Anda di halaman 1dari 16

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Motor Bensin


Motor bensin dapat juga disebut sebagai motor otto. Motor tersebut
dilengkapi dengan busi dan karburator. Busi menghasilkan loncatan bunga api
listrik yang membakar campuran bahan bakar dan udara karena motor ini
cenderung disebut spark ignition engine Pembakaran bahan bakar dengan udara ini
menghasilkan daya. Di dalam siklus otto (siklus ideal) pembakaran tersebut
dimisalkan sebagai pemasukan panas pada volume konstanta (Wiranto
Arismunandar, 2002).

2.1.1 Prinsip Dasar Motor Bensin

Motor bensin merupakan suatu motor yang menghasilkan tenaga dari


proses pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar. Karena pembakaran ini
berlangsung di dalam ruang bakar maka motor ini dikatagorikan pesawat
kalor dengan pembakaran dalam (Iternal Combustion Engine).
Motor bensin dilengkapi dengan busi dan karburator. Karburator dalam
motor bensin merupakan suatu tempat pencampuran bahan bakar dan udara
agar tejadi campuran berbentuk gas supaya dapat terbakar oleh percikan bunga
api busi dalam ruang bakar. Setelah pencampuran udara dan bahan bakar
berbetuk gas kemudian campuran tersebut dari karburator dihisap ke dalam
ruang bakar melalui katup masuk. Kemudian di dalam ruang bakar loncatan
bunga api listrik dari busi menjelang akhir langkah kompresi membakar
campuran tersebut sehingga terjadilah pembakaran yang kemudian menghasilkan
daya motor. Tapi saat ini sudah ada motor bensin yang menggunakan injektor
sebagai pengganti karburator.
Pada motor bensin seperti ini, bahan bakar disemprotkan langsung ke
dalam ruang bakar, tanpa melalui pencampuran bahan bakar dan udara pada
karburator. Jadi dengan sistem injektor pemakaian bahan bakar menjadi lebih
efisien dan pembakaran lebih sempurna. Karena pada sistem ini bahan bakar

1
dikabutkan langsung ke ruang bakar, jadi kemungkinan bahan bakar terbuang
lebih sedikit.
Motor bensin dibedakan menjadi dua jenis yaitu motor bensin 4 langkah
dan motor bensin 2 langkah. Motor bensin 2 langkah adalah motor bensin
yang memerlukan 2 kali langkah torak (piston) atau 1 kali putaran poros
engkol untuk menghasilkan 1 kali pembakaran dan 1 kali langkah kerja.
Sedangkan motor bensin 4 langkah adalah motor bensin yang memerlukan 4
kali langkah torak atau 2 kali putaran poros engkol untuk menghasilkan 1
pembakaran dan 1 langkah kerja. Siklus kerja 4 langkah ini ditemukan pertama kali
oleh seorang ilmuan Jerman bernama Nicholas August Otto pada tahun 1876.

2.1.2 Siklus Otto

Pada siklus otto atau siklus volume konstan proses pembakaran terjadi
pada volume konstan, sedangkan siklus otto tersebut ada yang berlangsung
dengan 4 (empat) langkah atau 2 (dua) langkah. Untuk mesin 4 (empat)
langkah siklus kerja terjadi dengan 4 (empat) langkah piston atau 2 (dua) poros
engkol. Adapun langkah dalam siklus otto yaitu gerakan piston dari titik puncak

Gambar 2. 1. Diagram P-V dan T-S siklus otto (Cengel & Boles, 1994 : 458)

(TMA=titik mati atas) ke posisi bawah (TMB=titik mati bawah) dalam silinder.

Proses siklus otto sebagai berikut:


 Proses 1-2 : proses kompresi Isentropic (adiabatic reversible) dimana
piston bergerak menuju (TMA=titik mati atas) mengkompresikan udara sampai
volume clearance sehingga tekanan dan temperatur udara naik.

