 3 1 Unit 23.000.000,00

6 Mesin pencacah rumput 1 Unit 7.500.000,00

7 Ternak sapi 35 Ekor 281.250.000,00

JUMLAH 395.000.000,00

III.2. Jadwal Kegiatan (Time Schedule)

NO MACAM KEGIATAN

BULAN KE

5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

1 Pembuatan kandang sapi

2 Pembuatan rumah kompos (bak

fermentasi)

3 Pembelian sapi

4 Pembelian Appo dan Kendaraan

roda 3

5 Pembuatan puopuk organik

III.3. Tempat pembuatan Rumah Kompos dan Kandang Sapi

Karena usaha ini adalah usaha bersama kelompok tani untuk rencana dan pembuatan rumah
kompos serta kandang sapi di tempatkan di salah satu pengurus/anggota kelompok tani “Lembu

Lestari” yang sudah di musyawarahkan dan disetujui oleh semua pengurus dan anggota

kelompok tani.

Dalam musyawarah kelompok tani “Lembu Lestari” telah disepakati bahwa:

a. Kandang sapi

Tempat : BEDDU

Luas Kandang : 12 m x 25 m (300 m2)

Daya tampung : ± 60 ekor

Bangunan : semi permanen

Halaman 6 dari 12

b. Rumah kompos dan bak permentasi

Tempat : BEDDU

Luas Kandang : 10 m x 5 m (50 m2)

Bangunan : semi permanen

Demikian hasil musyawarah yang telah menjadi kesepakatan semua anggota dan pengurus

kelompok tani.

Mengetahui:

Ketua Kelompok Tani

“Lembu Lestari”

BEDDU

Halaman 7 dari 12

IV. PENUTUP

Dengan adanya kegiatan pengembangan unit pengolah pupuk organik (UPPO) di kelompok

tani “Lembu Lestari” maka diharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Mengolah ulang limbah pertanian, sehingga dapat meningkatkan pemberdayaan dikelompok

tani.

2. Merehabilitasi lahan sehingga dapat mengingkatkan kesuburan lahan pertanian.

3. Menjaga lingkungan dengan mendaur ulang limbah pertanian.

4. Meningkatkan kesejahtraan anggota kelompok tani “Lembu Lestari” dan para petani lainnya.
Halaman 8 dari 12

SUSUNAN PENGURUS KELOMPOK TANI

Pelaku Pertanian Organik

“LEMBU LESTARI”

Desa Puwehuko Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan

Pelindung Penasehat : Kepala Desa

Pembinaan : PPL Desa Puwehuko

Ketua : BEDDU

Sekretaris : RAHMATYA

Bendahara : RUSTAM B.

Anggota:

1. Herman 12. Slamet

2. Amin T 13. Hikmah

3. Syainuddin 14. Gurun Agus

4. Aco 15. Rustam E.

5. Sukardi 16. Ambo Tenri

6. Rustam 17. Putu Sano

7. Rahman 18. Iping

8. Hakim 19. Haryanto

9. Ahmad Ali S. 20. Mudar

10. Ismi 21. Wayan Cutet

11. Nurdin

Puwehuko, 21 Mei 2012

Mengetahui Ketua Kelompok Tani

Kepala Desa Puwehuko “Lembu Lestari”

ARMIN AMIN B E D D U

Halaman 9 dari 12

PROFIL KELOMPOK TANI

Pelaku Pertanian Organik


“LEMBU LESTARI”

Desa Puwehuko Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

a. Identitas Kelompok

Nama Kelompok : LEMBU LESTARI

Tahun Terbentuk : 19 Semptember 2010

Berita Acara Pembetukan : No. 008/PO/IX/2010

Alamat : Desa Puwehuko Kec.Mowila Kab. Konawe Selatan Provinsi Sulawesi

Tenggara Kode Pos 93373

b. Visi dan Misi Tujuan Kelompok

1. Visi : Kelompok meningkatkan pendapatan dan kesungguhan anggota kelompok.

2. Misi : - Memperdayakan usaha kelompok

- Menciptakan kerjasama dalam kelompok dan antar kelompok

- Menciptakan teknologi yang ramah lingkungan

- Mendorong peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)

3. Tujuan : - Agar kelompok peternak dapat berdaya guna dan berhasil guna

- Agar kelompok dapat memanfaatkan usaha Unit Pengolahan Pupuk Organik

(UPPO)

- Agar kelompok dapat menjadikan usaha pupuk organik sebagai usaha pokok.

c. Aset-aset Kelompok

1. Lahan usaha : 43,5 Ha.

2. Lahan Tegalan : 102,2 Ha

3. Padang Pengembalaan : 60,4 Ha

4. Hijauan Makanan Ternak : 5 Ha

5. Sumber-sumber air untuk peternakan : Sungai, Kolam, rawa dan sumur

Mengetahui:

Kepala Desa Puwehuko PPL Peternakan Ketua Kelompok

Kecamatan Mowila “Lembu Lestari”

ARMIN AMIN AWIJO BEDDU

Halaman 10 dari 12
KELOMPOK TANI TERNAK

“LEMBU LESTARI”

Desa Puwehuko Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan Prov Sultra.

Puwehuko, Selasa, 22 Mei 2012

Nomor : Kepada Yth.

Hal : Permohonan Bantuan Mentri Pertanian RI

Ternak Sapi dan APPO cq. Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan

Lampiran : 1 bundel Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian

Di-

Jakarta

Dengan Hormat,

Bersama ini kami ajukan permohonan bantuan ternak sapi dan prasarana untuk usaha pembuatan

pupuk organik (kompos) bagi kelompok tani kami.

Adapun besarnya bantuan yang kami butuhkan sebesar Rp. 395.000.000,00 (Tiga Ratus Sembilan

Puluh Lima Juta Rupiah).

Sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan proposal permohonan.

Demikian surat permohonan kami, besar harapan kami untuk dapat terkabulnya permohonan kami

tersebut. Atas terkabulnya permohonan kami, sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.

Mengetahui:

Kepala Desa Puwehuko Camat Mowila Ketua Kelompok Tani

ARMIN AMIN SYAIFULLAH, SE., M.Si B E D D U

NIP. 196712261995031100

Rekomendasi

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan PTT/PPL Peternakan

Kabupaten Konawe Selatan Kecamatan Mowila

Halaman 11 dari 12

Ir. SUHRI BADAWI A W I J O

Pembina Utama Muda IV/c NIP. 19630608198703020

NIP. 195803011987031009
Halaman 12 dari 12

PROPOSAL

PENGEMBANGAN UNIT PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK (UPPO)

DI

KELOMPOK TANI TERNAK “LEMBU LESTARI”

DESA PUWEHUKO

KECAMATAN MOWILA

KABUPATEN KONAWE SELATAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

2 dari 12

Perkecil

Anda mungkin juga menyukai