Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK TIANG TEKAN HIDROLIS PADA

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM AKADEMI TEKNIK


KESELAMATAN PENERBANGAN MEDAN
Karya : Inda Yufina, Rudi Iskandar

Disusun Oleh :
Dini Rahmadhanti
1116020051

2 SIPIL 2

TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
DEPOK
2018
ABSTRAK

Tiang tekan hidrolis adalah suatu sistem pondasi tiang yang pelaksanaannya ditekan masuk
kedalam tanah dengan menggunakan dongkrak hydraulic sehingga tidak menimbulkan getaran dan
gaya tekan langsung dapat dibaca melalui sebuah alat yang dinamakan manometer. Dengan
menggunakan alat tersebut dapat kita ketahui gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu.
Pada setiap lokasi yang mempunyai data sondir, daya dukung tiang pada setiap kedalaman tertentu
dapat dihitung secara teoritis. Pada studi kasus ini akan menghitung dan membandingkan hasil
daya dukung pondasi tiang dari data sondir, data parameter tanah, dan bacaan manometer alat
hydraulic jack. Dimana lokasi yang dijadikan bahan studi kasus adalah Proyek Pembangunan
Gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan Medan yang berada di Jl.
Jamin Ginting Km. 13,5 Padang Bulan-Medan.

Kata Kunci : Tiang Tekan Hidrolis, Daya Dukung, Sondir


1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan
terdiri dari 3 lantai. Dalam pembangunan gedung laboratorium tersebut diperlukan perencanaan
struktur atas ( up structure ) dan struktur bawah ( sub structure ). Pada umumnya bangunan gedung
tersebut memiliki beban yang sangat bervariasi, beban yang bekerja pada struktur bangunan dapat
dikelompokkan berdasarkan arah kerjanya, beban yang bekerja pada struktur suatu bangunan dapat
dibagi menjadi dua yaitu beban vertikal (gravitasi) dan beban horizontal (lateral). Beban vertikal
terdiri dari beban mati (dead load) dan beban hidup (live load), beban horizontal terdiri dari beban
gempa (earthquake) dan beban angin (wind load). Semua konstruksi yang direkayasa untuk
bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu pondasi. Pondasi ialah bagian dari suatu sistem
rekayasa yang meneruskan beban yang ditopang dan beratnya sendiri ke dalam tanah dan batuan
yang terletak di bawahnya.

Tegangan-tegangan tanah yang dihasilkan kecuali pada permukaan tanah, merupakan


tambahan pada beban-beban yang sudah ada dalam massa tanah dari bobot sendiri bahan dan
sejarah geologinya. (Bowles,J.E., 1991). Salah satu jenis pondasi diantaranya pondasi tiang
pancang, pondasi tiang pancang adalah batang yang relatif panjang dan langsing yang digunakan
untuk menyalurkan beban pondasi melewati lapisan tanah dengan daya dukung rendah kelapisan
tanah keras yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi yang relatif cukup dalam dibanding
pondasi dangkal. Daya dukung tiang pancang diperoleh dari daya dukung ujung (end bearing
capacity) yang diperoleh dari tekanan ujung tiang dan daya dukung geser atau selimut (friction
bearing capacity) yang diperoleh dari daya dukung gesek atau gaya adhesi antara tiang pancang
dan tanah disekelilingnya.

1.2 Tujuan Studi Kasus


Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
a. Menghitung dan membandingkan hasil daya dukung pondasi tiang dari data sondir, data
parameter tanah, dan bacaan manometer alat hydraulic jack.
b. Menghitung daya dukung pondasi tiang dengan menggunakan program Allpile
c. Menghitung kapasitas kelompok ijin tiang berdasarkan effisiensi.
d. Menghitung daya dukung horizontal dengan menggunakan Metode Broms dan Brinch
Hansen.

1.3 Manfaat
Penulisan tugas akhir ini diharapkan bermanfaat bagi :
a. Sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi mahasiswa yang
menghadapi masalah yang sama.
b. Untuk menambah ilmu pengetahuan, wawasan, dan pembanding kelak jika akan
melakukan suatu pekerjaan yang sama atau sejenis.

