Kandungan Isi Al-Insyrah
Kandungan Isi Al-Insyrah
الر ِح ِيم
الرحْ َم ِن ه ب ِِس ِْم ه
َّللاِ ه ِ
Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Surah ini berkaitan erat dengan surah sebelumnya, dan sebagian mufasir menganggapnya sebagai
sambungan langsung dari Surah al-Dhuha. Bagaimana pun juga, surah ini ditujukan kepada Nabi
dan diperluas kepada semua orang yang mengikuti jejak langkah Nabi.
َ َالهذِي أَ ْنق
َ ض
َظ ْه َرك
Yang telah memberatkan unggungmu?
Lagi-lagi ini merupakan penjelasan metaforis. Ada di antara kita yang nampaknya memikul
beban berat, meskipun, sebenarnya, tidak ada beban yang bersifat permanen. Jika kita selalu
ingat akan Allah (zikrullah), sadar bahwa pada suatu saat napas kita bisa berhenti, dan bahwa
kita akan segera kembali menjadi debu, maka kita pun akan sadar bahwa yang dapat kita lakukan
saat ini hanyalah menghamba dan berusaha berbuat sebaik-baiknya. Tidak ada yang harus kita
lakukan selain dari itu. Secara tidak sengaja mungkin kita telah mengundang kesulitan di dunia
ini, namun kesulitan dunia ini tetap akan datang dan menemukan kita. Jika kita tidak
memperdulikan orang fi sabilillah (di jalan Allah), jika kita tidak membantu orang, melayani dan
membimbing mereka, maka berbagai kesulitan akan menimpa kita.
ْ ََوإِلَى َربِكَ ف
ْارغَب
Dan jadikanlah Tuhanmu sebagai tujuan [kerinduan] engkau semata!
Ketika kita mempraktikkan hasrat keingintahuan kita, bila kita menginginkan pengetahuan, maka
kita akan menjadi pengetahuan, persis sebagaimana kita mempraktikkan kemarahan, maka kita
pun akan menjadi kemarahan. Begitu kita meletakkan dasar-dasar yang perlu untuk menunaikan
segala kewajiban kita, maka kita pun sah untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan
kita. Bagaimana pun, menunaikan kewajiban kita terlebih dahulu adalah penting, karena, kalau
tidak kita akan melaksanakan keinginan untuk melarikan diri
Kesimpulan:
Berikut ini isi pesan dan ajaran dari surat Al Insyirah tersebut, yaitu :
1. Allah SWT mengingatkan kepada manusia bahwa Dia telah memberikan nikmat yang
jumlahnya tiada terhitung. Hanya saja kebanyakan manusia tidak menyadari atau lupa ketika
mendapat nikmat. Sebaliknya, kalau mendapatkan sedikit kesulitan saja atau masalah dia pasti
menyadarinya, bahkan tak henti-hentinya mengeluh. Tahukah kamu bahwa ketika sedang
mengeluh kita lupa bahwa seakan-akan kita tak pernah mendapatkan nikmat.
2. Setiap masalah pasti ada penyelesaiannya, setiap kesulitan tentu ada jalan keluarnya. Oleh
karenanya kita diperintahkan untuk terus berusaha mencari jalan keluar yang paling baik ketika
mendapatkan masalah. Kita dilarang berputus asa, misalnya ketika ada masalah malah
melakukan tindakan yang menyakiti diri sendiri seperti merokok, mengkonsumsi narkoba
sebagai pelampiasan masalah, atau bahkan sampai bunuh diri. Hal ini tidak menyelesaikan
masalah, malahan menambah masalah. Bagaimana cara terbaik yang harus dilakukan? Caranya
adalah dengan berzikir, beribadah, introspeksi diri, apa yang masih kurang, mohon ampun
kepada Allah SWT danmemohon agar segera ditunjukkan jalan keluarnya.
3. Ketika telah selesai menyelesaikan suatu pekerjaan, maka dengan segera lakukanlah pekerjaan
yang lain. Hal ini mengisyaratkan bahwa kita diperintahkan untuk menjadi umat yang rajin
bekerja dan kreatif, tidak menjadi umat yang pemalas. Contoh orang yang malas adalah baru
mau bekerja kalau sudah tidak mempunyai uang. Sikap mental semacam ini tidak dikehendaki
oleh Allah SWT. Kita diperintahkan untuk bekerja keras, tekun, gigih, dan ulet, sehinga tidak
hidup kekurangan, bahkan kalau bisa membantu orang lain.
4. Sukses atau tidaknya suatu pekerjaan ditentukan oleh sejauh mana semangat seseorang dalam
berusaha. Selain itu kita juga diperintahkan untuk berserah diri kepada Allah, karena Dialah
Yang Maha Kuasa dan menentukan segalanya. Jangan cepat puas dan menyombongkan diri
ketika sukses, dan jangan cepat menyerah ketika menemui kendala. Sebaliknya, kita diajarkan
untuk bersyukur ketika sukses, dan tetap sabar ketika menemui rintangan.