Anda di halaman 1dari 123

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI RW IV, DESA KARANGWETAN, KELURAHAN GENUK,


KECAMATAN UNGARAN BARAT, KABUPATEN SEMARANG
(20 November – 16 Desember)

OLEH :

1. Della Ratna M (010114A020)


2. Desi Lusiana Putri (010114A021)
3. I Wayan Yoga P (010114A042)
4. Ismawati Nur Aini (010114A046)
5. Nadia Ulfa Donella (010114A075)
6. Nurul Qoyyimah S (010114A089)
7. Riris Fatma (010114A105)
8. Syaifudin M.Rifa’i (010114A120)
9. Valentina Febi Rezki (010114A126)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2017/2018
PENGKAJIAN

1. Melakukan kajian data core komunitas


Tahap pengkajian dilakukan pada tanggal 24 – 26 November 2017
yang dilakukan oleh 9 mahasiswa. Berdasarkan wawancara dengan Kepala
Dusun didapatkan hasil RT 1 terdiri dari 59 KK, RT 2 terdiri dari 57 KK, RT
3 terdiri dari 93 KK dan RT 4 terdiri dari 90 KK.
a. Jumlah penduduk
Berdasarkan hasil pengkajian di Desa Karangwetan, didapatkan data
jumlah penduduk sebanyak 911 jiwa.
b. Jenis kelamin
Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase
1 Laki-laki 435 51%
2 Perempuan 424 49%
Jumlah 859 100%

Jenis Kelamin

Laki-laki
Perempuan 51%
49%

Berdasarkan diagram diatas warga Desa Karangwetan terdiri dari


51% laki-laki dan 49% perempuan.
c. Pendidikan
Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Prosentase
1 Tidak/Belum Sekolah 139 16%
2 SD 169 20%
3 SMP 150 18%
4 SMA 242 29%
5 Diploma 95 11%
6 Sarjana/Strata 1 21 2%
7 Strata 2 2 0%
8 Tidak Tamat SD/Sederajat 6 1%
9 Tidak Sekolah 1 0%
10 Belum Tamat SD/Sederajat 26 3%
Jumlah 353 100%

d. Kelompok umur (bayi, balita, usia sekolah, remaja, produktif, dan usia
lanjut)

No Umur Frekuensi Prosentase


1 Bayi Dan Balita 37 4%
2 Sekolah 118 13%
3 Remaja 93 10%
4 Dewasa 546 60%
6 Lansia 117 13%
Jumlah 911 100%

Presentase di Kelurahan Genuk, Desa Karangwetan RW 4


Bayi dan balita
4% Usia Sekolah
Lansia 13%
13%
Remaja
10%

Dewasa
60%
e. Agama
Islam : 86.23 %
Kristen : 8,64%
Katolik : 5,12%
Islam Kristen Katolik

5,12%

8,64%

86,23%

f. Status perkawinan
Kawin : 52,6%
Belum kawin : 42,39%
Cerai hidup : 1,84%
Cerai mati : 2,93%
Janda : 0,21%

cerai mati
3% status perkawinan janda
0%
cerai hidup
2%

belum kawin kawin


42% 53%

g. Bahasa
Bahasa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari di desa
Karangwetan adalah menggunakan bahasa jawa.
h. Penghasilan
Penghasilan dari warga mengikuti UMR sebanyak Rp.1.600.000,- -
Rp.1.745.000,-

i. Budaya masyarakat sekitar (bahasa, keyakinan-keyakinan berkaitan


dengan penyakit / kesehatan)
Bahasa yang digunakan sehari-harinya adalah bahasa jawa. Keyakinan
yang berkaitan dengan penyakit/ kesehatan biasanya masyarakat
apabila sakit tidak langsung berobat ke dokter atau rumah sakit
melainkan ke apotik terlebih dahulu untuk membeli obat sesuai dengan
keluhan. Apabila dirasa sakit tidak kunjung membaik barulah ke rumah
sakit atau puskesmas.

2. Melakukan kajian wishield survey


a. Batas wilayah
Barat : Gapura RW 2
Timur : Sungai
Utara : Tempat pengiriman barang
Selatan : Minimarket
b. Pembagian wilayah
Wilayah di desa Karangwetan khususnya di RW 04 dibagi atas 4 RT
dengan pembagian wilayah RT 01 dari arah selatan Masjid An-Nur ke
utara sampai ke JNE. Ke barat dari masjid An-Nur sampai ke sungai
dan timur dari masjid An-Nur sampai ke sebrang jalan. RT 02 dari arah
selatan Alfamart sampai ke Masjid An-Nur, ke barat dari Alfamart
sampai ke sungai/ jembatan. RT 03 dari arah barat gang melati ke timur
sampai jembatan, ke utara dari gang melati baru 2 ke selatan sampai
perumahan. RT 04 dari arah utara perumahan sampai ke barat gapura
perbatasan dengan RT 02.
c. Kondisi perumahan (padat atau kumuh)
a) Bangunan
Mayoritas bangunan di desa Karangwetan tidak padat tetapi jarak
antar rumah dekat. Hampir sama antara satu rumah dengan yang
lain. Rata-rata bangunan rumah terbuat dari tembok permanen,
lantai rumah terbuat dari keramik, dan atap dengan menggunakan
atap genting.
b) Arsitektur
Hampir sama antara satu rumah dengan yang lain. Lantai yang
terbuat dari keramik. Rata-rata di setiap rumah terdapat jendela
dengan pencahayaan.
c) Keunikan lingkungan
Banyak tanah kosong di sekitar rumah yang dimanfaatkan untuk
lahan usaha
d. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan di desa Karangwetan RW 04 rata-rata sudah bersih.
Tetapi masih terdapat beberapa rumah yang membiarkan tempat ember,
kaleng dan lain-lain tergelatak dan digenangi air.

e. Observasi terhadap keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat


Masyarakat di desa Karangwetan RW 04 kebanyakan bekerja sebagai
pegawai negri sipil (PNS) dan karyawan swasta yang mayoritas warga
berangkat pada pagi hari dan pulang pada sore hari atau malam hari.
Oleh karena itu, perilaku masyarakat di daerah ini cenderung tertutup
atau kurang bersosialisasi dengan warga lain.
f. Tanda kerusakan
Sarana untuk lingkungan di sekitar RW 04 sudah tersedia tetapi
pemanfaatannya masih belum maksimal dan kesadaran untuk merawat
sarana tersebut juga masih kurang. Seperti halnya pos ronda yang
berada di RT 04 dibiarkan kotor dan tidak terpakai.
g. Area rekreasi
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan tidak terdapat area rekereasi.
h. Tempat umum (sarana ibadah)
Sarana ibadah yang tersedia di RW 04 di desa Karangwetan hanya 1
masjid dan 2 mushola.
i. Pertokoan/pasar
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan tidak terdapat pasar. Hanya saja
disana warga memanfaatkan halaman rumah sebagai lahan usaha
seperti pertokoan kecil atau toko sembako.
j. Transportasi
Masyarakat di desa Karangwetan RW 04 kebanyakan sudah memiliki
kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil. Sehingga untuk
transportasi warga menggunakan kendaraan pribadi.
k. Pusat pelayanan sosial dan kesehatan
Pusat pelayanan sosial di wilayah desa Karangwetan RW 04 terdapat
kegiatan lansia yang diadakan setiap satu bulan sekali. Pelayanan
kesehatan yang ada di dekat daerah ini antara lain banyak terdapat
apotik, puskesmas, klinik atau praktek dokter dan rumah sakit.
l. Pos bencana/perlindungan
Belum terdapat pos bencana/perlindungan di wilayah RW 04 desa
Karangwetan.

3. Melakukan kajian 8 elemen sub sistem keperawatan komunitas


a. Fisik dan lingkungan perumahan
1) Bunyi bising, bau, debu, dan lain-lain berkaitan dengan masalah
pencemaran
Wilayah di sekitar RW 04 desa Karangwetan tidak terlalu bising
walaupun dekat dengan jalan raya. Tidak terdapat pabrik dan
tidak ada sampah yang menumpuk sehingga tidak menimbulkan
bau dan debu yang mengganggu masyarakat.
2) Kondisi pemukiman
Mayoritas bangunan di desa Karangwetan tidak padat tetapi
jarak antar rumah dekat. Hampir sama antara satu rumah dengan
yang lain. Rata-rata bangunan rumah terbuat dari tembok
permanen, lantai rumah terbuat dari keramik, dan atap dengan
menggunakan atap genting. Dan rata-rata di setiap rumah
terdapat jendela dengan pencahayaan yang baik. Banyak tanah
kosong yang dimanfaatkan untuk dijadikan lahan usaha warga.
3) Sanitasi
a) Penyediaan air bersih
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan masyarakat
menggunakan sumber air sumur dan PAM.
b) Penyediaan air minum
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan air minum yang di
konsumsi berasal dari sumur dan PAM yang dimasak
terlebih dahulu. Ada juga yang membeli air minum
dalam kemasan galon.
c) Penggunaan jamban
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan untuk penggunaan
jamban dengan jamban jongkok (leher angsa). Di RT 02
dan RT 04 ada beberapa rumah yang tidak memiliki
septic tank sehingga pembuangannya langsung dialirkan
ke sungai.
d) Sarana pembuangan air limbah
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan untuk sistem
pembuangan limbah dengan menggunakan got yang
terbuka dan alirannya lancar.
e) Pengelolaan sampah
Di RW 04 desa Karangwetan sudah terdapat tempat
pembuangan sampah akhir. Sehingga warga membuang
sampah di tempat pembuangan sampah perrumah yang
disediakan sendiri sebelum diambil oleh petugas
kebersihan.
f) Polusi udara, air, tanah atau suara kebisingan
Di RW 04 desa Karangwetan untuk polusi udara terdapat
di rumah-rumah yang berada di pinggir jalan. Kualitas
air di daerah ini bersih, tidak berwarna dan tidak berasa.
Suara kebisingan berasal dari bengkel las yang terdapat
di wilayah RT 02.
g) Sumber polusi
Sumber polusi yang ada di RW 04 desa Karangwetan
adalah jalan raya.
4) Kondisi geografis
Posisi geografis Desa Karangwetan terletak di dataran tinggi
daerah pegunungan.

b. Pendidikan
1) Tingkat pendidikan

N Pendidikan Frekuens Prosentase


o i
1 Tidak/Belum Sekolah 139 16%
2 SD 169 20%
3 SMP 150 18%
4 SMA 242 29%
5 Diploma 95 11%
6 Sarjana/Strata 1 21 2%
7 Strata 2 2 0%
8 Tidak Tamat SD/Sederajat 6 1%
9 Tidak Sekolah 1 0%
10 Belum Tamat SD/Sederajat 26 3%
Jumlah 353 100%

2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan informal)


a) Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
Di desa Karangwetan RW 04 terdapat fasilitas
pendidikan formal seperti PAUD, SD Negeri serta
pendidikan informal yang ada di daerah ini adalah TPQ.
b) Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
Rata-rata sumber daya manusia yang ada di desa
Karangwetan RW 04 sudah memiliki pekerjaan tetap.
3) Jenis bahasa yang digunakan
Masyarakat di desa Karangwetan RW 04 umumnya
menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari.
4) Prosentase kelompok / masyarakat yang buta huruf
5) Apakah kelompok memerlukan pengetahuan khusus
6) Apakah tersedia sumber pendidikan khusus
Di desa Karangwetan RW 04 tidak terdapat fasilitas pendidikan
khusus.

c. Keamanan dan transportasi


1) Jenis kriminalitas yang ada
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan untuk keadaan
kriminalias selama setahun terakhir aman, tidak ada pencurian
maupun tindak kriminalitas.
2) Jenis pelayanan keamanan yang ada
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan di setiap RT sudah
memiliki pos kamling.

3) Sistem keamanan lingkungan


Kondisi keamanan lingkungan daerah Karangwetan RW 04
selama setahun terakhir aman, tidak ada tindakan pencurian dan
lain-lain.
4) Penanggulangan bencana
5) Penanggulangan kebakaran
6) Penanggulangan polusi udara, air dan tanah
7) Kondisi jalan
Situasi jalan di Desa Karangwetan khususnya di RW 04
beraspal di jalan utama, jalan setiap gang menggunakan aspal
dan paving blok.
8) Jenis transportasi yang dimiliki/digunakan masyarakat
Masyarakat di desa Karangwetan RW 04 kebanyakan sudah
memiliki kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil.
Sehingga untuk transportasi warga menggunakan kendaraan
pribadi.
9) Sarana transportasi yang ada
Di wilayah Karangwetan RW 04 tidak terdapat sarana
transportasi umum. Masyarakat menggunakna kendaraan
pribadi sebagai sarana transportasi seperti sepeda, motor
maupun mobil.

d. Politik dan kebijakan pemerintah


1) Sistem penanggulangan
Sistem penanggulangan masalah dengan diadakannya
pertemuan rutin tingkat RT dan RW.
2) Adakah struktur organisasi dalam komunitas
Di desa Karangwetan RW 04 terdapat struktur organisasi yang
terdiri dari ketua RW beserta pengurusnya, ketua RT beserta
pengurusnya, Pengurus PKK beserta kader, dan Pengurus
Posyandu beserta kadernya.
3) Kelompok organisasi dalam komunitas
Kelompok organisasi yang ada di desa Karangwetan RW 04
meliputi karang taruna, PKK, kegiatan lansia dan posyandu.
4) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
Kelompok organisasi yang ada di RW 04 desa Karangwetan
berjalan dengan baik dan semua terorganisasi dengan baik.
Tetapi untuk organisasi karang taruna selama 2 tahun terakhir
sudah tidak berjalan.
5) Kebijakan masyarakat tentang politik
Pemegang pemerintahan tertinggi di Desa Karangwetan adalah
Lurah beserta jajarannya, kemudian ketua RW, dan dilanjutkan
ketua RT.

e. Pelayanan kesehatan dan sosial


1) Jenis pelayanan kesehatan yang ada
Pelayanan kesehatan yang ada di dekat daerah ini antara lain
banyak terdapat puskesmas, klinik atau praktek dokter dan
rumah sakit.
2) Jumlah pelayanan kesehatan
Terdapat 1 puskesmas, 3 rumah sakit, dan praktik dokter/klinik.
3) Lokasi pelayanan kesehatan
Jarak tempuh antara desa Karangwetan RW 04 dengan
pelayanan kesehatan kurang dari 30 menit.
4) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)
5) Karakteristik pemakai pelayanan kesehatan
Masyarakat desa Karangwetan RW 04 ketika mereka merasa
dirinya sakit, mereka akan pergi ke apotik terlebih dahulu untuk
membeli obat. Jika merasa belum sembuh, masyarakat baru
pergi ke pelayanan kesehatan yang terdekat.
6) Jumlah kunjungan
7) Sistem rujukan
Sistem rujukan yang tersedia yaitu puskesmas dan rumah sakit
8) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan) meliputi lokasi,
kepemilikan, dan kecukupan
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan tidak terdapat pasar.
Hanya saja disana warga memanfaatkan halaman rumah sebagai
lahan usaha seperti pertokoan kecil atau toko sembako, usaha
loundry, bengkel motor, bengkel las dan lain-lain.

f. Sistem komunikasi
1) Sarana umum komunikasi
Sarana komunikasi yang digunakan sudah semua menggunakan
telpon pribadi.
2) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
Jenis komunikasi yang digunakan dalam komunitas adalah grup
yang terdapat dalam telpon pribadi.
3) Apakah tersedia papan pengumuman
Tersedia papan pengumuman tetapi tidak dimanfaatkan oleh
warga.
4) Apakah jenis area pertemuan kelompok
Area pertemuan kelompok biasanya diadakan di rumah warga
secara bergilir. Tetapi apabila rumah warga kondisinya tidak
memungkinkan, maka tempat pertemuan di lakukan di mushola.

g. Ekonomi
1) Komposisi pekerjaan
2) Jumlah pengangguran
3) Sejauh mana ekonomi mempengaruhi kesehatan kelompok
4) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan (seusai UMR kabupaten
Semarang)
5) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
6) Jumlah pekerja di bawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut
usia
7) Bagaimana presentase anggota masyarakat yang hidup di garis
kemiskinan
Karyawan POLRI
TNI
Supir BUMN Chart Title Pelaut 0% Dokter
0% 0% Lainnya 0% 0%
0% Pensiun
Pegawai 0% 1% Karyawan
perawat
swasta 12% Swasta
0% 18%
Petani
Wiraswasta
12%
9%

PNS Pedagang
8% 15%
MRT Belum/tidak
1% bekerja
buruh 16%
6%

h. Rekreasi
1) Adakah tempat rekreasi untuk masyarakat (berapa jumlahnya)
Tidak terdapat tempat rekreasi di wilayah RW 04 desa
Karangwetan.
2) Adakah fasilitas untuk kegiatan olahraga
Tidak terdapat fasilitas untuk kegiatan olahraga.
3) Bagaimana nilai/keyakinan masyarakat tentang rekreasi
Kegiatan rekreasi yang dilakukan warga Desa Karangwetan
yaitu nonton TV, mendengarkan radio, berkunjung ke rumah
keluarga, dan kegiatan rekreasi ke alun-alun.

