Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya telah
tersusun buku Panduan Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Rumah Sakit Charis Medika
Batam.
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit.
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu keselamatan
pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan
dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan
petugas, keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan
keselamatan bisnis rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit.
Dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal di rumah sakit,
diperlukan adanya suatu sasaran dari keselamatan pasien yang mendorong perbaikan
spesifik dalam keselamatan pasien, salah satunya adalah pengurangan risiko pasien jatuh di
rumah sakit.Dengan disusunnya buku panduan ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi
para pemberi layanan di rumah sakit untuk mengambil tindakan untuk mengurang risiko
jatuh pasien dan melakukan evaluasi pelayanan risiko jatuh pasien di rumah sakit.
Disadari bahwa masih banyak hal-hal yang mungkkin belum tertampung dalam
buku panduan ini, dengan kata lain bahwa buku ini masih jauh dari kesemprunaan.Kritikan
yang membangun dan saran-saran dari berbagai pihak guna perbaikan dimasa mendatang.
Terima kasih.
Tim Penyusun
i
SAMBUTAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT CHARIS MEDIKA BATAM
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat atas segala karunia dan
petunjuk-Nya sehingga penyusunan Buku Panduan Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh
Rumah Sakit Charis Medika Batam telah dapat diselesaikan pada waktunya.
Proses penyusunan buku Panduan Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Pasien Rumah
Sakit Charis Medika Batam ini melibatkan beberapa disiplin klinis di rumah sakit. Dengan
telah disusunnya buku panduan ini diharapkan dapat menunjang mutu pelayanan pasien di
rumah sakit terutama dalam hal pengurangan risiko pasien jatuh dan melakukan evaluasi
dalam pengelolaan risiko pasien jatuh di rumah sakit.
Akhirnya kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak
atas bantuan dan perhatiannya yang telah diberikan dalam penyusunan Buku Panduan
Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Rumah Sakit Charis Medika Batam.
Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk
kepada kita sekalian dalam melaksanakan tugas ini.Amin.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
DEFINISI
1.1. Definisi
Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melihat kejadian yang mengakibatkan sesorang mendadak terbaring/terduduk di
lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.
(makalah IPSG, 2013).
Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sdar menjadi
berada di permukaan tanah tanpa disengaja, dan tidak termasuk jatuh karena pukulan keras,
kehilangan kesadaran atau kejang. Kejadian jatuh tersebut adalah penyebab spesifik yang
jenis dan konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh.
Jatuh merupakan pengalaman pasien yang tudak direncanakan untuk terjadinya jatuh,
suatu kejadian yang tidak disengaja pada seseorang pada saat istirahat yang dapat dilihat/
dirasakan atau kejadian jatuh yang tidak dapat dilihat karena suatu kondisi akibat penyakit
seperti stoke, pingsan, dan lainnya
Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang
dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.
Ada dua faktor risiko yang mempengaruhi kejadian jatuh antara lain:
1. Faktor Intrinsik
Adalah variabel variabel yang menentukan mengapa seseorang dapat jatuh pada
waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak jatuh
.Faktor intrinsik tersebut antara lain adalah gangguan muskuloskeletal misalnya
menyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan ekstremitas bawah, kekakuan
sendi, sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba-tiba yang disebabkan oleh
berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala lemah, penglihatan gelap,
keringat dingin, pucat dan pusing.
2. Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar (lingkungan sekitarnya) diantaranya
cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tersandung benda-benda .
Faktor-faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang tidak mendukung
meliputi cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan
yang tidak kuat, tidak stabil, atau tergeletak di bawah, tempat tidur atau WC
yang rendah atau jongkok, obat-obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan.
iv
Dalam panduan ini faktor ekstrinsik tidak dijelaskan secara mendalam namun akan
dijelaskan lebih lanjut di Managemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK).
Kejadian jatuh dapat mengakibatkan beberapa dampak yang merugikan bagi
seseorang, antara lain:
1. Perlukaan (injury)
Perlukaan (injury) mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit
berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena, patah tulang atau
fraktur misalnya fraktur pelvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai atas.
2. Disabilitas
Disabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas yang berhubungan dengan
perlukaan fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan
kepercayaan diri dan pembatasan gerak.
3. Mati, yaitu akibat terburuk dari kejadian jatuh.
1.2. Tujuan
1.2.1. Sebagai acuan untuk melakukan pengelolaan pasien risiko jatuh di rumah sakit.
1.2.2. Mengurangi cedera akibat pasien jatuh di rumah sakit.
1.3. Sasaran
Semua pasien yang dirawat di Rumah Sakit Charis Medika Batam
v
BAB 2
RUANG LINGKUP
Manajemen risiko pasien jatuh merupakan salah satu bentuk upaya untuk
mewujudkan keselamatan pasien di Rumah Sakit. Yang mendasari upaya ini adalah
beberapa kasus jatuh yang terjadi di Rumah Sakit yang menimbulkan cedera atau hampir
cidera bagi pasien. Bahkan kasus tersebut menyebabkan semakin lamanya waktu
kesembuhan pasien atau mungkin dapat memperburuk kondisi pasien. Seharusnya hal
seperti ini dapat dicegah apabila setiap rumah sakit menerapkan manajemen risiko pasien
jatuh dengan baik. Sehingga dapat mengurangi angka insiden dan meningkatkan
keselamatan pasien Rumah Sakit.
Jumlah kasus pasien jatuh di rawat inap cukup bermakna sebagai penyebab cedera
pasien di rumah sakit, oleh karena itulah maka rumah sakit perlu menetapkan tindakan atau
langkah – langkah untuk mengurangi risiko pasien jatuh di rumah sakit. Rumah Sakit
Charis Medika Batam memiliki komitmen tinggi dalam mewujudkan keselamatan pasien.
Hal ini dituangkan dalam panduan manajemen resiko pasien jatuh yang dibuat sebagai
acuan staf Rumah Sakit dalam mengelola pasien.
Ruang lingkup pengelolaan pasien jatuh meliputi pasien rawat inap baik dewasa dan
anak-anak dengan menggunakan metoda yang sudah ditentukan. Pengelolaan yang
dimaksud adalah asesmen awal risiko jatuh, asesmen ulang dan intervensinya.
Kebijakan dan atau prosedur mendukung pengurangan berkelanjutan dari risiko
cedera pasien akibat jatuh di rumah sakit.
vi
BAB 3
TATA LAKSANA RISIKO PASIEN JATUH
vii
3.1.4. Melakukan pengkajian/ assesmen risiko pasien jatuh
Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan
asesmen ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
penggobatan. Assesmen atau pengkajian risiko pasien jatuh menggunakan format skoring
risiko pasien jatuh Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam dengan metode Fall Morse Scale.
a. Isi format skoring resiko pasien jatuh sesuai dengan keadaan sebenarnya pasien
dengan format dibawah ini:
viii
kakinya
Gaya nerjalan normal : 0
Pasien berjalan dengana kepala tegak, tangan
berayun dengan bebas di sisi dan melangkah tanpa
ragu-ragu
Status mental Status mental diukur dengan mengecek pengkajian 15
diri pasien dari kemampuan dirinya untuk
ambulasi.Tanyakan kepada pasien “Apakah
Bapak/Ibu/Saudara/Adik mampu pergi ke kamar
mandi sendiri atau butuh bantuan?
Jika jawaban pasien konsisten dengan apa yang
tertulis di berarti klien normal
Jika jawaban pasien tidak konsisten, tidak
realistis, pasien dipertimbangkan menjadi
overestimate dan forgetfull limitation
Jika jawaban pasien konsisten dengan apa yang 0
tertulis di kardex berarti klien normal
………………….. ………………………..
Keterangan:
1. Lingkari skore yang sesuai dengan kondisi pasien.
2. Jumlah total skore pasien.
Pasien diobservasi selama 24 jam, lingkari skore yang sesuai untuk pasien, hitung
total skore pasien.Skore yang diperoleh digunakan sebagai acuan untuk menentukan
tingkat risiko jatuh pasien tersebut. Lakukan tindakan pencegahan (patient safety).
b. Setelah dilakukan skoring, tentukan tingkat resiko sebagai berikut :
Tingkat risiko pasien jatuh Skore Pengelolaan pasien
Tidak berisiko 0-24 Perawatan yang baik
Risiko rendah 25-44 Lakukan intervensi jatuh standar
Risiko tinggi ≥ 45 Lakukan intervensi jatuh risiko tinggi
ix
3.1.5. Intervensi risiko jatuh pasien
1. Intervensi Jatuh standar
1) Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning bertuliskan RISIKO JATUH
STANDAR. Apabila pasien menolak dilakukan pemasangan gelang maka
dilakukan pemasangan tanda segitiga kuning tertulis RISIKO JATUH
STANDAR di tempat tidur pasien.
