Anda di halaman 1dari 5

1.

Sejarah FMEA
Prosedur untuk melakukan FMEA digambarkan di United State (US) angkatan
bersenjata dengan prosedur militer dikumen MEL-P-1629 pada tahun 1949; direvisi
pada tahun 1980 sebagai MIL-STD-1629A. Pada awal 1960 , kontraktor untuk US
National Aeronautics and space administration (NASA) yang menggunakan varian
FMEA. Program NASA menggunakan varian FMEA termasuk Apollo, Viking,
Volyager, Magellan, Galileo, dan Skylab. Industri penerbangan sipil adalah adopter
awal FMEA, dengan Society for Automotive Enginers (SAE) penerbitan ARP926
pada tahun 1967. Setelah dua revisi, ARP926 dengan digantikan oleh ARP4761, yang
sekarang secara luas digunakan dalam penerbangan sipil. Industri otomotif mulai
menggunakan FMEA pada pertengahan 1970.
The Ford Motor Company memperkenalkan FMEA untuk industrv otomotif
untuk keselamatan dan pertimbangan peraturan. Ford menerapkan pendekatan yang
sama untuk proses PFMEA untuk mempertimbangkan proses potensial yang
disebabkan kegagalan sebelum meluncurkan produksi. The SAE J1739 pertamakah
diterbitkan standar terkait pada tahun 1994. Standar ini juga sekarang dalam edisi
keempat. Meskipun awalnya dikembangkan oleh militer, metodelogi FMEA sekarang
banyak digunakan dalam berbagai industrI termasuk pengolahan semikonduktor,
pelayanan makanan, plastic, perangkat lunak, dan kesehatan.
2. Pengertian FMEA
FMEA adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan
mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan. FMEAdigunakan untuk
mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab dari suatu masalah. Terdapat dua
penggunaan FMEA yaitu dalam bidang desain (FMEA Desain) dan dalam proses
(FMEA Proses).
3. Langkah Dasar FMEA
Aktifitas utama dalam melakukan FMEA di rumah sakit antara lain
a. Analisa Failure mode
Failure mode adalah proses atau subproses yang melalui berbagai cara dapat
gagal memberikan hasil yang diharapkan.
b. Analisa masalah (hazard analysis)
Adalah proses mengumpulkan dan mengevaluasi informasi mengenai masalah
yang berkaitan dengan proses yang dipilih (area menjadi focus FMEA) dengan
tujuan memperoleh daftar masalah atau kesalahan yang significant, yang paling
sering menyebabkan cidera atau sakit.
c. Menetapkan control yang efektif
Adalah menentukan langkah pencegahan (barrier) untuk menhilangkan atau
mengurangi secara significant semua kemungkinan terjadinya masalah atau
problem dalam aktifitas sehari-hari.
Langkah-langkah FMEA (Join Comission Resource):
1) Menetukan proses yang mempunyai risiko tinggi dan membentuk turn (Select
a high risk process and assemble a team)
2) Menyususn diagram proses (Diagram the process)
3) Brainstorming potential failure modes and akibat-akibat yang ditimbulkan (
Brainstorm potential failure modes and determine their effect)
4) Menentukan prioritas failure modes (Prioritize failure modes)
5) Identifikasi akar penyebab masalah dari failure mode (identify root causes of
failure modes)
6) Menetukan rancangan ulang proses
7) Analisa dan pengujian proses baru (Analyze and test the new process)
8) Implementasi dan monitoring rancangan ulang proses (Implement and monitor
the new process)
4. Identifikasi Element-Element FMEA Proses
Element FMEA dibangun berdasarkan informasi yang mendukung analisa.
Beberapa element-elemant FMEA adalah sebagai berikut:
a. Nomer FMEA (FMEA Number)
Berisi nomer dokumentasi FMEA yang berguna untuk identifikasi dokumen.
b. Jenis (item)
Berisi nama dan kode nomer sistem, subsistem atau komponen dimana akan
dilakukan analisa FMEA.
c. Penanggung Jawab Proses (Process Responsibility)
d. Adalah nama departemen’bagian yang bertanggung jawab terhadap
berlangsungnya proses.
e. Fungsi Proses (Process Fungtion)
Adalah deskripsi singkat mengenai proses pembuatan item dimana sistem akan
dianalisa.
f. Bentuk Kegagalan Potensial (Pontential Failure Mode)
Merupakan suatu kejadian dimana proses dapat dikatakan secara potential gagal
untuk memenuhi kebutuhan proses atau tujuan akhir produk.
g. Effek Potensial dari kegagalan (potential Effect of Failure)
Merupakan suatu efek dari bentuk kegagalan terhadap pelanggan. Dimana setiap
perubahan dalam variable dipengaruhi proses akan menyebabkan proses itu
menghasilkan produk diluar batas-batas spesifikasi.
h. Tingkat Keparahan (Se\’erity)
Penilaian keseriusan efek dari bentuk kegagalan potensial.
i. Klasifikasi (Classification)
Merupakan dokumentasi terhadap klasifikasi karakter khusus dari subproses untuk
menghasilkan komponen, sistem atau subsistem tersebut.
j. Effect Potensial dari kegagalan (Potential Failure Mode)
Merupakan suatu kejadian dimana proses dapat dikatakan secara potensial gagal
untuk memenuhi kebutuhan proses atau tujuan akhir produk.
k. Keterjadian (Occurrance)
Adalah sesring apa penyebab kegagalan spesifik terjadi.
l. Pengendalian Proses saat ini (Current Process Control)
Merupakan penilaian deskripsi dari alat pengendali yang dapat mencegah atau
memperbesar kemungkinan bentuk kegagalan terjadi atau mendeteksi terjadinya
bentuk kegagalan tersebut.
m. Deteksi (.Detection)
Merupakan penilaian dari kemungkinan alat tersebut dapat mendeteksi penyebab
potensial terjadinya suatu bentuk kegagalan
n. Nomer Prioritas Resiko (Risk Priority Number)
Merupakan angka prioritas resiko yang didapatkan dari perbaikan Severity,
Occurrence, dan Detection.
RPN = S * O * D
o. Tindakan yang direkomendasikan (Recommended Action)
Setelah bentuk kegagalan diatur sesuai peringkat RPN nya , maka tindakan
perbaikan harus segera dilakukan terhadap bentuk kegagalan dengan nilai RPN
tinggi.
p. Tindakan Yang diambil (Action Taken)
Setelah tindakan diiplementasikan, dokumentasikan secara singkat uraian tindakan
tersebut serta tanggal effektifnya.
q. Hasil RPN (.Resulting RPN)
Setelah tindakan perbaiakan diidentifikasi., perkiraan dan rekam Occurrence,
Severity, dan Detection baru yang dihasilkan serta hitung RPN yang baru. Jika
tidak ada tindakan lebih lanjut diambil maka beri catatan.
r. Tindakan Lanjut (Follow Up)
Dokumentasi proses FMEA akan menjadi dokumen hidup dimana akan dilakukan
perbaikan terus menerus sesuai kebutuhan.
5. Analisa Sistem Pengukuran (Measurement System analysis)
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kemapuan alat ukur yang dipakai
untuk mendeteksi terjadinya suatu kegagalan dalam proses. Dari perhitungan akan
didapatkan Gage repeatability, reproducibility\ dan nilai number of distinct category.
6. Cause and Effect Diagram
Diagram ini disebut juga dengan diagram tulang ikan karena bentuknya seperti
ikan. Selain itu disebut juga dengan diagram Ishikawa karena yang menemukan
adalah Prof. Ishikawa yang berasal dari jepang. Diagram ini digunakan untuk
menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan dalam
menentukan karakteristik kualitas output kerja, mencari penyebab-penyebab yang
sesungguhnya dari suatu masalah.

Gambar 1 Diagram Ishikawa (Fajar, 2006)

7. Pareto Diagram
Untuk mengidentifikasi penyebab terbesar yang terjadi dapat digunakan pareto
diagram. Pareto digunakan untuk menstrafikasi data ke dalam kelompok- kelompok
dari yang terbesar sampai terkecil. Dengan bentuknya berupa diagram batang, pareto
berguna untuk mengidentifikasi kejadian-kejadian atau penyebab masalah yang paling
umum. Analisa paretro didsarkan pada hokum 80/20 yang berarti bahwa 80%
kerugian hanya disebabkan oleh hanya 20% masalah tersebar.
8. Penggunaan Failure Mode and Effect Anah sis (FMEA)
Penggunaan FMEA awalnya pada desain proses yang memungkinkan teknisi
untuk mengetahui kegagalan dan menghasilkan keandalan, keamanan dan produk
yang sesuai keinginan konsumen.
Tipe-Tipe FMEA sebagai berikut:
a. Sistem yang berfokus pada fungsi sistem secara global
b. Desain, yang berfokus pada kompenen dan dan subsistem
c. Proses, yang berfokus pada manufaktur dan perakitan
d. Service, yang berfokuspada fungsi pelayanan
e. Software, yang berfokus pada fungsi Software
FMEA adalah suatu dokumen hidup sepanjang siklus hidup pengembangan
produk selalu berubah dan diperbarui. Perubahan ini dapat sering juga
memperkenalkan gaya kegagalan baru. Oleh karena itu perlu untuk meninjau ulang
dan memperbarui FMEA ketika :
a. Suatu produksi baru atau proses sedang diaktifkan
b. Perubahan dibuat kepada kondisi operasi proses atau produk diharapakn
untuk berfungsi.
c. Suatu perubahan dibuat baik untuk produk maupun proses mendesain
d. Peraturan baru dibuat
e. Umpan balik pelanggan menandai permasalahan dalam produk dan proses.

Anda mungkin juga menyukai