Anda di halaman 1dari 22

TEKNOLOGI PARTISIPATIF

Teknologi Partisipatif pada dasarnya merupakan pengembangan dari metode Focus Group
Discussion (FGD) yang dipergunakan untuk memfasilitasi masyarakat atau kelompok dalam
membangun komitmen bersama, khususnya dalam hal pembuatan rencana tindak komunitas.
Terdapat beberapa metode dasar yang dipergunakan untuk memfasilitasi masyarakat/kelompok,
yaitu:

Metode Diskusi - Dialog yang terfokus pada masalah umum atau pengalaman.
- Berbagai perbedaan pendapat dengan cara yang tidak
mengundang konfrontasi.
- Memperdalam pandangan/penyelesaian kelompok.

Metode Workshop - Wawasan/diskusi focus kelompok (common ground)


- Membangun consensus kelompok
- Bergerak menuju tindakan bersama

Metode Perencanaan - Membangun rencana konkrit (dianggap consensus ada)


- Menetapkan bentuk-bentuk akuntabilitas yang jelas
merangsang kegiatan kelompok

• Yang pertama adalah METODE DISKUSI. Metode ini adalah sebuah metode untuk
memfasilitasi percakapan dan diskusi kelompok yang memungkinkan kelompok untuk
memperdalam pandangan dan kreatifitasnya terhadap suatu masalah atau pengalaman
tertentu. Ini memungkinkan para anggota kelompok untuk berbagi beragam pendapat tanpa
sikap yang memicu konfrontasi. Metode ini juga memperkenalkan batasan konsensus yang
ingin diambil oleh kelompok tersebut.
• Metode yang kedua adalah METODE WORKSHOP. Metode ini merupakan sebuah cara untuk
memfasilitasi pemikiran kelompok mengenai topik tertentu ke dalam pengambilan keputusan
dan tindak yang lebih terfokus. Cara ini sangat efektif untuk membangun konsensus kelompok
yang akan menghasilkan penyelesaian dan tindakan bersama.
• Metode PERENCANAAN (ACTION PLANNING) adalah metode yang menggabungkan metode
diskusi dengan metode workshop. Metode ini merupakan struktur yang efektif untuk
menggerakkan sebuah kelompok dari ide yang cemerlang menjadi rencana tindakan yang
nyata dalam periode waktu tertentu dan dengan tugas dan tanggungjawab yang terencana
secara baik.
Metode-metode ini dapat diterapkan pada berbagai situasi dan untuk beragam tujuan. Dengan
mengkombinasikann dan mengadaptasinya secara kreatif. Ketiga metode ini dapat berfungsi
sebagai alat yang handal untuk memuaskan dan mendayagunakan pengalaman-pengalaman
kelompok.
A. METODE DISKUSI (ORID)
Metode diskusi memberikan suatu struktur bagi komunikasi kelompok yang efektif sehingga:
• Memungkinkan semua anggota kelompok untuk berperan dan berpartisipasi
• Membangun suasana bagi terciptanya dialog yang terfokus dan bermakna.
• Mengundang beragam pendapat dengan cara yang tidak memicu kontroversi.
• Memperdalam pandangan kolektif kelompok.
• Menghasilkan ide dan kesimpulan yang jelas.
• Membawa kelompokk pada keputusan yang menyangkut penyelesaian dan tindakan yang jelas.
METODE DISKUSI adalah serangkaian pertanyaan yang memandu kelompok dalam perjalanan
dialognya. Rangkaian pertanyaan ini membawa kelompok melalui empat tingkatan kesadaran:
Objective; Reflektive; Interpretative dan Decisional, yang kemudian disingkat menjadi ORID. Struktur
tersebut memungkinkan kelompok untuk melaju dari diskusi permukaan sampai menuju kedalaman
pandangan dan makna.
METODE DISKUSI (ORID):
• Mengarahkan pemikiran kelompok.
• Memanfaatkan alur spesifik pertanyaan.
• Memulai dari pertanyaan yang paling mudah (obyektif) sampai yang paling sulit (decisional).
• Memungkinkan adanya perkembangan kesadaran kolektif.
• Mudah diadaptasi dalam berbagai situasi dan kelompok.
Dengan menyusun diskusi kelompok, kelompok mendapat kesempatan untuk menggali pentingnya
sebuah topik, isu atau pengalaman umum dalam waktu yang singkat. Metode Diskusi membantu
kelompok untuk menempatkan topik diskusi ke dalam sebuah perspektif dan kemudian membantu
kelompok untuk meresponnya secara kreatif. Hal ini disebabkan karena kelompok dapat berbagi dan
menjelaskan data dan idenya secara mendalam yang tidak hanya memuaskan kelompok tapi juga
mendorong munculnya kesatuan yang kuat dalam kelompok tersebut. Yang tidak kalah pentinya,
Metode Diskusi memungkinkan semua anggota kelompok untuk berinisiatif dan ikut serta dalam
proses dialog produktif yang murni.
Dengan demikiann, Metode Diskusi dapat menjadi dasar untuk:
• Mengumpulkan data, pandangan dan ide dalam cakupan yang luas.
• Mendiskusikann isu-isu yang sulit.
• Merefleksikan kejadian-kejadiann dan pengalaman-pengalaman penting.
• Mencapai pengertian yang lebih mendalam terhadap isu dan masalah.
• Memutuskan tindakan macam apa yang bisa dilakukan oleh kelompok.

ALUR METODE DISKUSI


a. KONTEKS/PEMBUKAAN
Pastikan suasananya terbuka sehingga para peserta dapat melihat satu sama lain. Pastikan
bahwa tidak akan ada interupsi bahkan sebelum sesi dimulai. Sambutlah para peserta dan
mintalah mereka berpartisipasi. Tetapkan konteksnya. Apa yang kita lakukan sangatlah penting.
b. TENTUKAN TUJUAN
Pertama tentukan apa tujuan diskusi tersebut, baik dalam hal tujuan-tujuan rasional maupun
eksperiensial.
Tujuan RASIONAL meliputi:
• Apa yang perlu diketahui atau diputuskan oleh kelompok
• Pengalaman dan isu-isu umum apakah yang perlu dikaji secara dalam oleh kelompok.
Tujuan EKSPERIENSIAL meliputi:
Bagaimana perasaan para anggota kelompok/peserta diskusi terhadap satu sama lain ?
Senang ? Menghargai perbedaan pandangan ? Perbedaan pendapat ? Tindakan umum bisa
diterima meskipun ada perbedaan ?
Ingatlah bahwa kejelasan tujuan diskusi akan membantu anda menyiapkan pertanyaan-
pertanyaan dan memfasilitasi percakapan.
c. TANYAKAN TENTANG OBJEKTIF
Buatlah pertanyaan tingkat objektif anda yang pertama dengan tepat. Mungkin perlu menanyai
mereka satu persatu tentang kejadian yang pernah mereka lihat, dengar atau ingat. Jika anda
memimpin sebuah diskusi, anda juga bisa bertanya tentang kronologi suatu kejadian.
Menanyakan respon seseorang (walau hanya respon satu kata) akan membantu anda untuk
memulai diskusi dengan cara yang mulus, dengan peserta yang sebanyak-banyaknya.
Sangatlah penting membuat para peserta berbicara pada tingkat objektif ini. Karena jawaban-
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tingkat objective adalah kumpulan dari rangsangan
sensorik yang mungkin dilontarkan tanpa basa-basi dan bisa sangat beragam. Jadi pada
tingkatan ini para anggota kelompok tidak perlu terlalu defensif tehadap respon-responnya.
Sebaliknya, kelompok akan terkejut melihat adanya kesalahpahaman yang bisa dicegah hanya
dengan membeberkan fakta dengan jelas.
Sebisa mungkin kita berjalan berkeliling dalam kelompok tersebut dan menggali respon dari
setiap peserta diskusi. Bahkan mungkin anda bisa memberika kesan bahwa anda akan
meminta pendapat setiap orang satu persatu sebelum benar-benar anda lakukan. Untuk
menghindari suasana yang monoton, sebaiknya anda menyiapkan beberapa pertanyaan tingkat
objektif jauh sebelumnya.
d. TANYAKAN REFLEKTIF (PERASAAN) PESERTA
Pertanyaan-pertanyaan tingkat reflektif sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga
menyeimbangkann reaksi emosional para peserta diskusi, mulai dari yang paling sederhana
sampai yang paling sulit.
Pertama-tama ajukan pertanyaan yang berhubungan dengan emosi dan reaksi positif dulu,
kemudian baru pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan emosi dan reaksi negatif.
Jadi, yang kiranya disukai para peserta ditanyakan dulu sebelum menanyakan hal-hal yang
kurang menyenangkan dan membosankan. Jenis-jenis pertanyaan seperti ini akan lebih mudah
dihadapi daripada pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pendapat anggota-anggota lama
yang mungkin dianggap berkaitan dengan keadaan dan isu yang dihadapi.
Ingatlah bahwa betapa tidak emosionalnya topik yang didiskusikan, tetap akan ada reaksi
emosional dari satu atau beberapa peserta yang didapat. Tugas anda sebagai fasilitator adalah
mengatur ini sehingga tidak menghambat proses pengambilan keputusan peserta dan
sebaliknya justru memperkuat dan mendukung keputusan yang telah dicapai oleh kelompok
tersebut.
e. TANYAKAN INTERPRETATIF (ANALISA) PESERTA
Pada saat kelompok sudah merasakan adanya emosi dalam pembahasan topik tersebut,
berarti sudah waktunya untuk maju ke tingkat diskusi yang selanjutnya. Sekali lagi pertanyaan-
pertanyaan interpretatif sebaiknya dimulai dari yang paling mudah menuju ke yang paling sulit.
Anda mungkin ingin memimpin kelompok-kelompok membahas makna dan dampak dari topik
yang sedang dibahas, serta pentingnya dan manfaatnya bagi kelompok. Untuk beberapa topik,
mengajukan pertanyaan tentang kesenjangan apa yang perlu dijembatani, mungkin baik untuk
lebih memfokuskan kelompok pada apa yang hilang, daripada hanya tentang apa yang ada.
Pertanyaan seperti ini juga memunculkan wawasan yang berharga tentang apa yang penting
dan bermanfaat terhadap kelompok tersebut.
Ingatlah bahwa pada tahapan inilah dalam percakapan anda sebagai fasilitator membawa
kelompok kepada situasi dimana mereka harus mempersiapkan sebuah resolusi, yaitu sebuah
keputusan. Mendapatkan kemantapan tentang apa yang dianggap penting oleh kelompok
menjadi penting jika diskusi sudah mencapai pada tingkat tindakan kelompok.
Penting juga untuk diingat bahwa ketidaksepakatan diantara para anggota kelompok sangat
mungkin terjadi. Beberapa pertentangan tidak memerlukan penyelesaian yang mendalam.
Jangat merasa berkewajiban untuk menyelesaikan semua perbedaan. Sebagai seorang
fasilitator, tugas anda adalah untuk menentukan pentingnya memiliki pendapat dan pandangan
sebanyak-banyaknya. Arahkan kelompok untuk sepakat membatasi ketidaksepakatan,
terutama bila ketidaksepakatann tidak terlalu berdampak pada tujuan yang telah ditentukan.
Terutama pada tingkat interpretatif, penting bagi anda untuk tetap menjaga kelompok terfokus
pada topik atau isu yang sedang dibahas, dengan sikap yang sepraktis mungkin sehingga
kelompok tidak terbawa kepada intelektualisasi yang abstrak.
f. FASILITASI UNTUK MENGAMBIL SEBUAH KEPUTUSAN (DECISIONAL)
Mereview pokok-pokok utama diskusi yang telah dilakukan dan mengingatkan peserta akan
apa yang harus dicapai. Ini berarti membawa diskusi ke babak akhir dan memberikan
tantangan kepada kelompok untuk membuat keputusan dan menelaahnya kembali.
Pertanyaan-pertanyaan anda pada tingkat ini, harus membantu kelompok mengidentifikasi
tindakan-tindakan atau keputusan-keputusan yang mungkin perlu dalam menerangkan pokok-
pokok diskusi.
g. REFLEKSI/PENUTUP
Reviewlah poin-poin penting dengan kelompok, mulai dari apa yang telah mereka tetapkan
untuk dicapai. Ajak peserta melihat kembali hal-hal penting dari diskusi, yang menjadi dasar
bagi keputusan kelompok untuk mengambil tindakan tertentu, atau mencapai penyelesaian
tertentu. Anda boleh berjalan berkeliling dan menanyakan pada kelompok apakah diskusi
tersebut bermanfaat dan memuaskan. Jangan lupa berterima kasih pada kelompok atas
suksesnya diskusi tersebut.
GAMBARAN METODE DISKUSI (ORID)

TOPIK :

Tujuan Rasional Tujuan Eksperiensial


 ............  ............

 ............  ............

