b. Arsene Dumont
Pada tahun 1890 Arsene Dumont melancarkan Teori Kapilaritas Sosial ( theory of social capalirity
) yang mengacu pada : “ Keinginan seseorang untuk mencapai kedudukan yg tinggi di
masyarakat”. Teori ini dapat berkembang baik pada Negara Demokrasi. Di Perancis (abad 19)
dimana sisitem demokrasi sangant baik, Tiap orang berlomba mencapai kedudukan yang tinggi &
akibatnya angka kelahiran turun dengan cepat, berbeda dengan Di Negara Sosialis tidak ada
kebebasanuntuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan Sistem kapilaritas sosial tidak dapat
berjalan dengan baik.
Emile Durkheim
Emile Durkheim menenekanan perhatiannya pada akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi . Ia
mengatakan pada suatu wilayah dimana angka kepadatan penduduknya tinggi akibat dari
tingginya laju pertumbuhan penduduk, maka akan timbul persaingan diantara penduduk untuk
mempertahankan hidupnya. Dalam usaha memenangkan persaingan tiap- tiap orang berusaha
untuk meningkatkan Pendidikan & ketrampilan dan mengambil Spesialisasitertentu. Keadaan
seperti ini jelas terlihat pada masyarakat perkotaan dengan kehidupan yang kompleks. Apabila
dibandingkan antara masyrakat tradisional dan masyarakat industry, akan terlihat bahwa pada
masyarakat tradisional tidak terjadi persaingan yang ketat dalam memperoleh pekerjaan, pada
masyrakat industry persaingan sangat ketat. Tesis dari Durkheim ini didasarkan atas teori evolusi
Darwin dan juga pemikiran dari Khaldun.
Teori Teknologi
Penganut teori ini berangapan bahwa “ Manusia dengan ilmu pengetahuannya mampu
melipatgandakan produksi pertanian dan mengolah bahan-bahan habis pakai.” Dengan teknologi
dunia dapat menampung 15 miliun orang dan dunia tidak akan kehabisan sumber daya alam.
Kelompok Teknologi menentang teori daripada Malthus. Kelompok Malthus & Kelompok
Teknologi mendapat kritik dari kelompok ekonomi karena kedua- duanya tidak memperhatikan
organisasi social dimana distribusi pendapatan tidak merata sehingga menimbulkan penduduk
tetap ada yang miskin. Contoh: di Brasilia, dimana GNP ( pendapatan nasional ) tidak dinikmati
oleh rakyat banyak.
Teori Boserupian
Teori ini dikemukakn Ester Boserup dan para pengikutnya (Neo-Boserupian). Faham Boserup
gaya baru lebih menekankan pada pengaruh tekanan penduduk ini terhadap masyarakat.
Menurutnya, tekanan penduduk justru dapat mempercepat inovasi teknologi, dan masyarakat
cenderung berusaha mencari teknologi baru atau mengadaptasi teknologi yang ada pada
lingkungan baru. Degradasi lahan dapat terjadi karena masyarakat cenderung mengeksploitasi
lahan-lahan pertanian yang ada dan mengakibatkan penambangan lahan.
Teori Boserupian berfokus pada hubungan antara tiga factor, yaitu penduduk, lingkungan, dan
teknologi. Konsep 'penduduknya,' berbeda dengan Malthus, meliputi kepadatan penduduk serta
ukuran mutlak dan pertumbuhan. Seperti Malthus, konsep lingkungan terutama mengacu pada
sumber daya lahan dan faktor-faktor terkait seperti iklim dan kualitas tanah. Karena fokusnya
adalah sejarah baik civilzations atau negara-negara berkembang, 'teknologi' menurut Boserup,
seperti halnya dengan Malthus, terutama mengacu pada alat-alat dan input yang digunakan dalam
pertanian, kegiatan produktif utama di masyarakat.
Menurutnya terdapat hubungan yang sangat erat antara penduduk, lingkungan dan teknologi. Hal
ini umumnya disepakati bahwa perubahan teknologi memiliki pengaruh penting pada ukuran
populasi.