Opini
Muksin Wijaya*)
Abstrak
eknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dan dipergunakan diberbagai bidang
Kata kunci: Teknologi informasi, teknologi komunikasi, kompetensi peserta didik, kualitas pembelajaran.
Information and Communication Technologies (ICT) has been developping so fast an it is applied in
all aspects of human life including in education. ITC has added values making the instructional
proceses more acttractive, efficient, and effective to improve the student’s competency. ICT can be
also employed to solve crucial problems in education. The effectiveness of ICT aplication, in instructional
proceses depends on the teachers ability to use. The students readines to learn with the assistance
of ITC and the characteristics of environment. It is noted that ICT for instructional purposes should
be supported with the teachers ability to desaign, present, and manage instructional activities properly.
Func tional literac y Kemampuan untuk menguraikan suatu makna dan ide
dengan berbagai media, seperti gambar, grafik, video,
dan media visual lainnya.
Inventive Thinking
Effective Communication
Personal and soc ial responsibility Bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi serta terus belajar
menggunakan teknologi informasi untuk memperkuat
tatanan masyarakat yang semakin baik.
Pencapaian kompetensi seperti yang tertera Mastery learning adalah suatu metode
pada tabel di atas tentu saja tidak dapat tercapai pembelajaran yang berasumsi bahwa
begitu saja, perlu ada suatu proses semua pebelajar pada dasarnya dapat
pengkondisian pemelajaran serta belajar lebih maksimal apabila mereka
pengkondisian pembelajaran yang berpusat dikondisikan pada situasi belajar yang
pada peserta didik. Posisi teknologi infomasi kondusif. Belajar dikondisikan secara
dan komunikasi hanya sebagai alat potensial bertahap dalam pengertian seorang
agar terwujud suatu kompetensi. pebelajar tidak dapat belajar ke tahap
berikutnya apabila belum menunjukkan
hasil belajarnya pada tahap sebelumnya.
Meningkatkan Kualitas
Kurikulum pada belajar tuntas umumnya
Pembelajaran terdiri atas topik yang diskret dimana setiap
Meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi peserta didik memulai belajarnya secara
perhatian apabila dikaitkan dengan perluasan bersamaan tetapi pada proses selanjutnya
dan pembaharuan pendidikan. Ada beberapa dapat menyesuaikan dengan topik yang
kontribusi teknologi informasi dan komunikasi diminatinya. Kecepatan belajar dan tingkat
dalam membantu meningkatkan kualitas penguasaan setiap peserta didik akan
pembelajaran, yaitu a. peningkatan motivasi berbeda. Belajar tuntas melibatkan berbagai
belajar peserta didik; b. memfasilitasi komponen tutorial dan fungsi belajar
pencapaian kompetensi dasar, dan c. independen, karena bukan hanya terpaku
memperkuat pelatihan bagi para guru. pada konten belajar saja tetapi juga pada
a. Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta proses penguasaan dan peningkatan
Didik kompetensi secara mendalam dan optimal.
Teknologi informasi dan komunikasi se- c. Memperkuat Pelatihan Bagi Guru
perti video, televisi, dan program komputer Teknologi informasi dan komunikasi juga
multimedia yang memadukan tulisan, dapat didayagunakan meningkatkan akses
suara, warna, dan gambar bergerak dapat pada kualitas pelatihan guru.
digunakan untuk memperaktif proses Pengembangan Cyber Teacher Training
belajar mengajar. Interaktivitas berupa efek Center (CTTC), yakni suatu sistem
suara, lagu, dramatisasi, sketsa yang dapat pelatihan yang penyampaian materinya
dilihat, didengar peserta didik akan melalui jalur internet. Tujuannya
mempertinggi keterlibatan dan hasil belajar meminimalkan biaya pelatihan massal dan
peserta didik. Komputer yang terkoneksi ke membuka peluang bagi para guru dimana
saluran internet dapat mengoptimalkan saja, untuk mendapatkan pelatihan secara
motivasi belajar peserta didik karena selain umum. Konsep CTTC tidak jauh berbeda
meningkatkan aktivitas dan interaktivitas, dengan pembelajaran jarak jauh (distance
juga membuka peluang berdiskusi dengan learning). Agar teacher training terwujud,
orang lain di seluruh dunia. dibutuhkan perangkat komputer yang
b. Memfasilitasi Pencapaian Kompetensi memadai untuk menerima dan
Dasar mendistribusikan materi pelatihan baik
Penyampaian konsep dan keterampilan da- dalam bentuk video atau teks. Dalam CTTC
sar dalam berpikir tinggi dan kreatif dapat setiap guru dapat meningkatkan kompetensi
difasilitasi oleh teknologi informasi dan profesionalnya dengan keterkinian materi
komunikasi melalui proses belajar dalam pelajaran, saling melengkapi antar guru,
bentuk latihan (drill). Contoh, program termasuk dengan guru di seluruh dunia.
pembelajaran melalui televisi cenderung Cyber teacher training dapat diselenggarakan
menggunakan proses pengulangan dengan jumlah peserta dan kelas belajar
(repetition) dan penguatan (reinforcement). besar. Interaksi dengan instruktur terbatas
Lebih lanjut apabila melihat program karena peserta melatih diri sendiri
pembelajaran komputer, proses berdasarkan panduan yang ditampilkan
pembelajaran yang dirancang adalah layar monitor secara online. Untuk beberapa
penguasaan materi belajar secara tuntas pelatihan yang spesifik masih tetap
(mastery learning). dikemas dalam tatap muka pada waktu dan
tempat yang ditentukan (tutorial). Berbagai Transformasi ini merupakan inti daripada
materi dapat dipertimbangkan dalam cyber reformasi pendidikan di abad 21 (Bransford,
teacher training di antaranya pemberdayaan 1999 : National Research Council).
komputer pada komunitas era informasi, Teknologi informasi dan komunikasi yang lebih
reformasi pendidikan, simulasi model difokuskan pada teknologi komputer dan
mengajar, dan lain-lain. internet dapat memberikan cara baru dalam
mengajar dan belajar. Pada prinsipnya
mendukung teori belajar dan mengubah
Meningkatkan Transformasi pedagogis yang berpusat pada guru.
Lingkungan Belajar Berikut rangkuman perbandingan antara
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pedagogis tradisional dengan pedagogis digital
pendayagunaan teknologi informasi dan yang sudah memadukan teknologi informasi dan
komunikasi dapat menjadi katalis atas komunikasi dalam proses belajar dan mengajar.
perubahan paradigma dan isi pedagogis.
Integratif - Tidak ada kaitannya antara teori - Integrasi antara teori dan praktik
dan praktik
- Sumatif - Diagnostik
Beberapa model belajar yang dapat kepada peserta didik untuk melakukan
diintegrasikan dengan teknologi informasi dan ekplorasi dan menemukan sesuatu tidak
komunikasi dalam proses belajar mengajar, hanya mendengar atau mengingat.
sebagai berikut. Uraian di atas menunjukkan bagaimana
1. Active Learning, pengintegrasian teknologi teknologi informasi dan komunikasi bermanfaat
dan informasi sebagai alat memungkinkan mengatasi masalah yang berkaitan dengan mutu
terjadinya mobilitas penilaian, kalkulasi pendidikan dan pemerataan kesempatan
dan analisis informasi. Ini memberikan memperoleh pendidikan. Berikut ini dijelaskan
tatanan baru pada peserta didik untuk secara khusus bagaimana teknologi informasi
menemukan, menganalisis dan dan komunikasi dipergunakan dalam
merekonstruksi informasi baru. Peserta didik pembelajaran
belajar berdasarkan apa yang dilakukan.
Bekerja pada dunia nyata untuk
memecahkan masalah lebih mendalam, Pendayagunaan dalam Pembelajaran
sehingga apa yang dipelajari relevan Pengambil kebijakan dan perencana
dengan situasi kehidupan yang sedang pembelajaran harus merencanakan secara jelas
dijalani. Belajar tidak lagi sebatas apa yang menjadi outcomes sekolah. Hal ini akan
mengingat, tetapi menuntut peserta didik menjadi pedoman dan acuan dalam memilih
untuk beraksi dan menentukan konten teknologi yang akan digunakan dan bagaimana
belajar yang akan dipelajari. optimalisasi pendayagunaannya. Potensi setiap
2. Collaborative Learning teknologi sangat bervariasi tergantung pada
bagaimana memanfaatkannya. Haddan dan
Teknologi informasi dan komunikasi
Drexler (2002) mengidentifikasikan adanya lima
mendukung belajar secara interaktif dan
tingkatan pendayagunaan teknologi di dalam
koperatif dengan guru, teman, ataupun
pembelajaran, yaitu presentasi, demonstrasi,
nara sumber dan pakar. Hal ini membuka
drill dan latihan, interaksi, kolaborasi.
peluang untuk peserta didik dapat belajar
Teknologi informasi dan komunikasi yang ada
bersama dengan peserta didik di belahan
seperti kaset audio/video, siaran radio/televisi,
dunia lainnya dengan keanekaragaman
komputer atau internet pada dasarnya
budaya dan bahasa.
digunakan pada kelima tingkat tersebut. Siaran
3. Creative Learning radio dan televisi sudah digunakan sejak tahun
Teknologi informasi dan komunikasi 1920 dalam dunia pembelajaran dengan
mendukung manipulasi informasi dan pendekatan:
menciptakan sesuatu hal nyata, tidak hanya 1. Direct class teaching. Materi disampaikan
sekedar menerima informasi secara mentah- dalam bentuk siaran radio atau televisi
mentah tanpa proses analisis. untuk menggantikan sementara guru dalam
4. Integrative Learning mengajar;
Teknologi informasi dan komunikasi dapat 2. School broadcasting. Materi disiarkan untuk
disusun untuk pembelajaran tematik, melengkapi apa yang sudah diajarkan oleh
pendekatan integrative dalam pengajaran. guru;
Hal ini memungkinkan upaya mendekatkan 3. General educational programming over
berbagai disiplin ilmu dalam suatu community. Pemancar radio atau televisi
keutuhan ilmu pengetahuan yang akan nasional menyiarkan program
dipelajari oleh peserta didik. pembelajaran umum dan pembelajaran
informal lainnya.
5. Evaluative Learning Perkembangan selanjutnya sekarang
Teknologi informasi dan komunikasi dikenal dengan pembelajaran telewicara
mendukung penilaian dan diagnostik (teleconference) yaitu mengacu pada pengertian
peserta didik, karena teknologi informasi komunikasi elektronik diantara orang-orang
dan komunikasi mengenal gaya belajar yang berada pada tempat yang berbeda (Rao, V.
setiap peserta didik yang pada umumnya Rama, Audio Teleconferencing, 2002). Ada empat
berbeda dan unik. Dengan demikian model teleconference yang didasarkan pada
teknologi informasi dan komunikasi yang interaktivitas dan terapan teknologi yang
diintegrasikan membuka kesempatan digunakannya, yaitu : 1) audioconferencing ; 2)