Anda di halaman 1dari 50

JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

UNIT I
PENGANTAR PENGGUNAAN
TRAINER FILLING CONVEYOR

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 1


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

1.1. PRASYARAT

Berikut prasyarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Elektro

Universitas Negeri Malang sebelum mengoperasikan Trainer Filling Conveyor:

a. Memahami materi terkait sensor dan transduser

b. Memahami materi tentang Programmable Logic Controller (PLC)

c. Memahami cara memrogram PLC menggunakan software CX-Programmer

d. Memahami cara transfer program PLC dari PC ke PLC

1.2. TUJUAN PENGGUNAAN TRAINER FILLING CONVEYOR

Melalui pembelajaran menggunakan Trainer Filling Conveyor diharapkan mahasiswa

mampu mencapai kompetensi pada mata kuliah Workshop Otomasi Industri (PTEL623)

berikut:

a. Standar Kompetensi

Mengidentifikasi kebutuhan, mendesain dan menerapkan sistem otomasi industri

(kendali proses).

b. Deskripsi Kompetensi

Memproduksi proyek 4: sistem kendali berbasis PLC.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 2


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

1.3. PENGENALAN TRAINER FILLING CONVEYOR

Trainer Filling Conveyor merupakan trainer dengan sistem pengisian (filling) cairan

kedalam sebuah botol. Trainer ini ditujukan sebagai media pembelajaran pada mata kuliah

Workshop Otomasi Industri (PTEL623) bagi mahasiswa program studi S1 Pendidikan Teknik

Elektro (PTE) di Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Malang. Trainer ini bersifat

fixed installation atau tidak dapat dibongkar pasang. Kendali utama trainer ini menggunakan

Programable Logic Control (PLC). Sistem pada trainer ini bersifat semi otomatis karena

terdapat bagian yang perlu dioperasikan secara manual. Berikut penjelasan mengenai Trainer

Filling Conveyor selengkapnya:

1.3.1. General View Trainer Filling Conveyor

Tampak Depan Tampak Belakang

Tampak Samping Kanan Tampak Samping Kiri


Gambar 1.1. General View Trainer Filling Conveyor

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 3


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

1.3.2. Spesifikasi Trainer Filling Conveyor

Berikut spesifikasi trainer filling conveyor disajikan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Spesifikasi Trainer Filling Conveyor


Subjek Keterangan
Gambaran Singkat Trainer filling conveyor merupakan trainer dengan sistem pengisian (filling)
cairan kedalam sebuah botol. Trainer ini bersifat fixed installation atau tidak
dapat dibongkar pasang.
Dimensi Trainer secara 75 cm x 73 cm x 65 cm
keseluruhan (pxlxt)
Box Trainer Bahan Besi
Warna Silver
Dimensi (pxlxt) 75 cm x 73 cm x 20 cm
Komponen Push Button, Lampu Indikator, Socket Banana
Push Button NO (hijau) 3 buah, NC (merah) 3 buah
Merk/Tipe Fort
Lampu Indikator merah 1 buah, kuning 1 buah, hijau 1 buah
Merk/Tipe Onpow
Socket Banana merah 29 buah, hitam 16 buah
Ukuran lubang 3 mm
Conveyor Bahan Stainless
Warna Silver
Dimensi (pxlxt) 64 cm x 18 cm x 10 cm
Komponen Motor Conveyor
Motor Conveyor 1 buah
Merk/Tipe Motor X-Worm 12 VDC
Proses Filling Komponen Pompa, Sensor Cairan, Sensor Botol 1
Pompa 4 buah
Ukuran lubang 5 mm
Sensor Cairan 3 buah
Merk/Tipe Water Flow Sensor 5 mm
Ukuran lubang 5 mm
Sensor Botol 1 1 buah
Merk/Tipe E18-D80NK
Jarak deteksi 3 - 80 cm
Proses Peletakan Tutup Komponen Sensor Botol 2
Sensor Botol 2 1 buah
Merk/Tipe E18-D80NK
Jarak deteksi 3 - 80 cm
Proses Crowning Komponen Motor Capit, Motor Tutup 1, Motor Tutup 2
Motor Capit 1 buah
Merk/Tipe Motor Servo MG996R
Motor Tutup 1 1 buah
Merk/Tipe Motor Servo MG996R
Motor Tutup 2 1 buah
Merk/Tipe DC Built-in Gearbox 12 VDC
Sistem Semi Otomatis
Kendali Programmable Logic Controller (PLC)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 4


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

1.3.3. Bagian – Bagian pada Trainer Filling Conveyor

Bagian pada trainer filling conveyor dibagi menjadi lima bagian. Masing masing

bagian ditunjukkan pada Gambar 1.2. berikut.

e
Keterangan :
c a : Box Trainer
b b : Conveyor
c : Proses Filling
d : Proses Peletakan Tutup
d a e : Proses Crowning

Gambar 1.2. Bagian pada Trainer Filling Conveyor

a. Box Trainer

Box trainer merupakan alas tempat meletakkan trainer. Secara keseluruhan box trainer

terbagi menjadi tiga sisi utama yaitu sisi atas, sisi miring dan sisi depan. Masing-masing sisi

memiliki fungsi yang berbeda, berikut penjelasannya:

 Sisi atas : sebagai tempat meletakkan komponen inti (proses utama) pada trainer.

Komponen inti yang dimaksud yaitu komponen untuk proses filling, peletakan tutup dan

crowning.

 Sisi miring : sebagai tempat pemasangan socket banana input dan output, push button, dan

lampu indikator. Socket banana berfungsi sebagai terminal perangkat input dan output

trainer untuk dihubungkan menuju terminal PLC.

 Sisi depan : sebagai tempat identitas trainer.

Berikut permukaan box trainer pada sisi miring dan sisi depan trainer ditunjukkan pada

Gambar 1.3. dan 1.4.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 5


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

d f

a b c e g
Keterangan :
a : Power Supply e : Peralatan Output 220 V-AC
b : Peralatan Input f : Push Button
c : Peralatan Output 5 V-DC g : Lampu Indikator
d : Peralatan Output 12 V-DC
Gambar 1.3. Sisi Miring Box Trainer

Gambar 1.4. Sisi Depan Box Trainer

Sisi miring pada trainer dibagi menjadi tujuh bagian yaitu:

a. Power Supply : catu daya yang digunakan dalam mengoperasikan trainer, variasi tegangan

yang disediakan yaitu 220 V-AC, 24 V-DC, 12 V-DC, dan 5 V-DC.

b. Peralatan Input : keseluruhan peralatan input yang terdapat pada trainer filling conveyor.

Com pada peralatan input sebesar 24 V-DC menyesuaikan dengan kendali yang digunakan

yaitu PLC.

c. Peralatan Output 5 V-DC : keseluruhan peralatan output yang memerlukan catu daya

sebesar 5 V-DC.

d. Peralatan Output 12 V-DC : keseluruhan peralatan output yang memerlukan catu daya

sebesar 12 V- DC.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 6


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

e. Peralatan Output 220 V-AC : keseluruhan peralatan output yang memerlukan catu daya

sebesar 220 V-AC.

f. Push Button : peralatan input berupa push button (tombol tekan), salah satu contoh

penggunaan push button yaitu sebagai input untuk memulai ataupun mengehentikan suatu

sistem. Terdapat dua jenis push button yaitu push button Normally Open (NO) dan

Normally Closed (NC).

g. Lampu Indikator : peralatan output berupa lampu indikator, lampu indikator biasa

digunakan sebagai penanda suatu sistem dalam keadaan ON, OFF, stand by, emergency,

dll.

Salah satu pembeda blok socket banana peralatan input dan output pada trainer filling

conveyor ini yaitu pada warna blok socket banana. Blok warna biru untuk input, hijau untuk

output, kuning untuk power supply, dan merah untuk com. Spesifikasi box trainer lebih lanjut

disajikan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Spesifikasi Box Trainer


Gambar Fisik Ukuran Bahan Warna

pxlxt = 75 cm x 73 cm x 20 cm Besi dan Akrilik Silver

Pada bagian box trainer terdapat tiga jenis komponen yang dipasang yaitu socket

banana, push button dan lampu indikator. Berikut penjelasan masing – masing komponen:

1. Socket Banana

Socket banana merupakan komponen yang berfungsi sebagai terminal penghubung.

Komponen ini biasa digunakan sepasang dengan jack banana. Socket banana berbentuk

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 7


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

lingkaran dengan lubang ditengahnya sebagai tempat menancapkan jack banana. Pada

trainer ini socket banana sebagai terminal penghubung peralatan input dan output menuju

perangkat kontrol/kendali yaitu PLC. Socket banana yang digunakan pada trainer ini

berdiameter 3 mm dengan dua jenis warna yaitu merah dan hitam. Berikut socket banana 3

mm ditunjukkan pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5. Socket Banana 3 mm

2. Push Button

Push button merupakan salah satu peralatan input, push button dapat diartikan pula

sebagai tombol tekan. Seperti namanya prinsip kerja dari push button yaitu memberi

penekanan sebagai aktuasi untuk mengaktifkan kontak, jika penekanan dilepaskan maka

kontak akan kembali ke keadaan normal. Terdapat dua jenis keadaan normal pada push

button yaitu:

 Normally Open (NO)

Push button dengan tipe normally open memiliki keadaan awal yaitu kontak

terbuka/terputus. Sehingga jika push button diberi penekanan maka kontak akan

menutup/tersambung. Jika penekanan dilepaskan maka kontak akan kembali ke keadaan

normal yaitu open/terbuka/terputus.

 Normally Closed (NC)

Sedangkan normally closed merupakan kebalikan dari normally open. Push button dengan

tipe normally closed memiliki keadaan awal yaitu kontak tertutup/tersambung. Sehingga

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 8


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

jika push button diberi penekanan maka kontak akan terbuka/terputus. Jika penekanan

dilepaskan maka kontak akan kembali ke keadaan normal yaitu

closed/tertutup/tersambung.

Pada Trainer Filling Conveyor terdapat enam buah push button, berikut keterangan lebih

lanjut disajikan pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3. Spesifikasi Push Button


Jenis Electrical
Gambar Fisik Warna Merk Jumlah
Kontak Durability
NC
Merah (Normally 3 buah
Closed)
230 V-AC Fort
NO
Hijau (Normally 3 buah
Open)

3. Lampu Indikator

Lampu indikator merupakan salah satu peralatan output yang memiliki prinsip kerja

yaitu on/aktif/menyala jika disupply tegangan dan off/tidak aktif/mati jika supply tegangan

terputus. Seperti namanya, lampu indikator berfungsi sebagai indikator atau lampu tanda.

Pada Trainer Filling Conveyor ini terdapat 3 buah lampu indikator, berikut keterangan lebih

lanjut disajikan pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4. Spesifikasi Lampu Indikator


Suplai
Gambar Fisik Warna Merk Jumlah
Tegangan
Merah 1 buah
Kuning 220 V-AC Onpow 1 buah
Hijau 1 buah

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 9


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

b. Conveyor

Conveyor berfungsi sebagai jalur atau track pemindah botol dari bagian filling menuju

bagian crowning. Bagian pada conveyor terdiri dari kerangka conveyor dan Motor Conveyor

yang berfungsi sebagai motor penggerak belt conveyor. Belt conveyor yang bergerak akan

menggeser botol. Motor conveyor akan aktif jika disuplai tegangan dan mati jika suplai

tegangan diputus. Motor yang digunakan sebagai motor conveyor yaitu motor DC XWorm

built-in gearbox. Berikut spesifikasi motor conveyor dan spesifikasi conveyor disajikan pada

Tabel 1.5. dan 1.6.

Tabel 1.5. Spesifikasi Motor Conveyor


Suplai
Gambar Fisik Warna Arus Kecepatan Torsi Jumlah
Tegangan

5
Abu-abu 12 VDC 3A 150 rpm 1 buah
Kg.cm

Tabel 1.6. Spesifikasi Conveyor


Gambar Fisik Ukuran Bahan Warna

pxlxt = 64 cm x 18 cm x 10 cm Stainless Silver

c. Proses Filling

Proses filling merupakan proses pengisian cairan kedalam sebuah botol. Pada bagian ini

terdapat dua varian cairan yang dapat diisi kedalam botol. Cairan pertama merupakan cairan

tanpa campuran (1 jenis cairan), sedangkan cairan kedua merupakan campuran dari dua jenis

cairan. Bagian pada proses filling dapat dilihat pada Gambar 1.6.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 10


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

Gambar 1.6. Proses Filling

Cairan pertama (1 jenis cairan) ditampung pada tangki A, campuran dari dua jenis cairan

ditampung pada tangki B, sedangkan dua cairan yang akan dicampur pada tangki B

ditampung pada tangki C dan D. Berikut gambar keempat tangki ditunjukkan pada Gambar

1.7. Berturut-turut dari kiri yaitu Tangki A, Tangki B, Tangki C dan terakhir Tangki D.

Gambar 1.7. Tangki

Pada bagian filling terdapat empat komponen yaitu: (1) Pompa (1,2,3,4), (2) Sensor

Cairan (1,2,3) dan (3) Sensor Botol 1. Berikut penjelasan spesifikasi serta cara kerja tiap

komponen:

1. Pompa

Pompa berfungsi untuk memompa air dari dalam tangki air. Terdapat empat buah

pompa yang dipasang pada Trainer Filling Conveyor. Masing-masing pompa dipasang pada

satu buah tangki. Pompa yang digunakan yaitu pompa akuarium dengan suplai tegangan 220

V-AC. Spesifikasi lebih rinci disajikan pada Tabel 1.7.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 11


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

Tabel 1.7. Spesifikasi Pompa


Suplai Instalasi Pada Nama
Gambar Fisik Warna Jumlah
Tegangan Tangki Pompa
A Pompa 1 1 buah
B Pompa 2 1 buah
Hitam 220 VAC
C Pompa 3 1 buah
D Pompa 4 1 buah

2. Sensor Cairan

Sensor cairan merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi aliran air. Sensor

cairan yang digunakan pada Trainer Filling Conveyor yaitu water flow sensor 5 mm. Sensor

cairan ini memiliki output berupa frekuensi/pulsa. Bagian dalam sensor cairan yang

digunakan sebagai pendeteksi aliran air adalah sebuah baling-baling. Seiring dengan

mengalirnya air maka baling-baling akan berputar dan mengahasilkan pulsa. Semakin cepat

aliran air maka semakin banyak pula jumlah pulsa dalam 1 detik. Perubahan gelombang

inilah yang dimanfaatkan dengan cara memrosesnya kedalam PLC. Untuk lebih jelasnya

bentuk sinyal data berupa pulsa pada sensor cairan dapat dilihat pada Gambar 1.8.

24 V

0V
Gambar 1.8. Sinyal Output Sensor Cairan

Output pada sensor cairan ini dapat dihubung langsung menuju input PLC. Output

sensor berupa pulsa atau sinyal 1 dan 0 berturut-turut dapat diprogram secara langsung.

Instruksi pada PLC yang dapat digunakan yaitu instruksi counter. Sehingga jumlah pulsa

yang dihasilkan oleh sensor dapat dihitung menggunakan instruksi tersebut. Spesifikasi lebih

lengkap disajikan pada Tabel 1.8.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 12


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

Tabel 1.8. Spesifikasi Sensor Cairan


Tegangan Rating
Gambar Fisik Nama Fungsi Warna Arus Jumlah
Kerja Aliran
Mendeteksi
Sensor aliran air dari
Cairan Tangki A 1 buah
1 atau B
menuju botol
1-3
Mendeteksi
Sensor 5-24 V- 15 Liter
aliran air dari Putih
Cairan DC mA per 1 buah
Tangki C ke
2 menit
Tangki B
Mendeteksi
Sensor
aliran air dari
Cairan 1 buah
Tangki D ke
3
Tangki B

3. Sensor Botol 1

Sensor Botol 1 merupakan sensor yang berfungsi sebagai pendeteksi adanya botol

pada proses filling. Sensor yang digunakan sebagai sensor botol yaitu sensor IR Adjustable

E18-D80NK. Sensor ini merupakan sensor infrared dengan range deteksi yang dapat diatur

antara 3 cm – 80 cm. Sensor ini akan aktif jika terdapat benda pada jarak deteksi yang telah

diatur sebelumnya. Tegangan output/data pada sensor ini yaitu 5 V-DC, karena kebutuhan

input PLC adalah 24 V-DC maka output sensor terlebih dahulu dihubung menuju relay yang

kemudian mengaktuasi kontak untuk mengalirkan tegangan 24 V-DC. Spesifikasi lebih lanjut

disajikan pada Tabel 1.9.

Tabel 1.9. Spesifikasi Sensor Botol 1


Jenis
Gambar Fisik Warna Arus Sambungan Merk/Tipe Jumlah
Kontak
DC three- IR
NO
300 wire Adjustable
Orange (Normally 1 buah
mA system E18-
Open)
(NPN) D80NK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 13


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

d. Proses Peletakan Tutup

Proses peletakan tutup botol merupakan proses pemasangan tutup botol namun belum

terpasang sepenuhnya. Pada proses ini tutup botol hanya diletakkan pada bagian mulut botol

secara manual. Pada bagian ini hanya terdapat satu buah komponen yaitu sensor IR

adjustable sebagai Sensor Botol 2 yang mendeteksi adanya botol pada bagian proses

peletakan tutup botol. Spesifikasi sensor botol 2 dapat dilihat pada Tabel 1.10. Gambar

bagian proses peletakan tutup botol dapat dilihat pada Gambar 1.9.

Gambar 1.9. Proses Peletakan Tutup

Tabel 1.10. Spesifikasi Sensor Botol 2


Jenis
Gambar Fisik Warna Arus Sambungan Merk/Tipe Jumlah
Kontak
DC three- IR
NO
300 wire Adjustable
Orange (Normally 1 buah
mA system E18-
Open)
(NPN) D80NK

e. Proses Crowning

Proses crowning merupakan bagian akhir dari Trainer Filling Conveyor ini. Proses

crowning yaitu proses pemasangan tutup botol yang sebelumnya telah diletakkan diatas botol.

Tutup yang sebelumnya hanya diletakkan saja pada tahap ini dikencangkan sesuai arah ulir

pada botol sehingga cairan didalam botol tidak akan tumpah. Tahap ini merupakan proses

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 14


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

terakhir dari pengisian atau filling secara keseluruhan pada trainer ini. Gambar bagian proses

crowning dapat dilihat pada Gambar 1.10.

Gambar 1.10. Proses Crowning

Pada bagian crowning ini terdapat empat buah komponen yang terpasang. Berikut

penjelasan masing - masing komponen pada proses crowning:

1. Motor Capit

Motor capit berfungsi sebagai pengapit botol agar tidak bergerak memutar mengikuti

pergerakan motor penutup. Motor capit bergerak secara horizontal maju dan mundur. Pada

motor capit, ini pengguna trainer tidak perlu memrogram derajat putaran servo. Rangkaian

pada trainer menghubungkan sinyal dari PLC masuk menuju input arduino dan diproses oleh

arduino untuk pengaturan putaran servo, sehingga pengguna trainer hanya perlu menginput

pada socket banana output maju atau mundur. Secara otomatis derajat putaran maju/mundur

motor diatur oleh arduino. Untuk spesifikasi lebih lanjut disajikan pada Tabel 1.11.

Tabel 1.11. Spesifikasi Motor Capit


Warna Warna Jenis Suplai
Gambar Fisik Torsi Merk/Tipe Jumlah
Case Motor Motor Tegangan

DC
Biru
Servo 4,8-7,2 10 Servo
dan Hitam 1 buah
Built-in VDC Kg.cm MG996R
Orange
Gearbox

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 15


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

2. Motor Tutup 1

Motor tutup 1 merupakan motor yang dipasang satu paket dengan motor tutup 2.

Motor tutup 1 dan motor tutup 2 bekerja saling berhubungan. Motor tutup 1 berfungsi sebagai

penarik dan pendorong motor tutup 2. Motor tutup 1 bergerak secara vertikal naik dan turun.

Motor yang digunakan sebagai motor tutup 1 yaitu motor DC servo MG996R. Prinsip kerja

dari motor tutup 1 sama dengan motor capit hanya saja instalasi pada motor tutup 1 yang

dipasang secara vertikal. Berikut spesifikasi lebih rinci disajikan pada Tabel 1.12.

Tabel 1.12. Spesifikasi Motor Tutup 1


Warna Warna Jenis Suplai
Gambar Fisik Torsi Merk/Tipe Jumlah
Case Motor Motor Tegangan

DC
Servo 4,8-7,2 10 Servo
Merah Hitam 1 buah
Built-in VDC Kg.cm MG996R
Gearbox

3. Motor Tutup 2

Seperti yang telah dijelaskan pada motor tutup 1 diatas bahwa motor tutup 1 dan

motor tutup 2 dipasang satu paket. Hal tersebut karena kerja kedua motor ini saling

berhubungan. Motor tutup 2 berfungsi sebagai pemutar tutup botol sehingga tutup botol yang

semula longgar atau belum terpasang menjadi erat dan terpasang pada ulir mulut botol.

Prinsip kerja dari motor tutup 2 ini yaitu ketika motor tutup 1 turun maka motor tutup 2

aktif/berputar mengencangkan tutup botol, sedangkan saat motor tutup 1 naik atau kembali ke

posisi semula maka motor tutup 2 mati/off/tidak berputar. Spesifikasi motor tutup 2 disajikan

pada Tabel 1.13.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 16


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

Tabel 1.13. Spesifikasi Motor Tutup 2


Gambar Fisik Warna Jenis Motor Suplai Tegangan Arus Kecepatan Jumlah

DC Built-in
Merah 12 VDC 3A 38 rpm 1 buah
Gearbox

4. Sensor Botol 3

Sensor botol yang terpasang pada proses crowning sama dengan sensor botol pada

proses filling dan proses peletakan tutup. Sensor yang digunakan yaitu sensor IR adjustable

E18-D80NK. Spesifikasi sensor botol 3 dapat dilihat pada Tabel 1.14.

Tabel 1.14. Spesifikasi Sensor Botol 3


Jenis
Gambar Fisik Warna Arus Sambungan Merk/Tipe Jumlah
Kontak
DC three- IR
NO
300 wire Adjustable
Orange (Normally 1 buah
mA system E18-
Open)
(NPN) D80NK

Data dan keterangan lebih detail mengenai setiap komponen yang terpasang pada Trainer

Filling Conveyor dapat dilihat pada bagian lampiran.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 17


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

1.3.4. Rangkaian Kelistrikan Trainer Filling Conveyor

Gambar 1.11. Rangkaian Kelistrikan Power Supply

Gambar 1.12. Rangkaian Kelistrikan Peralatan Input

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 18


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

Gambar 1.13. Rangkaian Kelistrikan Peralatan Output 220 V-AC

Gambar 1.14. Rangkaian Kelistrikan Peralatan Output 12 V-DC

Gambar 1.15. Rangkaian Kelistrikan Peralatan Output 5 V-DC

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 19


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

1.4. PROSEDUR PENGOPERASIAN TRAINER FILLING CONVEYOR

1.4.1. Persiapan dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Persiapan dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang harus dilakukan untuk

mengoperasikan Trainer Filling Conveyor yaitu sebagai berikut:

a. Pelajari dan pahami cara pengoperasian Trainer Filling Conveyor dalam pengantar

penggunaan trainer (Unit I). Pahami sistem kerja setiap komponen pada Unit I

sebelum melangkah menuju lembar proyek pada Unit II dalam Jobsheet Trainer

Filling Conveyor ini!

b. Gunakan pakaian kerja yang berlaku di dalam laboratorium!

c. Pastikan alat dan bahan yang digunakan layak serta dapat berfungsi dengan baik!

d. Dilarang bergurau atau melakukan hal-hal membahayakan selama praktikum

berlangsung!

e. Pastikan sumber tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan!

f. Sebelum pengoperasian, pastikan sumber tegangan 220 V-AC belum terhubung!

g. Teliti kembali pemasangan kabel jumper sebelum pengoperasian trainer!

h. Sebelum menghubungkan trainer dengan sumber tegangan 220 V-AC, hubungi dosen

pendamping atau asisten atau penanggung jawab praktikum!

i. Setelah penggunaan trainer pastikan sumber tegangan 220 V-AC dalam keadaan OFF

atau tidak terhubung!

j. Pastikan melepas kabel jumper dengan benar, rapikan alat dan bahan, kembalikan

trainer beserta kelengkapan lainnya pada tempat semula!

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 20


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

k. Perlu diperhatikan pada saat proses filling berlangsung, pastikan mengawasi cairan

yang mengalir agar tidak menetes ke berbagai tempat!

l. Botol terbuat dari kaca dan mudah pecah. Pastikan botol tidak terjatuh dari ketinggian

lebih dar 30 cm!

1.4.2. Cara Mengoperasikan Sistem

Cara mengoperasikan sistem pada Trainer Filling Conveyor yaitu sebagai berikut:

a. Sebelum menggunakan trainer baca terlebih dahulu Unit I dalam Jobsheet Trainer

Filling Conveyor dengan seksama.

b. Baca dan pahami jobsheet untuk proyek yang akan dikerjakan dalam Unit II.

c. Siapkan alat dan bahan sesuai judul proyek yang dikerjakan.

d. Pastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan layak digunakan.

e. Buatlah tabel pengalamatan beserta gambar pengawatannya (wiring).

f. Buatlah program PLC berupa ladder diagram menggunakan software CX-

Programmer.

g. Sebelum melakukan wiring pada trainer, tunjukkan terlebih dahulu gambar wiring

yang telah dibuat pada dosen/asisten/penanggung jawab dalam pengerjaan proyek.

h. Lakukan wiring dengan teliti setelah gambar wiring disetujui oleh

dosen/asisten/penanggung jawab dalam pengerjaan proyek.

i. Sebelum pengujian dengan sumber tegangan, pastikan sambungan telah dipasang

sesuai dengan gambar wiring atau lakukan cek kedua bersama

dosen/asisten/penanggung jawab dalam pengerjaan proyek.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 21


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

j. Jika wiring yang dilakukan telah dicek kebenarannya maka sambungkan sumber

tegangan 220 VAC pada bagian belakang trainer dengan cara memasang kabel power

pada socket kabel power kemudian mengaktifkan MCB, selanjutnya ubah tuas toggle

switch power kearah ON. Jika lampu indikator power menyala maka sumber telah

terhubung. Perhatikan Gambar 1.16.

k. Nyalakan lampu pada trainer untuk mendapatkan pencahayaan yang bagus dengan

cara mengubah tuas toggle switch lampu luar kearah ON untuk menyalakan lampu

bagian luar (terpasang diatas conveyor) dan lampu dalam kearah ON untuk

menyalakan lampu didalam box trainer. Lampu dalam tidak harus dinyalakan,

nyalakan hanya jika melakukan perawatan atau pengecekan dibagian dalam box

trainer.

d c
b Keterangan :
a : Kabel Power
a b : Lampu Indikator Power
c : Mini Circuit Breaker (MCB)
d : Toggle Switch Power
e e : Toggle Switch Lampu

Gambar 1.16. Power dan Switch Lampu

l. Transfer program PLC yang telah dibuat dari PC/Laptop menuju PLC yang

digunakan.

m. Lakukan uji coba sesuai proyek yang dikerjakan.

n. Jika terdapat kesalahan atau modifikasi sambungan, matikan terlebih dahulu sumber

tegangan 220 VAC.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 22


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

1.4.3. Cara Mematikan Sistem

Cara mematikan sistem pada Trainer Filling Conveyor yaitu sebagai berikut:

a. Ketika selesai menggunakan trainer, lepas kabel power atau putus sumber tegangan

220 V-AC.

b. Lepas semua kabel jumper yang terpasang pada trainer dengan benar.

c. Pastikan tidak ada bagian dari komponen trainer yang rusak secara fisik maupun

fungsionalitas, jika ada segera laporkan pada dosen/asisten/penanggung jawab dalam

pengerjaan proyek tersebut untuk segera diganti atau diperbaiki.

d. Rapikan kabel power maupun kabel jumper yang telah digunakan.

e. Setelah menggunakan trainer, kembalikan alat dan bahan pada tempat semula.

1.4.4. Cara Menyalurkan Cairan dari Tangki A atau Tangki B

Cairan pada tangki A dan tangki B merupakan cairan utama yang akan diisi menuju

botol melalui proses filling. Selang cairan dari tangki A dan tangki B dihubungkan pada satu

titik cabang sebelum menuju titik pengisian kedalam botol. Agar aliran cairan dari masing-

masing tangki lancar dan dapat dideteksi sensor cairan 1 maka kedua cairan tidak dapat

dialirkan secara bersamaan melalui titik cabang tersebut. Oleh karena hal itu maka sebelum

menyalurkan cairan terlebih dahulu memperhatikan letak selang pada titik cabang tersebut.

Cara pemasangan selang cairan dari tangki A atau tangki B saat proses filling adalah sebagai

berikut:

a. Jika cairan yang akan diisi kedalam botol adalah cairan dari tangki A maka pasang

selang seperti Gambar 1.17.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 23


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

Gambar 1.17. Pemasangan Selang untuk Menyalurkan Cairan dari Tangki A

b. Jika cairan yang akan diisi kedalam botol adalah cairan dari tangki B maka pasang

selang seperti Gambar 1.18.

Gambar 1.18. Pemasangan Selang untuk Menyalurkan Cairan dari Tangki B

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 24


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

1.5. PETUNJUK PERAWATAN TRAINER FILLING CONVEYOR

1.5.1. Tujuan Perawatan

Tujuan perawatan pada Trainer Filling Conveyor yaitu:

a. Menjaga komponen dari kerusakan fisik maupun kerusakan fungsi.

b. Menjaga masa pakai komponen yang terpasang pada trainer.

c. Menghindari bahaya yang lebih fatal akibat kerusakan komponen pada trainer.

d. Memaksimalkan kinerja komponen.

1.5.2. Langkah – Langkah Perawatan

Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perawatan pada

Trainer Filling Conveyor:

a. Conveyor

Beberapa titik yang perlu dirawat pada bagian conveyor yaitu gear box pada motor

conveyor, roller belt conveyor dan pengencang belt. Gear motor berguna sebagai penggerak

roller belt coveyor, sehingga kedua bagian ini saling terhubung. Jika putaran gear terhambat

maka belt tidak dapat berputar dengan lancar. Salah satu penghambat putaran gear yaitu

adanya debu atau material kecil yang menempel. Cara melancarkan gear motor dapat

dilakukan dengan memberi pelumas/oli pada gear. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai

berikut:

1. Hubungkan motor conveyor dengan sumber tegangan 12 V-DC.

2. Perhatikan pergerakan belt conveyor.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 25


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

3. Sambil memperhatikan pergerakan belt, beri pelumas/oli pada gear. Pelumas/oli diberikan

pada saat motor berputar agar lebih merata.

4. Pasang kain atau kertas sebagai alas tetesan pelumas/oli pada bagian bawah gear sehingga

pelumas/oli tidak mengotori body trainer.

5. Jika putaran belt lancar hentikan pemberiaan pelumas/oli pada gear.

Jika gear motor telah diberi pelumas namun tetap kurang lancar maka coba atur

bagian pengencang belt. Pemakian yang lama dapat mengakibatkan belt terlalu longgar

sehingga roller tidak dapat memutar belt dengan baik. Agar belt memiliki kekencangan yang

pas maka atur kekencangan belt pada pengencang belt. Pada bagian ini belt dapat lebih

kencang maupun lebih longgar dari kondisi semula. Atur kekencangan belt pada kondisi

motor conveyor ON sehingga dapat terlihat putaran belt selama dikencangkan atau

dilonggarkan. Setelah selesai memberi pelumas dan kekencangan belt telah sesuai maka

perawatan pada conveyor telah selesai dilakukan.

b. Tangki

Tangki merupakan salah satu bagian terpenting dalam Trainer Filling Conveyor.

Tangki berguna sebagai penampung air, sehingga jika tangki mengalami kerusakan maka

cairan didalamnya dapat mengalir menuju bagian kelistrikan. Jika hal tersebut terjadi maka

kerusakan sistem pada trainer dapat terjadi akibat hubung singkat. Untuk menghindari

kerusakan tersebut maka perlu dilakukan perawatan secara berkala. Berikut cara merawat

tangki:

1. Ambil tangki dari frame tangki. Saat melakukan perawatan, jauhkan tangki dari bagian

utama trainer.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 26


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

2. Masukkan air dalam tangki untuk cek kebocoran tangki.

3. Jika ditemukan kebocoran maka segera tambal bagian yang bocor menggunakan potongan

akrilik seukuran kebocoran yang ada.

4. Gunakan lem akrilik untuk merekatkan bagian yang bocor.

5. Tunggu beberapa menit sampai lem benar-benar kering.

6. Cek kembali tangki yang telah ditambal dengan cara mengisi air kedalam tangki.

7. Perhatikan seluruh bagian tangki, jika ada bagian lain yang bocor lakukan kembali

langkah 3 sampai 6.

8. Lakukan langkah diatas sampai tangki benar-benar dalam keadaan baik dan dapat

digunakan.

Jika tidak ditemukan kebocoran, maka tangki hanya perlu dibersihkan dengan cara

membersihkan bagian dalam dan luar tangki dengan kain atau tisu. Jangan gunakan benda

tajan karena dapat merusak permukaan tangki.

c. Sensor Botol

Sensor yang digunakan sebagai sensor botol merupakan Sensor IR Adjustable. Sensor

tersebut memiliki range deteksi 3-80 cm. jika penggunaan secara terus-menerus dilakukan

maka akurasi pendeteksian oleh sensor dapat berkurang. Cara merawat agar sensor dapat

bekerja dengan baik adalah dengan melakukan kalibrasi sensor dalam mendeteksi botol.

Langkah yang perlu dilakukan yaitu:

1. Hubungkan sensor dengan tegangan 5 V-DC.

2. Pasang sensor pada frame sensor.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 27


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

3. Lewatkan botol didepan sensor, cek lampu pada bagian belakang sensor. Jika terjadi

perubahan maka sensor mendeteksi botol tersebut.

4. Agar range deteksi stabil pada posisi yang telah ditentukan maka lewatkan botol didepan

sensor sesuai jarak yang diinginkan.

5. Atur range deteksi sensor dengan memutar variable pada bagian belakang sensor

menggunakan obeng (-) kecil.

Gambar 1.19. Pengaturan Range Deteksi Sensor Botol

6. Atur sampai pendeteksian sensor stabil pada jarak/rang yang diinginkan.

7. Jika sensor telah mendeteksi dengan baik maka sensor siap digunakan.

Terdapat tiga buah sensor botol, maka lakukan langkah diatas pada masing-masing

sensor untuk mendapatkan hasil terbaik.

d. Lain – lain

Selain komponen diatas, perlu dilakukan pula perawatan trainer secara keseluruhan.

Hal yang perlu diperhatikan yaitu kebersihan trainer. Jika trainer disimpan dalam jangka

waktu lama maka debu yang menempel pada trainer dapat mengganggu kinerja komponen

pada trainer oleh karena hal itu perlu dibersihkan secara berkala. Gunakan kain halus atau

tisu untuk membersihkannya. Jangan gunakan benda dengan permukaan kasar karena dapat

merusak cat yang melapisi trainer. Selain debu, segera bersihkan jika terdapat cairan yang

menetes/menggenang pada trainer. Hindarkan trainer dari benda yang mudah

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 28


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

terbakar/meledak. Simpan trainer pada tempat yang kering dan pada suhu ruangan. Saat

memindahkan trainer, gunakan handle yang telah disediakan serta letakkan secara perlahan-

lahan trainer tersebut pada tempat yang dituju.

1.6. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Petunjuk pelaksanaan praktikum menggunakan Trainer Filling Conveyor merupakan

bagian dari langkah praktikum yang harus diperhatikan oleh mahasiswa maupun penanggung

jawab mata kuliah Workshop Otomasi Industri (PTEL 623), berikut petunjuk pelaksanaan

praktikum menggunakan Trainer Filling Conveyor :

1.6.1. Bagi Dosen/Asisten/Penanggung Jawab Praktikum

a. Sebelum memulai praktikum, kelompokkan mahasiswa menjadi kelompok-kelompok

kecil dengan jumlah dua orang anggota per kelompok.

b. Saat pengerjaan proyek, gunakan proyek 1 yang dilengkapi dengan contoh pengerjaan

sebagai latihan bagi mahasiswa. Sedangkan proyek lainnya (proyek 2, 3 dan 4) sebagai

tugas praktikum.

c. Cek secara bertahap hasil pekerjaan mahasiswa dengan cara menginstruksi mahasiswa

menunjukkan hasil pekerjaannya satu per satu dari tahap identifikasi input dan output,

tabel pengalamatan, ladder diagram, wiring diagram, transfer program, hingga uji coba

selesai dilaksanakan.

d. Pastikan mengawasi mahasiswa selama proses pengerjaan dan uji coba mengingat adanya

penggunaan air pada trainer.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 29


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

1.6.2. Bagi Mahasiswa

a. Bentuk kelompok kecil sejumlah dua orang mahasiswa per kelompok.

b. Baca dan pahami terlebih dahulu bagian-bagian trainer serta prinsip kerja komponen

trainer pada Unit I sebelum memulai praktikum.

c. Baca dan pahami deskripsi proyek yang akan dikerjakan. Ajukan pertanyaan pada

dosen/asisten/penanggung jawab praktikum jika masih ada yang belum dipahami.

d. Siapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan praktik.

e. Kerjakan tugas praktikum secara bertahap dengan cara menunjukkan setiap hasil pekerjaan

yang selesai dibuat pada dosen/asisten/penanggung jawab praktikum. Tunjukkan hasil

pekerjaan satu per satu dari tahap identifikasi input dan output, tabel pengalamatan, ladder

diagram, wiring diagram, transfer program, hingga uji coba selesai dilaksanakan.

f. Selalu berhati-hati dalam penggunaan trainer mengingat adanya penggunaan air.

g. Perhatikan alokasi waktu dalam pengerjaan proyek yang dipraktikkan.

h. Selalu utamakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

i. Rapikan alat dan bahan yang selesai digunakan pada tempat semula.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 30


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

UNIT II
JOBSHEET FILLING CONVEYOR

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 31


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

PROYEK 1

FILLING 1 JENIS CAIRAN

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 32


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

2.1. PROYEK 1 : FILLING 1 JENIS CAIRAN

A. TUJUAN

Melalui proyek 1 diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengidentifikasi peralatan input berupa push button, sensor botol dan sensor

cairan

2. Mengidentifikasi peralatan output berupa pompa dan motor conveyor

3. Membuat program PLC berupa ladder diagram untuk sistem filling 1 jenis cairan

4. Melakukan transfer program dari PC ke PLC

5. Melakukan wiring (pengawatan) PLC

6. Mengoperasikan peralatan input dan output sesuai dengan sistem yang diharapkan

B. ALOKASI WAKTU

1 Pertemuan (4 js)

4 js = 4 x 50 menit = 200 menit

C. ALAT DAN BAHAN

1. Trainer filling conveyor 1 set

2. Trainer PLC 1 set

3. Kabel jumper secukupnya

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 33


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

D. DESKRIPSI PROYEK

C.1. Bagan Alat


Indikator Sistem
Pompa 1 Sensor Cairan 1
OFF
Indikator Sistem
ON

Stop
Motor Conveyor
Sensor Botol 1 Start
Gambar 2.1. Ilustrasi Sistem Filling 1 Jenis Cairan

C.2. Prinsip Kerja

Ketika sistem mati atau belum bekerja, indikator sistem OFF berupa lampu berwarna

merah aktif. Ketika tombol start ditekan ( ) maka sistem mulai bekerja, yaitu indikator

sistem ON berupa lampu warna hijau dan motor conveyor aktif memindah botol. Saat

sensor botol 1 yang terpasang ditepi conveyor pada bagian proses filling mendeteksi

adanya botol yang lewat maka motor conveyor mati. Saat motor conveyor mati, pompa 1

aktif memompa air dari dalam tangki A menuju botol. Air yang masuk kedalam botol

dideteksi oleh sensor cairan 1. Jika pengisian botol telah mencapai nilai yang ditentukan

(200) maka pompa 1 mati, 5 detik kemudian motor conveyor kembali on. Pengisian air

dari tangki A menuju botol akan terus berulang sampai tombol stop ditekan ( ).

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 34


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

E. TUGAS

Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk proses filling 1 jenis cairan tersebut!

a. Identifikasi peralatan input dan output berdasarkan deskripsi proyek untuk proses

filling 1 jenis cairan tersebut!

b. Tentukan tipe PLC dan buat tabel pengalamatan!

c. Buat program berupa ladder diagram menggunakan software CX-Programmer dan

lakukan simulasi!

d. Buat wiring diagram!

e. Transfer program tersebut ke PLC dan lakukan uji coba!

f. Buatlah laporan hasil kegiatan dengan format Lembar Kerja Mahasiswa seperti

yang dicontohkan berikut!

F. LEMBAR KERJA MAHASISWA (Contoh)

1. Tabel Pengalamatan
Tipe PLC : CP1L 40 I/O
INPUT
No. Nama Peralatan Input Alamat di PLC Fungsi
1 Start 0.00 Start
2 Stop 0.01 Stop
3 Sensor_Cairan_1 0.02 Sensor Cairan 1
4 Sensor_Botol_1 0.04 Sensor Botol 1
OUTPUT
No. Nama Peralatan Output Alamat di PLC Fungsi
1 Indikator_Hijau 100.00 Indikator Sistem ON
2 Indikator_Merah 100.01 Indikator Sistem OFF
3 Motor_Conveyor 100.02 Motor Conveyor
4 Pompa_1 101.00 Pompa 1

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 35


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

2. Ladder Diagram

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 36


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

3. Wiring Diagram

4. Hasil Transfer dan Uji Coba

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 37


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

Uji Coba :

 Sistem belum bekerja indikator sistem OFF (merah) aktif

 Push button start ditekan ( ), indikator sistem ON (hijau) dan motor

conveyor ON

 Sensor botol 1 mendeteksi botol, motor conveyor OFF dan pompa 1 ON

 Sensor cairan 1 mendeteksi cairan, setelah nilai counter (200) tercapai pompa

1 OFF, 5 detik kemudian motor conveyor ON

 Push button stop ditekan ( ), indikator sistem OFF (merah) aktif dan motor

conveyor OFF dan pompa 1 OFF

Kesimpulan :

Dari pengendalian sistem filling 1 jenis cairan yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa sistem yang dirancang dapat bekerja sesuai dengan prinsip kerja

yang diharapkan.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 38


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

PROYEK 2

FILLING CAMPURAN 2 JENIS CAIRAN

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 39


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

2.2. PROYEK 2 : FILLING CAMPURAN 2 JENIS CAIRAN

A. TUJUAN

Melalui proyek 2 diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengidentifikasi peralatan input berupa push button, sensor botol dan sensor

cairan

2. Mengidentifikasi peralatan output berupa pompa dan motor conveyor

3. Membuat program PLC berupa ladder diagram untuk sistem filling campuran 2

jenis cairan

4. Melakukan transfer program dari PC ke PLC

5. Melakukan wiring (pengawatan) PLC

6. Mengoperasikan peralatan input dan output sesuai dengan sistem yang diharapkan

B. ALOKASI WAKTU

1 Pertemuan (4 js)

4 js = 4 x 50 menit = 200 menit

C. ALAT DAN BAHAN

1. Trainer filling conveyor 1 set

2. Trainer PLC 1 set

3. Kabel jumper secukupnya

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 40


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

D. DESKRIPSI PROYEK

C.1. Bagan Alat


Sensor Cairan 2
Pompa 4 Pompa 3 Sensor Cairan 3
Pompa 2
Sensor Cairan 1
Indikator Sistem
ON

Motor Conveyor Indikator Sistem


OFF Start
Sensor Botol 1
Stop
Gambar 2.2. Ilustrasi Sistem Filling Campuran 2 Jenis Cairan

C.2. Prinsip Kerja

Ketika sistem mati atau belum bekerja, indikator sistem OFF berupa lampu berwarna

merah aktif. Ketika tombol start ditekan ( ) maka sistem mulai bekerja, yaitu indikator

sistem ON berupa lampu warna hijau dan pompa 4 pada tangki D dan pompa 3 pada

tangki C aktif. Pompa 4 dan pompa 3 mengisi air kedalam tangki B. Masing-masing

cairan pada tangki diukur oleh sensor cairan, sensor cairan 2 untuk tangki C dan sensor

cairan 3 untuk tangki D. Jika sensor cairan 2 mencapai nilai 5000 maka pompa 3 mati dan

jika sensor cairan 3 mencapai nilai 4000 maka pompa 4 mati. Ketika pompa 3 dan pompa

4 mati karena nilai masing-masing sensor cairan telah tercapai maka motor conveyor ON.

Motor conveyor ON dan memindah botol. Saat sensor botol 1 yang terpasang ditepi

conveyor bagian proses filling mendeteksi adanya botol yang lewat maka motor conveyor

mati. Saat conveyor mati, pompa 2 aktif memompa air dari dalam tangki B menuju botol.

Air yang masuk kedalam botol diukur oleh sensor cairan 1. Jika pengisian botol telah

mencapai nilai yang ditentukan (200) maka pompa 2 mati dan motor conveyor kembali

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 41


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

ON. Pengisian cairan dari tangki B menuju botol akan terus berulang sampai tombol stop

ditekan ( ).

E. TUGAS

Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk proses filling campuran 2 jenis cairan

tersebut!

a. Identifikasi peralatan input dan output berdasarkan deskripsi proyek untuk proses

filling campuran 2 jenis cairan tersebut!

b. Tentukan tipe PLC dan buat tabel pengalamatan!

c. Buat program berupa ladder diagram menggunakan software CX-Programmer dan

lakukan simulasi!

d. Buat wiring diagram!

e. Transfer program tersebut ke PLC dan lakukan uji coba!

f. Buatlah laporan hasil kegiatan dengan format Lembar Kerja Mahasiswa seperti

yang dicontohkan pada PROYEK 1!

