Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
1201164086 Devianty Safitri
Dosen Pembimbing :
(19870001)
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
PT.INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk PLANT-12 TARJUN
KABUPATEN KOTABARU
KALIMANTAN SELATAN
Pada Tanggal :
Menyetujui,
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT, yang telah memberikan Ridho dan
Rahmat–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini di
PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, yang dilaksanakan dari tanggal 28 Mei 2019 s.d
31 Juli 2019.
Laporan kerja praktek ini disusun dalam rangka memenuhi syarat kurikulum
perkuliahan yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Industri
Universitas Telkom.
Selama pelaksanaan dan penulisan Laporan Kerja Praktek ini, tentunya tak
lepas dari bantuan banyak pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Allah SWT karena atas izin-Nya lah Laporan Kerja Praktek (KP) ini bisa
terselesaikan tepat pada waktunya.
2. Ibu, Bapak dan Keluargaku yang selalu mendoakan dan memberikan
dukungan yang luar biasa serta telah memberikan hal terbaik dalam hidupku.
3. Bapak Katon Primanto Kurniawan, selaku General Manager PT. ITP. Tbk P-12
4. Bapak Restu Yuwono, selaku Koordinator program PKL.
5. Bapak Mantikei, Bapak Akhmad Ramadhani, Selaku Staff Training Officer yang
memberikan pengarahan dan bimbingan tentang pembuatan laporan dan selalu memberi
masukan & solusi kepada penulis.
6. Bapak Suryana selaku pembimbing lapangan.
7. Bapak Sugiyo selaku pembimbing dispatch department.
8. Bapak Muhammad Denny Akbar selaku pembimbing akademik
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis, dalam penyusunan
laporan ini.
Dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini tentunya masih terdapat banyak
kekurangan, namun hal itulah yang mendorong saya untuk berbuat lebih baik.
ii
Saya memohon maaf jika penulisan Laporan Kerja Praktek ini terdapat kesalahan, dan
semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Devianty Safitri
NIM : 1201164086
iii
DAFTAR ISI
iv
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 21
5.2 Saran ................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 22
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Implementasi perbaikan berkelanjutan yang telah dilaksanakan selalu berorientasi untuk
mengatasi masalah mutu yang terjadi pada setiap tahapan. Berikut adalah tahapan yang ada
pada PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk :
2
Gambar 1.2 PT Indocement Tunggal Prakarsa management system
sistem manajemen yang sudah dimiliki didalam ISO 9001 – 2015 klausul 10.3
menyebut Continuous Improvement sebagai Continual Improvement, maka sudah sepantasnya
penerapan manajemen kualitas dapat berpengaruh positif terhadap Input – Proses – Output dari
semua bagian yang ada di PT. Indocement Tunggal Prakarsa,Tbk Plant 12 Tarjun.
1.2 Lingkup penugasan
Dalam permasalahan ini peneliti akan membatasi ruang lingkup permasalahan hanya fokus
kepada :
1. Penelitian dilakukan hanya terhadap Produk TQC PDCA Tulta .
2. Penelitian dilakukan hanya terhadap Mechanical Department pada area raw mill.
Dengan alasan :
1. Menindak lanjuti penelitian sebelumnya dengan metode yang berbeda sebagai upaya
pengendalian mutu continuous improvement di PT Indocement Tunggal Prakarsa.
2. Pada penelitian sebelumnya dilakukan di mechanical department pada area raw mill.
3
1.3 Target Pemecahan Masalah
Target dalam pemecahan masalah ini adalah mengetahui penerapan metode 4 langkah yakni
PDCA (Plan, Do, Check, Act) dapat diimplementasikan dalam menjalankan Continuous
Improvement Sistem Manajemen Mutu perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
4
6) Bab 6 Simpulan dan Saran
Bagian ini berisi pernyataan singkat mengenai hasil penelitian dan analisis data yang
relevan dengan tujuan. Saran memuat ulasan mengenai pendapat mahasiswa kerja praktek
tentang kemungkinan pengembangan dan pemanfaatan hasil Kerja Praktek lebih lanjut.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pada tahun 1993 dilakukan studi kelayakan pertama oleh Nihon Cement dilokasi yang
direncanakan, dan disarankan untuk penambahan kapasitas menjadi 2,45 juta ton per tahun,
tahun 1994 dilakukan studi kelayakan yang kedua oleh Tong Yang Cement. Kemudian pada
tanggal 1 Maret ditanda tangani nota kesepakatan Memorandum of Understanding (MoU)
antara PT. Kodeco dengan PT. ITP. Tbk. Sebagai tindak lanjut dari MoU, maka pada tanggal
19 April 1995 ditanda tangani sebuah perjanjian Joint Venture (Joint Venture Aggrement)
dengan nama PT. Indo Kodeco Cement (PT. IKC) serta disetujuinya penambahan kapasitas
(Design Capacity) dari 1,5 juta per tahun menjadi 2,45 juta per tahun oleh BKPM pada tanggal
29 Mei 1995.
Upacara peletakan batu pertama pembangunan fisik pabrik dilakukan pada tanggal 8 Februari
1996 oleh Executive Committee PT. IKC. Sedangkan upacara pemasangan tiang pancang
pertama dilakukan pada tanggal 8 April 1996 yang dihadiri oleh Duta Besar Republik Korea,
Gubernur Kalimantan Selatan dan Executive Committee PT. IKC. untuk menandai dimulainya
kegiatan fisik pembangunan pabrik. Pabrik mulai beroperasi yang ditandai dengan Kiln
(Tungku Bakar) piring untuk pertama kali pada tanggal 23 Juni 1998, proyek pembangunan
fisik pabrik selesai tepatnya tanggal 30 Juni 1999. Pada bulan Desember 2000 PT. IKC. secara
resmi bergabung (Merger) dengan PT. ITP. Tbk. menjadi PT. Indocement Tunggal Prakarsa,
Tbk. Unit Produksi Tarjun Plant 12.
6
2.2 Lokasi Perusahaan
PT. Indocement Tunggal Prakarsa TBK plant 12 berlokasi di Tarjun, Kelumpang Hilir, Kab.
Kotabaru, Kalimantan Selatan 72182
7
BAB III
TEORI DASAR
3.1 Definisi Total Quality Management.
Pada dasarnya Manajemen Kualitas ( Quality Management ) atau Management Kualitas
Terpada ( Total Quality Management ) didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan
performansi secara terus menerus ( Continuous Performance Improvement ) pada setiap level
operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi dengan menggunakan
semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia ( Vincent Gasperz dalam Total Quality
Management : 2005 ). ISO 8402 ( Quality Vocabulary ) mendifinisikan Manajemen Kualitas
sebagai semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan
kebijaksanaan kualitas, tujuan – tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya
melalui alat-alat seperti perencanaan kualitas (Quality Planning), pengendalian
kualitas(QualityControl), jaminan kualitas (QualityAssurance ), dan peningakatan kualitas (
Quality Improvement ).
Perencanaan kualitas ( Quality Planning ) adalah penetapan dan pengembangan tujuan
dan kebutuhan untuk kualitas serta penerapan sistem kualitas.
Pengendalian kualitas ( Quality Control ) adalah teknik – teknik dan aktivitas
operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.
Jaminan kualitas ( Quality Assurance ) adalah semua tindakan terencana dan
sistematik yang diimplementasikan dan didemonstrasikan guna memberikan
kepercayaaan yang cukup bahwa produk akan memuaskan kebutuhan untuk kualitas
tertentu.
Penigkatan kualitas ( Quality Improvement ) adalah tindakan – tindakan yang diambil
guna meningkatkan nilai produk untuk pelanggan melalui peningkatan efektivitas dan
efisiensi dari proses dan aktivitas melalui struktur organisasi.
3.2 Deming Cycle ( Plan – Do – Check – Action ).
Dr. Edward Demings, seorang doctor statistic kebangsaan Amerika Serikat yang merupakan
pakar kualitas ternama dan yang mengajarkan kepada Jepang tentang konsep pengendalian
kualitas, mengemukakan bahwa proses industri harus diapndang sebagai suatu perbaikan
kualitas secara terus menerus ( Continuous Quality Improvement ) yang dimulai dari sederet
siklus sejak adanya ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses
8
produksi, sampai dengan distribusi kepada pelanggan seterusnya berdasarkan informasi
sebagai umpan balik yang dikumpulkan dari pengguna produk ( pelanggan ) dikembangkan
ide-ide untuk menciptakan produk baru atau meningkatkan kualitas produk lama beserta
proses produksi yang ada saa ini. Continuous Improvement yang diperkenalkan oleh Dr.
