Anda di halaman 1dari 5

ADMINISTRASI KURIKULUM DI SEKOLAH

Isnaini Nur Habibah ( 16031097 )

Dosen Pengampuh Mata Kuliah ADM Supervisi, Hade Afriansyah, M.Pd

Prodi Pendidikan Biologi


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
Email : Isnaininuha@gmail.com

Salah satu komponen penting pada lembaga pendidikan formal yang


digunakan sebagai acuan untuk menentukan isi pengajaran, mengarahkan proses
mekanisme pendidikan, tolok- ukur keberhasilan dan kualitas hasil
pendidikan, adalah kurikulum. Namun demikian, kurikulum seringkali tidak
mampu mengikuti kecepatan laju perkembangan masyarakat. Oleh karena itu,
pengembangan dan pembenahan kurikulum harus senantiasa dilakukan secara
berkesinambungan (Tinggi, Islam, & Curup, 2017)

Administrasi kurikulum meliputi semua kegiatan yang dapat melancarkan


proses belajar-mengajar. Semua peraturaran dan pengaturan mengenai: murid
agar dapat belajar dengan tenang, guru-gurunya supaya dapat mengajar secara
teratur, tenang dan tertib, penggunaan alat pelajaran yang efektif dan efesien;
penggunaan waktu untuk belajar, untuk rekreasi, untuk ekstrakurikuler; untuk
ulangan dan ujian dan sebagainya. Semuanya itu bertujuan langsung kepada
proses belajar-mengajar dan dapat dimasukan ke dalam bidang administrasi
kurikulum (Patsun, 2015)
Menurut Afriansyah ( 2019 ) administrasi kurikulukm di sekolah dapat dikelompokan menjadi 3
tahapan, yaitu :

1. Perencanaan
Pada perencanaan ini hal yang harus dilakukan ialah :
a) Menentukan tujuan
b) Menentukan langkah dan strategi untuk mencapai tujuan
c) Pengawasan dan evaluasi yang memungkinkan untuk perubahan perencanaan.
2. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan , terdapat beberapa prinsip yang harus digunakan yaitu :
a) Pelaksanaan harus sesuai dengan perencanaan
b) Pengawasan dan evaluasi memungkinkan untuk perubahan pelaksaaan dengan
terlebih dahulu merubah perencanaan
c) Agar pelaksanaan dapat berjalan baik sesuai dengan rencana, dibutuhkan kematangan
organisasi.
3. Evaluasi hasil
Dalam evaluasi terdapat beberapa hal yang harus dilakukan untuk melihat apakah sarana
dan prasaran yang ada sudah mencukupi, yaitu :
a) Mengumpulkan data tentang kebrhasilan dan capaian tujuan
b) Membandingkan capaian yang terccapai dan capaian yang direncanakan
c) Membandingkan keberhasilan
d) Hasil analisis digunakan untuk merekomendasikan perencanaan selanjutnya.

1. Perencanaan kurikulum

Perencanaan kurikulum dapat diartikan sebagai pedoman tentang jenis dan sumber
peserta yang diperlukan, media penyampaian, tindakan yang perlu dilakukan, sumber
biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai
tujuan organisasi.Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum
yang memuat seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang pengajaran, mata
pelajaran, masalah-masalah, dan proyek-proyek yang perlu dikerjakan (Djafar,
Murniati, & Ibrahim, 2014)

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua, yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat


sekolah, yang dalam hal ini langsung ditangani oleh kepala sekolah dan pelaksanaan
kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung kepada
para guru. Sebelum kurikulum benar-benar dilaksanakan , harus terlebih dahulu
memperhatikan perbedaan-perbedaan individual. Yang dimaksud disini adalah
masalah penyesuaian program pengajaran terhadap perbedaan-perbedaan di antara
anak-anak.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan kurikulum sekolah


ialah meliputi :

a. Penyususnan program pengajaran semesteran/ caturwulan


b. Penyusunan persiapan mengajar yang akan digunakan dan dipedomani oleh guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar dikelas (Al-irsyad, 2017)
3. Evaluasi

Evaluasi kurikulum dilakukan melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS) bidang kurikulum dan
Supervisi kelas yang dilakukan Kepala Sekolah setiap awal dan akhir semester.

a. Evaluasi hasil belajar


Evaluasi hasil belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna memberikan
berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil
belajar yang telah dicapai oleh siswa.
b. Evaluasi program pengajaran
Evaluasi program pengajaran merupakan suatu rangkaian yang dilakukan dengan
sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program, serta factor-faktor yang
mendukung atau menghambat keberhasilan program(Adipratama, Sumarsono, &
Ulfatin, 2018)

DAFTAR PUSTAKA

Adipratama, Z., Sumarsono, R. B., & Ulfatin, N. (2018). Manajemen Kurikulum Terpadu Di
Sekolah Alam Berciri Khas Islam. JAMP : Jurnal Administrasi Dan Manajemen
Pendidikan, 1(September), 372–380.

Al-irsyad. (2017). Kajian administrasi pendidikan di dunia pendidikan. Jurnal Al-Irsyad, Vol.
VIII,(1), 128–134.

Darmastuti, H. (2014). KUALITAS PEMBELAJARAN PADA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER


DAN INFORMATIKA DI SMK NEGERI 2 SURABAYA. 3(3), 9–20.

Djafar, H., Murniati, & Ibrahim, S. (2014). Manajemen Kurikulum Dalam Peningkatan Proses
Pembelajaran Pada Smk Negeri 1 Sabang. Administrasi Pendidikan, 4(2), 99–108.

Patsun. (2015). Paradigma Administrasi Dalam Pengelolaan Sekolah. 1.

Tinggi, S., Islam, A., & Curup, N. (2017). Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Upaya
Meningkatkan Mutu Santri Pondok Pesantren Hidayatullah / Panti Asuhan Anak Soleh
Curup Irwan Fathurrochman A . Pendahuluan Pesantren menurut pengertian dasarnya
adalah tempat belajar para santri . Sebagai lembaga pendidikan Islam , pesantren
dikatakan sebagai tempat belajar yang otomatis menjadi pusat budaya Islam yang disahkan
atau dilembagakan oleh masyarakat , setidaknya oleh masyarakat Islam sendiri yang
secara de facto tidak dapat diabaikan oleh pemerintah . Itulah sebabnya Madjid ( 1997 : 3 )
mengatakan bahwa dari segi historisitas , pesantren tidak hanya identik dengan makna ke-
Islaman , tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia ( indegenous ) 1 . Pesantren
maupun madrasah merupakan realisasi upaya pembaharuan sistem pendidikan Islam ,
yaitu upaya penyempurnaan sistem pesantren 2 . Penyempurnaan sistem ini sangat
dipengaruhi oleh pola pendidikan pesantren maupun karakteristik yang dimiliki pesantren ,
seperti pesantren model klasik ( salafy ) ataupun pesantren modern ( khalafy ) atau model
terpadu dari keduanya ( pesantren plus ). Tujuan pendidikan pesantren adalah membentuk
manusia yang memiliki kesadaran tinggi bahwa ajaran Islam membicarakan tiga masalah
pokok , yaitu Tuhan , manusia dan alam setelah dikotomi mutlak antara Tuhan ( khaliq )
dengan makhluk , termasuk bentuk-bentuk hubungan antara ketiga unsur tersebut- yang
bersifat menyeluruh . Selain itu produk pesantren diharapkan memiliki kompetensi tinggi
untuk mengadakan responsif terhadap tantangan dan tuntutan hidup dalam konteks ruang
dan. 1(01).

Anda mungkin juga menyukai