Anda di halaman 1dari 38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi pengambilan data

RSUD Tenriawaru terletak di jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo

No.12, Kelurahan Macanang, Kecamatan Tanete Riattang barat

Kab. Bone Sulawesi Selatan. Rs Tenriawaru terdiri dari beberapa

Ruangan, dalam studi kasus ini lokasi penelitian terletak ruang

perawatan bangsal saraf dengan 2 Klien yang mengalami trauma

kapitis dengan masalah nyeri akut, Untuk dijadikan perbandingan

kasus. Klien pertama Ny “N” dilakukan pada tanggal 25 juni - 27 juni

2019, sedangkan untuk klien kedua Ny ”R” dilakukan pada tanggal 07

juli - 09 juli 2019 diruang saraf.

2. Pengkajian

a) Identitas Klien

Tabel 4.1 identitas klien


Identitas Klien Klien 1 Klien 2
Nama Ny “N” Ny “R”
Usia 20 tahun 45 Tahun
Jenis kelamin Perempuan Perempuan
Agama Islam Islam
Suku bangsa Bugis Bugis
Status pernikahan Belum kawin Kawin
Alamat Dua boccoe Cenrana
Pekerjaan Mahasisiwi IRT
No. Mr 323456 323927
Tanggal masuk 22 juni 2019 06 juni 2019
Tanggal Pengkajian 24 juni 2019 07 juni 2019
Diagnosa Medis Trauma capitis Trauma capitis
b) Riwayat Penyakit

Tabel 4.2 Riwayat penyakit


Riwayat Penyakit Klien I Klien 2
Keluhan utama Nyeri Akut Nyeri Akut
Riwayat Penyakit Sekarang Klien masuk di rsud Klien masuk di RSUD
tenriawaru kab. Bone Tenriawaru Kab. Bone
pada tanggal 22 juni pada tanggal 06 juni
2019, akibat kecelakaan 2019 akibat kecalakaan
dengan keluhan nyeri dengan keluhan Nyeri
dikepala, pusing, serta kepala, pusing, robek
lecet pada bagian muka daerah telinga kiri,
dan kaki. Pada saat dikaji lecet pada muka, lutut
pada tanggal 24 juni kiri dan kanan, serta
2019. klien mengatakan benjolan pada kepala
nyeri kepala, pusing, bagian belakang. Pada
skala nyeri sedang (5). saat dikaji pada tanggal
Klien mengatakan nyeri 07 juni 2019 klien
yag dirasakan hilang mengatakan nyeri
timbul, Klien kepala, pusing, klien
mengatakan nyeri timbul mengatakan nyeri yang
ketika beraktivitas lebih dirasakan hilang
dan duduk terlalu lama. timbul, klien
Klien nampak meringis, mengatakan nyeri yang
klien nampak memegang dirasakan tertusuk
kepalanya serta klien tusuk, klien
memiliki luka pada muka mengatakan selalu
dan kaki. merasa ingin muntah.
TTV : TD: 150/90
mmhg,
N: 80x/menit,
P :20x/menit,
S : 36,9°c.
Riwayat penyakit dahulu Klien dan keluarga klien Klien dan keluarga
mengatakan tidak pernah klien mengatakan klien
dirawat di Rs pernah dirawat dir s
sebelumnya. sebelumnya dengan
keluhan demam typoid.
Riwayat penyakit Keluarga Klien dan keluarga klien Klien dan keluarga
mengatakan klien tidak klien mengatakan klien
memiliki riwayat tidak memiliki riwayat
penyakit apapun. penyakit yang sama
dengan klien ataupun
penyakit apapun.

c) Psikososial

Tabel 4.3 Psikososial


Riwayat Psikososial Klien I Klien 2
Pola Konsep Diri klien berperan sebagai Klien menganggap
pelajar dan seorang anak, dirinya biasa-biasa
klien berperan sebagai saja, klien mengatakan
pelajar dan seorang anak menyukai semua yang
Klien menganggap ada pada dirinya, klien
dirinya bisa – biasa saja, seorang ibu rumah
Klien mengatakan tangga, klien seorang
menyukai semua yang istri yang mengurus
ada pada dirinya, Klien kedua anaknya dan
seorang mahasiswi di suaminya, klien
salah satu universitas, berharap agar
klien berharap agar penyakitnya cepat
penyakitnya cepat teratasi dan keluar dari
teratasi dan bisa keluar rs, serta klien merasa
dari rs dan klien merasa dihargai dan
dihargai dan di diperhatikan oleh
perhatikan oleh keluarganya.
keluarganya.
Pola kognitif Klien memahami Klien memahami
penyakitnya dan proses penyakitnya dan proses
pengobatan yang pengobatan yang
dijalankannya dijalankanya.
Pola koping Klien mengikuti segala Klien mengikuti segala
keputusan keluarganya keputusan keluarganya
mengenai kesehatannya mengenai kesehatannya
dan hanya bisa
bersabar dengan
kondisinya saat ini.
Pola Interaksi Klien berinteraksi Klien berinteraksi
dengan baik pada dengan baik pada
perawat dan tim perawat dan tim
kesehatan lainnya kesehatan lainnya

d) Riwayat Spritual

Tabel 4.4 riwayat spiritual


Riwayat Spritual Klien 1 Klien 2
Ketaatan Klien Sebelum sakit klien selalu Sebelum sakit klien
Beribadah shalat dan melaksanakan selalu shalat dan
ibadah begitupun paada saat melaksanakan ibadah
sakit dan pada saat sakit klien
mengatakan tidak pernah
shalat atau ibadah lainya.
Dukungan Keluarga Keluarga klien memberikan Keluarga klien
Klien dukungan kepada klien agar memberikan dukungan
tetap tabah dalam kepada klien agar tetap
menghadapi penyakitnya tabah dalam menghadapi
dan menyerahkan semuanya penyakitnya dan
pada tuhan,selain itu menyerahkan semuanya
keluarga mendukung pada tuhan,selain itu
pengobatan klien dan selalu keluarga mendukung
menemani klien di RS pengobatan klien dan
selalu menemani klien di
RS
Ritual Yang Biasa Klien mengatakkan selalu Klien mengatakkan
Dijalangkan membaca doa sebelum selalu membaca doa
makan dan sebelum tidur sebelum makan dan
sebelum tidur
e) Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum Klien

Tabel 4.5 keadaan umum klien


Keadaan Umum Klien Klien 1 Klien 2
Tanda tanda stress Tidak Nampak tanda- Tidak Nampak tanda-
tanda stress tanda stress
Penampilan dihubungkan Penampilan klien sesuai Penampilan klien
dengan usia dengan usia sesuai dengan usia
Ekspresi Wajah Wajah klien nampak Wajah klien nampak
tenang tenang
Tinggi badan dan Berat 155cm dan 48 kg 150 cm dan 50 kg
Badan

