Anda di halaman 1dari 14

Pemberdayaan Masyarakat Melalui…(Nunung S) 579

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK PENGRAJIN


TEMBAGA “BANGUN KARYA” DI DUSUN KRAPYAK WETAN DESA
PANJANGREJO PUNDONG BANTUL DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA
EMPOWERMENT COMMUNITY THROUGH CRAFTSMAN COPPER GROUP “BANGUN
KARYA" AT KRAPYAK WETAN PANJANGREJO PUNDONG BANTUL SPECIAL REGION
OF YOGYAKARTA

Oleh: Nunung Suharyanti, Pendidikan Luar Sekolah, nunungsuharyanti@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pelaksanaan pemberdayaan, (2) faktor pendukung dan
penghambat pemberdayaan, (3) hasil pemberdayaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Subjek penelitian yaitu: pengelola kelompok Bangun Karya, anggota kelompok pengrajin dan
tokoh masyarakat. Pengumpulan data melalui: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam analisis data
dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data
penelitian dengan menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian mengungkapkan: (1) pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui kelompok pengrajin tembaga “Bangun Karya” yaitu:
memanfaatkan skill secara efektif dan efisien, menghilangkan kesenjangan harga pasar, dan membentuk
masyarakat menjadi mandiri. (2) faktor pendukung yaitu: adanya dukungan dari warga, pemerintah dan
fasilitas yang memadai, saling memotivasi, bertukar ide dan gagasan antar anggota dan pengurus, produksi
yang semakin meningkat, dan lokasi yang strategis. Sedangkan faktor penghambat yaitu: bantuan dana,
faktor tenaga yang kurang memiliki keterampilan dalam kerajinan tembaga, desain yang belum berkembang,
serta peremajaan alat yang masih kurang. (3) hasil pelaksanaan yaitu meningkatnya lapangan kerja dan
berkurangnya jumlah pengangguran, meningkatnya penghasilan anggota, meningkatnya pengetahuan
mengenai pengembangan desain kerajinan, manajemen kewirausahaan, dan pengembangan skill.

Kata Kunci: Pemberdayaan masyarakat, kelompok pengrajinan tembaga, pengrajin tembaga

Abstract
This research aims to: (1) knowing the implementation of empowerment, (2) factor of supporter and
an inhibitor of empowerment society , (3) the result of empowerment. This research using descriptive
qualitative approach. Subject of the research are: organizer of Bangun Karya group, the members of
craftsmen Bangun Karya and community leaders. Collecting the data was doing by : interviews, observation,
and documentation. In the data analysis was doing by data reduction stage, the presentation of data, and the
pulling conclusion. The test validity of research data using triangulation sources.
The results of research showed that: (1) the implementation of community empowerment is done by
the Craftsman Copper "Bangun Karya" group are: employing skill effectively and efficiently, eliminating the
gap in market prices, and form a society become independent. (2) the supporting factors are: the existence of
support from society, Governments facilities, motivating, exchange ideas between members and
administrators, increasing more production, and strategic of the location. While the factors restricting are:
relief fund, lacking power factor skills in copper craft, the design was undeveloped, and the tools are still
lacking. (3) the results of the implementation are increased employment and reduced amount of
unemployment, increasing revenue, increasing knowledge about developing copper design, and development
of entrepreneurial management skills.

Keywords: Empowerment Community, craftsman copper group, copper craftsman

PENDAHULUAN tersebut merupakan tujuan nasional yang


Hakekat pembangunan adalah upaya diperjelas dalam pembukaan UUD 1945 yaitu
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Hal membentuk suatu pemerintahan Negara
580 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VI Nomor 6.Tahun 2017

Republik Indonesia yang melindungi segenap menurun yaitu 292,64 ribu jiwa (15,62%)
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah bagi penduduk miskin desa. Penduduk miskin
Indonesia, memajukan kesejahteraan kota dengan angka 192,91ribu jiwa (11,93%)
umum/bersama, mencerdaskan kehidupan dan berjumlah total 485,56 ribu jiwa dengan
bangsa, ikut berperan aktif dan ikut serta presentase 13,16%.
dalam melaksanakan ketertiban dunia yang Data pada bulan Maret 2016 penduduk
berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi miskin desa berjumlah 297,71 ribu jiwa
dan keadilan sosial. Dengan demikian dengan presentase 16,63%. Pada penduduk
pembangunan nasional diharapkan mampu miskin kota tercatat 197,23 ribu jiwa dengan
menuju pada keseimbangan, keserasian, dan presentase 11,79%. Presentase jumlah total
keselarasan dalam kehidupan masyarakat pada bulan Maret yaitu 13,16% dengan
(Sudjana, 2004: 148). Salah satu unsur yang jumlah penduduk 494,94 ribu jiwa.
esensial dari pembangunan masyarakat yaitu Mengalami kenaikan pada penduduk miskin
adanya proses perubahan. Perubahan yang desa yang berjumlah 301,25 ribu jiwa
dimaksud dapat merupakan perubahan alami (16,27%) pada bulan Sepetember 2016.
yang tumbuh dari dinamika masyarakat itu 187,58 ribu jiwa (11,68%) pada penduduk
sendiri, dapat pula merupakan perubahan miskin kota. Dengan jumlah total 488,53 ribu
yang terencana (Soetomo, 2006: 44). jiwa (13,10%). Jumlah penduduk miskin
Angka statistik memberi informasi mengalami penurunan dari tahun 2015 hingga
masih banyak jumlah penduduk miskin. tahun 2016, namun jumlah penduduk miskin
Jumlah itu tentu saja bersifat dinamis dengan masih tetap dalam angka yang besar (Badan
melihat kondisi perekonomian nasional yang Pusat Statistik Indonesia, 2015-2016).
belum stabil. Sebagai contoh, kondisi di Strategi dalam pengentasan masalah
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). kemiskinan yaitu dapat dibukakan lapangan
Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia pada pekerjaan bagi masyarakat serta dapat pula
tahun 2015-2016, kemiskinan masih dengan pengadaan program vokasional bagi
merupakan masalah besar Bangsa Indonesia masyarakat. Penanggulangan permasalahan
yang belum bisa terpecahkan. Menurut data kemiskinan dapat dilakukan dengan adanya
pada bulan Maret 2015 jumlah penduduk kebijakan pembangunan masayarakat.
miskin desa tercatat sebanyak 329,65 ribu Pembangunan masyarakat mengandung arti
jiwa (17,85%) dan penduduk miskin kota sebagai usaha sadar, sistimatis, dan terarah
sebanyak 220,57 ribu jiwa (13,43%) dengan yang diselenggarakan oleh, untuk, dan dalam
jumlah total 550,23 ribu jiwa dengan masyarakat yang bertujuan mengubah taraf
presentase 14,91%. Seiring bergantinya bulan, kehidupan mereka sendiri kearah yang lebih
penduduk miskin tercatat kembali pada bulan baik (Sudjana, 2004: 270). Pendekatan
September 2015 dengan jumlah yang pembangunan yang dilakukan yaitu dengan
Pemberdayaan Masyarakat Melalui…(Nunung S) 581

pendekatan top-down dan bottom-up. Pada secara berkesinambungan baik bagi individu
dasarnya program pembangunan dari maupun kolektif, guna mengembangkan daya
Pemerintah biasanya menggunakan dua dan kemampuan yang terdapat dalam diri
model pendekatan tersebut. Pendekatan individu dan kelompok masyarakat sehingga
bottom-up yaitu pendekatan pembangunan mampu melakukan transformasi sosial
yang memposisikan masyarakat sebagai pusat (Prijono & Pranarka, 1996: 72). Kegiatan
pembangunan atau pusat perubahan sehingga pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
terlibat didalam proses perencanaan sampai dari, oleh dan untuk masyarakat diharapkan
pelaksanaan dan evaluasi. Untuk pendekatan dapat menunjang penanggulangan kemiskinan
top-down yaitu pendekatan yang bersumber sehingga dapat dapat berjalan lebih efektif.
pada pemerintah, dengan demikian Pemberdayaan masyarakat merupakan
masyarakat hanyalah sebagai sasaran atau bentuk kemandirian dari masyarakat dalam
obyek pembangunan saja, kedua pendekatan mengatasi berbagai permasalahan mereka
tersebut sangat berkaitan dengan masyarakat melalui kreatifitas masyarakat dalam
karena program yang dilaksanakan peningkatan kualitas hidup. Upaya
merupakan program dari pemerintah yang peningkatan kualitas hidup sangat diperlukan
dimana sasarannya adalah masyarakat itu agar masyarakat memiliki banyak
sendiri (Sulistyani, 2004: 37-38). Akan tetapi pengetahuan, ketrampilan serta memiliki
pendekatan yang memiliki kaitannya dengan sikap untuk dapat keluar dari permasalahan
pemberdayaan masyarakat tersebut lebih yang mereka hadapi. Arah dari pemberdayaan
kepada pendekatan bottom up. Pada masyarakat lebih cepat dan lebih efektif untuk
pendekatan bottom up memposisikan mengatasi permasalahan kemiskinan dan
masyarakat sebagai pusat perubahan dan sebagai pembangunan bangsa (Sudjana, 2004:
pembangunan masyarakat, yang dimana 264).
pendekatan tersebut sangat ideal dalam Menurut data pedukuhan Dusun
pembangunan yang memperhatikan inisiatif, Krapyak Wetan, tercatat pada tahun 2011
kreativitas dan mengakomodasi kondisi sebanyak 552 jiwa merupakan masyarakat
wilayah, potensi dan permasalahan yang pengangguran. Seiring berjalannya waktu
dihadapi. pada tahun 2015 tercatat kembali bahwa
Strategi pembangunan dibutuhkan penggangguran di Dusun Krapyak menurun
untuk memperbaiki kualitas masyarakat hingga 130 jiwa, walaupun sudah menurun
melalui pemberdayaan masyarakat. tetap saja angka pengangguran yang tercatat
Pemberdayaan masyarakat yaitu proses masih tergolong besar. Maka pemberdayaan
belajar mengajar yang merupakan usaha masyarakat yang diterapkan oleh pemerintah
terencana dan sistematis yang dilaksanakan saat ini bertujuan agar masyarakat mampu
582 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VI Nomor 6.Tahun 2017

secara optimal sehingga mampu secara keterampilan yang bermanfaat untuk


mandiri mengolah sumber daya manusia mengaktualisasikan potensi manusia (sikap,
disekitarnya. Akan tetapi terdapat juga tindak dan karya) sehingga dapat terwujud
kendala yang terjadi dilapangan, kadang manusia seutuhnya yang gemar belajar dan
menjadi penghambat pemberdayaan mampu meningkatkan taraf hidupnya.
masyarakat tersebut. Pendidikan ini dilaksanakan salah satunya
Pendidikan rendah yang pernah terjadi melalui satuan kelompok kerajinan tembaga
di Dusun Krapyak Wetan tercatat pada tahun “Bangun Karya” di Dusun Krapyak Wetan.
2011 sebanyak 419 jiwa, dimana penduduk Dusun Krapyak Wetan merupakan
buta aksara berjumlah 19 jiwa dengan salah satu dusun di daerah Pundong yang
presentase sekitar 4,5%, tidak tamat SD mampu mewujudkan tujuan program
sebanyak 92 jiwa dengan presentase 21,95%, pemerintah dalam bidang pendidikan non
lulusan SD berjumlah 191 jiwa dengan formal, melalui kelompok kerajinan Bangun
presentase 45,58%, lulusan SMP berjumlah Karya untuk membina para penngrajin dalam
117 jiwa dengan presentase sekitar 27,92%. mengembangkan usaha. Kegiatan ini
Dalam perkembanganya pendidikan di Dusun bertujuan untuk memberdayakan masyarakat.
Krapyak Wetan mangalami perubahan pula. Dengan adanya pemberdayaan tersebut
Pada tahun 2016 tercatat sejumlah 408 jiwa masyarakat yang belum memiliki
dengan presentase 99,98% yang masih ketrampilan, atau masyarakat yang memiliki
berstatus pendidikan rendah, penduduk yang keterampilan terbatas dengan adanya
masih sekolah dibangku TK berjumlah 42 pemberdayaan tersebut dapat meningkatkan
jiwa dengan presentase 10,29%, penduduk ketrampilannya. Dengan demikian
putus sekolah berjumlah 8 jiwa dengan masyarakat akan lebih terberdayakan dan
presentase 1,96%, penduduk lulusan SD dapat meningkatkan sumber ekonomi, serta
masih tercatat sejumlah 241 jiwa dengan pengangguran yang ada dapat berkurang dan
presentase 59,06%, dan untuk penduduk yang teratasi oleh adanya pemberdayaan
masih lulus SMP tercatat sejumlah 117 jiwa masyarakat melalui kelompok kerajinan
dengan presentase 28,67%. Dapat ditarik “Bangun Karya” tersebut.
kesimpulan bahwa penduduk yang masih Kelompok pengrajin tembaga
berpendidikan rendah dari tahun 2011 hingga “Bangun Karya” merupakan sekumpulan
2016 mengalami perubahan khususnya pada masyarakat yang tinggal di Dusun Krapyak
penduduk lulusan SD masih tercatat dengan Wetan, Panjangrejo, Pundong, Bantul, DIY.
angka yang lebih besar. Kelompok pengrajin tembaga tersebut
Pendidikan informal merupakan salah sebagian besar dari kalangan masyarakat yang
satu jenis layanan pendidikan yang bersifat belum mampu atau miskin. Maka dari itu
kemasyarakatan seperti berbagai latihan
Pemberdayaan Masyarakat Melalui…(Nunung S) 583

mereka memiliki tujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok


perekonomian dan menambah penghasilan. pengrajin “Bangun Karya”. Berdasarkan
Kelompok pengrajin tembaga uraian diatas bahwa keompok pengrajin
“Bangun Karya” memiliki 30 orang anggota, tembaga “Bangun Karya” telah berpartisipasi
struktur keanggotaannya terdiri dari anggota dalam mengembangkan pendidikan non-
biasa dan merangkap menjadi pengurus formal melalui pemberdayaan masyarakat
kelompok. Ketrampilan yang diperoleh oleh maka mendorong peneliti untuk melakukan
para pengrajin didapatkan melalui diklat yang penelitian mengenai Pemberdayaan
diberikan oleh pemerintah. Program diklat Masyarakat Melalui Pengrajin Tembaga
yang diberikan ole pemerintah yaitu “Bangun Karya” di Dusun Krapyak Wetan
manajemen, industri pemasaran, desain dan Desa Panjangrejo Pundong Bantul Daerah
elektroplating. Pada pengembangan desain Istimewa Yogyakarta.
para pengrajin masih mengikuti permintaan
METODE PENELITIAN
pasar dan selebihnya masih mengandalkan
Jenis penelitian
kemampuan diri. Pada kelompok kerajinan ini
juga belum terdapat koperasi simpan pinjam, Penelitian ini dapat digolongkan sebagai

namun koperasi simpan pinjam ini sedang penelitian deskriptif kualitatif.

dalam proses pembentukan, yang rencananya


Waktu dan Tempat Penelitian
wajib diikuti oleh anggota pengrajin.
Dalam hal pemasaran, kelompok Waktu penelitian mengenai

pengrajin tembaga “Bagun Karya” ini masih pemberdayaan masyarakat melalui kelompok
pengrajin tembaga “Bangun Karya” di Dusun
mengalami kesulitan, pendidikan yang rendah
Krapyak Wetan Desa Panjangrejo Pundong
mengakibatkan kurangnya pengetahuan IT
Bantul Daerah IstimewaYogyakarta dalam
atau belum memahami sosmed (social media).
mengumpulkan data dilaksanakan pada bulan
Dikarenakan masyarakat ini yang sebagian
Februari sampai dengan bulan April 2017.
besar lulusan SD dan SMP juga Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok
mengakibatkan pemasaran yang tidak Pengrajin Tembaga “Bangun Karya” yang
optimal. Persaingan pasar yang semakin ketat merupakan salah satu program pemberdayaan
juga mempengaruhi penjualan para pengrajin. masyarakat yang ada di Desa Panjangrejo, dan
Dengan adanya kelompok pengrajin tembaga lokasi/letak mudah dijangkau sehingga

yang ada di Krapyak Wetan diharapkan dapat memudahkan peneliti dalam melaksanakan

membantu masyarakat dalam meningkatkan penelitian.

