Anda di halaman 1dari 8

` Anak Laki-laki Lima Tahun Demam Tiga Hari dan Leher

Membengkak

Pendahuluan

Penyakit Mump atau penyakit gondong telah dilaporkan hampir di seluruh belahan dunia,
demikian juga di Indonesia resiko anak terkena gondok mungkin masih tinggi. Gondok masih
endemik di banyak negara di seluruh dunia, sedangkan vaksin MMR digunakan hanya 57% dari
negara-negara yang menjadi anggota World Health Organisation (WHO), terutama di Negara-
negara maju. Rata-rata penyakit yang berasal dari suatu kuman atau virus dapat menimbulkan gejala
demam. Tapi biasanya penyakit yang timbul pada anak cukup banyak memiliki tanda gejala yang
jelas dan khas sehingga bisa didiagnosis dan terapi dengan baik.
Mumps, yang dikenal juga dengan parotitis epidemika adalah salah satu dari infeksi umum
pada masa kanak-kanak sebelum vaksin mumps rutin yang dimulai pada tahun 1968. 1 Kasus yang
dilaporkan menurun 98% jika dibandingkan dengan era sebelum vaksin. Penyakit ini biasanya
terjadi pada akhir musim dingin dan awal musim semi. Sebelum era vaksin, epidemik mumps
terjadi 3-4 tahun.1

Isi

Anamnesis
1
Hal yang dapat ditanyakan kepada ibu dari si anak untuk menentukan diagnosis :

1. Keluhan utama

( Demam 3 hari dan leher membengkak)

2. Riwayat Penyakit sekarang

(Apa sebelumnya ada batuk atau pilek? Berapa hari sekali demamnya, hilang timbul atau terus
menerus? sudah minum obat ? apakah membaik setelah minum obat? Keluhan lain selain
demam? Berapa lama? ) pada kasus ini demam sejak 3 hari yang lalu , leher bagian kanan
membersar 1 hari yang lalu dan terasa nyeri jika anak makan makanan yang asam.

3. Riwayat Penyakit dahulu

(Dulu pernah sakit sampai dirawat, atau sakit keras? Riwayat Imunisasi?)

4. Riwayat Penyakit Keluarga

(Apakah keluarga juga pernah ada yang alami hal seperti ini juga? )

5. Riwayat Sosial dan ekonomi

(Apakah ada yang mengalami hal yang sama, mungkin teman sekelas atau teman main di
lingkungannya?)1,2

Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

1. Pemeriksaan Fisik1
- Panas ringan sampai tinggi (38,5 – 39,5)°C
- Keluhan nyeri didaerah parotis satu atau dikedua belah pihak disertai pembesaran
- Keluhan nyeri otot terutama leher, sakit kepala, muntah, anoreksia dan rasa malas.
- Kontak dengan penderita kurang lebih 2-3 minggu sebelumnya (masa inkubasi 14-24 hari).
- Pada pemeriksaan fisik keadaan umum anak bervariasi dari tampak aktif sampai sakit berat.
- Pembengkakan parotis (daerah zygoma; belakang mandibula di depan mastoid).
2. Pemeriksaan Penunjang2,3,4
- Darah rutin
Tidak spesifik, gambarannya seperti infeksi virus lain, biasanya leukopenia ringan dengan
limfositosis relatif, namun komplikasi sering menimbulkan leukositosis polimorfonuklear
tingkat sedang.
- Amilase serum
Biasanya ada kenaikan amilase serum, kenaikan cenderung dengan pembengkakan parotis
dan kemudian kembali normal dalam kurang lebih 2 minggu.

2
- Pemeriksaan serologis
Ada tiga pemeriksaan serologis yang dapat dilakukan untuk menunjukan adanya infeksi
virus, yaitu:
 Hemaglutination inhibition (HI) test
Uji ini menerlukan dua spesimen serum, satu serum dengan onset cepat dan serum yang
satunya di ambil pada hari ketiga. Jika perbedaan titer spesimen 4 kali selama infeksi
akut, maka kemungkinannya parotitis.
 Neutralization (NT) test
Dengan cara mencampur serum penderita dengan medium untuk biakan fibroblas
embrio anak ayam dan kemudian diuji apakah terjadi hemadsorpsi. Pengenceran serum
yang mencegah terjadinya hemadsorpsi dinyatakan oleh titer antibodi parotitis
epidemika. Uji netralisasi asam serum adalah metode yang paling dapat dipercaya
untuk menemukan imunitas tetapi tidak praktis dan tidak mahal.
 Complement – Fixation (CF) test
Tes fiksasi komplement dapat digunakan untuk menentukan jumlah respon antibodi
terhadap komponen antigen S dan V bagi diagnosa infeksi parotitis epidemika akut.
Antibodi terhadap antigen V mencapai titer puncak dalam 1 bulan dan menetap selama
6 bulan berikutnya dan kemudian menurun secara lambat 2 tahun sampai suatu jumlah
yang rendah dan tetap ada. Peningkatan 4 kali lipat dalam titer dengan analisis standar
apapun menunjukan infeksi yang baru terjadi. Antibodi terhadap antigen S timbul
cepat, sering mencapai maksimum dalam satu minggu setelah timbul gejala, hilang
dalam 6 sampai 12 minggu.
- Pemeriksaan Virologi
Isolasi virus jarang sekali digunakan untuk diagnosis. Isolasi virus dilakukan dengan biakan
virus yang terdapat dalam saliva, urin, likuor serebrospinal atau darah. Biakan dinyatakan
positif jika terdapat hemardsorpsi dalam biakan yang diberi cairan fosfat-NaCl dan tidak ada
pada biakan yang diberi serum hiperimun.

Diagnosis Banding

1. Parotitis Purulent
Pada infeksi purulent, pembengkakan kelenjar parotis adalah unilateral dengan adanya sekret
nanah dari duktus kelenjar saliva. Pada pemeriksaan didapatkan neutrofil leukositosis. S.aureus
merupakan patogen utama yang menyebabkan parotitis purulent. Secara klinis, pasien dengan
parotitis akan mengalami nyeri terus menerus pada sisi wajah yang terinfeksi. Biasanya
unilateral. Rasa tidak nyaman, demam, dan eritema menyertai pembengkakan. Beberapa pasien
mengeluh keterbatasan dalam menggerakkan mandibula dan kesulitan mengunyah. Duktus
Stenson terlihat merah dan mengeluarkan nanah ketika dipalpasi.3,4
2. Limfadenitis TB

3
Gejala untuk menganalisa apakah terkena penyakit ini adalah kelenjar getah bening yang
terserang biasanya akan membesar dan jika diraba terasa lunak dan nyeri, selain itu gejala
klinis yang timbul adalah demam, nyeri jika ditekan, dan tanda radang. Kulit di atasnya terlihat
merah dan terasa hangat, pembengkakan ini akan menyerupai daging tumbuh atau biasa disebut
dengan tumor. Limfadenitis TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
Diagnosis Kerja
1. Parotitis Epidemika
Diagnosis Parotitis epidemika biasanya jelas dari gejala-gejala dan pemeriksaan fisik. Bila
manifestasi klinis terbatas pada manifestasi dari salah satu lesi yang kurang biasa, diagnosis
tidak begitu jelas tetapi dapat dicurigai, terutama selama epidemic (misalnya ada orang sekitar
yang juga mengalami hal yang sama kaya teman sekolah atau teman bermain di lingkungan,
dsb).

Etiologi
Virus penyebabnya adalah anggota kelompok paramiksovirus yang terdiri atas RNA rantai
tunggal yang berisi suatu helik nukleokapsid. Amplop viral berisi hemolisin, hemaglutinin, dan
neuraminidase yang tertutup dalam bungkus bagian luar lipid dan glikoprotein. Pada saat ini hanya
diketahui satu stereotipe. Virus ini mempunyai dua komponen yang sanggup menfiksasi yaitu
antigen S yang dapat larut berasal dari nukleokapsid dan antigen V yang berasal dari permukaan
hemeglutinin.3

Epidemiologi

Parotitis adalah endemic pada populasi perkotaan (urban); virus tersebar dari kontak manusia
dengan kontak langsung, tetes-tetes yang dibawa udara , benda-benda yang terkontaminasi dengan
ludah dan kemungkinan dengan urin. Virus ini tersebar ke seluruh dunia dan mengenai kedua jenis
kelamin secara sama : 85% infeksi terjadi pada anak yang lebih muda dari umur 15 tahun sebelum
penyebaran imunisasi. Sekarang penyakit terjadi pada orang dewasa muda , menimbulkan epidemic
di perguruan tinggi atau tempat bekerja . Epidemi tampaknya terutama tidak terkait dengan adanya
imunisasi bukannya pada menyusutnya imunitas . Epidemi terjadi pada semua musim tapi sedikit
lebih sering pada musim dingin akhir dan musim semi. Sumber infeksi mungkin sukar dilacak
karena 30-40% infeksi adalah subklinis. Ada penurunan insidens sejak pengenalan vaksin parotitis
epidemika pada tahun 1968.4
Patofisiologi
Masa inkubasi 15 sampai 21 hari kemudian virus berreplikasi di dalam traktus respiratorius
atas dan nodus limfatikus servikalis, dari sini virus menyebar melalui aliran darah ke organ-organ

4
lain, termasuk selaput otak, gonad, pankreas, payudara, thyroidea, jantung, hati, ginjal, dan saraf
otak. Setelah masuk melalui saluran respirasi, virus mulai melakukan multiplikasi atau
memperbanyak diri dalam sel epithel saluran nafas. Virus kemudian menuju ke banyak jaringan
serta menuju kekelenjar ludah dan parotis. Bila testis terkena maka terdapat perdarahan kecil dan
nekrosis sel epitel tubuli seminiferus. Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan
nekrosis jaringan. Adenitis kelenjar liur merupakan manifestasi dari viremia awal. Viruria biasanya
terjadi, dan disertai oleh gangguan ginjal.3,5

Gejala Klinis

Kejadian parotitis terbagi menjadi dua stadium, yaitu stadium prodromal yang muncul pada
1 sampai 2 hari dan stadium pembengkakan yang muncul 7 sampai 9 hari. Gejala pertama dari
parotitis adalah nyeri ketika mengunyah atau menelan, terutama jika menelan cairan asam. Jika
kelenjar liur disentuh, maka akan timbul nyeri. Gejala parotitis muncul dalam waktu 12 sampai 24
hari setelah terinfeksi. Mulainya parotitis biasanya tiba-tiba, meskipun mungkin didahului
oleh periode prodromal seperti malaise, anoreksia, rasa menggigil, demam, nyeri tenggorokan, dan
nyeri pada sudut rahang. Akan tetapi, pada beberapa kasus, pembengkakan parotis merupakan
petunjuk penyakit pertama.3,4,5

Kelenjar membesar secara progresif dalam waktu 1 sampai 3 hari, dan pembengkakan
menghilang dalamsatu minggu setelah pembengkakan maksimal. Kelenjar yang membengkak
meluas dari telinga sampai bagian bawah ramus mandibula dan sampai bagian inferior
arkuszygomaticus, seringkali menggeser telinga ke atas dan keluar.

Kulit di atas kelenjar biasanya tidak hangat, berlawanan dengan tanda yang ditunjukkan
oleh bakteri parotitis. Pembengkakan dapat hannya mengenai kelenjar submaksilaris dan
sublingualis dan dapat meluas sampai bagian anterior dada, menimbulkan edema parasternal.
Pembengkakan glottis jarang terjadi, tetapi jika terjadi akanmembutuhkan trakeostomi. Umumnya,
parotitis disertai dengan temperature 37,8 derajat Celcius sampai 39,4 derajat Celcius, malaise, sakit
kepala, dan anoreksia, tetapi gejala sistemik tidak ada, khususnya pada anak. Pada sebagian besar
pasien, keluhan utama adalah kesulitan makan, menelan, dan berbicara.

Penatalaksanaan

5
Parotitis merupakan penyakit yang bersifat self-limited (sembuh/hilang sendiri) yang
berlangsung kurang lebih dalam satu minggu. Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi virus mumps
oleh karena itu pengobatan parotitis seluruhnya simptomatis dan suportif.5

1. Istirahat yang cukup

2. Pemberian makanan diet lunak dan cairan yang cukup

3. Medikamentosa : Analgetik-antipiretik bila perlu


- metampiron : anak > 6 bulan 250 – 500 mg/hari maksimum 2 g/hari
- parasetamol : 7,5 – 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis

Komplikasi3,5
1. Meningoensepalitis
Dapat terjadi sebelum dan sesudah atau tanpa pembengkakan kelenjar parotis. Penderita mula-
mula menunjukan gejala nyeri kepala ringan, yang kemudian disusul oleh muntah-muntah,
gelisah dan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksia). Komplikasi ini merupakan komplikasi yang
sering pada anak-anak.
2. Ketulian
Tulisaraf dapat terjadi unilateral, jarang bilateral walaupun insidensinya rendah (1:15.000),
parotitis adalah penyebab utama tuli saraf unilateral, kehilangan pendengaran mungkin
sementara atau permanen.
3. Orkitis
Komplikasi dari parotitis dapat berupa orkitis yang dapat terjadi pada masa setelah puber
dengan gejala demam tinggi mendadak, menggigil mual, nyeri perut bagian bawah, gejala
sistemik, dan sakit pada testis. Testis paling sering terinfeksi dengan atau tanpa epidedimitis.
Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan kecil. Orkitis biasanya menyertai parotitis
dalam 8 hari setelah parotitis. Keadaan ini dapat berlangsung dalam 3 – 14 hari. Testis yang
terkena menjadi nyeri dan bengkak dan kulit sekitarnya bengkak dan merah. Rata-rata lamanya
4 hari. Sekitar 30-40% testis yang terkena menjadi atrofi. Gangguan fertilitas diperkirakan
sekitar 13%. Tetapi infertilitas absolut jarang terjadi.
4. Pankreatitis
Nyeri perut sering ringan sampai sedang muncul tiba-tiba pada parotitis. Biasanya gejala nyeri
epigastrik disertai dengan pusing, mual, muntah, demam tinggi, menggigil, lesu, merupakan
tanda adanya pankreatitis akibat mumps. Manifestasi klinisnya sering menyerupai gejala-
gejala gastroenteritis sehingga kadang diagnosis dikelirukan dengan gastroenteritis.
5. Nefritis
Kadang-kadang kelainan fungsi ginjal terjadi pada setiap penderita dan viruria terdeteksi pada
75%. Frekuensi keterlibatan ginjal pada anak-anak belum diketahui. Nefritis yang mematikan,

6
terjadi 10-14 hari sesudah parotitis. Nefritis ringan dapat terjadi namun jarang. Dapat sembuh
sempurna tanpa meninggalkan kelainan pada ginjal.
6. Kelainan pada mata
Komplikasi ini meliputi dakrioadenitis, pembengkakan yang nyeri, biasanya bilateral, dari
kelenjar lakrimalis; neuritis optik (papillitis) dengan gejala-gejala bervariasi dari kehilangan
pengelihatan sampai kekaburan ringan dengan penyembuhan dalam 10 – 20 hari.
Pencegahan5
1. Hindari kontak dengan orang lain dan anak kecil untuk mencegah penyebaran.
2. Vaksin MMR umur 12-15 bulan, Kedua umur 4-6 tahun atau 11-12 tahun.
Prognosis
Parotitis merupakan penyakit self-limited, dapat sembuh sendiri. Prognosis parotitis adalah baik,
dapat sembuh spontan dan komplit serta jarang berlanjut menjadi kronis.
Kesimpulan
Mumps ( parotitis / gondongan) yang disebabkan oleh virus Paramyxoviridae yang ada di
orofaring, masa inkubasinya bisa 15-21 hari. Biasanya gejala klinisnya seperti pembengkakan pada
leher dan disertai demam. Penatalaksanaan yang baik dilakukan adalah hidrasi yang adekuat dan
tidak perlu diberikan antibiotic atau obat-obatan lain. Antivirus yang spesifik untuk mumps pun
tidak ada serta pemberian obat – obatan bisa diberikan berdasarkan simtomatik.

Daftar Pustaka

1. Behman, kliegman, Arvin. Nelson Ilmu kesehatan anak. Jakarta : penerbit buku kedokteran
EGC 2009. Edisi 15; vol 2: h.1074-7.

2. Kliegman RM, Marcdante KJ, Jenson HB, Behrman RE. Nelson essentials of pediatrics.
Edisike-5. Philadelphia: Elseviers Saunders; 2006.
3. Wilson, Walter R and Merle A Sande. 2009. Current Diagnosis and Treatment in Infectious
Disease. USA : the McGraw-Hill Companies, Inc;
4. Sugito TL. Infeksi virus parotitis epidemika pada anak dan bayi. Dalam: Infeksi kulit pada
bayi dan anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2005.
5. Rampengan TH, Laurentz IR. Penyakit infeksi tropic pada anak. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.h.101-13.
7
8

Anda mungkin juga menyukai