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Tinjauan Umum
Di dalam merencanakan suatu bangunan terutama bangunan yang berat akan memerlukan
pondasi yang memiliki suatu daya dukung yang lebih besar. Tiang pancang merupakan jenis
pondasi dalam yang berfungsi memindahkan beban dari struktur bangunan atas yang didirikan
diatas lapisan tanah yang lunak ke lapisan tanah yang lebih padat dan dengan kompresiblilitas yang
minimal ke lapisan batu-batuan. Dalam proses pemindahan gaya-gaya tersebut dapat dilihat bahwa
gaya-gaya tersebut menimbulkan perlawanan pada dinding tiang pancang oleh tanah
disekelilingnya ( shaft resistance atau skin friction ) atau pada dasar tiang pancang oleh tanah
bawahnya ( base resistance atau end bearing ) atau kombinasi dari keduanya. Konsep inilah yang
kemudian mendasari dalam menentukan daya dukung atau suatu tiang pancang.

2.2 Kapasitas Daya Dukung


2.2.1 Kapasitas daya dukung tiang dari data sondir
Kapasitas daya dukung ultimit ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
Qu = Qb + Qs = qbAb + f.As
Dimana :
Qu = Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang.
Qb = Kapasitas tahanan di ujung tiang.
Qs = Kapasitas tahanan kulit.
qb = Kapasitas daya du kung di ujung tiang persatuan luas.
Ab = Luas di ujung tiang.
f = Satuan tahanan kulit persatuan luas.
As = Luas kulit tiang.

Dalam menentukan kapasitas daya dukung aksial ultimit (Qu) dipakai Metode Aoki dan
De Alencar.

Aoki dan De Alencar mengusulkan untuk memperkirakan kapasitas dukung ultimit dari
data Sondir. Kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) diperoleh sebagai berikut :

Dimana :

qca (base) = Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D dibawah ujung tiang
dan Fb adalah faktor empirik tergantung pada tipe tanah.

Tahanan kulit persatuan luas (f) diprediksi sebagai berikut :

Dimana :

qc (side) = Perlawanan konus rata-rata pada masing lapisan sepanjang tiang.


Fs = Faktor empirik yang tergantung pada tipe tanah.
Fb = Faktor empirik yang tergantung pada tipe tanah.

2.2.2 Kapasitas daya dukung tiang dari data SPT


Harga N yang diperoleh dari SPT tersebut diperlukan untuk memperhitungkan daya
dukung tanah. Daya dukung tanah tergantung pada kuat geser tanah. Hipotesis pertama mengenai
kuat geser tanah diuraikan oleh Coulomb yang dinyatakan dengan:
τ = c + σ tan Ø
τ = Kekuatan geser tanah (kg/cm²)
c = Kohesi tanah (kg/cm²)
σ = Tegangan normal yang terjadi pada tanah (kg/cm²)
Ø = Sudut geser tanah (º)

2.2.3 Berdasarkan bacaan manometer alat hydraulic jack


Kapasitas daya dukung tiang pancang dapat diketahui berdasarkan bacaan manometer yang
tersedia pada alat pancang hydraulic jack. Kapasitas daya dukung tiang dapat dihitung dengan
rumus :
Q=PxA
Keterangan :
Q = Daya dukung tiang pada saat pemancangan (ton)
P = Bacaan manometer (kg/cm²)
A = Total luas efektif penampang piston (cm²)

2.2.4 Berdasarkan program Allpile


Allpile adalah program yang diproduksi oleh CivilTech Sofware untuk meneliti kapasitas
beban tiang secara efisien dan dengan teliti. Allpile mampu menangani semua jenis tiang seperti
tiang yang di bor, tiang pancang, tiang pipa baja, H pile, tiang kayu, tiang yang ujungnya runcing,
tiang dengan pembesaran di ujung, pondasi dangkal, dan lain-lain. Program ini mampu melakukan
perhitungan daya dukung ijin dan daya dukung ultimit tiang.

2.3 Kapasitas Kelompok dan Effisiensi Tiang Pancang


Berikut adalah metode-metode untuk perhitungan efisiensi tiang tersebut adalah:
1. Converse-Labarre Formula, sebagai berikut :

2. Metode Los Angeles Group


2.4 Tiang Mendukung Beban Lateral
2.4.1 Metode Broms (Tiang dalam Tanah Granuler)
Untuk tiang dalam tanah granuler (c = 0)
pu = 3 po Kp
dengan,
po = tekanan overburden efektif
Kp = (1 + sin υ’)/(1 – sin υ’) = tg2 (45°+υ/2)
υ’ = sudut gesek dalam efektif

Tiang ujung bebas pada tanah granuler


a) Tiang pendek b) Tiang panjang (Broms, 1964 )

2.4.2. Metode Brinch Hansen


pu = po Kq + c Kc
po = tekanan overburden vertical
c = kohesi
Ko Kq = faktor yang merupakan
fungsi φ dan z/d

