UNIT I
PENGANTAR PENGGUNAAN
TRAINER FILLING CONVEYOR
1.1. PRASYARAT
Berikut prasyarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Elektro
mampu mencapai kompetensi pada mata kuliah Workshop Otomasi Industri (PTEL623)
berikut:
a. Standar Kompetensi
(kendali proses).
b. Deskripsi Kompetensi
Trainer Filling Conveyor merupakan trainer dengan sistem pengisian (filling) cairan
kedalam sebuah botol. Trainer ini ditujukan sebagai media pembelajaran pada mata kuliah
Workshop Otomasi Industri (PTEL623) bagi mahasiswa program studi S1 Pendidikan Teknik
Elektro (PTE) di Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Malang. Trainer ini bersifat
fixed installation atau tidak dapat dibongkar pasang. Kendali utama trainer ini menggunakan
Programable Logic Control (PLC). Sistem pada trainer ini bersifat semi otomatis karena
terdapat bagian yang perlu dioperasikan secara manual. Berikut penjelasan mengenai Trainer
Bagian pada trainer filling conveyor dibagi menjadi lima bagian. Masing masing
e
Keterangan :
c a : Box Trainer
b b : Conveyor
c : Proses Filling
d : Proses Peletakan Tutup
d a e : Proses Crowning
a. Box Trainer
Box trainer merupakan alas tempat meletakkan trainer. Secara keseluruhan box trainer
terbagi menjadi tiga sisi utama yaitu sisi atas, sisi miring dan sisi depan. Masing-masing sisi
Sisi atas : sebagai tempat meletakkan komponen inti (proses utama) pada trainer.
Komponen inti yang dimaksud yaitu komponen untuk proses filling, peletakan tutup dan
crowning.
Sisi miring : sebagai tempat pemasangan socket banana input dan output, push button, dan
lampu indikator. Socket banana berfungsi sebagai terminal perangkat input dan output
Berikut permukaan box trainer pada sisi miring dan sisi depan trainer ditunjukkan pada
d f
a b c e g
Keterangan :
a : Power Supply e : Peralatan Output 220 V-AC
b : Peralatan Input f : Push Button
c : Peralatan Output 5 V-DC g : Lampu Indikator
d : Peralatan Output 12 V-DC
Gambar 1.3. Sisi Miring Box Trainer
a. Power Supply : catu daya yang digunakan dalam mengoperasikan trainer, variasi tegangan
b. Peralatan Input : keseluruhan peralatan input yang terdapat pada trainer filling conveyor.
Com pada peralatan input sebesar 24 V-DC menyesuaikan dengan kendali yang digunakan
yaitu PLC.
c. Peralatan Output 5 V-DC : keseluruhan peralatan output yang memerlukan catu daya
sebesar 5 V-DC.
d. Peralatan Output 12 V-DC : keseluruhan peralatan output yang memerlukan catu daya
sebesar 12 V- DC.
e. Peralatan Output 220 V-AC : keseluruhan peralatan output yang memerlukan catu daya
f. Push Button : peralatan input berupa push button (tombol tekan), salah satu contoh
penggunaan push button yaitu sebagai input untuk memulai ataupun mengehentikan suatu
sistem. Terdapat dua jenis push button yaitu push button Normally Open (NO) dan
g. Lampu Indikator : peralatan output berupa lampu indikator, lampu indikator biasa
digunakan sebagai penanda suatu sistem dalam keadaan ON, OFF, stand by, emergency,
dll.
Salah satu pembeda blok socket banana peralatan input dan output pada trainer filling
conveyor ini yaitu pada warna blok socket banana. Blok warna biru untuk input, hijau untuk
output, kuning untuk power supply, dan merah untuk com. Spesifikasi box trainer lebih lanjut
Pada bagian box trainer terdapat tiga jenis komponen yang dipasang yaitu socket
banana, push button dan lampu indikator. Berikut penjelasan masing – masing komponen:
1. Socket Banana
Komponen ini biasa digunakan sepasang dengan jack banana. Socket banana berbentuk
lingkaran dengan lubang ditengahnya sebagai tempat menancapkan jack banana. Pada
trainer ini socket banana sebagai terminal penghubung peralatan input dan output menuju
perangkat kontrol/kendali yaitu PLC. Socket banana yang digunakan pada trainer ini
berdiameter 3 mm dengan dua jenis warna yaitu merah dan hitam. Berikut socket banana 3
2. Push Button
Push button merupakan salah satu peralatan input, push button dapat diartikan pula
sebagai tombol tekan. Seperti namanya prinsip kerja dari push button yaitu memberi
penekanan sebagai aktuasi untuk mengaktifkan kontak, jika penekanan dilepaskan maka
kontak akan kembali ke keadaan normal. Terdapat dua jenis keadaan normal pada push
button yaitu:
Push button dengan tipe normally open memiliki keadaan awal yaitu kontak
terbuka/terputus. Sehingga jika push button diberi penekanan maka kontak akan
Sedangkan normally closed merupakan kebalikan dari normally open. Push button dengan
tipe normally closed memiliki keadaan awal yaitu kontak tertutup/tersambung. Sehingga
jika push button diberi penekanan maka kontak akan terbuka/terputus. Jika penekanan
closed/tertutup/tersambung.
Pada Trainer Filling Conveyor terdapat enam buah push button, berikut keterangan lebih
3. Lampu Indikator
Lampu indikator merupakan salah satu peralatan output yang memiliki prinsip kerja
yaitu on/aktif/menyala jika disupply tegangan dan off/tidak aktif/mati jika supply tegangan
terputus. Seperti namanya, lampu indikator berfungsi sebagai indikator atau lampu tanda.
Pada Trainer Filling Conveyor ini terdapat 3 buah lampu indikator, berikut keterangan lebih
b. Conveyor
Conveyor berfungsi sebagai jalur atau track pemindah botol dari bagian filling menuju
bagian crowning. Bagian pada conveyor terdiri dari kerangka conveyor dan Motor Conveyor
yang berfungsi sebagai motor penggerak belt conveyor. Belt conveyor yang bergerak akan
menggeser botol. Motor conveyor akan aktif jika disuplai tegangan dan mati jika suplai
tegangan diputus. Motor yang digunakan sebagai motor conveyor yaitu motor DC XWorm
built-in gearbox. Berikut spesifikasi motor conveyor dan spesifikasi conveyor disajikan pada
5
Abu-abu 12 VDC 3A 150 rpm 1 buah
Kg.cm
c. Proses Filling
Proses filling merupakan proses pengisian cairan kedalam sebuah botol. Pada bagian ini
terdapat dua varian cairan yang dapat diisi kedalam botol. Cairan pertama merupakan cairan
tanpa campuran (1 jenis cairan), sedangkan cairan kedua merupakan campuran dari dua jenis
cairan. Bagian pada proses filling dapat dilihat pada Gambar 1.6.
Cairan pertama (1 jenis cairan) ditampung pada tangki A, campuran dari dua jenis cairan
ditampung pada tangki B, sedangkan dua cairan yang akan dicampur pada tangki B
ditampung pada tangki C dan D. Berikut gambar keempat tangki ditunjukkan pada Gambar
1.7. Berturut-turut dari kiri yaitu Tangki A, Tangki B, Tangki C dan terakhir Tangki D.
Pada bagian filling terdapat empat komponen yaitu: (1) Pompa (1,2,3,4), (2) Sensor
Cairan (1,2,3) dan (3) Sensor Botol 1. Berikut penjelasan spesifikasi serta cara kerja tiap
komponen:
1. Pompa
Pompa berfungsi untuk memompa air dari dalam tangki air. Terdapat empat buah
pompa yang dipasang pada Trainer Filling Conveyor. Masing-masing pompa dipasang pada
satu buah tangki. Pompa yang digunakan yaitu pompa akuarium dengan suplai tegangan 220
2. Sensor Cairan
Sensor cairan merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi aliran air. Sensor
cairan yang digunakan pada Trainer Filling Conveyor yaitu water flow sensor 5 mm. Sensor
cairan ini memiliki output berupa frekuensi/pulsa. Bagian dalam sensor cairan yang
digunakan sebagai pendeteksi aliran air adalah sebuah baling-baling. Seiring dengan
mengalirnya air maka baling-baling akan berputar dan mengahasilkan pulsa. Semakin cepat
aliran air maka semakin banyak pula jumlah pulsa dalam 1 detik. Perubahan gelombang
inilah yang dimanfaatkan dengan cara memrosesnya kedalam PLC. Untuk lebih jelasnya
bentuk sinyal data berupa pulsa pada sensor cairan dapat dilihat pada Gambar 1.8.
24 V
0V
Gambar 1.8. Sinyal Output Sensor Cairan
Output pada sensor cairan ini dapat dihubung langsung menuju input PLC. Output
sensor berupa pulsa atau sinyal 1 dan 0 berturut-turut dapat diprogram secara langsung.
Instruksi pada PLC yang dapat digunakan yaitu instruksi counter. Sehingga jumlah pulsa
yang dihasilkan oleh sensor dapat dihitung menggunakan instruksi tersebut. Spesifikasi lebih
3. Sensor Botol 1
Sensor Botol 1 merupakan sensor yang berfungsi sebagai pendeteksi adanya botol
pada proses filling. Sensor yang digunakan sebagai sensor botol yaitu sensor IR Adjustable
E18-D80NK. Sensor ini merupakan sensor infrared dengan range deteksi yang dapat diatur
antara 3 cm – 80 cm. Sensor ini akan aktif jika terdapat benda pada jarak deteksi yang telah
diatur sebelumnya. Tegangan output/data pada sensor ini yaitu 5 V-DC, karena kebutuhan
input PLC adalah 24 V-DC maka output sensor terlebih dahulu dihubung menuju relay yang
kemudian mengaktuasi kontak untuk mengalirkan tegangan 24 V-DC. Spesifikasi lebih lanjut
Proses peletakan tutup botol merupakan proses pemasangan tutup botol namun belum
terpasang sepenuhnya. Pada proses ini tutup botol hanya diletakkan pada bagian mulut botol
secara manual. Pada bagian ini hanya terdapat satu buah komponen yaitu sensor IR
adjustable sebagai Sensor Botol 2 yang mendeteksi adanya botol pada bagian proses
peletakan tutup botol. Spesifikasi sensor botol 2 dapat dilihat pada Tabel 1.10. Gambar
bagian proses peletakan tutup botol dapat dilihat pada Gambar 1.9.
e. Proses Crowning
Proses crowning merupakan bagian akhir dari Trainer Filling Conveyor ini. Proses
crowning yaitu proses pemasangan tutup botol yang sebelumnya telah diletakkan diatas botol.
Tutup yang sebelumnya hanya diletakkan saja pada tahap ini dikencangkan sesuai arah ulir
pada botol sehingga cairan didalam botol tidak akan tumpah. Tahap ini merupakan proses
terakhir dari pengisian atau filling secara keseluruhan pada trainer ini. Gambar bagian proses
Pada bagian crowning ini terdapat empat buah komponen yang terpasang. Berikut
1. Motor Capit
Motor capit berfungsi sebagai pengapit botol agar tidak bergerak memutar mengikuti
pergerakan motor penutup. Motor capit bergerak secara horizontal maju dan mundur. Pada
motor capit, ini pengguna trainer tidak perlu memrogram derajat putaran servo. Rangkaian
pada trainer menghubungkan sinyal dari PLC masuk menuju input arduino dan diproses oleh
arduino untuk pengaturan putaran servo, sehingga pengguna trainer hanya perlu menginput
pada socket banana output maju atau mundur. Secara otomatis derajat putaran maju/mundur
motor diatur oleh arduino. Untuk spesifikasi lebih lanjut disajikan pada Tabel 1.11.
DC
Biru
Servo 4,8-7,2 10 Servo
dan Hitam 1 buah
Built-in VDC Kg.cm MG996R
Orange
Gearbox
2. Motor Tutup 1
Motor tutup 1 merupakan motor yang dipasang satu paket dengan motor tutup 2.
Motor tutup 1 dan motor tutup 2 bekerja saling berhubungan. Motor tutup 1 berfungsi sebagai
penarik dan pendorong motor tutup 2. Motor tutup 1 bergerak secara vertikal naik dan turun.
Motor yang digunakan sebagai motor tutup 1 yaitu motor DC servo MG996R. Prinsip kerja
dari motor tutup 1 sama dengan motor capit hanya saja instalasi pada motor tutup 1 yang
dipasang secara vertikal. Berikut spesifikasi lebih rinci disajikan pada Tabel 1.12.
DC
Servo 4,8-7,2 10 Servo
Merah Hitam 1 buah
Built-in VDC Kg.cm MG996R
Gearbox
3. Motor Tutup 2
Seperti yang telah dijelaskan pada motor tutup 1 diatas bahwa motor tutup 1 dan
motor tutup 2 dipasang satu paket. Hal tersebut karena kerja kedua motor ini saling
berhubungan. Motor tutup 2 berfungsi sebagai pemutar tutup botol sehingga tutup botol yang
semula longgar atau belum terpasang menjadi erat dan terpasang pada ulir mulut botol.
Prinsip kerja dari motor tutup 2 ini yaitu ketika motor tutup 1 turun maka motor tutup 2
aktif/berputar mengencangkan tutup botol, sedangkan saat motor tutup 1 naik atau kembali ke
posisi semula maka motor tutup 2 mati/off/tidak berputar. Spesifikasi motor tutup 2 disajikan
DC Built-in
Merah 12 VDC 3A 38 rpm 1 buah
Gearbox
4. Sensor Botol 3
Sensor botol yang terpasang pada proses crowning sama dengan sensor botol pada
proses filling dan proses peletakan tutup. Sensor yang digunakan yaitu sensor IR adjustable
Data dan keterangan lebih detail mengenai setiap komponen yang terpasang pada Trainer
Persiapan dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang harus dilakukan untuk
a. Pelajari dan pahami cara pengoperasian Trainer Filling Conveyor dalam pengantar
penggunaan trainer (Unit I). Pahami sistem kerja setiap komponen pada Unit I
sebelum melangkah menuju lembar proyek pada Unit II dalam Jobsheet Trainer
c. Pastikan alat dan bahan yang digunakan layak serta dapat berfungsi dengan baik!
berlangsung!
h. Sebelum menghubungkan trainer dengan sumber tegangan 220 V-AC, hubungi dosen
i. Setelah penggunaan trainer pastikan sumber tegangan 220 V-AC dalam keadaan OFF
j. Pastikan melepas kabel jumper dengan benar, rapikan alat dan bahan, kembalikan
k. Perlu diperhatikan pada saat proses filling berlangsung, pastikan mengawasi cairan
l. Botol terbuat dari kaca dan mudah pecah. Pastikan botol tidak terjatuh dari ketinggian
Cara mengoperasikan sistem pada Trainer Filling Conveyor yaitu sebagai berikut:
a. Sebelum menggunakan trainer baca terlebih dahulu Unit I dalam Jobsheet Trainer
b. Baca dan pahami jobsheet untuk proyek yang akan dikerjakan dalam Unit II.
d. Pastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan layak digunakan.
Programmer.
g. Sebelum melakukan wiring pada trainer, tunjukkan terlebih dahulu gambar wiring
j. Jika wiring yang dilakukan telah dicek kebenarannya maka sambungkan sumber
tegangan 220 VAC pada bagian belakang trainer dengan cara memasang kabel power
pada socket kabel power kemudian mengaktifkan MCB, selanjutnya ubah tuas toggle
switch power kearah ON. Jika lampu indikator power menyala maka sumber telah
k. Nyalakan lampu pada trainer untuk mendapatkan pencahayaan yang bagus dengan
cara mengubah tuas toggle switch lampu luar kearah ON untuk menyalakan lampu
bagian luar (terpasang diatas conveyor) dan lampu dalam kearah ON untuk
menyalakan lampu didalam box trainer. Lampu dalam tidak harus dinyalakan,
nyalakan hanya jika melakukan perawatan atau pengecekan dibagian dalam box
trainer.
d c
b Keterangan :
a : Kabel Power
a b : Lampu Indikator Power
c : Mini Circuit Breaker (MCB)
d : Toggle Switch Power
e e : Toggle Switch Lampu
l. Transfer program PLC yang telah dibuat dari PC/Laptop menuju PLC yang
digunakan.
n. Jika terdapat kesalahan atau modifikasi sambungan, matikan terlebih dahulu sumber
Cara mematikan sistem pada Trainer Filling Conveyor yaitu sebagai berikut:
a. Ketika selesai menggunakan trainer, lepas kabel power atau putus sumber tegangan
220 V-AC.
b. Lepas semua kabel jumper yang terpasang pada trainer dengan benar.
c. Pastikan tidak ada bagian dari komponen trainer yang rusak secara fisik maupun
e. Setelah menggunakan trainer, kembalikan alat dan bahan pada tempat semula.
Cairan pada tangki A dan tangki B merupakan cairan utama yang akan diisi menuju
botol melalui proses filling. Selang cairan dari tangki A dan tangki B dihubungkan pada satu
titik cabang sebelum menuju titik pengisian kedalam botol. Agar aliran cairan dari masing-
masing tangki lancar dan dapat dideteksi sensor cairan 1 maka kedua cairan tidak dapat
dialirkan secara bersamaan melalui titik cabang tersebut. Oleh karena hal itu maka sebelum
menyalurkan cairan terlebih dahulu memperhatikan letak selang pada titik cabang tersebut.
Cara pemasangan selang cairan dari tangki A atau tangki B saat proses filling adalah sebagai
berikut:
a. Jika cairan yang akan diisi kedalam botol adalah cairan dari tangki A maka pasang
b. Jika cairan yang akan diisi kedalam botol adalah cairan dari tangki B maka pasang
c. Menghindari bahaya yang lebih fatal akibat kerusakan komponen pada trainer.
a. Conveyor
Beberapa titik yang perlu dirawat pada bagian conveyor yaitu gear box pada motor
conveyor, roller belt conveyor dan pengencang belt. Gear motor berguna sebagai penggerak
roller belt coveyor, sehingga kedua bagian ini saling terhubung. Jika putaran gear terhambat
maka belt tidak dapat berputar dengan lancar. Salah satu penghambat putaran gear yaitu
adanya debu atau material kecil yang menempel. Cara melancarkan gear motor dapat
dilakukan dengan memberi pelumas/oli pada gear. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai
berikut:
3. Sambil memperhatikan pergerakan belt, beri pelumas/oli pada gear. Pelumas/oli diberikan
4. Pasang kain atau kertas sebagai alas tetesan pelumas/oli pada bagian bawah gear sehingga
Jika gear motor telah diberi pelumas namun tetap kurang lancar maka coba atur
bagian pengencang belt. Pemakian yang lama dapat mengakibatkan belt terlalu longgar
sehingga roller tidak dapat memutar belt dengan baik. Agar belt memiliki kekencangan yang
pas maka atur kekencangan belt pada pengencang belt. Pada bagian ini belt dapat lebih
kencang maupun lebih longgar dari kondisi semula. Atur kekencangan belt pada kondisi
motor conveyor ON sehingga dapat terlihat putaran belt selama dikencangkan atau
dilonggarkan. Setelah selesai memberi pelumas dan kekencangan belt telah sesuai maka
b. Tangki
Tangki merupakan salah satu bagian terpenting dalam Trainer Filling Conveyor.
Tangki berguna sebagai penampung air, sehingga jika tangki mengalami kerusakan maka
cairan didalamnya dapat mengalir menuju bagian kelistrikan. Jika hal tersebut terjadi maka
kerusakan sistem pada trainer dapat terjadi akibat hubung singkat. Untuk menghindari
kerusakan tersebut maka perlu dilakukan perawatan secara berkala. Berikut cara merawat
tangki:
1. Ambil tangki dari frame tangki. Saat melakukan perawatan, jauhkan tangki dari bagian
utama trainer.
3. Jika ditemukan kebocoran maka segera tambal bagian yang bocor menggunakan potongan
6. Cek kembali tangki yang telah ditambal dengan cara mengisi air kedalam tangki.
7. Perhatikan seluruh bagian tangki, jika ada bagian lain yang bocor lakukan kembali
langkah 3 sampai 6.
8. Lakukan langkah diatas sampai tangki benar-benar dalam keadaan baik dan dapat
digunakan.
Jika tidak ditemukan kebocoran, maka tangki hanya perlu dibersihkan dengan cara
membersihkan bagian dalam dan luar tangki dengan kain atau tisu. Jangan gunakan benda
c. Sensor Botol
Sensor yang digunakan sebagai sensor botol merupakan Sensor IR Adjustable. Sensor
tersebut memiliki range deteksi 3-80 cm. jika penggunaan secara terus-menerus dilakukan
maka akurasi pendeteksian oleh sensor dapat berkurang. Cara merawat agar sensor dapat
bekerja dengan baik adalah dengan melakukan kalibrasi sensor dalam mendeteksi botol.
3. Lewatkan botol didepan sensor, cek lampu pada bagian belakang sensor. Jika terjadi
4. Agar range deteksi stabil pada posisi yang telah ditentukan maka lewatkan botol didepan
5. Atur range deteksi sensor dengan memutar variable pada bagian belakang sensor
7. Jika sensor telah mendeteksi dengan baik maka sensor siap digunakan.
Terdapat tiga buah sensor botol, maka lakukan langkah diatas pada masing-masing
d. Lain – lain
Selain komponen diatas, perlu dilakukan pula perawatan trainer secara keseluruhan.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu kebersihan trainer. Jika trainer disimpan dalam jangka
waktu lama maka debu yang menempel pada trainer dapat mengganggu kinerja komponen
pada trainer oleh karena hal itu perlu dibersihkan secara berkala. Gunakan kain halus atau
tisu untuk membersihkannya. Jangan gunakan benda dengan permukaan kasar karena dapat
merusak cat yang melapisi trainer. Selain debu, segera bersihkan jika terdapat cairan yang
terbakar/meledak. Simpan trainer pada tempat yang kering dan pada suhu ruangan. Saat
memindahkan trainer, gunakan handle yang telah disediakan serta letakkan secara perlahan-
bagian dari langkah praktikum yang harus diperhatikan oleh mahasiswa maupun penanggung
jawab mata kuliah Workshop Otomasi Industri (PTEL 623), berikut petunjuk pelaksanaan
b. Saat pengerjaan proyek, gunakan proyek 1 yang dilengkapi dengan contoh pengerjaan
sebagai latihan bagi mahasiswa. Sedangkan proyek lainnya (proyek 2, 3 dan 4) sebagai
tugas praktikum.
c. Cek secara bertahap hasil pekerjaan mahasiswa dengan cara menginstruksi mahasiswa
menunjukkan hasil pekerjaannya satu per satu dari tahap identifikasi input dan output,
tabel pengalamatan, ladder diagram, wiring diagram, transfer program, hingga uji coba
selesai dilaksanakan.
d. Pastikan mengawasi mahasiswa selama proses pengerjaan dan uji coba mengingat adanya
b. Baca dan pahami terlebih dahulu bagian-bagian trainer serta prinsip kerja komponen
c. Baca dan pahami deskripsi proyek yang akan dikerjakan. Ajukan pertanyaan pada
e. Kerjakan tugas praktikum secara bertahap dengan cara menunjukkan setiap hasil pekerjaan
pekerjaan satu per satu dari tahap identifikasi input dan output, tabel pengalamatan, ladder
diagram, wiring diagram, transfer program, hingga uji coba selesai dilaksanakan.
i. Rapikan alat dan bahan yang selesai digunakan pada tempat semula.
UNIT II
JOBSHEET FILLING CONVEYOR
PROYEK 1
A. TUJUAN
1. Mengidentifikasi peralatan input berupa push button, sensor botol dan sensor
cairan
3. Membuat program PLC berupa ladder diagram untuk sistem filling 1 jenis cairan
6. Mengoperasikan peralatan input dan output sesuai dengan sistem yang diharapkan
B. ALOKASI WAKTU
1 Pertemuan (4 js)
D. DESKRIPSI PROYEK
Stop
Motor Conveyor
Sensor Botol 1 Start
Gambar 2.1. Ilustrasi Sistem Filling 1 Jenis Cairan
Ketika sistem mati atau belum bekerja, indikator sistem OFF berupa lampu berwarna
merah aktif. Ketika tombol start ditekan ( ) maka sistem mulai bekerja, yaitu indikator
sistem ON berupa lampu warna hijau dan motor conveyor aktif memindah botol. Saat
sensor botol 1 yang terpasang ditepi conveyor pada bagian proses filling mendeteksi
adanya botol yang lewat maka motor conveyor mati. Saat motor conveyor mati, pompa 1
aktif memompa air dari dalam tangki A menuju botol. Air yang masuk kedalam botol
dideteksi oleh sensor cairan 1. Jika pengisian botol telah mencapai nilai yang ditentukan
(200) maka pompa 1 mati, 5 detik kemudian motor conveyor kembali on. Pengisian air
dari tangki A menuju botol akan terus berulang sampai tombol stop ditekan ( ).
E. TUGAS
Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk proses filling 1 jenis cairan tersebut!
a. Identifikasi peralatan input dan output berdasarkan deskripsi proyek untuk proses
lakukan simulasi!
f. Buatlah laporan hasil kegiatan dengan format Lembar Kerja Mahasiswa seperti
1. Tabel Pengalamatan
Tipe PLC : CP1L 40 I/O
INPUT
No. Nama Peralatan Input Alamat di PLC Fungsi
1 Start 0.00 Start
2 Stop 0.01 Stop
3 Sensor_Cairan_1 0.02 Sensor Cairan 1
4 Sensor_Botol_1 0.04 Sensor Botol 1
OUTPUT
No. Nama Peralatan Output Alamat di PLC Fungsi
1 Indikator_Hijau 100.00 Indikator Sistem ON
2 Indikator_Merah 100.01 Indikator Sistem OFF
3 Motor_Conveyor 100.02 Motor Conveyor
4 Pompa_1 101.00 Pompa 1
2. Ladder Diagram
3. Wiring Diagram
Uji Coba :
conveyor ON
Sensor cairan 1 mendeteksi cairan, setelah nilai counter (200) tercapai pompa
Push button stop ditekan ( ), indikator sistem OFF (merah) aktif dan motor
Kesimpulan :
Dari pengendalian sistem filling 1 jenis cairan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa sistem yang dirancang dapat bekerja sesuai dengan prinsip kerja
yang diharapkan.
PROYEK 2
A. TUJUAN
1. Mengidentifikasi peralatan input berupa push button, sensor botol dan sensor
cairan
3. Membuat program PLC berupa ladder diagram untuk sistem filling campuran 2
jenis cairan
6. Mengoperasikan peralatan input dan output sesuai dengan sistem yang diharapkan
B. ALOKASI WAKTU
1 Pertemuan (4 js)
D. DESKRIPSI PROYEK
Ketika sistem mati atau belum bekerja, indikator sistem OFF berupa lampu berwarna
merah aktif. Ketika tombol start ditekan ( ) maka sistem mulai bekerja, yaitu indikator
sistem ON berupa lampu warna hijau dan pompa 4 pada tangki D dan pompa 3 pada
tangki C aktif. Pompa 4 dan pompa 3 mengisi air kedalam tangki B. Masing-masing
cairan pada tangki diukur oleh sensor cairan, sensor cairan 2 untuk tangki C dan sensor
cairan 3 untuk tangki D. Jika sensor cairan 2 mencapai nilai 5000 maka pompa 3 mati dan
jika sensor cairan 3 mencapai nilai 4000 maka pompa 4 mati. Ketika pompa 3 dan pompa
4 mati karena nilai masing-masing sensor cairan telah tercapai maka motor conveyor ON.
Motor conveyor ON dan memindah botol. Saat sensor botol 1 yang terpasang ditepi
conveyor bagian proses filling mendeteksi adanya botol yang lewat maka motor conveyor
mati. Saat conveyor mati, pompa 2 aktif memompa air dari dalam tangki B menuju botol.
Air yang masuk kedalam botol diukur oleh sensor cairan 1. Jika pengisian botol telah
mencapai nilai yang ditentukan (200) maka pompa 2 mati dan motor conveyor kembali
ON. Pengisian cairan dari tangki B menuju botol akan terus berulang sampai tombol stop
ditekan ( ).
E. TUGAS
Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk proses filling campuran 2 jenis cairan
tersebut!
a. Identifikasi peralatan input dan output berdasarkan deskripsi proyek untuk proses
lakukan simulasi!
f. Buatlah laporan hasil kegiatan dengan format Lembar Kerja Mahasiswa seperti
PROYEK 3
A. TUJUAN
3. Membuat program PLC berupa ladder diagram untuk sistem peletakan tutup dan
proses crowning
6. Mengoperasikan peralatan input dan output sesuai dengan sistem yang diharapkan
B. ALOKASI WAKTU
1 Pertemuan (4 js)
D. DESKRIPSI PROYEK
Indikator Sistem
OFF
Indikator Sistem
ON
Ketika sistem mati atau belum bekerja, indikator sistem OFF berupa lampu berwarna
merah aktif. Ketika tombol start ditekan ( ) maka sistem mulai bekerja, yaitu indikator
sistem ON berupa lampu warna hijau dan motor conveyor aktif. Motor conveyor aktif
memindah botol. Saat sensor botol 2 yang terpasang ditepi conveyor bagian proses
peletakan tutup mendeteksi adanya botol yang lewat maka motor conveyor mati selama 5
detik. Saat conveyor mati, secara manual tutup botol diletakkan diatas mulut botol. Ketika
5 detik tercapai maka motor conveyor kembali ON. Motor conveyor tetap ON sampai
sensor botol 3 yang terletak dibagian ujung conveyor mendeteksi adanya botol. Saat
sensor botol 3 mendeteksi botol, secara berurutan motor capit ON maju selama 3 detik,
setelah 3 detik tercapai dilanjutkan motor tutup 1 ON turun bersamaan dengan motor
tutup 2 untuk memutar tutup botol selama 3 detik. Setelah 3 detik tercapai, secara
berurutan motor tutup 2 OFF bersamaan dengan motor tutup 1 ON naik selama 3 detik,
setelah 3 detik tercapai motor capit ON mundur selama 5 detik. Ketika 5 detik tercapai
dan motor capit telah kembali pada posisi semula maka motor conveyor ON. Sistem akan
E. TUGAS
Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk proses peletakan tutup dan proses
crowning tersebut!
a. Identifikasi peralatan input dan output berdasarkan deskripsi proyek untuk proses
lakukan simulasi!
f. Buatlah laporan hasil kegiatan dengan format Lembar Kerja Mahasiswa seperti
PROYEK 4
A. TUJUAN
1. Mengidentifikasi peralatan input berupa push button, sensor botol dan sensor
cairan
2. Mengidentifikasi peralatan output berupa motor conveyor, motor capit dan motor
tutup
3. Membuat program PLC berupa ladder diagram untuk sistem filling dan crowning
6. Mengoperasikan peralatan input dan output sesuai dengan sistem yang diharapkan
B. ALOKASI WAKTU
1 Pertemuan (4 js)
D. DESKRIPSI PROYEK
Ketika sistem mati atau belum bekerja, indikator sistem OFF berupa lampu berwarna
merah aktif. Ketika tombol start ditekan ( ) maka sistem mulai bekerja, yaitu indikator
sistem ON berupa lampu warna hijau dan motor conveyor aktif. Motor conveyor aktif
memindah botol. Saat sensor botol 1 yang terpasang ditepi conveyor pada bagian proses
filling mendeteksi adanya botol yang lewat maka motor conveyor mati. Saat motor
conveyor mati, pompa 1 aktif memompa air dari dalam tangki A menuju botol. Air yang
masuk kedalam botol dideteksi oleh sensor cairan 1. Jika pengisian botol telah mencapai
nilai yang ditentukan (200) maka pompa 1 mati dan motor conveyor kembali on. Saat
sensor botol 2 yang terpasang ditepi conveyor bagian proses peletakan tutup mendeteksi
adanya botol yang lewat maka motor conveyor mati selama 5 detik. Saat conveyor mati,
secara manual tutup botol diletakkan diatas mulut botol. Ketika 5 detik tercapai maka
motor conveyor kembali ON. Motor conveyor tetap ON sampai sensor botol 3 yang
terletak dibagian ujung mendeteksi adanya botol. Saat sensor botol 3 mendeteksi botol,
secara berurutan motor capit ON maju selama 3 detik, setelah 3 detik tercapai dilanjutkan
motor tutup 1 ON turun bersamaan dengan motor tutup 2 untuk memutar tutup botol
selama 3 detik. Setelah 3 detik tercapai, secara berurutan motor tutup 2 OFF bersamaan
dengan motor tutup 1 ON naik selama 3 detik, setelah 3 detik tercapai motor capit ON
mundur selama 5 detik. Ketika 5 detik tercapai dan motor capit telah kembali pada posisi
semula maka motor conveyor ON. Sistem akan terus berulang sampai tombol stop
ditekan ( ).
E. TUGAS
Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk proses filling dan crowning tersebut!
a. Identifikasi peralatan input dan output berdasarkan deskripsi proyek untuk proses
lakukan simulasi!
f. Buatlah laporan hasil kegiatan dengan format Lembar Kerja Mahasiswa seperti