pemasarannya.
Sampai saat ini diketahui belum
pernah dilakukan penelitian bagaimana proses
584 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VI Nomor 6.Tahun 2017

Subyek dan Obyek Penelitian observasi, wawancara, dan studi komentar atau
dokumentasi.
Subyek dalam penelitian ini yaitu 1)
pengelola kelompok “Bangun Karya”, 2) anggota HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kelompok pengrajin, dan 3) tokoh masyarakat. 1. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
Alas an pemilihan subyek tersebut didasarkan dari melalui kelompok pengrajin tembaga
pertimbangan-pertimbangan yang ditetapkan “Bangun Karya”
sebagai pihak yang bersangkutan pada penelitian. a. Proses pada tahap penyadaran dan
Serta dapat memberikan informasi secara pembentukan perilaku menuju perilaku
maksimal, tidak memihak dan akurat. sadar

Obyek penelitian ialah Pemberdayaan Kegiatan-kegiatan pemberdayaan


Masyarakat Melalui Kelompok Pengrajin masyarakat melalui kelompok pengrajin tembaga
Tembaga “Bangun Karya” Di Dusun Krapyak “Bangun Karya” dapat dilihat dari aktifitas
Wetan Desa Panjangrejo Pundong Bantul Daerah anggota kelompok. Kegiatan kelompok yang
Istimewa Yogyakarta. dilakukan oleh kelompok yaitu: program
penyediaan sarana kerajinan, pembuatan
Instrument dan Teknik Pengumpulan Data kerajinan, kualitas hasil kerajinan, pengembangan
skill, menyamakan harga pasar dan meningkatkan
Instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri
pemasaran, pengembangan model kerajinan, dan
dibantu dengan pedoman sederhana yaitu berupa
mempertahankan kebudayaan. Pada program
pedoman wawancara, pedoman observasi, dan
penyediaan sarana kerajinan anggota kelompok
pedoman dokuemntasi. Pedoman tersebut sebagai
diharapkan untuk mendukung terlaksananya
acuan dalam penelitian.
program pemberdayaan masyarakat yang
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui merupakan program unggulan kelompok
observasi, wawancara, dan dokumentasi. pengrajin tembaga “Bangun Karya”.

Teknik Analisis Data Tahap penyadaran dan pembentukan


perilaku menuju perilaku sadar dan peduli
Data yang diperoleh dianalisis melalui reduksi sehingga merasa membutuhkan peningkatan
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulann. kapasitas diri. Pada tahap ini pemberdaya
Triangulasi data yang dilakukan dengan berusaha merangsang kesadaran masyarakat akan
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. perlunya memperbaiki kondisi agar tercipta masa
Triangulasi sumber yaitu dengan membandingkan depan yang lebih baik, Sulistyani (2004: 83-84).
data hasil wawancara pengurus kelompok Pada pembuatan kerajinan diharapkan kelompok
“Bangun Karya”, anggota kelompok “Bangun mampu memberdayakan anggota kelompok
Karya”, dan tokoh masyarakat. Sedangkan pengrajin tembaga “Bangun Karya” agar mereka
triangulasi teknik yaitu teknik untuk menguji memanfaatkan skill/keterampilan yang mereka
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek miliki dengan efektif dan efisien. Nantinya,
data kepada sumber yang sama dengan teknik dengan mengembangkan skill/ keterampilan yang
Pemberdayaan Masyarakat Melalui…(Nunung S) 585

dimiliki para pengrajin diharapkan dapat permintaan pasar serta meningkatkan skill
meningkatkan penghasilan perekonomiannya. pengrajin.
Program mempertahankan kebudayaan
Kualitas kerajinan bertujuan untuk
dilakukan oleh para anggota kelompok pengrajin
meningkatkan keberhasilan program dan
tembaga “Bangun Karya” bertujuan untuk tetap
mempertahankan kualitas kerajinan yang
nguri-uri budaya yang semakin hari semakin
dihasilkan agar selalu memberikan hasil yang
hilang oleh perubahan zaman. Dalam pembuatan
terbaik bagi konsumen atau dalam persaingan
kerajinan memiliki unsur budaya sebagai
pasar.
pelengkap accessories kebudayaan yang lebih
b. Proses pada tahap transformasi baik dikembangkan dan dipertahankan.
kemampuan berupa wawasan c. Proses pada tahap peningkatan
pengetahuan kemampuan keterampilan
Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah
Program pengembangan skill bertujuan strategi, sekarang telah banyak diterima, bahkan
agar anggota memiliki aktivitas untuk selalu telah berkembang dalam berbagai literature di
meningkatkan kecakapan dalam pembuatan dunia barat. Pemberdayaan masyarakat adalah
kerajinan tembaga agar semakin ahli dalam sebuah konsep pembangunan ekonomi yang
bidang pembuatan kerajinan tembaga. merangkum nilai-nilai social. Secara konseptual,
Pada tahap transformasi kemampuan pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
berupa wawasan pengetahuan, kecakapan meningkatkan harkat dan martabat lapisan
keterampilan agar wawasan dan memberikan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak
keterampilan dasar. Pada tahap ini masyarakat mampu untuk melepaskan diri dari perangkap
akan menjalani proses belajar yang memiliki kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata
relevansi dengan apa yang menjadi tuntutan lain memberdayakan adalah memampukan dan
kebutuhan agar masyarakat menguasai kecakapan memandirikan masyarakat (Theresia, 2014: 91-
keterampilan dasar dan tebuka wawasannya, 93). Pemberdayaan adalah setiap usaha
Sulistyani (2004: 83-84). pendidikan yang bertujuan untuk membangkitkan
Program menyamakan harga pasar dan kesadaran atau pengertian dan kepekaan pada
meningkatkan pemasaran yang dilakukan oleh warga masyarakat terhadap perkembangan sosial,
kelompok pengrajin tembaga “Bangun Karya” ekonomi, dan atau politik sehingga pada akhirnya
untuk menyamakan harga pasar atau warga masyarakat memiliki kemampuan untuk
menghilangkan kesenjangan harga dalam memperbaiki dan meningkatkan kedudukannya
persaingan pasar dan mencari konsumen atau dalam masyarakat, atau menjadi masyarakat yang
memperluas pemasaran. berdaya (Kusnadi, 2007:78).
Program pengembangan model kerajinan Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas para melalui kelompok pengrajin tembaga “Bangun
anggota pengrajin agar semakin berkembang Karya” dilakukan mulai dari penyediaan sarana
dalam mendesain kerajinan sesuai dengan kerajinan, peningkatan pengetahuan dan
586 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VI Nomor 6.Tahun 2017

keterampilan, sampai pemasaran. Pelaksanaan perekonomian para anggota dan mengurangi


kegiatan dilakukan kelompok pengrajin tembaga kemiskinan, pengangguran dan meningkatkan
“Bangun Karya” yang beralamat di Dusun pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Krapyak Wetan, Panjangrejo, Pundong, Bantul, masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki
Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan kegiatan, tidak memiliki penghasilan dan
rumah warga. Pengurus dan anggota bekerjasama minimnya pendidikan kini telah berubah, mereka
memecahkan masalah yang sedang dialami oleh sekarang telah memiliki keterampilan,
masyarakat. Kerjasama yang dilakukan antar penghasilan dan pendidikan semakin meningkat.
pengurus dan anggota untuk meningkatkan Pembentukan kelompok pengrajin
perekonomian mengurangi kemiskinan, tembaga “Bangun Karya” merupakan upaya yang
pengangguran, dan meningkatkan pendidikan. dilakukan masyarakat untuk membangkitkan
Dari hasil penelitian pemberdayaan industri khususnya kerajinan tembaga di Dusun
masyarakat melalui kelompok pengrajin tembaga Krapyak Wetan. Program yang sangat
“Bangun Karya” merupakan usaha yang diunggulkan untuk dijadikan citra dari kelompok
dilakukan untuk meningkatkan pemberdayaan tersebut yaitu mempertahankan kebudayaan
yang berada di Dusun Krapyak Wetan untuk melalui kerajinan tembaga dengan kualitas yang
memajukan dusun mereka dan meningkatkan baik. Kualitas produksi sangatlah dijaga untuk
perekonomian, mengurangi kemiskinan, memenuhi kebutuhan pasar dan mempertahankan
pengangguran, serta meningkatkan pendidikan. dalam persaingan pasar.
Pemberdayaan memiliki makna membangkitkan 2. Faktor pendukung dan penghambat
sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan dalam pelaksanaan pemberdayaan
keterampilan mereka untuk meningkatkan masyarakat melalui kelompok pengrajin
kapasitas dalam menentukan masa depan mereka. tembaga “Bangun Karya”
Tujuan yang ingin dicapai dari a. Faktor pendukung dalam pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat adalah untuk pemberdayaan masyarakat
membentuk individu dan masyarakat menjadi
mandiri. Kemandirian tersebut meliputi Terdapat faktor pendukung dan yang
kemandirian berfikir, bertindak dan mempengaruhi program pemberdayaan
mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. masyarakat melalui kelompok pengrajin tembaga
Pemberdayaan masyarakat hendaklah mengarah “Bangun Karya” Di Dusun Krapyak Wetan.
pada pembentukan kognitif masyarakat yang lebih Faktor-faktor tersebut mempengaruhi program
baik. Kondisi kognitif ini pada hakikatnya pemberdayaan masyarakat melalui kelompok
merupakan kemampuan berfikir yang dilandasi pengrajin tembaga yaitu: (1) Adanya dukungan
oleh pengetahuan dan wawasan seseorang atau dari warga, pemerintah dan fasilitas yang
masyarakat dalam rangka mencari solusi atas memadai, (2) Saling memotivasi, bertukar ide dan
permasalahan yang dihadapi (Sulistyani, 2004: gagasan antar anggota dan pengurus, (3) Produksi
30). yang semakin meningkat, (4) Lokasi yang
Tujuan yang diharapkan dari strategis.
pemberdayaan ini adalah untuk meningkatkan
Pemberdayaan Masyarakat Melalui…(Nunung S) 587

b. Faktor penghambat dalam pelaksanaan diharapkan terciptanya lapangan kerja, mampu


pemberdayaan masyarakat berinteraksi dengan baik antar anggota kelompok.
Terdapat faktor penghambat yang b. Peningkatan kesadaran dalam
mempengaruhi program pemberdayaan pengetahuan ketrampilan
masyarakat melalui kelompok pengrajin tembaga Cattell dalam Yusuf (1989: 19) kelompok
“Bangun Karya”. Faktor tersebut mempengaruhi adalah kumpulan organisme yang bereksistensi
program pemberdayaan masyarakat melalui dalam keseluruhan konstalasi (mereka yang
kelompok pengrajin tembaga “Bangun Karya”. menerima relationship) yang berguna untuk
Faktor penghambat dalam program pemenuhan kebutuhan masing-masing individu.
pemberdayaan masyarakat melalui kelompok Berdirinya kelompok pengrajin tembaga “Bangun
pengrajin tembaga “Bangun Karya” antara lain: Karya” berdampak positif perekonomian anggota.
(1) Bantuan dana, (2) Faktor tenaga yang kurang Sehingga perubahan ekonomi yang dirasakan oleh
memiliki ketrampilan dalam kerajinan tembaga, anggota dapat dilihat dari banyaknya jumlah
(3) Desain yang belum berkembang (4) produksi yang dihasilkan oleh anggota. Secara
Peremajaan alat yang masih kurang. ekonomi dirasakan anggota tidak terlalu besar,
3. Hasil pelaksanaan pemberdayaan akan tetapi dampak yang dirasakan oleh anggota
masyarakat melalui kelompok pengrajin adalah tercukupinya kebutuhan kehidupan sehari-
tembaga “Bangun Karya” hari.
a. Peningkatan kemampuan individu Adanya kesadaran maka diharapkan suatu
dalam pembuatan kerajinan kelompok dapat meningkatkan kesadaran dan
keinginan untuk berubah (power within). Dalam
Keberhasilan pemberdayaan masyarakat kelompok pengrajin tembaga “Bangun Karya”
dapat dilihat dari keberdayaan mereka yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian
mengangkat kemampuan ekonomi, kemampuan warga, mengurangi kemiskinan, pengangguran,
mengakses manfaat kesejahteraan dan dan meningkatkan pendidikan sehingga warga
kemampuan kultural poitis. derajat keberdayaan mampu dikatakan sejahtera. Hal tersebut dapat
suatu kelompok atau individu dimulai dari yang dilihat dari jumlah produksi yang dulu sedikit
paling tinggi yatu dengan kesadaran atau kemauan sekarang menjadi lebih banyak dan keaktifan
dalam meningkatkan kemampuan individu dalam anggota kelompok dalam pelaksanaan kegiatan
perubahan serta kesempatan akses (power to). yang dilakukan oleh kelompok pengrajin tembaga
Hasil merupakan proses akhir dalam “Bangun Karya” semakin meningkat.
sebuah kegiatan pelaksanaan program kegiatan. c. Upaya menghadapi hambatan yang
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan dilakukan
masyarakat adalah untuk membentuk individu dan Menurut Sumodiningrat (1999) dalam
masyarakat menjadi mandiri. Pemberdayaan Theresia (2014: 93-94), bahwa pemberdayaan
masyarakat melalui kelompok tembaga “Bangun masyarakat merupakan upaya untuk
Karya” memiliki dampak positif dari segi sosial, memandirikan masyarakat lewat perwujudan
ekonomi, dan pendidikan. Pada segi sosial yaitu potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun
588 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VI Nomor 6.Tahun 2017

pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut agar semua alat yang dimiliki kelompok terjaga
dua kelompok yang saling terkait, yaitu kebersihannya serta keawetannya.
masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan d. Meningkatkan solidaritas dalam
pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak menghadapi hambatan
yang memberdayakan. Solidaritas dalam sebuah kelompok
Hambatan yang terdapat pada kelompok sangatlah penting. Karena dengan adanya
pengrajin tembaga “Bangun Karya” yaitu masih solidaritas dan kerjasama yang terjalin dapat
banyaknya angka kemiskinan yang tercatat, mengakibatkan hubungan antar anggota kelompok
tingginya pengangguran yang terdapat pada dusun menjadi semakin baik dan harmonis. Berjalan
tersebut, masih rendahnya tingkat pendidikan bersama dalam meningkatkan sebuah tujuan yang
warga, masih rendahnya keterampilan yang ingin dicapai haruslah memiliki semangat dan
dimiliki oleh setiap pengrajin, desain yang motivasi yang tinggi. Jalinan hubungan yang baik
monoton dan belum berkembang, hal pendanaan, dan silaturahmi dapat membantu dalam
peremajaan alat yang masih sangat kurang serta mengahadapi hambatan yang terjadi pada
masih rendahnya pengetahuan IT para pengrajin, kelompok.
yang mengakibatkan kelompok pengrajin sulit Teori yang diungkapkan oleh Suharto
dalam memajukan usaha dan produksi kelompok.. (2005: 63-65) yaitu meningkatkan solidaritas atau
Upaya untuk menghadapi hambatan yang tindakan bersama orang lain untuk menghadapi
ada yaitu diberikannya pelatihan IT untuk para hambatan yang ada (power with), kelompok
pengrajin agar mereka dapat lebih memajukan pengrajin tembaga “Bangun Karya” tetap
usaha dan produksi serta dapat meningkatkan meningkatkan solidaritas dengan cara
pemasaran produk. Dengan meningkatnya memberikan dukungan yang penuh, melakukan
pengetahuan IT para pengrajin, dapat pendampingan anggota, diberikannya pelatihan,
meningkatkan penghasilan para pengrajin, serta aktif dalam pencarian info dalam hal
kemiskinan yang tercatat berkurang serta dapat pemasaran produk, dan pencarian info dalam hal
meningkatkan pendidikan. Diberikannya pelatihan penambahan modal agar usaha yang dilakukan
keterampilan kepada para pengrajin agar semakin besar. Selain itu juga membantu dalam
keterampilan yang dimiliki oleh para pengrajin pengembangan keterampilan yang telah dimiliki
semakin meningkat, diberikannya pelatihan dan ekonomi bagi anggota kelompok pengrajin
berbagai macam desain agar desain tidak monoton tembaga “Bangun Karya”.
dan berkembang, serta dapat mengurangi
KESIMPULAN DAN SARAN
pengangguran yang ada. Pada hal pendanaan
kelompok mengajukan proposal kepada
Simpulan