3. Data Proyek
Berisi mengenai data umum proyek, data teknis tiang, metode pengumpulan data, metode
analisis dan lokasi titik sondir dan bore hole.
a. Data umum proyek
Nama proyek : Pembangunan Gedung Laboratorium 3 Lantai
Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan
Lokasi Proyek : Jl. Jamin Ginting Km. 13,5 Padang Bulan Medan
Luas Lahan : 5 ha
Pekerjaan : Pondasi
Perusahaan : PT. Razasa Karya
Alamat : Jl. Sriwijaya No. 82
b. Data Teknis Tiang
Data ini diperoleh dari lapanganmenurut perhitungan dari pihak konsultan perencana
dengan data sebagai berikut:
Jenis Tiang : Segitiga
Panjang tiang : 4,5/Segmen
Dimensi Tiang : sisi 225 mm
Mutu Beton : K-400

4. Hasil dan Pembahasan


4.1 Menghitung Daya Dukung Tiang dari Data Sondir
4.1.1 Menghitung Kapasitas Daya Dukung Tiang dengan Metode Aoki dan De Alencar
Nilai qca diambil rata-rata

4.1.2 Perhitungan kapasitas daya dukung tiang dengan metode Meyerhoff


4.1.3 Perhitungan daya dukung tiang berdasarkan bacaan manometer

4.2 Perhitungan Gaya Lateral Ijin



 Menggunakan Metode Broms


 Menggunakan Metode Brinch Hansen
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Daya dukung ultimit tiang (Qult) :
Titik Data Data Data Data Program
Sondir Sondir SPT Bacaan Allpile
Aoki dan Mayerhof (ton) Manomet (ton)
De f (ton) er (ton)
Alencar
(ton)
1 33,43 77,13 111,66 110,68 37,69

2. Metode Converse Labbare diperoleh kapasitas kelompok ijin tiang (Eg):

Titik Data Sondir Data Sondir Data SPT Data


Aoki dan De Mayerhoff (ton) Bacaan
Alencar (ton) Manometer
(ton) (ton)
1 77,13 96,92 257,66 168,17

3. Metode Los Angeles Group diperoleh kapasitas kelompok ijin tiang (Eg):

Titik Data Sondir Data Sondir Data SPT Data


Aoki dan De Mayerhoff (ton) Bacaan
Alencar (ton) Manometer
(ton) (ton)
1 67,38 84,67 225,10 146,92

4. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode effisiensi maka diperoleh daya


dukung kelompok tiang sebesar Qg ( hasil perhitungan ) = 77,130 ton > beban yang
dipikul P ( hasil perhitungan dari perencana ) = 75,439 ton, sehingga struktur bangunan
pada proyek Pembangunan Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan
dapat dinyatakan aman.

5. Dari perhitungan dengan Metode Broms dan Metode Brinch Hansen diperoleh gaya
horizontal ijin pada pondasi untuk satu tiang yaitu
 Metode Broms Hijin = 3,20 kN.
 Metode Brinch Hansen Hijin = 3,56 kN.
Dilihat dari hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa Hijin (spesifikasi
tiang berdasarkan produsen) = 6 kN > Hijin (hasil perhitungan) = 3,56 kN sehingga
struktur bangunan dapat dinyatakan aman.
5.2 Saran
Dari hasil perhitungan dan kesimpulan diatas penulis memberi saran sebagai berikut :
1. Dalam menganalisa daya dukung pondasi penulis menyarankan lebih baik memakai data
manometer pada alat hydraulic jack karena lebih aktual.
6. Daftar Pustaka
Hardiyatmo, H. C., 2002, Teknik Pondasi 2, Edisi Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
Sosarodarsono, S. dan Nakazawa, K., 1983, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, PT Pradnya
Paramita, Jakarta.
Bowles, J. E., 1991, Analisa dan Desain Pondasi, Edisi keempat Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Sarjono, H.S., 1988, Pondasi Tiang Pancang, Jilid 1, Penerbit Sinar Jaya Wijaya, Surabaya.
Das, M. B., 1984, Mekanika Tanah, Jilid 2.
Tomlinson,M.J. Pile Design and Construction Practice, Fourth edition, E & FN SPON, 1993
Muchtar, A., Jurnal Re-Design Struktur Pondasi Tiang Pancang pada Stadion Wilis Madiun.
Pertiwi, D., 1992. Jurnal Korelasi Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang dengan Menggunakan
Data-Data Sondir dan Jack In Pile.
Widjaja, B., Jurnal Kajian Pengaruh Setup Pada Tiang Pancang Terhadap Peningkatan Daya
Dukung Pondasi.

Anda mungkin juga menyukai