2. Tanda Tanda Vital

Tabel 4.6 tanda-tanda Vital


Tanda-Tanda Vital Klien 1 Klien 2
Tekanan darah 110/90 mmhg 150/90 mmhg
Nadi 80x/menit 80x/menit
Suhu 36,9°c 36,9°c
Pernafasan 20x/menit 20x/menit

f) Sistem Pernafasan

Tabel 4.7 sistem pernafasan


Sistem Pernafasan Klien 1 Klien 2
Hidung Inspeksi : bentuk hidung Inspeksi : bentuk hidung
klien simestris kiri dan klien simestris kiri dan
kanan,pernafasan cuping kanan,pernafasan cuping
hidung tidak ada, tidak hidung tidak ada, tidak
terdapat secret terdapat secret menghalagi
menghalagi penciuman, penciuman, tidak terdapat
tidak terdapat epistaksis, epistaksis, serta tidak
serta tidak terdapat polip terdapat polip
Leher Inspeksi : tidak terdapat Inspeksi : tidak terdapat
pembesaran pada leher pembesaran pada leher dan
dan tidak terdapat tumor, tidak terdapat tumor, serta di
serta di palpasi tidak palpasi tidak teraba
teraba
Dada Inspeksi : bentuk normal Inspeksi : bentuk normal
chest, tidak terdapat otot chest, tidak terdapat otot
bantu pernafasan, gerakan bantu pernafasan, gerakan
perkembangan dada kiri perkembangan dada kiri dan
dan kanan simestris, vocal kanan simestris, vocal
premitus : ketika klien premitus : ketika klien
menyebut angka 77 menyebut angka 77 berulang
berulang teraba adanya teraba adanya getaran ,
getaran , auskultasi tidak auskultasi tidak adasuara
adasuara tambahan tambahan
g) Sistem Kardioveskuler

Tabel 4.8 sistem kardioveskuler


Sistem Kardioveskuler Klien 1 Klien 2
Konjugtiva Tidak nampak anemia, Tidak nampak anemia,
bibir klien lembab dan bibir klien lembab dan
dan tidak terdapat dan tidak terdapat
sianosis, arteri carotis sianosis, arteri carotis
(palpasi) teraba kuat. (palpasi) teraba kuat.
Ukuran jantung Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
jantung jantung
Suara Jantung S1 lup – lup ICS : 4,5 S1 lup – lup ICS : 4,5 S2
S2 : dup-dup ICS : 2 : dup-dup ICS : 2
Auskultasi : Bising Auskultasi : Bising aorta
aorta tidak terdengar, tidak terdengar, tidak
tidak terdengar suara terdengar suara
tambahan seperti tambahan seperti
murmur dan gallop. murmur dan gallop.

h) Sistem Pencernaan

Tabel 4.9 sistem pencernaan


Sistem pencernaaan Klien 1 Klien 2
Sclera (inspeksi) Tidak terlihat (inspeksi) Tidak terlihat
icterus, bibir klien icterus, bibir klien nampak
nampak lembab dan tidak lembab dan tidak terlihat
terlihat adanya labio adanya labio skisis
skisis
Mulut (Inspeksi) tidak nampak (Inspeksi) tidak nampak
adanya stomatitis, serta adanya stomatitis, serta
tidak nampak adanya tidak nampak adanya
palato skisis, jumlah gigi palato skisis, jumlah gigi
32 . kemampuan menelan 28 . kemampuan menelan
baik baik
Gaster (perkusi) tidak kembung (perkusi) tidak kembung
(palpasi) tidak terdapat (palpasi) tidak terdapat
nyeri tekan nyeri tekan
Hati (palpasi) tidak teraba dan (palpasi) tidak teraba dan
limfa tidak teraba limfa tidak teraba
Anus Klien mengatakan Klien mengatakan
anusnya lecet dan tidak anusnya lembet dan tidak
mengalami hemeroid mengalami hemeroid

i) System Indra

Tabel 4.10 sistem indra


Sistem Indra Klien 1 Klien 2
Mata (Inspeksi) Simestris kiri (Inspeksi) Simestris kiri
dan kanan, bulu mata tipis dan kanan, bulu mata
dan alis tipis, visus : klien tipis dan alis tebal, visus
mampu membaca dengan : klien mampu membaca
jarak 6 meter. Lapang dengan jarak 5 meter.
pandang, klien dapat Lapang pandang, klien
mengikuti arah telunjuk dapat mengikuti arah
perawat dengan hasil telunjuk perawat dengan
180°c hasil 180°c
Hidung Penciuman : penciuman Penciuman : penciuman
klien baik, klien mampu klien baik, klien mampu
membedakan bau alkohol membedakan bau
dan bauminyak kayu alkohol dan bauminyak
putih, (palpasi) : tidak kayu putih, (palpasi) :
teraba peri hidung dan tidak teraba peri hidung
tidak ada trauma, dan tidak ada trauma,
(inspeksi) : tidak nampak (inspeksi) : tidak nampak
mimisan, secret tidak ada. mimisan, secret tidak ada
Telinga (inspeksi) : keadaan daun (inspeksi) : keadaan
telinga nampak simestris daun telinga nampak
kiri dan kanan, kanal simestris kiri dan kanan,
autorius terlihat bersih, Terdapat robekan pada
merman typani terlihat, telinga kiri, kanal
fungsi pendengaran baik. ouditorius nampak kotor,
fungsi pendengaran baik.

j) Sistem saraf

Tabel 4.11 sistem saraf


Sistem saraf Klien 1 Klien 2
Fungsi Cerebral - Status mental : klien - Status mental : klien
mampu mengenali orang mampu mengenali orang
– orang sekitarnya. – orang sekitarnya.
- Daya ingat: klien mampu - Daya ingat: klien
mengingat masa lalunya mampu mengingat masa
serta nama perawat yang lalunya serta tekanan
merawatnya. darah sebelumnya.
- Perhitungan : klien - Perhitungan : klien
mampu berinteraksi mampu berinteraksi
dengan baik terhadap dengan baik terhadap
orang lain dan orang lain dan
perhitungan baik, klien perhitungan baik, klien
menggunakan bahasa menggunakan bahasa
Indonesia saat Bugis saat berinteraksi
berinteraksi dengan dengan perawat.
perawat. - Kesadaran Eyes 4( Dapat
- Kesadaran Eyes 4( Dapat membuka secara
membuka secara spontan, spontan, Verbal 5 (
Verbal 5 ( Dapat Dapat berointasi Penuh,
berointasi Penuh, Motorik Motorik 6 ( Mengikuti
6 ( Mengikuti Perintah ) Perintah ) GCS: Compos
GCS: Compos Mentis Mentis
- Bicara : Klien dapat - Bicara : Klien dapat
mengungkapkan mengungkapkan
keluhanya secara keluhanya secara
ekspresive ekspresive
Fungsi Cranial - Nervus 1 : klien mampu - Nervus 1 : klien mampu
membedakan bau membedakan bau
alcohol dan minyak kayu alcohol dan minyak
putih. kayu putih.
- Nervus II : klien mampu - Nervus II : klien
membaca angka dengan mampu membaca
jarak 6 meter dan angka dengan jarak 5
melihat dengan sudut meter dan melihat
180°c dengan sudut 180°c
- Nervus III, IV, VI : - Nervus III, IV, VI :
gerakan bola mata gerakan bola mata
kesegalah arah, pupil kesegalah arah, pupil
nampak ishokor nampak ishokor
- Nervus V : klien mampu - Nervus V : klien
merasakan dingin saat mampu merasakan
ditempelkan kapas dingin saat ditempelkan
- Nervus VII : sensorik, kapas
muka klien pada saat - Nervus VII : sensorik,
makan mengikuti sesuai muka klien pada saat
jenis makanannya, makan mengikuti sesuai
motorik klien mampu jenis makanannya,
tersenyum, mengangkat motorik klien mampu
kedua alisnya dan tersenyum, mengangkat
mengerutkan dahi kedua alisnya dan
- Nervus VIII : klien mengerutkan dahi
mampu mendengar - Nervus VIII : klien
dengan baik mampu mendengar
- Nervus IX : klien dengan baik
mampu membedakan - Nervus IX : klien
rasa asin dan manis mampu membedakan
- Nervus : getaran uvula rasa asin dan manis
terdapatgetaran, dan - Nervus : getaran uvula
tidak terdapat terdapatgetaran, dan
ranggangan muntah dan tidak terdapat
cara menelan baik ranggangan muntah dan
- Nervus XI : cara menelan baik
sternocledatoideus klien - Nervus XI :
mampu memalinkan sternocledatoideus klien
wajah. Terapaxius : klien mampu memalinkan
mampu mengangkat otot wajah. Terapaxius :
bahu walaupun diberi klien mampu
tekanan mengangkat otot bahu
- Nervus XII : gerakan walaupun diberi
lidah, klien mampu tekanan
menggerakan lidahnya - Nervus XII : gerakan
kesegalah arah. lidah, klien mampu
. menggerakan lidahnya
kesegalah arah.
.

Fungsi Motorik - Massa otot : otot klien - Massa otot : otot klien
normal, tidak mengalami normal, tidak
atropi / hipertropi mengalami atropi /
- Tonus otot : tonus otot hipertropi
klien kuat dan tidak kaku - Tonus otot : tonus otot
- Kekuatan otot klien kuat dan tidak
kaku
- Kekuatan otot
5 5

5 5 5 5

5 5
Keterangan : Keterangan :
Nilai 5 pada ektermitas atas Nilai 5 pada ektermitas
klien kanan dan kiri serta atas klien kanan dan kiri
ekstrimitas bawah dimana serta ekstrimitas bawah
klien mampu mengangkat dimana klien mampu
dengan tahanan maksimal mengangkat dengan
tahanan maksimal

Fungsi Sensorik - Suhu : klien mampu -


Suhu : klien mampu
merasakan panas dan merasakan panas dan
dingin dingin
- Nyeri : Klien mampu - Nyeri : Klien mampu
membedakan rasa nyeri membedakan rasa nyeri
saat diberi rangsangan saat diberi rangsangan
- Getaran : Klien mampu- Getaran : Klien mampu
membedakan getaran membedakan getaran
Fungsi Cereblum - Koordinasi Klien baik - Koordinasi Klien baik
ketika diminta
ketika diminta
menyatuhkan telunjuk
menyatuhkan telunjuk
sambil menutup mata. sambil menutup mata.
- Keseimbangan :
- Keseimbangan : klien
Keseimbangan klien baik, dibantu saat berjalan
mampu berjalan tanpa akibat klien merasa takut
dibantu keluarga. jika terjatuh karena
merasa pusing.
Refleks Refleks : + Refleks : +
Trisep : + Trisep : +
Petella : + Petella : +
Babinski : + Babinski : +
Iritasi Meningnen Klien mampu melakukan Klien mampu melakukan
kaku kuduk, Bruzinki sign kaku kuduk, Bruzinki sign

k) Sistem Muskoleskeletal

Tabel 4.12 sistem muskoleskeletal


Sistem Klien 1 Klien 2
Muskoleskeletal
Kepala - Bentuk kepala nampak - Bentuk kepala nampak
mesocepal ( Normal ). mesocepal ( Normal ),
- Gerakan : Klien mampu terlihat benjolan
mengerakan kepala dibelakang kepala
keatas kebawah kiri dan - Gerakan : Klien mampu
kanan. mengerakan kepala
keatas kebawah kiri dan
kanan.

Vertebrae Klien tidak Terdapat Klien tidak Terdapat


lardosis, gerakan klien lardosis, gerakan klien
baik, ROM baik, dan baik, ROM baik, dan
fungsi gerak tidak kaku . fungsi gerak tidak kaku .
Gaya jalan Baik, gerakan baik, ROM Dibantu keluarga, gerakan
bagus baik, dan ROM Bagus
Lutut Tidak terjadi Tidak terjadi
pembengkakan, lutut pembengkakan, lutut tidak
tidak kaku gerakan bagus, kaku gerakan bagus,
gerakan lutut tidak ada gerakan lutut tidak ada
gerakan. gerakan.
Kaki Tidak nampak bengkak, Tidak nampak bengkak,
gerakan klien baik saat gerakan klien baik saat
diputar, kemampuan diputar, kemampuan
berjalan baik. berjalan baik.
Tangan Tidak terjadi Tidak terjadi
pembengkakan, gerakan pembengkakan, gerakan
tangan baik dan tidak ada tangan baik dan tidak ada
klainan. klainan.

l) Sistem Integument

Tabel 4.13 sistem integument


Sistem Integument Klien 1 Klien 2
Rambut Warna rambut klien Warna rambut klien hitam,
hitam, tidak mudah mudah tercabut, rambut
tercabut, rambut nampak klien nampak kotor dan
bersih dan tidak terdapat terdapat pori-pori pada
pori-pori pada rambut rambut klien .
klien .
Kulit Warna kulit klien putih, Warna kulit klien coklat,
temperature hangat, kulit temperature hangat, kulit
klien terasa lembut, tidak klien terasa lembut, tidak
terdapat ruam. terdapat ruam.
Kuku Warna kuku klien Warna kuku klien
nampak bersih, klien putih/kecoklatan, klien
menggunakan pemotong menggunakan pemotong
kuku, kuku klien tidak kuku, kuku klien tidak
mudah patah. mudah patah.

m) Sistem Endokrin

Tabel 4.14 sistem endokrin


Kelenjar Tyroid Klien 1 Klien 2
Kelenjar Tyroid - Inspeksi : Tidak ada - Inspeksi : Tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tyroid. tyroid.
Ekstensi Urine - Poliydipsi : klien tidak - Poliydipsi : klien tidak
Berlebihan mengalami poliydipsi mengalami poliydipsi
- Klien tidak mengalami Klien tidak mengalami
poliypaghi serta poliypaghi
Suhu Tubuh Tidak Tidak terjadi keringat Suhu tubuh seimbang dan
Seimbang Berlebihan Tidak terjadi keringat
Berlebihan
Riwayat Bekas Air Klien tidak memiliki Klien tidak memiliki
semi riwayat gula. riwayat gula.
n) Sistem Perkemihan

Tabel 4.15 sistem perkemihan


Sistem perkemihan Klien 1 Klien 2
Edema Palpebra Klien tidak mengalami Klien tidak mengalami
edema palpebra, moonface edema palpebra, moonface
ataupun edema anasarka. ataupun edema anasarka.
Keadaan kandung Tidak terdapat pengerasan Tidak terdapat pengerasan
kemih pada vesikaunaria, serta pada vesikaunaria, serta
klien tidak mengalami klien tidak mengalami
nocturia, dysuria, dan nocturia, dysuria, dan
kencing batu. kencing batu.
Penyakit Hubungan Klien tidak memiliki Klien tidak memiliki
seksual penyakit seksual. penyakit seksual.

o) Sistem Reproduksi

Tabel 4.16 sistem reproduksi


Sistem Reproduksi Klien 1 Klien 2
Sistem reproduksi Tidak dikaji Tidak dikaji

p) Sistem Imune

Tabel 4.17 sistem imune


Sistem Imune Klien 1 Klien 2
Alergi Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak
memiliki alergi terhadap memiliki alergi terhadap
cuaca, dll cuaca, dll
Penyakit dengan Tidak ada Tidak ada
Perubahan Cuaca
Riwayat Transfusi Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak
dan Reaksi pernah melakukan pernah melakukan transfuse
transfuse darah. darah.

3. Aktivitas Sehari-Hari

a) Nutrisi

Tabel 4.18 Nutrisi


Kondisi Klien 1 Klien 2
Selera makan baik Kurang baik
Menu Makan Nasi, lauk, sayur, dll Bubur telur, dan sayur
Makanan Yang disukai Bakso Tidak ada
Pembatasan Pola Makan Tidak ada Tidak ada

b) Cairan

Tabel 4.19 cairan


Kondisi Klien 1 Klien2
Jenis minuman/Cairan Air putih + cairan Rl Air putih + cairan Rl
Frekuensi Minum ± 8 gelas sehari dan ± 6 gelas sehari dan
Cairan Rl 28 tpm Cairan Rl 28 tpm
Kebutuhan cairan
Cara Pemenuhan Minum sendiri + infuse Dibantu keluarga +
infuse

c) Eliminasi

Tabel 4.20 BAB


Kondisi Klien 1 Klien 2
Tempat Wc wc
Frekuensi ± 1× sehari ± 1×/ hari
Konsisten Lecet lembek
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Obat Pencahar Tidak ada Tidak ada
Warna Kuning Kecoklatan

Tabel 4.21 BAK


Kondisi Klien 1 Klien 2
Tempat Pembuangan Wc wc
Frekuensi ± 4× sehari ± 3× sehari
Warna Kuning Kuning
Kesulitan Tidak ada Tidak ada

d) Istrahat Tidur

Tabel 4.22 istrahat tidur


Kondisi Klien 1 Klien 2
Jam Tidur Tidak teratur Tidak teratur
Kebiasaan Sebelum Membaca doa Membaca doa
Tidur
Kesulitan Tidur Tidak ada Ada, klien mengatakan
susah tidur saat nyeri
timbul.

e) Program Olahraga

Tabel 4.23 program olahraga


Kondisi Klien 1 Klien 2
Program Olahraga Tidak ada Tidak ada
Jenis dan Frekuensi Tidak ada Tidak ada
Kondisi setelah olahraga Tidak ada Tidak ada
f) Personal Hygiene

Tabel 4.24 personal hygiene


Kondisi Klien 1 Klien 2
Mandi - Cara : Dibantu keluarga - Cara : belum pernah mandi
- Frukuensi : 2x Sehari - Frukuensi : tidak ada
- Alat dan bahan : Tissue - Alat dan bahan : tidak ada
basah
Cuci Rambut - Cara : Tidak pernah - Cara : Tidak pernah
- Frekuensi : tidak pernah - Frekuensi : tidak pernah
Gunting Kuku - Frekuensi : Tidak pernah - Frekuensi : Tidak pernah
- Cara : tidak ada - Cara : tidak ada
Gosok gigi, Alat, 1x sehari, pasta gigi, dan Tidak pernah
dan Bahan sikat gigi.

g) Aktivitas

Tabel 4.25 aktivitas


Kondisi Klien 1 Klien 2
Kegiatan sehari-hari Tidak ada Tidak ada
Pengaturan jadwal harian Tidak ada Tidak ada
Penggunaan Alat Bantu Tidak ada Tidak ada
aktivitas
Kesulitan Pergerakan ubuh Tidak ada Tidak ada

4. Tes Diagnostik

Tabel 4.26 hasil pemeriksaan radiologi


KLIEN 1 :
Tanggal : 25 juni 2019
No foto Rm : 140 B
Jenis pemeriksaan : ct scan kepala
Klinis : TCR 15
Hasil : tidak nampak klainan pada sc scan

KLIEN 1 :
Tanggal : 06 juli 2019
No foto Rm : 220 B
Jenis pemeriksaan : ct scan kepala
Klinis : TCR 15
Hasil : tidak nampak klainan pada sc scan

5. Terapi Saat Ini

Tabel 4.27 terapi saat ini


Klien 1 Klien 2
Infuse Rl 28 tpm Cairan Rl 28 tpm
Inj. Ranitidine 1 amp Inj. Ranitidine 1 amp
Sanmol 1 botol Inj. Ketorolac
Piracetam 1 gr Piracetam 1 gr
Inj. Lapbal 1 amp Inj. Ceftroxone
Inj. Eticolin

6. Data Fokus

Tabel 4.28 data fokus


Data Subjektif Data Objektif
Klien 1 Klien 1
1. Klien mengatakan nyeri kepala, 1. Klien nampak merengis
serta pusing 2. Klien nampak memegan
2. Klien mengatakan nyeri yang kepalanya
dirasakan hilang timbul TTV: TD : 110/90 mmhg
3. Klien mengatakan nyeri tertusuk- N : 80 x/menit
tusuk S : 36,9 °c
4. Klien mengatakan nyeri yang P : 20 x/Menit
dirasakan sedang ( 4 ) 3. Skala nyeri sedang (5)
5. Klien mengatakan nyeri timbul 4. Lecet pada bagian kaki dan muka.
ketika beraktivitas lebih dan
duduk terlalu lama.
Klien 2 Klien 2
1. Klien mengatakan nyeri kepala 1. Klien nampak meringis
2. Klien mengatakan pusing 2. Klien nampak memegang
3. Klien mengatakan nyeri yang kepalanya
dirasakan hilang timbul 3. TTV TD :150/90 mmhg
4. Klien mengatakan nyeri tertusuk- N : 80x/menit
tusuk S : 36,9°c
5. Klien mengatakan nyeri yang P : 20x/menit
dirasakan sedang ( 6 ) 4. Nyeri sedang ( 6 )
6. Klien mengatakan selalu merasa 5. Klien nampak ingin muntah
ingin muntah. 6. Nampak robek daerah telinga kiri,
7. Klie mengatakan robek daerah lecet pada muka, lutut kiri dan
telinga kiri, lecet pada muka, lutut kanan, serta benjolan pada kepala
kiri dan kanan, serta benjolan bagian belakang
pada kepala bagian belakang

7. Analisa Data

Analisa data dapat mengarahkan pada proses pengumpulan data

senjang dan keterkaitan antar data untuk menunjang penentuan masalah

keperawatan. Analisis data dapat dususun dalam model tabel seperti

berikut:
Tabel 4.29 Analisa data
Data Etiologi Masalah
Klien 1
DS Trauma Kepala Nyeri akut
- Klien mengatakan
nyeri kepala, dan
pusing
- Klien mengatakan Ekstra Kranial
nyeri yang
dirasakan hilang
timbul Terputusnya Kontiunitas
- Klien mengatakan jaringan kulit, otot dan
nyeri yang vesikuler
dirasakan tertusuk-
tusuk
- Klien mengatakan
nyeri yang Tulang Kranial
dirasakan sedang (
5)
- Klien mengatakan
nyeri timbul ketika Terputusnya kontiunitas
beraktivitas lebih jaringan tulang
dan duduk terlalu
lama.
DO :
- Klien nampak
merengis
- Klien nampak Nyeri Akut
memegang
kepalanya
- TTV :
TD: 110/90 mmhg
N : 80 x/Menit
S : 36,9°c
P : 20 x/menit
Klien 2
DS : Trauma Kepala Nyeri akut
- Klien mengatakan
nyeri kepala
- Klien mengatakan
pusing Ekstra Kranial
- Klien mengatakan
nyeri yang
dirasakan hilang Terputusnya Kontiunitas
timbul jaringan kulit, otot dan
- Klien mengatakan
vesikuler
nyeri tertusuk-
tusuk
- Klien mengatakan
nyeri yang
dirasakan sedang ( Tulang Kranial
6)
- Klien mengatakan
selalu merasa
ingin muntah. Terputusnya kontiunitas
- Klien mengatakan jaringan tulang
robek daerah
telinga kiri, lecet
pada muka, lutut
kiri dan kanan,
serta benjolan Nyeri Akut
pada kepala bagian
belakang
DO:
- Klien nampak
meringis
- Klien nampak
memegang
kepalanya
- TTV
- TD:150/90 mmhg
N :80x/menit
S : 36,9°c
P : 20x/menit
- Nyeri sedang ( 6 )
- Klien nampak
ingin muntah
- Nampak robek
daerah telinga kiri,
lecet pada muka,
lutut kiri dan
kanan, serta
benjolan pada
kepala bagian
belakang
8. Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.30 diagnosa keperawatan


Data Problem ( Masalah ) Etiologi ( penyebab + Tanda gejala )
Klien 1
DS
- Klien mengatakan nyeri kepala, dan
pusing
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan
hilang timbul
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan
tertusuk-tusuk
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan
sedang ( 5 )
- Klien mengatakan nyeri timbul ketika
beraktivitas lebih dan duduk terlalu lama. Agens Cedera fisik
DO : Nyeri Akut
- Klien nampak merengis
- Klien nampak memegang kepalanya
- TTV :
TD: 110/90 mmhg
N : 80 x/Menit
S : 36,9°c
P : 20 x/menit
Data Problem ( masalah ) Etiologi ( penyebab + Tanda gejala )
Klien 2
DS :
- Klien mengatakan nyeri kepala, serta
pusing
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan
hilang timbul
- Klien mengatakan nyeri tertusuk-tusuk
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan
sedang ( 4 )
- Klien mengatakan nyeri timbul ketika
beraktivitas lebih dan duduk terlalu lama.
DO
- Klien nampak meringis
- Klien nampak memegang kepalanya Nyeri akut Agens cedera fisik
- TTV TD :150/90 mmhg
N : 80x/menit
S : 36,9°c
P : 20x/menit
- Nyeri sedang ( 6 )
- Klien nampak ingin muntah
9. Perencanaan

Tabel 4.31 intervensi keperawatan


Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Perencanaan
Klien 1
Nyeri akut berhubungan dengan Agends cedera Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam Slow deep Breating
fisik diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil :  Pelaksanaan
- Nyeri yang dilaporkan dari skala 3 ( Siapkan lingkungan yang nyaman dan tenang,
sedang ) menjadi skala 4 ( ringan ) serta kontrak waktu dan jelaskan tujuan.
- Ekspresi nyeri wajah dari skala 3 ( sedang a. Persiapan klien sebelum terapi
) keringan ( 4 ) - Atur posisi klien duduk atau tidur
- Tidak bisah beristrahat dari skala 3 ( - Mencuci tangan
sedang ) keringan ( 4 ) - Kedua tangan diletakan diatas perut
b. Pelaksanaan
- Atur pasien dengan posisi duduk
- Kedua tangan pasien diletakkan diatas
perut
- Anjurkan melakukan nafas secara
perlahan dan dalam melalui hidung dan
tarik napas selama 3 detik
- Tahan nafas selama 3 detik
- Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut
dan hembuskan nafas secara perlahan
selama 6 detik. Rasakan abdomen
bergerak ke bawah
- Ulangi langkah 1 sampai 5 selama 15
menit
- lakukan slow deep breating minimal 3x
sehari
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Perencanaan
Klien 2
Nyeri akut berhubungan dengan Agends cedera Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam Slow deep Breating
fisik diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil :  Pelaksanaan
- Nyeri yang dilaporkan dari skala 3 ( Siapkan lingkungan yang nyaman dan tenang,
sedang ) menjadi skala 4 ( ringan ) serta kontrak waktu dan jelaskan tujuan.
- Ekspresi nyeri wajah dari skala 3 ( sedang c. Persiapan klien sebelum terapi
) keringan ( 4 ) - Atur posisi klien duduk atau tidur
- Tidak bisah beristrahat dari skala 3 ( - Mencuci tangan
sedang ) keringan ( 4 ) - Kedua tangan diletakan diatas perut
d. Pelaksanaan
- Atur pasien dengan posisi duduk
- Kedua tangan pasien diletakkan diatas
perut
- Anjurkan melakukan nafas secara
perlahan dan dalam melalui hidung dan
tarik napas selama 3 detik
- Tahan nafas selama 3 detik
- Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut
dan hembuskan nafas secara perlahan
selama 6 detik. Rasakan abdomen
bergerak ke bawah
- Ulangi langkah 1 sampai 5 selama 15
menit
- lakukan slow deep breating minimal 3x
sehari
10. Implementasi Keperawatan
Tabel 4.32 implementasi keperawatan
Diagnosa Selasa 24 juli 2019 Rabu, 25 juli 2019 Kamis, 26 juli 2019
keperawatan
Nyeri akut Klien 1
berhubungan Pukul Implementasi Pukul Implementasi Pukul Implementasi
dengan 10:00 Melakukan slow deep breating 09:30 Melakukan slow deep breating 09:30 Melakukan slow deep breating
agends selama 15 menit selama 15 menit selama 15 menit
cedera fisik Hasil : Hasil : Hasil :
 Sebelum dilakukan tindakan  Sebelum dilakukan tindakan  Sebelum dilakukan tindakan
slow deep breating klien slow deep breating klien slow deep breating klien
mengatakan nyeri yang mengatakan nyeri yang mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk dirasakan seperti tertusuk-tusuk dirasakan seperti tertusuk-
dengan skala nyeri sedang ( 5 ), dengan skala nyeri sedang ( 4 ), tusuk dengan skala nyeri
dengan durasi ±7 menit klien dengan durasi ± 5 menit, klien ringan ( 2 ) dengan durasi ± 3
juga mengatakan pusing klien nampak meringis menit, klien nampak biasa-
nampak meringis TD : 120/80 mmhg biasa saja
TD : 110/90 mmhg N : 80x/menit TD : 110/80 mmhg
N : 80x/menit P : 20x/menit N : 80x/menit
P : 20x/menit S : 36,5 °C P : 20x/menit
S : 36,9 °C  Setelah dilakukan slow Deep S : 36,5 °C
 Setelah dilakukan slow Deep Breating klien mengatakan  Setelah dilakukan slow Deep
Breating klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala Breating klien mengatakan
nyeri berkurang dengan skala nyeri ringan ( 3 ) , klien nampak nyeri berkurang dengan skala
nyeri sedang ( 4 ) dan klien meringis nyeri ringan ( 1 )
merasa rileks dan tidak pusing
TD : 110/80 mmhg TD : 110/80 mmhg
TD : 110/80 mmhg N : 80x/menit N : 80x/menit
N : 80x/menit P : 20x/menit P : 20x/menit
P : 20x/menit S : 36,9 °C S : 36,9 °C
S : 36,9 °C
15 : 00 Melakukan slow deep breating 15:00 Melakukan slow deep breating
selama 15 menit selama 15 menit
Hasil : Hasil :
 Sebelum dilakukan tindakan  Sebelum dilakukan tindakan
slow deep breating klien slow deep breating klien
mengatakan nyeri yang mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk dirasakan seperti tertusuk-tusuk
dengan skala nyeri sedang ( 5 dengan skala nyeri ringan ( 4 ),
),dengan durasi ± 5 menit klien dengan durasi ± 4 menit, klien
nampak meringis nampak meringis
TD : 120/90 mmhg TD : 110/80 mmhg
N : 82x/menit N : 80x/menit
P : 20x/menit P : 20x/menit
S : 36,9 °C S : 36,5 °C
 Setelah dilakukan slow Deep  Setelah dilakukan slow Deep
Breating klien mengatakan Breating klien mengatakan
nyeri berkurang dengan skala nyeri berkurang dengan skala
nyeri Ringan ( 4 ) dan klien nyeri ringan ( 3 ), klien nampak
merasa rileks dan tidak pusing meringis.

TD : 110/80 mmhg TD : 110/80 mmhg


N : 80x/menit N : 81x/menit
P : 20x/menit P : 20x/menit
S : 36,9 °C S : 36,9 °C
20:30 Melakukan slow deep breating 19:30 Melakukan slow deep breating
selama 15 menit selama 15 menit
Hasil : Hasil :
 Sebelum dilakukan tindakan  Sebelum dilakukan tindakan
slow deep breating klien slow deep breating klien
mengatakan nyeri yang mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk dirasakan seperti tertusuk-tusuk
dengan skala nyeri sedang ( 4 ), dengan skala nyeri ringan ( 3 ),
dengan durasi ± 5 menit klien dengan durasi ± 5 menit, klien
nampak meringis nampak meringis
TD : 120/90 mmhg TD : 120/80 mmhg
N : 82x/menit N : 80x/menit
P : 20x/menit P : 20x/menit
S : 36,9 °C S : 36,5 °C
 Setelah dilakukan slow Deep  Setelah dilakukan slow Deep
Breating klien mengatakan Breating klien mengatakan
nyeri berkurang dengan skala nyeri berkurang dengan skala
nyeri ringan ( 3 ) klien nampak nyeri ringan ( 2 ) ,klien nampak
meringis biasa-biasa saja.
TD : 110/80 mmhg
N : 80x/menit TD : 110/80 mmhg
P : 20x/menit N : 80x/menit
S : 36,9 °C P : 20x/menit
S : 36,9 °C
Diagnosa Minggu, 07 juni 2019 Senin, 08 juni 2019 Selasa, 09 juni 2019
keperawatan
Klien 2
Nyeri akut Pukul Implementasi Pukul Implementasi Pukul Implementasi
berhubungan 09:00 Melakukan slow deep breating 09:30 Melakukan slow deep breating 13:30 Melakukan slow deep breating
dengan selama 15 menit selama 15 menit selama 15 menit
agends Hasil : Hasil : Hasil :
cedera fisik  Sebelum dilakukan tindakan  Sebelum dilakukan tindakan  Sebelum dilakukan tindakan
slow deep breating klien slow deep breating klien slow deep breating klien
mengatakan nyeri yang mengatakan nyeri yang mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk dirasakan seperti tertusuk-tusuk dirasakan seperti tertusuk-
dengan skala nyeri sedang ( 6 ), dengan skala nyeri sedang ( 4 ), tusuk dengan skala nyeri
dengan durasi ±13 menit klien , serta robek daerah telinga kiri, ringan ( 3 ), klien nampak
mengatakan mual, robek daerah lecet pada muka, lutut kiri dan biasa-biasa saja.
telinga kiri, lecet pada muka, kanan, serta benjolan pada TD : 140/90 mmhg
lutut kiri dan kanan, serta kepala bagian belakang, klien N : 82x/menit
benjolan pada kepala bagian nampak meringis. P : 20x/menit
belakang, klien nampak TD : 150/90 mmhg S : 36,7 °C
meringis. N : 80x/menit  Setelah dilakukan slow Deep
TD : 140/90 mmhg P : 20x/menit Breating klien mengatakan
N : 80x/menit S : 36,7 °C nyeri berkurang dengan skala
P : 20x/menit  Setelah dilakukan slow Deep nyeri ringan ( 1 ) dengan
S : 36,7 °C Breating klien mengatakan durasi ± 3 menit dan klien
 Setelah dilakukan slow Deep nyeri berkurang dengan skala nampak biasa-biasa saja.
Breating klien mengatakan nyeri ringan ( 3 ) dengan durasi TD : 140/90 mmhg
nyeri berkurang dengan skala ± 5 menit, klien nampak N : 82x/menit
nyeri sedang ( 5 ) dengan meringis P : 20x/menit
durasi ± 10 menit dan klien TD : 140/90 mmhg S : 36,7 °C
merasakan keluhan mual, klien N : 80x/menit
nampak meringis P : 20x/menit
TD : 140/90 mmhg S : 36,5 °C
N : 82x/menit
P : 20x/menit
S : 36,7 °C
15:00 Melakukan slow deep breating 15:30 Melakukan slow deep breating
selama 15 menit selama 15 menit
Hasil : Hasil :
 Sebelum dilakukan tindakan  Sebelum dilakukan tindakan
slow deep breating klien slow deep breating klien
mengatakan nyeri yang mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk dirasakan seperti tertusuk-tusuk
dengan skala nyeri sedang ( 5 ), dengan skala nyeri sedang ( 4 ),
klien mengatakan mual, klien nampak meringis. Klien
serobek daerah telinga kiri, mengatakan tidak merasakan
lecet pada muka, lutut kiri dan mual.
kanan, serta benjolan pada TD : 150/90 mmhg
kepala bagian belakang, klien N : 80x/menit
nampak meringis. P : 20x/menit
TD : 140/90 mmhg S : 36,7 °C
N : 82x/menit  Setelah dilakukan slow Deep
P : 20x/menit Breating klien mengatakan
S : 36,7 °C nyeri berkurang dengan skala
 Setelah dilakukan slow Deep nyeri ringan ( 3 ) dengan durasi
Breating klien mengatakan ± 5 menit, klien nampak
nyeri berkurang dengan skala meringis
nyeri sedang ( 4 ) dengan TD : 140/90 mmhg
durasi ± 5 menit dan klien N : 80x/menit
merasakan keluhan mual, klien P : 20x/menit
nampak meringis S : 36,5 °C
TD : 140/90 mmhg
N : 82x/menit
P : 20x/menit
S : 36,7 °C
Melakukan slow deep breating Melakukan slow deep breating
selama 15 menit selama 15 menit
Hasil : Hasil :
 Sebelum dilakukan tindakan  Sebelum dilakukan tindakan
slow deep breating klien slow deep breating klien
mengatakan nyeri yang mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk dirasakan seperti tertusuk-tusuk
dengan skala nyeri sedang ( 5 ), dengan skala nyeri ringan ( 3 ),
robek daerah telinga kiri, lecet klien nampak meringis. Klien
pada muka, lutut kiri dan mengatakan tidak merasakan
kanan, serta benjolan pada mual.
kepala bagian belakang, klien TD : 150/90 mmhg
nampak meringis. N : 80x/menit
TD : 140/90 mmhg P : 20x/menit
N : 82x/menit S : 36,7 °C
P : 20x/menit  Setelah dilakukan slow Deep
S : 36,7 °C Breating klien mengatakan
 Setelah dilakukan slow Deep nyeri berkurang dengan skala
Breating klien mengatakan nyeri ringan ( 2 ) dengan durasi
nyeri berkurang dengan skala ± 5 menit, klien nampak biasa-
nyeri sedang ( 4 ) dengan biasa saja.
durasi ± 5 menit , klien nampak TD : 140/90 mmhg
meringis N : 80x/menit
TD : 140/90 mmhg P : 20x/menit
N : 82x/menit S : 36,5 °C
P : 20x/menit
S : 36,7 °C
11. Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.33 Evaluasi keperawatan


Diagnosa Hari 1 Hari 2 Hari 3
Klien 1 Selasa, 24 juni 2019 Rabu, 25 juni 2019 Kamis, 26 juni 2019
Nyeri akut berhubungan dengan Pukul 21:05 21 : 00 10 : 30
agends cedera fisik S : klien mengatakan masih merasakan S : Klien mengatakan masih merasakan S : klien mengataka masih merasakan
nyeri dengan skala sedang ( 4 ), nyeri dengan skala ringan ( 2 ) nyeri dengan skala Ringan ( 1 )
klien mengatakan nyeri muncul O : klien nampak biasa-biasa saja O : klien nampak biasa-biasa saja
±3-5x sehari - Pukul 10:00 skala nyeri TD : 110/80 mmhg
O : klien nampak meringis ringan ( 3 ) N : 80x/menit
- Pukul 10:30 nyeri sedang ( 4 ) - Pukul 15:30 skala nyeri P : 20x/menit
- Pukul 15 : 30 nyeri sedang ringan ( 3 ) S : 36,9 °C
- Pukul 21:00 nyeri ringan ( 3 ) - Pukul 20:30 skala nyeri A : masalah teratasi
A : masalah belum teratasi ringan ( 2 ) P : pertahankan intervensi.
P : lanjutkan intervensi slow deep A : masalah belum teratasi
breating P : lanjutkan intervensi slow deep
breating
Klien 2 Minggu, 06 juli 2019 Senin, 07 juli 2019 Selasa, 08 juli 2019
Nyeri akut berhubungan dengan 21 : 30 Pukul : 21 : 00 Pukul : 14 : 00
agends cedera fisik S : Klien mengatakan nyeri kepala S : klien mengatakan nyeri kepala S : klien mengatakan masih
dengan skala nyeri sedang ( 4 ), dengan skala nyeri ringan ( 2 ) measakan nyeri dengan skala
klien mengatakan nyeri tertusuk- O : Klien nampak biasa-biasa saja nyeri ringan (1)
tusuk, klien mengatakan nyeri Pukul 10 : 00 skala nyeri ringan O : klien nampak biasa-biasa saja
muncul ±4-6x sehari (3) TD : 140/90 mmhg
- Pukul : 09 : 00 klien mengeluh Pukul 16 : 00 skala nyeri ringan N : 82x/menit
mual (3) P : 20x/menit
- Pukul : 15 : 00 klien masih Pukul 20 : 30 skala nyeri ringan S : 36,7 °C
mengeluh Mual (2)
P : klien nampak meringis A : masalah belum teratasi A : masalah teratasi
- Pukul : 09 : 30 skala nyeri P : lanjutkan intervensi slow deep P : pertahankan Intervensi .
sedang (5 ), dan nampak mual Breating
- Pukul 15 : skala nyeri sedang (
4 ), klien nampak mual
- Pukul :20:30 skala nyeri
sedang (4), klien tidak
merasakan mual
A : masalah Belum teratasi
P : lanjutkan intervensi slow deep
Breating.
B. Pembahasan

Pada sub bab ini, penulis akan membahas kesenjangan dan persamaan

antara kasus dengan kasus, dan teori dengan kasus yang di temukan pada

klien.Ny “N” dan klien Ny. “R” yang mengalami Trauma Kapitis dengan

gangguan dengan masalah nyeri akut di Rumah Sakit Tenriawaru Kabupaten

Bone, yang di laksanakan pada tanggal 24-26 Juni 2019 untuk klien pertama

dan tanggal 07-09 Juli 2019 untuk klien kedua.

Untuk memudahkan pembahasan, penulis menggunakan pendekatan

proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi

keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

1) Pengkajian

Berdasarkan dari hasil pengkajian yang dilakukan pada klien

I dan klien II dengan metode wawancara dan pemeriksaan fisik

ditemukan beberapa kesenjangan antara kasus I dan kasus II, yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.34 Perbandingan hasil pengkajian


Kesenjangan Klien I Klien II
1. Kasus
a. Pada pengkajian
- Lamanya keluhan ± 3-7 Menit ± 3-11 Menit
- Frekuensi nyeri ± 3-5x / Hari ±4-6x / Hari

b. Keluhan muntah Ny”N” Tidak Ny”R” mengalami


mengalami mual mual muntah
muntah
a. Kesenjangan lama keluhan dan frekuensi nyeri

Pada pengkajian di temukan pada Klien I Ny”N” dengan

durasi nyeri 3-7 menit dan frekuensi 3-4x/hari.sedangkan pada

klien II Ny”R” durasi nyeri 3-11 menit dan frekuensi 4-6x/sehari

dan kedua klien ada yang mengalami perbedaan antara klien I

dan klien II dimana perbedaan tersebut seperti durasi dan

frekuensi yang berbeda.

Menurut (Satmoko 2015) ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi penurunan intensitas nyeri diantaranya adalah

usia, jenis kelamin , kecemasan, koping dan tingkat cedera .

Berdasarkan dari data diatas maka penulis menemukan

kesenjangan antara kasus dengan kasus karena ini dibuktikan

dengan teori menurut ( Satmoko 2015 ) bahwa ada beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi penurunan nyeri diantaranya

usia, dimana variabel penting yang mempengaruhi nyeri, usia

lanjut ini dapat mempengaruhi bagaimana bereaksi terhadap nyeri.

usia klien Ny”N” lebih mudah dibandingkan dengan pada klien

Ny”R”. Berdasarkan hasil pengkajian yang disesuaikan dengan

teori adapun faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri usia, usia,

jenis kelamin , kecemasan, koping dan tingkat cedera, serta

pengalaman sebelumnya, koping, dukungan keluarga dan social.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak semua data

yang terdapat dalam teori terdapat dalam kasus. Karena pada saat

penulis melakukan pengkajian penulis mendapatkan kesenjangan


antara kasus dengan kasus di mana kesenjangan tersebut seperti

klien I Ny”N” durasi dan frekuensi berbeda dengan klien II

Ny”R”.

2) Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada kasus I klien

Ny”N” dan kasus II klien Ny”R” yang mengalami Trauma Kapitis di

dapatkan nyeri kepala, nyeri seperti tertusuk-tusuk ekspresi wajah

meringis, klien pusing dan mual .Berdasarkan data yang ditemukan maka

peneliti menegakkan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan Agends

cedera fisik.

Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang

berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan fungsional, dengan onset

mandadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang

berlangsung kurang dari 3 bulan (PPNI, 2016).

Menurut (Wilkinson, 2016) batasan karakteristik pada kasus trauma

kapitis dengan masalah nyeri akut adalah Melaporkan nyeri dengan isyarat

misalkan, menggunakan skala nyeri

Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa antara kasus

dengan kasus dan teori tidak ditemukan kesenjangan,karena batasan

karakteristik yang terdapat pada teori dan kasus yang ditemukan pada

Ny”N” dan Ny”R”.salah satu faktor resiko yang berhubungan pada kasus

dan teori adalah prosedur Tindakan. sehingga penulis menegakkan

diagnosa nyeri akut berhubungan dengan Agends cedera fisik.


3) Intervensi keperawatan

Pada tahap ini penulis menyusun intervensi keperawatan berdasarkan

diagnosa yang telah ditetapkan. Menurut (Bulechek, Butcher,

Dochterman, & Wagner, 2016) NIC (Nursing Intervention Classification)

adalah suatu standar klasifikasi intervensi yang komprehensif yang

dilakukan oleh perawat. Dalam kasus, fokus intervensi yang akan

dilakukan yaitu Slow Deep Breating 3 kali dalam sehari.

Adapun Outcame yang ingin dicapai dalam pelaksanaan intervensi

tersebut yaitu tingkat nyeri atau skala nyeri berkurang. Tingkat nyeri,

ekspresi wajah, dan tidak bisah beristrahat yang dilaporkan.

menurut (Aji, Armiyati, & Sn, 2015) pengaruh Slow Deep Breating

terhadap respon nyeri klien, baik dari tanda-tanda vital dan keadaan

umum klien, dimana klien menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan

secara perlahan melalui mulut dengan irama yang berlahan sehingga

merangsang otak dan sumsum tulang belakang untuk memproduksi

endorphin (substasi seperti morfin yang diproduksi tubuh untuk

menghambat transmisi inpuls nyeri.

Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa tindakan slow

deep breating efektif dilakukan untuk mengatasi masalah nyeri pada kasus

trauma kapitis hal ini di buktikan oleh penelitian (Satmoko, 2015 ) yang

menyatakan bahwa ada pengaruh tindakan Slow Deep Breating terhadap

penurunan skala nyeri.


4) Implementasi Keperawatan

Table 4.35 Implementasi Keperawatan


Klien 1 Klien II
- Implementasi sebanyak 9 kali - Implementasi sebanyak 9 kali
selama 3 hari selama 3 hari
- Implementasi yang di berikan 3 - Implementasi yang diberikan
kali sehari 3 kali sehari

Penulis telah melaksanakan salah satu intervensi keperawatan sesuai

dengan rencana keperawatan yaitu mengimplementasikan melakukan

slow deep breating untuk menurunkan rasa nyeri kepada klien guna untuk

melaporkan adanya penurunan skala nyeri, tindakan keperawatan slow

deep breating yang diberikan kepada klien Ny “N” dan Ny”R”

mengalami nyeri akut dengan skala nyeri 5 (sedang) pada klien I dan

klien II skala 6 (sedang) dan ada penurunan skala selama tiga hari

implementasi yang dilakukan 3x dalam sehari dengan hasil skala nyeri 1

sedangkan klien II penurunan skala nyeri 1.

Berdasarkan dari data diatas, bahwa antara kasus dan kasus tidak

terdapat kesenjangan pada impelementasi karena pada kasus Ny”N” dan

Ny”R” mengalami penurunan tingkat nyeri pada implementasi selama

tiga hari tujuan tercapai.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan slow

deep breating sangat efektif diberikan pada nyeri. Apabila diberikan

secara rutin dapat menurunkan rasa nyeri yang dialami klien menurut

(Aji et al., 2015). klien yang mengalami nyeri dan diberikan tindakan

Slow Deep Breating dimana klien menarik nafas melalui hidung dan
dikeluarkan secara perlahan melalui mulut dengan irama yang berlahan

sehingga merangsang otak dan sumsum tulang belakang untuk

memproduksi endorphin (substasi seperti morfin yang diproduksi tubuh

untuk menghambat transmisi inpuls nyeri).

5) Evaluausi

Pada kasus nyata, penulis melakukan evaluasi keperawatan secara

formatif dan sumatif, dari kasus nyata di laksanakan 1 kali penilaian yaitu

melakukan slow deep breating dan setelah dilakukan tindakan slow dep

breating di mana di lakukan implementasi sesuai dengan jadwal spesifik

yang telah di tentukan. Di dapatkan hasil evaluasi pada implementasi

yang sama antara klien Ny”N” dan Ny”R” di mana pada klien Ny”N”

setelah dilakukan slow deep breating di dapatkan penurunan nyeri pada

klien dengan skala 1 nyeri sedang dengan durasi 3 menit frekuensi

3x/hari sedangkan pada klien Ny”R” penurunan nyeri dengan skala 1

nyeri ringan durasi 3 menit frekuensi 3x/hari. Hal ini membuktikan

dengan penelitian yang telah di lakukan oleh (Prasetio, 2015) proses

penurunan nyeri dengan melakukan tindakan slow deep breating yaitu

Napas dalam lambat dapat menstimulasi respons saraf otonom melalui

pengeluaran neurotransmitter endorphin yang berefek pada penurunan

respons saraf simpatis dan peningkatkan respons parasimpatis Stimulasi

saraf simpatis meningkatkan aktivitas tubuh, sedangkan respons

parasimpatis lebih banyak menurunkan ativitas tubuh ataurelaksasi

sehingga dapat menurukan nyeri.


Pada evaluasi diatas menunjukkan adanya penurunuan nyeri setelah

dilakukan tindakan slow deep breating , hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Satmoko (2015).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan pembahasan dari bab sebelumnya tentang Asuhan

Keperawatan Pada Klien yang Mengalami Trauma Kapitis dengan masalah Nyeri

Akut : Slow Deep Breating Di Ruang Perawatan Saraf RSUD Tenriawaru Kab.

Bone Pada Tanggal 24 juni – 26 juni 2019 pada klien I, sedangkan klien II pada

tanggal 07 juli – 09 juli 2019 maka penulis dapat menarik kesimpulan dan saran

yaitu:

A. Kesimpulan

1) Pengkajian

Fokus pengkajian adalah identitas klien dan keluarga, riwayat

penyakit perubahan pola kesehatan dan pemeriksaan fisik pengkajian

pada klien di lakukan pada sistem yang bermasalah saja pada Tanggal 24

juni – 26 juni 2019 pada klien I, sedangkan klien II pada tanggal 07 juli –

09 juli 2019. Di mana klien I dengan keluhan klien mengatakan nyeri

kepala, pusing, skala nyeri sedang (5). Klien mengatakan nyeri yag

dirasakan hilang timbul, Klien mengatakan nyeri timbul ketika

beraktivitas lebih dan duduk terlalu lama. Klien nampak meringis, klien

nampak memegang kepalanya serta klien memiliki luka pada muka dan

kaki. Dan klien II dengan keluhan nyeri kepala, pusing, klien

mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul, klien mengatakan nyeri


yang dirasakan tertusuk tusuk, klien mengatakan selalu merasa ingin

muntah.

2) Diagnosa keperawatan

Penegakan diagnosa keperawatan ditentukan berdasarkan hasil

pemeriksaan fisik pada klien dan sesuaikan dengan batasan karakteristik

yang ada. Untuk penegakan masalah nyeri akut perhatikan ekspresi

wajah nyeri, mengekspresikan perilaku misalnya gelisah.

3) Intervensi Keperawatan

Pada Kasus ini, fokus intervensi yang akan dilaksanakan yaitu

melakukan slow dep breating , adapun outcome yang ingin dicapai

adalah nyeri yang dilaporkan berkurang, espresi wajah dan tidak terdapa

gangguan tidur.

4) Implementasi keperawatan

Melaksanakan intervensi yang telah direncanakan pada klien Ny “N”

dan Ny “R” yaitu dengan melakukan tindakan slow deep breating

selama 3 hari.

5) Evaluasi Keperawatan

Dari hasil evaluasi penulis dapat menyimpulkan bahwa asuhan

keperawatan klien pada Ny”N” dan Ny”R’’ Yang mengalami trauma

capitis dengan masalah nyeri akut : slow deep breating berkurang dari

skala sedang ke skala ringan sesuai dengan outcome yang ingin dicapai

penulis. Dan menggunakan SOAP, hasil evaluasi yang dilakukan Pada

Tanggal 24 juni – 26 juni 2019 pada klien I, sedangkan klien II pada


tanggal 07 juli – 09 juli 2019. Setelah dilakukan implementasi selama 3

hari dimana dari data tersebut, penulis menemukan evaluasi hari pertama

sampai hari ke 3 sama. Berdasarkan dari hasil evaluasi maka dapat

disimpulkan bahwa Ny”N” dan Ny”R” Masih merasakan nyeri namun

sudah berkurang dengan skala nyeri 1 ringan.

B. Saran

1) Institusi / Akademik

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

mengembangkan pengetahuan bagi peserta didik di lingkungan

keperawatan terutama pada penatalaksanaan Trauma capitis dengan

masalah Nyeri Akut.

2) Rumah Sakit

Penulis berharap tindakan slow deep breating dapat dijadikan sebagai

tindakan keperawatan mandiri di rumah sakit untuk membantu menangani

masalah Nyeri Akut pada klien.

3) Pasien dan keluarga

Diharapkan kepada klien yang mengalami Trauma capitis dapat

mengontrol nyeri dengan menggunakan slow deep breating sehingga

kenyamanan tetap terjaga, agar tetap melanjutkan upaya-upaya kesehatan

dengan kerja sama pelayanan kesehatan untuk meningkatkan mutu

kesehatan.

4) Untuk penulis
a) Meningkatkan pengetahuan baik secara formal maupun informal

tentang keperawatan pada klien yang mengalami Trauma capitis

dengan masalah nyeri akut.

b) Dapat menjadi referensi bagi pembaca khususnya tenaga keperawatan

untuk dijadikan sebagai acuan selama pendidikan dan dalam

penerapan Asuhan Keperawatan pada trauma capitis dengan masalah

nyeri akut.

Anda mungkin juga menyukai