I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. LP
Umur : 65 tahun
Tanggal MRS : 12 juni 2017
Diagnosa : Urosepsis
5.2 Monitoring
a. Monitoring penurunan tanda dan gejala UTI
b. Monitoring ESO amikasin berupa ototoksik ( apakah ada gangguan
pendengaran , atau tidak mendengar suara apapun )
c. Monitoring ESO amikasin berupa nefrotoksik ( fungsi ginjal dengan cara
cek kreatinin, dan urine tampung pasien)
d. Penggantian kateter minimal tiap 2 hari sekali, untuk preventif terjadinya
UTI yang lebih parah.
PEMBAHASAN
Pasien Tn. I masuk ke rumah sakit IGD dengan keluhan hampir pingsan, tidak
mau makan dan minum, muntah tiap kali makan, badan lemas, meggigil, kepala nyeri,
dekubitus di area pantat dan pasien disertai dengan adanya tanda-tanda sepsis seperti :
nadi : 137 x/menit, RR : 20 x/ menit dan Tekanan Darah : 86/60 mmHg, Dokter
mendiagnosa Urosespsis dan sudah mendapatkan terapi antibiotik empiris meropenem 3
x 1 gram, hipotensi (Tekanan Darah : 86/60 mmHg) pasien di terapi support
haemodinamik dengan pemberian norepinefrin 0,1 µg .
Problem medis yang selanjutnya adalah UTI (Urinary Tract Infection ), salah
satu faktor yang menyebabkan terjadinya UTI pada pasien ini adalah pengggunaan
kateter yang relatif lama,antibiotik yang direkomendasikan adalah amikasin,
penggunaan dosis amikasin perlu lakukan adjusment untuk pasien dengan gangguan
ginjal, pada kasus ini fungsi ginjal pasien masih cukup bagus ditunjukkan dengan nilai
kreatinin sebesar 1,07 mg/dl.
Sehingga dosis amikasin yang diberikan berdasarkan (AHFS, 2011) :
Pemberian dosis awal dilakukan dengan loading dose 7,5 mg/kg, di ikuti dengan
pemberian 7,5 mg/kg yang diberikan dengan interval (dalam jam).
Pasien Tn. I berat badannya tidak diketahui, karena pasien lumpuh sehingga berat badan
diasumsikan sebesar 60 kg, dengan melihat kondisi fisik pasien.
Loading dose : 7,5 mg/kg x 60 kg = 450 mg, dosis ini disesuaikan dengan nilai klirens
kreatinin pasien.
Clcr pasien :
ClCr :
Penyesuain dosis amikasin , dilakukan pada pasien ini walaupun nilai klires pasien
normal, akan tetapi pasien memiliki kelainan fungsi ginjal, sehingga nilai klirens
disesaikan menjadi 90%, dan mendapat penyesuain dosis sebesar 84% ( 84% x 450 mg
= 378 mg), sediaan amikasin yang ada adalah 250 mg dan 500, sehingga dosis
amikasin yang diberikan untuk loading dose adalah 500 mg, dalam 100 ml NS drip
selama 1 jam.
maintenance dose amikasin, diberikan 2 x t1/2 amikasin, t1/2 amikasin= 2-3 jam, untuk
fungsi renal yang bagus (AHFS, 2011), sehingga 2 x 2 jam= 4 jam, jadi pemberian
maintenance dose di berikan jeda waktu 4 jam setelah pemberian loading dose
amikasin.
Maintenance dose : 7,5 mg/kg x 60 kg = 450 mg, disesuaikan berdasarkan nilai klirens,
dosisnya menjadi 378 mg, sehingga dosis yang diberikan 250 mg, 3 x sehari atau 750
mg 1 x sehari, pada kasus ini pemberian dosis maintenance amikasin adalah 750 mg, 1 x
sehari tujuannya adalah untuk meminimalkan efek samping dari amikasin diantaranya
yang perlu mendapat perhatian adalah nefrotoksik dan ototoksik, sehingga pemberian 1
x sehari juga dilakukan untuk memudahkan monitoring amikasin.
DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, J.T., dkk. 2008. Pharmacotherapy Approach, 7th edition, Mc. Graw Hill
Medical, New York.
Lacy, C.F., 2011, Drug Information Handbook A Comprehensive Resource for all
Clinicians and Healthcare Proffesionals. Lexicomp. USA.
McCracken, G., Houston, P., Lefebvre, G., 2008, Guideline for the Management of
Postoperative Nausea and Vomiting. SOGC Clinical Practice Guideline.
www.drugs.com