Indonesia
Rifa Nadia Nurfuadah, Jurnalis · Senin 15 Desember 2014 06:31 WIB
Share on Facebook
Share on Twitter
whatsapp
Share on mail
copy link
Share on Facebook
Share on Twitter
whatsapp
Share on mail
copy link
0TOTAL SHARE
AAA
0 Komentar
Dikutip dari laman Ditjen Dikti Kemendikbud, Senin (15/12/2014), perubahan kurikulum itu
terjadi pada 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004, 2006 dan 2013.
Perubahan ini sendiri merupakan keniscayaan sebagai konsekuensi perubahan zaman. Faktor-
faktor yang memengaruhi perubahan tersebut berasal dari internal Indonesia seperti sistem
politik, sosial budaya, ekonomi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Selain itu,
faktor eksternal seperti tingkat daya saing antarnegara juga turut menentukan arah kurikulum
pendidikan nasional.
Secara sederhana, periode 1947-1968 merupakan masa Kurikulum Rencana Pelajaran. Pada
masa ini, pemerintah Indonesia yang baru lahir berupaya mengembalikan arah pendidikan
yang berorientasi kolonial menjadi pendidikan sesuai kepentingan nasional.
Periode berikutnya, adalah 2004-2006. Dua kurikulum yang berlaku adalah Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KBK
sendiri disusun untuk memenuhi pencapaian penguasaan keterampilan (skill) siswa untuk
bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang. Sedangkan melalui KTSP,
sekolah dapat mengembangkan kurikulum pendidikan sesuai dengan kapasitas masing-
masing, dengan mengacu pada standar isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
KTSP digantikan dengan Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter. Dikutip dari
kurikulum2013.org ini merupakan kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan
pendidikan berkarakter. Siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan
presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi