Anda di halaman 1dari 16

Panduan Integrasi Produksi Bersih

dan Pengolahan Air Limbah di Klaster


Industri Kecil dan Menengah

Kementerian Negara Lingkungan Hidup


Republik Indonesia
Copyright © Kementerian Negara Lingkungan Hidup 2009

Publikasi buku ini menyajikan informasi bersifat dinamis yang mungkin berubah seiring dengan perkembangan penerapan
Produksi Bersih/Eko Efisiensi di Indonesia. Buku ini disusun Kementerian Negara Lingkungan Hidup – Duetsche
Gesellschaft fuer Technische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH dalam kerangka Program Lingkungan Hidup Indonesia –
Jerman (ProLH). Buku ini tidak untuk diperjualbelikan atau tujuan komersial lainnya. Untuk tujuan pembelajaran,
buku ini dapat dicuplik atau digandakan sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan rujukan kepada buku ini
tanpa perlu memperoleh izin terlebih dahulu dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup sangat menghargai pemberitahuan dan atau pengiriman cetakan publikasi
lainnya yang merujuk kepada buku ini.

Cetakan Pertama 2009

Pengarah
Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis dan Peningkatan Kapasitas

Penanggung Jawab
Asisten Deputi Urusan Standarisasi, Teknologi dan Produksi Bersih.

Editor
Harmiel M. Soekardjo

Tim Penulis Tim Pembahas


Sri Handayani Amsor (KNLH)
Aris Ika Nugrahanto Arif Wibowo (KNLH)
Agus Nugroho Aderina (KNLH)
Muhammad Nurhadi Rolliyah (KNLH)
Seno Hendrik Muliani (KNLH)
Ali Mustofa Eka Jatnika Arifin (KNLH)
Heirma Poernomo Maliki Achyar (KNLH)
Novalinda Lutfi Susanto (KNLH)
Damayanti Ratunanda (KNLH)
Martadinata (KNLH)
Bambang Wijayani (KLH Surakarta)
Epiphana Kristiyani (KPDL Sleman)
Evi Darmiyanti (BLH Jawa Tengah)

Desain Sampul & Tata Letak


Agus Nugroho

Percetakan
Nuansa Cipta Warna
Prakata
Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis dan Peningkatan Kapasitas Kemen-
terian Negara Lingkungan Hidup

Dewasa ini, pengembangan dan penerapan perangkat-perangkat pengelolaan


lingkungan diarahkan untuk mendorong seluruh pihak berkepentingan
melakukan upaya perbaikan pengelolaan lingkungan secara terpadu dan
sistematis. Upaya terpadu dan sistematis tersebut antara lain mencakup kebijakan
dan program pemerintah yang kondusif, praktek pengelolaan lingkungan
oleh pelaku pembangunan mulai dari kegiatan hulu hingga hilir, penyediaan
fasilitas pengelolaan lingkungan yang memadai, penelitian dan pengembangan
perangkat-perangkat pengelolaan lingkungan, peningkatan kapasitas melalui
pendidikan dan pelatihan dan penyediaan sistem insentif dan disinsentif.

Fakta menunjukkan bahwa pencapaian kinerja pengelolaan lingkungan yang terbaik


masih memerlukan dukungan seluruh pihak berkepentingan secara konsisten dan
berkelanjutan. Buku panduan yang berjudul “Sembilan Langkah Pengelolaan
Lingkungan Terpadu di Klaster IKM” diharapkan dapat memberikan informasi
tentang bagaimana keterlibatan serta teknis pengelolaan secara terpadu, sistematis,
konsisten dan berkelanjutan dilakukan oleh berbagai pihak berkepentingan.

Buku panduan ini mewakili upaya pendekatan pengelolaan lingkungan hidup


secara progresif yang diprakarsai oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup
di dalam kerangka Program Kerjasama Teknis Indonesia-Jerman Fase ke II.
Buku ini diharapkan menjadi pembelajaran semua pihak untuk mewujudkan
upaya pembangunan berkelanjutan secara bertahap dengan memberdayakan
kemampuan serta sumberdaya yang tersedia khususnya untuk sektor IKM.

Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam mendorong
peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan melalui penerapan Produksi
Bersih dan Pengolahan Air Limbah Klaster IKM di Indonesia

Jakarta, Januari 2009


Deputi VII MENLH Bidang Pembinaan Sarana Teknis
dan Peningkatan Kapasitas

Drs. Sudariyono

i
Prakata
Principal Advisor Program Lingkungan Hidup Indonesia - Jerman

Reformasi Ekonomi telah menjadi tema yang penting dalam rentang sepuluh
tahun terakhir paska krisis ekonomi di Indonesia. Di dalam reformasi ekonomi
ini, salah satunya dipromosikan penghematan sumberdaya dalam proses usaha
atau produksi sehingga keuntungan pengusaha pun meningkat.

Dalam rentang waktu yang sama peran industri kecil dan menengah (IKM)
juga makin penting dalam perekonomian nasional, IKM menyumbang
lebih dari 50% Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, menyerap jumlah
tenaga kerja yang signifikan dan merupakan 99% dari total pelaku usaha
yang ada. Perkembangan IKM yang sedemikian pesat setelah masa krisis
menunjukkan juga bahwa daya tahan IKM relatif lebih kuat dibandingkan
pelaku usaha yang lebih besar.

Oleh karena itu IKM merupakan sasaran yang penting dalam reformasi
ekonomi karena dampak yang dihasilkan akan langsung dirasakan oleh
masyarakat dan perekonomian nasional. Apalagi dengan pendekatan
penghematan sumberdaya, secara langsung kondisi lingkungan akan menjadi
lebih baik.

Program Lingkungan Hidup Indonesia-Jerman (ProLH), yang merupakan


kerjasama antara Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia dan Deutsche Gesellschaft fuer Technische Zusammenarbeit
(Kerjasama Teknis Jerman, GTZ), telah melakukan upaya-upaya selama 2
fase keberadaannya (1999-2008) di dalam kerangka Reformasi Ekonomi ini
untuk memperbaiki kondisi ekonomi perusahaan dan lingkungan di sekitar
IKM melalui promosi eko-efisiensi beserta perangkatnya.

Salah satu dari upaya ini adalah pengembangan suatu model terpadu
penerapan produksi bersih dan pengelolaan air limbah di klaster IKM.
Sepanjang tahun 2007, ProLH bekerjasama dengan instansi setempat
telah melaksanakan dua kegiatan perintis di klaster IKM batik di Laweyan,
Surakarta dan klaster IKM tahu di Seyegan, Sleman dengan menggunakan
pendekatan terpadu tersebut. Selanjutnya pada tahun 2008, pengalaman

iii
dan pembelajaran dari kedua kegiatan perintis tersebut direplikasikan pada
sepuluh klaster IKM berbagai sektor di Jawa Tengah.

Untuk lebih menyebarluaskan model terpadu pengelolaan lingkungan di


klaster IKM tersebut, dengan mengambil pengalaman dan pembelajaran di
kedua kegiatan perintis dan sepuluh kegiatan replikasi, maka buku panduan
ini disusun.

Harapan ProLH, buku panduan ini dapat menjadi rujukan pemerintah


daerah dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan di klaster IKM secara
lebih sistematis dan terarah sehingga dapat berdampak positif bagi kondisi
ekonomi IKM dan lingkungan di sekitarnya. Buku panduan ini juga dapat
didayagunakan oleh berbagai pemangku kepentingan baik di tingkat nasional
maupun daerah, seperti para penyedia jasa lingkungan, konsultan, forum
pengembangan ekonomi dan sosial daerah, bahkan IKM sendiri dalam
memperbaiki kondisi ekonomi dan lingkungan di daerah.

Semoga kita dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari buku panduan


ini.

Principal Advisor GTZ,

DR. Dieter Brulez

iv
Kata Pengantar
Asisten Deputi Urusan Standarisasi, Teknologi dan Produksi Bersih
Deputi Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis dan Peningkatan Kapasitas
Kementerian Negara Lingkungan Hidup

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penyusunan Buku Panduan yang berjudul “Sembilan Langkah Pengelolaan
Lingkungan Terpadu di Klaster IKM – Panduan Integrasi Produksi Bersih dan
Pengolahan Air Limbah di dalam Klaster IKM” ini dapat diselesaikan.

Penyusunan buku ini dimaksudkan untuk menyediakan informasi mengenai tahapan-


tahapan penerapan integrasi Produksi Bersih dan Pengolahan Air Limbah di kegiatan
Industri Kecil-Menengah yang ditujukan bagi institusi pemerintah, penyedia jasa (service
provider) dan pelaku IKM itu sendiri. Informasi yang disajikan memuat bagaimana institusi
pemerintah menjadi inisiator dan fasilitator penerapan Produksi bersih serta peran serta
service provider dalam memberikan asistensi teknis untuk dapat diterapkan oleh IKM.

Buku panduan ini disusun berdasarkan pengkajian teknis dan pengalaman penerapan
Produksi Bersih di IKM terpilih dalam kerangka penyelenggaraan Kegiatan Perintis di IKM
Batik dan IKM Tahu yang didukung oleh Program Kerjasama Teknis Indonesia-Jerman
ProLH Fase II. Disamping menyajikan penjelasan tentang konsep dan teori Produksi
Bersih dan Pengolahan Air Limbah, buku ini pun menginformasikan mengenai cerita
sukses penerapan Produksi Bersih dan Pengolahan Air Limbah di sektor IKM.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini masih terdapat banyak
kekurangan dan keterbatasan informasi, oleh karena itu saran, kritik dan
masukan yang konstruktif bagi kelengkapan dan pemutakhiran informasi dalam
buku ini untuk masa mendatang akan sangat bermanfaat.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Penulis, Tim Pembahas,
IKM dan selruh pihak yang telah bekerjasama dan terlibat dalam penyusunan buku
panduan ini. Semoga buku ini bermanfaat dan dapat menjadi bagian informasi
yang penting dalam penerapan Produksi Bersih secara berkelanjutan.

Jakarta, Januari 2009


Asisten Deputi Urusan Standarisasi, Teknologi dan Produksi Bersih

Dra. Sri Tantri Arundhati, MSc

v
Daftar Isi
Prakata i
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Istilah xi
Daftar Tabel xiii
Daftar Gambar xv
Pendahuluan xix

Bab 1 Industri Kecil dan Menengah (IKM)


dan Persoalan Lingkungan 1
1.1. IKM dan Pengelolaan Lingkungan 1
1.2. Klaster Industri Kecil dan Menengah 3
1.2.1 Definisi Klaster IKM 4
1.2.2 Komponen Pembentuk dan Karakteristik Klaster IKM 4
1.2.2.1 Komponen Klaster IKM 4
1.2.2.2 Karakteristik Klaster IKM 5
1.2.3 Pendekatan Klaster dalam pengelolaan lingkungan 6
1.2.3.1 Pendayagunaan Lembaga/Institusi Pendukung
yang Sudah Ada 7
1.2.3.2 Orientasi pada Pengelolaan Lingkungan yang Terintegrasi
dan Berkesinambungan 9
1.3. Produksi Bersih 10
1.4. Pengolahan Air Limbah 11
1.5 Integrasi Produksi Bersih dan Instalasi Pengolah
Air Limbah di Klaster IKM 13
1.5.1 Konsep integrasi PB dab PAL 13
1.5.2 Karakteristik integrasi PB dan PAL di dalam Klaster IKM 15
1.5.2.1 Tahap Perencanaan 15
1.5.2.2 Tahap pelaksanaan 15
1.5.3 Metoda penerapan integrasi PB dan PAL
di dalam Klaster IKM 16
1.5.3.1 Metode penerapan PB Individual dan PAL Kolektif 18
1.5.3.2 Metode penerapan PB dan PAL Kolektif 19

vii
Bab 2 Sembilan Langkah Integrasi PB dan IPAL
di Klaster IKM 21
2.1 Identifikasi Klaster 22
2.2 Penilaian dan Pemilihan Klaster Potensial 22
2.3 Pembentukan Tim Fasilitator 26
2.4 Penyusunan Profil Klaster 26
2.5 Perencanaan seluruh Kegiatan 29
2.5.1 Penilaian kondisi klaster industri 30
2.5.2 Menentukan kondisi yang ingin dicapai 30
2.5.3 Menggali penyebab kondisi klaster industri 30
2.5.4 Membuat usulan kegiatan 32
2.5.5 Menilai dan menentukan kegiatan 34
2.6 Persiapan Teknis Pelaksanaan Rencana Tindak 37
2.6.1 Pelatihan perangkat produksi bersih 37
2.6.2 Uji-coba Rencana Perbaikan 42
2.6.3 Pemilihan Teknologi dan Perancangan IPAL 44
2.7 Pelaksanaan Rencana Tindak Swadaya 45
2.8 Pelaksanaan Rencana Tindak Kemitraan 46
2.9 Pemantauan dan Evaluasi 50
2.9.1 Pemantauan (Monitoring) 50
2.92 Evaluasi 51

Bab 3 Studi Kasus: Klaster IKM Batik Laweyan, Solo 61


3.1 Identifikasi klaster 63
3.2 Penilaian dan pemilihan klaster potensial 63
3.3 Pembentukan Tim Fasilitator 65
3.4 Penyusunan Profil Klaster 67
3.5 Perencanaan seluruh Kegiatan 67
3.6 Persiapan Teknis Pelaksanaan Rencana Tindak 67
3.7 Pelaksanaan Rencana Tindak Swadaya 75
3.8 Pelaksanaan Rencana Tindak Kemitraan 76
3.9 Pemantauan dan Evaluasi 78
3.10 Pelajaran yang diperoleh 79

Bab 4 Studi Kasus: Klaster IKM Tahu Seyegan, Yogyakarta 83


4.1 Identifikasi Klaster 85
4.2 Penilaian dan Pemilihan Klaster Potensial 85

viii
4.3 Pembentukan Tim Fasilitator 89
4.4 Penyusunan Profil Klaster 89
4.5 Perencanaan seluruh Kegiatan 89
4.6 Persiapan Teknis Pelaksanaan Rencana Tindak 90
4.7 Pelaksanaan Rencana Tindak Swadaya 93
4.8 Pelaksanaan Rencana Tindak Kemitraan 94
4.8.1 Rumah Produksi Bersama 94
4.8.2 Instalasi Pengolahan Air Limbah 95
4.9 Pemantauan dan Evaluasi 96
4.10 Pelajaran yang diperoleh 97

Bab 5 Dari Rintisan menuju Panduan 99


5.1 Aspek-aspek sosial dalam penanaman
kesadaran lingkungan hidup 101
5.2 Kendala umum yang sering dijumpai 104
5.3 Strategi penyapihan dan Penyiapan Pengembangan
Klaster secara Swadaya 104
5.4 Upaya replikasi di tempat lain 106

Daftar Pustaka 109


Apendix

ix
Daftar Istilah dan Singkatan
APBD Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah
Bappeda Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BDS Business Development Service, Layanan Pengembangan Usaha
BLH Badan Lingkungan Hidup
BOD/COD Biological oxygen demand (kebutuhan oksigen biologi)
/chemical oxygen demand (kebutuhan oksigen kimia)
BPS Biro Pusat Statistik
DED Detail Engineering Design (Rancangan Teknis Detail)
FPESD Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya
FRK Forum Rembug Klaster (istilah dalam buku ini yang digunakan
untuk merujuk kepada lembaga forum komunikasi antar IKM
warga klaster industri.)
ID-Mikro Industri dan Dagang Mikro
ID-Kecil Industri dan Dagang Kecil
ID-Menengah Industri dan Dagang Menengah
ID-Besar Industri dan Dagang Besar
IKM Industri Kecil dan Menengah
IPAL Instalasi Pengolah Air Limbah
KAK Kerangka Acuan Kerja
KBP Keluaran Bukan Produk
KIK Kawasan Industri Kecil
KNLH Kementerian Negara Lingkungan Hidup
LIK Lingkungan Industri Kecil
KPDL Kantor Penanggulangan Dampak Lingkungan
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
LPTP Lembaga Pengembangan & Teknologi Pedesaan
MoU Memorandum of Understanding, Nota Kesepahaman
O&M Operation & Maintenance (Operasi dan Perawatan)
PAL Pengolah Air Limbah
PB Produksi Bersih
PIK Perkampungan Industri Kecil
PPBN Pusat Produksi Bersih Nasional
P3BD Pusat Pengembangan Produksi Bersih Daerah
RAB Rencana Anggaran Biaya
RKP Rencana Kerja Pengusaha
SDM Sumber Daya Manusia
SKPD Satuan Kerja Pemerintah Daerah
UKL/UPL Upaya pengelolaan Lingkungan/Upaya Pengendalian
Lingkungan
UNEP United Nations Environment Programme,

xi
Daftar Tabel
Tabel 1.01 Aspek-aspek pertimbangan dalam opsi
pendekatan terintegrasi PB dan PAL 17
Tabel 2.01 Contoh Daftar Klaster IKM 24
Tabel 2.02 Contoh Format Penilaian Klaster Potensial 25
Tabel 2.03 Contoh Format Matrik Data dan Daftar Utilitas IKM 28
Tabel 2.04 Contoh Format PenilaianKondisi Klaster 31
Tabel 2.05 Contoh Format Rencana Seluruh Kegiatan 33
Tabel 2.06 Contoh Format Penilaian Alternatif Kegiatan 34
Tabel 2.07 Perangkat PB dan ukuran keberhasilan
penerapannya dalam keseharian IKM 39
Tabel 2.08 Contoh Format Catatan Hasil Pemantauan 52
Tabel 2.09 Contoh Format Evaluasi 53
Tabel 2.10 Integrasi PB dan PAL terjadi pada tiap tahapan 55
Tabel 2.11 Para pemangku kepentingan dan peran
keterlibatan masing-masing 56
Tabel 2.12 Contoh Kerangka waktu pelaksanaan program
penerapan integrasi PB dan PAL 57
Tabel 3.01 Rencana tindak dan perkiraan pendanaan 77

xiii
Daftar Gambar
Gambar 1.01 PB terintegrasi dengan PAL 14
Gambar 2.01 Diagram 9-langkah Integrasi PB dan IPAL
dalam Klaster IKM 21
Gambar 2.02 Contoh peta masalah produksi 32
Gambar 2.03 Alur perencanaan pengembangan klaster 35
Gambar 2.04 Alur proses identifikasi Produksi Bersih 38
Gambar 2.05 Diagram alir kegiatan produksi
untuk pelatihan Pengelolaan Biaya 41
Gambar 2.06 Contoh rencana perbaikan
yang di ujicoba pada IKM Tapioka 43
Gambar 2.07 Acara penandatanganan kerjasama
dalam kegiatan perintis di Laweyan, Surakarta 50
Gambar 3.01 Peta Klaster Batik Laweyan 61
Gambar 3.02 Diagram alir produksi batik tulis dan cap 66
Gambar 3.03 Diagram alir produksi batik sablon 68
Gambar 3.04 Analisa proses produksi dan biaya 69
Gambar 3.05 Analisa konsumsi bahan baku 70
Gambar 3.06 Analisa penyebab masalah produksi
IKM Batik 73
Gambar 3.07 Analisa alternatif tindakan
mengatasi masalah produksi IKM Batik 74
Gambar 4.01 Peta Klaster IKM Tahu Seyegan 83
Gambar 4.02 Peta Penyebaran IKM di Klaster IKM
Tahu Seyegan 86
Gambar 4.03 Pertemuan teknis untuk perencanaan 87
Gambar 4.04 Diagram alir proses produksi tahu 88
Gambar 4.05 Ibu-ibu sedang mengolah produk
dari ampas tahu 90
Gambar 4.06 Maket IPAL Dewats yang menghasilkan biogas
untuk produksi bersama 92

xv
Apendiks
A-01 Contoh Nota Kesepahaman
(versi Klaster IKM Batik)
A-02 Contoh Nota Kesepahaman
(versi Klaster IKM Tahu)
A-03 Contoh Penetapan Retribusi untuk
Penggunaan Layanan Rumah Produksi
Bersama Klaster IKM Tahu.
A-04 Diagram Alir Inisiatif Perbaikan Lingkungan
oleh Pelaku Usaha IKM
A-05 Contoh Lembar B-01
A-06 Fomat Rencana Seluruh Kegiatan
B-01 Contoh Rencana Pelatihan PB (Moderation Plan)
B-02 Contoh Jadwal Kegiatan Penerapan Produksi Bersih
B-03 Contoh susunan Acara Pelatihan PB
B-04 Contoh Jadwal Kegiatan Penerapan Pengendalian
Pencemaran Air

xvii
Pendahuluan
Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Indonesia setiap
tahunnya cukup tinggi yaitu dari 43 juta unit usaha pada 2001 menjadi 49,8
juta unit usaha pada 2007 dan jumlah IKM tersebut merupakan 99,9 % dari
total pelaku usaha serta berkontribusi terhadap 53,6% Produk Domestik
Bruto (PDB) Indonesia. Sektor IKM, menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS) pada tahun 2007, juga mampu menyerap 91,7 juta tenaga kerja. Peran
IKM yang sangat besar pada masa krisis ekonomi 1998 dan selama proses
pemulihan ekonomi semakin mengukuhkan posisi IKM sebagai pelaku
ekonomi yang sangat penting.

Konsentrasi IKM dalam klaster pada umumnya bercampur dengan


pemukiman penduduk. Kecenderungan IKM menggunakan sumber daya
alam lokal secara intensif, membuat aspek sosial dan persepsi masyarakat
mengenai keberadaan klaster IKM di wilayahnya merupakan faktor penting
dalam keberlangsungan usaha IKM.

Tuntutan masyarakat dan tuntutan kepatuhan terhadap peraturan


perundangan yang ada, seringkali terkait dengan keharusan IKM untuk
memperhatikan aspek lingkungan dan efisiensi sumber daya alam yang
meliputi penggunaan air, bahan, energi dan sumber daya lain.

Dalam rangka menunjang upaya pengelolaan lingkungan di IKM, selama


kurun waktu 2006-2007, Kerjasama Teknis Pengelolaan Lingkungan Hidup
Indonesia-Jerman (ProLH) telah melaksanakan kegiatan perintis “Upaya
Pengendalian Pencemaran Air Terpadu”. Kegiatan ini mengintegrasikan
pendekatan Produksi Bersih (PB) dan Pengolahan Air Limbah (PAL) yang
dilaksanakan di IKM Batik, Kampoeng Batik Laweyan Surakarta serta di
IKM Tahu, Dusun Krapyak, Seyegan, Sleman Yogyakarta.

Dari penerapan kedua pendekatan tersebut telah didapatkan hasil yang


cukup menggembirakan. Melalui penerapan PB, efisiensi penggunaan
sumber daya alam meningkat, yang selanjutnya berdampak terhadap
penurunan volume air limbah yang dihasilkan dari proses produksi.
Dengan demikian beban pencemar yang terkandung di dalamnya pun dapat
berkurang. Dengan berkurangnya volume air limbah serta beban pencemar,
kebutuhan biaya pengolahan air limbah pun akan berkurang. Selanjutnya
dengan PAL, kualitas air limbah yang dibuang ke lingkungan akan menjadi
jauh lebih baik.

Sejauh ini, dokumentasi keberhasilan IKM dalam pelaksanaan perangkat PB


ini telah dibuat dalam bentuk Kisah Sukses dan Buku Panduan Penerapan
PB (PPBN 2006). Selain itu, sebagai bentuk pertukaran informasi bersama
antar pihak terkait di lokasi kegiatan perintis, telah diwujudkan dalam bentuk
pengembangan fasilitas informasi bersama (joint information services).

Kegiatan rintisan ‘Upaya Pengendalian Pencemaran Air Terpadu’ tersebut


telah melibatkan berbagai institusi di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/
Kota. Selain melibatkan unsur Pemerintah, kegiatan ini juga melibatkan
unsur swasta (penyedia jasa), masyarakat,dan pihak terkait lainnya.

Keterlibatan berbagai pihak ini merupakan wujud adanya komitmen


dan kerjasama dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan untuk
IKM. Tentunya bukan suatu hal yang mudah mengintegrasikan potensi
sumberdaya dari institusi yang berbeda dalam suatu upaya pengelolaan
lingkungan terpadu. Pola pengelolaan lingkungan di IKM yang dilakukan
secara terpadu dan melibatkan berbagai unsur kelembagaan terkait ini bisa
dijadikan sebagai langkah membangun sistem pengelolaan lingkungan di
masa depan khususnya untuk IKM. Selama pelaksanaan kegiatan perintis
‘Upaya Pengendalian Pencemaran Air Terpadu’, telah ditemukan berbagai
pengalaman dan pembelajaran, mulai dari aspek penyiapan kelompok
sasaran, kerjasama antar lembaga, prosedur untuk pelaksanaan, termasuk
kendala-kendala yang dihadapi. Berdasarkan semua pengalaman dan temuan-
temuan tersebut, dapat dilakukan upaya-upaya perbaikan pelaksanaan di
masa depan.

Berdasarkan kisah sukses dan pembelajaran dari pelaksanaan kegiatan


perintis di kedua klaster IKM tersebut, disadari perlunya mereplikasikan
pendekatan ini di klaster IKM lain agar makin banyak klaster IKM yang
memperoleh manfaat pengelolaan lingkungan. Oleh karena itu, perlu dibuat
Buku Panduan untuk replikasi kegiatan yang mengintegrasikan pendekatan
PB dan PAL di klaster industri kecil dan menengah.

xx
Panduan ini merupakan suatu referensi praktis yang menjelaskan semua
langkah-langkah yang diperlukan untuk mempromosikan dan menerapkan
integrasi PB dan PAL, termasuk alternatif sumber pembiayaan, dan kiat-
kiat serta pembelajaran demi keberhasilan proses pengelolaan lingkungan
di klaster IKM.

Ruang Lingkup
Pembahasan buku panduan ini meliputi upaya pengelolaan lingkungan pada
IKM yang menggunakan konsep integrasi antara PB dan PAL, dengan
pendekatan berdasarkan sembilan langkah penerapan integrasi PB dan PAL,
dan disertai dengan contoh-contoh praktis dari kegiatan perintis,

Sasaran Pengguna
Buku ini disusun agar dapat menjadi panduan bagi pengambil keputusan baik
di tingkat pusat dan daerah, penyedia jasa (lembaga penelitian, akademisi,
dan konsultan) serta pihak lain yang berkepentingan dalam pengelolaan
lingkungan di klaster IKM.

Sistematika Penyusunan
Buku ini terdiri dari 5 (lima) Bab yang ditulis berdasarkan pembelajaran
dari kegiatan perintis “Upaya Pengendalian Pencemaran Air Terpadu” di
dua lokasi klaster IKM yaitu klaster batik di Laweyan, Kota Surakarta dan
klaster tahu di Seyegan, Kabupaten Sleman.

Bab 1 buku ini menjelaskan definisi dan pengetahuan dasar tentang istilah
dan metoda di dalam lingkup pengelolaan lingkungan hidup. Di dalam
Bab 2, dijelaskan tentang sembilan Langkah Penerapan PB dan PAL secara
terintegrasi di Klaster IKM, yang dilengkapi dengan berbagai format yang
diperlukan. Bab 3 dan Bab 4 menyajikan apa yang sudah dilakukan di kedua
Klaster Kegiatan Perintis, yang merupakan penerapan langkah-langkah
sebagaimana disajikan pada Bab 2. Sebagai rangkuman, Bab 5 menyajikan
catatan-catatan dari bab sebelumnya serta menyampaikan kendala apa
saja yang perlu diantisipasi dalam mereplikasi kegiatan ini di tempat lain,
dilengkapi dengan beberapa saran perbaikan.

xxi

Anda mungkin juga menyukai