2) Tingkatkan observasi bantuan yang sesuai saat ambulasi.
3) Keselamatan lingkungan : hindari ruangan yang kacau balau, dekatkan bel
dan telepon, gunakan penerangan yang cukup malam hari, posisi tidur rendah,
terpasang penghalang tempat tidur serta roda tempat tidur harus selalu
terkunci.
4) Monitor kebutuhan paasien.Keluarga menemani pasien yang berisiko jatuh,
bila tiidak ada keluarga, pasien diminta menekan bel bila membutuhkan
bantuan.
5) Edukasi perilaku untuk mencegah jatuh kepada pasien dan keluarga pasien
dengan menempatkan standing akrilik edukasi jatuh di meja samping tempat
tidur paasien.
6) Gunakan alat bantu jalan (walker,handrail).
7) Anjurkan pasien menggunakan kaos kaki atau sepatu yang tidak licin.
8) Lakukan penilaian ulang risiko jatuh bila ada perubahan kondisi atau
pengobatan pasien.
2. Intervensi jatuh risiko tinggi
1) Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning bertuliskan RISIKO JATUH
TINGGI. Apabila pasien menolak dipasang gelang maka dilakukan
pemasangan tanda segitiga warna kuning ditempat tidur dan tertulis RISIKO
JATUH TINGGI di tempat tidur pasien.
2) Lakukan intervensi jatuh standar.
3) Strategi mencegah jatuh dengan penilaian jatuh yang lebih detail seperti
analisis cara berjalan sehingga dapat ditentukan intervensi spesifik seperti
menggunakan terapi fisik atau alat bantu jalan jenis terbaru untuk membantu
mobilisasi.
4) Pasien ditempatkan di ruang yang terdekat dengan nurse station untuk
memudahkan pengawasan.
5) Handrail kokoh dan mudah dijangkau pasien.
x
6) Siapkan alat bantu jalan.
7) Lantai kamar mandi dengan karpet antislip atau tidak licin serta anjuran
menggunakan tempat duduk di kamar mandi saat pasien mandi.
8) Dampingi pasien bila ke kamar mandi, jangan tinggalkan sendiri di toilet
informasikan cara menggunakan bel di toilet untuk memanggil perawat, pintu
kamar mandi jangan dikunci.
9) Lakukan penilaian ulang risiko jatuh tiap 12 jam.
3.1.7. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan risiko pasien jatuh:
Fasilitas:
1. Penambahan tempat tidur yang mempunyai penghalang disamping tempat tidur
2. Tersedia restrain dan alat dressing yang sesuai dengan jumlah pasien.
3. Anjurkan klien menggunakan bel bila membutuhkan bantuan
4. Berikan alas kaki yang tidak licin
5. Jaga lantai kamar mandi agar tidak licin
Tindakan keperawatan:
1. Penglihatan menurun (perawat dapat tetap menjaga daerah yang dapat
menyebabkan jatuh menggunakan kacamata, sehingga pasien dapat berjalan
sendiri, misalnya pada malam).
2. Perawat tanggap terhadap perubahan perilaku pasien.
3. Perawat mengecek seluruh daerah yang dapat menyebabkan jatuh misalnya
sepatu atau tali sepatu yang tidak pada tempatnya.
xi
4. (Jatuh dilantai) perawat mengecek penyebab sering terjadinya jatuh, misalnya
terlalu banyak furniture, daerah yang gelap, dan sedikit hidrasi ( perawat
menganjutkan untuk minum 6-8 gelas perhari).
5. Mengorientasikan klien pada saat masuk rumah sakit dan jelaskan sistem
komunikasi yang ada.