2
 Proses 2-3 : pemasukan kalor konstan, piston sesaat pada (TMA=titik mati
atas) bersamaan kalor suplai dari sekelilingnya serta tekanan dan temperatur
meningkat hingga nilai maksimum dalam siklus.
 Proses 3-4 : proses isentropik udara panas dengan tekanan tinggi
mendorong piston turun menuju (TMB=titik mati bawah), energi dilepaskan
disekeliling berupa internal energi.
 Proses 4-1 : proses pelepasan kalor pada volume konstan piston sesaat pada
(TMB=titik mati bawah) dengan mentransfer kalor ke sekeliling dan kembali
melangkah pada titik awal.

2.2 Prinsip Kerja Motor Bensin 4 Langkah


Prinsip kerja motor bensin 4 langkah adalah bila 1 kali proses pembakaran
terjadi pada setiap 4 langkah gerakan piston atau 2 kali putaran poros engkol.
Dengan anggapan bahwa katup masuk dan katup buang terbuka tepat pada waktu
piston berada pada TMA dan TMB, maka siklus motor 4 langkah dapat diterangkan
sebagai berikut:
a) Langkah Hisap
Piston bergerak dari TMA ke TMB. Pada ruangan di atas piston terjadi
pembesaran volume yang menyebabkan tekanan menjadi kurang. Tekanan
kurang tersebut mengakibatkan terjadinya hisapan terhadap campuran udara
bahan bakar dari karburator. Keadaan katup masuk terbuka dan katup buang
tertutup.
b) Langkah Kompresi
Piston bergerak dari TMB ke TMA mengadakan kompresi terhadap
campuran udara bahan bakar yang baru masuk pada langkah pengisian.
Tekanan dan temperatur menjadi naik sedemikian rupa sehingga campuran
bahan bakar udara berada dalam keadaan yang mudah sekali untuk terbakar.
Sebelum langkah kompresi berakhir maka busi mengadakan pembakaran kedua
katup tertutup.
c) Langkah Usaha
Akibat adanya pembakaran maka pada ruang bakar terjadi panas dan
pemuaian yang tiba-tiba. Pemuaian tersebut mendorong piston untuk bergerak

3
dari TMA ke TMB. Kedua katup masih dalam keadaan tertutup rapat sehingga
seluruh tenaga panas mendorong pistonuntuk bergerak.
d) Langkah Buang
Pada langkah buang ini katup masuk tertutup sedangkan katup buang
terbuka. Piston bergerak dari TMB menuju TMA mendesak gas sisi
pembakaran keluar melalui katup buang dan saluran buang (exhaust manifold)
menuju atmosfer.

Gambar 2. 2. Prinsip kerja motor 4 (empat) langkah (Wiranto Arismunandar, 2002 )

2.3 Proses Pembakaran


Secara umum pembakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia atau reaksi
persenyawaan bahan bakar oksigen (O2) sebagai oksidan dengan temperaturnya
lebih besar dari titik nyala. Mekanisme pembakarannya sangat dipengaruhi oleh
keadaan dari keseluruhan proses pembakaran dimana atom-atom dari komponen
yang dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat membentuk produk yang berupa
gas.
Untuk memperoleh daya maksimum dari suatu operasi hendaknya
komposisi gas pembakaran dari silinder (komposisi gas hasil pembakaran) dibuat
seideal mungkin sehingga tekanan gas hasil pembakaran bisa maksimal menekan
torak dan mengurangi terjadinya detonasi. Komposisi bahan bakar dan udara dalam

4
silinder akan menentukan kualitas pembakaran dan akan berpengaruh terhadap
performancemesin dan emisi gas buang.
Sebagaimana telah kita ketahui sebagai bahan bakar motor bensin terutama
yang mengandung unsur-unsur karbon dan hidrogen yang dikenal dengan teori
mengenai pembakaran hidrogen tersebut.
a. Hidrokarbon terbakar bersama-sama dengan oksigen sebelum karbon
bergabung dengan oksigen.
b. Karbon terbakar lebih dahulu daripada hidrogen.
c. Senyawa hidrokarbon terlebih dahulu bergabung dengan oksigen dan
membentuk senyawa (hidrolisasi) yang kemudian dipecah secara terbakar.