4. Mengidentifikasi POKJAKES
1) Adakah POKJAKES
Ada, yaitu Posyandu
2) Sejak kapan
3) Bagaimana tugas POKJAKES
a) Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan usia lanjut (usila) di
wilayahnya
Kesehatan usila
Aktivitas dan olahraga usila
Memotivasi posyandu usila
b) Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan remaja dan pemuda
Penyuluhan napza (narkotika, alkohol dan zat adiktif lainnya
Pergaulan remaja dan pemuda
Produktivitas remaja dan pemuda
c) Penggerak dan motor kesehatan lingkungan
Sanitasi lingkungan
Penanggulangan sampah-sampah dan desain tempat sampah
Pemanfaatan pekarangan
Drainase/saluran air hujan/limbah warga
4) Adakah kader kesehatan
Berapa orang
Bagaimana peran kader terhadap masyarakat
5. Melakukan kajian masalah kesehatan yang ada di komunitas
a. Bayi dan balita
1) Jumlah bayi dan balita : 30 anak
2) Keluhan
3) Cakupan kunjungan posyandu : 58 anak yang aktif di RW 4
4) Cakupan imunisasi :
5) Kejadian gizi buruk : 1 balita di RW 4 yang mengalami gizi
buruk
b. Anak-anak : 85 anak
c. Remaja : 93 jiwa
d. Lansia : 117 jiwa
e. Ibu hamil :
f. Ibu menyusui
g. Kelompok khusus dengan penyakit menular
h. Kelompok khusus dengan penyakit degeneratif
6. Indikator derajat kesehatan masyarakat
7. UKS
a. Pendidikan kesehatan
1) Kebersihan pribadi
2) Makanan bergizi
b. Pelayanan kesehatan
1) Promotif : Penyuluhan kesehatan
2) Preventif : Imunisasi, pemberantasan sarang nyamuk,
pengobatan sederhana oleh dokter kecil, kegiatan penjaringan
kesehatan
3) Kuratif dan rehabilitatif : pengobatan ringan untuk mengurangi
derita sakit pertolongan pertama di sekolah serta rujukan medik
ke puskesmas
c. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat
1) Aspek fisik
a) Penyediaan dan penampungan air bersih
b) Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
c) Pemeliharaan WC atau kamar mandi
d) Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas,
perpustakaan, dll
e) Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun
sekolah
f) Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah
2) Aspek mental (tercipta suasana dan hubungan kekeluargaan
yang erat antar seksama warga sekolah)
a) Bakti sosial mayarakat sekolah terhadap lingkungan
b) Perkemahan
c) Darmawisata
d) Musik dan olahraga
e) Kepramukaan, PMR, kader kesehatan
f) Lomba kesenian dan olahraga

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELOMPOK ANAK USIA


SEKOLAH DI RW IV, DESA KARANGWETAN, KELURAHAN GENUK,
KECAMATAN UNGARAN BARAT

KABUPATEN SEMARANG

(20 November – 16 Desember)

OLEH :

DELLA RATNA MERISTYANTI (010114A020)

DESI LUSIANA PUTRI


(010114A021)
NADIA ULFA DONELLA
(010114A075)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2017/2018

KONSEP TEORI

1. Pengertian Anak Usia Sekolah


Menurut Wong (2008) anak sekolah adalah anak pada usia
6 sampai 12 tahun yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti
anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggungjawab
atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka,
teman sebaya dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa
anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh
ketrampilan tertentu.
2. Tahap perkembangan anak usia sekolah
a. Aspek fisik
Kecerdasan perkembangan secara pesat,berpikir makin logis
dan kritis semakin kuat sehingga sering kali terjadi konflik
sendiri, penuh dengan cita – cita .
b. Aspek sosial
Mengejar tugas – tugas sekolah bermotivasi untuk belajar,
namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati –
hati dan berhati – hati.
c. Aspek kognitif
Anak bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok
(kerja sama). Anak termotivasi dan mengerti hal – hal
sistematik
3. Peran Dan Fungsi Keluarga Bagi Anak Usia Sekolah
Tugas perkembangan dalam anak usia sekolah menurut Duval dam
Miller Carter dan Mc Goldrik dalam Friedman (1980) :
a. Mensosialisasikan anak - anak termasuk meningkatkan
prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya yang sehat
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga
4. Permasalahan kesehatan pada usia sekolah
a. Gangguan perkembangan
1. Gangguan tingkah laku
a) Disregulasi neurologik
Tingginya angka kejadian gangguan tingkah laku
yang terjadi bersamaan dengan dengan ADHD
yaitu sekitar 50% menguatkan anggapan bahwa
yang mendasari terjadinya gangguan ini adalah
disregulasi neurologik.
b) Faktor biokemikal
Teori biokemikal mengatakan bahwa terdapat
hubungan antara berkurangnya kadar serotonin
pada sistem saraf pusat dengan terjadinya perilaku
agresif dan impulsive.
c) Faktor biologi anak
Temperamen anak cenderung sebagai prediktor
terjadinya gangguan tingkah laku. Apabila orang
tua menanggapi dengan tidak sabar, tidak
konsisten dan banyak memberikan larangan pada
anaknya maka kelak anak ini akan mengalami
gangguan tingkah laku. Perilaku kriminal dan
agresif dipengaruhi oleh faktor genetik dan
lingkungan dimana faktor lingkungan pengaruhnya
sedikit lebih besar. Kelemahan neurologis,
tercakup dalam profil masa kanak-kanak dari anak-
anak yang mengalami gangguan tingkah laku.
Kelemahan tersebut termasuk keterampilan verbal
yang rendah, masalah dalam fungsi pelaksanaan
(kemampuan mengantisipasi, merencanakan,
menggunakan pengendalian diri, dan
menyelesaikan masalah) dan masalah memori.
d) Faktor sekolah
Anak yang mengalami gangguan tingkah laku
sering mempunyai intelektual dan prestasi
akademik yang rendah.
e) Psikologi orang tua
Ibu yang depresi, ayah pecandu alkohol, penjahat
dan mempunyai perilaku anti social berhubungan
erat denga terjadinya gangguan tingkah laku pada
anaknya.
f) Peranan keluarga
Perceraian, konflik dalam perkawinan dan
kekerasan, interaksi orang tua dengan anak,
kemelaratan dan genetik berpengaruh terhadap
gangguan tingkah laku pada anak. Anak-anak
dapat mempelajari agresivitas orang tua yang
berperilaku agresif. Anak juga dapat meniru
tindakan agresif dari berbagai sumber lain seperti
televisi. Karena agresi merupakan cara mencapai
tujuan yang efektif, meskipun tidak
menyenangkan, kemungkinan hal tersebut
dikuatkan. Oleh karena itu setelah ditiru, tindakan
agresif kemungkinan akan dipertahankan. Berbagai
karakteristik pola asuh seperti disiplin keras dan
tidak konsisten dan kurangnya pengawasan secara
konsisiten dihubungkan dengan perilaku antisosial
pada anak-anak.
g) Pengaruh teman sebaya
Penelitian mengenai pengaruh teman seusia
terhadap agresi dan anti sosial anak-anak
memfokuskan pada dua bidang besar, yaitu:
Penerimaan atau penolakan dari teman-teman
seusia. Penolakan menunjukkan hubungan yang
kausal dengan perilaku agresif, bahkan dengan
tindakan pengendalian perilaku agresif yang
terdahulu
Afiliasi dengan teman-teman seusia yang
berperilaku menyimpang. Pergaulan dengan teman
seusia yang nakal juga dapat meningkatkan
kemungkinan perilaku nakal pada anak.
h) Faktor-faktor sosiologis.
Tingkat pengangguran tinggi, fasilitas pendidikan
yang rendah, kehidupan keluarga yang terganggu,
dan subkultur yang menganggap perilaku kriminal
sebagai suatu hal yang dapat diterima terungkap
sebagai faktor-faktor yang berkontribusi.
Kombinasi perilaku anti sosial anak yang timbul di
usia dini dan rendahnya status sosioekonomi
keluarga memprediksikan terjadinya penangkapan
di usia muda karena tindakan kriminal. Faktor-
faktor sosial berperan, korelasi terkuat dengan
kenakalan adalah hiperaktivitas dan kurangnya
pengawasan orang tua.

2. Gangguan Perkembangan Belajar


Kriteria Gangguan Perkembangan Belajar :
a) Prestasi dalam bidang membaca, berhitung atau
menulis ekspresif di bawah tingkat yang
diharapkan sesuai usia penderita, pendidikan, dan
intelegensi.
b) Sangat menghambat performa akademik atau
aktivitas sehari-hari.
c) Gangguan perkembangan belajar dibagi menjadi
tiga kategori. Tidak satupun dari diagnosis yang
tepat jika disabilitas tersebut dapat disebabkan oleh
defisit sensori, seperti masalah visual atau
pendengaran.
d) Anak dengan gangguan membaca (disleksia)
mengalami kesulitan besar untuk mengenali kata,
memahami bacaan, serta umumnya juga menulis
ejaan. Masalah ini terus dialami hingga dewasa.
Gangguan ini terjadi 5-10 persen anak usia
sekolah, tidak menghambat penderitanya untuk
berprestasi.
e) Gangguan menulis ekspresif menggambarkan
hendaya dalam kemampuan untuk menyusun kata
tertulis (termasuk kesalahan ejaan, kesalahan tata
bahasa atau tanda baca, atau tulisan tangan yang
buruk) yang cukup parah sehingga dapat sangat
menghambat prestasi akademik atau aktivitas
sehari-hari.
f) Anak-anak dengan gangguan berhitung dapat
mengalami kesulitan dalam mengingat fakta-fakta
secara cepat dan akurat, menghitung objek dengan
benar dan cepat, atau mengurutkan angka-angka
dalam kolom-kolom.
5. Peran dan fungsi perawat
Perawat melakukan perawatan dan konsultasi baik dalam keluarga
maupun dalam sekolah pada anak yang mengalami gangguan
kesehatan.

ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

8. Melakukan kajian data core komunitas


Tahap pengkajian dilakukan pada tanggal 24 – 26 November 2017
yang dilakukan oleh 9 mahasiswa. Berdasarkan wawancara dengan Kepala
Dusun didapatkan hasil RT 1 terdiri dari 59 KK, RT 2 terdiri dari 57 KK, RT
3 terdiri dari 93 KK dan RT 4 terdiri dari 90 KK.
j. Jumlah penduduk
Berdasarkan hasil pengkajian di Desa Karangwetan, didapatkan data
jumlah penduduk sebanyak 911 jiwa.

k. Jenis kelamin
Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase
1 Laki-laki 435 48%
2 Perempuan 476 52%
Jumlah 911 100%

Jenis Kelamin

Laki-laki
Perempuan
48%
52%

Berdasarkan diagram diatas warga Desa Karangwetan terdiri dari


51% laki-laki dan 49% perempuan.

l. Pendidikan
Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Prosentase
1 Tidak/Belum Sekolah 139 16%
2 SD 169 20%
3 SMP 150 18%
4 SMA 242 29%
5 Diploma 95 11%
6 Sarjana/Strata 1 21 2%
7 Strata 2 2 0%
8 Tidak Tamat SD/Sederajat 6 1%
9 Tidak Sekolah 1 0%
10 Belum Tamat SD/Sederajat 26 3%
Jumlah 353 100%

m. Pekerjaan
Distribusi penduduk dalam bidang pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi Presentasi
1 Karyawan swasta 179 20,38%
2 Wiraswasta 90 10,35%
3 Buruh harian lepas 55 62,6%
4 Pelajar/mahasiswa 153 17,42%
5 Perdagangan 10 31,13%
6 Ibu rumag tangga 79 8,99%
7 PNS 114 12,98%
8 Petani 5 0,56%
9 Pegawai swasta 115 13,09%
10 Perawat 2 0,22%
11 TNI 5 0,56%
12 Sopir 1 0,11%
13 Guru 3 0,34%
14 Pensiun 13 1,48%
15 Karyawan BUMN 2 0,22%
16 Pelaut 1 0,11%
17 Polri 4 0,45%
18 Dokter 2 0,22%
19 Belum/tidak bekerja 156 17,76%
20 Lainnya 4 0,45%
Jumlah 878 100%
n. Kelompok umur (bayi, balita, usia sekolah, remaja, produktif, dan usia
lanjut)

No Umur Frekuensi Prosentase


1 Bayi Dan Balita 37 4%
2 Sekolah 118 13%
3 Remaja 93 10%
4 Dewasa 546 60%
6 Lansia 117 13%
Jumlah 911 100%
Presentase
Presentase di Kelurahan Genuk, Desa Karangwetan RW 4
Agregat di
Kelurahan Bayi dan balita
Genuk, Desa 4% Usia Sekolah
Karangwetan Lansia 13%
RW 4 13%
0% Remaja
10%

Dewasa
60%

o. Agama
Islam : 86.23 %
Kristen : 8,64%
Katolik : 5,12%

Islam Kristen Katolik

5,12%

8,64%

86,23%

p. Status perkawinan
Kawin : 52,6%
Belum kawin : 42,39%
Cerai hidup : 1,84%
Cerai mati : 2,93%
Janda : 0,21%

cerai mati Status Perkawinan janda


cerai hidup 3% 0%
2%

belum kawin kawin


42% 53%

q. Bahasa
Bahasa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari di desa
Karangwetan adalah menggunakan bahasa jawa.

r. Penghasilan
Penghasilan dari warga mengikuti UMR sebanyak Rp.1.600.000,- -
Rp.1.745.000,-.

s. Budaya masyarakat sekitar (bahasa, keyakinan-keyakinan berkaitan


dengan penyakit / kesehatan)
Bahasa yang digunakan sehari-harinya adalah bahasa jawa. Keyakinan
yang berkaitan dengan penyakit/ kesehatan biasanya masyarakat
apabila sakit tidak langsung berobat ke dokter atau rumah sakit
melainkan ke apotik terlebih dahulu untuk membeli obat sesuai dengan
keluhan. Apabila dirasa sakit tidak kunjung membaik barulah ke rumah
sakit atau puskesmas.

9. Melakukan kajian wishield survey


m. Batas wilayah
Barat : Gapura RW 2
Timur : Sungai
Utara : Tempat pengiriman barang
Selatan : Minimarket
n. Pembagian wilayah
Wilayah di desa Karangwetan khususnya di RW 04 dibagi atas 4 RT
dengan pembagian wilayah RT 01 dari arah selatan Masjid An-Nur ke
utara sampai ke JNE. Ke barat dari masjid An-Nur sampai ke sungai
dan timur dari masjid An-Nur sampai ke sebrang jalan. RT 02 dari arah
selatan Alfamart sampai ke Masjid An-Nur, ke barat dari Alfamart
sampai ke sungai/ jembatan. RT 03 dari arah barat gang melati ke timur
sampai jembatan, ke utara dari gang melati baru 2 ke selatan sampai
perumahan. RT 04 dari arah utara perumahan sampai ke barat gapura
perbatasan dengan RT 02.
o. Kondisi perumahan (padat atau kumuh)
1. Bangunan
Mayoritas bangunan di desa Karangwetan tidak padat tetapi jarak antar
rumah dekat. Hampir sama antara satu rumah dengan yang lain. Rata-
rata bangunan rumah terbuat dari tembok permanen, lantai rumah
terbuat dari keramik, dan atap dengan menggunakan atap genting.
2. Arsitektur
Hampir sama antara satu rumah dengan yang lain. Lantai yang terbuat
dari keramik. Rata-rata di setiap rumah terdapat jendela dengan
pencahayaan.
3. Keunikan lingkungan
p. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan di desa Karangwetan RW 04 rata-rata sudah bersih.
Tetapi masih terdapat beberapa rumah yang membiarkan tempat ember,
kaleng dan lain-lain tergelatak dan digenangi air.
q. Observasi terhadap keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat
Masyarakat di desa Karangwetan RW 04 kebanyakan bekerja sebagai
pegawai negri sipil (PNS) dan karyawan swasta yang mayoritas warga
berangkat pada pagi hari dan pulang pada sore hari atau malam hari.
Oleh karena itu, perilaku masyarakat di daerah ini cenderung tertutup
atau kurang bersosialisasi dengan warga lain.
r. Tanda kerusakan
Sarana untuk lingkungan di sekitar RW 04 sudah tersedia tetapi
pemanfaatannya masih belum maksimal dan kesadaran untuk merawat
sarana tersebut juga masih kurang. Seperti halnya pos ronda yang
berada di RT 04 dibiarkan kotor dan tidak terpakai.
s. Area rekreasi
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan tidak terdapat area rekereasi.
t. Tempat umum (sarana ibadah)
Sarana ibadah yang tersedia di RW 04 di desa Karangwetan hanya 1
masjid dan 2 mushola.
u. Pertokoan/pasar
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan tidak terdapat pasar. Hanya saja
disana warga memanfaatkan halaman rumah sebagai lahan usaha
seperti pertokoan kecil atau toko sembako.
v. Transportasi
Masyarakat di desa Karangwetan RW 04 kebanyakan sudah memiliki
kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil. Sehingga untuk
transportasi warga menggunakan kendaraan pribadi.
w. Pusat pelayanan sosial dan kesehatan
Pusat pelayanan sosial di wilayah desa Karangwetan RW 04 terdapat
kegiatan lansia yang diadakan setiap satu bulan sekali. Pelayanan
kesehatan yang ada di dekat daerah ini antara lain banyak terdapat
apotik, puskesmas, klinik atau praktek dokter dan rumah sakit.
x. Pos bencana/perlindungan
Belum terdapat pos bencana/perlindungan di wilayah RW 04 desa
Karangwetan.

10. Melakukan kajian 8 elemen sub sistem keperawatan komunitas


i. Fisik dan lingkungan perumahan
5) Bunyi bising, bau, debu, dan lain-lain berkaitan dengan masalah
pencemaran
Wilayah di sekitar RW 04 desa Karangwetan tidak terlalu bising
walaupun dekat dengan jalan raya. Tidak terdapat pabrik dan
tidak ada sampah yang menumpuk sehingga tidak menimbulkan
bau dan debu yang mengganggu masyarakat.
6) Kondisi pemukiman
Mayoritas bangunan di desa Karangwetan tidak padat tetapi
jarak antar rumah dekat. Hampir sama antara satu rumah dengan
yang lain. Rata-rata bangunan rumah terbuat dari tembok
permanen, lantai rumah terbuat dari keramik, dan atap dengan
menggunakan atap genting. Dan rata-rata di setiap rumah
terdapat jendela dengan pencahayaan yang baik. Banyak tanah
kosong yang dimanfaatkan untuk dijadikan lahan usaha warga.
7) Sanitasi
h) Penyediaan air bersih
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan masyarakat
menggunakan sumber air sumur dan PAM.
i) Penyediaan air minum
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan air minum yang di
konsumsi berasal dari sumur dan PAM yang dimasak
terlebih dahulu. Ada juga yang membeli air minum
dalam kemasan galon.
j) Penggunaan jamban
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan untuk penggunaan
jamban dengan jamban jongkok (leher angsa). Di RT 02
dan RT 04 ada beberapa rumah yang tidak memiliki
septic tank sehingga pembuangannya langsung dialirkan
ke sungai.
k) Sarana pembuangan air limbah
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan untuk sistem
pembuangan limbah dengan menggunakan got yang
terbuka dan alirannya lancar.
l) Pengelolaan sampah
Di RW 04 desa Karangwetan sudah terdapat tempat
pembuangan sampah akhir. Sehingga warga membuang
sampah di tempat pembuangan sampah perrumah yang
disediakan sendiri sebelum diambil oleh petugas
kebersihan.
m) Polusi udara, air, tanah atau suara kebisingan
Di RW 04 desa Karangwetan untuk polusi udara terdapat
di rumah-rumah yang berada di pinggir jalan. Kualitas
air di daerah ini bersih, tidak berwarna dan tidak berasa.
Suara kebisingan berasal dari bengkel las yang terdapat
di wilayah RT 02.
n) Sumber polusi
Sumber polusi yang ada di RW 04 desa Karangwetan
adalah jalan raya.

8) Kondisi geografis
Posisi geografis Desa Karangwetan terletak di dataran tinggi
daerah pegunungan.

j. Pendidikan
7) Tingkat pendidikan

N Pendidikan Frekuens Prosentase


o i
1 Tidak/Belum Sekolah 139 16%
2 SD 169 20%
3 SMP 150 18%
4 SMA 242 29%
5 Diploma 95 11%
6 Sarjana/Strata 1 21 2%
7 Strata 2 2 0%
8 Tidak Tamat SD/Sederajat 6 1%
9 Tidak Sekolah 1 0%
10 Belum Tamat SD/Sederajat 26 3%
Jumlah 353 100%

8) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan informal)


c) Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
Di desa Karangwetan RW 04 tidak terdapat fasilitas
pendidikan formal tetapi ada pendidikan informal yaitu
TPQ.
d) Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
Rata-rata sumber daya manusia yang ada di desa
Karangwetan RW 04 sudah memiliki pekerjaan tetap.
9) Jenis bahasa yang digunakan
Masyarakat di desa Karangwetan RW 04 umumnya
menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari.
10) Prosentase kelompok / masyarakat yang buta huruf
11) Apakah kelompok memerlukan pengetahuan khusus

12) Apakah tersedia sumber pendidikan khusus


Di desa Karangwetan RW 04 tidak terdapat fasilitas pendidikan
khusus.

k. Keamanan dan transportasi


10) Jenis kriminalitas yang ada
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan untuk keadaan
kriminalias selama setahun terakhir aman, tidak ada pencurian
maupun tindak kriminalitas.
11) Jenis pelayanan keamanan yang ada
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan di setiap RT sudah
memiliki pos kamling.
12) Sistem keamanan lingkungan
Kondisi keamanan lingkungan daerah Karangwetan RW 04
selama setahun terakhir aman, tidak ada tindakan pencurian dan
lain-lain.
13) Penanggulangan bencana
Tidak ada penanggulangan bencana di desa Karangwetan RW
04.
14) Penanggulangan kebakaran
Tidak ada tim penanggulangan kebakaran didesa Karangwetan
RW 04.
15) Penanggulangan polusi udara, air dan tanah
Dengan penanaman pohon disekitar rumah-rumah warga.
16) Kondisi jalan
Situasi jalan di Desa Karangwetan khususnya di RW 04
beraspal di jalan utama, jalan setiap gang menggunakan aspal
dan paving blok.
17) Jenis transportasi yang dimiliki/digunakan masyarakat
Masyarakat di desa Karangwetan RW 04 kebanyakan sudah
memiliki kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil.
Sehingga untuk transportasi warga menggunakan kendaraan
pribadi.
18) Sarana transportasi yang ada
Di wilayah Karangwetan RW 04 tidak terdapat sarana
transportasi umum. Masyarakat menggunakna kendaraan
pribadi sebagai sarana transportasi seperti sepeda, motor
maupun mobil.
l. Politik dan kebijakan pemerintah
6) Sistem penanggulangan
Sistem penanggulangan masalah dengan diadakannya
pertemuan rutin tingkat RT dan RW.
7) Adakah struktur organisasi dalam komunitas
Di desa Karangwetan RW 04 terdapat struktur organisasi yang
terdiri dari ketua RW beserta pengurusnya, ketua RT beserta
pengurusnya, Pengurus PKK beserta kader, dan Pengurus
Posyandu beserta kadernya.
8) Kelompok organisasi dalam komunitas
Kelompok organisasi yang ada di desa Karangwetan RW 04
meliputi karang taruna, PKK, kegiatan lansia dan posyandu.
9) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
Kelompok organisasi yang ada di RW 04 desa Karangwetan
berjalan dengan baik dan semua terorganisasi dengan baik.
Tetapi untuk organisasi karang taruna selama 2 tahun terakhir
sudah tidak berjalan.
10) Kebijakan masyarakat tentang politik
Pemegang pemerintahan tertinggi di Desa Karangwetan adalah
Lurah beserta jajarannya, kemudian ketua RW, dan dilanjutkan
ketua RT.

m. Pelayanan kesehatan dan sosial


9) Jenis pelayanan kesehatan yang ada
Pelayanan kesehatan yang ada di dekat daerah ini antara lain
banyak terdapat puskesmas, klinik atau praktek dokter dan
rumah sakit.
10) Jumlah pelayanan kesehatan
Terdapat 1 puskesmas, 3 rumah sakit, dan praktik dokter/klinik.
11) Lokasi pelayanan kesehatan
Jarak tempuh antara desa Karangwetan RW 04 dengan
pelayanan kesehatan kurang dari 30 menit.
12) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)
Di desa Karangwetan terdapat 2 warga yang menjadi seorang
dokter.
13) Karakteristik pemakai pelayanan kesehatan
Masyarakat desa Karangwetan RW 04 ketika mereka merasa
dirinya sakit, mereka akan pergi ke apotik terlebih dahulu untuk
membeli obat. Jika merasa belum sembuh, masyarakat baru
pergi ke pelayanan kesehatan yang terdekat.
14) Jumlah kunjungan
15) Sistem rujukan
Sistem rujukan yang tersedia yaitu puskesmas dan rumah sakit
16) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan) meliputi lokasi,
kepemilikan, dan kecukupan
Di wilayah RW 04 desa Karangwetan tidak terdapat pasar.
Hanya saja disana warga memanfaatkan halaman rumah sebagai
lahan usaha seperti pertokoan kecil atau toko sembako, usaha
loundry, bengkel motor, bengkel las dan lain-lain.

n. Sistem komunikasi
5) Sarana umum komunikasi
Sarana komunikasi yang digunakan sudah semua menggunakan
telpon pribadi.
6) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
Jenis komunikasi yang digunakan dalam komunitas adalah grup
yang terdapat dalam telpon pribadi.
7) Apakah tersedia papan pengumuman
Tersedia papan pengumuman tetapi tidak dimanfaatkan oleh
warga.
8) Apakah jenis area pertemuan kelompok
Area pertemuan kelompok biasanya diadakan di rumah warga
secara bergilir. Tetapi apabila rumah warga kondisinya tidak
memungkinkan, maka tempat pertemuan di lakukan di mushola.
o. Ekonomi
8) Komposisi pekerjaan
9) Jumlah pengangguran
10) Sejauh mana ekonomi mempengaruhi kesehatan kelompok
11) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan (seusai UMR kabupaten
Semarang)
12) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
13) Jumlah pekerja di bawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut
usia
14) Bagaimana presentase anggota masyarakat yang hidup di garis
kemiskinan

Pensiun Lainnya POLRI


Pegawai 0%
Supir
Karyawan
1% Pekerjaan 0%
swasta BUMN Pelaut Dokter
0%
0% perawat TNI 0% 0% 0%
Karyawan
12% 0% Swasta
18%
Petani
Wiraswasta
12%
9%

PNS
Pedagang
8%
15%
IRT Belum/tidak
1% bekerja
buruh 16%
6%

p. Rekreasi
4) Adakah tempat rekreasi untuk masyarakat (berapa jumlahnya)
Tidak terdapat tempat rekreasi di wilayah RW 04 desa
Karangwetan.
5) Adakah fasilitas untuk kegiatan olahraga
Tidak terdapat fasilitas untuk kegiatan olahraga.
6) Bagaimana nilai/keyakinan masyarakat tentang rekreasi
Kegiatan rekreasi yang dilakukan warga Desa Karangwetan
yaitu nonton TV, mendengarkan radio, berkunjung ke rumah
keluarga, dan kegiatan rekreasi ke alun-alun.

11. Mengidentifikasi POKJAKES


5) Adakah POKJAKES
Ada, yaitu Posyandu
6) Sejak kapan
7) Bagaimana tugas POKJAKES
d) Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan usia lanjut (usila) di
wilayahnya
Kesehatan usila
Aktivitas dan olahraga usila
Memotivasi posyandu usila
e) Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan remaja dan pemuda
Penyuluhan napza (narkotika, alkohol dan zat adiktif lainnya
Pergaulan remaja dan pemuda
Produktivitas remaja dan pemuda
f) Penggerak dan motor kesehatan lingkungan
Sanitasi lingkungan
Penanggulangan sampah-sampah dan desain tempat sampah
Pemanfaatan pekarangan
Drainase/saluran air hujan/limbah warga
8) Adakah kader kesehatan
Berapa orang
Bagaimana peran kader terhadap masyarakat
12. Melakukan kajian masalah kesehatan yang ada di komunitas
i. Bayi dan balita
6) Jumlah bayi dan balita : 30 anak
7) Keluhan
8) Cakupan kunjungan posyandu : 58 anak yang aktif di RW 4
9) Cakupan imunisasi :
10) Kejadian gizi buruk : 1 balita di RW 4 yang mengalami gizi
buruk
j. Anak-anak : 85 anak
k. Remaja : 93 jiwa
l. Lansia : 117 jiwa
m. Ibu hamil : 3 jiwa
n. Ibu menyusui
o. Kelompok khusus dengan penyakit menular
p. Kelompok khusus dengan penyakit degeneratif
13. Indikator derajat kesehatan masyarakat
14. UKS
d. Pendidikan kesehatan
3) Kebersihan pribadi
Kebersihan pribadi pada anak usia sekolah meliputi kebersihan
dalam menggosok gigi, mencucui tangan serta kebiasaan
membuang sampah pada tempatnya.

Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa anak


usia sekolah sudah pernah mengalami sakit gigi dengan
presentase sebanyak 83,33 %.
Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa anak
usia sekolah paling banyak meggosok gigi 2x dalam sehari
dengan presetase sebanyak 66,66%.

Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa anak


usia sekolah yang kondisi gigi berlubang sebanyak 50% dan
gigi yang bersih dan sehat sebanyak 50%.
Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa anak
usia sekolah yang mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
sebanyak 16,67 % dan yang tidak mencuci tangan sebanyak
83,33 %.
4) Makanan bergizi
Kebiasaan makan makanan yang dimakan oleh anak usia
sekolah pada saat jam istirahat.

Makanan Ringan yang Sering di Beli

Lain-lain
Mie 25%
0% Gorengan
Gula-gula 50%
0%
Chiki
25%

Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa anak


usia sekolah yang membeli gorengan sebanyak 50%, yang
membeli chiki sebanyak 25%, dan lainnya 25%.
Kebiasaan Jajan Tertutup

Ya
33,33%

Tidak
66,67%

Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa anak


usia sekolah yang dibiasakan jajan tertutup sebanyak 66,67%,
dan yang tidak dibiasakan jajan tertutup sebanyak 33,33%.

Kebiasaan Buang Sampah pada


Tempatnya
14% 1 2
Ya

86%
Tidak

Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa anak


usia sekolah yang terbiasa membuang sampah pada tempatnya
sebanyak 14 % dan yang tidak terbiasa membuang sampah pada
tempatnya sebanyak 86%.
Kesediaan dilakukan Penkes
Tidak
17%

Ya
83%

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa anak yang


bersedia untuk dilakukan pendidikan kesehatan sebanyak 83%
dan yang tidak bersedia dilakukan sebanyak 17%.

e. Pelayanan kesehatan
4) Promotif : Penyuluhan kesehatan
5) Preventif : Imunisasi, pemberantasan sarang nyamuk,
pengobatan sederhana oleh dokter kecil, kegiatan penjaringan
kesehatan
6) Kuratif dan rehabilitatif : pengobatan ringan untuk mengurangi
derita sakit pertolongan pertama di sekolah serta rujukan medik
ke puskesmas
f. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat
3) Aspek fisik
g) Penyediaan dan penampungan air bersih
h) Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
i) Pemeliharaan WC atau kamar mandi
j) Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas,
perpustakaan, dll
k) Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun
sekolah
l) Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah
4) Aspek mental (tercipta suasana dan hubungan kekeluargaan
yang erat antar seksama warga sekolah)
g) Bakti sosial mayarakat sekolah terhadap lingkungan
h) Perkemahan
i) Darmawisata
j) Musik dan olahraga
k) Kepramukaan, PMR, kader kesehatan
l) Lomba kesenian dan olahraga

ANALISA DATA

No Data Masalah Keperawatan


1. a. Data wawancara Kerusakan gigi berhubungan
Dari hasil wawancara
dengan kurang hygiene oral
dan hasil pembagian
(Domain 11, Kelas 2, Kognisi
kuesioner anak-anak
usia sekolah 00048)
khususnya di
lingkungan RW 04
 Ds:
Anak mengatakan
tidak mengetahui
pengertian, penyebab
kariesgigi bagaimana,
tidak megetahui
pecegahannya
bagaimana, dll.
 Do:
Anak masih tampak
kebingungan ketika
ditanya apa itu karies
gigi.
b. Data Angket
Dari hasil angket
yang dibagikan
kepada anak usia
sekolah, kebanyakan
masalah yang muncul
mengenai perilaku
menggosok gigi dan
kebersihan diri.
c. Data Observasi
Dari hasil observasi
yang sudah dilakukan,
masalah kesehatan
yang muncul yaitu
tentang perilaku
menggosok gigi dan
kebersihan diri.

2. a. Data Wawancara Kesiapan meningkatkan


 Ds : manajemen kesehatan
Anak mengatakan
(Domain 1 : promosi
memiliki keinginan
untuk belajar cuci kesehatan, kelas 2 :
tangan dan gosok gigi manajemen kesehatan, 00162)
dengan benar
 Do :
Anak terlihat terlihat
antusias untuk
diajarkan cara
mencuci tangan dan
menggosok gigi
b. Data Angket
Dari hasil angket
yang dibagikan
kepada anak usia
sekolah, kebanyakan
sudah mengetahui
tentang cara mencuci
tangan, menggosok
gigi, dan jajanan sehat
tetapi tidak
diterapkan.
c. Data Observasi
Dari hasil observasi
yang dilakukan, anak
terbiasa tidak mencuci
tangan sebelum
makan.

3. a. Data Wawancara Perilaku kesehatan


Dari hasil wawancara, cenderung beresiko
 Ds : berhubungan dengan kurang
Anak mengatakan dukungan sosial (Domain 1:
bahwa orang tua Promosi Kesehatan, Kelas 2
membiarkan anak : Manajemen Kesehatan,
untuk jajan di luar 00188)
sekolah yang tidak
terjamin
kebersihannya.
 Do :
Anak terlihat jajan
sembarangan.
b. Data Angket
Umumnya anak
mengetahui bahaya
dari jajan
sembarangan.
c. Data Observasi
Anak terlihat jajan
sembarangan
walaupun anak
mengetahui
bahayanya.
a. Data Wawancara
 Ds :
Anak mengatakan
mengetahui tempat
untuk membuang
sampah tetapi tidak
dilakukan.
 Do :
Anak terlihat
membuang sampah
sembarangan.
b. Data Angket
Umumnya anak masih
membuang sampah
tidak pada tempatnya.
c. Data Observasi
Umumnya lingkungan
sekitar rumah sampah
masih terlihat
berserakan.
INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS

AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH

No Diagnosa Tujuan dan Rencana Implementasi Evaluasi


Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Proses
Komunitas
1. Kerusakan Setelah 1. Memberikan S : anak
1. Pemeliharaa
pendidikan mengatakan
gigi dilakukan n kesehatan kesehatan belum paham
berhubungan tindakan mulut tentang cara cara
(1710) menggosok menggosok
dengan keperawatan
a. Lakukan gigi dengan gigi dengan
kurang komunitas di perawatan benar. benar, anak
mulut 2. Memberikan mengatakan
hygiene oral harapkan
pendidikan bersedia
secara
(Domain 11, mencapai kesehatan diberikan
rutin tentang pendidikan
Kelas 2, tujuan dengan b. Monitor dampak jika kesehatan
Kognisi kriteria hasil gigi, tidak O : anak
meliputi : menggosok sangat antusias
00048) sebagai berikut
warna gigi. mengikuti
: kebersiha 3. Memberikan pendidikan
pendidikan kesehatan,
1. Perawatan n dannada
kesehatan anak dapat
tidaknya waktu yang mendemonstra
diri : debris. tepat untuk sikan dengan
kebersiha c. Instruksik menggosok baik dan benar
an pasien gigi. cara
n mulut
untuk menggosok
(0300) gigi.
menyikat
A : masalah
Kriteria gigi, kerusakan gigi
hasil : mulut dan teratasi
lidah. P : hentikan
a. Menyikat
2. Pendidikn intervensi
gigi kesehatan
ditingkatka (5510)
a. Targetkan
n dari skala
sasaran
2 (banyak pada
terganggu) kelompok
skala 4 beresiko
tinggi dan
(sedikit
rentang
terganggu) usia yang
b. Mendapatk akan
an mendapat
manfaat
perawatan
besar dari
gigi secara pendidikk
reguler an
kesehatan.
ditingkatka
b. Tentukan
n dari skala pengetahu
2 ( banyak an
kesehatan
terganggu)
dan gaya
ke skala 4 hidup
(sedikit perilaku
terganggu). saat ini
pada
individu,
2. Kesehatan keluarga
Mulut atau
kelompok
(1100)
sasaran.
Kriteria c. Kembang
hasil : kan materi
pendidika
a. Kebersih
n yang
an gigi tertulis
ditingkat yang
tersedi
kan dari
dan sesuai
skala 2 dengan
(banyak audiens
tergangg (yang
menjadi
u) ke
sasaran)
skala 4 d. Hindari
(sedikit pengguna
an teknik
tergangg
dengan
u) menakut-
nakuti
sebagai
strategi
untuk
memotiva
si orang
agar
merubah
perilaku
kesehatan
atau gaya
hidup.
e. Memberik
an
pendidika
n
kesehatan
tentang
sikat gigi.
2. Kesiapan Setelah 1. Skrinning 1. Memberikan S : anak
pendidikan mengatakan
meningkatka dilakukan kesehatan
kesehatan belum
n manajemen tindakan a. Menentuka tentang cara mengetahui
mencuci cara mencuci
kesehatan keperawatan n populasi
tangan tangan, anak
(Domain 1 : komunitas di target untuk dengan mengatakan
benar. jarang
promosi harapkan dilakukan
2. Memberikan melakukan
kesehatan, mencapai pemeriksaa pendidikan cuci tangan,
kesehatan anak bersedia
kelas 2 : tujuan dengan n kesehatan
tentang 6 diajarkan cara
manajemen kriteria hasil b. Menyediak langkah cara mencuci
mencuci tangan dengan
kesehatan, sebagai berikut an akses
tangan. benar
00162) : yang 3. Memberikan O : anak
pendidikan antusias saat
1. Keefektifan mudah bagi
kesehatan diajarkan cara
skrining layanan tentang mencuci
dampak jika tangan dengan
kesehatan skrinning
tidak media puzzle,
komunitas (waktu dan mencuci anak tampak
tangan. lancar dan
a. Mengiden tempat).
trampil saat
tifikasi c. Jadwalkan diminta
mendemonstra
kondisi pertemuan
sikan cara cuci
beresiko untuk tangan
A : masalah
tinggi meningkatk
kesiapan
yang an efisiensi. meningkatkan
manajemen
umum di d. Lakukan
kesehatan
komunitas pengkajian dengan cuci
tangan teratasi
dari yang fisik yang
P : hentikan
buruk sesuai. intervensi
hingga 2. Menajemen
yang lingkungan
sangat : komunitas
baik. a. Permulaan
b. Pemilihan skrinning
skrining resiko
di kesehatan
fokuskan yang
pada berasal dari
deteksi lingkungan.
dini dari b. Moni
yang tor
buruk status
hingga resik
yang o
sangat keseh
baik. atan
c. Menyedia yang
kan suda
skrining h
untuk diket
anak usia ahui.
sekolah. c. Berpartisipas
d. Menindak i
lanjuti dalamprppro
skrining gram yang di
yang telah komunitas
dilakukan. untuk
2. Kontrol mengatasi
resiko resiko yang
komunitas : sudah
Tradisi diketahui.
budaya d. Bekerjasama
yang tidak dengan kader
sehat lingkungan
a. Penilaian dalam
yang mengembang
sistematis kan program
prsktik di komunitas.
budaya di e. Melakukan
komuitas. program
b. Mobilisasi edukasi
komunitas untuk
untuk kelompok
mengidentif berisiko.
ikasi
praktik-
praktik
budaya
yang
berbahaya
c. Program
pendidikan
untuk
penguat
praktik
budaya
yang seha.
d. Peluang
pendidikan
untuk
membahas
praktik-
praktik
budaya
yang
berbahaya.

3. Perilaku Setelah Manajemen 1. Memberikan S : anak


dilakukan Nutrisi : pendidikan
kesehatan mengatakan
tindakan 1. Mengintruk kesehatan
cenderung belum
keperawatan sikan anak tentang
beresiko komunitas di mengenai macam- mengetahui
harapkan kebutuhan macam
berhubungan jajanan sehat,
mencapai nutrisi makanan
dengan anak
tujuan dengan 2. Membantu sehat dan
kurang kriteria hasil orang tua tidak sehat. mengatakan
sebagai berikut untuk 2. Memberikan
dukungan sering jajan
: menentuka pendidikan
sosial sembarangan,
1. Status n pedoman kesehatan
(Domain 1: nutrisi : atau tentang cara anak bersedia
asupan piramida memilih
Promosi diberikan
nutrisi. makanan jajanan sehat
Kesehatan, pendidikan
a. Asupan yang cocok disekolah.
Kelas 2 : karbohidr dalam kesehatan
at memenuhi
Manajemen tentang jajanan
b. Asupan kebutuhan
Kesehatan, sehat
protein nutrisi.
00188) c. Asupan 3. Menganjur O : anak
vitamin kan orang
tampak
d. Asupan tua untuk
serat mengganti antusias
2. Perilaku makanan
mendengarkan,
memelihara secara
menyimak dan
berat badan bervariasi.
a. Memilih 4. Mendorong menjawab
makanan orang tua
pertanyaan
bernutrisi untuk
A : masalah
b. Memilih menyiapka
makanan n makanan perilaku
ringan yang aman
kesehatan
bernutrisi dan bergizi
cenderung
c. Menjaga
pola beresiko
makanan
ditandai
yang
dengan anak
direkome
ndasikan. masih

dibiarkan jajan

sembarangan

teratasi

P : hentikan

intervensi
PLAN OF ACTION

AGREGAT USIA SEKOLAH

Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggu

kesehatan ng Jawab

Perilaku Memberikan Anak usia Hari Selasa Di Dana Semua

Kesehatan pendidikan sekolah (6-13 tanggal 12 Rumah ditang anggota

Cenderung kesehatan tahun) di Desember Warga di gung kelompok

Beresiko tentang wilayah RW 2017, pukul wilayah dari 4.

(Domain 1 : pengelolaan 04 desa 13.00 WIB RW 04. iuran

Promosi sampah Karangwetan – selesai. kas

Kesehatan, dengan tema Kelurahan kelom

Kelas 2 : “Sampah Genuk. pok.

Manajemen musuhku,

Kesehatan, bersih

00188) temanku”

Hasil Proker

Pelaksanaan program kerja pada agregat anak usia sekolah berjalan dengan
lancar. Program yang kami laksanakan mengajarkan tentang pemilahan jenis
sampah dari yang kering, basah, organic, anorganik, dan sampah yang dapat
dimanfaatkan kembali atau daur ulang. Saat pelaksanaan, anak-anak usia sekolah
yang berjumlah 10 anak kita kumpulkan disuatu tempat(rumah warga) untuk
diberikan penjelasan materi terlebih dahulu, setelah itu langsung terjun ke
lapangan untuk pemilahan sampah. Anak-anak tersebut memperhatikan dan
sangat kooperatif mengikuti kegiatan. Anak-anak tersebut bersedia untuk
menyalurkan apa yang kami ajarkan kepada teman-teman yang tidak mengikuti
pelaksanaan program.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KHUSUS DEWASA
DI DESA KARANGWETAN RW 04 KELURAHAN GENUK
KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG 2017

OLEH :

I WAYAN YOGA PRADNYANA (010114A042)

NURUL QOYYIMAH SHAUFI (010114A089)

RIRIS FATMA FATIMAH (010114105)

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN

2017
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Tujuan literatur
1. Pengertian Dewasa
Dewasa adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang
ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas
diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan
mental ege-nya. Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur
pada masa dewasa awal.
Dewasa adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri,
baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan
tentang masa depan sudah lebih realistis. Erickson (dalam Monks, Knoers &
Haditono, 2010) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia
dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif
dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk
keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa
tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda
dengan orang lain).
2. Batasan Dewasa
mengatakan bahwa dewasa dimulai pada umur 21 tahun sampai kira-
kira umur 59 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang
menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah
mereka yang berusia 21-59 tahun. Menurut seorang ahli psikologi
perkembangan, orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi
secara fisik(physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive
trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).
3. Ciri Perkembangan Dewasa
Dewasa adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut
Anderson (dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi,
ringkasnya sebagai berikut:
1. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang
matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak
condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan
pribadi.
2. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien;
seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya
secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara
cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing
menuju arahnya.
3. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat
menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-
perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan
orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi
mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
4. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha
mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan
kenyataan.
5. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang
realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka
terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan
dirinya.
6. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang
matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-
usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa
beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara
sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi
tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
7. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang
matang memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan
kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.
1. Tugas perkembangan dewasa
Optimalisasi perkembangan dewasa mengacu pada tugas-tugas
perkembangan dewasa, telah mengemukakan rumusan tugas-tugas
perkembangan dalam masa dewasa awal sebagai berikut:
1. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri).
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin
memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan
tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan
jenisnya. Dia mencari pasangan untuk bisa menyalurkan kebutuhan
biologis. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok
untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk
kehidupan rumah tangga berikutnya.
2. Belajar hidup bersama dengan suami istri.
Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan memahami
pasangan masing-masing, saling menerima kekurangan dan saling bantu
membantu membangun rumah tangga. Terkadang terdapat batu saandungan
yang tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih
banyak diakibatkan oleh ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalam
menanggapi masalah yang dihadapi bersama.
3. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga.
Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 21 tahun (21 – 59)
dianggap sebagai rentang yang cukup panjang. Terlepas dari panjang atau
pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas
25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat
SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain
itu, sebagian besar dari mereka yang telah me nyelesaikan pendidikan,
umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi.
4. Mengelolah rumah tangga.
Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha mengelolah rumah
tangganya. Dia akan berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan
kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai
kebahagiaan hidup.
5. Mulai bekerja dalam suatu jabatan.
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau
universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna
menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka ber upaya menekuni karier
sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa
depan keuangan yang baik.
6. Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak.
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin
hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat.
2. Masalah Perkembangan pada Dewasa
Masa dewasa ditandai juga dengan membntuk kelompok-kelompok
yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Salah satu contohnya adalah
membentuk ikatan sesuai dengan keahlian.
Dengan bertambahnya usia, semakin bertambah pula masalah-masalah
yang menghampiri. Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-
hara, kemasa yang menuntut tanggung jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa
banyak orang dewasa awal mengalami masalah-masalah dalam
perkembangannya. Masalah-masalah itu antara lain:
1. Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas. Dewasa merupakan
kelanjutan dari masa remaja. Penemuan identitas diri adalah hal yang
harus pada masa ini. Jika masa ini bermasalah, kemungkinan individu
akan mengalami kekaburan identitas.
2. Kemandirian vs tidak mandiri
3. Sukses meniti jenjang pendidikan dan karir vs gagal menempuh jenjang
pendidikan dan karir.
4. Menikah vs tidak menikah (lambat menikah)
5. Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri
PENGKAJIAN KOMUNITAS PADA DEWASA
DI DESA KARANGWETAN RW 04 KELURAHAN GENUK

a. Pengkajian
1. Data Core Komunitas
a. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk yang ada pada RW 04 adalah adalah 546 dengan
dewasa orang. Dengan jumlah laki-laki dewasa 328 orang dan perempuan
dewasa 218 orang

Jenis Kelamin

48%
52% Laki - laki
Perempuan

b. Jenis kelamin
Jenis kelamin rata-rata di RW 04 mayoritas perempuan
c. Pendidikan
Mayoritas pendidikan yang ada pada RW 04 adalah SLTA
d. Pekerjaan
Mayoritas masyarakat RW 04 bekerja sebagai wiraswasta
e. Kelompok umur
Kelompok umur : lansia 36, dewasa 32, remaja 75, anak sekolah 101,
f. Agama
Mayoritas agama yang dianut adalah islam
g. Status perkawinan
Mayoritas penduduk RW 04 sudah menikah/kawin.
h. Bahasa
Bahasa yang digunakan di RW 04 yaitu bahasa jawa dan bahasa indonesia
i. Penghasilan
Penghasilan warga Rw 04 rata-rata UMR yaitu 1.800.000.
j. Budaya masyarakat sekitar (bahasa, keyakinan-keyakinan berkaitan
dengan penyakit/kesehatan)
Dalam kesehariannya masyarakat berkomunikasi menggunakan Bahasa
Jawa dan B ahasa Indonesia. Masyarakat juga masih melestarikan tradisi
seperti sadranan yang dilakukan satu tahun dua kali dan sedekah bumi
setahun sekali. Keyakinan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
mereka sering berobat ke pengobatan alternatif.

2. Kajian Winshield Survey


a. Batas wilayah
Batas utara : pengiriman barang (JNE)
Batas Barat : Sampai di sungai
Batas Timur : sampai minimart
Batas Selatan :sampai gapura
b. Pembagian wilayah
Di RW 04 dibagi menjadi 4 RT:
RT 01 diketuai oleh Bapak sukardi
RT 02 diketuai oleh Bapak budi
RT 03 diketuai oleh Bapak darsono
RT 04 diketahui oleh Bapak kodrat
c. Kondisi perumahan (padat atau kumuh)
Kondisi perumahan di RW 04 belum terlalu padat masih banyak lahan
kosong dan keadaan cukup bersih namun ditemukan beberapa tempat
masih ada sampah yang dibuang disembarangan
d. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan di RW 04 cukup bersih.
e. Observasi terhadap keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat
Keadaan lingkungan cukup bersih. Beberapa RT belum mengadakan
kegiatan kebersihan rutin yaitu RT 01, 02 dan 03. Sedangkan RT 04
sudah melaksanakan kebersihan rutin yang dilaksanakan satu bulan sekali
dan juga sudah dilakukan kebersihan rutin setiap sebulan sekali. Perilaku
masyarakat sebagian sudah sadar tentang kesehatan tetapi mereka tidak
melaksanakannya. Sebagai contohnya masyarakat pernah mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang mencuci tanan namun pada kenyataannya
mereka tidak menerapkannya.
f. Tanda kerusakan
Tidak ditemukan tanda kerusakan di RW 04. Kondisi jalannya sudah baik
semua sudah diaspal.
g. Area rekreasi
Tidak terdapat area rekreasi disekitar RW 04.
h. Tempat umum (sarana ibadah)
Pada RW 04 terdapat 4 sarana beribadah. 1 masjid terletak pada Rt 04, 3
mushola terletak pad rt 01, rt 02 dan 03.
i. Pertokoan/pasar (fasilitas sosial)
Terdapat banyak toko di area RW 04 dengan status kepemilikan pribadi.
j. Transportasi
Diarea Rw 04 tidak ada transportasi umum. Warga Rw 04 menggunakan
transportasi milik pribadi/ kendaraan pribadi dan sebagian warga jalan
kaki apabila tidak ada yang mengantar.
k. Pusat pelayanan sosial dan kesehatan
Pusat pelayanan kesehatan di RW 04 biasanya diadakan di balai warga.
Biasanya diadakan posyandu setiap minggu kedua pada hari kamis dan
khusus untuk balita. Selain itu ada juga pengobatan gratis yang dilakukan
setiap dua minggu sekali.
l. Pos bencana /perlindungan
Pada RW 04 tidak ada pos bencana ataupun perlindungan

3. Kajian 8 Elemen Sub Sistem Keperawatan Komunitas


a. Fisik dan Lingkungan Perumahan
1) Bunyi bising, bau, debu, dan lain lain berkaitan dengan masalah
pencemaran
Hasil dari data, observasi dan wawancara didapatkan di area sekitar
lingkungan tidak ada bunyi bising. Dari observasi didapatkan
beberapa tempat bau sampah dan kotoran ternak ayam. Terdapat
kotoran ayam diteras dan jalan depan rumah.
2) Kondisi pemukiman
Jarak antara rumah warga saling berdekatan.
3) Sanitasi
a. Penyediaan air bersih
Air bersih dari mata air pegunungan yang dikelola oleh
kelurahan, seperti PDAM.
b. Penyediaan air minum
Mayoritas warga RW 04 untuk konsumsi air minumnya beli.
c. Penggunaan jamban
Mayoritas masyarakat Rw 04 menggunakan jamban leher angsa.
d. Sarana pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah warga Rw 04 masih dialirkan kesungai
dan serapan.
e. Pengelolaan sampah
Sampah di RW 04 belum dikelola dengan baik. Belum ada
pemilahan sampah antara sampah organik dan an organik belum
dipisahkan.
f. Polusi udara, air, tanah atau suara kebisingan
Hasil dari observasi didapatkan bahwa terdapat pencemaran
udara dengan bau sampah dan kotoran ternak.
g. Sumber polusi
Dari sampah dan kotoran hewan.
4) Kondisi geografis
b. Pendidikan
1) Tingkat pendidikan
2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan informal)
a. Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
Terdapat bimbingan belajar gratis di desa RW 04.
b. Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
3) Jenis bahasa yang digunakan
Mayoritas warga RW 04 dalam berkomunikasi menggunakan bahasa
jawa dan Indonesia
4) Presentase kelompok/ masyarakat yang buta huruf
5) Apakah kelompok memerlukan pengetahuan khusus
6) Apakah tersedia sumber pendidikan khusus
c. Keamanan dan Transportasi
1) Jenis kriminalitas yang ada
Dari hasil wawancara pada masyarakat dulu terjadi pencurian di
masyarakat.
2) Jenis pelayanan keamanan yang ada
Hasil wawancara pada masyarakat didapatkan dilakukannya pos
ronda pada setiap malam hari.
3) Sistem keamanan lingkungan
Keamanan lingkunan diadakan jadwal ronda setiap malam.
4) Penanggulangan bencana
Hasil dari wawancara belum ada tim penangulanan bencana di
wilayah Rw 04 karangwetan.
5) Penanggulangan kebakaran
Belum ada tim penanggulangan kebakaran di Rw 04 karangwetan
6) Penanggulangan polusi udara, air, dan tanah
Belum ada organisasi yang menangani polusi udara, air dan tanah.
7) Kondisi jalan
Kondisi jalan wilayah Rw 04 sebaian besar sudah diaspal, dan ada
beberapa jalan kecil/ gang kecil berupa paving.
8) Jenis transportasi yang dimiliki atau digunakan masyarakat
Masyarakat menggunakan kendaraan pribadi (sepeda motor atau
mobil) apabila tidak ada yang mengantar pada sebagian masyarakat
jalan kaki.
9) Sarana transportasi yang ada
Tidak ada sarana transportasi di wilayah Rw 04, seperti ankutan
umum.
d. Politik dan Kebijakan Pemerintah
1) System pengorganisasian
2) Adakah struktur organisasi komunitas
3) Kelompok organisasi dalam komunitas
4) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
5) Keyakinan masyarakat tentang politik bagaimana?
e. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
1) Jenis pelayanan kesehatan yang ada
2) Jumlah pelayanan kesehatan
3) Lokasi pelayanan kesehatan
4) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)
Tidak ada tenaga kesehatan yang berada di Rw 04 karangwetan dan
terdapat 3 kader kesehatan.
5) Karakteristik pemakai pelayanan kesehatan
6) Jumlah kunjungan
7) Sistem rujukan
8) Fasilitas social (pasar, toko, swalayan)
Terdapat banyak toko di area RW 04 dengan status kepemilikan
pribadi.
9) Meliputi lokasi, kepemilikan, dan kecukupan
f. System Komunikasi
1) Sarana umum komunikasi
Tidak terdapat sarana umum komunikasi di wilayah Rw 04
karangwetan.
2) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
Masyarakat mayoritas menggunakan handphone sebagai sarana
komunikasi, dan ada waktu tertentu menunakan toa masjid untuk
memberikan informasi ke warga.
3) Apakah tersedia papan pengumuman
Tersedia papan pengumuman yang berada di balai Rw 04
karangwetan.
4) Apakah jenis area pertemuan kelompok
Pertemuan kelompok yang ada di Rw 04 adalah Pertemuan rutin
setiap bulan, PKK ibu-ibu dan penajian yasinan. Tempat bergiliran
dirumah warga.

g. Ekonomi
1) Komposisi pekerjaan
Mayoritas warga Rw 04 bekerja sebagai karyawan swasta dan buruh.
Ada beberapa warga yang bekerja sebagai PNS, , pedagang, dan ibu
rumah tangga.
2) Jumlah pengangguran
Mayoritas warga Rw 04 bekerja, sebagian sebagai buruh lepas, dan
yang tercatat sebagai pengangguran hanya lansia.
3) Sejauh mana ekonomi mempengaruhi kesehatan kelompok
Sangat berpengaruh, warga dengan ekonomi rendah sangat engan
untuk pergi ke pelayanan kesehatan.
4) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan (sesuai UMR kab. semarang)
Rata-rata penghasilan warga Rw 04 karangwetan sesuai UMR
kabupaten Semarang, tetapi juga ada sebagian warga yang
mempunyai penhasilan dibawah UMR .
5) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
Sebagian besar warga enggan menyebutkan rata-rata pengeluaran tiap
bulan.
6) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan usia lanjut
7) Bagaimana persentase anggota masyarakat yang hidup digaris
kemiskinan
h. Rekreasi
1) Adakah tempat rekreasi untuk masyarakat (berapa jumlahnya)
Tidak ada tempat rekreasi di sekitar wilayah Rw 04 karangwetan.
2) Adakah fasilitas untuk kegiatan olahraga
Tersedia lapangan voli dibeberapa Rt.
3) Bagaimana nilai atau keyakinan masyarakat tentang rekreasi
Sebagian masyarakat mengatakan rekreasi itu penting, tetapi ada
sebagian masyarakat menatakan rekreasi itu terlalu mahal untuk
dilakukan.
4. Mengindetifikasi POKJAKES
1) Adakah POKJAKES
Ada, pengobatan geratis
2) Sejak kapan?
Sejak 3 tahun yang lalu dan posyandu.
3) Bagaimana tugas POKJAKES
a. Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan usia lanjut (usila) di
wilayahnya
Terdapat pengobatan gratis bagi lansia dan warga lainya.
a) Kesehatan Usila
Lansia sering memeriksalkan kesehatanta di pengobatan geratis.
b) Aktivitas dan olahraga usila
Belum ada kegiatan Aktivitas dan olahraga usila.
c) Motivasi posyandu Usila
Tidak ada.
b. Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan remaja dan pemuda
Belum ada ada.
c. Penggerak dan motor kesehatan lingkungan
a) Sanitasi lingkungan
Penyediaan air bersih
Air bersih dari mata air pegunungan yang dikelola oleh kelurahan,
seperti PDAM.
b) Penanggulangan air bersih dan dan pembangunan sampah
Mayoritas warga RW 04 untuk konsumsi air minumnya beli.
c) Penanganan sampah-sampah dan desain tempat sampah
Sampah di RW 04 belum dikelola dengan baik. Belum ada
pemilahan sampah antara sampah organik dan an organik belum
dipisahkan.
d) Penggunaan jamban
Mayoritas masyarakat Rw 04 menggunakan jamban leher angsa.
e) Sarana pembuangan limbah
Pembuangan air limbah warga Rw 04 masih dialirkan kesungai dan
serapan.
f) Pemanfaatan pekarangan
Ada sebagian besar warga yang memanfaatkan pekarangan dengan
ditanami bunga dan buah tetapi ada beberapa yang belum
memanfaatkan pekarangannya.
g) Drainase/ saluran air hujan/ limbah warga
4) Adakah kader kesehatan
Berapa orang
Bagaimana peran kader terhadap masyarakat
5. Kajian Kasalah kesehatan yang Ada di Komunitas
Pengkajian komunitas kelompok dewasa :
Dari 43 kuesioner yang tersebar orang kelompok dewasa memiliki keluhan
sakit kepala 15 orang,kaku tengkuk 13 orang, nyeri sendi 8 orang, insomnia
10 orang
Apa keluhan yang dialami dewasa

23%
35%
kaku tengkuk
nyeri sendi
19%
insomnia

23%

Dari 43 kuesioner yang tersebar, riwayat penyakit yang pernah dialami oleh
kelompok dewasa adalah 31 orang dengan riwayat hipertensi, orang yang
memiliki riwayat batuk berdahak 9 orang (21%) , dan 31 orang
(72%)menderita Hipertensi, dan 1 orang(2%) pernah mengalami kecelakaan,
dan 1 orang pernah mengalami typoid, dan 1 orang p(2%)ernah mengalami
syaraf tulang belakang, dan 1 orang (2%) pernah mengalami komplikasi.

Penyakit yang pernah dialami


2% 2%
3%

21%
batuk berdahak
menderita hipertensi
kecelakaan
typoid
komplikasi
72%

Dari 43 kuesioner yang tersebar, jika kelompok dewasa sakit kebanyakan dari
mereka yang pertama dilakukan yaitu pergi ke Puskesmas, sebanyak 17 orang
(40%), dan 9 orang(21%) bidan, dan 6 (14%) orang yang berobat ke klinik,
dan 5 orang (12%)postu, dan 6 orang ke dokter untuk memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan.

tempat pelayanan kesehatan yang


dituju ketika sakit

14%
puskesmas
39% bidan
12%
klinik

14% postu
dokter
21%

Dari 43 kuesioner yang tersebar terdapat 39 orang , kelompok dewasa yang


mengkonsumsi makanan asin 5(13%), dan 10 orang(25%) makanan santan,
dan 5 orang makanan daging, dan 7 orang(18%) makan sayur, dan 12 orang
(31%)makanan buah.

Makanan yang dikonsumsi

13%
ikan asin
31%
santan

25% daging
sayur
buah
18%
13%

Dari 43 kuesioner yang tersebar terdapat kelompok dewasa kurang


mengetahui tentang pengetahuan tentang hipertensi 31 orang hanya mengerti,
dan sebanyak 4 orang mengerti sepenuhnya, dan sebanyak 8 orang ,tidak
mengerti.

Pengetahuan tentang hipertensi

19%

hanya mengerti
9%
mengerti sepenuhnya
tidak mengerti
72%

Dari 43 kuesioner yang tersebar terdapat orang kelompok dewasa 8 tidak


pernah berolahraga, dan 21 orang melakukan olahraga. Serta mayoritas dari
kelompok dewasa kurang mengetahui tentang gerakan masyarakat hidup
sehat. Sebanyak 9 orang tidak mengetahui apa itu gerakan masyarakat hidup
sehat, dan sebanyak 7 orang mengetahui gerakan masyarakat hidup sehat.

USIA DEWASA

1. Apa penyakit yang dialami dewasa saat ini ?


a. Sakit Kepala
b. Nyeri sendi
c. Kaku tengkuk
d. Nyeri dada
e. Insomnia
2. Apa riwayat penyakit yang dialami dewasa
a. Riwayat hipertensi
b. Demam
c. Batuk berdahak
d. Hipertensi
e. Kecelakaan
f. Syaraf tulang belakang
g. Komplikasi
h. Hemoroid
i. Typoid
3. Bagaimana cara penanganan ketika timbul keluhan
a. Pergi ke bidan
b. Pergi ke puskesmas
c. Pergi ke Dokter
d. Pergi ke klinik
e. Pergi ke pustu
4. Pola hidup apa saja yang berisiko tinggi pada kelompok dewasa
a. Makan asin
b. Makan santan
c. Makan Daging
d. Konsumsi buah
e. Konsumsi sayur
5. Pengetahuan tentang hipertensi
a. Hanya mengerti
b. Mengerti sepenuhnya
c. Tidak mengerti

Kesimpulan :
Dari hasil pengkajian Desa karangwetan Kelurahan genuk Ungaran Barat
Kabupaten Semarang di dapatkan bahwa terdapat 15 orang yang suka
mengkonsumsi makanan yang asin dan bersantan, 19 orang jarang mengkonsumsi
buah dan sayur, serta 20 orang mempunyai kebiasaan merokok. Untuk riwayat
kesehatan saat ini, sebanyak 24 orang mengeluh sakit kepala atau pusing dan 12
orang mengeluh kaku pada tengkuk. Dimana dari 43 kuesioner yang disebar
terdapat juga 31 orang dengan riwayat keluarga dengan hipertensi. Oleh karena itu
saya memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan hipertensi di
Kelurahan genuk.
Saran dan harapan setelah di lakukan konseling dan pendomenstrasikan
mengenai diet hipertensi khusunya pada dewasa yang mengenai penyakit
hipertensi di desa karangwetan kecamatan ungaran barat,kabupaten semarang
dapat menerapkan diet hipertensi .masyarakat dapat bekerasama dengan bidan
desa jika mengalami hambatan atau masalah kesehatan. Khusunya pada dewasa
yang mengalai penyakit hipertensi dan agar cara mengetahui cara diet hipertensi

. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH KEPERAWATAN
1. A. Hasil wawancara -Defisiensi pengetahuan kelompok dewasa
1) Hasil wawancara dari beberapa ketua RT dalam mengenal program dalam gerakan
mengatakan bahwa banyak Bapak/Ibu masyarakat hidup
(dewasa) yang tiba – tiba mengalami pusing
kemudian setelah memeriksakan kesehatan
terdiagnosis gejala stroke dan tekanan darah
tingggi.
2) Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa
warga, mengatakan banyak diantara mereka
yang belum mengerti tentang gerakan
masyarakat hidup sehat yang digalakkan oleh
pemerintah serta program – program yang ada
di GERMAS.
3) Berdasarkan hasil wawancara dengan
beberapa warga khususnya pada kelompok
dewasa mengatakan, bahwa mereka jarang
melakukan aktifitas fisik dan jarang
memeriksakan kesehatannya secara berkala.
Kebanyakan dari mereka memeriksakan diri
ke pelayanan kesehatan hanya pada saat
mereka sakit.

B. Hasil kuesioner
1. Dari 43 kuesioner yang tersebar terdapat 8
orang kelompok dewasa tidak pernah
berolahraga, dan 19 orang melakukan
olahraga. Serta mayoritas dari kelompok
dewasa kurang mengetahui tentang gerakan
masyarakat hidup sehat. Sebanyak 9 orang
tidak mengetahui apa itu gerakan masyarakat
hidup sehat, dan sebanyak 7 orang
mengetahui gerakan masyarakat hidup sehat.

2. A. Data wawancara -Perilaku kesehatan cenderung beresiko


1) Sebagian besar warga mengatakan bahwa pada usia dewasa.
sudah mengetahui tentang makanan yang ( Domain 1 : promosi kesehatan, Kelas 2 :
harus dihindari, namun untuk kelompok manajemen kesehatan, Kode : 00188 ).
resiko hipertensi mereka belum
mengetahui bahwa makanan bisa
menyebabkan hipertensi.
B. Data Kuesioner:
1. Dari 43 kuesioner yang tersebar 12 orang
kelompok dewasa memiliki keluhan sakit
kepala, 10 orang kaku pada tengkuk, 8
orang memiliki keluhan nyeri sendi, dan
10 orang memiliki keluhan sulit tidur atau
insomnia.
2. Dari 34 kuesioner yang tersebar, riwayat
penyakit yang pernah dialami oleh
kelompok dewasa adalah 31 orang dengan
riwayat keluarga yang mempunyai
penyakit hipertensi, 8 orang yang
memiliki riwayat batuk berdahak, 2 orang
yang memiliki riwayat penyakit tifus, 2
orang memiliki maag, 3 orang memiliki
riwayat infeksi saluran kemih, memiliki, 1
orang memiliki riwayat demam, dan 1
orang memiliki riwayat mioma uteri.
Dari 43 kuesioner yang tersebar terdapat
37 orang (42%) kelompok dewasa yang
mengkonsumsi makanan asin dan
bersantan, 29 orang (32%) mempunyai
kebiasaan merokok, dan 23 orang (26%)
jarang mengkonsumsi buah dan sayur.
3. Dari 43 kuesioner yang tersebar terdapat 31
orang kelompok dewasa tidak pernah
berolahraga, dan 19 orang melakukan
olahraga. Serta mayoritas dari kelompok
dewasa kurang mengetahui tentang gerakan
masyarakat hidup sehat. Sebanyak 9 orang
tidak mengetahui apa itu gerakan masyarakat
hidup sehat, dan sebanyak 7 orang
mengetahui gerakan masyarakat hidup sehat.
C. Data Skrining :
Berdasarkan hasil skrining dan pengukuran tekanan
darah pada kelompok dewasa dengan hipertensi yang
di lakukan di RW 04, di dapatkan sebanyak 22 orang
pada kelompok dewasa mengalami pusing dan kaku
tengkuk dan mengalami hipertensi. Sejumlah 8 orang
kelompok dewasa laki-laki yang mengalami
hipertensi dan 31 kelompok dewasa perempuan yang
mengalami hipertensi. Pada saat dilakukan
pengukuran tekanan darah mengluh pusing, 11 orang
dari 24 kelompok dewasa mengkonsumsi asin-asin
dan kopi, sebanyak 8 orang dari 24 orang kelompok
dewasa mengkonsumsi kopi dan rokok, 1 orang dari
24 kelompok dewasa yang mengalami hipertensi
karena keturunan, dan sebanyak 4 orang dari 24
kelompok dewasa yang tidak mengkonsumsi
makanan yang tidak sehat tapi mengalami hipertensi.
3. A. Hasil Wawancara Resiko terjadinya penurunan
1. Berdasarkan hasil dari wawancara bidan desa Derajat kesehatan pada usia
dan beberapa warga desa karangwetan Dewasa di desa karangwetan
mengatakan mengeluh pusing.
2. Warga mengatakan tidak mengetahui tentang
Hipertensi, tanda gejala penyebab dan cara
mengatasinya.

B. Hasil Kuesioner
1. Dari populasi 546 kelompok umur dewasa
orang dewasa diantaranya 31 orang menderita
penyakit Hipertensi.
2. Sebanyak 12 orang dari 31 orang yang
menderita hipertensi tidak mengetahui tentang
penyebab penyakit hipertensi
3. Sebanyak 10 orang dari 31 orang tidak tahu
akan cara menangani hipertensi.
4. Sebanyak 32 warga yang berusia dewasa
memiliki kebiasaan merokok.
Paling banyak kelompok usia dewasa adalah
berpendidikan SD sebanyak 19 orang, tidak
sekolah sebanyak 7 orang
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Defisiensi pengetahuan tentang gerakan masyarakat hidup sehat berhubungan


dengan kurang informasi di desa karangwetan kabupaten semarang (domain
5:kelas 4 kode :00126).

2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada usia dewasa di Desa karangwetan


kel.genuk Kabupaten Semarang ( Domain 1 : promosi kesehatan, Kelas 2 :
manajemen kesehatan, Kode : 00188 ).

3. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan pada usia dewasa di desa


karangwetan

Hasil Kajian

Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan


kuesioner. Hasil kajian yang didapatkan di RW 04 Desa karangwetan
kelurahan genuk Kabupaten Semarang, sebagai berikut :

1) Berdasarkan jumlah dewasa di RW 04 Desa karangwetan terdapat 546


dewasa
2) Berdasarkan hasil kusioner yaitu :
a. Berdasarkan jenis penyakit
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan desa dan masyarakat
di Desa Karangwetan, mengatakan warga banyak yang
mengeluhkan pusing, sakit pada asam urat. Berdasarkan hasil dari
kuesioner jenis penyakit yang banyak di derita oleh kelompok
usia dewasa adalah Hipertensi sebanyak 31 orang , sebanyak 17
orang menderita asam urat dan sebanyak 29 orang masyarakat
dewasa tidak memiliki keluhan penyakit.
Dari 31 orang yang menderita penyakit Hipertensi tersebut
diantaranya ada 9 orang yang mempunyai penyakit keturunan
dan 12 orang tidak ada penyakit keturunan hipertensi.
b. Pengetahuan tentang penyebab Hipertensi dan cara mengatasi
penyakit hipertensi
Bersasarkan hasil dari pengkajian dengan wawancara ke sejumlah
masyarakat bahwa warga yang menderita hipertensi tersebut
kurang mengetahui penyebab penyakit tersebut. Dari hasil
pengkajian dengan menggunakan kuesioner sebanyak 11 orang
tidak tahu tentang penyebab penyakit hipertensi.
Dari hasil kuesioner sebanyak 12 orang tidak tahu cara mengatasi
penyakit hipertensi.
c. Berdasarkan tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil dari pengkajian menggunakan kuesioner
didapatkan data paling banyak kelompok usia dewasa adalah
berpendidikan SD sebanyak 19 orang, tidak sekolah sebanyak 7
orang, SMP sebanyak 12 orang, SMA sebanyak 20 orang, dan
Sarjana sebanyak 27 orang.
d. Pola makan dan minum
Berdasarkan hasil dari wawancara sejumlah warga dewasa yang
ada di desa karangwetan mengatakn bahwa di desa karangwetan
sudah hampir semua ekonominya cukup baik. Berdasarkan
kuesioner didapatkan hasil sebanyak 43% pola makan dan
minumnya cukup baik.
e. Berdasarkan jenis pekerjaan
Berdasarkan hasil dari pengkajian menggunakan kuesioner
didapatkan data paling banyak kelompok usia dewasa bekerja
sebagai buruh sebanyak 16 orang , sebagai wiraswasta sebanyak
26 orang , sebagai ibu rumah tangga sebanyak 16 orang , sebagai
PNS sebanyak 23 orang dan bekerja sebagai guru sebanyak 4
orang .
f. Berdasarkan dari kebiasaan merokok
Bersadarkan hasil dari wawancara kepala dusun sebagian besar
orang dewasa terutama yang laki laki memunyai kebiasaan
merokok dan kurang mengatahui dampaknya.. Hasil dari
pengkajian menggunakan kuesioner didapatkan hasil sebanyak 43
orang mempunyai kebiasaan merokok dan 53 orang tidak
mempunyai kebiasaan merokok.
g. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan
Berdasarkan hasil wawancara kepala dusun bahwa kebanyakan
orang dewasa sebagai pengisi kegiatan sehari hari dengan
berkebun. Berdasarkan hasil dari kuesioner bahwa sebanyak 30
orang melakukan kegiatan pengganti olahraga dengan berkebun
atau melakukan pekerjaan rumah, sebanyak 26 orang jalan jalan
dan sebanyak lari lari kecil dipagi hari.
h. Berdasarkan pengobatan yang dilakukan
Berdasarkan hasil dari wawancara bidan desa dan kader kesehatan
sebagian besar warga di desa karangwetan kalu mengeluh sakit
dieriksakan ke pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas
dan praktik bidan terdekat. Dari hasil kuesioner yang sudah
disebarkan bahwa sebanyak 41 orang berobat kesarana pelayanan
kesehatan,
2. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. defisiensi pengetahuan tentang gerakan masyarakat hidup sehat


berhubungan dengan kurang informasi di desa karangwetan
kabupaten semarang. (domain:5:kelas 4 kode :00126)
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada usia dewasa di desa
karangwetan kel genuk Kabupaten Semarang berhubungan dengan
Perilaku tidak sehat (merokok), Kurang pemahaman terhadap
dampak dari merokok terhadap lingkungan sekitar.(domain
:1:promosi kesehatan ,kelas 2:manajemen kesehatan,kode :00188)
3. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan pada usia dewasa di
di desa karangwetan kelurahan genuk Kurangnya pengetahuan
tentang penyakit Hipertensi, penyebab dan cara mengatasi
Hipertensi
3. INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Diagnosa Tujuan Rencana Rencana evaluasi


Dx keperawatan intervensi
Jangka Jangka Kriteria Standar
komunitas
panjang pendek
1. Resiko Setelah Setelah Mandiri :
terjadinya dilakukan dilakukan a. Memberikan
penurunan asuhan asuhan pendidikan
derajat keperawatan keperawatan kesehatan
kesehatan (penyuluhan) selama 1 x tentang
pada usia selama 1 x 4 4minggu, penyakit ,
dewasa di minggu, diharapkan: tanda gejala,
Desa diharapkan a. Terjadi penyebab,
Karangwetan masyarakat peningkat penanganan
berhubungan Desa an dan
dengan Karangwetan pengetahu pencegahan
Kurangnya mampu an Hipertensi
pengetahuan mengenal masyarak b. Memberikan
tentang masalah at Desa penyuluhan
penyakit kesehatan Karangwe tentang
Hipertensi, tentang tan pentingnya
penyebab dan pengertian, tentang cara
cara penyebab, tanda pengertia penanganan
mengatasi gejala, n, (obat herbal
Hipertensi penanganan penyebab, untuk
hipertensi. tanda dan menurunkan
gejala, tekanandarah)
pencegah dan
an,penang pencegahan
anan dan penyakit
komplikas hipertensi
i dari supaya tidak
hipertensi terjadi
. komplikasi.
b. Dewasa
mulai c. Mendemonstra
mengatur sikan senam
pola hipertensi dan
hidup relaksasi otot
sehat. progresif.

Kelompok:
a. Melakukan
kerja sama
dengan lintas
sektoral (
dinas
kesehatan /
puskesmas)
dalam upaya
pencegahan
penyakit
Hipertensi di
Desa
Karangwetan.
b. Melakukan
kerjasama
dengan lintas
program
(kader
kesehatan dan
kader
posyandu yang
ada di Desa
Karangwetan
dalam
memberikan
penyuluhan
kesehatan pada
dewasa tentang
pentingnya
menjaga
kesehatan.
2. Perilaku Setelah Setelah Mandiri:
kesehatan dilakukan dilakukan 1. Memberikan
cenderung asuhan asuhan penyuluhan
beresiko pada keperawatan keperawatan tentang
usia dewasa (penyuluhan) selama 1x 4 manfaat dari
di Desa selama 1 x 4 minggu fasilitas
Karangwetan minggu, diharapkan : pelayanan
berhubungan diharapkan a. Lingkungan kesehatan
dengan angka kejadian Terciptanya 2. Melatih senam
Perilaku tidak Hipertensi di lingkungan yoga.
sehat , Desa sehat
Kurang Karangwetan khususnya Kelompok:
pemahaman menurun di lingkup a. Melakukan
terhadap menjadi 40%. keluarga kerja sama
dampak dari b. Pelayanan dengan lintas
tekanan darah kesehatan sektoral (
terhadap Dewasa dinas kesehatan
lingkungan rutin / puskesmas)
sekitar.( memeriksak dalam upaya
Domain 1 : an diri ke pencegahan
promosi pelayanan penyakit
kesehatan, kesehatan Hipertensi di
Kelas 2 : c. Dewasa Desa
manajemen mulai Karangwetan
kesehatan, mengatur
Kode : 00188 pola hidup b. Melakukan
). sehat. kerjasama
dengan lintas
program (kader
kesehatan dan
kader posyandu

3. defisiensi Setelah Pengetahuan : yang ada di


pengetahuan dilakukan Promosi Desa
tentang asuhan Kesehatan Karangwetan)
gerakan keperawatan (1823) : dalam
masyarakat (penyuluhan) a. (182308) memberikan
hidup sehat selama 1 x 4 perilaku penyuluhan
berhubungan minggu, yang kesehatan pada
dengan diharapkan meningkat dewasa tentang
kurang masyarakat kan pentingnya
informasi di Desa kesehatan memeriksakan
desa Karangwetan ditimgkatk ke pelayanan
karangwetan mampu an dari kesehatan.
kabupaten mengenal skala 1 a. Pengembangan
semarang. masalah dan kesehatan
(domain:5:kel kesehatan dipertahan komunitas
as 4 kode tentang kan (8500) :Bantu
:00126) pengertian, diskala 4 anggota
penyebab, tanda b. (182327) komunitas
gejala, Resiko 1. untuk
penanganan penyakit meningkatk
hipertensi yang an
diturunkan kesadaran
, dari skala dan
1 ditingkat memberika
menjadi n perhatian
skala 3 mengenai
dan masalah-
dipertahan masalah
kan kesehatan.
diskala 4 2. Perkuat
c. (182328) kontak
sumber antara
informasi individu
peningkata dan
n kelompok
kesehatan untuk
terkemuka mendiskusi
dari skala kan
1 kepentingan
ditingkatk bersama
an menjadi 3. Sediakan
skala 3 lingkungan,
dan ciptakan
dipertahan situasi
kan dimana
diskala 4 individu
Pengetahuan : dan
perilaku kelompok
kesehatan ( merasa
1805) aman untuk
a. (180505) mengespres
manfaat ikan
olahraga pandangan.
teratur dari 4. Satukan
skala 1 anggota
ditingkatk komunitas
an menjadi dalam misi
skala 3 yang sama.
dipertahan b. Peningkatan
kan pada kesadaran
skala 4 kesehatan
(5515):
1. Berikan
pendidikan
kesehatan/k
onseling
c. Manajemen
perilaku
(4350):
1. Berikan
pasien
tanggung
jawab
terhadap
perilakunya
2. Gunakan
pengulanga
n kesehatan
rutin yang
konsisten
sebagai alat
untuk
menetapkan
rutinitas
tersebut
3. Tingkatkan
aktifitas
fisik,
dengan cara
yang tepat
4. Alihkan
arah
perhatian
dari sumber
yang
menyebabk
an agitasi
5. Acuhkan
perilaku
yang tidak
tepat
d. Lakukan
pendekatan
secara
informal
dengan kader,
RT dan RW
e. Diskusikan
rencana
pembentukan
organisasi
tentang
pengelolaan
sampah
dengan aparat
setempat.
Lakukan
kemitraan
dengan dinas
pengelolaan
sampah untuk
menyediaan
sarana
pengelolaan
sampah
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
PLAN OF ACTION

Diagnosa Tindakan/ Sasaran Hari/tgl Tempat dana Penanggung


jawab
Keperawatan kegiatan /jam
Resiko terjadinya MANDIRI : Kelompo Jum’at, Ibu Bakar Bu panut
penurunan derajat 1. Pendidikan k 08 Juni Kader kaset
kesehatan pada kesehatan Dewasa 2017 Kesehat Print
usia dewasa di tentang : di Desa 16.00 an leafleat
Dusun Jimbaran pengertian Karangw (karang
Desa Jimbaran Hipertensi, etan wetan)
Kecamatan penyebab
Bandungan Hipertensi,
Kabupaten tanda dan
Semarang gejala
berhubungan Hipertensi,
dengan pencegahan
Kurangnya dari
pengetahuan Hipertensi
tentang penyakit serta
Hipertensi, komplikasi
penyebab dan dari
cara mengatasi Hipertensi.
Hipertensi

2. Senam
Hipertensi
3. Melakukan
penyuluhan
tentang
Penanganan
secara Herbal
untuk
menutunkan
tekanan darah

Perilaku MANDIRI : Kelompo Jum’at, Ibu Bu panut


kesehatan 1. Melatih k 08 Juni Kader
cenderung senam Dewasa 2017 Kesehat
beresiko pada yoga di Desa 16.00 an Rw
usia dewasa di 2. Memberik Karangw 4
Desa an etan (karang
Karangwetan penyuluha Kecamat wetan)
berhubungan n tentang an
dengan Perilaku kesehatan
tidak sehat , hipertensi.
Kurang
pemahaman
terhadap dampak
dari tekanan
darah terhadap
lingkungan
sekitar.( Domain
1 : promosi Kelompo
kesehatan, Kelas 1. teknik k
2 : manajemen relaksasi otot Dewasa
kesehatan, progresif di Desa
Kode : 00188 ). 2.melatih cara Karangw
merendam kaki etan
defisiensi menggunakan air Kecamat
pengetahuan garam dan sereh. an
tentang gerakan
masyarakat hidup
sehat
berhubungan
dengan kurang
informasi di desa
karangwetan
kabupaten
semarang.
(domain:5:kelas 4
kode :00126)

5. EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN

HASIL
WAKTU
FAKTOR
No KEGIATAN DAN RESPON
PENDUKUN
TEMPAT MASYARAKAT PENGHAMBAT
G
1. 1. Pendidikan Jum’at, 08 Jangka pendek 1. Fasilitator 1. Kesadaran
kesehatan Juni 2017 1. Dari ibu PKK yang masyarakat akan
tentang : pukul 16.00 yang datang. membantu pentingnya
pengertian WIB. 2. Ibu-ibu memancing promosi
Hipertensi, Rumah mendengarkan pertanyaan- kesehatan yang
2. Penyebab warga dan bertanya pertanyaan diadakan
Hipertensi, karangweta sesuai materi peserta.
3. Tanda dan n rw 04. yang 2. Tersediany
gejala disampaikan a alat dan
Hipertensi, 3. Ibu ibu media yang
4. Pencegahan mengikuti digunakan
dari kegiatan dari dalam
Hipertensi awal sampai penyuluhan
serta akhir 3. Leaflet
5. Komplikasi 4. 80% peserta yang dapat
dari paham tentang dibawa
Hipertensi. apa yang pulang dan
disampaikan sebagai
bahan
Jangka panjang bacaan bagi
Terjadi peserta.
peningkatan
pengetahuan
terutama pada
kelompok usia
dewasa mengenai
tanda gejala,
penyebab dan
kolplikasi dari
penyakit hipertensi
2. 1. Melakukan WAKTU : Jangka pendek 1. Fasilitator Kesadaran
penyuluhan Jum’at, 08 1. Dari ibu ibu pkk yang masyarakat akan
tentang Juni 2017 yang datang. membantu pentingnya
Penanganan pukul 16.00 2. Ibi ibu memancin promosi
secara WIB. mendengarkan g kesehatan yang
Herbal dan bertanya pertanyaan diadakan
untuk sesuai materi -
menutunka yang pertanyaan
n tekanan disampaikan peserta.
darah 3. Ibu ibu 2. Tersediany
mengikuti a alat dan
TEMPAT : kegiatan dari media
2. Senam otot Ibu PKK awal sampai yang
progresif Kesehatan akhir digunakan
hipertensi. RT O3 RW 4. 80% peserta dalam
04 paham tentang penyuluha
. karangweta apa yang n
n. disampaikan
Jangka panjang
Kelompok usia
dewasa secara
mandiri melalukan
senam rutin
seminngu sekali
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELOMPOK LANSIA
DI RW IV DESA KARANGWETAN KELURAHAN GENUK, KECAMATAN
UNGARAN BARAT, KABUPATEN SEMARANG
(20 November-16 Desember 2017)

OLEH :
KELOMPOK IV

Ismawati Nur Aini 010114A046


Syaifudin M Rifa’i 010114A120
Valentina Febi Rezki L 010114A126

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Konsep dasar Hipertensi


1. Definisi Hipertensi
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan
sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama
atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003). Hipertensi adalah tekanan darah
tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana
terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000).
Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau
tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic ini dapat dipastikan
dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah (FKUI,
2001)
2. Etiologi
Hipertensi (Lany Gunawan, 2001) berdasarkan penyebabnya dapat
dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu:
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi,
sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi. Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab
yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output
atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a) Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi
atautransport Na.
b) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang
mengakibatkantekanan darah meningkat.
c) Stress Lingkungan
d) Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelabaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada:
a) Elastisitas dinding aorta menurun
b) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun. 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Meskipun hipertensi
primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian
telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi.
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a) Faktor keturunan. Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan
memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika
orang tuanya adalah penderita hipertensi. Ciri perseorangan. Ciri
perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah: Umur (jika
umur bertambah maka TD meningkat), Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi
dari perempuan), Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
b) Kebiasaan hidup. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya
hipertensi adalah : Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr),
Kegemukan atau makan berlebihan, Stress, Merokok, Minum alkohol,
Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin). Sedangkan
penyebab hipertensi sekunder adalah:
1) Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor
2) Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli
kolestrol.
3) Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme
4) Saraf : Stroke, Ensepalitis, SGB
5) Obat – obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid
3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat
bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk
pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Brunner & Suddarth, 2002).
4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi: (Menurut : Edward K
Chung, 1995)
a) Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
b) Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis. Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa
pasien yang menderita hipertensi yaitu:
1) Mengeluh sakit kepala, pusing
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual muntah
6) Epistaksis
7) Kesadaran menurun
5. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip
pengelolaan penyakit hipertensi meliputi, penanggulangan hipertensi secara garis
besar dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan:
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Hemoglobin / hematokritUntuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap
volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko
seperti hiperkoagulabilitas, anemia. BUN: memberikan informasi tentang
perfusi ginjal
b. Glukosa. Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)
c. Kalium serum. Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
d. Kalsium serum. Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi
e. Kolesterol dan trigliserid serum. Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
f. Pemeriksaan tiroid. Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi
g. Kadar aldosteron urin/serum. Untuk mengkaji aldosteronisme primer
(penyebab).
h. Urinalisa. Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
i. Asam urat. Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
j. Steroid urin. Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
k. IVP. Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensi seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter
l. Foto dada. Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran
jantung.
m. CT scan. Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
n. EKG. Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi.
7. Komplikasi
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain:
a. Stroke
b. Gagal jantung
c. Ginjal
d. Mata
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Hasil Pengkajian
Berdasarkan data penduduk yang berada di RW 4 desa Karangwetan jumlah lansia
sebanyak 117 lansia dan setelah dilakukan pengkajian dan wancara yang dilakukan pada
tanggal 22-26 November 2017 pada ketua RT dan ketua Kader kesehatan mengatakan
bahwa lansia di RW 4 Desa Karangwetan paling banyak menderita penyakit tidak
menular atau PTM seperti diabetes mellitus, diabetes, asam urat, reumatik, dan yang
paling banyak dialami lansia adalah hipertensi.
1. Riwayat masalah kesehatan yang dialami
NO JENIS PENYAKIT f %
1. Diabetes Mellitus 2 12%
2. Rematik 4 23,5%
3. Hipertensi 7 41%
4. Stroke 0 0%
5. Asma 0 0%
6. Tidak Bermasalah 4 23,5%
. JUMLAH 17 100%

Jenis Penyakit
Tidak Diabetes
Bermasalah Mellitus
24% 12%

Asma Rematik
0% 23%
Stroke
0% Hipertensi
41%

Berdasarkan diagram diatas, penyakit penyerta lansia di dapatkan data lansia


yang menderita penyakit diabetes mellitus sebesar 2 (12%), reumatik atau asam urat
sebesar 4 (23.5%) orang, penyakit hipertensi 7 (41%) orang, dan lansia yang tidak
bermasalah sebanyak 4 (23.5%).

2. Lama Sakit

Lama Sakit Frekuensi Presentase


<1 tahun 3 23%
<5 tahun 4 30%
>5 tahun 6 47%
17 100%

Lama Sakit
a. <1tahun b. <5tahun c. >5tahun

23%
46%

31%

Berdasarkan diagram di atas, lama sakit yang diderita lansia <1 tahun 3 (23%)
dengan lama sakit <5 tahun 4 (30%) mengalami lama sakit selama >5 tahun 6
(47%).

3. Upaya yang sering dilakukan lansia dalam mengatasi gejala yang sering muncul.

NO UPAYA YANG DILAKUKAN F %


1. Berobat ke Puskesmas 9 69%
2. Bidan desa 0
3. Berobat ke dukun 0
4. Diobati sendiri 1 8%
5. Tidak diobati 3 23%
JUMLAH 117 100%
Upaya Yang Dilakukan
e. Tidak diobati
23%

d. Diobati sendiri
8% a. Berobat ke
c. Berobat ke Puskesmas
dukun 69%
0%
b. Bidan desa
0%

Berdasarkan diagram di atas, 9 (69%) lansia berobat ke puskesmas, 1 (8%) diobati

sendiri dan 3 (23%) tidak diobati. Upaya yang sering dilakukan dalam mengatasi

gejala yang sering muncul adalah dengan cara beli obat di apotek.

4. Kegiatan Lansia

Kegiatan
Lansia Frekuensi Presentase
Pengajian 6 55%
Arisan 0 0%
Olahraga 5 45%
Wirausaha 0 0%
Posyandu 0 0%
11 100%

d. Chart Title e. Posyandu


Wirausaha 0%
0%

c. Olahraga
45%
a. Pengajian
55%

b. Arisan
0%
Berdasarkan diagram di atas, kegiatan yang sering diikuti lansia yaitu

pengajian sebesar 6 (55%), kegiatan olahraga 5 (45%).

5. Tingkat aktivitas/ kegiatan sehari-harilansia (indeks KATZ/Makan, BAB, BAK,


menggunakan pakaian, toileting, berpindah dan mandi).

NO KEGIATAN F %
1. Mandiri 15 88%
2. Dengan bantuan minimal 2 12%
3. Dengan bantuan penuh 0 0%
JUMLAH 100%

Dengan Dengan
bantuan Kegiatan bantuan
minimal penuh
12% 0%

Mandiri
88%

Berdasarkan diagram di atas, pemenuhan kebutuhan sehari-hari lansia dilakukan

secara mandiri sebesar 15 (88%) orang, dan dengan bantuan minimal sebesar 2 (12%)

orang. Sebagian besar aktivitas kegiatan sehari-hari lansia adalah mandiri, atau masih

dapat melakukannya sendiri.


B. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. Hasil Wawancara a. Deconditioning fisik Gaya hidup
Berdasarkan hasil wawancara b. Pilihan aktivitas yang kurang gerak
dengan ketua RW 4 dan kader rendah gerak fisik berhubungan
PKK, mengatakan bahwa hanya c. Rata-rata aktivitas fisik dengan kurang
beberapa lansia yang rutin harian kurang dari yang pengetahuan
mengikuti kegiatan olahraga lansia. dianjurkan menurut usia tentang
Hasil Kuesioner dan jenis kealmin keuntungan
Berdasarkan diagram di atas, olahraga bagi
kegiatan yang sering diikuti lansia kesehatan
yaitu pengajian sebesar 6 (55%),
kegiatan olahraga 5 (45%).
2. Hasil Wawancara a. Ketidakmampuan Ketidakefektifan
Berdasarkan hasil wawancara dari bertanggungjawab untuk pemeliharaan
beberapa lansia, lansia mengatakan memenuhi praktik kesehatan
bahwa diantara mereka sering kesehatan dasar berhubungan
mengeluh pusing dan kadang b. Kurang dukungan sosial dengan sumber
merasa lelah, dan kurang c. Kurang pengetahuan daya tidak
mengetahui mengenai manfaat tentang praktik kesehatan cukup
latihan fisik atau berolahraga bagi dasar (misalnya.,
penyakitnya d. Pola perilaku kurang finansial, sosial,
Hasil Kuesioner mencari bantuan kesehatan pengetahuan)
1.) Berdasarkan diagram diatas, e. Tidak menunjukkan minat
penyakit penyerta lansia di pada perbaikan perilaku
dapatkan data lansia yang sehat
menderita penyakit diabetes f. Tidak menunjukkan
mellitus sebesar 2 (12%), reumatik perilaku adaptif terhadap
atau asam urat sebesar 4 (23.5%) perubahan lingkungan
orang, penyakit hipertensi 7 (41%)
orang, dan lansia yang tidak
bermasalah sebanyak 4 (23.5%).
2.) Berdasarkan diagram di atas,
lama sakit yang diderita lansia <1
tahun 3 (23%) dengan lama sakit
<5 tahun 4 (30%) mengalami lama
sakit selama >5 tahun 6 (47%).

3.) Berdasarkan diagram di atas, 9


(69%) lansia berobat ke
puskesmas, 1 (8%) diobati sendiri
dan 3 (23%) tidak diobati. Upaya
yang sering dilakukan dalam
mengatasi gejala yang sering
muncul adalah dengan cara beli
obat di apotek.

4.) Berdasarkan diagram di atas,


kegiatan yang sering diikuti lansia
yaitu pengajian sebesar 6 (55%),
kegiatan olahraga 5 (45%).

5.) Berdasarkan diagram di atas,


pemenuhan kebutuhan sehari-hari
lansia dilakukan secara mandiri
sebesar 15 (88%) orang, dan
dengan bantuan minimal sebesar 2
(12%) orang.

6.) Berdasarkan diagram di atas,


kegiatan yang sering diikuti lansia
yaitu pengajian sebesar 6 (55%),
kegiatan olahraga 5 (45%).
C. Diagnosa Keperawatan
a. Gaya hidup kurang gerak berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
keuntungan bagi kesehatan (Domain 1 Promosi kesehatan, Kelas 1 Kesadaran
kesehatan (00168))
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan sumber daya tidak
cukup (misalnya., finansial, sosial, pengetahuan) (Domain 1 promosi kesehatan,
kelas 2 managemen kesehtan (00099))

D. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Rencana Intervensi Implementasi Evaluasi
Keperawatan Kriteria Hasil
komunitas
a. Gaya NOC : NIC : 1. Mengidentifikasi - Banyak lansia
hidup 1. Pengetahuan Pengembangan faktor internal yang
kurang gaya hidup kesehatan komunitas atau eksternal menderita
gerak (1855) (8500) yang dapat hipertensi
berhubun Kriteria Hasil : PROSES meningkatkan - Lansia kurang
gan o 185516 : KELOMPOK atau mengurangi mengetahui
dengan Manfaat 1. identifikasi faktor motivasi untuk tindakan yang
kurang olahraga internal atau berperilaku sehat bisa dilakukan
pengetah teratur eksternal yang dapat bersama dengan secara mandiri
uan dipertahanka meningkatkan atau kader kesehatan di untuk
tentang n pada skala mengurangi RW 4 mengontrol
keuntung 2 motivasi untuk tekanan
an (pengetahuan berperilaku sehat darahnya
olahraga terbatas) 2. Berikan kesempatan
bagi ditingkatkan berpartisipasi bagi 2. Memberikan - Memberikan
kesehatan ke skala 4 semua segmen kesempatan kesempatan
(Domain (pengetahuan komunitas berpartisipasi bagi kepada lansia
1 banyak) 3. Bantu anggota semua anggota untuk
Promosi o 185517 : komunitas untuk komunitas berpartisipasi
kesehata Pentingnya meningkatkan khususnya lansia dalam
n, Kelas aktif secara kesadaran dan kegiatan lansia
1 fisik memberikan di RW 4
Kesadar dipertahanka perhatian mengenai
an n pada skala masalah-masalah 3. Membantu
- Memberikan
kesehata 2 kesehatan anggota
pendidikan
n (pengetahuan EMPOWERMENT komunitas lansia
kesehtan
(00168)) terbatas) 4. Bangun komitmen untuk
maupun
ditingkatkan kepada komunitas meningkatkan
penyuluhan
ke skala 4 dengan kesadaran dan
mengenai
(pengetahuan menunjukkan memberikan
hipertensi,
banyak) bagaimana perhatian
koplikasi dan
o 185525 : partisipasi akan mengenai
cara
Manfaat mempengaruhi masalah-masalah
pengontrolann
dukungan kehidupan individu kesehatan yang
ya
sosial dan meningkatkan ada
dipertahanka outcome.
n pada skala KEMITRAAN 4. Membangun - Mengajak
2 5. Perkuat antar kontak komitmen kepada lansia untuk
(pengetahuan individu dan komunitas lansia berpartisipasi
terbatas) kelompok untuk di RW 4 dengan aktif dalam
ditingkatkan mendiskusikan menunjukkan kegiatan yang
ke skala 4 kepentingan bagaimana dilaksanaka
(pengetahuan bersama (yang partisipasi akan
banyak) umum) dan yang mempengaruhi
berlawanan kehidupan
individu dan
b. Ketidakef NOC : NIC : meningkatkan
ektifan o Pengetahuan: Pendidikan kesehatan outcome atau
pemelihar perilaku (5510) hasil dari perilaku
aan kesehatan PENDIDIKAN sehat.
kesehatan (1805) KESEHATAN
berhubun KH : 8. rumuskan tujuan 5. Memperkuat - Melakukan
gan o 180502 : dalam program kontak antar kader pemeriksaan
dengan Manfaat pendidikan kesehatan dengan pengukuran
sumber olahraga kesehatan tersebut lansia untuk tekanan darah
daya teratur pada 9. Lakukan mendiskusikan bagi lansia
tidak skala 3 demontrasi, kepentingan yang sudah
cukup (pengetahuan partisipasi bersama dengan menderita
(misalnya sedang) pembelajar, melakukan hipertensi
., ditingkatkan manipulasi bahan pengukuran maupun yang
finansial, ke skala 4 pembelajaran ketika tekanan darah beresiko
sosial, (pengetahuan mengajarkan terkena
pengetah banyak). ketrampilan hipertensi
uan) o 180518 : psikomotorik
Domain 1 Layanan 6. Merumuskan
promosi perlindungan tujuan dalam
kesehatan, kesehatan program
kelas 2 skala 3 pendidikan
managemen (pengetahuan kesehatan
kesehtan sedang)
- Melakukan
(00099) ditingkatkan 7. Melakukan demonstrasi
ke skala 4 demontrasi senam senam lansia,
(pengetahuan lansia, senam senam
banyak). hipertensi dan hipertensi dan
senam yoga senam yoga
dengan lansia
di RW 4
E. Plan Of Action Kegiatan Lansia “Menuju Lansia Sehat dan Sejahtera dengan
Senam”
Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung
Kesehatan Jawab
Ketidakefektifan 1. Konsultasi Ibu Rabu, Puskesmas -
pemeliharaan program Siska 06/12/2017 Ungaran
kesehatan kepada pihak 09.30 Barat
berhubungan Puskesmas
dengan sumber 2. Konsultasi Ketua Rabu, Rumah -
daya tidak Ketua RW RW 06/12/2017 Ketua RW
cukup 19.30
Semua
(misalnya., 3. Konsultasi & Ketua Kamis, Rumah -
Anggota
finansial, sosial, ijin untuk RW 4 07/12/2017 Ketua RW
Kelompok
pengetahuan) pelaksanaan 08.30
4
program pada
ketua RW 4
4. Melaksanaka Lansia Minggu, Halaman Dari kas
n Senam di Desa 10/12/2017 di depan kelompok
Lansia dan Karang 07.00 rumah
pengukuran wetan warga
tekanan darah
F. Evaluasi Hasil Keperawatan Komunitas di RW 04 Kelurahan Genuk

Hasil
Waktu dan
No Kegiatan Respon Faktor
Tempat
Masyarakat Pendukung Penghambat
1. Konsultasi kepada Rabu, Antusias Petugas
petugas Puskesmas 06/12/2017 Puskesmas
Puskesmas menerima
Ungaran kedatangan
kami
2. Konsultasi kepada Kamis, Antusias dan Ketua RW
Ketua RW 04 06/12/2017 memberikan sangat
Rumah ketua ijin untuk mendukung
RW pelaksanaan program yang
program yang akan
direncanakan dilaksanakan
3. Pelaksanaan Senam Minggu, Antusias dan Warga dan Ada beberapa
Lansia “Menuju 10/12/2017 mengikuti lansia lansia yang
Lansia Sehat dan Halaman kegiatan mendung dan tidak
Sejahtera dengan rumah warga menikuti mengikuti,
Senam” kegiatan yang karena letak
diadakan tempat
lumayan jauh
dan hanya
lansia yang
tinggal di
wilayah
tersebut yang
mengikuti
kegiatan
G. Rencana Tindak Lanjut Keperawatan Komunitas di RW 04 Kelurahan Genuk

Masalah Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Penanggung


Kesehatan Jawab
Ketidakefektifan Senam Lansia Lansia Halaman 06.30 - 08.00 Ketua Kader
dan rumah warga WIB (Setiap PKK
pemeliharaan pengukuran RT 4 Minggu
kesehatan tekanan darah Kedua)

berhubungan
dengan sumber
daya tidak
cukup
(misalnya.,
finansial, sosial,
pengetahuan)
DAFTAR PUSTAKA

Kumar, Vinay. Et.al. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Vol.2 Ed. 7.
Jakarta : EGC.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Jakarta : EGC.
N. Richard. Mitchell. Et.al. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins
dan Coutran. Jakarta : EGC.Smeltzer, Suzanne C. 2000. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Zul Dahlan. 2000. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Reevers, Charlene J, et all. 2000. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Salemba Medica.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai