Rangkaian Sistem Kelistrikan AC Mobil
Rangkaian Sistem Kelistrikan AC Mobil
Sistem AC mobil adalah sebuah mekanisme pergantian udara dari dalam mobil
ke luar mobil dengan fungsi pengaturan suhu ruang. Prinsip kerja sistem AC
mobil sama saja seperti AC ruangan, anda bisa membacanya disini ;
AC pada mobil ternyata tidak hanya soal freon dan sirkulasi. Tetapi, ada wiring
atau rangkaian elekrrikal yang memiliki fungsi cukup penting.
Sistem kelistrikan AC mobil berfungsi dalam hal penyalaan sistem AC, dan
melakukan pengontrolan temperature ruangan sesuai kehendak pengguna.
Ini terkait kinerja kompresor, kalau kita gas mesin maka RPM mesin akan
meningkat. Karena kompresor juga terhubung dengan pulley mesin berarti
peningkatan RPM mesin juga meningkatkan putaran pompa yang berimbas pada
peningkatan tekanan freon.
Selang AC juga memiliki batas tekanan, sehingga kalau terus meningkat sampai
melampaui batas tekanan yang mampu ditahan oleh selang maka selang akan
jebol.
Namun dengan adanya sensor tekanan freon, maka magnetic clutch bisa terpus
tatkala tekanan freon mencapai titik maksimal.
Ambient air temperature sensor berfungsi untuk mendeteksi suhu udara kamar,
atau suhu diluar mobil. Tugas sensor ini, sebenarnya terkait akurasi pendinginan
udara didalam kabin.
Ini karena perbedaan suhu luar juga mempengaruhi laju pendinginan udara.
Kalau kita menyalakan AC disiang hari, mungkin perlu diset disuhu terdingin baru
terasa sejuk.
Namun pas dimalam hari, tanpa menyeting suhu pun AC sudah terasa dingin. Ini
karena suhu luar siang hari lebih panas, sehingga laju pendinginan lebih lambat
disiang hari.
Dengan adanya ambient air temperature sensor, maka module bisa lebih akurat
dalam mengontrol kipas dan performa magnetic clutch agar suhu didalam kabin
tetap sesuai dengan settingan pengguna.
Sebuah coil diletakan dibelakang pulley kompressor, kalau ada arus listrik
mengalir ke coil maka terjadilah induksi garis gaya magnet yang menarik
komponen logam terdekat.
Dalam hal ini, didepan pulley kompresor diletakan sebuah slide rotor berbahan
besi yang terhubung ke poros kompresor. Sehingga ketika rotor ini tertarik ke
arah coil, maka rotor akan menekan bagian pulley akibatnya putaran pulley bisa
diteruskan ke rotor dan ke poros kompresor.
5. Extra Fan
Extra fan sebenarnya sama saja dengan cooling fan, namun sistem control extra
fan ini tidak sama dengan engine cooling fan.
Fungsi dari fan ini adalah untuk menghembuskan udara dari depan mobil masuk
ke grill dan melewati kondensor. Hal ini bertujuan agar temperature freon
didalam kondensor bisa lebih dingin.
Dikarenakan fan ini juga tergabung bersama cooling fan, maka ketika AC
dinyalakan radiator juga akan didinginkan meski suhu mesin masih dingin.
Hal inilah yang membuat konsumsi bensin mobil jadi lebih boros ketika
menyalakan AC. Karena mesin yang hidup dibawah suhu kerjanya memerlukan
bahan bakar lebih untuk menghasilkan panas yang lebih.
6. Blower motor
Sama halnya dengan extra fan, blower juga beefungsi menghembuskan udara.
Namun, udara yang dihembuskan oleh blower akan ditujukan kedalam kabin.
Sehingga bisa dikatakan blower ini bertugas sebagai ventilator.
Advertisement
Ketika blower dihidupkan, maka akan terjadi sirkulasi udara yang melewati
evaporator. Sementara didalam evaporator, freon berwujud gas memiliki suhu
cukup dingin. Sehingga setelah melewati evaporator, suhu udara bisa lebih
dingin.
Lokasi blower ini ada didalam dashboard mobil, jadi ketika terjadi kerusakan
blower, kita perlu mempreteli semua bagian dashboard mobil.
Amplifier AC berfungsi sebagai pengatur kinerja kopling kompresor dan extra fan
berdasarkan range suhu yang diset oleh pengguna.
9. Power suply
Sebagai skema kelistrikan, sudah pasti memerlukan arus listrik. Pada rangkaian
kelustrikan AC, menggunakan aki 12 Volt yang terdapat pada ruang mesin
sebagai sumber tenaganya.
Power suply ini akan digunakan khususnya bagi extra fan, magnetic clutch, dan
blower motor.
Pengaman rangkaian yang dipakai adalah fuse dan relay, fuse ini digunakan
untuk mencegah adanya overcurrent yang mengalir ke beban. Sementara relay
akan menjembatani arus baterai untuk langsung masuk ke beban.
Ketika mesin digas, maka RPM kompresor akan meningkat. Sehingga tekanan
freon juga langsung meningkat. Dalam fase ini, sensor tekanan freon akan
mendeteksi berapa tekanan freon pada high preessure hose secara realtime.
Hasil pengukuran tersebut dikirimkan ke amplifier. Ketika hasil pengukuran
menunjukan pada angka tekanan maksimal (misal 40 KPa) maka amplifier akan
menonaktifkan relay magnetic clutch.
Hal ini membuat putaran kompresor berhenti, namun tekanan freon masih tinggi
dan berangsur drop karena tidak ada tekanan dari kompresor.
Karena tekanan freon masih ada, maka proses expansi didalam expanion valve
tetap terjadi, sehingga meski kompresor mati pendinginan udara tetap
berlangsung.
Dalam hal ini, sensor tekanan freon masih terus mendeteksi. Kalau hasil
pengukuran sudah mencapai pada tekanan minimal (misal 15 KPa) maka relay
magnetic clutch akan aktif kembali. Sehingga siklus AC tidak berhenti.
Disisi lain, extra fan berputar pada kecepatan tinggi sehingga laju perpindahan
panas dari freon berlangsung cukup cepat. Sehingga temperature freon lebih
dingin dan expansi didalam expansion valve berlangsung lebih deras, hal ini
semakin menurunkan suhu freon.
Inilah sebabnya suhu evaporator bisa lebih dingin saat kita set temp AC ke level
terdingin.
Kopling kompresor akan terputus pada batas tekanan lebih tinggi. yakni sekitar
60 KPa.