6. Hati-hati saat mengkaji klien dengan keterbatasan gerak.
7. Supervisi ketat pada awal klien dirawat terutama malam hari.
8. Mewaspadai obat-obat yang dapat menyebabkan risiko pasien jatuh di rumah
sakit seperti di bawah ini:
xii
g. Trimipramine
3 Sedative a. Alprazolam
b. Bromazepam
c. Clobazam
d. Diazepam
e. Lorazepam
f. Midazolam
g. Chloridaxipoxide
h. Estazolam
4 Obat Anti a. Chlorpromazine
Psikotik b. Perhenazine
c. Trifluoperazine
d. Fluphenazine
e. Thioridazine
f. Haloperidol
g. Sulpiride
h. Clozapin
i. Risperidon
5 Obat 1. Sulfonylurea a. Chlorpropamide
Hipoglikemia b. Glibenclamid
c. Glipizid
d. Glikazid
e. Glimepirid
f. Glikuidon
g. Tolbutamide
2. Biquanida Metformin
3. Tiazolidindion Pioglitazon
4. Penghambat enzim a. Acarbose
alfaglukosidase b. Miglitol
Pengurangan risiko pasien akibat jatuh di rumah sakit dilakukan secara berkelanjutan
dengan cara memenuhi standar fasilitas yang disyaratkan dalam pengelolaan risiko pasien
jatuh dan senantiasa memberikan pendidikan berkelanjutan bagi petugas untuk
menyesuaikan dengan metode terbaru pengelolaan risiko pasien jatuh.
xiii
PARAMETER KRITERIA SKOR
Usia Kurang dari 3 tahun 4
3 sampai kurang dari 7 tahun 3
7 sampai kurang dari 13 tahun 2
13 tahun keatas 1
Laki-laki 2
Jenis kelamin Perempuan 1
Diagnosis Penyakit neurologis 4
Diagnosis yang memerlukan oksigenasi 3
(penyakit respiratori, amenia, anoreksia,
syncope/dizziness dll)
Penyakit gangguan tingkah laku/psikis 2
Diagnosis lainnya 1
Gangguan kognitif Tidak dapat berorientasi 3
Berorientasi sebagian pada kemempuan diri 2
Mampu berorientasi penuh pada kemampuan 1
diri
Riwayat jatuh sebelumnya atau jatuh dari 4
ranjang
Faktor lingkungan Pasien menggunakan alat bantu atau diletakkan 3
di buaian
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Pasien dapat berjalan bebas 1
...............
Keterangan:
1. Lingkari skor yang sesuai dengan kondisi pasien.
2. Jumlah total skor pasien.
xiv
Setelah dilakukan skoring, tentukan tingkat resiko sebagai berikut :
TINGKAT RISIKO SKORE PENGELOLAAN PASIEN
PASIEN JATUH
Risiko rendah 7 – 11 Lakukan intervensi untuk semua pasien
Risiko tinggi 12 atau lebih Lakukan intervensi untuk semua pasien jatuh
risiko tinggi
xv
Pengawasan pasien lebih intensif
Evaluasi perubahan kondisi pasien setelah pemberian obat-obatan
Memindah semua barang yang tidak berguna dari kamar pasien.
Pintu kamar pasien harus terbuka sepanjang waktu kecuali untuk kondisi isolasi
khusus yang melarang pintunya terbuka.
Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
asesmen dianggap berisiko, dan langkah-langkah tersebut di monitor hasilnya, baik tentang
keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan maupum dampak yang berkaitan secara
tidak sengaja.
3.2.3. Tata cara pelaporan bila terjadi jatuh pada anak tidak berbeda dengan alur pelaporan
kejadian jatuh pada pasien dewasa. Proses pelaporan sesuai diatas.
xvi
BAB 4
DOKUMENTASI
xvii
Lampiran 1
……………………….. ………………………..
Keterangan:
1. Lingkari skore yang sesuai dengan kondisi pasien.
2. Jumlah total skore pasien.
xviii
Lampiran 2
Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.
xix
Lampiran 3
Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.
xx
Lampiran 4
Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.
xxi
Lampiran 5
xxiii
Lampiran 6
Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.
xxiv
Lampiran 7
Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.
xxv
Lampiran 8
Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.
xxvi