Konteks/Pembuka: Menetapkan keberhasilan, memperkenalkan


TOPIK:
PETUNJUK PRAKTIS PENGGUNAAN METODE DISKUSI
1. Pertanyaan yang spesifik selalu memberi hasil yang lebih baik.
2. Berikan pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban ”ya” atau ”tidak” untuk merangsang
partisipasi aktif peserta.
3. Hati-hati dengan pertanyaan ”mengapa”, karena hal ini akan membuka peluang bagi seseorang
untuk mendominasi diskusi.
4. Berhati-hatilah dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan atau yang
memicu peserta untuk menjawab seenaknya.
5. Ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk setiap empat tingkat tersebut.
6. Berikan pertanyaan yang anda sendiri bisa menjawabnya.
7. Ingatlah respon-respon dari peserta, dengarkan semua ide. Buat catatan.
8. Jaga agar diskusi tetap fokus. Arahkan kelompok untuk kembali pada permasalahan jika
mereka mulai melantur.
9. Jaga diskusi tetap berjalan. Ulangi pertanyaan atau ungkapkan lagi idenya. Jika seseorang
berbicara, akuilah kontribusinya dan kemudian ajak yang lain untuk ikut berpartisipasi dalam
diskusi tersebut. Pandang mata mereka atau sapalah namanya. Ini adalah salah satu caa untuk
memberi tanda pada orang lain bahwa kita tertarik pada apa yang mereka bicarakan.
10. Jaga diskusi tetap praktis. Setelah memberikan pertanyaan, anda berika contoh. Ketika ada ide
yang abstak, anda bisa menanyakan ilustrasi spesifiknya untuk membantu yang lain mengerti
ide tersebut.
11. Jaga diskusi tetap terbuka. Ingatlah bahwa perbedaan pendapat pasti akan terjadi. Tapi
ingatkan juga bahwa tidak semua ketidaksetujuan yang muncul harus diselesaikan, khususnya
jika ketidaksetujuan tersebut bukan bagian dari inti diskusi yang harus dicapai. Hentikan
perdebatan, jika perlu dan lanjutkan diskusi. Penting bagi peserta tersebut untuk merasa bahwa
semua pendapat didengar.
12. Jaga agar alur ORID tetap mengalir. Peserta mungkin sudah pada tingkat interpretatif saat
respon tingkat objektif dikemukakan oleh seseorang anggota kelompok. Cepat bawa kelompok
tersebut ke pertanyaan tingkat refektif sebelum membawa kembali ke tingkat interpretatif. Ini
akan menjamin bahwa kelompok mencapai penyelesaian yang baik pada tingkat decisional
karena mereka tidak melompat-lompat dari satu tingkat ke tingkat lainnya.
13. Jaga agar diskusi berjalan singkat dan cepat. Diskusi yang efektif biasanya berlangsung
singkat. Lebih cepat anda membuat mereka membuat keputusan, maka mereka akan memiliki
waktu yang lebih banyak untuk menindaklanjuti hasil diskusinya.
B. METODE WORKSHOP
Pernahkan anda bersama dengan sebuah kelompok dimana tidak ada kegiatan apapun karena
agaknya hanya sedikit energi dan kurangnya ide-ide kreatif ?. Atau sebaliknya dimana kelompok
tersebut memiliki energi yang tak terbatas dan banyak ide-ide kreatif tapi tidak termanfaatkan
dengan baik ke dalam keputusan yang disetujui oleh semua anggota kelompok. Dengan adanya
kondisi tersebut, diperlukan adanya sebuah metode yang mampu membangun partisipasi setiap
peserta untuk mencapai tujuan serta mampu untuk menjaring ide-ide kreatif sesuai dengan tujuan
dan konsensus peserta.
Metode Workshop memberi kita proses yang:
• Memungkinkan semua anggota kelompok untuk ikut serta dan berpartisipasi.
• Membangkitkan kreativitas dan energi dalam waktu yang singkat.
• Menyaring pemikiran terintegrasi bersama.
• Membangun konsensus kelompok dengan praktis.
• Memfasilitasi formulasi penyelesaian yang inovatif dan kreatif terhadap masalah dan isu.
• Menanamkan kepada kelompok, untuk ikut memiliki dan tanggungjawab yang kuat.
Metode Workshop berjalan menyerupai cara kita mengatur tugas-tugas yang harus kita selesaikan
pada satu hari kerja. Sebagaimana orang kebanyakan, pada saat kita sampai ke kantor, kita
bertanya pada diri kita sendiri apa yang harus kita selesaikan hari ini. Yang pertama-tama kita
lakukan saat kita sampai ke kantor adalah membuat daftar apa yang harus kita kerjakan – biasanya
daftar acak berisi tugas-tugas ringan dan atau berat. Langkah selanjutnya adalah memilah daftar
tersebut dan mengelompokkan tugas-tugas yang mirip. Setelah memilahkan tugas-tugas dan
mengelompokkannya, selanjutnya dievaluasi untuk dilakukan skala prioritas.
Kondisi ini dapat diterapkan dalam proses berpikir kelompok. Kelompok mungkin akan memulai
dengan mendefinisikan apa yang perlu dilakukan. Ide dan saran dapat diperoleh dari anggota
kelompok, yang dapat mereka atur dan prioritaskan secara langsung sebagai respon terhadap
apapun yang telah mereka tentukan. Pola berpikir tersebut yang dijadikan landasan berpikir pada
Metode Workshop.
Metode Workshop adalah sebuah proses dengan lima langkah yang mengajak kelompok menuju
pendalaman diskusi/wawasan kelompok dan mencapai konsensus dengan cara yang tepat. Langkah
pertama adalah KONTEKS, dimana parameter diskusi kelompok ditentukan. Biasanya dalam bentuk
pertanyaan kunci yang berusaha dijawab oleh kelompok. Kemudian diikuti oleh SUMBANG SARAN,
dimana data dan ide dikumpulkan melalui tiga tingkatan – pertama secara individu, kemudian dalam
kelompok kecil dan akhirnya pleno. Setelah ide-ide dicurahkan, pada tahap ketiga, kelompok diminta
untuk MENGELOMPOKKAN ide-ide tersebut. Setelah ide yang mirip dikelompokkan, dilakukan
pemberian JUDUL pada setiap kelompok, yang secara langsung merespon pertanyaan kunci yang
coba dijawab. Dan akhirnya, setelah konsensus tercapai workshop ditutup dengan sesi refleksii
singkat, dimana implikasi hal-hal yang sudah menjadi konsensus direview dan ditetapkan.
Metode Workshop ini sesuai untuk situasi yang memerlukan penyelesaian yang kreatif terhadap
suatu keadaan, isu atau masalah atau hal-hal lain yang membutuhkan keputusan yang didasari oleh
pemahaman mendalam dan perencanaan yang inovatif. Proses Metode Workshop memanfaatkan
energi kreatif individu dari setiap anggota kelompok dan secara produktif menyalurkannnya ke satu
fokus yang lebih umum. Interaksi yang dinamis tersebut bisa terjadi berkat adanya prosedur tahap
demi tahap metode Workshop, sehingga para anggota kelompok bisa merasakan pengalaman yang
memotivasi, memuaskan dan bahkan berdayaguna.
ALUR METODE WORKSHOP
a. Langkah 1 – Konteks
Tetapkan KONTEKS, perkenalkan pertanyaan kunci, bangun kontrak kebersamaan dengan
anggota kelompok.
• Tetapkan tujuan
• Kemukakan dan jelaskan pertanyaan workshop
• Uraikan gambaran proses dan waktu
• Rangsang partisipasi
b. Langkah 2 – Sumbang Saran
Membangkitkan ide-ide individu dalam kelompok kecil dan pleno.
• Bacakan pertanyaan kunci dan berikan berikan contoh untuk membantu peserta
mengeluarkan imajinasinya dalam menjawab pertanyaan kunci tersebut.
• Mintalah semua anggota untuk membuat daftar ide pada selembar kertas (metaplan).
• Buat kelompok-kelompok diskusi kecil dimana para anggota berbagi dan mendiskusikan
ide-ide individu.
• Mintalah setiap kelompok untuk memilih 5 – 7 ide yang paling penting dan tuliskan pada
kartu ide.
• Kumpulkan kartu-kartu ide dari semua kelompok, bacakan ide-ide tersebut dan tempelkan
di dinding secara acak.
• Pastikan bahwa semua anggota kelompok jelas dengan ide-ide yang disampaikan oleh
kelompok-kelompok kecil. Apabila anda tidak memahami ide tersebut, tanyakan kepada
kelompok yang menuliskan ide tersebut.
c. Langkah 3 – Pengelompokkan
Membentuk hubungan baru, mengelompokkan ide-ide yang sama/mirip
• Mintalah peserta untuk membentuk 4 – 6 kelompok ide yang sama atau berhubungan
secara intuitif.
• Segera beri nama pada setiap kelompok ide yang tediri dari 1 – 2 kata.
• Susun kelompok ide, pastikan bahwa semua kartu ide yang ditempel di dinding diatur
dengan baik.
d. Langkah 4 – Pemberian Judul (Penjudulan)
Tajamkan pendapat kolektif. Menegaskan konsensus kelompok
• Diskusikan setiap kelompok ide dengan semua peserta. Apa pendapat mereka ?
Bagaimana pemahaman mereka ?
• Beri setiap kelompok ide sebuah judul yang terdiri dari 3 – 5 kata yang secara langsung
menjawab pertanyaan kunci.
e. Langkah 5 - Refleksi
Konfirmasikan keputusan kelompok
• Diskusikan pentingnya hasil dari proses kelompok
• Bantu kelompok menyusun rencana menjalankan konsensus mereka
• Secara singkat diskusikan langkah selanjutnya.
CONTOH METODE WORKSHOP
TAHAP 1 : KONTEKS

Pertanyaan Kunci
Kesenjangan dan hambatan penting apakah yang perlu diatasi untuk meningkatkan kinerja
perolehan pendapatan dari sistem pajak usaha saat ini dan pendapatan dari Badan Usaha Milik
Daerah ?

Topik : Mereview kebijakan, metode dan organisasi untuk meningkatkan


pendapatan daerah.

Tujuan Rasional : Untuk mengidentifikasi alasan dibalik kinerja efisiensi pemerintah daerah,
khususnya pada pengenalan pajak perusahaan lokal dan BUMD.

Tujuan Eksperiensial : Memberikan kesempatan pada petugas administrasi pajak dan staf PEMDA
untuk berbagi pengalaman dan bekerjasama dalam meningkatkan kinerja
pajak di semua kota.

TAHAP 2 : SUMBANG SARAN


Kolektor yang Kurangnya Sistem operasional Kurangnya Kurangnya Kelemahan
tidak efisien dan informasi yang tidak efektif fasilitas teknik kerjasama dari dalam
penguasa pasar modern petugas pelaksanaan
barangay hukum pasar

Pemeliharaan Kebutuhan akan Tidak mampu Pembayar pajak Perlunya Pernyataan yang Belum
2 set buku peralatan membayar tidak revisi untuk salah tentang dilakukannya
bisnis transportasi uang sewa sadar pajak biaya pajak penjualan kotor peraturan
pajak

Pemberian Pengecekan Kurangnya Tidak ada Interfensi politik, Terlalu banyak Kurangnya
bebas pajak dan catatan peraturan atau keputusan staf insentif
penyeimbangan revisi peraturan pengadilan untuk
personel pajak terhadap kios pembayar
pasar pajak yang

TAHAP 3 : PENGELOMPOKAN
Kolektor yang Pembayar Interfensi politik, Kurangnya kerjasama Kelemahan
tidak efisien dan pajak tidak keputusan pengadilan pejabat barangay dalam
penguasa pasar sadar pajak terhadap kios pasar pelaksanaan
hukum pasar
Tidak mampu Kurangnya
membayar informasi Belum
uang sewa Pemeliharaan Pernyataan yang dilakukannya
2 set buku salah tentang peraturan
Terlalu banyak Sistem bisnis penjualan kotor pajak
staf operasional
yang tidak
efektif
Kebutuhan akan Perlunya Kurangnya
peralatan Kurangnya revisi untuk insentif untuk Penjelasan:
transportasi laporan biaya pajak pembayar Masalah administrasi
pajak yang pajak yang
Kurangnya Pengecekan Tidak ada tepat waktu berhubungan
fasilitas teknik dan peraturan atau dengan BUMD
modern penyeimbangan revisi peraturan Pemberian
personel pajak bebas pajak Masalah
Administrasi pajak
yang berhubungan
dengan pajak usaha
TAHAP 4 : PEMBERIAN JUDUL

Kurangnya Tidak adanya Interfensi


informasi pajak pemeriksaan politik
dan kampanye pembukuan
Pemeliharaan 2 set Kurangnya
pendidikan Interfensi politik,
buku bisnis Pernyataan yang kerjasama keputusan
pajak petugas
salah tentang pengadilan terhadap
Pembayar pajak penjualan kotor barangay kios pasar
tidak sadar pajak

Kurangnya
informasi Peraturan Kelemahan Kurangnya
yang tidak dalam Insentif pajak Administrasi
Pengendalian pelaksanaan
mencukupi pasar yang
Kurangnya internal yang Kurangnya insentif
lemah Perlunya buruk
fasilitas dan Kelemahan untuk pembayar
revisi untuk dalam pajak yang tepat
peralatan Sistem operasional biaya pajak Kolektor yang
pelaksanaan waktu
yang tidak efektif tidak efisien dan
kode pasar
Kebutuhan akan Tidak ada Pemberian bebas penguasa pasar
peralatan Kurangnya catatan peraturan atau Tidak ada pajak
transportasi revisi peraturan pelaksanaan Tidak mampu
pajak membayar
peraturan pajak
Kurangnya Pengecekan dan uang sewa
fasilitas teknik penyeimbangan
modern Terlalu banyak
personel
staf

TAHAP 5 : REFLEKSI
Tingkat Ketiga

Kurangnya fasilitas Campur Tangan

Masalah Yang Bersinggungan


dan peralatan pajak politik

Tingkat Kedua

Administrasi Kurangnya
pasar yang insentif pajak
buruk

Lemahnya
Tingkat Pertama implementasi

Tidak ada Infosmasi dan Pengendalian Tidak


pemeriksaan kampanye pendidikan internal yang tersedianya
pembukuan pajak yang kurang lemah peraturan

Catatan: Tingkat Pertama mewakili tingkat tantangan yang menentukan Tingkat


Kedua dan secara tidak langsung dari Tingkat Kedua ke Tingkat Ketiga
PETUNJUK PRAKTIS PENGGUNAAN METODE WORKSHOP
a. Tahap Sumbang Saran
• Pastikan bahwa setiap orang membuat daftar ide individu sebelum mereka dibagi ke
dalam kelompok-kelompok kecil.
• Acaklah peserta dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga bisa terbangun pertukaran
pandangan yang sehat. Pembagian kelompok dengan cara berhitung biasanya sudah
cukup, meskipun anda mungkin bisa memikirkan cara yang lebih kreatif untuk membagi
kelompok.
• Pandu para peserta di dalam kelompok kecil mereka. Terutama pada kelompok kecil yang
anggotanya sangat heterogen, orang selalu cenderung memilih berada dalam satu
kelompok yang anggota sudah kita kenal daripada dalam kelompok dengan orang yang
sama sekali belum dikenal.
• Setelah kelompok-kelompok kecil terbentuk, pastikan bahwa diskusi dalam kelompok-
kelompok kecil tersebut mulai. Mungkin anda ingin membantu kelompok bahkan sebelum
mereka bergabung dalam kelompok-kelompok kecil dengan bertanya kepada orang yang
memiliki paling banyak ide untuk memulai diskusi.
• Berkelilinglah ke kelompok-kelompok kecil tersebut untuk mengecek bahwa diskusi
berjalan baik. Setelah semua kelompok kecil memulai diskusinya dengan sungguh-
sungguh, anda dapat mulai memberikan kartu-kartu ide dan spidol. Jika anda lakukan ini
jauh sebelumnya, hanya akan memicu beberapa orang untuk mulai menulis ide-ide
individunya tanpa mementingkan diskusi kelompok.
• Akan lebih baik lagi kalau anda berkeliling dari kelompok kecil satu ke lainnya saat mereka
mulai menulis. Ini untuk memastikan bahwa ide-ide dan pendapat yang mereka tulis sudah
cukup praktis dan spesifik dan langsung merespon pada pertanyaan kunci. Anda mungkin
perlu membantu kelompok-kelompok kecil tersebut agar tetap menghasilkan ide-ide praktis
dan spesifik. Kesempatan ini bisa juga anda gunakan untuk mengecek bahwa setiap kartu
ide hanya berisi satu ide.
• Ketika mengumpulkan kartu-kartu ide dari kelompok-kelompok kecil, sebaiknya anda
mengambil dua ide terbaik dari setiap kelompok kecil. Ini akan memungkinkan anda untuk
mengetahui ide-ide kreatif ari semua kelompok dan pada saat yang sama memastikan
bahwa perhatian peserta tertuju kepada anda.
• Bacalah semua kartu sebelum semuanya ditempel di dinding. Doronglah kelompok untuk
bertanya. Beri kesempatan pada kelompok yang menulis kartu itu untuk memberikan
jawaban singkat. Jangan sampai anda memanggil individu penulis ide. Ingatlah bahwa ide
yang ditulis dalam kartu adalah ide kelompok bukan ide individu.
• Hindari memberikan komentar yang bersifat menghakimi dan jangan pernah mencoba
untuk menterjemahkan tujuan dan maksud kelompok. Ketika anda ragu akan ide
kelompok, segera tanyakan maksud dari ide tersebut pada kelompok yang bersangkutan.
• Teruslahh mencari cara untuk mengendalikan kelompok – tinggikan nada suara anda,
dekati kelompok yang mungkin merasa terganggu atau mungkin anda bisa meminta
kelompok untuk menyelesaikan tugasnya.
b. Tahap Pemberian Judul
• Bantulah kelompok untuk melihat perbedaan pandangan mereka dengan mereview kartu-
kartu ide pada kelompok kartu yang sedang diberi judul. Serangkaian pertanyaan seperti
apa yang kita katakan yang penting untuk kita ? atau Bagaimana dengan pengelompokan
ini, apakah yang kota katakan sudah menjawab pertanyaan kunci ? Merupakan cara-cara
apa yang berguna untuk membuat tugas-tugas kelompok menjadi lebih mudah.
• Saat membuat judul, sebaiknya menggunakan kata kerja atau kata benda yang langsung
merespon pertanyaan kunci.
• Pada umumnya, mulailah tahapan ini dengan kelompok yang memiliki kartu ide paling
banyak, karena ini pasti merupakan kelompok yang memperoleh konsensus paling tinggi
dan diterima secara luas. Pemberian judul kelompok selanjutnya akan lebih mudah.
• Karena tahap pemberian judul adalah tahapan paling sulit dalam proses workshop,
bersiaplah untuk menyiapkan energi ekstra untuk membantu kelompok menyelesaikann
tahapan ini dengan mudah. Jangan biarkan ada kekosongan – jagalah mereka agar tetap
berbicara.
• Sebaiknya anda menyemangati peserta (misal: ”tinggal 3 kelompok kartu lagi yang harus
diberi nama, kemudian kita bisa makan siang” atau ”mari kita saling membantu untuk yang
terakhir ini”). Gejalan yang sering terjadi adalah tingkat energi kelompok akan menurun
setelah tahap pemberian judul.
• Yang paling penting, ingatlah bahwa pada tahap inilah perbedaan konsensus terlihat dan
diungkapkan, jadi pada saat energi peserta mungkin turun, anda harus kreatif mencari
cara agar kelompok tetap berpartisipasi dan mempertahankan keikutsertaannnya untuk
mencapai hasil.
• Kadang-kadang fasilitator mungkin ingin memberi judul pada beberapa kelompok kartu,
dan kemudian meminta kelompok untuk memberi judul pada kelompok kartu tersisa.
Setelah judul-judul dilaporkan, kelompok mungkin ingin merevisi kata-katanya agar
terdengar lebih baik.
c. Tahap Refleksi
• Jaga tahapan refleksi tetap singkat – jangan sampai kelompok merasa mereka harus
membuat output yang baru.
• Beri kelompok rasa keberhasilan. Anda baiknya membawa kembali peserta ke pertanyaan
kunci dan hasil yang telah berhasil dibuat dalam menjawab pertanyaan tersebut. Yang
paling penting, minta perhatian kelompok pada tingkat dimana mereka dapat
menghasilkan respon-respon tersebut.
• Bangun percakapan singkat tentang implikasi dari respon-respon tersebut sebagai langkah
transisi sebelum kembali kedua sehari-hari.
C. METODE PERENCANAAN (ACTION PLANNING)
Pada banyak kasus perencanaan, terjadi adanya ketidakjelasan tentang siapa yang akan
melaksanakan hasil perencanaan. Lebih parahnya lagi, mereka yang sudah melakukan banyak
tugas masih harus ditambahai pekerjaan lain. Dalam situasi seperti ini, yang kurang adalah metode
yang tepat untuk membangun partisipasi dan rasa memiliki dari setiap anggota kelompok dalam
rencana yang realistis dan praktis dengan maksud untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.
Metode Perencanaan (Action Planning) memberi kita proses yang:
• Memungkinkan semua anggota kelompok untuk berpartisipasi dan ikut memberikan kontribusi.
• Membuat rencana kegiatan yang realistic dan dapat dilakukan dalam waktu yang relative
singkat.
• Menyaring pemikiran yang terintegrasi menggunakan baik proses rasional dan intuitif.
• Membangun consensus kelompok secara praktis.
• Menanamkan rasa ikut memiliki yang kuat pada kelompok.
• Menentukan pusat tanggungjawab dari berbagai aspek rencana.
• Memungkinkan kelompok dengan mudah mengetahui unsur dalam pertimbangan alokasi target
dan sumberdaya.
• Menerjemahkan outputnya ke dalam panduan monitoring praktis untuk progres
pelaksanaannya.
Metode Perencanaan (Action Planning) dimulai dari pendekatan yang sangat praktis untuk
menghasilkan action plan. Metode ini membawa kelompok untuk menjawab tiga pertanyaan mudah:
Kemana kita akan pergi ?, Dimanakah kita ? dan Bagaimana kita bisa sampai kesana ?. Oleh
karena itu, metode ini memberikan arahan untuk menghasilkan rencana yang praktis, realistis dan
bisa diterapkan.
Metode PERENCANAAN adalah sebuah proses tujuh tahap yang membimbing kelompok dalam
perjalanannya menuju pengembangan rencana yang realistis dan bisa dilakukan dalam
menyelenggarakann suatu kegiatan atau acara. Tahapan pertama adalah KONTEKS, dimana
parameter dasar kegiatan yang direncanakan dipertimbangkan secara rinci oleh kelompok – Apa ?
Kapan ? Dimana ? Mengapa ? Bagaimana ? dan Oleh Siapa ?. Dari sinilah kelompok memulai
memformulasikan action plannya.
Tahap berikutnya adalah penetapan LINGKAR KEBERHASILAN, dimana kelompok secara kolektif
mendefinisikan apa yang mereka maksud dengan ”keberhasilan” untuk kegiatan yang akan mereka
rencanakan. Setelah tahap ini selesai, kelompok kemudian melakukan penilaian terhadap
KENYATAAN SAAT INI – dalam hal kekuatan maupun kelembahan kelompok serta
dukungan/keuntungan dan bahaya luar. Setelah ini kelompok melanjutkan ke KOMITMEN terhadap
kegiatan yang sedang direncanakan. Setelah komitmen disepakati, dilanjutkan dengan memfasilitasi
kelompok dalam PENENTUAN KEGIATAN KUNCI untuk mengidentifikasi kumpulan kegiatan yang
perlu dilakukan dan para anggota dari kelompok-kelompok kerja yang ditugasii untuk melaksanakan
kumpulan kegiatan-kegiatan tersebut. Setelah ini, kelompok dipecah ke dalam berbagai tim kerja
yang dibentuk untuk membahas KALENDER KEGIATAN DAN TUGAS-TUGAS.
Pada tahap inilah rencana kegiatan hampir selesai – semua kegiatan dijadwalkan, mekanisme
koordinasi di bahas dan alokasi sumber-sumber daya diputuskan bersama. Akhirnya REFLEKSI
dilakukan untuk menegaskan keputusan kelompok, membahas implikasinya dan akhir menjalankan
rencana.
METODE PERENCANAAN ini sangat cocok untuk merencanakan sebuah acara atau kegiatan.
Proses ini sangat efektif untuk:
• Memperkuat rasa kepemilikan dalam kegiatan yang direncanakan.
• Membangkitkan komitmen individual dan kolektif terhadap keberhasilan kegiatan.
• Mengenali tanggungjawab dan akuntabilitas semua anggota kelompok.
• Memutuskan alokasi sumber-sumber daya untuk kegiatan yang direncanakan.

ALUR METODE PERENCANAAN (ACTION PLANNING)


Sebelum melaksanakan perencanaan, hal awal yang perlu dilakukan adalah menetapkan tujuan
RASIONAL dan EKSPERIENSIAL dari kegiatan. Tujuan RASIONAL mencakup:
• Apa yang perlu diketahui, dipahami atau diputuskan oleh kelompok.
• Pengalaman atau isu bersama apa yang perlu dipertimbangkan secara seksama oleh
kelompok.
Tujuan EKSPERIENSIAL mencakup:
• Apa yang perlu dialami oleh satu sama lain – kegembiraan ?
• Apresiasi dari beragam perspektif ? Perbedaan pendapat ? Tindakan yang disepakati bersama
dibalik semua keragaman yang ada ?

a. Tahap 1 – MENETAPKAN KONTEKS


• Pastikan bahwa adanya iklim terbuka dalam kelompok, sehingga peserta dapat langsung
saling melihat wajah peserta lain. Pastikan bahwa tidak ada gangguan bahkan sebelum
sesi dimulai.
• Sambut peserta dan undang kontribusi mereka. Tetapkan konteks: apa yang akan
dilakukan adalah pentintg. Jelaskan apa yang diharapkan keluar dari sesi ini ?.
• Berikan pemahaman kepada peserta diskusi tentang waktu yang tersedia bagi kelompok
untuk menyelesaikan tugas.
• Ingat. Pada tahap konteks inilah anda membangun kontrak dengan kelompok untuk mau
berpartisipasi penuh dalam sesi perencanaan.

b. Tahap 2 – MENETAPKAN LINGKAR KEBERHASILAN


• Bantulah kelompok menjelaskan apa yang mereka maksud dengan keberhasilan yang
sedang mereka rencanakan.
• Mulailah dengan mereview kelompok tentang kesepakatan dasar untuk kegiatan tersebut.
• Fasilitasi kelompok untuk membuat kalimat pendek untuk menyebutkan indikator
keberhasilan.
• Ingatlah, bahwa pada tahapan ini kelompok harus tetap bersemangat dan termotivasi. Jika
tidak, maka mungkin akan sulit bagi kelompok untuk menyelesaikan sesi-sesi berikutnya.

c. Tahap 3 – MEMAHAMI REALITA YANG DIHADAPI KELOMPOK (KONDISI KELOMPOK)


• Mintalah kelompok untuk menuliskan 2 – 3 hal yang mereka anggap dari kekuatan dan
kelemahan kelompok yang harus dipertimbangkan dalam kegiatan yang sedang
direncanakan.
• Mintalah juga kelompok untuk membuat daftar yang sama untuk 2 - 3 hal yang mereka
anggap dari keuntungan dan ancaman yang paling penting untuk dicapai dan bahaya yang
perlu dinetralisasikan sehubungan kegiatan yang diajukan.
• Ketika pendapat kelompok sedang dibahas, tulislah pada lembar yang tersedia. Tonjolkan
ide-ide dan wawasan yang sama yang sedang didiskusikan dan berikan pertanyaan-
pertanyaan klarifikasi.
• Rangkum seluruh pendapat dari kelompok tentang kekuatan; kelemahan; keuntungan dan
ancaman.

d. Tahap 4 – MEMBANGUN KOMITMEN KELOMPOK


• Secara cepat ambillah poin-poin penting dari daftar ”Kenyataan Saat Ini” yang dibuat
kelompok. Kemudian, tantang kelompok tersebut untuk mengartikulasikan komitmen
mereka bahwa kelompok sudah siap untuk bekerja mencapai keberhasilan kegiatan yang
direncanakan. Ada baiknya anda membawa kelompok kembali ke hasil dari lingkar
keberhasilan dan menanyakan apakah keberhasilan yang tercantum sangat berartii untuk
kelompok, kemudian komitmen apa yang bersedia diberikan kelompok pada kegiatan
tersebut dalam rangka menjawab tantangan-tantangan tadi.
• Catatlah semua respon kelompok dengan cepat pada kertas flipchart. Awas, jangan
sampai memberi peluang pada kelompok untuk menarik kembali apapun yang telah
mereka jadikan komitmen.
• Mintalah bantuan kelompok untuk merangkai respon-respon individual menjadi sebuah
”pernyataan komitmen” yang satu, yang akan mengikat kelompok satu sama lain dan pada
keberhasilan kegiatan yang direncanakan. Jangan terlalu banyak memperhatikan gaya
tulisan.
• Setelah ”Pernyataan Komitmen” disusun, sebaiknya mintalah kelompok untuk
menandatangani lembar daftar tersebut, yang menandakan kontrak kelompok terhadap
dirinya sendiri.

e. Tahap 5 – WORKSHOP KEGIATAN KUNCI


• Gunakan metode workshop untuk menjawab pertanyaan berikut tentang ”Kegiatan kunci
apa yang perlu untuk diiwujudkan segera ?”.
• Untuk tahap sumbang saran workshop, mintalah kelompok untuk menggunakan kata kerja
untuk semua ide-ide brainstormnya, sehingga akan memudahkan pengelompokkannya
dan pembuatan kalender kegiatan dan daftar tugas. Selain itu, minta pada kelompok untuk
tidak membentuk panitia. Ini karena pada tahap pengelompokkan tugas, setiap kelompok
tugas yang direncanakan akan dilaksanakan oleh satu tim kerja.
• Pada tahap pemberian judul, perlu ditanyakan apakah menurut mereka (kelompok) semua
tugas yang telah diidentifikasi sudah mencakup semua yang dibutuhkan untuk membuat
kegiatan berjalan dengan baik.
• Anggota kelompok mungkin akan bertanya tentang tugas-tugas yang spesifik yang tidak
secara eksplisit tercantum dan anda bisa bertanya pada mereka dikelompok mana tugas
yang ditanyakan tersebut sebaiknya dicantumkan. Jika perlu buatlah kartu ide baru supaya
ide tersebut tidak hilang. Proses ini berguna untuk menjelaskan lingkup tugas tertentu
untuk setiap kelompok tugas.
• Mintalah kepada peserta untuk menuliskan nama mereka di secarik kertas, dan mintalah
mereka untuk maju ke depan mendaftarkan diri pada tim kerja untuk kelompok tugas
dimana mereka merasa bisa memberikan kontribusi terbesar.
• Mintalah mereka untuk memilih di tim kerja mana mereka harus berpartisipasi. Ada
baiknya juga memberitahu peserta bahwa tahap-tahap metode perencanaan selanjutnya
akan mengharuskan kelompok untuk berpencar ke dalam tim-tim kerja yang akan mereka
maksud.
• Pastikan bahwa ada paling tidak 2 orang dalam setiap tim kerja. Minta beberapa anggota
kelompok sebuah tim kerja untuk secara sukarela berpindah ke tim kerja lain yang jumlah
anggotanya lebih sedikit. Jangan membiarkan anggota kelompok mengajukan orang lain
ke kelompok tugas tertentu. Tapi mereka boleh meyakinkan peserta lain untuk masuk ke
dalam kelompok tugas tertentu. Ingat, bahwa semua harus dilakukan secara sukarela.
• Kalau masih ada kelompok tugas yang tidak ada anggotanya, tanya kembali kepada
kelompok untuk mempertimbangkan apakah kelompok tugas ini penting untuk kegiatan
yang direncanakan. Biasanya ini akan berhasil karena kelompok akan menemukan cara
memilih tugas-tugas kerjanya.

f. Tahap 6 – PENYUSUNAN JADWAL DAN PENUGASAN


• Bagilah anggota kelompok ke dalam tim kerja dengan menggunakan kartu-kartu ide yang
telah dibuat di workshop kegatan kunci.
• Instruksikanlah kepada tim kelompok tugas untuk menggunakan kartu-kartu ide dan
menyusun secara kronologis, mulai dari penyelesaian action plan sampai pada jadwal
tanggal kegiatan. Beritahukan kepada mereka bahwa mereka bebas untuk
menggabungkan ide-ide yang memiliki kesamaan dan untuk mencantumkan tugas-tugas
baru yang mereka rasa diperlukan untuk rencana tersebut.
• Mintalah mereka mengidentifikasi dan memilahkan kegiatan kunci ”perdana”; ”sedang
berjalan” dan ”pamungkas”.
• Setelah mereka memilahkan kegiatan ”perdana”; ”sedang berjalan” dan ”pamungkas”,
mulailah menyiapkan garis-garis kalender di depan.
• Setelah kegiatan kunci dipilah-pilah oleh tim kerja, tempatkan pada kalender yang telah
anda tempelkan di dinding.
• Mintalah satu wakil dari setiap tim kerja untuk melaporkan kalender kegiatan yang mereka
siapkan. Setelah semua tim kerja melapor, koordinasikan seluruh kegiatan kunci kepada
semua tim kerja.
• Secara pleno, mintalah kelompok untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan lain yang
belum teridentifikasi oleh kelompok, termasuk pertemuan koordinatif keseluruhan. Target
dan biaya mungkin juga bisa dicantumkan dalam kalender kegiatan.

g. Tahap 7 – MELAKUKAN REFLEKSI


Setelah kalender selesai, beri waktu pada kelompok untuk melihat kembali kalender dan
tanyakan pada mereka apakah dengan rencana yang sudah ada ini, kegiatan yang dimaksud
dapat diwujudkan. Pada tahap ini, ada baiknya untuk secara cepat melihat kembali indikator-
indikator lingkar keberhasilan dan tantangan-tantangan utama pada bagian ”kenyataan saat
ini”. Jika perlu berikan waktu kepada kelompok untuk mendiskusikan tahapan-tahapan
selanjutnya.
CONTOH PERENCANAAN (ACTION PLANNING)
Topik: Workshop Perencanaan (Action Planning) Damai
Tahapan 1 – Konteks

Gambaran Kegiatan Tujuan-tujuan Rasional:

Apa : Penyusunan rencana untuk Untuk melihat tahapan-


Sektor Kehutanan Dataran Tinggi tahapan kegiatan yang
Damai diperlukan selama setahun
Kapan : September 1996 sampai Agustus dalam program pengelolaan
1997 sumberdaya hutan/dataran
Dimana : Masyarakat tanah tinggi yang tinggi di Damai
ditargetkan di kota-kota pilihan di
Damai
Mengapa : Perlindungan dan pemeliharaan
sumber-sumber hutan yang
tersisa Tujuan-tujuan
Bagaimana : Melalui kolaborasi LGU-NGO/PO Eksperensial:
yang lebih fungsional dalam
pengelolaan sumberdaya hutan
berbasiskan masyarakat Untuk membuat Kelompok
Oleh Siapa : Unit pemerintah daerah, Kerja Teknis (TWG) merasa
bekerjasama dengan para bahwa mereka adalah
pemangku kepentingan utama bagian dari “Tim Lingkungan
dalam komunitas, misalnya; NGO Pemenang” (Winning
dan PO Environmental Team).

Tahapan 2

Lingkar Keberhasilan

• Kolaborasi Lingkungan
LGU-NGO-PO yang
lebih kuat

• Pengelolaan
sumber daya • Pemeliharaan
berdasarkan keanekaragaman
komunitas hayati

• 80% kota di Damai


yang memiliki
rencana-rencana
lingkungan yang
terintegrasi
Tahapan 3

KENYATAAN SAAT INI


Kenyataan Yang Ada
Kekuatan Kelemahan

Kekuatan Kelemahan Keuntungan Ancaman


• Kepemimpinan provinsi yang • Kelompok masyarakat yang
aktif dan dinamis mengabaikan proyek-proyek
• Transparansi para pemimpin lingkungan
• Komitmen personal para pelaku • Proyek-proyek yang tidak
• Kolaborasi NGO-NGA-PO terkoordinasi
• Staf terlatih dalam pengolahan • Data base yang tidak memadai
lingkungan • Kurangnya pelatihan tentang
lingkungan dan advokasi untuk
masyarakat

Keunggulan Hambatan
• Sumber-sumber hutan Damai • Kesepakatan mengenai air
yang kaya dan luas antara Damai-Sejahtera
• Peningkatan kualitas • Pertambangan ilegal
pengelolaan daerah resapan air • ”kaingin” yang tidak diketahui
• Peluang hidup untuk • penebangan pohon ilegal yang
Bohotanos berlanjut
• Potensi Eco-tourism • PP No.../20XX, menyatakan
• Damai sebagai penerima beberapa daerah resapan air
penghargaan “Going Pook” sebagai NIPAS
dalam bidang lingkungan hidup

Tahapan 4: Komitmen

Untuk secara efektif mengimplementasikan rencana-rencana lingkungan yang inovatif dan


KOMITMEN KAMI
berbasiskan masyarakat dalam periode satu tahun yang dirancang untuk menciptakan
kesadaran dan komitmen yang lebih tinggi diantara para pejabat dan staf Pemda, NGO/PO
mitra dan masyarakat untuk melindungi dan memelihara sumber-sumber hutan Damai yang
tersisa. 
Tahapan 5

Fokus Pertanyaan
Kelompok 
tugas 1

Apa kegiatan kunci yang perlu dilakukan kemitraan
Kelompok  LGU/NPO/PO di tahun yang akan datang untuk melindungi
tugas 2
 dan memelihara sumber-sumber hutan Damai?
Kelompok 
tugas 3


Ide-ide Kegiatan Kunci

Inventarisasi sumber Mengadakan kegiatan Membuat dan Mempromosikan Memperkuat koordinasi


daya terhadap info, pendidikan dan menegakkan Praktek-praktek dan kemitraan
Pengelolaan Sumber komunikasi kebijakan-kebijakan Pertanian yang Multisektoral
Daya Pesisir Berbasis ramah lingkungan berkesinambungan
Masyarakat (PSPBM) Membentuk Dewan
Pendidikan dan Membuat Membuat hutan Sumber Daya Alam dan
Rencana kerangka pelatihan mengenai kebijakan/peraturan/- mini setiap Lingkungan (DSAL)
kerja Pengelolaan lingkungan kebijakan tentang kecamatan pada tingkat kota
lingkungan untuk lingkungan
Damai Merencanakan Mempromosikan Mendorong
workshop pada tingkat Pemda penggunaan pupuk KesepakatanTriparlit
Inventarisasi flora dan pemerintah menandatanganin organik
fauna komitmen publik untuk Membangun
Dorongan informasi melindungi lingkungan Mengembangkan Konstituensi
Penilaian sumber yang kuat mdul untuk melatih
daya Mengorganisasikan para petani dalam Pertemuan-pertemuan
kelompok-kelompok pertanian yang konsultatif yang periodik
Membuat rencana Menyiapkan poster- lobby untuk reformasi berkesinambungan
PSPBM poster lingkungan Melembagakan badan-
Mengadopsi badan koordinasi
Mendorong pemda- pertanian tepi laut, lingkungan
Mengembangkan Mengatur kampanye pemda untuk GARAM
perangkat bagi kelompok/kota inti menyisihkan dana
inventarisasi sumber
daya
Tahapan 6
Kalender dan Tugas

Tugas Kegiatan 1996 Kuartal Kuartal 1997 Kuartal Kuartal Ke-3 Kemenangan Anggota
Ke-4 (Sep- Pertama Ke-2(Apr-Jun) (Jul-Agust) yang tercapai tim
Des) (Jan-Mar)
Mengadakan Eco-Caravan Workshop Membuat Mengembang Lakukan Poster/slogan Dian,
kegiatan keliling Damai pelatihan rencana kan materi kampanye info kampanye Joko,
Informasi Komunikasi komunikasi informasi dan kota lingkungan Baldi,
Pendidikan dan promosi ditempatkan Vera
Komunikasi per
kecamatan
Inventarisasi Mengdakan Membentuk Mengembang Melatih Pembuatan Presentasi Rudi,
Sumber daya workshop pengumpulan kan alat sekelompok data analisis tentang Indri,
terhadap perencanaan data dan tim untuk peneliti dan laporan rencana Mario,
PSPBM riset inventarisasi lingkungan PSPBM Yusi
dan penilaian berdasarkan
data
Membuat dan Menginventari Membuat Penyusunan Monitor Advokasi Semua Romi,
menegakkan sasi kebijakan daftar kebijakan pelaksanaan untuk kebijakan Edi,
Kebijakan- dan peraturan peraturan dan kebijakan reformasi lingkungan Londo
kebijakan lingkungan kebijakan kebijakan dipadukan
Ramah lahan tinggi lingkungan dan
Lingkungan yang ada yang dimiliki dilembagakan
pemda
Mempromosikan Modul Mengorganis Serangkaian Menyiapkan Lahan model Keberadaan Roni,
Praktek-praktek pelatihan asikan kelas training tanah setiap tanah Parto,
Pertanian yang tentang petani tentang pertanian kecamatan pertanian Nanang
Berkesinambun pertanian praktek contoh model
gan yang pertanian
berkesinambu yang
ngan berkesinamb
ungan
Memperkuat Mengorganisa Mengadakan Menyusun Memantapkan Workshop Rencana Alex,
Koordinasi dan sikan badan konsultasi daftar pembangunan action multisektoral Boy
Kemitraan multisektoral multisektoral kelompok komitmen dan Planning bagi
Multisektoral lingkungan konstituensi diterapkannya
yang aktif di manajemen
PSPBM hutan
ditempat

Tahapan 7

Pertanyaan-pertanyaan Refleksi
• Apa pendapat anda tentang rencana yang JUDUL
telah kita buat? Judul Judul Judul Judul Judul
• Apa pendapat Anda tentang kegiatan yang
    
perlu kita lanjutkan ini?
    
• Apa langkah-langkah kita selanjutnya?     
• Bagaimana kita akan menjalankannya?     
PETUNJUK PRAKTIS PENGGUNAAN METODE PERENCANAAN

Meskipun METODE PERENCANAAN awalnya kelihatan sulit, metode ini sangat layak untuk
dikuasai karena memberikan teknik yang membangkitkan semangat dan memberikan kepuasan
untuk mengajak kelompok menyelesaikan rencana kegiatan yang praktis, realistik dan dapat
dilakukan. Proses yang diperkenalkan dalam metode ini mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan
”Kemana kita pergi ?”; ”Dimana kita sekarang ?” dan ”Bagaimana kita bisa kesana ?”, tidak hanya
dengan membangun rasa kepemilikan dan keikutsertaan dalam rencana yang sedang
diformulasikan, tapi juga dalam membantu mengidentifikasi akuntabilitas dan tanggungjawab
bersama untuk keberhasilan pelaksanaannya. Yang paling penting adalah proses ini sangat
partisipatif dan ternyata para anggota kelompok malah secara sukarela membantu agar pekerjaan
ini selesai.

Anda mungkin juga menyukai