Reproduksi
Reproduksi
a) Penyebab menometroragie
b) patofisiologi
Schroder pada tahun 1915 ,setelah penelitian histopatologi pada uterus dan ovarium pada
waktu yang sama,menarik kesimpulan bahwa gangguan perdarahan yang dinamakan
metropatia hemoragika terjadi karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak
terjadi ovulasi dan pembentukan korpus luteum akibatnya terjadi hyperplasia endometrium
karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus.Penjelasan ini masih dapat
diterima untuk sebagian besar kasus-kasus perdarahan disfungsional.Akan tetapi penelitian
lain menunjukkan pula bahwa perdarahan disfungsional dapat ditemukan bersamaan dengan
berbagai jenis endometrium yakni endometrium atropik, hiperpastik, proliferatif,
sekretorik,dengan endometrium jenis nonsekresi merupakan bagian terbesar.Pembagian
endometrium jenis sekresi dan non sekresi penting artinya karena dengan demikian dapat
dibedakan perdarahan yang anovulator dari yang ovulator.Pada perdarahan disfungsional
yang ovulator gangguan dianggap berasal dari factor-faktor neuromuscular ,vasomotorik,atau
hematologik,sedangkan perdarahan anovulator biasanya dianggap bersumber pada gangguan
endokrin.
Gambaran Klinik
perdarahan anovulatoar
Biasanya dijumpai pada penderita dengan penyakit metabolik, penyakit
endokrin, penyakit darah, penyakit umum yang menahun, tumor ovarium.
Stimulasi dengan estrogen menyebabkan tumbuhnya endommetrium. Dengan
menurunnya kadar estrogen di bawah tingkat tertentu, timbul perdarahan yang
kadang-kadang bersifat siklis, kadang-kadang tidak teratur sama sekali.
Ilmu Kandungan .Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,DSOG. Edisi ke 3.1999,
Diagnosis
Anamnesis :
Ditanyakan mulainya perdarahan apakah didahului oleh siklus pendek atau panjang,
sifat perdarahan, lama perdarahan
Pada pemeriksaan umum perlu diperhatikan tanda-tanda yang menunjuk
kearah kemungkinan penyakit metabolic, penyakit endokrin dan penyakit menahun.
Pada pemeriksaan ginekologi : perlu dilhat apakah ada kelainan-kelainan
organic yang menyebabkan perdarahan abnormal ( polip, ulkus, tumor, KET ).
Ilmu Kandungan .Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,DSOG. Edisi ke 3.1999,
Penanganan
2). Dismenore
1. dismenore primer nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat genital
yang nyata/ tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya.
Terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih
oleh karena sklus haid pada bulan – bulan pertama setelah menarche umumnya
berjenis anovulator yang tidak disertai dengan rasa nyeri.
Sifat rasa nyeri: kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut
bawah,tetapi dapat menyebar kedaerah pinggang dan paha,mual, muntah, sakit
kepala, diare, iritabilitas.
- Etiologi:
Endometriosis
Fibroid
Adenomiosis
GeJaLa
nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah
dan tungkai.
Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul
yang terus menerus ada.
Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan
sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah.
PeNan9anaN
MIOMA
1) Definisi
Neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jiringan ikat ,disebut juga
leimioma,fibromioma,,atau fibroid.
2) Etiopatogenesis
www.medicastore.com
3) Klasifikasi
1. Mioma submukosa Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.
Jenis ini dijumpai 6,1% dari seluruh kasus mioma.Jenis ini sering memberikan keluhan
gangguan perdarahan. Mioma jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan
perdarahan, tetapi mioma submukosa, walaupun kecil sering memberikan keluhan gangguan
perdarahan.Mioma submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan kuretase,dengan
adanya benjolan waktu kuret, dikenal sebagai currete bump dan dengan pemeriksaan
histeroskopi dapat diketahui posisi tangkai tumor.Tumor jenis ini sering mengalami infeksi,
terutama pada mioma submukosa pedinkulata. Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis
mioma submukosa yang mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke
vagina, dikenal dengan nama mioma geburt atau mioma yang dilahirkan, yang mudah
mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada beberapa kasus, penderita akan mengalami
anemia dan sepsis karena proses di atas.
3. Mioma subserosa Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh di antara kedua
lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter.
4. Mioma intraligamenter Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain,
misalnya ke ligamentum atau omentum kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga
disebut wondering parasitis fibroid. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam
satu uterus. Mioma pada servik dapat menonjol ke dalam satu saluran servik sehingga ostium
uteri eksternum berbentuk bulan sabit.Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma
terdiri dari bekas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorie like
pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena
pertumbuhan.
www.medicastore.com
4) Manifestasi klinis
Kasus ini biasanya ditemukan scr kebetulan pd px ginekologis krn tumor ini tdk
mengganggu. Gejala yg ditimbulkan sangat tergantung pd tempat sarang myoma , besar
tumor, perubahan dan komplikasi yg terjadi.
Gejalanya yaitu:
1. perdarahan abnormal
ggn perdarahan yg terjadi umumnya: hipermenore, menoragia, dan dpt terjd
metroragia. Faktor yg menyebabkan perdarahan tsb:
Infertilitas dapat terjadi bila sarang mioma menutup menekan pars interstitial tuba, sedangkan
mioma submukosa memudahkan tjdnya abortus ok torsi rongga uterus.
5). Diagnosis
1. Pemeriksaan fisik
Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin uterus.Diagnosis mioma
uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang
lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari
uterus.
2. Temuan laboratorium
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan perdarahan uterus
yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadang-kadang mioma menghasilkan
eritropoeitin yang pada beberapa kasus menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara
polisitemia dengan penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioam terhadap ureter yang
menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan kemudian menginduksi pembentukan
eritropoetin ginjal.
3. Pemeriksaan penunjang
b. Hiteroskopi Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika
tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.
Histeroskopi
Laparoskopi panggul.
www.medicastore.com
6). Komplikasi
1) Degenerasi ganas
Kejadiannya 0,32-0,6% dr slrh myoma dan 50-75% dr slrh sarkoma uterus.
Ditemukan umumnya pada px histologi uterus yg telah diangkat. Kecurigaan akan
keganasan uterus apabila myoma uteri cpt membesar dan apabila terjd pembesaran
sarang myoma dlm menopause.
2) Torsi
Sarang myoma yg bertangkai dpt mengalami torsi ggn sirkulasi nekrosis syndrom
abdomen akut. Sarang myoma dpt mengalami infeksi dan nekrosis yg disebabkan oleh
ggn sirkulasi darahnya.
7). Penatalaksanaan
A. Konservatif
Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan, tetapi harus
diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma lebih besar dari kehamilan 10-12 minggu,
tumor yang berkembang cepat, terjadi torsi pada tangkai, perlu diambil tindakan operasi.
B. Terapi medikamentosa
Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan pertumbuhan mioma uterus
secara menetap belum tersedia padasaat ini. Terapi medikamentosa masih merupakan terapi
tambahan atau terapi pengganti sementara dari operatif. Preparat yang selalu digunakan untuk
terapi medikamentosa adalah analog GnRH, progesteron, danazol, gestrinon, tamoksifen,
goserelin, antiprostaglandin, agen-agen lain (gossipol,amantadine).
1. GnRH analog
Penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 penderita dengan mioma uteri yang diberikan
GnRHa leuprorelin asetat selam 6 bulan, ditemukan pengurangan volume uterus rata-rata
67% pada 90 wanita didapatkan pengecilan volume uterus sebesar 20% dan pada 35 wanita
ditemukan pengurangan volume mioma sebanyak 80%.Efek maksimal dari GnRHa baru
terlihat setelah 3 bulan dimana cara kerjanya menekan produksi estrogen dengan sangat kuat,
sehingga kadarnya dalam darah menyerupai kadar estrogen wanita usia menopause. Setiap
mioma uteri memberikan hasil yang berbeda-beda terhadap pemberian GnRHa.
Mioma submukosa dan mioma intramural merupakan mioma uteri yang paling rensponsif
terhadap pemberian GnRH ini. Keuntungan pemberian pengobatan medikamentosa dengan
GnRHa adalah:
4. Tidak diperlukan insisi yang luas pada uterus saat pengangkatan mioma
2. Progesteron
Merupakan progesteron sintetik yang berasal dari testosteron. Dosis substansial didapatkan
hanya menyebabkan pengurangan volume uterus sebesar 20-25% dimana diperoleh fakta
bahwa danazol memiliki substansi androgenik. Tamaya, dkk melaporkan reseptor androgen
4. Gestrinon
Merupakan suatu trienik 19-nonsteroid sintetik, juga dikenal dengan R 2323 yang terbukti
efektif dalam mengobati endometriosis.
5. Tamoksifen
6. Goserelin
Merupakan suatu GnRH agonis, dimana ikatan reseptornya terhadap jaringan sangat kuat,
sehingga kadarnya dalam darah berada cukup lama. Pada pemberian goserelin dapat
mengurangi setengah ukuran mioma uteri dan dapat menghilangkan gejala menoragia dan
nyeri pelvis. Pada wanita premenopause dengan mioma uteri, pengobatan jangka panjang
dapat menjadi alternatif tindakan histerektomi terutama menjelang menopause. Pemberian
goserelin 400 mikrogram 3 kali sehari semprot hidung sama efektifnya dengan pemberian
500 mikrogram sehari sekali dengan cara pemberian injeksi subkutan.
Untuk pengobatanmioma uteri, dimana kadar estradiol kurang signifikan disupresi selama
pemberian goserelin dan pasien sedikit mengeluh efek samping berupa keringat dingin.
Pemberian dosis yang sesuai, agar dapat menstimulasi estrogen tanpa tumbuh mioma kembali
atau berulangnya peredaran abnormal sulit diterima. Peneliti mengevaluasi efek pengobatan
dengan formulasi depot bulanan goserelin dikombinasi dengan HRT (estrogen konjugasi 0,3
mg) dan medroksiprogesteron asetat 5 mg pada pasien mioma uteri parameter yang diteliti
adalah volumemioma uteri, keluhan pasien, corak perdarahan kandungan mineral, dan fraksi
kolesterol. Kadar HDL kolesterol meningkat selama pengobatan, sedangkan plasma
trigliserid meningkat selama pemberian terapi.
7. Antiprostaglandin
Dapat mengurangi perdarahan yang berlebihan pada wanita dengan menoragia, dan hal ini
beralasan untuk diterima atau mungkin efektif untuk menoragia yang diinduksi oleh mioma
uteri.
www.medicastore.com
Kebanyakan kasus fibroid tidak memerlukan pengobatan, tetapi penderita harus menjalani
pemeriksaan rutin setiap 6-12 bulan. Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada
beratnya gejala, usia penderita, status kehamilan, rencana kehamilan pada masa yang
akan datang, kesehatan menyeluruh dan karakteristik fibroid.
Obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen atau naproxen) diberikan untuk
mengatasi kram perut bagian bawah atau nyeri selama menstruasi.
Pada penderita yang mengalami perdarahan menstruasi yang hebat bisa diberikan zat besi
untuk membantu mencegah terjadinya anemia.
Cara tersebut biasanya diterapkan pada wanita yang belum masuk masa menopause.
Miomektomi (pengangkatan mioma) biasanya merupakan pilihan bagi penderita yang
belum mengalami menopause dan memiliki rencana untuk hamil lagi karena biasanya
kesuburan tetap terjaga. Miomektomi dilakukan jika ukurannya terus membesar atau
menyebabkan gejala yang tidak dapat ditolerir oleh penderita.
Keuntungan lain dari miomektomi adalah bisa mengurangi nyeri atau perdarahan hebat.
Beberapa bulan sebelum menjalani pembedahan, diberikan hormon untuk memperkecil
ukuran fibroid. Pembedahan tidak boleh dilakukan selama kehamilan karena bisa
menyebabkan keguguran dan kehilangan darah yang banyak.
Histerektomi (pengangkatan seluruh rahim) dilakukan jika:
- perdarahan menstruasi sangat berat
- nyeri hebat
8). Prognosis
Rekurensi setelah miomektomi terdapat pada 15-40% penderita dan 2/3 nya memerlukan
pembedahan lagi.
Endometriosis
DEFINISI
Biasanya endometriosis terbatas pada lapisan rongga perut atau permukaan organ perut.
Endometrium yang salah tempat ini biasanya melekat pada ovarium (indung telur) dan
ligamen penyokong rahim.
Endometrium juga bisa melekat pada lapisan luar usus halus dan usus besar, ureter (saluran
yang menghubungan ginjal dengan kandung kemih), kandung kemih, vagina, jaringan parut
di dalam perut atau lapisan rongga dada.
Kadang jaringan endometrium tumbuh di dalam paru-paru.
Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak
perempuan, saudara perempuan).
Faktor lain yang meningkatkan resiko terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim yang
abnormal, melahirkan pertama kali pada usia diatas 30 tahun dan kulit putih.
Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10-15% wanita subur yang berusia 25-44 tahun, 25-
50% wanita mandul dan bisa juga terjadi pada usia remaja.
Endometriosis yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena menghalangi jalannya sel
telur dari ovarium ke rahim.
PENYEBAB
Setiap bulan ovarium menghasilkan hormon yang merangsang sel-sel pada lapisan rahim untuk
membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan).
Endometriosis juga memberikan respon yang sama terhadap sinyal ini, tetapi mereka tidak mampu
memisahkan dirinya dari jaringan dan terlepas selama menstruasi. Kadang terjadi perdarahan ringan
tetapi akan segera membaik dan kembali dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya.
Proses yang berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan jaringan parut dan
perlengketan di dalam tuba dan ovarium, serta di sekitar fimbrie tuba. Perlengketan ini bisa
menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium ke dalam tuba falopii terganggu atau tidak terlaksana.
Selain itu, perlengketan juga bisa menyebabkan terhalangnya perjalanan sel telur yang telah dibuahi
menuju ke rahim.
GEJALA
Endometriosis bisa menyebabkan:
Kemandulan
Jaringan endometrium yang melekat pada usus besar atau kandung kemih bisa menyebabkan
pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar, perdarahan melalui rektum selama menstruasi
atau nyeri perut bagian bawah ketika berkemih.
Jaringan endometrium yang melekat pada ovarium atau struktur di sekitar ovarium bisa membentuk
massa yang terisi darah (endometrioma).
Kadang endometrioma pecah dan menyebabkan nyeri perut tajam yang timbul secara tiba-tiba.
DIAGNOSA
Laparoskopi
Biopsi endometrium
USG rahim
Barium enema
PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia penderita dan beratnya
penyakit.
Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan pembedahan. Endometriosis
diangkat sebanyak mungkin, yang seringkali dilakukan pada prosedur laparoskopi.
Pembedahan biasanya dilakukan pada kasus berikut:
- bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari 3,8-5 cm
- perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul
- jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba
- jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat, yang tidak
dapat diatasi dengan obat-obatan.
Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakan elektrokauter atau sinar laser.
Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara, karena endometriosis sering
berulang.
CA SERVIKS
Definisi
Merupakan tumor ganas pada serviks yang menyerang pada wanita
berussia 30 – 60 th, dimana terbanyak usia 45 – 50 tahun
Ilmu Kandungan , Ybp-Sp, Prof. Dr. Dr. Hanifa Wignjosastro, Sp.Og
Etiologi dan Factor resiko
Sebab langsung belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang
berhubungan dengan faktor ekstrinsik, diantaranya :
- Gadis yang coitus pertama kali pada usia muda (<16 tahun)
- Paritas tinggi
- Jarak persalinan terlalu dekat
- Golongan sosial ekonomi rendah higiens seks jelek
- Berganti-ganti pasangan
- Wanita yang mengalami infeksi HPV tipe 16 dan 18
- Kebiasaan merokok
Ilmu Kandungan , Ybp-Sp, Prof. Dr. Dr. Hanifa Wignjosastro, Sp.Og
Patogenesis
Gambaran Klinis
- Keputihan gejala yang paling sering ditemukan, dimana
makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis
- Perdarahan kontak dialami segera sehabis senggama
- Perdarahan spontan akibat terbukanya pembuluh darah,
dimana makin lama akan makin sering. Umumnya terjadi pada
tingkat klinik yang lebih lanjut (II / III)
- Anemia akibat PPV yang berulang
- Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf
- Sebelum tingkat akhir penderita meninggal akibat
perdarahan eksesif, kegagalan faal ginjal akibat infiltrasi tumor ke
ureter sebelum memasuki VU, obstruksi total
Ilmu Kandungan , Ybp-Sp, Prof. Dr. Dr. Hanifa Wignjosastro, Sp.Og
Diagnosis
• Anamnesa cari predisposisi. Keluhan PUA, fluor berbau
busuk,post coital bleeding
• VT,fl+/fl+,posrsio rapuh,infiltrat +
• BNO/IVP,sistoskopi/rektoskopi,Ctscan,MRI
• Biopsi PA
• Deteksi dini : IVA,paps tes,uji HPV,kolposkopi
Kuliah Integrasi dr. Sutrisno, SpOG
Penatalaksanaan
• Lesi prakanker disebut pula CIN (Cervical Intra epiteleal
Neoplasia), sbg awal perubahan kars serviks, dimulai CIN I,CIN
II,CIN III. Adanya kemungkinan regresi spontan, ataupun lesi
persisten memungkinkan lesi tsb berlanjut / tidak. Cara sederhana
yang dianjurkan WHO dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual
Asam asetat), dapat dipakai sbg cara deteksi awal, untuk segera
diberikan terapi. IVA + bila didapat gambaran white zonepada
permukaan serviks.
• IVA (-) ulang pemeriksaan setelah 3 th
• IVA (+) cryotherapy atau kolposkopi biopsi, dilanjut konisasi
• IVA suspek kanker kolposkopi biopsi PA
• Terapi stadium awal (stad IB 1, IIA) lesi 4 cm KU pasien
memungkinkan OP Hist,Radikal KU tidak memungkinkan
radioterapi
• Stadium IIB dst radio terapi.
Kuliah Integrasi dr. Sutrisno, SpOG