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 42


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

PROYEK 3

PELETAKAN TUTUP DAN PROSES


CROWNING

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 43


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

2.3. PROYEK 3 : PELETAKAN TUTUP DAN PROSES CROWNING

A. TUJUAN

Melalui proyek 3 diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengidentifikasi peralatan input berupa push button dan sensor botol

2. Mengidentifikasi peralatan output berupa motor conveyor dan motor tutup

3. Membuat program PLC berupa ladder diagram untuk sistem peletakan tutup dan

proses crowning

4. Melakukan transfer program dari PC ke PLC

5. Melakukan wiring (pengawatan) PLC

6. Mengoperasikan peralatan input dan output sesuai dengan sistem yang diharapkan

B. ALOKASI WAKTU

1 Pertemuan (4 js)

4 js = 4 x 50 menit = 200 menit

C. ALAT DAN BAHAN

1. Trainer filling conveyor 1 set

2. Trainer PLC 1 set

3. Kabel jumper secukupnya

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 44


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

D. DESKRIPSI PROYEK

C.1. Bagan Alat


Motor Tutup 2
Motor Tutup 1 Sensor Botol 3

Indikator Sistem
OFF

Indikator Sistem
ON

Motor Conveyor Sensor Botol 2 Stop Start


Motor Capit
Gambar 2.3. Ilustrasi Sistem Peletakan Tutup Dan Proses Crowning

C.2. Prinsip Kerja

Ketika sistem mati atau belum bekerja, indikator sistem OFF berupa lampu berwarna

merah aktif. Ketika tombol start ditekan ( ) maka sistem mulai bekerja, yaitu indikator

sistem ON berupa lampu warna hijau dan motor conveyor aktif. Motor conveyor aktif

memindah botol. Saat sensor botol 2 yang terpasang ditepi conveyor bagian proses

peletakan tutup mendeteksi adanya botol yang lewat maka motor conveyor mati selama 5

detik. Saat conveyor mati, secara manual tutup botol diletakkan diatas mulut botol. Ketika

5 detik tercapai maka motor conveyor kembali ON. Motor conveyor tetap ON sampai

sensor botol 3 yang terletak dibagian ujung conveyor mendeteksi adanya botol. Saat

sensor botol 3 mendeteksi botol, secara berurutan motor capit ON maju selama 3 detik,

setelah 3 detik tercapai dilanjutkan motor tutup 1 ON turun bersamaan dengan motor

tutup 2 untuk memutar tutup botol selama 3 detik. Setelah 3 detik tercapai, secara

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 45


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

berurutan motor tutup 2 OFF bersamaan dengan motor tutup 1 ON naik selama 3 detik,

setelah 3 detik tercapai motor capit ON mundur selama 5 detik. Ketika 5 detik tercapai

dan motor capit telah kembali pada posisi semula maka motor conveyor ON. Sistem akan

terus berulang sampai tombol stop ditekan ( ).

E. TUGAS

Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk proses peletakan tutup dan proses

crowning tersebut!

a. Identifikasi peralatan input dan output berdasarkan deskripsi proyek untuk proses

peletakan tutup dan proses crowning tersebut!

b. Tentukan tipe PLC dan buat tabel pengalamatan!

c. Buat program berupa ladder diagram menggunakan software CX-Programmer dan

lakukan simulasi!

d. Buat wiring diagram!

e. Transfer program tersebut ke PLC dan lakukan uji coba!

f. Buatlah laporan hasil kegiatan dengan format Lembar Kerja Mahasiswa seperti

yang dicontohkan pada PROYEK 1!

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 46


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

PROYEK 4

FILLING DAN CROWNING

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 47


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

2.4. PROYEK 4 : FILLING DAN CROWNING

A. TUJUAN

Melalui proyek 4 diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengidentifikasi peralatan input berupa push button, sensor botol dan sensor

cairan

2. Mengidentifikasi peralatan output berupa motor conveyor, motor capit dan motor

tutup

3. Membuat program PLC berupa ladder diagram untuk sistem filling dan crowning

4. Melakukan transfer program dari PC ke PLC

5. Melakukan wiring (pengawatan) PLC

6. Mengoperasikan peralatan input dan output sesuai dengan sistem yang diharapkan

B. ALOKASI WAKTU

1 Pertemuan (4 js)

4 js = 4 x 50 menit = 200 menit

C. ALAT DAN BAHAN

1. Trainer filling conveyor 1 set

2. Trainer PLC 1 set

3. Kabel jumper secukupnya

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 48


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

D. DESKRIPSI PROYEK

C.1. Bagan Alat


Motor Tutup 2
Pompa 1 Motor Tutup 1
Sensor Cairan 1
Indikator Sistem
OFF
Indikator Sistem
ON

Sensor Botol 1 Motor Capit Start


Sensor Botol 3
Motor Conveyor Sensor Botol 2 Stop
Gambar 2.4. Ilustrasi Sistem Filling dan Crowning

C.2. Prinsip Kerja

Ketika sistem mati atau belum bekerja, indikator sistem OFF berupa lampu berwarna

merah aktif. Ketika tombol start ditekan ( ) maka sistem mulai bekerja, yaitu indikator

sistem ON berupa lampu warna hijau dan motor conveyor aktif. Motor conveyor aktif

memindah botol. Saat sensor botol 1 yang terpasang ditepi conveyor pada bagian proses

filling mendeteksi adanya botol yang lewat maka motor conveyor mati. Saat motor

conveyor mati, pompa 1 aktif memompa air dari dalam tangki A menuju botol. Air yang

masuk kedalam botol dideteksi oleh sensor cairan 1. Jika pengisian botol telah mencapai

nilai yang ditentukan (200) maka pompa 1 mati dan motor conveyor kembali on. Saat

sensor botol 2 yang terpasang ditepi conveyor bagian proses peletakan tutup mendeteksi

adanya botol yang lewat maka motor conveyor mati selama 5 detik. Saat conveyor mati,

secara manual tutup botol diletakkan diatas mulut botol. Ketika 5 detik tercapai maka

motor conveyor kembali ON. Motor conveyor tetap ON sampai sensor botol 3 yang

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 49


JOBSHEET TRAINER FILLING CONVEYOR S1 PTE

terletak dibagian ujung mendeteksi adanya botol. Saat sensor botol 3 mendeteksi botol,

secara berurutan motor capit ON maju selama 3 detik, setelah 3 detik tercapai dilanjutkan

motor tutup 1 ON turun bersamaan dengan motor tutup 2 untuk memutar tutup botol

selama 3 detik. Setelah 3 detik tercapai, secara berurutan motor tutup 2 OFF bersamaan

dengan motor tutup 1 ON naik selama 3 detik, setelah 3 detik tercapai motor capit ON

mundur selama 5 detik. Ketika 5 detik tercapai dan motor capit telah kembali pada posisi

semula maka motor conveyor ON. Sistem akan terus berulang sampai tombol stop

ditekan ( ).

E. TUGAS

Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk proses filling dan crowning tersebut!

a. Identifikasi peralatan input dan output berdasarkan deskripsi proyek untuk proses

filling dan crowning tersebut!

b. Tentukan tipe PLC dan buat tabel pengalamatan!

c. Buat program berupa ladder diagram menggunakan software CX-Programmer dan

lakukan simulasi!

d. Buat wiring diagram!

e. Transfer program tersebut ke PLC dan lakukan uji coba!

f. Buatlah laporan hasil kegiatan dengan format Lembar Kerja Mahasiswa seperti

yang dicontohkan pada PROYEK 1!

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS NEGERI MAL ANG 50

Anda mungkin juga menyukai