Edward Deming adalah PDCA ( Plan, Do, Check, Action ) atau yang biasa dikenal dengan
nama Deming’s Cycle.
Menurut Syahu Sugian O ( 2006 : 168 ) dalam Kamus Manajemen Mutu dijelaskan bahwa
PDCA Cycle ( Siklus Plan – DO – Check – Action ) adalah empat langkah untuk peningkatan
mutu :
1. PLAN : Rencana – rancana organisasi mengenai apa yang dilakukan untuk memasok
pelanggan dengan suatu produk atau jasa.
2. DO : Organisasi selanjutnya melakukan apa yang direncakanaknnya pada tahap peratama.
3. CHECK : Organisasi selanjutnya memeriksa dan melihat apakah hal tersebut telah
memenuhi semua persyaratan dari pelanggan.
4. ACTION : Organisasi kemudian membuat perubahan yang sesuai ( bila perlu ) sehingga ia
akan memenuhi persyaratan pelanggan diwaktu selanjutnya.
Siklus ini kadang kala mengacu pada Shewhart Cycle, karena Walter A.Shewhart
mendiskusikan konsep tersebut dalam bukunya Statistical Methode From The Viewpoint Of
Quality Control dan mengacu pada Deming Cycle, karena W. Edwards Deming yang
memperkenalkan konsep tersebut di Jepang, orang Jepang menyebutnya sebagai Deming
9
Cycle. Siklus kemudian diulang kembali, dan tidak akan berakhir . Hal ini mengakibatkan ia
juga disebut siklus Continuous Improvement ( Continuous Improvement Cycle ).
10
tanpa berhenti. Konsep PDCA tersebut merupakan pedoman bagi setiap manajer untuk
proses perbaikan kualitas ( Quality Improvement ) secara terus menerus tanpa berhenti tetapi
meningkat ke keadaan yang lebih baik dan dijalankan di seluruh bagian organisasi.
11
dapat berfungsi jika sistem informasi berjalan dengan baik dan siklus tersebut dapat
dijabarkan dalam enam langkah seperti diperhatikan dalam gambar berikut :
12
BAB IV
ANALISIS HASIL PELAKSANAAN KERJA
14
12
10 6
8
4
6
4 3
2
0
Raw Mill Kiln Coal Mill Finish Mill
Frekuensi
13
Berdasarkan tabel dan grafik batang diatas frekuensi downtime pada bulan Juni
2019, area raw mill mengalami downtime 7 kali dimana ini mengindikasikan bahwa
setelah dilakukan perbaikan oleh peneliti sebelumnya, downtime pada mechanical
department area raw mill masih terjadi oleh karena itu penulis memfokuskan dan
menindaklanjutkan terhadap penelitian sebelumnya terkait penyebab – penyebab
yang belum terselesaikan oleh peneliti sebelumnya.
Penyebab downtime pada mechanical department
Pada penelitian sebelumnya telah diketahui beberapa penyebab terkait durasi
downtime yang terjadi pada mechanical department di area raw mill sebagai berikut:
Tabel 4.2 Pareto Downtime Mechanical
Tujuan Data : Untuk mengetahui downtime mechanical.
Sumber Data : Shutdown Report ERP.
Periode Data : Agustus 2017.
Pendata : Suryana
Satuan Data : Durasi ( Jam ).
Downtime Duration Kum % %Kum
Link Chain Horrow 311 RE1 Broken 5.29 44.23 10.75 89.92
14
Gambar 4.3 Grafik Pareto downtime Mechanical department
Pada penelitian sebelumnya telah diketahui bahwa penyebab downtime mechanical
department area raw mill yaitu scraper terlepas dengan durasi terlama mencapai
14.98 jam. Namun setelah dilakukan perbaikan oleh peneliti sebelumnya durasi
downtime mengalami penurunan sebagai berikut :
Tabel 4.3 durasi Downtime
Durasi Downtime
16
14
12
10
8
14.98
6
4
6.78
2
0
Agustus 2017 Juni 2019
15
Gambar 4.4 Durasi downtime
Pada tabel dan gambar grafik batang di atas, jumlah durasi downtime pada
mechanical department di area raw mill yang disebabkan oleh scraper lepas
mengalami penurunan menjadi 6.79 jam. Namun untuk menerapkan continuous
improvement penulis memutuskan untuk memperdalam lagi terkait penelitian ini.
b. Analisa Penyebab
setelah dilakukan analisa ditemukan faktor – faktor penyebab scraper mix material
masih terlepas antara lain :
16
sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena proses pengencangan tidak
menggunakan Torsi.
17
c. Rencana Perbaikan
4.1.2 DO (Pelaksanaan)
1. Sosialisasi Tingkat Kekencangan Baut.
- Membuat Materi Tingkat kekencangan Baut dengan media Video Scribe.
- Sosialisasi video scribe di group W.A. Cement Plant.
- Koordinasi dengan staff inspectore mechanical dept. untuk dapat disosialisasikan ke
rekan – rekan mekanikal departemen.
2. Pengadaan Torsi.
- Koordinasi dengan mechanical Superintendent untuk dibautkan P.R. pembelian Torsi
minimum sebanyak 2 pcs.
- Pembukaan P.R. pembelian Torsi hingga saat ini belum dilakukan dengan alasan
menggu budget tahun berikutnya
18
4.1.3 Check (Pemeriksaan)
Setelah dilakukan perbaikan terhadap penyebab-penyebab terjadinya downtime akibat
scraper lepas. Kemudian dilakukan pemeriksaan apakah setelah dilakukan perbaikan
dapat mengurangi frekuensi downtime dan sesuai dengan target dari yang diinginkan.
Oleh sebab itu, peneliti mengambil data terbaru kemudian membandingkan dengan
data sebelum perbaikan dapat dilihat sebagai berikut :
19
4.1.4 Action (Tindakan)
Adapun Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dibuat untuk menghindari
terjadinya kesalahan berulang sebagai berikut :
1. SOP Sosialisasi Tingkat Kekencangan Baut.
- Buat Materi Tingkat kekencangan Baut dengan media Video Scribe.
- Sosialisasi video scribe di group W.A. Cement Plant.
- Koordinasi dengan staff inspectore mechanical dept. untuk dapat disosialisasikan
ke rekan – rekan mekanikal departemen.
- Sosialisasi dilaksanakan
2. SOP Pengadaan Torsi.
- Koordinasi dengan mechanical Superintendent untuk dibautkan P.R. pembelian
Torsi minimum sebanyak 2 pcs.
- Pembukaan P.R. pembelian Torsi hingga saat ini belum dilakukan dengan alasan
menggu budget tahun berikutnya
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tabel dan grafik batang frekuensi downtime pada bulan Juni 2019, area
raw mill mengalami downtime 7 kali dimana ini mengindikasikan bahwa setelah
dilakukan perbaikan oleh peneliti sebelumnya, downtime pada mechanical department
area raw mill masih terjadi oleh karena itu penulis memfokuskan dan
menindaklanjutkan terhadap penelitian sebelumnya terkait penyebab – penyebab yang
belum terselesaikan oleh peneliti sebelumnya.
Pada penelitian sebelumnya jumlah durasi downtime pada mechanical department di
area raw mill yang disebabkan oleh scraper lepas kemudian setelah perbaikan
mengalami penurunan menjadi 6.79 jam. Namun untuk menerapkan continuous
improvement penulis memutuskan untuk memperdalam lagi terkait penelitian ini.
setelah dilakukan analisa ditemukan faktor – faktor penyebab scraper mix material
masih terlepas antara lain :
Faktor machine : Masih belum tersedianya torsi untuk pengencangan baut
Faktor man : Beberapa patroller masih belum mengetahui dengan baik terkait
tingkat kekencangan baut.
Usulan perbaikan dengan pengadaan torsi dan sosialisasi kepada semua patroller.
5.2 Saran
Adapun saran yang ingin diberikan peneliti kepada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
adalah sebagai berikut:
21
DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Sugian O, Syahu, Kamus Manajemen (mutu), Jakarta: PT. Gramedia Pustak Utama, 2006.
Yamit, Zulian. 2010. Manajemen Kualitas Produk & Jasa. Yogyakarta. Ekonesia.
22