Analisa Kimia Bahan Galian Tambang
Analisa Kimia Bahan Galian Tambang
BAB IV
A. PREPARASI SAMPEL
penanganan bahan galian yang akan dianalisis, karena sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan analisis kimia yang dilakukan. Tahapan pengerjaan preparasi antara lain:
1. Pengeringan (Drying)
lempung, lumpur atau bentuk batuan pasir. Apabila sampel yang diterima dalam
keadaan basah maka langkah pertama pengerjaan yaitu pengeringan terlebih dahulu
dengan cara, yaitu: pengeringan pada suhu kamar (diangin-angin), dijemur di bawah
matahari, dan pengeringan dalam oven pada suhu 100 - 110 C.
2. Peremukan(Crushing)
3. Sampling
37
Sampling merupakan proses pengambilan sampel dari sampel awal yang banyak
a. Cone and Quartering (perempatan), yaitu membagi sampel menjadi empat bagian
b. Quoning, sama halnya dengan cone quatering, hanya pada quoning, sampel tidak
dibagi empat, tetapi diambil secara melingkar sampai didapatkan jumlah sampel
yang diinginkan.
c. Splitting, yaitu membagi sampel menjadi dua bagian apabila sampel dalam jumlah
f. Grab Sampling, yaitu membagi empat bagian dengan mengambil bagian yang
4. Penggerusan (Grinding)
38
material pada ukuran maksimum 20 mesh atau lebih halus. Penggerusan dibagi
B. UKURAN SAMPEL
Untuk keperluan analisis, ukuran butiran sampel yang diperlukan tidak selalu
sama tergantung pada jenis analisis yang dilakukan. Adapun jenis analisis yang
dilakukan yang membedakan ukuran sampel antara lain analisis kimia bahan galian,
analisis fisika bahan galian, analisis perak dan emas metode fire assay, analisis
batubara.
Ukuran sampel yang diperlukan adalah 150 mesh sampai 200 mesh.
4. Analisis Batubara
Dalam analisis batubara, ukuran sampel tergantung pada jenis analisis yang akan
dilakukan, seperti:
b. Penentuan kadar air hablur, kadar abu, zat terbang, karbon padat, dan kadar
c. Penentuan sifat fisik batubara, yaitu friability adalah 6 mesh - 6 inchi, dan
C. PELARUTAN SAMPEL
Pelarutan sampel dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pelarutan dengan asam dan
Asam-asam yang biasa digunakan untuk melarutkan diantaranya asam sulfat, asam
nitrat, asam klorida, asam fluorida, asam perklorat. Beberapa cara melarutkan sampel
mineral-mineral oksida. Pelarutan dapat dilakukan pada suhu kamar atau pada
Asam nitrat bukan hanya dapat melarutkan mineral-mineral karbonat, tetapi juga
nitrat untuk pelarutan logam-logam seperti tembaga, kobalt, seng dan timbal.
Asam ini sering ditambahkan untuk melarutkan unsur besi dan unsur lainnya
Pelarutan ini digunakan untuk melarutkan mineral-mineral yang sukar larut dan
Digunakan untuk mineral-mineral yang sukar larut dalam asam biasa, memerlukan
Untuk melarutkan mineral lempung yang sukar larut, misalnya zeolit, kaolin,
menjadi bentuk sulfat. Larutan KBr-Br2, yaitu 160 gram KBr + 400 ml air, setelah
larut ditambahkan 100 ml Br2 dan diencerkan sampai 1 liter, aduk dan biarkan
sampai 1 minggu.
sebagai berikut:
42
tidak dapat dilebur langsung dengan kalium pirosulfat, karenanya hanya dapat
Litium metaborat/ litium tetraborat baik digunakan pada clay mineral atau
Peleburan dilakukan pada cawan platina dalam tanur pada suhu ± 900 oC selama
Peleburan ini dapat digunakan untuk melebur hampir semua unsur batuan.
Peleburan di dalam tanur pada suhu 900 - 950 C selama 1 jam dengan
D. ANALISIS SAMPEL
1. Metode Gravimetri
a. Cara pengendapan
44
untuk mengubah zat yang kadarnya akan ditetapkan menjadi senyawaan baru
b. Cara penguapan
Pada cara ini dilakukan dengan penguapan sampel dengan bantuan panas atau
Elektrolisis juga dapat dipakai untuk memisahkan suatu unsur atau senyawa
dari suatu sampel pada potensial tertentu yang kemudian bobotnya dapat
diukur.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka endapan yang terbentuk harus
mempunyai syarat:
a. Endapannya murni.
b. Kelarutannya kecil.
d. Mantap.
45
Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar hasil analisis secara gravimetri mendekati
kebenaran diantaranya:
2. Metode Titrimetri
Pelaksanaan pengukuran volume ini disebut juga titrasi, yaitu larutan penitar
diteteskan sedikit demi sedikit ke dalam larutan sampel sampai tercapai titik akhir.
Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi pada pelaksanaan titrasi, maka titrasi dapat
a. Reaksi metatetik, yaitu suatu reaksi berdasarkan pertukaran ion tanpa adanya
perubahan bilangan oksidasi. Jenis titrasi yang termasuk reaksi metatik, yaitu:
1) Titrasi asam-basa
H+ + OH- H2O
Bila larutan asam dengan kepekatan tertentu digunakan sebagai penitar maka
titrasi ini disebut asidimetri, sedangkan bila yang diketahui sebagai penitarnya
endapan yang sukar larut. Yang termasuk titrasi golongan ini antara lain
3) Titrasi kompleksometri
senyawa rangkai (kompleks) yang mantap dan larut dalam air, bila larutan baku
b. Reaksi redoks, dalam reaksi ini terjadi perpindahan elektron atau perubahan
bilangan oksidasi. Jenis titrasi yang termasuk dalam reaksi redoks, antara lain:
1) Titrasi Permanganatometri
asam dua molekul permanganat dapat melepaskan lima atom oksigen (bila ada
2) Titrasi Iodo/Iodimetri
bersifat pereduksi dapat langsung dititar dengan yod, sedangkan zat-zat yang
yang kemudian dititar dengan Natriumtiosulfat. Pada cara titrasi ini digunakan
larutan kanji sebagai penunjuk, yang dengan yod akan menghasilkan warna
biru.
3) Serimetri
48
pengoksidasi yang kuat, yang mengalami reaksi tunggal. Ion serium dipakai
Titrasi ini jarang dipakai karena selain kurang ekonomis juga memerlukan
indikator redoks.
4) Dikromatometri
1) Reaksi berlangsung sempurna, tunggal, dan menurut persamaan reaksi yang jelas.
Dengan demikian semua sampel bereaksi dengan penitar, tidak ada yang tersisa.
2) Reaksi berjalan cepat, reaksi yang cepat akan mempertajam perubahan warna
a. Titrasi langsung (Direct titration), yaitu larutan sampel dapat langsung dititrasi
b. Titrasi tidak langsung (Indirect titration), yaitu larutan sampel direaksikan dulu
dengan pereaksi yang jumlah kepekatannya tertentu, kemudian hasil reaksi dititrasi
c. Titrasi kembali (Back titration), cara ini dilakukan bila sampel tidak bereaksi
dengan larutan baku atau reaksinya lambat. Dalam hal ini ditambahkan zat ketiga
yang telah diketahui kepekatannya dan jumlahnya diukur tetapi berlebihan dan
d. Titrasi penggantian (Displacement titration), cara ini dilakukan bila analat atau
unsur yang akan ditetapkan tidak bereaksi langsung dengan larutan baku, tidak
bereaksi secara stokiometri dengan larutan baku, dan tidak saling mempengaruhi
Analisis instrumental adalah cara analisis yang didasarkan pada gabungan alat -
alat elektronik dan optik serta sifat-sifat kimia fisika untuk menggantikan ketajaman
1) Hukum Lambert
dengan intensitas caya yang dipancarkan (It) terhadap tebal dan memberikan suatu
“Bila suatu cahaya melalui suatu media yang transparan maka bertambah
log It = -k.t
Io
-log It = k.t
Io
2) Hukum Beer
cahaya yang dipancarkan terhadap kepekatan media dan memberikan hukum yang
berbunyi:
“ Bila suatu cahaya melalui suatu bidang/ media yang transparan maka
It
log = -k’.t
Io
It
-log = k’.t
Io
3) Hukum Lambert-Beer
“Bila suatu cahaya melalui suatu media yang trasnparan maka bertambah
It
-log = k. k’. c. t
Io
Karena k dan k’ merupakan tetapan maka dapat diganti menjadi:
It
-log = . c. t
Io
Karena -log T = It
Io
T
A = -log = log It
Io
A = T. c. t
Keterangan:
k. k’ = tetapan
= tetapan pengganti k dan k’ yang besarnya tergantung pada panjang gelombang
cahaya dan jenis senyawanya
Io = intensitas cahaya mula-mula
It = intensitas cahaya yang dipancarkan
T = transmisi
A = absorben
a. Spektrofotometri
bahwa tua mudanya suatu larutan yang berwarna tergantung kepada kepekatannya.
cahaya dengan tebal media dan kepekatan larutan. Setiap zat akan menyerap cahaya
pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan dan warna yang ada.
