Usia : 26 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Agama : Hindu
I. LAPORAN PSIKIATRIK
A. RIWAYAT PSIKIATRI
1. Keluhan Utama
Mengamuk
2. Riwayat Gangguan Sekarang
Seorang pasien perempuan berusia 26 tahun masuk di rumah sakit dibawa
oleh suaminya karena mengamuk. Pasien juga gelisah, sulit tidur, ketawa-
ketawa sendiri, bicara sendiri, dan ingin memukul orang. Pasien banyak
berbicara dan tidak nyambung.
Pasien mengaku mendengar adanya bisikan dari bebek angsa dan
mengaku melihat bebek angsa tersebut, berwarna putih dan memakai baju
berwarna abu-abu. Menurut pasien bebek angsa tersebut kadang-kadang
mengikat lehernya dan di patuk. Menurut pengakuan pasien, dia sering
dipukuli sama suaminya di rumah dan dia tidak pernah di kasih uang serta
suaminya tidak pernah memperhatikan anaknya. Selama pasien di rawat di
rumah sakit dia mengatakan sering mimpi buruk tentang anaknya yang dikejar
anjing. Pasien mengaku nafsu makan baik, bisa membaca dan dapat memakai
baju sendiri.
3. Hendaya / Disfungsi
Hendaya sosial : (+)
Hendaya pekerjaan :(+)
Hendaya waktu senggang : (+)
4. Faktor Stresor Psikososial
Stresor, Primary support group ( keluarga )
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat gangguan infeksi
Pasien tidak pernah mengalami gangguan infeksi sebelumnya
Riwayat gangguan neurologis
Pasien tidak pernah mengalami gangguan neurologis (kejang, epilepsy)
sebelumnya.
Riwayat trauma
Pasien tidak pernah mengalami trauma sebelumnya
Riwayat penggunaan zat
Napza (-)
Merokok (-)
Alkohol (-)
Obat-obatan lainnya (-)
Riwayat gangguan psikiatrik
Pasien sebeblumnya pernah di rawat dengan gejala serupa 3 bulan
yang lalu. Saat dirawat pasien diberikan terapi:
haloperidol 2,5 mg
Trihexyphenidyl 1mg kapsul 2x1
Diazepam 5 mg diminum 1 tablet pada malam hari
6. Riwayat Kehidupan Sebelumnya
Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien lahir normal, dengan persalinan yang normal. Pada saat ibu
pasien mengandung, ibu pasien tidak memiliki penyakit ataupun infeksi.
Riwayat masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)
Pasien mengaku pada masa ini pasien baik-baik saja. Tidak ada
riwayat kejang, trauma atau infeksi pada masa ini. Pasien mendapat kasih
sayang dari orangtua dan saudara-saudaranya.
Riwayat masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien mengaku masuk SD dan dapat bergaul dengan teman-
temannya.pasien dapat menulis dengan baik, dapat membaca dan
menghitung.
Riwayat masa kanak-kanak akhir/pubertas/remaja (12-18 tahun)
Pada masa ini pasien melanjutkan pendidikannya pada tingkat sekolah
menengah pertama, namun putus sekolah pada saat kelas dua sekolah
karena masalah ekonomi, dan pasien menikah pada umur 16 tahun.
7. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien saat ini sudah
menikah dan memiliki dua orang anak yang berumur 8 tahun dan 2 tahun.
Pasien tidak memiliki hubungan yang baik dengan suaminya dan masih
memiliki hubungan baik dengan ayah, ibu dan adiknya.
8. Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Saat ini pasien sudah
cukup tidurnya, gelisah sudah berkurang, tetapi kadang-kadang masih ketawa-
ketawa sendiri dan sudah tidak mendengarkan adanya bisikan serta sudah
tidak melihat adanya bayangan.
9. Persepsi Pasien Tentang Diri Dan Kehidupan
Pasien merasa sudah baik selama dirawat. Pasien tidak tahu apa yang akan
dilakukan setelah keluar dari rumah sakit.
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
A. Axis I
Berdasarkan autoanamnesis didapatkan ada gejala klinik bermakna dan
menimbulkan penderitaan (distress) berupa sulit tidur, mengamuk,
gelisah dan menimbulkan disabilitas berupa terganggunya melakukan
pekerjaan harian pasien sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami Gangguan Jiwa
Pada pasien terdapat hendaya berat dalam menilai realita, yaitu terdapat
halusinasi visual dan adanya halusinasi auditorik, sehingga pasien
didiagnosa Sebagai Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status internus, tidak
ditemukan adanya kelainan yang mengindikasi gangguan medis umum
yang menimbulkan gangguan fungsi otak serta dapat mengakibatkan
gangguan jiwa yang diderita pasien ini, sehingga pasien didiagnosa
sebagai Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik
Berdasarkan deskripsi kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami gangguan psikotik. Pasien pada kasus ini mengalami gejala
tersebut sejak 8 tahun yang lalu. Pasien juga memiliki halusinasi visual
dan auditorik, pembicaran pasien tidak relevan dan inkoherensia.
Berdasarkan PPDGJ III memenuhi kategori dari skizofrenia, sehingga
diagnosis pasien yaitu Skizofrenia
Berdasarkan kriteria diagnostic ppdgj III, pasien memiliki kriteria
diagnostic skizofrenia paranoid dimana halusinasi yang menonjol,
skizofrenia hebefrenik dimana pasien sering cekikikan(giggling), senyum
sendiri (self-absorbed smilling) dan tertawa menyeringai (grimaces).
Pasien memiliki gejala menonjol dari dua tipe skizofrenia sehingga pasien
didiagnosis Skizofrenia Tak Terinci ( F20.3)
B. Axis II
Gangguan kepribadian tertunda
C. Axis III
Tidak ada
D. Axis IV
Stresor, primary support group
E. Axis V
Gaf scale 60-51:gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan pasien serta menilai
efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping
obat yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R, 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-
III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta.
2. Elvira S, Hadisukanto G, 2013. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta.
3. Kaplan H.I., Sadok B.J. 2010. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Edisi 2. EGC : Jakarta
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
RSD Madani Palu
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
LAPORAN KASUS
DISUSUN OLEH :
HASNA
N 111 17 007
PEMBIMBING KLINIK