pemerintah agar pemerintah dapat memfasilitasi Berdasarkan hasil penelitian mengenai


kebutuhan kelompok pengrajin tersebut, serta pemberdayaan masyarakat melalui kelompok
pengumpulan dana dari setiap anggota agar dana pengrajin tembaga “Bangun Karya”, maka
yang dibutuhkan tercukupi. Dalam hal peremajaan dapat disimpulkan beberapa hal yang
alat setiap anggota diberikannya tanggung jawab berkaitan dengan temuan-temuan dilapangan
antara lain:
Pemberdayaan Masyarakat Melalui…(Nunung S) 589

1. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat anggota kelompok pengrajin tembaga


melalui kelompok pengrajin tembaga “Bangun Karya” agar mereka
“Bangun Karya” di Dusun Krapyak memanfaatkan skill/keterampilan yang
Wetan, Panjangrejo, Pundong, Bantul, mereka miliki dengan efektif dan
Daerah Istimewa Yogyakarta. efisien. Nantinya, dengan
Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat mengembangkan skill/keterampilan
dilakukan melalui kelompok pengrajin yang dimiliki para pengrajin dapat
tembaga “Bangun Karya”. Peningkatan meningkatkan penghasilan
pengetahuan merupakan upaya yang perekonomiannya.
dilakukan untuk membantu anggota b. Proses pada tahap transformasi
kelompok dalam meningkatkan kemampuan berupa wawasan
perekonomian khususnya dalam hal pengetahuan.
kerajinan tembaga. Program-program Program menyamakan harga pasar dan
yang dilaksanakan oleh kelompok meningkatkan pemasaran yang
pengrajin tembaga “Bangun Karya” dilakukan oleh kelompok pengrajin
yaitu program penyediaan sarana tembaga “Bangun Karya” untuk
kerajinan, pembuatan kerajinan, kualitas menyamakan harga pasar atau
hasil kerajinan, pengembangan skill, menghilangkan kesenjangan harga
menyamakan harga pasar dan dalam persaingan pasar dalam mencari
meningkatkan pemasaran, konsumen atau memperluas pemasaran.
pengembangan model kerajinan, Program pengembangan model
mempertahankan kebudayaan. kerajinan bertujuan untuk meningkatkan
Kelompok pengrajin tembaga “Bangun kreatifitas para anggota pengrajin agar
Karya” mampu meningkatkan industri semakin berkembang dalam mendesain
pembuatan kerajinan dengan kerajinan sesuai dengan permintaan
memberdayakan masyarakat disekitar pasar serta meningkatkan skill
produksi kerajinan tembaga agar pengrajin.
mampu mendukung program c. Proses pada tahap peningkatkan
pemerintah dalam hal mensejahterakan kemampuan keterampilan.
masyarakat. Tujuan yang diharapkan dari
a. Proses pada tahap penyadaran dan pemberdayaan ini adalah untuk
pembentukan perilaku menuju perilaku meningkatkan perekonomian para
sadar. anggota dan mengurangi kemiskinan,
Pada pembuatan kerajinan diharapkan pengangguran dan meningkatkan
kelompok mampu memberdayakan pendidikan. Pada penelitian
590 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VI Nomor 6.Tahun 2017

menunjukkan bahwa masyarakat yang berkembang, dan peremajaan alat yang


sebelumnya tidak memiliki kegiatan, masih kurang.
tidak memiliki penghasilan dan 3. Hasil pelaksanaan pemberdayaan
minimnya pendidikan kini telah masyarakat melalui kelompok pengrajin
berubah, mereka sekarang telah tembaga “Bangun Karya” di Dusun
memiliki keterampilan, penghasilan dan Krapyak Wetan, Panjangrejo, Pundong,
pendidikan semakin meningkat. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Faktor pendukung dan penghambat a. Peningkatkan kemampuan individu
dalam pelaksanaan pemberdayaan dalam pembuatan kerajinan.
masyarakat melalui kelompok pengrajin Hasil merupakan proses akhir dari
tembaga “Bangun Karya” di Dusun dalam sebuah kegiatan pelaksanaan
Krapyak Wetan, Panjangrejo, Pundong, program kegiatan. Tujuan yang ingin
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. dicapai dari pemberdayaan masyarakat
Faktor pendukung yaitu adanya adalah untuk membentuk individu dan
partisipasi yang baik dari anggota dan masyarakat mandiri. Pemberdayaan
warga sekitar produksi kelompok masyarakat melalui kelompok tembaga
pengrajin tembaga “Bangun Karya”, “Bangun Karya” memiliki dampak
pemerintah yang mensupport dengan positif dari segi sosial, ekonomi, dan
memberikan ijin dalam pengembangan pendidikan. Pada segi sosial yaitu
usaha, semangat anggota dan pengurus, diharapkan tercipanya lapangan kerja,
motivasi antar anggota dan pengurus, mampu berinteraksi dengan baik antar
serta rasa ingin mandiri dan anggota kelompok.
berkembang yang menjadikan faktor b. Peningkatkan kesadaran dalam
pendukung dalam diri anggota pengetahuan keterampilan.
kelompok pengrajin tembaga “Bangun Dalam kelompok pengrajin tembaga
Karya”. Sedangkan faktor penghambat “Bangun Karya” diharapkan mampu
yaitu belum adanya bantuan dana meningkatkan perekonomian warga,
seperti yang diberikan pada kelompok mengurangi kemiskinan, pengangguran,
pengrajin lainnya sehingga membuat dan meningkatkan pendidikan sehingga
anggota dan pengurus harus warga mampu dikatakan sejahtera.
menggunakan dana pribadi untuk c. Upaya menghadapi hambatan yang
memenuhi kebutuhan kelompok setiap dilakukan.
harinya, tenaga kerja yang kurang Upaya untuk menghadapi hambatan
memiliki keterampilan dalam kerajinan yang ada yaitu diberikannya pelatihan
tembaga, desain yang belum IT untuk para pengrajin agar mereka
dapat lebih memajukan usaha dan
Pemberdayaan Masyarakat Melalui…(Nunung S) 591

produksi serta dapat meningkatkan dalam penambahan modal agar usaha


pemasaran produk. Dengan yang dilakukan semakin besar.
meningkatnya pengetahuan IT para
Saran
pengrajin, dapat meningkatkan
Berdasarkan kesimpulan dan hasil
penghasilan para pengrajin, kemiskinan
penelitian mengenai pemberdayaan
yang tercatat berkurang serta dapat
masyarakat melalui kelompok pengrajin
meningkatkan pendidikan.
tembaga “Bangun Karya” yang telah
Diberikannya pelatihan keterampilan
diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan
kepada para pengrajin agar
beberapa saran yang berguna bagi kelompok
keterampilan yang dimiliki oleh para
pengrajin tembaga “Bangun Karya”.
pengrajin semakin meningkat,
Beberapa saran yang diajukan dalam
diberikannya pelatihan berbagai macam
penelitian ini yaitu :
desain agar desain tidak monoton dan
a. Diberikannya bantuan dari pemerintah
berkembang, serta dapat mengurangi
untuk kelompok pengrajin tembaga
pengangguran yang ada. Pada hal
“Bangun Karya”.
pendanaan kelompok mengajukan
b. Diberikannya pelatihan keterampilan
proposal kepada pemerintah agar
untuk para anggota kelompok.
pemerintah dapat memfasilitasi
c. Diberikannya pelatihan beraneka ragam
kebutuhan kelompok pengrajin tersebut,
desain kepada kelompok pengrajin
serta pengumpulan dana dari setiap
tembaga “Bangun Karya”.
anggota agar dana yang dibutuhkan
d. Dilakukannya perawatan alat atau
tercukupi. Dalam hal peremajaan alat
peremajaan alat setiap satu minggu
setiap anggota diberikannya tanggung
sekali.
jawab agar semua alat yang dimiliki
kelompok terjaga kebersihannya serta DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. (2008). Intervensi
keawetannya.
Komunitas Pengembangan Masyarakat
d. Meningkatkan solidaritas dalam Sebagai Upaya Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grasindo
menghadapi hambatan.
Persada.
Kelompok pengrajin tembaga “Bangun
Akbar, Purnomo Setyadi & Usman, Husaini.
Karya” tetap meningkatkan solidaritas (2008). Metodologi Peneitian Social.
dengan cara memberikan dukungan Jakarta: Bumi Aksara

yang penuh, melakukan pendampingan Badan Pusat Statistik Indonesia. (2017). Profil
Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi
anggota, diberikannya pelatihan, serta
2013-2016. Diakses dari
aktif dalam pencarian info dalam hal (https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/v
pemasaran produk, dan pencarian info
592 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VI Nomor 6.Tahun 2017

iew/id/1119) pada tanggal 09 Februari 2017 dan Implentasi. Jakarta: Centre for
pukul 21.00 WIB. Strategic and International Studies.
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2017). Profil Sulistyani, Ambar Teguh. (2004). Kemitraan
Presentase Penduduk Miskin Menurut dan Model-Model Pemberdayaan.
Provinsi 2013-2016. Diakses dari
Yogyakarta: Gava Media
(https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/v
iew/id/1219) pada tanggal 09 Februari 2017
pukul 21.30 WIB. Theresia, Aprilia. (2014). Pembangunan
Berbasis Masyarakat (Acuan Bagi
Johnson, David W. (2012). Dinamika Praktisi, Akademisi, dan Pemerhati
Kelompok (Teori dan Keterampilan). Pengembangan Masyarakat). Bandung:
Jakarta Barat : PT Indeks Alfabeta

Moleong, Lexy . (2008). Metodologi Suharto, Edi. (2005). Membangun


Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Masyarakat Memberdayakan
Remaja Rosdakrya. Masyarakat. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Pranarka, A.M.W & Prijono, Onny S. (1996).
Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan,

Anda mungkin juga menyukai