0 1 2
53
4 3
5 6 7 8 9 10
Gambar 1
Keterangan:
1. Sumber cahaya
0,2,3,5. Cermin
4. Prisma (monokromator)
6. Celah
7. Kuvet
8. Foto cell (detektor)
9. Galvanometer
1) Sumber cahaya, sebagai sumber cahaya dapat digunakan lampu wolfram yang
salah satu dari kedua sinar tersebut, dapat dilakukan penetapan pada daerah
3) Kuvet, berfungsi untuk menyimpan sampel yang akan diperiksa. Kuvet yang
a) tidak berwarna,
d) bentuknya sederhana,
dapat dipakai Photo Tube, Photo Multiplier Tube, atau Barrier Layer Cell.
1) Pembentukan warna
Dalam pembentukan warna dari zat yang dianalisis digunakan pereaksi pembentuk
a) Harus selektif artinya pereaksi hanya bereaksi dengan unsur yang dianalisis
walaupun zat yang dianalisis ada dalam konsentrasi yang kecil sekali.
panjang gelombang.
4) Penentuan kadar
Setelah larutan sampel berwarna dan diukur absorban sampel, kemudian diplotkan
pada kurva kalibrasi maka konsentrasi sampel dapat diketahui.
sinar yang spesifik oleh atom bebas pada panjang gelombang tertentu. Cara lain ini
diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh Walsh pada tahun 1953. Sekarang cara ini
telah berkembang dengan pesat dan telah menjadi suatu cara analisis yang dikerjakan
secara rutin. AAS menjadi pilihan utama dalam analisis unsur karena mempunyai
1) Dapat menetapkan kadar logam/ unsur dari suatu campuran yang sangat kompleks
2) Dapat menetapkan kadar logam tertentu dalam kepekatan relatif kecil walaupun
ada unsur lain yang kepekatannya relatif besar tanda dilakukan pemisahan
terlebih dulu.
3) Dapat menetapkan kadar logam dari kepekatan yang kecil sampai besar.
Telah diketahui bahwa penetapan dengan cara AAS ini didasarkan atas penyerapan
sinar oleh atom bebas, atom-atom bebas ini selain dapat menyerap energi sinar juga
dapat mengabsorbsi panas. Atom bebas dari unsur logam akan menyerap energi
cahaya pada suatu tingkat energi tertentu dan pada panjang gelombang tertentu.
Besarnya cahaya yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi atom dalam
1) Sumber cahaya
dan untuk setiap unsur adalah spesifik. Biasanya digunakan lampu katoda yang
terbuat dari gelas yang membungkus katoda dan sebuah anoda yang cocok. Kedua
elektroda diselubungi gas neon pada tekanan rendah. Apabila dihubungkan sumber
tegangan maka ion gas yang bermuatan positif akan memakan katoda dan
mengusir atom dari unsur pada katoda. Atom ini akan tereksitasi dan dapat
2) Bagian atomisasi
diatomisasi.
3) Sistem optik
Dalam AAS maksud utama dari sistem optik adalah mengumpulkan cahaya
optik pada AAS dapat single beam (satu berkas cahaya) atau double beam (dua
berkas cahaya). Pada single beam harga Io selalu tetap selama pengukuran sinar
yang ditransmisikan (It). Pada sistem double beam secara periodik disisipkan
cermin datar pada jalannya sinar dari nyala masuk ke dalam monokromator,
4) Monokromator
Berfungsi mengisolasi sinar yang diperlukan dari sinar yang dihasilkan oleh
lampu katoda. Jadi apabila ada beberapa panjang gelombang cahaya, maka yang
5) Detektor
58
diantaranya:
1) Gangguan ionisasi.
lain akan memperbesar jumlah atom sehingga absorbsi makin besar. Gangguan ini
dapat diatasi dengan penambahan pereaksi, misalnya untuk kalsium dan magnesim
2) Pengaruh anion
Di dalam bagian atomisasi selain terbentuk atom yang stabil terjadi juga atom-
atom yang tereksitasi dan dapat menghasilkan sinar emisi yang panjang
gelombangnya sama dengan sinar katoda, sehingga tidak dapat dipisahkan dengan
monokromator. Hal ini dapat menambah sinar yang ditransmisikan dan akan
memperkecil kadar. Gangguan ini dapat diatasi dengan modulator. Ada dua sistem
modulasi, yaitu:
4) Gangguan fisika
Gangguan ini berpengaruh pada saat atomisasi sampel. Ada dua macam
Perhitungan kadar dapat dihitung dengan salah satu cara cara sebagai berikut: