LANDASAN TEORI
1
dikabutkan langsung ke ruang bakar, jadi kemungkinan bahan bakar terbuang
lebih sedikit.
Motor bensin dibedakan menjadi dua jenis yaitu motor bensin 4 langkah
dan motor bensin 2 langkah. Motor bensin 2 langkah adalah motor bensin
yang memerlukan 2 kali langkah torak (piston) atau 1 kali putaran poros
engkol untuk menghasilkan 1 kali pembakaran dan 1 kali langkah kerja.
Sedangkan motor bensin 4 langkah adalah motor bensin yang memerlukan 4
kali langkah torak atau 2 kali putaran poros engkol untuk menghasilkan 1
pembakaran dan 1 langkah kerja. Siklus kerja 4 langkah ini ditemukan pertama kali
oleh seorang ilmuan Jerman bernama Nicholas August Otto pada tahun 1876.
Pada siklus otto atau siklus volume konstan proses pembakaran terjadi
pada volume konstan, sedangkan siklus otto tersebut ada yang berlangsung
dengan 4 (empat) langkah atau 2 (dua) langkah. Untuk mesin 4 (empat)
langkah siklus kerja terjadi dengan 4 (empat) langkah piston atau 2 (dua) poros
engkol. Adapun langkah dalam siklus otto yaitu gerakan piston dari titik puncak
Gambar 2. 1. Diagram P-V dan T-S siklus otto (Cengel & Boles, 1994 : 458)
(TMA=titik mati atas) ke posisi bawah (TMB=titik mati bawah) dalam silinder.
2
Proses 2-3 : pemasukan kalor konstan, piston sesaat pada (TMA=titik mati
atas) bersamaan kalor suplai dari sekelilingnya serta tekanan dan temperatur
meningkat hingga nilai maksimum dalam siklus.
Proses 3-4 : proses isentropik udara panas dengan tekanan tinggi
mendorong piston turun menuju (TMB=titik mati bawah), energi dilepaskan
disekeliling berupa internal energi.
Proses 4-1 : proses pelepasan kalor pada volume konstan piston sesaat pada
(TMB=titik mati bawah) dengan mentransfer kalor ke sekeliling dan kembali
melangkah pada titik awal.
3
dari TMA ke TMB. Kedua katup masih dalam keadaan tertutup rapat sehingga
seluruh tenaga panas mendorong pistonuntuk bergerak.
d) Langkah Buang
Pada langkah buang ini katup masuk tertutup sedangkan katup buang
terbuka. Piston bergerak dari TMB menuju TMA mendesak gas sisi
pembakaran keluar melalui katup buang dan saluran buang (exhaust manifold)
menuju atmosfer.
4
silinder akan menentukan kualitas pembakaran dan akan berpengaruh terhadap
performancemesin dan emisi gas buang.
Sebagaimana telah kita ketahui sebagai bahan bakar motor bensin terutama
yang mengandung unsur-unsur karbon dan hidrogen yang dikenal dengan teori
mengenai pembakaran hidrogen tersebut.
a. Hidrokarbon terbakar bersama-sama dengan oksigen sebelum karbon
bergabung dengan oksigen.
b. Karbon terbakar lebih dahulu daripada hidrogen.
c. Senyawa hidrokarbon terlebih dahulu bergabung dengan oksigen dan
membentuk senyawa (hidrolisasi) yang kemudian dipecah secara terbakar.
Dalam pembakaran hidrokarbon yang biasa tidak akan terjadi gejala apabila
memungkinkan untuk proses hidrolisasi. Hal ini hanya akan terjadi bila
pencampuran pendahuluan antara bahan bakar dengan udara mempunyai waktu
yang cukup sehingga memungkinkan masuknya oksigen ke dalam molekul
hidrokarbon.
Bila oksigen dan hidrokarbon tidak bercampur dengan baik maka terjadi
proses cracking dimana pada nyala akan timbul asap. Pembakaran semacam ini
disebut pembakaran tidak sempurna. Ada 2 kemungkinan yang terjadi pada
pembakaran mesin berbensin, yaitu:
a. Pembakaran normal (sempurna), dimana bahan bakar dapat terbakar
seluruhnya pada saat dan keadaan yang dikehendaki. Mekanisme pembakaran
normal dalam motor bensin dimulai pada saat terjadinya loncatan api busi.
Selanjutnya api membakar gas yang berada disekelilingnya dan menjalar ke seluruh
bagian sampai semua partikel gas terbakar habis.
b. Pembakaran tidak sempurna (tidak normal), dimana sebagian bahan bakar
tidak ikut terbakar atau tidak terbakar bersama-sama pada saat dan keadaan yang
dikehendaki. Pada pembakaran tidak sempurna terjadi 2 peristiwa, yaitu knocking
(ketukan) dan pre-ignition.
5
2.4 Detonasi Pada Motor Bensin
Dalam keadaan tertentu maka pembakaran dalam silinder motor dapat
terjadi kenaikan yang sangat cepat dan kuat sehingga diluar terdengar suara
”knocking”. Kejadian inilah yang biasa disebut dengan detonasi akibat gelombang
detonasi yang ada dalam silinder, hingga didalamnya naik lebih cepat hingga 40
kg/cm tiap 0,001 detik
Detonasi ini dapat terjadi pada semua jenis motor bakar. Sifatnya sangat
merugikan, karena:
1. Mengurangi rendemen motor, sebab lebih banyak panas yang diserahkan
pada dinding silinder dari pada yang diubah menjadi usaha.
2. Mengakibatkan retak pada torak, batang dan komponen yang lain.
3. Mengakibatkan pembakaran yang terlampau pagi.
6
Panas atau kalor yang timbul karena pembakaran bahan bakar tersebut
disebut hasil pembakaran atau nilai kalor (heating value). Ada 3 (tiga) jenis bahan
bakar, yaitu:
Kriteria utama yang harus dipenuhi bahan bakar yang akan digunakan
dalam motor bakar adalah sebagai berikut:
1. Proses pembakaran bahan bakar dalam silinder harus secepat mungkin dan
panas yang dihasilkan harus tinggi.
2. Bahan bakar yang digunakan harus tidak meninggalkan endapan atau
deposit setelah pembakaran karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding
silinder.
3. Gas sisa pembakaran harus tidak berbahaya pada saat dilepas ke atmosfer.
7
2. Berat jenis bensin 0,65-0,75.
3. Pada suhu 400˚ bensin menguap 30-65%.
4. Pada suhu 1000˚ bensin menguap 80-90%
8
Ekstraksi menggunakan NRU/LNG cold box.
Penambahan unit purifikasi dan liquefaction pada sistem cryogenic NGL
plant.
Penambahan unit power liquefier.
Stasiun penurun tekanan (pressure letdown) pada jalur pipa transmisi gas.
Menggunakan Nitrogen cair sebagai unit pendinginan.
Tabel 2.1 Komposisi dan Spesifikasi LNG (sumber Jurnal Reza sukaharja, FT UI, 2009)
9
Tabel 2.2 Kandungan Kalor Dari Beberapa JenisBahan Bakar (sumber Jurnal Reza
sukaharja, FT UI, 2009)
10
terdiri 80 % isooktana dan 20% n-heptana mempunyai nilai oktan sebesar (80/100
x 100) + (20/100 x 0) = 80.
Besar angka oktan bahan bakar tergantung pada presentase isooktana
(𝐶7 𝐻18 ) dan normal heptana (𝐶7 𝐻16 ) yang terkandung didalamnya. Sebagai
pembanding, bahan bakar yang sangat mudah berdenotasi adalah normal heptana
(𝐶7 𝐻16 ) sedang yang sukar berdenotasi adalah isooktana (𝐶7 𝐻18 ).
Bensin yang cenderung kearah sifat normal heptana disebut bensin dengan
nilai oktan rendah (angka oktan rendah) karena mudah berdenotasi, sebaliknya
bahan bakar yang lebih cenderung kearah sifat isooktana dikatakan bensin dengan
nilai oktan tinggi atau lebih sukar berdenotasi. Misalnya suatu bensin mempunyai
angka oktan 90 akan lebih sukar berdenotasi daripada bensin beroktan 70. Jadi
kecenderungan bensin untuk berdenotasi dinilai dari angka oktannya. Isooktana
murni diberi indeks 100, sedangkan normal heptana murni diberi indeks 0. Dengan
demikian jika suatu bensin memiliki angka oktan 90 berarti bensin tersebut
cenderung berdenotasi sama dengan campuran yang terdiri atas 90% volume
isooktana dan 10% volume normal heptana. Nilai oktan yang harus dimiliki oleh
bahan bakar ditampilkan dalam tabel 2.1. berikut:
11
dari bahan bakar pada suhu dan tekanan tertentu. Unsur-unsur yang penting di
dalam bahan bakar yaitu, karbon, hidrogen dan sulfur. Pada umumnya udara terdiri
dari dua komponen utama yaitu oksigen dan nitrogen.
Tabel 2.4 Komposisi Oksigen dan Nitrogen pada volume udara kering.
12
𝐶𝐻4 + 2 𝑂2 → 𝐶𝑂2 + 2 𝐻2 𝑂 (2.5)
13
Sedangkan proses pembakaran tidak sempurna menghasilkangas buang
berupa CO, NOX, HC dan partikulat pengotor lainnya. Proses pembakaran tidak
sempurna dapat dituliskan dalam reaksi sebagai berikut:
14
2.9 Torsi
Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi torsi
adalah suatu energi. Besaran torsi adalah besaran turunan yang biasa digunakan
untuk menghitung energi yang dihasilkan dari benda yang berputar pada porosnya.
Adapun perumusan dari torsi adalah:
T = Fx r (N.m) (2.9)
Dimana:
T = Torsi benda berputar (N.m)
F = adalah gaya sentrifugal dari benda yang berputar (N)
r = adalah jarak benda ke pusat rotasi (m)
P= Tx n (2.10)
Rumus diatas adalah rumus dasarnya, pada engine maka rumusnya menjadi
untuk mengukur Power (KW) adalah:
2𝜋.𝑛.𝑇
𝑃= (𝑘𝑊) (2.11)
6000
Dimana:
n = putaran mesin (rpm)
15
T = torsi (Nm)
60000 diartikan 1 menit = 60 detik, dan untuk mendapatkan kw =1000 watt.
Keterangan Gambar:
Gambar 2.3. Perangkat konveter LNG
1. Tabung LNG
2. Regulator Penurun
Tekanan
3. Manometer
4. Kran Gas
5. Kran Pembagi
6. Pencampur (mixer)
7. Mesin 1 Silinder 4
Langkah
Bahan bakar LNG yang berada dalam tabung bertekanan tinggi (1)
dikeluarkan dengan menurunkan tekanannya menggunakan regulator gas tekanan
tinggi (2). Gas yang sudah diturunkan tekanannya dialirkan melalui selang gas ke
kran gas (3) gas akan mengalir ke kran pembagi (4) untuk kemudian dialirkan ke
main jet dan pilot jet di dalam pencampur (mixer) (5). Udara yang masuk karena
kevakuman dalam ruang bakar akan bercampur dengan gas LNG dan kemudian
masuk ke dalam ruang bakar mesin satu silinder empat langkah (6).
16