Anda di halaman 1dari 18

Hubungan Wewenang Antara Pemerintah Pusat dan Daerah dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indah
Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
E-mail : indah.qurbani80@ub.ac.id

Abstract
The problem that would like to be investigated how is the relation between
the central government and district government in the frame of unity state
because there is an important part in the governmental arrangement in Indo-
nesia. The concept must related with democratic and equity value. There will
influence the public policy between the central government and district
government.

Keyword : The relation, District government, Unity State.

Abstrak
Diperlukan pemahaman bagaimana seharusnya hubungan wewenang
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi serta mencer-
minkan keadilan dan keserasian antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Desentralisasi yang dianut dalam konsep negara kesatuan pada
akhirnya juga akan mempengaruhi hubungan antara pemerintah pusat dan
daerah, khususnya yang berkaitan dengan distribusi kewenangan pengaturan
atas urusan-urusan pemerintahan.
Kata Kunci : Hubungan Wewenang, Pemerintah Daerah, NKRI.

Latar Belakang adalah pemerintah pusat tanpa ada


Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang suatu delegasi atau pelimpahan
Dasar Negara Republik Indonesia kekuasaan kepada pemerintah daerah
(UUD NRI) Tahun 1945 menyebut- (local government) (Solly Lubis,
kan bahwa “Negara Indonesia ialah 1993: 8).
Negara Kesatuan yang berbentuk Negara kesatuan mempunyai asas
Republik,” prinsip negara kesatuan bahwa segenap urusan negara tidak
ialah pemegang tampuk kekuasaan dibagi antara pemerintah pusat dan
tertinggi atas segenap urusan negara pemerintah daerah sedemikian rupa,

137
131 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

UU No. 42 Tahun 2008 mengatur Sementara pada huruf d adalah


tindak pidana bagi kontestan. menghasut dan mengadu-domba per-
Delik Pemilu dalam Pemilihan seorangan atau masyarakat. Sedang-
Presiden dan Wakil Presiden diru- kan ancaman sanksi yang diatur
muskan dalam Undang-undang dalam Pasal 214 berupa pidana
Nomor 42 Tahun 2008 pada bebera- penjara paling singkat 6 (enam)
pa pasal. Pasal yang berkaitan bulan dan paling lama 24 (dua puluh
dengan penye- baran “Obor Rakyat” empat) bulan dan denda paling sedi-
adalah Pasal 38 tentang Metode kit Rp. 6.000.000,00 (enam juta
Kampanye yang mana kampanye rupiah) dan paling banyak Rp.
dapat dilaksanakan melalui : (a) 24.000.000,00 (dua puluh empat juta
pertemuan terbatas; (b) tatap muka rupiah).
dan dialog; (c) penyebaran melalui Dengan demikian apa yang diatur,
media cetak dan media elektronik; khususnya Tindak pidana dalam UU
(d) penyiaran melalui radio dan/atau Nomor 42 Tahun 2008 sudah ada
televisi; (e) penyebaran bahan kam- perubahan fundamental jika diban-
panye kepada umum; (f) pema- dingkan dengan UU Nomor 10
sangan alat peraga di tempat kampa- Tahun 2008. Oleh sebab itu, UU
nye dan di tempat lain yang ditentu- Nomor 42 Tahun 2008 lebih baik,
kan oleh KPU; (g) debat Pasangan karena Undang-undang tersebut
Calon tentang materi Kampanye mencakup tidak saja tindak pidana
Pasangan Calon; dan (h) kegiatan yang dilakukan oleh penyelenggara
lain yang tidak melanggar peraturan pemilu tetapi mencakup pula apabila
perundang-undangan. Penyebaran ada kontestan yang melakukan
“Obor Rakyat” terkait metode pada perbuatan tercela sehingga harus
point c akan tetapi isi contentnya, dikualifikasi sebagai tindak pidana.
apabila bertentangan dengan fakta Benarlah apa yang diungkapkan oleh
dan sesuai yang diatur dalam Pasal Jeremy Bentham sebagaimana
41 ayat (1) huruf c dan d, yaitu pada dikutip oleh Dedi:
huruf c : menghina seseorang, “Hukum adalah alat yang dibuat
oleh manusia sendiri. Karena setiap
agama, suku, ras, golongan, calon
saat mestinya berubah berdasarkan
dan/atau Pasangan Calon yang lain; kebutuhan masyarakatnya. Apakah
138 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

sehingga urusan-urusan negara da- seimbangan antara tuntutan kesatuan


lam negara kesatuan tetap merupa- dan otonomi. Berdasarkan hal terse-
kan suatu kebulatan (eenheid) dan but kemungkinan spanning timbul
bahwa pemegang kekuasaan terting- (Bagir Manan, 1993 : 3).
gi di negara itu adalah pemerintah Pada era orde baru, konsep
pusat. (Ni`matul Huda, 2009 : 54) negara kesatuan cenderung ditafsir-
Dalam negara kesatuan, tanggung kan identik dengan sentralisasi
jawab pelaksanaan tugas-tugas pe- kekuasaan dan uniformitas struktur
merintahan pada dasarnya tetap pemerintahan. Konsekuensinya, oto-
berada di tangan pemerintah pusat. nomi daerah menjadi suatu yang
Namun, sistem pemerintahan niscaya. Daerah tidak memiliki ke-
Indonesia menganut asas negara merdekaan untuk menentukan masa
kesatuan yang didesentralisasikan, depannya dan tidak memiliki kele-
artinya ada tugas-tugas tertentu yang luasaan untuk mengelola pendapatan
diurus oleh pemerintah daerah sendi- daerah (Ni`matul Huda, 2009 : 60).
ri. Hal ini yang akan melahirkan padahal otonomi juga berarti mem-
hubungan kewenangan dan penga- berikan hak yang seluas-luasnya bagi
wasan (Ni`matul Huda, 2009:54). daerah untuk mengelola sumber daya
Negara kesatuan merupakan landa- ekonominya.
san batas dari isi pengertian otonomi, Ketidakadilan distribusi sumber
Pasal 1 angka 5 Undang-Undang daya politik dan ekonomi pada era
Nomor 32 Tahun 2004 tentang orde baru tersebut menjadi masalah
Pemerintahan Daerah menyebutkan besar dalam hubungan antara peme-
bahwa: “Otonomi daerah adalah hak, rintah pusat dan pemerintah daerah.
wewenang, dan kewajiban daerah Pada saat itu negara dianggap gagal
otonom untuk mengatur dan mengu- membangun sistem pemerintahan
rus sendiri urusan pemerintahan dan dengan wewenang desentralisasi ka-
kepentingan masyarakat setempat rena identik dengan sentralisasi
sesuai dengan peraturan perundang- kekuasaan. Hal ini menimbulkan
undangan.” berdasarkan hal tersebut keyakinan pada masyarakat di dae-
berkembang peraturan yang menga- rah bahwa pusat mengeksploitasi dan
tur mekanisme yang menjadi ke- mengambil alih hak-hak daerah.
Indah: Hubungan Wewenang Antara pemerintah Pusat 139

Daerah Istimewa Aceh dan merintahan Daerah.


Propinsi Papua adalah salah satu Semangat otonomi daerah terse-
contoh daerah yang kaya akan but dalam penyelenggaraan pemerin-
sumber daya alam, namun merupa- tahan Negara Kesatuan Republik
kan daerah yang memiliki gerakan Indonesia telah membawa perubahan
pemisahan diri yang sangat kuat. hubungan dan kewenangan antara
Pada bulan November 1999 sekitar 1 pemerintah pusat dan pemerintah
(satu) juta orang berkumpul di ibu- daerah, gagasan otonomi daerah
kota Propinsi, Banda Aceh menuntut harus dipahami sebagai masalah
diadakannya referendum yang akan lama. Dalam sejarah perkembangan
menentukan apakah akan tetap men- pemerintahan Republik Indonesia.
yatu dalam wilayah Indonesia atau Gagasan dan realisasi konsep oto-
merdeka sebagai negara sendiri. nomi jatuh bangun, datang dan pergi
(Wahyudi, 2008 : 16) Gerakan-gera- (Sabarno, 2008 : 60).
kan pemisahan juga muncul di Papua Dalam perspektif historis, penera-
ketika ketidakpuasan semakin me- pan otonomi daerah bergerak fluktu-
ningkat dan masyarakat daerah me- atif disebabkan dari pengaruh kon-
nuntut bagi hasil yang lebih besar figurasi politik di tingkat pusat pada
dari hasil kekayaan alam yang dieks- suatu kurun waktu tertentu, dimana
ploitasi (Wahyudi, 2008 : 16). pada suatu waktu terasa lebih berpi-
Setelah perubahan UUD Tahun hak pada pemerintah pusat dan pada
1945, dalam Pasal 18A ayat (2) UUD saat yang berlainan lebih berat dan
NRI Tahun 1945 diamanatkan agar berpihak pada pemerintah daerah.
hubungan keuangan, pelayanan Hal ini mengindikasikan formulasi
umum, sumber daya alam dan mengenai otonomi daerah dengan
sumber daya lainnya antara pemerin- segala implikasinya belum secara
tah pusat dan daerah diatur dan dilak- permanen menjawab kebutuhan dan
sanakan secara adil dan selaras ber- kepentingan dua kutub pemerintahan
dasarkan Undang-Undang. Pasal ter- yang berbeda baik pusat dan daerah
sebut merupakan landasan filosofis (Sabarno, 2008 :64-65).
dan landasan konstitusional pemben- Berdasarkan kronologis perkem-
tukan Undang-Undang tentang Pe- bangan kebijakan otonomi daerah,
140 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

terus terjadi pergantian Undang- naan penelitian hukum normatif


Undang yang mengatur Pemerintah- secara garis besar akan ditujukan
an Daerah. Masing-masing Undang- kepada; (1) Penelitian terhadap asas-
Undang Pemerintahan Daerah terse- asas hukum, (2) Penelitian terhadap
but memiliki ciri dan karakteristik sistematika hukum, (3) Penelitian
yang berbeda-beda satu sama lain terhadap sinkronisasi hukum, (4)
sehingga memberikan formulasi Penelitian sejarah hukum, (5) Peneli-
pengaturan yang berbeda pula dalam tian terhadap perbandingan hukum
penyelenggaraan pemerintahan dae- (Bambang. Waluyo,1996 :13-15).
rah dari masa ke masa. Oleh karena Sifat penelitian preskriptif dan
itu, diperlukan pemahaman tentang terapan. Penelitian ini bersifat pres-
bagaimana seharusnya hubungan kriptif dan terapan untuk mempela-
wewenang antara pemerintah pusat jari tujuan hukum, konsep-konsep
dan pemerintah daerah dalam Negara hukum dan norma-norma hukum
Kesatuan Republik Indonesia yang sehingga sebagai penelitian terapan
sesuai dengan nilai-nilai demokrasi penelitian ini mempunyai standar,
serta mencerminkan keadilan dan prosedur, ketentuan-ketentuan dan
keserasian antara pemerintah pusat rambu-rambu dalam mengkaji prin-
dan pemerintah daerah. Penelitian sip hukum pemerintahan daerah.
dilakukan dengan metode penelitian Mempelajari prinsip hukum berarti
hukum normatif, Penelitian hukum mempelajari yang menjadi alasan
normatif yang dilakukan oleh peneli- dasar dari diadakannya suatu pera-
ti adalah penelitian hukum perpus- turan perundang-undangan (basic
takaan atau studi dokumen, karena policy) dan mempelajari tujuan atau
penelitian ini dilakukan atau dituju- alasan yang muncul dibalik pember-
kan pada peraturan-peraturan yang lakuan suatu peraturan perundang-
tertulis atau bahan-bahan hukum undangan (enactment policy), se-
yang lain. Sebagai penelitian perpus- hingga sifat preskriptif ilmu hukum
takaan ataupun studi dokumen dise- akan nampak jelas. (Peter Mahmud
babkan penelitian ini lebih banyak Marzuki, 2005 :22 dan 24) dengan
dilakukan terhadap bahan hukum tujuan untuk menemukan hubungan
yang ada di perpustakaan. Pelaksa- wewenang antara pemerintah pusat
Indah: Hubungan Wewenang Antara pemerintah Pusat 141

dan pemerintah daerah dalam negara negara kesatuan (eenheidstaat) men-


Kesatuan Republik Indonesia. jadi tidak harmonis atau bahkan
berada pada titik yang mengkhawa-
Pembahasan tirkan sehingga timbul gagasan
A. Hubungan Pemerintah Pu- untuk mengubah negara kesatuan
sat dan Pemerintah Daerah menjadi negara federal. Dengan
Hubungan antara pusat dan dae- perkataan lain, gagasan negara fede-
rah merupakan sesuatu yang banyak ral atau negara serikat dapat dipicu
diperbincangkan, karena masalah oleh sentralisasi pemerintahan yang
tersebut dalam praktiknya sering dianggap berlebihan (a highly cen-
menimbulkan upaya tarik-menarik tralized government), di samping
kepentingan (spanning of interest) terdapat sebab lain seperti hubungan
antara kedua satuan pemerintahan. keuangan antara pusat dan daerah
Terlebih dalam negara kesatuan, yang dianggap kurang adil (soal
upaya pemerintah pusat untuk selalu prosentase) yang merugikan daerah.
memegang kendali atas berbagai Berdasarkan hal tersebut terdapat
urusan pemerintahan sangat jelas tiga hubungan antara pusat dan
sekali ( Jimly, 2004: 218). daerah. Pertama, hubungan pusat dan
Alasan menjaga kesatuan dan daerah menurut dasar dekonsentrasi
integritas negara merupakan salah teritorial. Hubungan pusat dan dae-
satu alasan pemerintah pusat untuk rah menurut dasar dekonsentrasi
senantiasa mendominasi pelaksa- teritorial, bukan merupakan hubu-
naan urusan pemerintahan dengan ngan antara dua subjek hukum (pu-
mengesampingkan peran dan hak bliek rechtspersoon) yang masing-
pemerintah daerah untuk ikut terlibat masing mandiri. Satuan pemerintah-
langsung dan mandiri dalam rangka an teritorial dekonsentrasi tidak
mengelola serta memperjuangkan mempunyai wewenang mandiri. Sa-
kepentingan daerahnya. tuan teritorial dekonsentrasi merupa-
Dominasi pemerintah pusat atas kan satu kesatuan wewenang dengan
urusan-urusan pemerintahan telah departemen atau kementerian yang
mengakibatkan hubungan antara bersangkutan. Sifat wewenang sa-
pemerintah pusat dan daerah dalam tuan pemerintahan teritorial dekon-
142 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

sentrasi adalah delegasi atau mandat. kepada satuan otonomi.


Tidak ada wewenang yang berdasar- c. Pusat mengakui urusan-urusan
kan atribusi. pemerintahan tertentu yang “di-
Kedua, hubungan pusat dan dae- ciptakan” atau yang kemudian
rah menurut dasar otonomi teritorial. diatur dan diurus satuan otonomi
Otonomi teritorial merupakan kon- baik karena tidak diatur dan
sep dalam negara kesatuan. Satuan diurus pusat maupun atas dasar
otonomi teritorial merupakan suatu semacam concurrent power.
satuan mandiri dalam lingkungan d. Membiarkan suatu urusan yang
negara kesatuan yang berhak mela- secara tradisional atau sejak
kukan tindakan hukum sebagai sub- semula dikenali sebagai fungsi
jek hukum untuk mengatur dan me- pemerintahan yang diatur dan
ngurus fungsi pemerintahan (admi- diurus satuan satuan otonomi.
nistrasi negara) yang menjadi urusan Cara-cara penentuan urusan ru-
rumah tangganya. dalam otonomi mah tangga satuan otonomi ini akan
territorial pada dasarnya seluruh menentukan suatu otonomi bersifat
fungsi kenegaraan dan pemerintahan luas atau terbatas.
ada dalam lingkungan pemerintah Ketiga, hubungan pusat dan dae-
pusat yang kemudian dipencarkan rah menurut dasar federal, merupa-
kepada satuan-satuan otonomi. Pe- kan hubungan antara dua subjek
mencaran ini dapat dilakukan dengan hukum yang masing-masing berdiri
beberapa cara yaitu : sendiri. Hal ini memiliki kesamaan
a. Undang-Undang menetapkan se- dengan hubungan pusat dan daerah
cara tegas berbagai fungsi peme- atas dasar otonomi teritoria.
rintahan (administrasi negara) Mengenai hubungan satuan fede-
sebagai urusan rumah tangga dae- ral dengan negara bagian sangat
rah. Cara-cara ini mirip dengan beraneka ragam. Tergantung sistem
cara-cara dalam sistem federal federal yang dijalankan. Tetapi ada
yang merinci kekuasaan negara satu persamaan dasar pada semua
bagian. negara federal. Hubungan antara
b. Pusat dari waktu ke waktu me- satuan federal dengan negara bagian
nyerahkan berbagai urusan baru merupakan hubungan kenegaraan.
Indah: Hubungan Wewenang Antara pemerintah Pusat 143

Tidak hanya mengenai fungsi penye- horizontal berarti kekuasaan untuk


lenggaraan administrasi negara. Hu- menyelenggarakan pemerintahan se-
bungan itu meliputi juga di bidang bagaimana mestinya. Dan wewenang
kekuasaan kehakiman dan pemben- dalam pengertian vertikal berarti
tukan undang-undang. Ada pula kekuasaan untuk menjalankan pe-
sistem federal yang menyediakan merintahan dalam suatu tertib ikatan
hal-hal yang terbuka dan dapat pemerintah negara secara keseluru-
diselenggarakan federal atau negara han.
bagian (concurrent power). Desentralisasi yang dianut dalam
konsep negara kesatuan pada akhir-
B. Hubungan Wewenang An- nya juga akan mempengaruhi hubu-
tara Pemerintah Pusat dan Peme- ngan antara pemerintah pusat dan
rintah Daerah daerah, khususnya yang berkaitan
dengan distribusi kewenangan pe-
Kewenangan berasal dari kata ngaturan atas urusan-urusan peme-
dasar “wewenang” yang dalam ba- rintahan. Oleh karena itu, adanya
hasa hukum tidak sama dengan satuan pemerintahan yang berla-
kekuasaan (macht). Kekuasaan ha- pis-lapis maupun bertingkat tujuan-
nya menggambarkan hak untuk nya antara lain adalah untuk mence-
berbuat atau tidak berbuat. Atau gah dominasi kewenangan pemerin-
kekuasaan adalah kemampuan untuk tah yang lebih tinggi.
melaksanakan kehendak. Dalam Dalam negara kesatuan, semua
hukum, wewenang sekaligus hak dan kekuasaan pemerintahan ada di
kewajiban (rechten en plichten) tangan pemerintah pusat. Pemerintah
(Fauzan, 2006 :80). pusat dapat mendelegasikan kekua-
Dalam kaitannya dengan otonomi saannya kepada unit-unit konstituen
daerah, hak mengandung pengertian tetapi apa yang didelegasikan itu
kekuasaan untuk mengatur sendiri mungkin juga ditarik kembali. Da-
(selfregelen) dan mengelola sendiri lam negara kesatuan pada asasnya
(self besturen). Sedangkan kewa- kekuasaan seluruhnya dimiliki oleh
jiban mempunyai dua pengertian pemerintah pusat. Artinya, peratur-
yakni horizontal dan vertikal. Secara an-peraturan pemerintah pusatlah
144 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

yang menentukan bentuk dan susu- otonomi relatif pemerintah daerah


nan pemerintahan daerah otonom, dapat membuat kebijakan yang
termasuk macam dan luasnya oto- dibagi dengan pemerintah pusat
nomi menurut inisiatifnya sendiri. atau yang berada dari kebijakan
Daerah otonom juga turut mengatur yang ditetapkan oleh pemerintah
dan mengurus hal-hal sentral (mede- pusat.
bewind), pemerintah pusat tetap 2. Model Agensi, ini adalah model
mengendalikan kekuasaan penga- pemerintahan daerah yang dilihat
wasan terhadap daerah-daerah oto- terutama sebagai agen pelaksa-
nom tersebut. naan kebijakan pemerintah pusat.
Berdasarkan hal tersebut terdapat Hal ini diyakinkan melalui spesi-
tiga model hubungan kewenangan fikasi yang terperinci dalam pera-
antara pemerintah pusat dengan turan, perkembangan peraturan
pemerintah daerah (Fauzan, 2006 : dan pengawasan.
80-85) yaitu: 3. Model Interaksi, dalam model ini
1. Model otonomi relatif, model ini sulit ditentukan ruang lingkup
memberikan kebebasan kepada kegiatan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, dan pada saat pemerintah daerah, karena mere-
yang sama tidak mengingkari ka terlibat dalam pola hubungan
realitas negara bangsa. Pene- yang rumit, yang penekanannya
kanannya adalah dengan mem- ada pada pengaruh yang mengun-
berikan kebebasan bertindak pada tungkan saja.
pemerintah daerah dalam kerang- Hubungan kewenangan, antara
ka kerja kekuasaan dan kewajiban lain bertalian juga dengan cara pem-
yang telah ditentukan. Hubungan bagian urusan penyelenggaraan
pemerintah pusat dan pemerintah pemerintahan atau cara menentukan
daerah oleh karenanya ditentukan urusan rumah tangga daerah. Cara
oleh perundang-undangan, Pe- penentuan ini akan mencerminkan
ngawasan dibatasi. Pemerintah suatu bentuk otonomi terbatas atau
daerah meningkatkan kebanyakan otonomi luas.
dari penghasilannya melalui pa- Dapat digolongkan sebagai oto-
jak langsung. Dalam model nomi terbatas apabila:
Indah: Hubungan Wewenang Antara pemerintah Pusat 145

Pertama, urusan-urusan rumah luas, daerah diharapkan mampu


tangga daerah ditentukan secara ka- meningkatkan daya saing dengan
tagoris dan pengembangannya diatur memperhatikan prinsip demokrasi,
dengan cara-cara tertentu pula. pemerataan, keadilan, keistimewaan
Kedua, apabila sistem supervisi dan kekhususan serta potensi dan
dan pengawasan dilakukan sede- keanekaragaman daerah dalam sis-
mikian rupa, sehingga daerah oto- tem Negara Kesatuan Republik Indo-
nom kehilangan kemandirian untuk nesia.
menentukan secara bebas cara-cara Seiring dengan prinsip otonomi
mengatur dan mengurus rumah daerah, hubungan wewenang antara
tangga daerahnya. pemerintah pusat dan pemerintah
Ketiga, sistem hubungan keu- daerah harus selalu berorientasi pada
angan antara pusat dan daerah yang peningkatan kesejahteraan masya-
menimbulkan hal-hal seperti keter- rakat dengan selalu memperhatikan
batasan kemampuan keuangan asli kepentingan dan aspirasi yang tum-
daerah yang akan membatasi ruang buh dalam masyarakat. Selain itu
gerak otonomi daerah. penyelenggaraan otonomi daerah
juga harus menjamin keserasian
C. Hubungan Wewenang An- hubungan antara daerah dengan
tara Pemerintah Pusat dan Peme- daerah lainnya, artinya mampu
rintah Daerah dalam Negara membangun kerjasama antar daerah
Kesatuan Republik Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan
Pemerintah daerah berwenang bersama dan mencegah ketimpangan
untuk mengatur dan mengurus sendi- antar daerah.
ri urusan pemerintahan menurut asas Hubungan wewenang antara
otonomi dan tugas pembantuan. pemerintah pusat dan pemerintah
Pemberian otonomi luas kepada daerah juga harus mampu menjamin
daerah diarahkan untuk memperce- hubungan yang serasi antar daerah
pat terwujudnya kesejahteraan ma- dengan pemerintah pusat, artinya
syarakat melalui peningkatan pela- harus mampu memelihara dan men-
yanan, pemberdayaan dan peran jaga keutuhan wilayah Negara dan
serta masyarakat. Melalui otonomi tetap tegaknya Negara Kesatuan
146 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

Republik Indonesia dalam rangka ngan. Dengan demikian, hubungan


mewujudkan tujuan Negara (Bagir wewenang antara pemerintah pusat
Manan, 2004:32-33). dan pemerintah daerah harus mem-
Hubungan wewenang antara perhatikan aspek demokrasi, keadi-
pemerintah pusat dan pemerintah lan, pemerataan, serta potensi dan
daerah agar dapat dilaksanakan harus keanekaragaman, otonomi luas,
sejalan dengan tujuan yang hendak nyata, dan bertanggung jawab.
dicapai, terdapat pedoman seperti Sesuai dengan UUD NRI Tahun
dalam penelitian, pengembangan, 1945, sehingga terjamin hubungan
perencanaan dan pengawasan sesuai serasi antara pemerintah pusat dan
dengan peraturan perundang-unda- pemerintah daerah serta antar daerah.

Tabel :
Analisis Hubungan Wewenang Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004

No. Pasal Isi Pasal Analisis


1. Pasal 10 ayat (1) (1) Pemerintahan daerah Terdapat pembedaan
dan ayat (3) menyelenggarakan urusan urusan yang bersifat
Undang-Undang pemerintahan yang menja- concurrent artinya
Nomor 32 Tahun di kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan
2004 Tentang urusan pemerintahan yang yang penanganannya
Pemerintahan oleh Undang-Undang ini dalam bagian atau
Daerah ditentukan menjadi urusan bidang tertentu dapat
Pemerintah. dilakukan bersama
(3) Urusan pemerintahan antara pemerintah
yang menjadi urusan pusat dengan pemerin-
Pemerintah sebagaimana tah daerah. Dengan
dimaksud pada ayat (1) demikian, setiap
meliputi: urusan yang bersifat
a. politik luar negeri; concurrent senantiasa
b. pertahanan; ada bagian urusan
c. keamanan; yang concurrent
d. yustisi; senantiasa ada bagian
e. moneter dan fiskal urusan yang menjadi
nasional; dan kewenangan pemerin-
a. politik luar negeri; tah pusat dan ada
b. pertahanan; bagian urusan yang
c. keamanan; diserahkan kepada
d. yustisi; provinsi dan juga ada
e. moneter dan fiskal urusan pemerintahan
Indah: Hubungan Wewenang Antara pemerintah Pusat 147

No. Pasal Isi Pasal Analisis


nasional; dan f. agama tahan yang diserahkan
kepada kabupaten/
kota.

2. Pasal 11 Ayat (4) (4) Penyelenggaraan uru- Dominasi kekuasaan


Undang-Undang san pemerintahan yang pemerintah pusat
Nomor 32 tahun bersifat wajib yang berpe- dalam menentukan
2004 tentang doman pada standar pela- pembagian urusan.
Pemerintahan yanan minimal dilaksana-
Daerah. kan secara bertahap dan
ditetapkan oleh Pemerin-
tah.
3. Pasal 13 dan Pasal 13 Dalam melakukan
Pasal 14 Undang- (1) Urusan wajib yang pendistribusian kewe-
Undang Nomor menjadi kewenangan nangan antara peme-
32 tahun 2004 pemerintahan daerah rintah pusat dengan
tentang Pemerin- provinsi merupakan urusan pemerintah daerah,
tahan Daerah dalam skala provinsi yang memiliki kecenderu-
meliputi: ngan kearah resentra-
a. perencanaan dan pengen- lisasi kewenangan
dalian pembangunan; yaitu dengan dianut-
b. perencanaan, pemanfa- nya paham pembagian
atan, dan pengawasan tata urusan, dimana pem-
ruang; bagian urusan di rinci
c. penyelenggaraan keterti- menjadi urusan wajib
ban umum dan ketentraman dan urusan pilihan
masyarakat; dengan urusan yang
d. penyediaan sarana dan sama baik untuk
prasarana umum; pemerintah daerah
e. penanganan bidang provinsi dan kabupa-
kesehatan; ten/kota.
f. penyelenggaraan pendi-
dikan dan alokasi sumber Kemudian timbul
daya manusia permasalahan dengan
potensial; dihilangkannya atau
g. penanggulangan masalah digantinya kata
sosial lintas kabupaten/ko- kewenangan menjadi
ta; urusan. Kata
h. pelayanan bidang kewenangan dan
ketenagakerjaan lintas urusan adalah dua hal
kabupaten/kota; yang berbeda secara
i. fasilitasi pengembangan subtansial.
koperasi, usaha kecil, dan
menengah termasuk lintas Perincian terhadap
kabupaten/kota; urusan baik untuk
148 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

No. Pasal Isi Pasal Analisis


j. pengendalian lingkungan pemerintah propinsi
hidup; dan kabupaten/kota,
k. pelayanan pertanahan sehingga dalam hal ini
termasuk lintas kabupaten/ pelaksanaan urusan
kota; hanya menjadi terba-
l. pelayanan kependudukan, tas pada apa yang ter-
dan catatan sipil; cantum dalam
m. pelayanan administrasi Undang-Undang
umum pemerintahan; Nomor 32 tahun 2004
n. pelayanan administrasi tentang Pemerintahan
penanaman modal termasuk Daerah.
lintas
kabupaten/kota;
o. penyelenggaraan
pelayanan dasar lainnya
yang belum dapat
dilaksanakan oleh kabupa-
ten/kota ; dan
p. urusan wajib lainnya
yang diamanatkan oleh
peraturan
perundang-undangan.
(2) Urusan pemerintahan
provinsi yang bersifat
pilihan meliputi urusan
pemerintahan yang secara
nyata ada dan berpotensi
untuk
meningkatkan kesejahte-
raan masyarakat sesuai
dengan kondisi,
kekhasan, dan potensi
unggulan daerah yang
bersangkutan.

Pasal 14
(1) Urusan wajib yang
menjadi kewenangan
pemerintahan daerah untuk
kabupaten/kota merupakan
urusan yang berskala
kabupaten/kota meliputi:
a. perencanaan dan pengen-
dalian pembangunan;
b. perencanaan, peman-
Indah: Hubungan Wewenang Antara pemerintah Pusat 149

No. Pasal Isi Pasal Analisis


faatan, dan pengawasan tata
ruang;
c. penyelenggaraan keterti-
ban umum dan ketentraman
masyarakat;
d. penyediaan sarana dan
prasarana umum;
e. penanganan bidang
kesehatan;
f. penyelenggaraan pendi-
dikan;
g. penanggulangan masalah
sosial;
h. pelayanan bidang
ketenagakerjaan;
i. fasilitasi pengembangan
koperasi, usaha kecil dan
menengah;
j. pengendalian lingkungan
hidup;
k. pelayanan pertanahan;
l. pelayanan kependudukan,
dan catatan sipil;
l. pelayanan administrasi
umum pemerintahan;
m. pelayanan administrasi
penanaman modal;
n. penyelenggaraan
pelayanan dasar lainnya;
dan
a. urusan wajib lainnya
yang diamanatkan oleh
peraturan
perundang-undangan.
(2) Urusan pemerintahan
kabupaten/kota yang
bersifat pilihan meliputi
urusan pemerintahan yang
secara nyata ada dan berpo-
tensi untuk
meningkatkan kesejahter-
aan masyarakat sesuai
dengan kondisi, kekhasan,
dan potensi unggulan
daerah yang bersangkutan.
150 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

No. Pasal Isi Pasal Analisis


(3) Pelaksanaan ketentuan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10, Pasal 11,
Pasal 12, Pasal 13 dan
Pasal 14 ayat (1) dan ayat
(2) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerin-
tah.
4. Pasal 37 dan Pasal 37 Adanya tumpang tin-
pasal 38 Undang- (1) Gubernur yang karena dih kedudukan Guber-
Undang Nomor jabatannya berkedudukan nur sebagai wakil pe-
32 tahun 2004 juga sebagai wakil Peme- merintah pusat di dae-
tentang Pemerin- rintah di wilayah provinsi rah dan sebagai kepala
tahan Daerah. yang bersangkutan. daerah.
(2) Dalam kedudukannya
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Gubernur
bertanggung jawab kepada
Presiden.

Pasal 38
(1) Gubernur dalam
kedudukannya sebagaima-
na dimaksud dalam Pasal
37 memiliki tugas dan
wewenang:
a. pembinaan dan penga-
wasan penyelenggaraan
pemerintahan daerah
kabupaten/Kota;

5. Pasal 17 Undang- Pasal 17 Sumber daya alam di


Undang Nomor (1) Hubungan dalam bi- kelola bersama antara
32 tahun 2004 dang pemanfaatan sumber Pemerintah Pusat dan
tentang Pe- daya alam dan sumber daya Pemerintah Daerah
merintahan lainnya antara Pemerintah
Daerah. dan pemerintahan daerah
sebagaimana dimaksud da-
lam Pasal 2 ayat (4) dan
ayat (5) meliputi:
a. kewenangan, tanggung
jawab, pemanfaatan, peme-
liharaan, pengendalian
dampak, budidaya, dan
pelestarian;
Indah: Hubungan Wewenang Antara pemerintah Pusat 151

No. Pasal Isi Pasal Analisis


b. bagi hasil atas peman-
faatan sumber daya alam
dan sumber daya lainnya;
dan
c. penyerasian lingkungan
dari tata ruang serta reha-
bilitasi lahan.
(2) Hubungan dalam
bidang pemanfaatan
sumber daya alam dan
sumber daya lainnya antar
pemerintahan daerah
sebagaimana dimaksud
dalam Pasa1 2 ayat (4) dan
ayat (5) meliputi:
a. pelaksanaan pemanfaatan
sumber daya alam dan
sumber daya lainnya yang
menjadi kewenangan
daerah;
b. kerja sama dan bagi hasil
atas pemanfaatan sumber
daya alam. dan
sumber daya lainnya antar
pemerintahan daerah; dan
c. pengelolaan perizinan
bersama dalam peman-
faatan sumber daya alam
dan sumber daya lainnya.
6. Pasal 218 ayat Pasal 218 Pengawasan seperti ini
(1) Undang- (1) Pengawasan atas penye- akan mempengaruhi
Undang Nomor lenggaraan pemerintahan pelaksanaan otonomi
32 tahun 2004 daerah dilaksanakan oleh daerah, karena prinsip
tentang Pemerin- Pemerintah yang meliputi: otonomi yang dianut
tahan Daerah. a. Pengawasan atas pelak- adalah prinsip otonomi
sanaan-urusan pemerintah- seluas-luasnya.
an di daerah;
b. Pengawasan terhadap pe-
raturan daerah dan peratu-
ran kepala daerah.

Sumber : diolah dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang


Pemerintahan Daerah.
152 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

Kesimpulan Bambang. Waluyo,1996, Penelitian


Dalam hubungan antara pusat dan Hukum dalam Praktek, Sinar
daerah paling tidak ada empat faktor Grafika, Jakarta.
yang menentukan hubungan pusat
dan daerah dalam otonomi yaitu: 1). Hari Sabarno, 2008, Untaian Pemi-
hubungan kewenangan. 2). Hubu- kiran Otonomi Daerah Memandu
ngan keuangan. 3).Hubungan penga- Otonomi Daerah Menjaga Kesa-
wasan. 4). Hubungan yang timbul tuan Bangsa, Sinar Grafika,
dari susunan organisasi pemerintah- Jakarta.
an di daerah.
Hubungan wewenang antara pe- Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi,
merintah pusat dan pemerintah dae- 2011, Dekonstruksi Hukum Pe-
rah dalam Negara Kesatuan Repub- ngawasan Pemerintahan Daerah,
lik Indonesia adalah harus sesuai Malang, UB Press.
dengan amanat UUD NRI Tahun
1945 meliputi: aspek demokrasi, Jimly Asshidiqie, 2004, Konstitusi
keadilan, pemerataan, serta potensi dan Konstitusionalisme Indone-
dan keanekaragaman, otonomi luas, sia, Jakarta, Mahkamah Konstitu-
nyata, dan bertanggung jawab. si RI dan Pusat Studi Hukum Tata
Negara Fakultas Hukum UI.
Daftar Rujukan
Buku Ni’matul Huda, 2009, Otonomi Dae-
Bagir Manan, 1994, Hubungan rah (Filosofi, Sejarah Perkemba-
antara Pusat dan Daerah Menurut ngan dan Problematika), Pustaka
UUD 1945, Jakarta, Sinar Hara- Pelajar, Yogyakarta.
pan.
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Pene-
-----------------, 2004, Menyongsong litian, Hukum ,Kencana Prenada
Fajar Otonomi Daerah, Yogyakar- Media Group, Jakarta.
ta: Pusat Studi hukum Fakultas
Hukum UII. Wahyudi Kumorotomo, 2008, De-
sentralisasi Fiskal (Politik dan
Indah: Hubungan Wewenang Antara pemerintah Pusat 153

Perubahan Kebijakan 1974- Padjajaran.


2004), Kencana Pranada Media
Group, Jakarta. Peraturan Perundang-Undangan

Disertasi Undang-Undang Dasar Negara Re-


publik Indonesia Tahun 1945
Muhammad Fauzan, 2006, Hubu- (UUD NRI Tahun 1945).
ngan Keuangan Antara Pusat dan
Daerah dalam Tata Penyelengga- Undang-Undang Nomor 32 Tahun
raan Pemerintahan di Indonesia, 2004 tentang Pemerintahan Dae-
Disertasi, Program Pascasarjana rah.
Fakultas Hukum Universitas

Anda mungkin juga menyukai