1. Sebelum Kehamilan
Pencegahan stunting dimulai dari sebelum ibu mengandung. Seorang wanita perlu
merencanakan kehamilannya. Sebelum hamil, ibu harus memastikan tubuhnya siap
untuk mengandung.
Memastikan status gizi ibu baik, ibu yang akan mengandung harus dalam kondisi
status gizi baik. Hal ini dapat diketahui dari lingkar lengan ibu lebih dari 23 cm. Jika
lingkar lengan masih kurang dari 23 cm, artinya ibu mengalami kekurangan energi
kronis (KEK) yang akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan janin.
Tidak mengalami anemia,sebelum hamil penting bagi ibu untuk memastikan tidak
mengalami anemia. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi suplemen
yang mengandung asam folat dan zat besi.
Pencegahan stunting pada anak juga dimulai sejak dalam kandungan. Namun dalam
tahap ini, terdapat beberapa poin penting yang harus diperhatikan pada kondisi ibu
hamil. Apa saja yang perlu diperhatikan?
Menjaga status gizi ibu tetap normal. Status gizi yang berlebih ataupun kurang pada
ibu hamil beresiko pada kehamilan dan kesehatan anak. Kurangnya zat gizi pada ibu
selama kehamilan dan pada anak di awal kehidupan akan berdampak negatif untuk
jangka panjang, yaitu dapat menyebabkan kerusakan perkembangan otak,
menghambat pertumbuhan fisik, serta lebih rentan untuk terkena infeksi, dan
penyakit.
Menjaga asupan makanan yang bergizi. Pada trisemester pertama (3 bulan), ibu
akan mengalami hiperemesis (mual dan muntah selama awal kehamilan), maka
penting untuk tetap memperhatikan asupan makanannya.
Melakukan pemeriksaan kandungan rutin, untuk memantau kesehatan ibu dan bayi
dalam kandungan.
Jika di dua tahap sebelumnya sang ibu yang menjadi fokus utama, di tahap ke-3 ini
bayi yang baru saja lahir hingga menginjak 6 bulan membutuhkan perhatian sebagai
berikut :
Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Menempatkan bayi di dada ibu untuk mencari
Air Susu Ibu (ASI) secara alami setelah bayi lahir. Hal ini penting bagi bayi karena
pada proses ini terdapat kolostrum, yaitu cairan berwarna kuning kental pada ASI
yang keluar pertama. Kolostrum ini mengandung protein yang tinggi dan rendah gula
serta kaya akan senyawa yang bermanfaat bagi tubuh. Selain itu, kolostrum juga
mengandung immunoglobin A, yaitu sebagai antibodi yang dapat mencegah atau
melawan penyakit pada bayi. IMD yang dilakukan dengan baik akan meningkatkan
kesempatan pada ibu untuk dapat menyusui secara ekslusif.
Memberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan. Selama 6 bulan pertama, bayi hanya
memerlukan ASI, karena ASI mengandung zat gizi yang sempurna sehingga tidak
perlu diberi apapun kecuali ASI.
Keberhasilan ASI Ekslusif ini tidak hanya ditentukan oleh sang ibu, tetapi juga
dibutuhkan peran ayah dan lingkungan sekitar untuk mendukung melakukan ASI
Ekslusif. dr. Karina menjelaskan bahwa terdapat beberapa pengecualian untuk tidak
melakukan ASI ekslusif, yaitu perlu memperhatikan pertambahan berat badan sesuai
dengan pertambahan berat badan minimum. Jika berat badan bayi pada bulan
pertama tidak bertambah sesuai dengan berat badan minum, yaitu 800 gram. Maka,
ibu harus segera menilai apakah hal tersebut terjadi karena teknik menyusui yang
tidak benar, atau apakah bayi memang memerlukan suplemen, yaitu ASI donor atau
Susu formula.
“Memang kita mendukung ASI Ekslusif, tapi jika keadaannya tidak memungkinkan,
setelah di assess ternyata anaknya kurang, tidak usah memaksakan ASI ekslusif.
Harus segera diperhatikan karena ini penting untuk pertumbuhan anak. Suplementasi
Umur 6-24 bulan adalah periode penting karena anak mulai dikenalkan dengan
makanan selain ASI. Faktor lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI). Sejak bayi berumur 6 bulan, selain
ASI, bayi juga diberikan makanan pendamping ASI. ASI terus diberikan hingga umur
2 tahun. MP ASI diberikan tepat waktu, bergizi seimbang, aman, dan diberikan
dengan cara yang benar. Praktik MP ASI yang benar berperan penting dalam
mencegah stunting. Mengacu pada pedoman pemberian MP ASI dari WHO,
pemberian MP ASI harus memperhatikan jumlah, tekstur, dan frekuensi sesuai
dengan umur.
Makanan yang diberikan harus bervariasi untuk memastikan kebutuhan gizi
terpenuhi. Pangan sumber protein seperti daging, unggas, ikan, telur sebaiknya
diberikan setiap hari, karena protein berperan penting untuk pertumbuhan anak
sehingga dapat mencegah stunting. Buah dan sayur kaya akan vitamin A juga harus
dimakan setiap hari, untuk meningkatkan imunitas anak. MP ASI yang cukup menjadi
salah pilar utama dalam mendukung pertumbuhan perkembangan anak.
Memperhatikan kebersihan perlengkapan makan anak. Kebersihan berperan penting
dalam mencegah penyakit yang dapat berdampak pada stunting. Orang tua perlu
memastikan tanganya bersih dengan cara mencuci tangan sebelum menyiapkan
makanan dan sebelum makan, serta Menggunakan peralatan yang bersih untuk
menyiapkan makanan dan menyajikan makanan.
Memantau berat badan dan panjang badan anak. Membawa anak ke posyandu untuk
memantau perkembangan berat badan dan panjang badan anak, hal ini juga
membantu orang tua mengetahui status gizi anak serta dapat membantu mendeteksi
dini gangguan pertumbuhan pada anak.
Memberikan vitamin A dan imunisasi sesuai jadwal. Vitamin A dan imunisasi berfungsi
meningkatkan sistem imun tubuh dan mencegah infeksi, yang merupakan penyebab
langsung stunting. Sehingga pemberian vitamin A dan imunisasi dapat membantu
mencegah stunting.
Selamatkan masa depan anak pada periode emas 1000 hari pertama kehidupan
Stunting dapat dicegah dengan solusi yang mudah dan murah. ASI ekslusif, praktik
pemberian MP ASI yang tepat, dan mencuci tangan dengan sabun menjadi solusi
yang tidak mahal dan dapat menyelamatkan anak di masa depan. Investasi gizi di
awal kehidupan menciptakan generasi bangsa yang sehat dan lebih cerah.