Anda di halaman 1dari 4

Kelainan pada puting susu

beberapa gejala-gejala gangguan pada payudara yang memerlukan perhatian medis, antara
lain:
 Ruam pada puting payudara. Jika pada puting muncul ruam yang tidak hilang
setelah seminggu, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter..
 Keluarnya cairan dari puting: cairan yang keluar dari puting dapat berwarna putih
seperti susu, bening, kekuningan/kehijauan, hingga berdarah. Untuk mengetahui
penyebabnya dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Kondisi ini dapat disebabkan oleh
banyak hal seperi tumor, kanker, atau penggunaan obat-obatan tertentu.
 Puting masuk ke dalam: Kondisi ini dapat terjadi pada satu atau kedua puting
payudara dan dikategorikan normal apabila terjadi selama masa puber. Namun
apabila terjadi setelah puber, kondisi ini perlu dikonsultasikan ke dokter. Puting
payudara yang masuk ke dalam dapat menjadi tanda adanya tumor atau kanker
payudara.
 Puting terasa sakit: Puting mengandung banyak saraf sensitif. Biasanya, ketika
menjelang menstruasi, puting payudara akan terasa sakit dan lebih sensitif. Namun,
apabila rasa sakit tidak kunjung hilang, sangat disarankan untuk segera
berkonsultasi dengan dokter.
 Tumbuh rambut pada puting. Kondisi ini sebenarnya tidak tergolong masalah
kesehatan yang serius dan tidak membutuhkan penanganan medis. Namun, apabila
pertumbuhan rambut terlalu ekstrim, segera berkonsultasi dengan dokter, karena
kondisi ini menandakan adanya ketidakseimbangan hormon.
Penyebabnya?
Gangguan atau masalah kesehatan pada puting payudara dapat dipicu dan disebabkan oleh
hal-hal berikut:
 Kehamilan.
 Infeksi.
 Tumor jinak.
 Hipotiroidisme (tidak aktifnya kelenjar tiroid).
 Ektasia (pelebaran saluran keluarnya ASI).
 Tumor pada kelenjar pituitari.
 Penyakit Paget, kanker payudara yang langka.
 Terjadi gesekan atau benturan yang kuat pada payudara.
 Payudara mendapat tekanan yang berlebihan.
Kelainan pada puting payudara juga dapat terjadi pada bayi yang baru lahir. Beberapa bayi
yang baru lahir dapat mengalami keluarnya air susu dari puting payudaranya. Kondisi ini
disebabkan ketika masa kehamilan, bayi ikut menyerap hormon ibu yang memproduksi air
susu. Kondisi ini tidak tergolong berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya.
Cara mendiagnosisnya
Gangguan puting dapat didiagnosis melalui beberapa metode skrining. Sebelumnya, dokter
akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait kondisi pasien, seperti:
 Pengobatan yang pernah dilakukan sebelumnya.
 Apakah terjadi perubahan pada pola makan pasien?
 Apakah pasien sedang hamil?
 Apakah pasien melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat memicu gangguan pada
puting payudara?
Faktor yang Mempengaruhi kelainan pada sekresi Asi

Memberikan ASI eksklusif terkadang tidak selamanya berjalan dengan lancar. Hal umum yang sering
dikhawatirkan para ibu dan sering membuat kepanikan adalah berkurangnya pasokan
ASI. Beberapafaktor yang mempengaruhi produksi ASI, antara lain :

Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila makanan ibu secara teratur
dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar
pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk
produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin
serta mineral yang cukup.

Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1
butih telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk
membuat 1 liter ASI. Agar ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tambahan disamping
untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.

Bahan makanan yang dibatasi untuk ibu menyusui :

Yang merangsang, seperti: cabe, merica, jahe, kopi, alkohol.

Yang membuat kembung, seperti : ubi, singkong, kol, sawi dan daun bawang.

Bahan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak.

Emosi dan Keadaan Psikis

Emosi dan keadaan psikis ibu sangat mempengaruhi refleks pengaliran susu. Karena refleks ini
mengontrol perintah yang dikirim oleh hipotalamus pada kelenjar bawah otak. Bila dipengaruhi
ketegangan, cemas, takut dan kebingungan, air susu pun tidak akan turun dari alveoli menuju puting.
Hal ini sering terjadi pada hari-hari pertama menyusui, saat refleks pengaliran susu belum
sepenuhnya berfungsi. Refleks pengaliran susu dapat berfungsi baik hanya jika ibu merasa rileks dan
tenang, tidak tegang ataupun cemas. Suasana ini bisa dicapai bila ibu punya kepercayaan diri dan
istirahat cukup, serta tidak kelelahan. Mendengar suara tangis bayi atau bahkan memikirkan bayi bisa
menyebabkan refleks pengaliran susu bekerja, sehingga susu pun bisa memancar.

Penggunaan Alat Kontrasepsi

Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang
mengandung hormon esterogen, karena hal ini dapat mngurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat
menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat
digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim yaitu IUD atau spiral.

Perawatan Payudara

Perawatan payudara berpengaruh terhadap produksi ASI ibu. Perawatan payudara dimulai sejak ibu
mengandung. Perawatan payudara ini lebih dikenal dengan manajemen laktasi.

Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui.
Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan segera setelah persalinan dan pada
masa menyusui selanjutnya. Adapun upaya –upaya yang dilakukan sebagai berikut :

Pada masa kehamilan (antenatal)

Memberikan penyegaran dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui
baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.

Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/ keadaan puting susu, apakah ada kelainan atau
tidak. Di samping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.
Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan
memberikan ASI yang cukup.

Memperhatikan gizi makanan ditambah mulai dari kehamilan trimester kedua sebanyak 1 1/3 kali
dari makanan pada saat belum hamil.

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara
selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut deharapkan apabila terdapat
penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar
dengan lancar.

Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga
terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan
hatinya.

Pada masa segera setelah persalinan (Prenatal)

Ibu dibantu menyusui selama 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukan cara menyusui yang baik
dan benar, yakni tentang posisi dan cara melekatkan bayi pada payudara ibu.

Membantu terjadinya kontak langsung antar ibu-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat
dilakukan tanpa jadwal.

Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi ( 200.000S ) dalam waktu 2 minggu setelah
melahirkan.

Pada masa menyusui selanjutnya (Post-natal)

Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI
saja tanpa makanan/minuman lainnya.

Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari biasa dan minum
minimal 8 gelas sehari.

Ibu menyusui harus cukup banyak istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan
kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat

Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui

Rujuk ke posyandu atau puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menyusui
seperti payudara banyak disertai demam.

Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu yang lain
yang suskses menyusui bagi mereka

Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 6 bulan berikan MP ASI yang cukup baik
kuantitas maupun kualitas.

Faktor Isapan Bayi

Bila ibu jarang menyusui anak dan berlangsung sebentar maka hisapan anak berkurang dengan
demikian pengeluaran ASI berkurang. Karena bila mulut bayi menyentuh puting ibu, refleks
mengisapnya segera bekerja. Semakin ibu sering menyusui bayinya, maka produksi ASI juga semakin
banyak.

Anda mungkin juga menyukai