Dalam pembakaran hidrokarbon yang biasa tidak akan terjadi gejala apabila
memungkinkan untuk proses hidrolisasi. Hal ini hanya akan terjadi bila
pencampuran pendahuluan antara bahan bakar dengan udara mempunyai waktu
yang cukup sehingga memungkinkan masuknya oksigen ke dalam molekul
hidrokarbon.
Bila oksigen dan hidrokarbon tidak bercampur dengan baik maka terjadi
proses cracking dimana pada nyala akan timbul asap. Pembakaran semacam ini
disebut pembakaran tidak sempurna. Ada 2 kemungkinan yang terjadi pada
pembakaran mesin berbensin, yaitu:
a. Pembakaran normal (sempurna), dimana bahan bakar dapat terbakar
seluruhnya pada saat dan keadaan yang dikehendaki. Mekanisme pembakaran
normal dalam motor bensin dimulai pada saat terjadinya loncatan api busi.
Selanjutnya api membakar gas yang berada disekelilingnya dan menjalar ke seluruh
bagian sampai semua partikel gas terbakar habis.
b. Pembakaran tidak sempurna (tidak normal), dimana sebagian bahan bakar
tidak ikut terbakar atau tidak terbakar bersama-sama pada saat dan keadaan yang
dikehendaki. Pada pembakaran tidak sempurna terjadi 2 peristiwa, yaitu knocking
(ketukan) dan pre-ignition.

5
2.4 Detonasi Pada Motor Bensin
Dalam keadaan tertentu maka pembakaran dalam silinder motor dapat
terjadi kenaikan yang sangat cepat dan kuat sehingga diluar terdengar suara
”knocking”. Kejadian inilah yang biasa disebut dengan detonasi akibat gelombang
detonasi yang ada dalam silinder, hingga didalamnya naik lebih cepat hingga 40
kg/cm tiap 0,001 detik
Detonasi ini dapat terjadi pada semua jenis motor bakar. Sifatnya sangat
merugikan, karena:
1. Mengurangi rendemen motor, sebab lebih banyak panas yang diserahkan
pada dinding silinder dari pada yang diubah menjadi usaha.
2. Mengakibatkan retak pada torak, batang dan komponen yang lain.
3. Mengakibatkan pembakaran yang terlampau pagi.

Pada motor bensin terdapat 2 (dua) macam detonasi :

1. Detonasi karena campuran bahan bakar sudah menyala sebelum busi


mengeluarkan bunga api. Hal ini disebabkan karena kotoran-kotoran yang
tertimbun dan menyala terus menerus. Jadi untuk menghilangkan detonasi, motor
bensin perlu dibersihkan secara rutin, perbaikan pada sisitem pendingin.
2. Detonasi yang timbul karena kecepatan pembakaran bahan bakar disekitar
busi, termampat olehnya sehingga terbakar dengan sendirinya meskipun
pembakaran didahului oleh nyala api busi, tetapi untuk pembakaran yang sempurna
dibutuhkan gerakan nyala api yang teratur dimulai dari busi.

2.5 Bahan Bakar


Bahan bakar (fuel) adalah segala sesuatu yang dapat dibakar misalnya
kertas, kain, batu bara, minyak tanah, dan bensin. Untuk melalukan pembakaran
diperlukan 3 (tiga) unsur, yaitu (Wiranto Arismunandar, 2002):
1. Bahan bakar.
2. Udara.
3. Suhu untuk memulai pembakaran.

6
Panas atau kalor yang timbul karena pembakaran bahan bakar tersebut
disebut hasil pembakaran atau nilai kalor (heating value). Ada 3 (tiga) jenis bahan
bakar, yaitu:

1. Bahan bakar padat.


2. Bahan bakar cair.
3. Bahan bakar gas

Kriteria utama yang harus dipenuhi bahan bakar yang akan digunakan
dalam motor bakar adalah sebagai berikut:

1. Proses pembakaran bahan bakar dalam silinder harus secepat mungkin dan
panas yang dihasilkan harus tinggi.
2. Bahan bakar yang digunakan harus tidak meninggalkan endapan atau
deposit setelah pembakaran karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding
silinder.
3. Gas sisa pembakaran harus tidak berbahaya pada saat dilepas ke atmosfer.

2.5.1 Bahan Bakar Bensin (Premium)


Premium berasal dari bensin yang merupakan salah satu fraksi dari
penyulingan minyak bumi yang diberi zat tambahan atau aditif, yaitu Tetra Ethyl
Lead (TEL). Premuim mempunyai rumus empiris Ethyl Benzena (𝐶8 𝐻18 ).
Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan
bermotor bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dll. Bahan bakar ini juga
sering disebut motor gasoline atau petrol dengan angka oktan adalah 88, dan
mempunyai titik didih 300C-2000C. Adapun rumus kimia untuk pembakaran pada
bensin premium adalah sebagai berikut:

2 𝐶8 𝐻18 + 25 𝑂2 → 16 𝐶𝑂2 + 18 𝐻2 𝑂 (2.1)

Pembakaran di atas diasumsikan semua bensin terbakar dengan sempurna.


Komposisi bahan bakar bensin, yaitu:
1. Bensin (gasoline) 2 𝐶8 𝐻18

7
2. Berat jenis bensin 0,65-0,75.
3. Pada suhu 400˚ bensin menguap 30-65%.
4. Pada suhu 1000˚ bensin menguap 80-90%

(Sumber: Encyclopedia Of Chemical Technologi, Third Edition, 1981: 399)

2.5.2 LNG (Liquefied Natural Gas)


LNG (Liquefied Natural Gas) adalah gas alam yang dicairkan dengan cara
didinginkan sampai mencapai suhu -160°C dengan tekanan atmosferik, maka akan
dihasilkan gas dalam bentuk cair. Proses semacam ini disebut dengan pencairan gas
bumi (Natural Gas Liquefaction). Gas alam cair memiliki volume 1/600 kali dari
keadaan sebelum dicairkan. Komposisi LNG pada umumnya terdiri dari 85-90%
mol metana ditambah etana dan sebagian kecil propane, butane, dan nitrogen.
Komposisi yang LNG yang sebenarnya tergantung dari sumber gas dan teknologi
pemrosesannya.
Nilai oktan LNG lebih tinggi dibandingkan gasoline. Dengan tingginya nilai
oktan tersebut maka pada rasio kompresi yang lebih tinggi tidak akan terjadi
knocking pada motor. Keunggulan LNG ditinjau dari proses pembakarannya di
dalam ruang bakar adalah karena LNG memiliki perbandingan atom karbon
terhadap atom hidrogen yang rendah, sehingga pembakaran menjadi lebih
sempurna.
Mengingat LNG sudah berada pada fase gas, maka dengan mudah dapat
bercampur dengan udara dalam ruang bakar, sehingga oksigen dapat dengan mudah
bergabung dengan karbon dan memberikan reaksi pembentukan 𝐶𝑂2 bukan CO.
Disamping itu karena jumlah atom karbon molekul LNG lebih sedikit dibandingkan
BBM, maka CO yang terbentuk dari proses pembakaran juga lebih sedikit. Adapun
proses pembakaran dari LNG adalah sebagai berikut:

𝐶𝐻4 + 2 𝑂2 → 𝐶𝑂2 + 2 𝐻2 𝑂 (2.2)

LNG merupakan bentuk energi yang mudah untuk ditransportasikan.LNG


dapat dihasilkan dengan berbagai cara diantaranya yaitu:

8
 Ekstraksi menggunakan NRU/LNG cold box.
 Penambahan unit purifikasi dan liquefaction pada sistem cryogenic NGL
plant.
 Penambahan unit power liquefier.
 Stasiun penurun tekanan (pressure letdown) pada jalur pipa transmisi gas.
 Menggunakan Nitrogen cair sebagai unit pendinginan.

Tabel 2.1 Komposisi dan Spesifikasi LNG (sumber Jurnal Reza sukaharja, FT UI, 2009)

Komposisi Low (%) High (%)


80 99
Methane (𝐶1 )
Ethane (𝐶2 ) <1 17
Propane (𝐶3 ) 0.1 5
Butane (𝐶4 ) 0.1 2
Pentane+ (𝐶5 +) – <1
Nitrogen (𝑁2 ) 0 1
Nilai Kalori 1000 –1160 BTU/SCF
Berat Jenis 0,45 –0,47 g/cc
1 MTPA LNG ≈ 135 –140 MMSCFD gas alam

LNG memilki kandungan energi per volume lebih besar dibandingkan


dengan jenis bahan bakar lain yang bersumber dari gas hidrokarbon, berikut
beberapa bahan bakar dari minyak bumi. Tabel 2.2 berikut memeperlihatkan
densitas energi persatuan volume dari beberapa bentuk energi;

9
Tabel 2.2 Kandungan Kalor Dari Beberapa JenisBahan Bakar (sumber Jurnal Reza
sukaharja, FT UI, 2009)

Bahan Bakar MJ/lt MJ/Kg


Methane 0.035 50.0
Gaseus Methane @248 bar, CNG 8.7 50.0
Liquid Methane @-1620C,LNG 21.6 50.0
LPG 24.4 48
Gasoline 32.7 42.5
Diesel 32.7 42.5

2.5.3 Angka Oktan


Angka Oktan adalah suatu bilangan yang menunjukkan sifat anti ketukan
(denotasi). Dengan kata lain, makin tinggi angka oktan maka semakin berkurang
kemungkinan untuk terjadinya denotasi (knocking). Dengan berkurangnya
intensitas untuk berdenotasi, maka campuran bahan bakar dan udara yang
dikompresikan oleh torak menjadi lebih baik sehingga tenaga motor akan lebih
besar dan pemakaian bahan bakar menjadi lebih hemat.
Cara menentukan angka oktan bahan bakar ialah dengan mengadakan suatu
perbandingan bahan bakar tertentu dengan bahan bakar standar. Yaitu dengan
menggunakan mesin CFR (Coordination Fuel Research). Mesin CFR merupakan
sebuah mesin silinder tunggal dengan perbandingan kompresi yang dapat diukur
dari sekitar 4:1 sampai dengan 14:1. Terdapat dua metode dasar yang umum
digunakan yaitu research method mengunakan mesin motor CFR F-1, yang
hasilnya disebut dengan Research Octane Number (RON) dan motor method yang
menggunakan mesin motor CFR F-2 dimana hasilnya disebut dengan Motor Octane
Number (MON). Research method menghasilkan gejala ketukan lebih rendah
dibandingkan motor research.
Untuk menentukan nilai oktan, ditetapkan dua jenis senyawa sebagai
pembanding yaitu “isooktana” dan n-haptana. Kedua senyawa ini adalah dua
diantara macam banyak senyawa yang terdapat dalam bensin. Isooktana
menghasilkan ketukan paling sedikit, diberi nilai oktan 100, sedangakan n-heptana
menghasilkan ketukan paling banyak, diberi nilai oktan 0. Suatu campuran yang

10
terdiri 80 % isooktana dan 20% n-heptana mempunyai nilai oktan sebesar (80/100
x 100) + (20/100 x 0) = 80.
Besar angka oktan bahan bakar tergantung pada presentase isooktana
(𝐶7 𝐻18 ) dan normal heptana (𝐶7 𝐻16 ) yang terkandung didalamnya. Sebagai
pembanding, bahan bakar yang sangat mudah berdenotasi adalah normal heptana
(𝐶7 𝐻16 ) sedang yang sukar berdenotasi adalah isooktana (𝐶7 𝐻18 ).
Bensin yang cenderung kearah sifat normal heptana disebut bensin dengan
nilai oktan rendah (angka oktan rendah) karena mudah berdenotasi, sebaliknya
bahan bakar yang lebih cenderung kearah sifat isooktana dikatakan bensin dengan
nilai oktan tinggi atau lebih sukar berdenotasi. Misalnya suatu bensin mempunyai
angka oktan 90 akan lebih sukar berdenotasi daripada bensin beroktan 70. Jadi
kecenderungan bensin untuk berdenotasi dinilai dari angka oktannya. Isooktana
murni diberi indeks 100, sedangkan normal heptana murni diberi indeks 0. Dengan
demikian jika suatu bensin memiliki angka oktan 90 berarti bensin tersebut
cenderung berdenotasi sama dengan campuran yang terdiri atas 90% volume
isooktana dan 10% volume normal heptana. Nilai oktan yang harus dimiliki oleh
bahan bakar ditampilkan dalam tabel 2.1. berikut:

Tabel 2.3. NilaiOktan Gasolin Indonesia

No Jenis Angka Oktan Minimum


1 Premium 88 88
2 Pertalite 90
3 Pertamax 92
4 Pertamax Turbo 98
5 Bensol 98

2.6 Proses Pembakaran Pada Motor Bensin


Pembakaran adalah merupakan suatu proses secara kimiawi yang
berlangsung dengan cepat antara oksigen (𝑂2) dengan unsur yang mudah terbakar

11
dari bahan bakar pada suhu dan tekanan tertentu. Unsur-unsur yang penting di
dalam bahan bakar yaitu, karbon, hidrogen dan sulfur. Pada umumnya udara terdiri
dari dua komponen utama yaitu oksigen dan nitrogen.

Tabel 2.4 Komposisi Oksigen dan Nitrogen pada volume udara kering.

Unsur Persentasi Volume (%) Persentasi Berat (%)


Oksigen (𝑂2) 20,99 23,15
Nitrogen (𝑁2 ) 78,03 76,85
Lain-lain 0,98 0

Di dalam suatu pembakaran, energi kimia diubah menjadi energi panas


dimana pada setiap terjadi pembakaran akan selalu menghasilkan gas buang yang
meliputi komponen-komponen gas buang antara lain: 𝐶𝑂2 , 𝑁𝑂𝑥 , 𝐻2 𝑂, 𝑆𝑂𝑥 , dan
CO. Proses pembakaran menghasilkan perubahan energi bahan bakar menjadi
tenaga gerak, perubahan energi bersumber dari hasil pembakaran bahan bakar.
Dalam pembakaran bahan bakar premium yang sempurna secara teoritis, reaksi
pembakaran adalah sebagai berikut:

𝐶8 𝐻18 + 12,5𝑂2 → 8𝐶𝑂2 + 9𝐻2 𝑂 + E (2.3)

Tetapi dalam prakteknya, udara mengandung ± 21% 𝑂2 dan ± 79% 𝑁2 . Serta


pembakaran yang 100 % sempurna hanya didapat dalam laboratorium. Sehingga
dalam prakteknya pembakaran akan berlangsung:

𝐶8 𝐻18 + 12,5 (𝑂2+ 79/21𝑁2 ) → 8 𝐶𝑂2 + 9 𝐻2 𝑂 + 12,5 (79/21𝑁2 ) + E (2.4)

Jadi untuk pembakaran 1 mol bahan bakar memerlukan udara pembakaran


(12,5) mol udara, serta menghasilkan 8 mol 𝐶𝑂2, 9 mol 𝐻2 𝑂, 12,5 (79/21) mol 𝑁2
dan Energi.
Dalam pembakaran bahan bakar LNG yang sempurna secara teoritis, reaksi
pembakaran adalah sebagai berikut:

12
𝐶𝐻4 + 2 𝑂2 → 𝐶𝑂2 + 2 𝐻2 𝑂 (2.5)

Tetapi dalam prakteknya, udara mengandung ± 21% 𝑂2 dan ± 79% 𝑁2 . Serta


pembakaran yang 100% sempurna hanya didapat dalam laboratorium. Sehingga
dalam prakteknya, pembakaran akan berlangsung:

𝐶𝐻4 + 2 (𝑂2 + 79/21 𝑁2 ) → 𝐶𝑂2 + 2 𝐻2 𝑂 + 2 (79/21 𝑁2 ) + E (2.6)

Jadi untuk pembakaran 1 mol bahan bakar memerlukan udara pembakaran


(2) mol udara, serta menghasilkan 1mol 𝐶𝑂2, 2mol 𝐻2 𝑂, 2 (79/21) mol 𝑁2 dan
Energi.
Pembakaran bahan bakar pada motor bensin dimulai dengan pemasukan
campuran udara dan bahan bakar dari karburator menuju ruang bakar lewat katup
masuk yang kemudian dinyalakan oleh percikan nyala api dari busi pada tekanan
tertentu. Percikan nyala api busi tersebut kemudian membakar campuran yang telah
siap untuk terbakar dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sehingga terjadilah suatu
pembakaran yang kemudian bisa mendorong torak dari Titik Mati Atas ke Titik
Mati Bawah untuk menggerakkan poros engkol dan terjadilah putaran atau usaha
pada motor.
Proses pembakaran yang terjadi didalam ruang bakar merupakan
serangkaian kimia yang melibatkan campuran bahan bakar berupa HC dengan
oksigen. Proses pembakaran menghasilkan empat macam gas buang berupa CO2,
CO, NOX dan HC. Keempat macam gas buang ini terbentuk pada proses
pembakaran sempurna dan tidak sempurna.
Pada proses pembakaran sempurna, hasil pembakaran yang terbentuk
adalah CO2dan H2O. Proses pembakaran sempurna dapat dinyatakan dalam reaksi
berikut:

𝐶𝑋 𝐻𝑌 + n (𝑂2 + 3,76 𝑁2 ) → a 𝐶𝑂2 + b 𝐻2 𝑂 + 3,76 n 𝑁2 (2.7)

13
Sedangkan proses pembakaran tidak sempurna menghasilkangas buang
berupa CO, NOX, HC dan partikulat pengotor lainnya. Proses pembakaran tidak
sempurna dapat dituliskan dalam reaksi sebagai berikut:

P 𝐶𝑋 𝐻𝑌 + q (𝑂2 + 3.76 𝑁2 ) → a 𝐶𝑂2 + b 𝐻2 𝑂 + c CO + d HC + e 𝑁𝑂𝑋 + 3,76 n


𝑁2 + partikulat pengotor lainya (2.8)

2.7 Parameter Prestasi Mesin


Pada umumnya performance atau prestasi mesin bisa diketahui membaca
dan menganalisis parameter yang ditulis dalam sebuah laporan atau media lain.
Biasanya kita akan mengetahui daya, torsi, dan bahan bakar spesifik dari mesin
tersebut. Parameter itulah yang menjadi pedoman praktis prestasi sebuah mesin.
Secara umum daya berbanding lurus dengan luas piston sedang torsi
berbanding lurus dengan volume langkah. Parameter tersebut relatif penting
digunakan pada mesin yang berkemampuan kerja dengan variasi kecepatan operasi
dan tingkat pembebanan. Daya maksimum didefinisikan sebagai kemampuan
maksimum yang bisa dihasilkan oleh suatu mesin. Adapun torsi poros pada
kecepatan tertentu mengindikasikan kemampuan untuk memperoleh aliran udara
(dan juga bahan bakar) yang tinggi kedalam mesin pada kecepatan tersebut.
Sementara suatu mesin dioperasikan pada waktu yang cukup lama, maka konsumsi
bahan bakar suatu efisiensi mesinnya menjadi suatu hal yang dirasa sangat penting.
(Heywood, 1988 : 823).

2.8 Unjuk Kerja Motor Bakar


Pada motor bakar torak, daya yang berguna adalah daya poros, karena daya
poros itulah yang mengerakkan beban. Daya poros itu sendiri dibangkitkan oleh
daya indikator yang merupakan daya gas pembakaran yang menggerakkan torak.
Daya poros yang berputar ditimbulkan oleh bahan bakar yang dibakar dalam
silinder yang selanjutnya torak akan menggerakkan semua mekanisme pada motor
bakar. Unjuk kerja motor bakar tergantung dari daya poros yang dapat ditimbulkan.

14
2.9 Torsi
Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi torsi
adalah suatu energi. Besaran torsi adalah besaran turunan yang biasa digunakan
untuk menghitung energi yang dihasilkan dari benda yang berputar pada porosnya.
Adapun perumusan dari torsi adalah:
T = Fx r (N.m) (2.9)
Dimana:
T = Torsi benda berputar (N.m)
F = adalah gaya sentrifugal dari benda yang berputar (N)
r = adalah jarak benda ke pusat rotasi (m)

Karena adanya torsi inilah yang menyebabkan benda berputar terhadap


porosnya, dan benda akan berhenti apabila ada usaha melawan torsi dengan besar
sama dengan arah yang berlawanan. Pada motor bakar untuk mengetahui daya
poros harus diketahui dulu torsinya. Pengukuran torsi pada poros motor bakar
menggunakan alat yang dinamakan Dinamometer. Dinamometer biasanya
digunakan untuk mengukur torsi sebuah mesin. Adapun mesin yang akan diukur
torsinya tersebut diletakkan pada sebuah testbed dan poros keluaran mesin
dihubungkan dengan rotor dinamometer.

2.10 Daya Mesin (Power)


Daya mesin yang dihitung dengan satuan Kw (Kilo watts) atau Horse Power
(HP) mempunyai hubungan erat dengan torsi. Daya dirumuskan sebagai berikut:

P= Tx n (2.10)
Rumus diatas adalah rumus dasarnya, pada engine maka rumusnya menjadi
untuk mengukur Power (KW) adalah:

2𝜋.𝑛.𝑇
𝑃= (𝑘𝑊) (2.11)
6000

Dimana:
n = putaran mesin (rpm)

15
T = torsi (Nm)
60000 diartikan 1 menit = 60 detik, dan untuk mendapatkan kw =1000 watt.

2.11 Konverter Kit


Peralatan kit konversi terdiri dari tabung BBG tekanan tinggi (sekitar 200
bar), regulator gas, mixer, pipa, dan pressure gauge. Berikut adalah skema dari
converter kit untuk BBG.

Keterangan Gambar:
Gambar 2.3. Perangkat konveter LNG
1. Tabung LNG
2. Regulator Penurun
Tekanan
3. Manometer
4. Kran Gas
5. Kran Pembagi
6. Pencampur (mixer)
7. Mesin 1 Silinder 4
Langkah

Bahan bakar LNG yang berada dalam tabung bertekanan tinggi (1)
dikeluarkan dengan menurunkan tekanannya menggunakan regulator gas tekanan
tinggi (2). Gas yang sudah diturunkan tekanannya dialirkan melalui selang gas ke
kran gas (3) gas akan mengalir ke kran pembagi (4) untuk kemudian dialirkan ke
main jet dan pilot jet di dalam pencampur (mixer) (5). Udara yang masuk karena
kevakuman dalam ruang bakar akan bercampur dengan gas LNG dan kemudian
masuk ke dalam ruang bakar mesin satu silinder empat langkah (6).

16

Anda mungkin juga menyukai