Anda di halaman 1dari 4

Bab 1 Pendahuluan

Konstruksi teori merupakan tentang bentuk-bentuk pemaparan teori yang merupakan hasil
akhir dari sebuah proses ilmiah.Proses ilmiah itu sendiri merupakan kegiatan yang menggunakan
komponen-komponen agar dapat membangun sebuah teori.

1. Dua alasan mempelajari konstruksi teori

 Alasan pragmatis untuk mempelajari konstruksi teori:

Pertama,pengalaman belajar dan juga bergiat bersama mahasiswa menunjukkan untuk


menunjukkan bahwa untuk mendefinisikan teori rasanya hanya ada sedikit hambatan.

Kedua,teori yang selama in i dijumpai dalam berbagai disiplin ilmu biasanya dipelajari sebagai
sebuah produk yang telah sipa,sudah rampung dibuat tanpa mengetahui sendiri apa komponen-
kompinen pembentuknya dan langkah-langkah untuk membagun teori tersebut.

Ketiga,tuntutan supaya negara-negra berkembang berusaha mengkonstruksi teori-teori yang relevan


dengan situasi dan kondisinya sendiri ditanggapi setengah hati.

 Alasan fundamental yaitu untuk mencari kebenaran.

Wallace(1971)empat cara untuk memperoleh kebenaran :

Pertama authorian,pengetahuan dicari dan diuji dengan mengacu pada orang yang secara sosial
dipandang memenuhi persyaratan.

Kedua mystical,bersumbr pada orang yang mempunyai otoritas supra-natural antara lain paranormal
dan nabi.

Ketiga logico-rational mengandalkan pada kemampuan nalar atau logika formal.Itu berarti,siapapun
dapat menjadi sumber pengetahuan yang benar asalkan didasarkan pada penalaran yang
benar;pernyataan empirik yang dibuatnya masuk akal.

Keempat cara pengetahuan ilmiah yaitu cara untuk memperoleh kebnaran secara ilmiah(scientific)
bersumber pada siapapun asalkan pernyataan yang dibuatnya berdasarkan pada pengamatan
empirik da dengan mengunakan metode tertentu.

2. Konsekuensi dan cara memilih ilmiah.

 Landasan filsafat dari cara ilmiah.


Tiga landasan filsafat ilmu
 Landasan ontologi : mempertanyakan objek apa yang ditelaah ilmu,bagaimana
wujud yang hakiki dari objek dan hubungan objek dengan daya tangkap manusia
 Landasan Epistimologi : mempertanyakan proses yang memungkinkan diti mbanya
pengetahuan yang berupa ilmu bagaimana prosedurnyadan bagaimana
mnedapatkan pengetahuan yang benar
 Landasan Aksiologi : mepersoalkan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu
digunakan,bagaimana kaitan dengan kaidah-kaidah moral,dan penetuan objek
berdasarkan pilihan-pilihan moral
 Aras Kiblat pikir dalam cara ilmiah yaitu abstrakn dan empirik
Dapat dikatakan bahwa bahwa aras abstrak erat berkaitan dengan penalaran ,sedangakan
aras empirik erat berkaitan dengan amatan,fakta atau peristiwa.
 Hampiran Ilmiah yaitu hampiran induktif dan deduktif
Hampiran induktif bergerak dari fakta,peristiwa yang membentuk memodifikasi
konse,proposisi dan menata proposisi-proposisi menjadi teori.Hampiran deduktif bertitik
tolak dari penalaran,perenungan,pengalaman pada ras abstrak dengan tujuan mengukur
konsep,menguji proposisi,menguji teori atau model.
 Nilai ilmiah
Cara ilmiah berpegang pada nilai-nilai ilmiah tertentu. Vercruysse (LPIS, 1973)
mengemukakan empat nilai yang harus dijadikan patokan dalam suatu kegiatan ilmiah yaitu:
1. Netralitas emosional. Nilai ini menekankan bahwa dalam setiap usaha
ilmiah,pendekatan yang dilakukan haruslah tak pribadi,
2. Universalisme. Nilai ini menegaskan tentang adanya kebenaran universal,
3. Orientasi persekutuan. Nilai ini menuntut adanya keterbukaan dari suatu usaha
ilmiah supaya terkena kritik ilmiah dari komunitas ilmiah terkait,
4. Individualisme. Memperjuangkan kebebasan pribadi untuk berpikir secara ilmiah
dan bertindak secara ilmiah.

3. bahasa ilmiah

Selain empat konsekuensi dari pilihan untuk menggunakan cara ilmiah dalam mencari kebenaran,
konsekuensi kelima ialah penguasaan bahasa ilmiah.

Terdapat empat komponen utama dari bahasa ilmiah:

1. Konsep,
Konsep adalah symbol yang digunakan untuk memaknai fenomenon
2. Proposisi,
Proposisi adalah kaitan antar konsep-konsep sehingga terwujud suatu pernyataan tentang
sifat fenomenon
3. Teori (model),
Teori (model) adalah suatu sistem proposisi-proposisi atau kaitan antar proposisi-proposisi.
4. Paradigma
Paradigma ialah seperangkat asumsi tersirat atau tersurat dan merupakan landasan bagi
berbagai gagasan ilmiah.

Bab 2 konsep

1. Apa itu konsep


 Definisi konsep
Definisi dari konsep, yaitu symbol yang digunakan untuk memaknai fenomenon
mengandung tiga unsure penting. Ketiga unsure ini meliputi symbol, muatan makna
(kosepsi), dan fenomena (fakta, peristiwa, objek). Apabila seseorang hendak mngemukakan
gagasan-gagasan kepada orang lain maka ia harus menyampaikan melalui bahasa, baik itu
bahasa alamiah maupun bahasa buatan. Terdapat dua jenis symbol yang digunakan dalam
setiap bahasa, baik itu bahasa alamiah maupun buatan. Kedua jenis symbol itu ialah:
1. Symbol primitive,
Symbol primitive dapat diketahui muatan makna yang dikandung hanya melalui
penunjukkan objek atau gambar dari objek yang dimaksud tersebut.
2. Symbol turunan atau symbol nominal
Symbol ini dapat diketahui muatan makna yang dikandung melalui symbol-symbol
primitive dan atau symbol-symbol turunan (symbol-symbol nominal) lainnya.

2.membentuk konsep

 Tiga unsure konsep


Tiga elemen dari konsep:
1. Symbol
Symbol dapat berupa symbol teknis, dapat pula berupa kata sehari-hari yang diberi
muatan makna (konsepsi) yang spesifik.
2. Muatan makna (konsepsi)
Muatan makna (konsepsi) yang diisi kedalam atau dilekatkan pada symbol dinyatakan
melalui definisi (definisi konseptual)
3. Referensi empiric (objek, peristiwa, indicator empiric)
Elemen ketiga dari konsep ialah refe-rensi empirik. Referensi empiric ditunjuk oleh
symbol dan terkandung dalam muatan makna (konsepsi).

3.aspek-aspek dari sebuah konsep

 Macam konsep
Macam konsep adalah atribut (categorical concept) dan peubah atau variabel (variable,
continuous variable).
Konsep dibedakan kedalam dua macam:
1. Attribute
Contoh konsep yang tergolong atribut antara lain: gender, agama, mata-
pencaharian, dan suku. Konsep-konsep semacam ini disebut juga categorical
concept.
2. Peubah (variable)
Contoh konsep yang tergolong peubah, antara lain kewanitaan, keagamaan,
kesetiaan-pelanggan, laba, kerisikoan, pendapatan, usia, dan penjualan. Konsep-
konsep ini disebut juga continuous variable.
 Aras-ukur konsep
Aras-ukur konsep: nominal, ordinal, interval, dan ratio (NOIR). Pemahaman tentang
keterkaitan antara macam konsep (atribut dan peubah) dan aras-ukur konsep (NOIR atau
NOC) sangat penting karena keduanya mempunyai implikasi terhadap instrument yang
digunakan untuk mengukur konsep dan teknis analisis statistic yang harus digunakan pada
aras empiric dalam rangka mengolah data.

4.mengukur konsep

Dua aspek pengukuran:

1. Penetapan aras-ukur
Penetapan aras-ukur dilandaskan pada genus proximum dalamri konsep. definisi dari
konsep.
2. Pemilihan indicator empiric
Pemilihan indicator empiric bertumpu pada differentia specifica dalam definisi dari konsep.

Bab 3 proposisi

1. Apa itu proposisi


Proposisi adalah sebuah pernyataan (statement) tentang sifat fenomenon. Proposisi dibentuk
dengan cara menautkan dua konsep. Pertautan itu dilandaskan pada spesifikasi dengan dasar
teoritis yang kuat.
2. Menguji proposisi
Proses menguji sebuah proposisi dilakukan beberapa tahapan.
 Tahapan menguji proposisi
Tahap 1:
Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan;
 Mendapatkan perangkat indicator-empirik untuk mengukur differentia specifica dalam
definisi dari setiap konsep dalam proposisi,
 Merumuskan epistemic correlation untuk setiap indicator empiric yang dipilih,
 Menguji kesahihan dan keandalan indicator empiric berdasarkan data yang terkumpul,
 Menghitung statistic deskriptif dari setiap indicator empiric yang sahih dan terandal saja,
 Menggunakan indicator empiric yang sahih dan terandal itu untuk menghitung statistic
yang memperlihatkan kaitan dalam proposisi.

Tahap II:

Anda mungkin juga menyukai