Anda di halaman 1dari 1

'embun... embun... embun... kamu sekolah gak? ini sudah terlambat!' kata mama.

'iya ma, otw


kamar mandi' kataku dengan nada lemas dan mata remang remang. sedikit ku tengok ke arah
jam yang menunjukan pukul 6.15 pagi. aku tidak tahu kenapa gaya gravitasi pada pagi hari
sangat kuat, sedangkan gaya gravitasi malam hari sangat lemah yang selalu membuat ku jadi
manusia nokturnal. setelah aku melihat jam dengan kepanikan, aku pun terburu buru menuju
kamar mandi dengan kekuatan seribu bayangan. aku sangat menyesal ini semua terjadi begitu
cepat karena aku menonton drama korea dan anime, dengan terburu buru aku diantar oleh
ayah ku menuju sma. yang ku ingat dari jalan ini dulu pernah ada seorang laki laki yang selalu
memanggilku bambang (nama ayahku), laki laki muda itu memiliki senyum bulan sabit, suaranya
yang khas dengan sedikit serak serak basah dan tatapan dengan sorotan tajam adalah
seseorang yang pertama kali mengagumi ku dengan segenggam ketulusan hati. aku tidak tahu
kenapa dia mengagumi ku, aku bukan lah dewi, atau seorang artis maupun orang penting di
dunia. mungkin, kami saling akrab memiliki setiap menerima rapot. aku tidak tahu kenapa
ayahku selalu duduk dengan ayahnya. itu mungkin karena kami terlalu akrab seperti pukul
pukulan memakai sapu, kemoceng, dan tidak pernah akur. tapi, mungkin itu titik awal aku
membalas perasaannya diam diam. kadang aku heran masih ada orang yang mau
memperhatikan aku sampai sampai apa yang ku katakan dan apa yang aku inginkan dia selalu
lakukan serta apapun yang aku lakukan dia selalu menirukan. masih teringat bahwa dia
mendaftarkan diri di smp favorit yang ku pilih. tapi kenyataannya dia malah melanjutkan
pendidikannya di pesantren tebu ireng. aku tidak pernah menyangka jika itu benar benar
terjadi, aku belum sempat mengatakan bahwa aku juga membalas perasaannya, namanya juga
cinta monyet, cinta pertama yang ke kanak kanakan. aku selalu menunggu dia pulang untuk ku,
dari rumah cat hijau. aku tidak menyukai rindu ku ini, karena sedikit menyiksa. aku selalu
berharap dia akan bahagia meskipun bukan dengan ku dan aku benci dia.

Anda mungkin juga menyukai